Tugas dan tanggung jawab guru menjadi sangat penting dalam pendidikan. Arti
penting itu bertolak dari peran, tugas dan tanggung jawab guru yang sangat berat yakni
mencerdaskan peserta didiknya. Berdasarkan kerangka berpikir yang demikian menuntut
seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan dasar yang
diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik sebaik-
baiknya. Keterampilan dasar yang diperlukan dalam pembelajaran mutlak dimiliki guru.
Dengan keterampilan dasar yang dimiliki guru ini diharapkan pembelajaran dapat
dioptimalkan, sehingga peserta didik juga belajar secara optimal.
Kemudian, sesuai dengan kemajuan dalam bidang sains dan teknologi, budaya,
serta bidang pendidikan maka menuntut strategi belajar mengajar mengarah ke
paradigma baru pendidikan. Pada paradigma baru pendidikan, orientasi strategi belajar
mengajar adalah student centered, artinya peserta didik menjadi pusat pembelajaran dan
active learning, artinya peserta didik belajar secara aktif menemukan pengetahuan
sendiri. Istilah pengajaran (instruction) sering disebut pembelajaran. Pada paradigma
lama, posisi guru adalah sebagai pemberi atau aktif menyampaikan atau memindahkan
ilmu kepada peserta didik yang dikenal dengan transfer of knowledge. Pada paradigma
baru, posisi guru lebih dominan sebagai pembimbing, pendidik, pelatih, pengarah, dan
fasilitator dalam pembelajaran untuk pengembangan kompetensi (development of
competence) peserta didik. Oleh karena itu, keterampilan dasar mengajar yang telah
disusun oleh Tim P3G (1985) diharpkan dapat disesuaikan atau dikembangkan menurut
kebutuhan kompetensi guru masa depan.
Keterampilan dasar guru dalam pembelajaran yang dimuat dalam bab ini diadopsi
dan diadaptasi dari Tim Pengembangan Program Pengalaman Lapangan Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) yang dituangkan dalam Perangkat Panduan
Pengajaran Mikro 1 – 8 (1985) dan Djamarah (2000). Perangkat Panduan Pengajaran
Mikro yang dikembangkan ini diadopsi oleh Tim P3G dari perangkat Sydney Micro Skill
73
berupa Handbook Series 1-5, yang ditulis oleh C. Turney et al. (1973), dan diterbitkan
oleh Sydney University Press. Keterampilan-keerampilan dasar tersebut adalah: (1)
keterampilan bertanya (dasar dan lanjut), (2) keterampilan memberi penguatan, (3)
keterampilan mengadakan variasi, (4) keterampilan menjelaskan, (5) keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, (6) keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil,
(7) keterampilan mengelola kelas dan (8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan. Kemudian, pada kesempatan ini, sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan sekarang dan masa depan, penulis mengusulkan dua lagi keterampilan, yaitu
(9) keterampilan mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran, (10)
keterampilan mengembangkan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dan skill.
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan Anda dapat:
1) menguasai dan menerapkan keterampilan bertanya (dasar dan lanjut),
2) menguasai dan menerapkan keterampilan memberi penguatan,
3) menguasai dan menerapkan keterampilan mengadakan variasi,
4) menguasai dan menerapkan keterampilan menjelaskan,
5) menguasaai dan menerapkan keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
6) menguasai dan menerapkan keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil,
7) menguasai dan menerapkan keterampilan mengelola kelas,
8) menguasai dan menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan,
9) menguasai dan menerapkan keterampilan mengembangkan dan menggunakan
media,
10) menguasai dan menerapkan keterampilan mengembangkan Emotional Spiritual
Quotient (ESQ) dan skill.
b. Manfaat Penggunaan
Kemanfaatan penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam proses
pembelajaran juga berlaku pada keterampilan bertanya lanjut. Tetapi masih ada
kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya yang belum dapat dijangkau oleh keterampilan
bertanya dasar yaitu upaya mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
berpikir kreatif dan kritis. Misalnya dengan teknik bertanya melacak, guru akan
mendapatkan kemanfaatan khusus dalam hubungannya dengan kemampuan kognitif
80
tingkat tinggi. Bertanya melacak akan meningkatkan respon peserta didik dengan
menyediakan pertanyaan yang tingkat kesukarannya lebih tinggi, cermat, membantu,
dan relevan. Pada saat bertanya melacak guru berkonsentrasi memperbaiki respon
peserta didik secara individual dengan menyediakan pertanyaan yang baru, guru
masih tetap dengan peserta didik yang sama dengan waktu seperti pertanyaan
sebelumnya. Bila guru memandang perlu, pertanyaan dapat dialihkan ke peserta didik
lain.
