Anda di halaman 1dari 27

KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN LANJUT

A. PENGERTIAN DAN RASIONEL KETERAMPILAN BERTANYA DASAR


DAN LANJUT
Bertanya adalah kegiatan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Di kantor, di rumah, di
pasar, di perjalanan, di sekolah dan di mana saja selalu terjadi kegiatan tanya jawab ini.
Pertanyaan di dalam kehidupan sehari-hari, biasanya bertujuan memperoleh informasi
mengenai hal yang belum diketahui penanya. Upamanya seorang menayakan, berapa harga
sebuah kemeja. Pertanyaan ini diajukan karena ia belum mengetahui harganya, dan ingin
mengetahuinya. Demikian pula bila seorang dalam perjalanannya menanyakan
jalamn jurusan ke Bogor. Tujuan pertanyaannya ialah untuk memperoleh informasi
yang tepat mengenai jalan jurusan Bogor, yang belum diketahuinya.
Dalam proses belajar-mengajar tujuan pertanyaan yang diajukan guru ialah agar
siswa belajar, yaitu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikir. Dalam proses belajar-mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat
tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa, sehingga siswa dapat
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir, dimasukkan
dalam golongan pertanyaan. Contoh : “Siapa Presiden Republik Indonesia ? “ Ini
adalah kalimat tanya yang meminta siswa mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya. Contoh lain : “Jelaskan pendapatmu mengenai keadaan air tanah di
Pulau Jawa pada tahun 2000 jika kelestarian lingkungan diabaikan!” Kalimat ini
bukan kalimat tanya melainkan kalimat suruhan yang menuntut siswa
mengembangkan kemampuan berfikirnya, menyusun apa yang telah diketahuinya,
untuk membnetuk suatu ramalan. Sebab itu kalimat suruhan ini termasuk pula
dalam golongan pertanyaan.
Dalam proses belajar-mengajar umumnya guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa-siswanya. Cara yang ditempuh guru dalam mengajukan pertanyaan
mempunyai pengaruh dalam pencapaian hasil belajar dan peningkatan cara berpikir
siswa. Cara mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bagi kegiatan belajar
siswa merupakan satu hal yang tidak mudah. Sebab itu seorang guru atau calon
guru perlu berusaha agar memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai
salah satu dari keterampilan mengajar.
Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa
komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan,
sedang kan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan
bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangan kemampuan
berpikir siswa, memperbesar partisipsi dan mendorong siswa agar dapat
berrinisiatif sendiri.
Ada beberapahal yang menjadi alasan penting mengapa keteram pilan
bertanya ini sangat perlu dimiliki guru dan jalon guru. Pertama, telah berrakarnya
kebiasan mengajar dengan menggunakan metode ceramah , yang cenderung
menempatkan guru sebagai sumber impor masi sedang siswa menerima imformasi
yang pasif. Kedua, latarbelakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat yang kurang bisa mengaju kan pertanyaan dan mengeluarkan pendapat.
Ketiga, mengalakan penerapan gagasan. Cara Balajar Siswa Aktif sekarang ini,
menuntut siswa lebih banyak terlibat secara mental dalam proses belajar –mengajar,
seperti bertanya berusaha menemukan jawaban-jawaban masalah yang dihadapi.
Keempat, pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mangatakan
bahwa pertanyaan hanya dipakai untuk mengepaluasi hasil belajar siswa.
Bedasarkan keempat haltersebut diatas jelas bahwa penguasaan keteram
pilanbertanya dengan seorang guru sangat penting, karena dengan pengugnaan
keterampilan bertanya yang epektif danefesien dalam proses belajar –mengajar
diharapkan timbul perubahan sikap padaguru dansiswa. Perubahan padaguru ialah
dari banyak memberi impormasi ,. Menjadi lebih banyak mengandung interaksi.
Pada siswa, darilebih banyak mendengarkan impormasi guru menjad lebih banyak
berpartisipasi dalam bertanya menjawab dan mengajukan pendapat.

