Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN AFEKTIF REMAJA

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Sang Ayu Putu Sriasih, M. Pd.

DISUSUN OLEH:

Muhammad Hasby (2112011028)

Ni Kadek Juli Purnama Wati (2112011029)

Ni Luh Kade Cantika Dwi Kristina (2112011030)

Putu Amelia Mas Indriyani (2112011031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 06 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR.. ..................................................................................... i

DAFTAR ISI.. ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1. 1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1. 2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1. 3 Tujuan Makalah ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

2. 1 Perkembangan Afektif ....................................................................... 3


2. 2 Pengertian Emosi ............................................................................... 3
2. 3 Karakteristik Perkembangan Emosi ................................................... 3
2. 4 Ciri-ciri Emosional Remaja................................................................ 4
2. 5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Emosi Remaja............................................................... 5
2. 6 Upaya Pengembangan Emosi Positif Pada Remaja ......................... 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 9

KESIMPULAN ................................................................................................. 9

SARAN ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memahami perkembangan aspek afektif pada remaja merupakan
salah satu faktor untuk mencapai hasil yang baik dalam proses
perkembangan pendidikan, bukan hanya dibidang akademik tapi juga
dalam hal pembentukan moral.
Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap
individu atau remaja, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam
hal emosional yang dimiliki oleh remaja. Pemahaman orang tua
tentang perkembangan afektif remaja sangat penting untuk melihat
perkembangan yang terjadi pada individu atau remaja dalam
bembentukan moral dan tingkah laku. Setiap remaja memiliki emosi
yang berbeda, sehingga rangsangan yang diberikan juga harus
berbeda.
Reaksi emosional dapat berkembangkan menjadi kebiasaan,
sehingga mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap
individu atau remaja.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut yaitu:
1. Apa pengertian emosi?
2. Bagaimana perkembangan karakteristik perkembangan emosi?
3. Apa saja ciri-ciri dari emosional remaja?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi
pada remaja?
5. Upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam pengembangan
emosi positif remaja?

1
1.3 Tujuan Makalah
Bedasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan makalah ini
sebagai berikut:
1. Agar dapat mengetahui pengertian emosi.
2. Agar dapat mengetahui bagaimana perkembangan karakteristik
perkembangan emosi.
3. Agar dapat mengetahui apa saja ciri-ciri dari emosional remaja.
4. Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi pada remaja.
5. Agar dapat mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan
dalam pengembangan emosi positif remaja.

2
BAB 2 PEMBAHASAAN

2.1 Perkembangan Afektif


Perkembangan afektif merupakan proses perkembangan individu
atau perubahan perubahan baik secara internal maupun secara external untuk
menjadi individu yang baik dan juga menjadi masyarakat sosial yang baik.
Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap setiap
remaja.

2.2 Pengertian Emosi


Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh
manusia. Emosi diartikan sebagai reaksi terhadap situasi tertentu yang
dilakukan oleh tubuh yang ditujukan kepada sesorang atau sesuatu. Menurut
para ahli Soegarda Poerbakawatja (1982) dalam Mohammad Ali dan
Mohammad Asrori menyatakan bahwa emosi adalah suatu respon terhadap
perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang
kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk Meletus. Respon
demikian terjadi baik terhadap perangsang eksternal maupun internal.

2.3 Karakteristik Perkembangan Emosi


Periode remaja dikatakan sebagai periode badai dan tekanan, suatu
masa di mana ketegangan emosi meninggi (Tempramental) sebagai akibat
dari perubahan fisik dan kelenjar ditambah kondisi lingkungan yang tidak
mendukung perkembangan emosionalnya. Mereka memiliki energi yang
besar, emosi yang berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri yang belum
sempurna. Remaja juga mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang dan
kahawatir kesepian.

Menurut Bliar dan kawan-kawan seperti yang dikemukakan oleh Elida


Prayitno (2006) mengemukakan sejumlah ciri khas perkembangan remaja
sebagai berikut :
1. Mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) yang paling pesat

3
2. Memiliki energi yang melimpah
3. Mengarahkan perhatian kepada teman sebaya dan secara berangsur
melepaskan diri dari keterikatan dengan keluarga
4. Remaja memiliki ketertarikan dan keterikatan yang kuat dengan lawan
jenis
5. Periode yang idealis
6. Menunjukkan kemandirian
7. Berada dalam periode transisi
8. Pencarian identitas diri.

2.4 Ciri-Ciri Emosional Remaja

Sistem emosional berada pada struktur otak limbik, sedangkan sistem


logis berkutat di daerah frontal. Sistem limbik bertugas mengatur emosi,
dorongan, penghargaan, dan motivasi. Sementara itu, sistem frontal terkait
dengan pengambilan keputusan, pengendalian impuls dan lain-lain. Kedua
sistem ini memiliki cara kerjanya masing-masing. Selama masa remaja,
sistem limbik akan lebih bergesekan dengan hormon testosteron. Hal ini
dapat memicu fungsi otak menjadi lebih labil dan “naik–turun”.