Secara umum manfaat penggunaan keterampilan bertanya lanjut di antaranya
adalah:
1) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menemukan, mengorganisasi,
dan menilai informasi yang didapat.
2) Meningkatkan kemampuan peserta didik mengembangkan pertanyaan yang
didasarkan pada informasi yang langkap dan relevan.
3) Menodorng peserta didik mengembangkan ide-ide dalam pembelajaran.
4) Melatih peserta didik berpikir kreatif dan kritis.
5) Melatih peserta didik untuk memecahkan masalah.
5) Pertanyaan ganda
Pertanyaan ganda maksudnya pertanyaan yang meminta dua atau lebih jawaban sekali
gus. Misalnya: “Apakah yang dimaksud dengan gen kloning, bagaimana mekanisme
kerjanya, dan apa manfaatnya bagi manusia?” Dalam pertanyaan ini dituntut tiga
jawaban sekaligus. Pertanyaan ganda ini dapat melemahkan semangat peserta didik
yang hanya dapat menjawab satu pertanyaan. Sebaiknya dari pertanyaan di atas, kita
dapat membuat tiga pertanyaan yang terpisah.
b. Prinsip Penggunaan
93
1) Dalam menggunakan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, di samping
juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi.
2) Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen proses
belajar yang utuh tidak rusak dan perhatian peserta didik dan proses belajar tidak
terganggu.
3) Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh
guru. Karena itu, memerlukan penggunaan yang luwes dan spontan sesuai dengan
umpan balik yang diterima. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu:
(1) Umpan balik perilaku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan peserta
didik; dan (2) umpan balik informasi tentang pengetahuan dan penguasaan
pelajaran.
4) Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan peserta didik, sebaiknya
mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata peserta didik untuk
dapat membentuk hubungan yang positif dan membentuk hubungan yang akrab.
Hindari memandang peserta didik tertentu secara terus menerus atau memandang
ke arah tertentu saja.
c. Variasi Interaksi
Variasi interaksi artinya perubahan pola dalam proses pembelajaran, misalnya
interaksi satu arah (guru-peserta didik), dua arah (guru-peserta didik, peserta didik -guru),
multi arah (guru-peserta didik, peserta didik-guru, dan peserta didik-peserta didik). Pada
pola interaksi akan dipengaruhi oleh pola pembelajaran, yaitu:
1) Peserta didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru (pola
student centered.
2) Peserta didik mendengarkan dengan pasif, situasi didominasi oleh guru, di mana
guru berbicara kepada peserta didik (pola teacher centered).
3) Pola ketiga dapat diusulkan yaitu semi student centered atau semi techer centered.
Di lapangan sulit terjadi secara murni teacher centered ataupun studen centered,
96
karena kedua sama-sama perlu sesuaid engan kondisinya. Tetapi yang mungkin
terjadi adalah kadangkala pembelajaran didominasi oleh teacher centered dan
kadangkala didominasi oleh student centered.
Di antara pola pembelajaran ini banyak kemungkinan dapat terjadi pola interaksi.
Misalnya, guru berceramah dengan sekelompok besar atau kecil kecil, peserta didik
mengajukan beberapa pertanyaan, atau guru berbincang dengan peserta didik secara
individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antar peserta
didik dapat saling tukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau
diskusi.
4) Membuat kaitan
Membuat kaitan artinya jika guru menyajikan pelajaran yang baru perlu dikaitkan
dengan materi yang telah dipelajari atau pengalaman peserta didik sebelumnya,
juga dikaitkan dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Contoh upaya guru
untuk membuat kaitan adalah:
104
(1) membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah
dikenal peserta didik,
(2) guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimilki,
(3) guru menjelaskan konsepnya atau pengertiannya lebih dahulu sebelum
menyajikan materi secara rinci.