C. PENGGUNAAN KETERAMPILAN BERTANYA


DASAR DAN LANJUT
Seseorang guru yang mengajukan pertanyaan dengan menggunakan
keterampilan bertanya secara tepat, dan mengharapkan tercapainya beberapa tujuan
yang merupakan kemungkinan kemampaatan dari penggunaan keterampilan
bertanya dalam kelas.
1. Tujuan yang dapat dicapai
Pertanyaan yang diajukan kepada siswa brtujuan untuk :
a) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
pokok bahasan
b) Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu bahasan atau konsep.
c) Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat sswa
belajar.
d) Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
e) Memberikan kesempatan kepaad siswa untuk mengasimilasikan
informasi.
f) Mendorong siswa mengemukakan pandangannya daalm diskusi.
g) Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Dalam usaha pencapaian tujuan tersebut dia tas, ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian guru waktu menggunakan keterampilan bertanya dalam proses
belajar mengajar, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya
lanjut.
a) Kehangangatan dan keantusasan
Untuk meningkatkan partispasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru
perlu menunjukkan sikap kehangatan, baik pada waktu mengajukan
pertanyaan, maupun ketika menerima jawaban siswa. Daalm hal ini
keterampilan memberikan penguatan, baik yang verbal maupun non verbal
perlu dilaksanakan sebaik-baiknya. Sikap dan gaya guru, termasuk suara,
ekspresi wajah, dan gerakan atau posisi badan menampakan ada tidaknya
kehangatan dan keantusiasan. Satu cara lain lagi yang dapat menunjukkan
adanya kehangatan dan keantusiasan. Guru ialah dengan cara menerima
jawaban siswa dan menggunakan jawaban itu sebagai titik tolak uraian
selanjutnya .
b) Kebiasaan-kebiasaan yang perlu dihindari
Di dalam mengajukan pertanyaan ada beberapa kebiasaan yang perlu
dihindari. Kebiasaan-kebiasaaan yang dimaksud antara lain ialah :
(1) Mengulangi pertanyaan sendiri
Guru yang terbiasa mengulangi pertanyaan sendiri, meneyebabkan
menurunnya perhatian dan partisipasi siswa. Sering terjadi, sebelum
siswa mendapat kesempatan cukup untuk memikirkan dan memberi
jawaban, guru mnegulangi pertanyaannya sendiri. Kebiasaan ini akan
menyebabkan siswa tidak memperhatikan pertanyaan guru, karena
mengharapkan pertanyaan itu akan diulang.
(2) Mengulangi jawaban siswa
Setelah guru bertanya dan siswa menjawab, sering terjadi guru
mengulangi jawaban siswa itu. Kadang-kadang hal ini memang dapat
merupakan satu penguatan terhadap jawaban siswa. Tetapi apabila
mengulangi jawaban siswa ini telah menjadi kebiasaan guru, akan
terjad hal-hal yanga tidak dikehendaki, antara lain :
Waktu terbuang untuk mengulang jawaban yang sebenarnya tidak
perlu, siswa tidak mendengarkan dan memperhatikan jawaban
temannya, karena mengharapkan guru mengulangi jawaban itu,
sehingga mengurangi kesempatan siswa belajar dari jawaban siswa
lainnya.
(3) Menjawab pertanyaan sendiri
Sering guru menjawab pertanyaannya sendiri sebelum siswa
mendapat kesempaatn yang cukup untuk memikirkan jawabannya.
Kebiasaan ini akan membuat siswa frustasi dan mungkin mereka tidak
mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa akan beranggapan bahwa
mereka tidak perlu memikirkan jawabannya, sebab guru akan
menjawabnya. Satu akibat yang lebih buruk lagi ialah siswa-siswa
menampakkan sikap menyetujui jawaban guru sehingga ia
berpendapat mereka telah memahami pelajarannya, padahal belum
tentu demikian.
4) Pertanyaan yang memancing jawaban serentak
Kadang-kadang guru mengajukan pertanyaan yang sifatnya meminta siswa serentak
menjawab bersama-sama. Ada beberapa jenis pertanyaan yang mempunyai sifat
demikian. Pertama , pertanyaan yang jawabnya terlalu mudah atau yang telah diketahui
semua siswa, umpamanya, “Apa Ibukota Republik Indonesia”? atau “Siapakah Presiden
Republik Indenesia sekarang”?. Kedua, pertanyaan yang mempunyai kata-kata pancingan
tertentu yang mengundang jawaban yang serentak. Contoh : “ Apakah kamu semuanya
telah pernah pergi ke pasar”? “ Apakah kalian telah memahami penjelasan bapak tadi “?
Kata-kata kamu semuanya dalam pertanyaan pertama dan kalian dalam pertanyaan kedua
mempunyai kecendrungan memancing semua siswa menjawab secara serentak.
Pertanyaan yang tidak termasuk kedua jenis pertanyaan diatas, dapat saja dijawab
serentak oleh siswa, jika guru secara tidak sadar telah membiasakan siswanya menjawab
serentak. Kebiasaan ini perlu dihindari, karena dengan menjawab serentak guru tidak
dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar menjawab dan siapa yang salah, yang
menutup kemungkinan berinteraksi selanjutnya.
(5) Pertanyaan ganda
Kadang – kadang secara sadar atau tidak, guru mengajukan pertanyaan yang meminta
siswa melakukan lebih dari satu tugas. Contoh : “Siapakah pemimpin kelompok orang
belanda yang pertama-tama datang ke Indonesia, mengapa mereka datang, dan apa akibat
kedatangan mereka itu bagi bangsa Indonesia?”. Dalam pertanyaan ini terdapat tiga tugas
sekaligus. Pertanyaan ganda ini dapat mematahkan semnagat siswa yang hanya sanggup
menyelesaikan satu dari semua tugas itu, dan karena itu partisipasi siswa dapat berkurang.
Pertanyaan ini seharusnya diajukan dalam tiga pertanyaan yang terpisah. Sebab itu jenis
pertanyaan ganda ini perlu dihindari.
(6) Menentukan siswa tertentu untuk menjawab, sebelum mengajukan pertanyaan.
Kebiasaan ini dapat menyebabkan siswa yang tidak ditentukan untuk menjawab tidak
memikirkan jawaban pertanyaan. Sebab itu pertanyaan hendaknya ditujukan ke seluruh
kelas lebih dahulu, dan setelah menunggu sejenak, barulah ditentukan siswa yang
menjawabnya.
II. KOMPONEN-KOMPONEN KETRAMPILAN
BERTANYA DASAR

Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen. Pemahaman guru


tentang komponen-komponen ini serta penguasaan penggunaannya merupakan faktor penting
dalam usaha pencapaian tujuan penggunaan pertanyaan dalam kelas. Komponen-komponen
yang dimaksud adalah :
1) Pengungkapan Pertanyaan secara Jelas dan Singkat
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat, dengan menggunakan
kata-kata yang dapat dipahami siswa. Susunan kata-kata dalam pertanyaan perlu
disesuiakan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa. Guru perlu sekali menyadari
bahw ada perbedaan perbendaharaan kata antara dirinya dengan siswa. Oleh karena itu
harus diusahakan agar jangan sampai siswa tidak menjawab pertanyaan karena tidak
mengerti kata-kata yang digunakan dalam kalimat pertanyaan guru. Demikian pula
pertanyaan yang panjang dan berbelit-belit sulit diikuti siswa. Bandingkanlah pertanyaan
berikut ini : “Apa yang menyebabkan sehingga penyusunan isi buku-bukupaket bila
dibandimgkan dengan kurikulum 1975, tidaklah serasi?”, denagn “Mengapa urutan isi
buku paket tidak serasi dengan kurikulum 1975?”
2) Pemberian Acuan
Sebelum mengajukan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan
berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan
dari siswa. Pemberian acuan (structuring) ini memungkinkan siswa memakai serta
mengolah informasi informasi itu untuk menemukan jawaban pertanyaan dan menolong
siswa tetap mengarahkan pikirannya kepada topik yang sedang dibicarakan. Pemberian
acuan ini dapat diberikan pada permulaan pelajaran atau sewaktu-waktu sementara
pelajaran berlangsung. Perhatikan contoh pemberian acuan berikut ini : “Kita telah
mengetahui bahwa erosi tanah dapat disebabkan oleh air dan angin, terutama bila tidak
ada atau sedikit sekali tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dipermukaan tanah itu. Coba
jelaskan permukaan tanah yang bagaimana lagi yang mudah terjadi erosi tanah oleh air?”
3) Pemusatan
Pertanyaan dapat dibedakan atas dua macam berdasarkan batas lingkupnya, yaitu
pertanyaan luas, dan pertanyaan sempi. Kedua jenis pertanyaan ini dapat dipakai dalam
kegiatan belajar mengajar.
Pemakaian tergantung pada tujuan pertanyaan dan pokok dalam diskusi yang
hendaknya ditanyakan. Pada umunya dimulai dengan pertanyaan berfokus luas, kemudian
diikuti dengan pertanyaan yang lebih khusus, yang berfokus sempit sesuai dengan tujuan
khusus diskusi, Contoh : “Tarian jenis apa saja yang dipertunjukan di Taman Ismail
Marzuki waktu berkunjung di sana kemarin?”Ini adalah pertanyaan luas, sebab batas
rentangnnya luas pula. Semua tarian yang dipertunjukan disana menajdi jawabannya.
Pertanyaan ini dapat disusul dengan pertanyaan yang sempit seperti “Tarian mana di
antara tarian-tarian itu yang paling anda senagi?”
Pertanyaan ini lebih sempit lingkupnya, akrena dari sekian banyak tarian yang dilihat
di Taman IsmailMarzuki, penanya memusatkan perhatian hanya kepada tarian yang
paling disenangi, yang nanti menjadi pokok diskusi. Proses semacam ini yang dimaksud
dengan pemusatan ( focusing)
4) Pemindahan giliran
Kadang-kadang satu pertanyaan, terutama pertanyaan yang luas, perlu dijawab oleh
lebih dari seorang siswa, karena sering kali jawaban siswa belum benar atau belum
memadai. Untuk ini guru dapat menggunakan teknik pemindahan giliran ( redirecting).
Mula-mula guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, kemudian memilih
beberapa siswa untuk menjawab dengan cara menyebut nama mereka atau dengan
menunjuk siswa-siwa itu.
Contoh : Guru mengajukan pertanyaan berikut kepada seluruh kelas: Kesan –kesan
apa yang kalian peroleh dari karya wisata yang kita lakukan kemarin?” Setelah diam
sejenak guru meminta seorang siswa menjawab. Kemudian guru meminta seorang siswa
yang lain lagi memberikan jawabannya. Sesudah itu dapat diminta pula siswa yang
ketiga. Cara inilah yang dimaksud dengan pemindahan giliran.
Cara ini dapat mempertinggi perhatian dan interaksi antar siswa karena tiap siswa
harus memperhatikan jawaban temannya.
5) Penyebaran.
Untuk melibatkan siswa sebanyak-sebanyaknya di dalam pelajaran guru perlu
menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru hendaknya berusaha agar
semua siswa mendapat giliran secara merata. Apabila seorang guru pada waktu mengajar
berdiri terlalu dekat ke deretan meja depan, biasanya secara tidak sadar dia melupakan
pemberian giliran menjawab kepada siswa-siswa yang duduk di deretan terdepan tersebut.
Perlu dipahami beda antara komponen penyebaran pertanyaan dengan pemindahan
giliran. Pada pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab
pertanyaan yang sama, sedang pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda
disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula.
6) Pemberian Waktu Berpikir.
Sesudah mengajukan satu pertanyaan ke seluruh siswa, guru perlu memberikan waktu
beberapa detik untuk berpikir, sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk
menjawabnya. Teknik memberikan waktu berpikir ini sangat perlu agar siswa mendapat
kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban.
7) Pemberian Tuntunan.
Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah, atau tidak dapat memberikan
jawaban, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat menemukan
jawaban yang benar. ada tiga cara yang dapat dipakai guru dalam memberikan tuntunan
ini (prompting).
(a). Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan itu dengan cara lain yang lebih
sederhana dan dengan susunan kata yang lebih mudah dipahami siswa.
Contoh: Guru bertanya: “jika p = 4 dan c = 5; berapakah p 2 + p x q?”.
Karena siswa tidak dapat menjawab, guru mengubah pertanyaan itu menjadi:
“ Berapakah p x p + p x q?”. Setelah dibuat demikian barulah siswa dapat
menjawab; bahwa selanjutnya menjelaskan bahwa p2 = p x p

(b). Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang jawabannya dapat
dipakai menuntun siswa menemukan jawaban pertanyaan semuala.
Contoh: “Bagaimana keadaan ekonomi bangsa yang dijajah?”. Karena siswa
tidak dapat menjawab, guru mengajukan serentetan pertanyaan untuk
menuntutnya sebagai berikut: “ Apakah penjajah suka menolong bangsa
yang dijajahnya? Apakah penjajah suka membangun ekonomi bangsa
jajahannya? JIka tidak, bagaimana keadaan ekonomi bangsa yang dijajah?
(c). Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan
pertanyaan itu.
Contoh: “ Bagaimana keadaan ekonomi bangsa yang dijajah?”. Karena
siswa tidak dapat menjawab, guru mengulangi penjelasan sebelumnya,
dengan mengatakan: “Ingatlah, bapak telah mengatakan kepadamu dahulu
bahwa penjajah tidak mempedulikan kepentingan bangsa yang dijajahnya,
misalnya hasil bumi dibawa ke negarinya, dan rakyat dibiarkan melarat, jadi
kalau demikian, bagaimana keadaan ekonomi bangsa yang dijajah?”
III. PENGGUNAAN KETERAMPILAN BERTANYA LANJUT
DALAM KELAS.

A. KEMUNGKINAN KEMANFAATAN PENGGUNAAN.


Kemungkinan-kemungkinan kemnafaatan penggunaan ketermapilan bertnya dasar
dalam proses belajar-mengajar berlaku pula bagi ketermapilan bertanya lanjut. Tetapi masih
ada kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya yang belum dapat dijangkau oleh ketermapilan
bertanya dasar yaitu usaha – uasaha yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan
kemepuannya mengatasi masalah dan berfikir secara tajam baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama. Oleh karena itu kemungkinan-kemungkinan kemanfaatan penggunaan
ketermapilan bertanya lanjut meliputi:
1). Mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisasi, dan
menilai informasi yang didata;
2). Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan yangdidasarkan atas informasi yang lengkap dan relevan;
3). Mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide, dan mengemukakan ide-ide itu
kepada anggota kelompoknya secara timbal balik;
4). Memberi kesempatan kepada semua anggota kelompok memeperoleh sukses
melebihi yang biasa dicapai, misalnya menemukan ide-ide baru atau hal-hal lain
yang lebih lengkap.