Biehler (1972) dalam Fatimah (2010) menyebutkan ciri-ciri


emosional remaja berusia 15-18 tahun adalah:
a. Sering memberontak, sebagai ekspresi perubahan dari masa kanak-
kanak menuju dewasa. Biasanya hal ini dilakukan untuk menunjukkan
jati dirinya jika dia bukan seorang anak kecil lagi yang harus selalu
diatur.
b. Dengan bertambahnya kebebasan, banyak remaja yang akan mengalami
konflik dengan orang tua mereka. Hal ini karena remaja ingin
mengharapkan perhatian, simpati, dan nasihat orang tua atau guru.
c. Pada masa ini biasanya remaja akan mudah untuk melamun,
memikirkan masa depannya. Namyak diantara mereka yang nantinya
akan memiliki peluang jabatan tertentu. Padahal,tanpa mereka sadari

4
untuk mendapatkan semua itu mereka butuh perjuangan dan
pengorbanan.

Memasuki usia menjelang dewasa, contohya jelang 20-an, sistem


otak limbik akan lebih berkorelasi dengan korteks prefrontal (PFC) dan
amigdala. Korteks prefrontal akan mengembangkan dan memperluas jalur
komunikasi cepat ke sistem limbik, juga memperbaiki segala hal terkait
emosi dan hasrat remaja sehingga dapat bersikap lebih matang dalam
menanggapi banyak hal.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja

Menurut Mohammad Asrori (2005), ada sejumlah faktor yang


mempengaruhi perkembangan emosi remaja, yaitu sebagai berikut :

a) Perubahan Jasmani

Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang


sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya
terbatas pada bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh
menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai akibat
yang tidak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja dapat
menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih jika perubahan tersebut
menyangkut perubahan kulit yang manjadi kasar dan penuh jerawat. Hormon-
hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya
sehingga dapat menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja dan seringkali
menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.

b) Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua

Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi.
Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri
saja sehingga ada yang bersaifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi
ada juga yang dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh orang tua yang
seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja.

5
Cara memberikan hukuman mislnya, kalau dulu anak dipukul karena nakal, pada
remaja cara semacam itu justru dapat menimbulkan ketegangan yang lebih berat
antara remaja dengan orang tuanya. Pemberontakan terhadap orang tua
menunjukkan bahwa mereka berada dalam konflik dan ingin melepaskan diri dari
pengawasan orang tua. Mereka tidak merasa puas kalau tidak pernah sama sekali
menunjukkan perlawanan terhadap orang tua karena ingin menunjukkan seberapa
jauh dirinya telah berhasil menjadi orang yang lebih dewasa. Jika mereka berhasil
dalam perlawanan terhadap orang tua sehingga menjadi marah, mereka pun belum
merasa puas karena orang tua tidak menunjukkan pengertian yang mereka
inginkan. Keadaan semacam ini sangat berpengaruh terhadap perkembaangan
emosi remaja.

c) Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya

Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara


khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan
membentuk semacam geng. Interaksi antar anggota dalam suatu kelompok geng
biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas sangat tinggi.
Pembentukan kelompok dalam bentuk geng seperti ini sebaiknya diusahakan
terjadi pada masa remaja awal saja karena biasanya bertujuan positif, yaitu untuk
memenuhi minat mereka bersama. Usahakan dapat menghindarkan membentuk
kelompok secara geng itu ketika sudah memasuki masa remaja tengah atau remaja
akhir. Pada masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan teman-teman untuk
melawan otoritas atau melakukan perbuatan yang tidak baik atau bahkan
kejahatan bersama. Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini
adalah hubungan cinta dengan lawan jenis. Pada masa remaja tengah, biasanya
remaja, benar-benar mulai jatuh cinta dengan teman lawan jenisnya. Gejala ini
sebenarnya sehat bagi remaja, tetapi tidak jarang juga menimbulkan konflik atau
gangguan emosi pada remaja jika tidak diikuti bimbingan dari orang tua atau
orang lebih dewasa. Oleh sebab itu, tidak jarang orang tua justru merasa tidak
gembira atau bahkan cemas ketika anak remajanya jatuh cinta. Gangguan
emosional yang mendalam dapat terjadi ketika cinta remaja tidak terjawab atau

6
karena pemutusan hubungan cinta dari satu fihak sehingga dapat menimbulkan
kecemasan bagi orang tua dan bagi remaja itu sendiri.