2) Evaluasi
Dalam menutup pelajaran disamping me-review, guru juga seharusnya melakukan
evaluasi terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan. Evaluasi dapat
dilakukan dengan:
(1) meminta peserta didik mendemonstrasikan keterampilan yang baru saja
dipelajari,
(2) meminta peserta didik mengaplikasikan konsep atau ide yang baru pada
situasi yang berbeda,
(3) meminta peserta didik mengekspresikan pendapat sendiri,
105
(4) meminta peserta didik mengerjakan soal tertulis, baik objektif maupun
subjektif.
b. Memperjelas Masalah
Selama diskusi berlangsung, sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas,
sehingga sukar ditangkap oleh perserta diskusi. Keadaan seperti ini sering
menimbulkan kesalah pahaman sehingga kondisi diskusi dapat menjadi tegang.
Untuk itu, perlu peran guru menjelaskan ide atau permasalahan yang kurang jelas
tersebut. Memperjelas masalah ini dapat dilakukan dengan cara:
1) menguraikan kembali atau merangkum ide atau gagasan yang berkembang dalam
diskusi yang masih membingungkan,
2) menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas ide
tersebut,
109
3) menguraikan gagasan peserta didik dengan jalan memberi penjelasan atau
informasi atau contoh yang sesuai sehingga memperjelas pemahaman.
f. Menutup diskusi
Proses diskusi harus berjalan sampai penutup. Keterampilan terakhir yang harus
dimiliki guru adalah menutup diskusi. Menutup diskusi dapat dilakukan guru dengan
cara berikut:
1) merangkum hasil diskusi secara jelas dan singkat pada hal-hal yang penting, atau
dengan formulasi yang dimiliki peserta didik, atau dengan menarik kesimpulan,
2) memberikan topik diskusi berikutnya, atau menyebutkan kerja tindak lanjut
untuk kelompok.
3) guru melibatkan peserta didik dalam mengevaluasi hasil atau proses diskusi
kelompok kecil.
6.7.2 Tujuan
Semua komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan, baik untuk
peserta didk maupun guru, yaitu:
a. Tujuan untuk peserta didik
1) mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap
tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan dirinya,
2) membantu peserta didik ke arah perilaku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan
memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan bukan kemarahan,
3) menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan berperilaku
yang wajar dalamkegiatan pembelajaran.
b. Tujuan untuk guru
1) melatih keterampilan guru mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam
penyajian pelajaran dengan langkah-langkah (sintaks) yang tepat,
2) menyadari dan memenuhi kebutuhan peserta didik serta mengembangkan
kompetensinya,
3) memberi respon secara efektif terhadap perilaku peserta didik yang menyimpang.
4) merangsang pemikiran guru untuk mengembangkan strategi pengelolaan kelas
yang tepat sesuai kondisi kelas.
5) Memberi teguran
Tidak semua gangguan perilaku dapatat dicegah, atau dihindari. Hal yang
diperlukan disini adalah guru dapat menegur peserta didik yang nyata-nyata
melanggar dan mengganggu kegiatan di kelas. Cara untuk menghentikan
gangguan ini adalah dengan mengomeli atau membuat persetujuan mengenai
prosedur dan aturan yang merupakan bagian dari pelaksanaan dan proses interaksi
edukatif. Cara membuat persetujuan lebih baik dari pada dengan mengomeli
karena kurang dibenarkan dalam pendidkan, sebab tidak mendidk.
Teguran yang dilakukan guru adalah salah satu cara untuk menghentikan
gangguan peserta didik. Teguran verbal dibenarkan dalam pendidkan. Teguran
verbal yang efektif memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(1) Memberikan teguran yang tegas dan jelas kepada peserta didik yang
mengganggu serta perilakunya yang menyimpang;
(2) Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung
penghinaan; dan
(3) Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
6) Memberi penguatan
Penggunaan penguatan untuk mengubah perilaku merupakan strategi remedial
untuk mengatasi peserta didik yang terus mengganggu atau yang tidak melakukan
tugas, Pemberian penguatan yang sederhana antara lain adalah:
(1) Dengan memberikan penguatan positif bila peserta didik telah menghentikan
117
gangguan atau kembali pada tugas yang diminta; dan
(2) Dengan mengguanakan penguatan positif terhadap peserta didik yang lain
yang tidak mengganggu dan dipakai sebagai model perilaku yang baik bagi
peserta didik yang suka mengganggu.