B. PRINSIP PENGGUNAAN.
Penggunaan keterampilan bertanya lanjut dalam proses belajar-mengajar dengan
tujuan-tujuan seperti tersebut di atas hanya mungkin tercapai jika ketermapilan bertanya
lanjut itu dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip itu
meliputi:
1). Prinsip-prinsip yang berlaku pada ketermapilan bertanya dasar seperti kehangatan
dan keantusiasan, menghindari kebiasaan mengulangi pertanyaan sendiri,
mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan
ganda dan pertanyaan yang memenacing jawaban serentak;
2). Pemberian waktu berpikir yang lebih lama dibanding dengan waktu yang
disediakan bagi keterampilan bertanya dasar agar siswa dapat menjawab
pertanyaan dengan lebih baik; Disamping pemberian waktu berpikir, setelah guru
mengajukan pertanyaan diperlukan pula tenggang waktu sejenak setelah siswa
menjawab pertanyaan. Hal ini diperlukan bagi siswa lain agar mereka mendapat
kesempatan membayangkan jawaban itu dan dapat menyusun pendapat
berdasarkan jawaban tersebut. Sedangkan guru akan memperoleh kesempatan
untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
3). Guru hendaknya menyiapkan pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan
selama jama pelajaran. Dengan disusunnya pertanyaan-pertanyaan pokok lebih
dahulu guru akan dapat secara teratur mengemukakan pertanyaan yang
memungkinkan adanya perubahan dari tingkat sederhana ke tingkat yang lebih
kompleks dan dari tingkat konkret ke tingkat abstrak. Di samping itu dengan
pertanyaan pokok itu guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan lebih
baik.
4). Menilai pertanyaan pokok sesudah pelajaran. Penilaian ini sangat penting, sebab
dengan penilaian itu guru dapat mengtahui pertanyaan yang telah disusunnya itu
terlalu banyak atau terlalu sedikit dibanding dengan waktu yang tersedia. Ditinjau
dari segi siswa apakah kualitas jawaban dari pertanyaan pokok itu benar-benar
meningkatkan daya nalar mereka dan apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut
mamapu melibatkan sejumlah besar siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta
memungkinkan interaksi antar siswa. Akhirnya jika ditinjau dari materi pelajaran,
dapat diketahui, apakah pertanyaan pokok itu telah mencakup seluruh materi
pelajaran yang diajarkan atau belum.

V. KOMPONEN-KOMPONEN KETRAMPILAN BERTANYA LANJUT

Ketrampilan bertanya lanjut dibentuk di atas landasan penguasaan komponen-


komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar yaitu : pengungkapan
pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan giliran,
penyebaran, pemberian waktu berfikir dan pemberian tuntunan masih dipakai dalam
penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Tetapi komponen-komponen itu tidak diuraikan lagi
dalam bagian ini. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : (1) pengubahan
tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan; (2) pengaturan urutan pertanyaan; (3)
penggunaan pertanyaan pelacak;dan (4) peningkatan terjadinya intraksi.

A. PENGUBAHAN TUNTUTAN TINGKAT KOGNITIF


DALAM MENJAWAB PERTANYAAN

Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengundang proses mental yang berbeda-
beda. Ada yang menuntut proses mental yang rendah, dan ada pula pertanyaan yang
menuntut proses mental yang tinggi. Oleh karena itu guru dalam mengajukan pertanyaan
hendaknya dapat berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
dari tingkat yang sekedar mengingat kembali fakta-fakta yang telah dipelajari siswa, ke
berbagai tingkat kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti tingkat pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi*). Selain menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disusun
dengan memperhatikan taksonomi Bloom tersebut, guru dapat pula menyusun dan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak ( probing) untuk memenuhi maksud pengubahan
tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan. Tentang pertanyaan pelacak dapat
dilihat komponen C.

B. PENGATURAN URUTAN PERTANYAAN


Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih
tinggi dan kompleks guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada
siswa. Misalnya, pertama guru mengujukan pertanyaan pemahaman , setelah itu pertanyaan
penerapan, analisis, sintesis dan akhirnya pertanyaan evaluasi. Sebaliknya jangan bolak-balik
tidak menentu, misalnya jika guru sudah sampai pada pertanyaan analisis lalu kembali lagi
pada pertanyaan penerapan atau pemahaman dan setelah itu kembali lagi pertanyaan analisis.
Perpindahan secara tidak menentu, bolak-balik, maju-mundur semacam itu hanya akan
menimbulkan kebingungan siswa dan karenanya partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran
akan dapat menurun. Untuk itu guru hendaknya jangan cepat-cepat pindah dari pertanyaan-
pertanyaan yang bermaksud melacaki atau membangun tingkat bkognitif tertentu, tetapi
sebaliknya siswa dapat memberi kesempatan untuk bekerja beberapa waktu lamanya pada
satu tingkat tertentu saja dulu, sampai mantap, baru pindah ke tingkat kognitif selanjutnya.
C. PENGGUNAAN PERTANYAAN PELACAK

Jika jawaban yang diberikan siswa oleh guru banar, tetapi masih dapat ditingkatkan
menjadi lebih sempurna maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada
siswa tersebut. Sedikitnya ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan guru.