d) Perubahan Pandangan Luar

Faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembanngan emosi remaja


selain perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu sendiri adalah
pandangan dunia luar dirinya. Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar
yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu
Sikap dunia luar terhadap remaja yang tidak konsisten. Kadang-kadang mereka
dianggap sudah dewasa, tetapi mereka tidak mendapat kebebasan penuh atau
peran yang wajar sebagaimana orang dewasa. Seringkali mereka masih dianggap
anak kecil sehingga berakibat timbulnya kejengkelan pada diri remaja.
Kejengkelan yang mendalam dapat berubah menjadi tingkah laku emosional.
Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk
remaja laki-laki dan perempuan. Kalau remaja laki-laki memiliki teman banyak
perempuan, mereka mendapat predikat “ popular “ dan mendatangkan
kebanggaan. Sebaliknya apabila remaja putri mempunyai banyak teman laki-laki
sering dianggap tidak baik atau bahkan mendapat predikat yang kurang baik juga.
Penerapan nilai yang berbeda semacam ini jika tidak disertai dengan pemberian
pengertian secara bijaksana dapat menyebabkan remaja bertingkah laku
emosional.

e) Perubahan Interaksi dengan Sekolah

Sekolah merupakan suatu tempat pendidikan yang amat diidealkan oleh


mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan karena
selain tokohintelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta
didiknya. Oleh karena itu tidak jarang naka-anak lebih percaya, lebh patuh,
bahkak lebuh takut kepada guru ketimbang kepada orang tuanya. Posisi gru
semacam ini sangat startegis bila digunakan untuk pengembangan emosi anak
melalui penyampaiian niai-nilai luhur, positif dan kontsruktif. Dalam menuju
pembaharuan para remaja sering terbentur pada nilai-nilai yang tidak dapat
mereka terima atau yang sama sekali bertentengnan dengan nilainilai yang

7
menarik bagi mereka. Pada saat ini timbullah idealisme untuk mengubah
lingkungannya. Idealisme seperti ini tentunya tidak boleh diremehkan dengan
anggaapan bahwa semuanya akan muncul kalau mereka nanti sudah dewasa.
Sebab, idealisme yang dikecewakan dapat berkembang menjadi tingkah laku
emosional yang destruktif. Sebaliknya kalau remaja berhasil diberikan penyaluran
yang positif untuk mengembangkan idealismenya akan sangat bermanfaat bagi
pengembangan leih lanjut sampai mereka memasuki masa dewasa.

2.6 Upaya Pengembangan Emosi Positif Remaja

Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik, dapat
dirangsang dan disikap oleh orang tua maupun guru. Usaha untuk
mengembangkannya adalah :

1. Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak
(significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan
emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
2. Adanya program latihan beremosi baik disekolah maupun didalam
keluarga. Misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang
cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya menggapainya
secara lebih baik.

8
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Emosi adalah efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-


perubahan fisik. Jenis emosi yang secara normal diantara lain: perasaan
cinta, gembira, takut, cemas dan sedih.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain: faktor


jasmani, dan faktor belajar serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur.
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan, kita sebagai pendidik
dapat melakukan beberapa upaya dalam pengembangan emosi remaja.
Misalnya, konsisten dalam pengelolaan kelas, pengelolaan diskusi yang baik
dan sebagainya.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan


nilai, moral, dan sikap adalah menciptakan komunikasi disamping memberi
informasi dan remaja diberi kesempatan untuk berpartisifasi untuk aspek
moral, serta menciptakan sistem lingkungan yang serasi.

9
SARAN

Usaha untuk mengembangkan emosi remaja :

1. Adanya model dari orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya
dalam melahirkan emosi-emosi negatif

2. Adanya latihan beremosi secara terprogram di keluarga dan di


sekolah

3. Mempelajari secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung


menyebabkan emosi negatif remaja muncul dan menghindari
kondisi-kondisi itu

4. Membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadinya dengan


mendorongnya membicarakan masalah pribadi itu kepada orang-
orang yang dipercayainya

5. Melatih dan menyibukkan remaja dengan berbagai kegiatan fisik


sehingga menguras energi yang banyak agar gejolak emosi
tersalurkan

6. Menciptakan berbagai kesempatan yang memungkinkan remaja


berprestasi dan mendapatkan harga diri

10
DAFTAR PUSTAKA

Elida Prayitno, E. (2002). Perkembangan Remaja. Buku Ajar Psikologi, 78.

M. Ali, M. (2004). Psikologi Remaja. PT. Bumi Aksara.

Nurul, A. (2015). Potensi Emosi Remaja dan Pengembangannya dalam Sosial Horizon.
Jurnal Pendidikan Sosial., Volume 2. No 1. Hal (38).

Rormawati, R. (n.d.). Perkembangan Emosi Remaja. Hal. (70-71).

Salhami, M. S. (2019). Kematangan Emosional Remaja di SMAN 1 Bangkalan. Doctoral


dissertation Universitas Airlangga, 18.

11

Anda mungkin juga menyukai