7) Mengupayakan kelancaran
Kelancaran atau kemajuan peserta didik dalam belajar adalah indikator bahwa
peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di
kelas. Hal ini perlu didukung dan jangan diganggu dengan hal-hal lain yang bisa
membuyarkan konsentrasi peserta didik.
6.8.2 Pengertian
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan
guru mengaktifkan peserta didik belajar (active learning) dalam bentuk kelompok dan
perorangan sehingga pembelajaran berjalan optimal. Di samping itu, pengelompokan
peserta didik dalam proses interaksi edukatif merupakan suatu bentuk organisasi sosial
dalam pembelajaran.
Dalam pengajaran secara klasikal, perbedaan individu jarang mendapat perhatian.
Biasanya semua peserta didik dalam kelas dianggap mempunyai kebutuhan,
kemampuan, dan kecepatan yang sama, karena itu diperlakukan dengan cara yang sama.
Dalam pembelajaran jarang terpikirkan oleh guru memberikan atau menyediakan
kesempatan yang berbeda sesuai kondisi dan kebutuhan peserta didik, padahal ini
penting. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh guru dalam rangka memperhatikan
perbedaan peserta didik ini adalah dengan pengajaran kelompok kecil dan perorangan.
Hakikat pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah:
1) Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antara guru-peserta didik,
peserta didik-peserta didik (pola interaksi multiarah).
2) Peserta didik belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemampuan, dan minatnya
sendiri.
3) Peserta didik mudah mendapat bantuan dari guru sesuai kebutuhannya.
4) Peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran, mereka dilibatkan dalam penentuan
cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan, bahkan
tujuan yang akan dicapai.
Peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai:
1) organisator kegiatan pembelajaran,
2) sumber informasi bagi peserta didik,
3) motivator bagi peserta didik untuk aktif belajar,
4) fasilitator bagi peserta didik dalam pembelajaran,
5) pendiagnosis kesulitan dan memberi bantuan bagi peserta didik sesuai kebutuhan
mereka,
123
6) pembimbing, pengarah, penyumbang ide dalam memecahkan masalah.
MODEL A
Kelas
Kelas Besar
Besar
Kelas
Kelas Besar
Besar
= Kelompok kecil
= Perorangan
MODEL B
Kelas
Kelas Besar
Besar
Kelompok kecil
Gambar 6.2 Model B yang mengilustrasikan pengorganisasian kelompok kecil yang
pelajaran diawali dengan pengarahan atau penjelasan secara klasikal
tentang informasi dasar, materi, tugas, serta cara kerja yang dilakukan.
Setelah itu peserta didik langsung bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil yang diakhiri dengan laporan kelompok yang diserahkan kepada
guru.
MODEL C
Kelas Besar
Perorangan
Kelompok kecil
MODEL D
Kelas Besar
Ringkasan
Keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki guru adalah: (1) keterampilan
bertanya (dasar dan lanjut), (2) keterampilan memberi penguatan, (3) keterampilan
mengadakan variasi, (4) keterampilan menjelaskan, (5) keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, (6) keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, (7) keterampilan
mengelola kelas dan (8) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Kemudian, sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan sekarang dan masa
depan, dirasa perlu ditambahkan dua lagi keterampilan, yaitu (9) keterampilan
mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran, (10) keterampilan
mengembangkan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dan skill.
Perlatihan
Setelah Anda memahami bab ini kerjakanalah latihan berikut.
1) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai keterampilan bertanya (dasar
dan lanjut),
2) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai keterampilan memberi penguatan,
3) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai menguasai keterampilan
mengadakan variasi,
4) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai keterampilan menjelaskan,
5) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai keterampilan membuka dan menutup
pelajaran,
6) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai keterampilan memimpin diskusi
kelompok kecil,
7) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai keterampilan mengelola kelas,
8) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan,
9) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai keterampilan mengembangkan dan
menggunakan media dalam pembelajaran biologi,
133
10) Jelaskanlah dengan sebuah contoh mengenai keterampilan mengembangkan
Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dan skill dalam pembelajaran biologi.