1). Klarifikasi
Jika siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang kurang jalan atau kurang tepat
kata-katanya, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa tersebut
menjelaskan atau mengatakan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa itu menjadi
lebih baik.
Conto :
- Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud dengan ……
- Dapatl\kah kamu menjelaskannya dengan kata-kata lain ?
- Dapatkah kamu membuat rangkuman singkat dari penjelasan itu ?
2) Meminta Siswa memberikan alasan
Guru dapat meminta siswa memberikan bukti untuk menunjang kebenaran suatu
pandangan yang diberikan dalam menjawab pertanyaan guru.
Contoh :
- Apa buktinya bahwa apa yang kamu katakana itu benar ?
- Mengapa kamu mengatakan demikian ?
- Bagaimana kamu mendapat kesimpulan semacam itu ?
3) Meminta kesepakatan pandangan.
Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa-siwa lainnya untuk menyatakan
persetujuan atau penolakan mereka serta memberikan alasan-alasannya terhadap suatu
pendangan yang diungkapkan oleh seseorang siswa dengan maksud agar diperoleh
pandangan yang benar dan dapat diterima oleh semua pihak.
Contoh :
- Siapa setuju dengan jawaban itu? Mengapa?
- Adakah yang tidak setuju dengan pandangan itu ?
- Beri alasan mengapa kamu tidak setuju ?
4) Meminta ketepatan jawaban.
Bila jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali
jawaban itu agar diperoleh jawaban yang tepat dengan mengajukan pertanyaan pelacak.
Pertanyaan tersebut tentu saja tidak boleh membuat siswa malu. Andaikata akan
menyebabkan malu, lebih baik guru menggunakan teknik pemindahan giliran.
Contoh :
Guru : Siapa yang memilih presiden di Negara kita?
Siswa : Rakyat
Guru : Ya. Tapi apakah rakyat langsung memilihnya ?
Siswa : Tidak. Presiden dipilih rakyat melalui wakil-wakil mereka di MPR

5) Meminta jawaban yang lebih relevan


Jika jawaban siswa kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan guru, maka guru
dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali kewajaran
jawabanya atau mengemukakan kembali dengan kata-kata lain sehingga jawaban tersebut
benar dan relevan.
Contoh :
- G : (Guru baru saja menerangkan masalah polusi di kota besar, lalu bertanya kepada
siswa) “Akibat –akibat buruk apa saja yang dapat timbul pada daerah industri ?”
- S : Penduduk desa akan berdatangan ke kota mencari pekerjaan, sehingga upah buruh di
kota menjadi murah.
- G : “Bagaimana hubungan jawabanmu itu denagn masalah polusi yang baru bapak
terangkan tadi ?”
6) Memninta contoh
Bila seorang siswa memberikan jawaban samara-samar atau terlalu luas, guru dapat
meminta siswa itu untuk memberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang
dimaksudkannya.
Contoh :
- Dapatkah kamu memberi satu atau dua contoh dari jawaban itu ?
- Coba buat diagram untuk memperjelas jawabanmu itu !
7) Meminta jawaban yang lebih kompleks
Jika guru menganggap jawaban yang diberikan siswa masih dapat ditingkatkan menjadi
lebih luas dan dalam, ia dapat meminta siswa tersebut untuk memberi penjelasan atau ide-
ide penting lainnya.
Contoh :
- Dapatkah kamu memberikan penjelasan yang lebih luas lagi dari ide yang kamu
kemukakan tadi ?
- Dapatkah kamu memberikan ide penting lainnya lagi mengenai hal itu ?

D. PENINGKATAN TERJADINYA INTERAKSI


Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan
dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai
penanya sentral. Untuk itu ada dua cara yang dapat ditempuh. Cara pertama, guru mencegah
pertanyaannya dijawab oleh seseorang siswa, tapi siswa-siswa diberi kesempatan singkat
untuk mendiskusikan jawabannya bersama terman terdekatnya. Cara kedua, jika siswa
mengajukan pertanyaan , guru tidak segera menjawab pertanyaan tersebut, tetapai
melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa untuk didiskusikan. Dengan cara ini
siswa-siswa dapat mempelajari bagaimana caranya memberikan komentar yang wajar
terhadap pertanyaan teman sekelasnya.
Lampiran 1.
PENGGOLONGAN PERTANYAAN BERDASAR
TAKSONOMI BLOOM*)

Berdasarkan klasifikasi Bloom pertanyaan-pertanyaan digolong-golongan ke dalam


enam kelompok yaitu : ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
A. PERTANYAAN INGATAN ( KNOWLEDGE)

Pertanyaan ingatan menghendaki siswa mengenal atau mengingat informasi. Siswa


tidak diminta untuk memanipulasi informasi, tetapi hanya diminta mengingat informasi
tersebut seperti yang pernah mereka pelajari dulu. Untuk menjawab pertanyaan tingkat
pengetahuan ini siswa harus mengingat fakta-fakta, observasi, definisi-definisi yang pernah
mereka pelajari.

1. Menfaatkan pertanyaan ingatan


a) Kategori ingatan/pengetahuan masih diperlukan oleh tingkat berpikir yang lebih
tinggi. Kita tidak bisa menyuruh siswa untuk memikirkan jenjang yang lebih tinggi
jika siswa kurang informasi dasar.
b) Masyarakat kita juga masih menghendaki banyak hal yang harus diingat
c) Pertanyaan ingatan masih bisa melibatkan siswa lebih dari sekedar mengingat fakta,
jika siswa diminta mengingat konsep-konsep yang luas, generalisasi yang
didiskusikan sebelumnya, definisi-definisi, metode-metode pendekatan pemecahan
masalah dan kriteria evaluasi.
2. Kelemahan pertanyaan ingatan
a) Guru cendrung terlalu banyak menanyakan fakta dibanding dengan pertanyaan tingkat
tinggi lainnya
b) Ingatan fakta-fakta yang dibangun dengan pertanyaan faktual mudah dan cepat
dilupakan siswa
c) Pertanyaan ingatan biasanya hanya mengukur pengertian-pengertian yang dangkal.
d) Ingatan fakta-fakta saja sering belum berarti mengerti
Kata – kata yang biasanya dipakai dalam pertanyaan-pertanyaan ingatan ini adalah :
siapa, apa , dimana , kapan, dan definisi , ingat , kenal
Contoh :
- Apa nama ibu kota propinsi Jawa Barat ?
- Siapa Presiden Republik Indonesia sekarang ?
- Di mana terdapat tambang emas di Indonesia ?
- Kapan perang Diponegoro berlangsung ?
-
B. PERTANYAAN PEMAHAMAN (COMPREHENSION)

Pertanyaan pemahaman meminta siswa membuktikan bahwa mereka telah


mempunyai pengertian yang cukup untuk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi
yang telah diketahui secara mental. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk
menjawab pertanyaan. Agar siswa dapat menjawab pertanyaan pemahaman ia harus berpikir
lebih dari sekedar mengingat kembali informasi-informasi. Ia harus menunjukkan bahwa ia
benar-benar mengerti materi yang telah diketahuinya, sehingga oleh karenanya ia mampu
memberikan deskripsi dengan kata-kata sediri dan menggunakannya dalam nmembuat
pertandingan-pertandingan. Di sini terlihat betapa pentingnya informasi untuk diketahui lebih
dahulu oleh siswa agar ia dapat menjawab pertanyaan pemahaman. Tetapi jika fakta-fakta
belum diajarkan, dan guru mengajukan pertanyaan pemahaman yang berhubungan dengan
fakta-fakta itu maka guru tersebut mengajukan pertanyaan lain, bukan jenjang[pemahaman.
Kata-kata yang sering dijumpai dalam pertanyaan-pertayaan pemahaman ini ialah:
deskripsikan, uraikan, bandingan, cari perbedaannya, sederhanakan, katakan dengan kata-
katamu sediri, jelaskan ide pokok dari..
Contoh :
- Dapat kamu menjelaskan ide pokok yang ditunjukkan oleh grafik ini ?
- Bandingkan sosialisme dan kapitalisme !
- Di mana letak perbedaan antara ikan paus dan ikan hiu !

C. PERTANYAAN PENERAPAN (APPLICATIOAN)


Sebenarnya belum cukup jika siswa hanya dapat mengingat informasi atau
menjelaskan dan menginterprestasi hal-hal yang telah mereka ingat. Siswa harus juga mampu
menerapkan informasi. Pertanyaan yang meminta siswa menerapkan informasi-informasi
yang telah mereka pelajari agar dapat memecahkan suatu masalah dinamakan pertanyaan
berupa suatu aturan, generalisasi, aksioma, atau proses pada suatu masalah dan menemukan
satu jawaban yang benar terhadap masalah itu.
Kata-kata yang bisa dijumpai dalam pertanyaan-pertanyaan penerapan : terapkan,
klasifikasikan, gunakan, pilih, manfaatkan, tulis suatu contoh, pecahkan,berapa banyak ?
Yang mana ?, Apakah ?.
Contoh :
- Jika X = 2 dan Y = 5 berapa X2 + 2Y?
- Dari contoh-contoh kejadian berikut ini mana yang menggunakan hukum Newton.
- Menurut definisi sosialisme, mana dari aturan/prisip yang baru kita diskusikan !

D. PERTANYAAN ANALISIS

Pertanyaan analisis menghendaki siswa untuk berpikir secara kritis dan mendalam.
Pertanyaan-pertayaan analisis meminta siswa untuk :
1) Mengidentifikasi motif, alasan-alasan, dan/atau sebab-sebab dari suatu kejadian.
2) Mempertimbangkan dan menganalisis informasi-informasi agar diperoleh
kesimpulan dan generalisasi yang berdasarkan kepada informasi tersebut.
3) Menganalisi suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-
kejadian yang dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Kata-kata yang sering ditemukan dalam pertanyaan analisis adalah : Identifikasi
motif atau sebab-sebab, membuat kesimpulan, menetukan kejadian, dukungan, analisis,
mengapa.
Contoh :
- Mengapa kita menggunakan cara belajar siswa aktif ?
- Sekarang percobaanmu telah selesai. Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil dari
hasil percobaan itu ?
- Bukti-bukti apa yang dapat kamu tunjukkan sehingga kamu dapat mengatakan bahwa
spiral adalah alat kontrasepsi yang paling efektif.
E. PERTANYAAN SINTESIS
Pertanyaan Sitesis adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa menampilkan
pikiran yang original dan kreatif. Pertanyaan jenis ini menghendaki siswa.
1) Menghasilkan komunikasi-komunikasi yang asli.
2) Membuat ramalan.
3) Memecahkan masalah-masalah.
Dalam pertanyaan sintesis pemecahan mendalam yang dikehendaki bukan untuk
memperoleh satu cara pemecahan masalah seperti pada pertanyaan penerapan tetapi
memungkinkan jawaban-jawaban yang kreatif yang bervariasi.
Kata-kata yang sering diketemukan dalam pertanyaan sintesis : memperkirakan,
menghasilkan, menulis, rencara, mengembangkan, sintesis, mengkonstruksi, bagaimana kita
bisa meningkatkan ? Apa yang akan terjadi jika…?, Bagaimana kita bisa memecahkan?
Contoh :
a. Untuk menghasilkan komunikasi asli.
- Nama apa yang layak bagi mesin sebaik ini ?
- Tertulis surat tentang isu sosial yang ada sangkut dengan kamu kepada editor suatu
majalah.
b. Membuat taksiran-taksiran.
- Apa yang akan terjadi jika bangsa Indonesia tidak merebut kemerdekaan pada tahun
1945 ?
- Akibat-akibat apa yang dapat terjadi jika pecah perang antara Rusia dengan
Amerika ?
c. Memecahkan masalah.
- Bagaimana cara mengukur tinggi suatu gedung jika kita tidak bisa masuk ke
dalamnya, dan tidak bisa pula memanjat dindingnya ?
- Dari mana kita dapat memperoleh uang untuk membiayai pembangunan bangsa
ini ?

F. PERTANYAAN EVALUASI

Pertanyaan evaluasi, seperti halnya pertanyaan analisi dan sintesis adalah tergolong
pertanyaan tingkat tinggi yang menuntut proses mental yang tinggi pula. Pertanyaan evaluasi
tidak mempunyai suatu jawaban benar tunggal. Pertanyaan evaluasi itu menghendaki siswa
dapat membuat keputusan bauk tidaknya suatu ide, pemecahan masalah atau suatu karya seni.
Di samping itu pertanyaan evaluasi juga meminta siswa mengemukakan pendapatnya
terhadap suatu isu.
Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan evaluasi: keputusan,
argumentasi, memutuskan, mengevaluasi, beri pendapatmu, yang mana gambar yang paling
baik, mana pemecahan yang paling baik, apakah anda setuju, apakah hal itu akan lebih baik,
dan sebagainya.
Contoh :
- Apakah anak-anak diberi keluasan membaca sembarangan buku yang mereka ingini
tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya?
- Gambar yang mana yang kamu paling sukai. Mengapa?
- Pendekatan mana yang paling baik untuk mengatasi masalah ini?
- Benarkah pelajaran sekolah itu terlalu sukar kamu?
Lampiran: 2
KETERAMPILAN BERTANYAAN
TRANSKRIP UNTUK PELAJARAN SPG KELAS I

G : Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak pekerjaan yang dilakukan dengan mendorong
dan menarik di papan). Kalau kita menimba air di dalam sumur, apa yang kita kerjakan
terhadap tali timba?. Nani (Nani diam, nampak dari wajahnya ia berpikir).
G : Apakah kita tarik atau dorong tali timba itu?. Nani
S : Kita menarik tali timba itu.
G : Betul: Bagaimana lokomotif terhadap gerbong kereta api?...Eli (Eli diam,nampaknya
berpikir).
G : Apakah terdapat peristiwa menarik atau mendorong antara lokomotif dan gerbong
kereta api?...Eli
S : Oh, ya pak. Terdapat peristiwa menarik, yaitu lokomotif menarik gerbong kereta api.
G : Benar, Eli (sambil mengangguk). Bagaimana dengan penjual bakso terhadap kereta
baksonya?...Warno
S : Penjual bakso mendorong keretanya.
G : Baik sekali! Jadi kita telah mengetahui bahwa menarik atau mendorong itu dapat
dilakukan oleh manusia, dapat juga oleh benda atau mesin dan dapat pila oleh hewan.
Perhantikanlah hal yang berikut ini karena penting: tarikanatau dorongan disebut gaya
(kalimat ini ditulis di papan). Jadi kalau kuda menarik kereta, kita katakan kuda
mengadakan gaya pada kereta.
Kalau Anda mendorong meja ini ke sudut, apa yang Anda adakan pada meja ini?...
Wardi
S : Saya mendorong meja itu.
G : Memang benar jawabanmu itu. Tetapi karena dorongan disebut gaya, dapatkah Anda
menyatakan jawaban Anda tadi dengan susunan lain yang memakai kata gaya?. Wardi
S : Saya mengadakan gaya terhadap meja itu.
G : Terima kasih Warni. Itulah jawaban yang bapak nanti-nantikan.
Jadi, tiap tarikan atau dorongan yang dilakukan terhadap sesuatu benda, berarti kita
mengadakan gaya terhadap benda itu. Perhatikan ke mari. (guru memegang segumpal
plastisin yang agak bulat ditangannya. Kemudian guru mendorongnya dengan jari
telunjuk tangan lainnya) Apa yang bapak kerjakan terhadap plastisin ini?...Ani.
S : Bapak mendorongnya dengan jari bapak.
G : Benar. adakah yang dapat mengemukakan jawaban Ani tadi dengan cara lain?. Wardi
S : Bapak mengadakan gaya terhadap gumpalan plstisin itu.
G : Ya, itu baik (guru mengeluarkan kembali jarinya dari gumpalan plastisin). Perhatikan
bentuk plastisin ini. Bagaimana bentuknya sebelum bapak adakan terhadapnya?...Eli.
S : Bentuknya agak bulat.
G : Bagaimana bentuknya setelah bapak adakan gaya terhadapnya?...Ani.
S : Berlubang.
G : Baik (Guru membulatkan kembali plastisin ini, kemudian menariknya) apa yang bapak
kerjakan terhadap plastisin ini?...Yuli.
S : Bapak mengadakan gaya terhadap plastisin itu dengan cara menariknya.
G : Bagus sekali jawaban itu. Bagaiman bentuk plastisin sekarang ini setelah diadakan gaya
terhaapnya?...Nani.
S : Sekarang bentuknya memanjang.
G : Adakah perbedaan antara bentuk plastisin sebelum dan sesudah gaya diadakan
terhadapnya?..Warno
S : Ada. Sebelumnya, bentuknya bulat, sesudahnya berbentuk memanjang.
G : Kalau begitu, apa pengaruh gaya terhadap bentuk plastisin? Nani.
S : Gaya dapat mengubah bentuk plastisin.
G : Baik! Sekarang mari kita lihat pengaruh gaya pada benda lain. (Guru mengambil sebuah
karet gelang, dan menariknya dengan jari kedua belah tangannya).
Apakah ada gaya yang bekerja pada karet gelang ini ?...Yuli
S : Ada, Yaitu tarikan jari tangan bapak.
G : Bagaimana bentuk karet gelang ini sementara gaya bekerja terhadapnya?. Eli
S : Bentuknya telah berubah, yaitu menjadi lebih panjang.
G : Benar! (guru melepaskan tarikan pada karet gelang itu).
Masih adakah gaya yang bekerja pada karet gelang ini?. Nani.
S : Tidak lagi.
G : Mengapa?...Nani
S : Sebab bapak telah tidak menariknya lagi.
G : Bagus! Bagiamana bentuk karet gelang itu sekarang?...Wardi.
S : Bentuknya telah kembali seperti semula.
G : Benar! Siapa dapat menyatakan dengan tepat apa pengaruh gaya terhadap karet
itu?..Ani.
S : Gaya mengubah bentuk karet itu.
G : Bagaimana bentuknya bila gaya telah berhenti bekerja atasnya?...Warno.
S : Bentuknya kembali seperti semula.
G : Siapa dapat menggabungkan jawaban Ani dan Warno dalam satu pertanyataan saja?.
Eli?
S : Gaya dapat mengubah bentuk karet itu, selama gaya bekerja padanya dan kembali
kepada bentuk semula bila gaya berhenti bekerja padanya.
G : Tepat sekali! Coba bandingkan perubahan bentuk pada plastisin tadi dengan perubahan
bentuk pada karet ini. Adakah persamaannya?...Wardi.
S : Ada, yaitu sama-sama terjadi perubahan bentuk waktu gaya bekerja terhadapnya.
G : Benar! Apa perbedaannya?. Diskusikan dengan teman di dekatmu. (guru menunggu
kira-kira 2 menit kemudian memberi giliran kepada Ani)
S : Bedanya ialah bahwa perubahan bentuknya segera kembali kepada bentuk semula,
ketika gaya berhenti bekerja atasnya.
G : Bandingkan jawaban Wardi dan Ani. Buatlah satu peryataan umum mengenai apa
pengaruh gaya terhadap bentuk benda.
Diskusikan dengan teman di sampingmu.
(gurumenunggu kira-kira 2 menit)
Siapa mau mencoba?. Yuli.
S : Gaya dapat mengubah bentuk benda secara tetap atau untuk sementara.
G : Jawaban ini sudah menuju kepada sasarannya. Perlu penyempurnaan sedikit.
Siapa mau mencoba?..Wardi.
S : Gaya dapat merubah bentuk benda. Ada benda yang perubahan bentuknya tetap,
walaupun gaya telah berhenti bekerja atasnya; sedangkan ada benda yang segera
bentuknya kembali ke bentuk semula, bila gaya telah berhenti bekerja atasnya.
G : Benar sekali jawaban ini, Jangan lupakan karena penting.
Sekarang mari kita perhatikan hal lain, yaitu pengaruh gaya atau gerak benda.
(guru meletakkan satu balok kayu di atas meja)
Bergerakkah balok ini?...Nani.
S ; Tidak
G : (menarik balok itu dengan karet gelang sampai bergerak).
Bergerakkah balok ini sekarang?. Warno.
S : Bergerak.
G : Mengapa balok itu bergerak?..Warno
S : Sebab bapak menariknya.
G : Benar Warno. Siap dapat mengatakan jawaban Warno ini dengan cara lain dan gunakan
kata gaya?...Eli!
S : Balok itu bergerak karena ada gaya yang bekerja atasnya.
G : Tepat sekali. (guru berhenti menaruknya)
Apakah balok ini masih bergerak?...Eni!
S : Tidak lagi, sebab bapak telah tidak menariknya.
G : Apa yang menyebabkan balok yang bergerak tadi berhenti bergerak?...Warno
S : Sebab tidak ada gaya yang bekerja atasnya lagi.
G : Jika demikian, apa pengaruh gaya terhadap gerak benda?...Nani
S : Tidak lagi, sebab bapak telah tidak menariknya.
G : Apa yang menyebabkan balok yang bergerak tadi berhenti bergerak?...Warno
S : Sebab tidak ada gaya yang bekerja atasnya lagi.
G : Jika demikian, apa pengaruh gaya terhadap gerak benda?...Nani
S : Benda bergerak jika gaya bekerja atasnya.
G: Ada yang menambah penjelasan atas jawaban Nani?...Yuli
S : Benda tidak bergerak, bila tidak ada gaya yang bekerja atasnya.
G: Setujukah anda dengan pendapat Yuli?..Eli
S : Setuju.
G: Mengapa setuju. Eli
S : Sebab balok itu berhenti bergerak katika bapak berhenti menariknya. Bapak tidak
menariknya, berarti tidak ada gaya yang bekerja atasnya. Jadi benda tidak bergerak, jika
tidak ada gaya bekerja atasnya.
G : Terima kasih atas jawaban ini. Baiklah selalu ingat akan hal-hal berikut yang telah kita
pelajari hari ini :
- Tarikandan dorongan disebut gaya.
- Gaya dapat mengubah bentuk enda.
Ada benda yang perubahan bentuknya tetap walaupun gaya telah berhenti bekerja
atasnya.
Ada benda yang segera kembali kepada bentuknya yang semula bila gaya berhenti
bekerja atasnya.
- Sesuatu benda dapat bergerak bila gaya bekerja atasnya.
- Sesuatu benda tidak bergerak jika tidak ada gaya bekerja atasnya.

Catatan G = guru
S = siswa
…. = tenggang waktu 3-5 detik
Lampiran : 3

CONTOH LEMBAR OBSERVASI


KETRAMPILAN BERTANYA DASAR
Nama calon guru………………………Jurusan/Kelas/Tingkat…………………………

Komponen-komponen ketrampilan Frekwensi Komentar


1.Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2 pemberian acuan
3. pemusatan
4. pemindahan giliran
5. Penyebaran :
a.pertanyaan ke seluruh kelas
b. pertanyaa
n ke siswa
tertentu
c.menyebarkan respon siswa
6. pemberian waktu berpikir
7. Pemberian tuntunan
- pengungkapan pertanyaan dengan cara
lain
- mengajukan pertanyaan lain dengan
sederhana
- mengulangi penjelasan-penjelasan
sebelumnya
Lampiran : 4
LEMBAR BALIKAN SISWA

Petunjuk : Pikiran baik-baik pelajaran yang baru saja kamu terima, lalu jawblah pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini denagn memberi tanda (V) pada jawaban yang menurut
kamu paling benar.
1. Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru ? - terlalu sukar ( )
- terlalu mudah ( )
- cukup ( )
2. Apakah kamu merasa memperoleh waktu berpikir yang - selalu ( )
Cukup sebelum kamu diminta menjawab ? - sebagian besar ( )
- kadang-kadang ( )
- tidak pernah ( )
3. Apakah kamu merasa bahwa guru tertarik pada jawaban - tidak ( )
yang anda berikan - beberapa saja ( )
- ya ( )
4. Selama pelajaran apakah kamu pernah memikirkan ide-ide - ya ( )
yang semula belum pernah kamu pikirkan ? - tidak ( )
5. Benarkah beberapa siswa diberi kesempatan berbicara - tidak ( )
terlalu banyak ? - beberapa ( )
- ya ( )
6. Kalau guru bertanya apakah kamu mengerti apa yang - tidak pernah ( )
dia maksud - kadang-kadang ( )
- sebagian besar ( )
- selalu ( )
7. Jika seorang menjawab salah apakah guru - menjawabnya ( )
- melontarkan
pada siswa ( )
1. mencoba mem
( )
bantu siswa itu
untuk menjawab
dengan benar
2. nampak tidak
senang ( )
8. Apakah kamu tahu persis tentang tujuan pelajaran itu? - ya ( )
- tidak ( )

Lampiran 5
CONTOH LEMBAR OBSERVASI
KETRAMPILAN BERTANYA LANJUTAN
Nama calin guru………………… Jurusan / kelas / tingkat …………………
Komponen-komponen ketrampilan Frekwensi Komentar
1.Pengubahan tuntutan tingkat kognitif
dalam menjawab pertanyaan
a.Ingatan
b.Pemahaman
c.Penerapan
d.Analisa
e.Sintesa
f.Evaluasi

2.Urutan Pertanyaan

3.Pertanyaan Pelacak
a.Klarifikasi
b.Pemberian alasan
c.Kesepakatan pandangan
d.Ketepatan
e.Relevan
f.Contoh
g.Jawaban kompleks

4.Mendorong terjadinya Interaksi antar


siswa

Anda mungkin juga menyukai