Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TAKSONOMI TUMBUHAN

“DIVISIO ANGIOSPERMAE”

Oleh:
AVISHA PUTRI SUNDAPA
20177002

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG (UNP)
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam Angiospermae
yang merupakan kelompok tumbuhan yang mendominasi daratan lebih dari 100 juta tahun
yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita
konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya wortel, kangkung,
buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, pepaya; buah dan biji Leguminosae, buah
kariopsis dari Graminae misalnya padi dan jagung. Angiospermae merupakan tumbuhan biji
tertutup. Hampir semua tumbuhan yang ada di daratan merupakan angiospermae.
Angiospermae dibedakan atas dua kelas yakni dikotil dan monokotil. Klasifikasi
angiospermae menjadi dikotiledon dan monokotiledon didasarkan sejumlah perbedaan, yaitu
perbedaan struktur vegetatif (batang, daun, akar) dan struktur generatif (bunga dan biji).
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan
Graminae, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil
bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan
berkas pembuluh tersebar daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar
serabut. Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies adalah tumbuhan
dikotil. Kelompok tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan
penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan daun
menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau
kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang disebut dengan Angiospermae (Tumbuhan berbiji terbuka)?
2. Apa saja ciri-ciri Angiospermae?
3. Bagaimana daur hidup Angiospermae?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang Angiospermae (Tumbuhan berbiji terbuka).
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Angiospermae.
3. Dapat menjelaskan daur hidup Angiospermae.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti bunga
dan spermae yang berarti tumbuhan berbiji, jadi Angiospermae adalah tumbuhan berbiji yang
tertutup tertutup. Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu
diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal
buah. Kemudian bakal buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi
buah dan bakal biji yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya. Tumbuhan biji
tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji
terbuka, karena anggota Angiospermae mencakup sekitar 300 famili dan lebih dari 250.000
spesies.Tumbuhan ini banyak ditemukan di semua daratan dunia ini.Ada banyak faktor yang
menentukan sehingga angiospermae terdapat di mana-mana, diantaranya adalah
1. Mampu beadaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan
2. Membentukbuah, bunga dan biji. Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta
(tumbuhan berbunga) yang merupakan 80% tumbuhan saat ini.
Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil / magnoliopsida (sekitar
65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil
dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon),
struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar. Secara umum,
tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka.
Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga
(kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok
tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji
berkeping dua (Dicotyledonae).
B. Ciri-ciri Angiospermae
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk. Diantara adaptasi yang memungkinkan
tumbuhan dapat hidup di darat adalah kemampuannya untuk mengabsorsi air dan mineral
dari dalam tanah. Menyerap cahaya matahari dan mengambil CO2 dari udara untuk
fotosintesis serta kemempuannya untuk hidup dalam kondisi yang kering. Akar dan tajuk
saling bergantung satu sama lain, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian sebaliknya.
Karena tidak memiliki kloroplas dan hidup di tempat yang gelap menyebabkan akar tidak
dapat tumbuh tanpa gula dan nutrisi organic lainnya yang diangkut dari daun yang
merupakan bagian dari sistem dari tajuk. Sebaliknya batang dan daun bergantung pada air
dan mineral yang diserap oleh akar. Akar tumbuhan berfungsi sebagai penompang berdirinya
tumbuhan (jangkar), pengabsorpsi air dan mineral, serta tempat peyimpanan cadangan
makanan. Tajuk terdiri dari batang, daun dan bunga (bunga merupakan adaptasi untuk
reproduksi tumbuhan Angiospermae). Batang adalah bagian tumbuhan yang terletak di atas
tanah, mendukung daun-daun dan bunga.
Pada pohon, batang-batang meliputi batang pokok danseua cabang-cabang, termasuk
rantingranting yang kecil. Batang mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga
mempunyai ruas yakni jarak diantara dua buku. Daun merupakan tempat utama
berlangsungnya fotosintesis, kendati ada beberapa spesies tumbuhan yang batangnya dapat
melakukan fotosintesis karena mengandung kloroplas.
Daun terdiri dari helaian daun yang melebar (lamella) dan tangkai daun (petiol) yang
menghubungkan daun dengan batang. Pada ujung batang terdapat tunas yang belum
berkembang yang disebut tunas ujung. Selain itu di jumpai juga tunas aksilar/ tunas lateral/
tunas samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada banyak
tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan tunas
aksilar. Fenomena ini disebut dengan dominasi apical yang yang merupakan suatu adaptasi
yang dapat meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk memperoleh cahaya. Hal ini sangat
penting apabila kerpatan suatu vegetasi di suatu tempat tinggi.
Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem tajuk, pada kondisi
tertentu tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh. Beberpa tunas tersebut kemudian
berkembang menjadi cabang-cabang yang menghasilkan bunga dan yang lainnya
berkembang menjadi capang non reproduktif, lengkap dengan ujung tunas, daun-daun dan
tunas aksilar. Struktur tubuh tumbuhan dikotil. Organ tumbuhan yaitu akar, batang, daun,
buah, bunga dan biji, seluruhnya disusun dari jaringan-jaringan yang masing-masing jaringan
tersebut mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Masing-masing jaringan disusun
dari sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Beberapa modifikasi akar dan tajuk. Akar tumbuhan mengalami beberapa modifikasi
antara lain menjadi akar yang menyimpan cadangan makanan (pati) misalnya bit gula atau
akar penyimpan air pada beberapa famili Cucurbitaceae yang tumbuh di daerah kering atau
daerah yang tidak turun hujan dalam waktu yang panjang, akar nafas (pneumatofor) yang
dapat meningkatkan pertukaran gas antara udara dengan akar-akar yang terendam air pada
tanaman bakau/Avicennia nitida, akar udara pada anggrek yang dapat membantu penyerapan
air hujan, akar parasit/haustorium tali putri/Cuscuta sp, dan mikoriza yaitu simbiosis
mutualisme antara akar tumbun dan cendawan.
Beberapa modifikasi akar yakni tempat penimbun pati, akar nafas, akar udara,
haustorium, mikoriza. Seperti halnya akar batang dan dun juga mengalami modifikasi untuk
fungsi yang beragam, antara lain rhizome, stolon, runner, umbi batang (tuber), umbi lapis
(bulb) serta umbi kormus (corm). Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal dalam
tanah atau dekat dengan permukaan tanah, mempunyai ruas-ruas yang pendek dan pada
bukunya terdapat daundaun seperti sisik. Dijumpai akar adventif di sepanjang rhizome,
terutama di permukaan bawahnya. Rhizome dapat relative tebal, berdaging, mereupakan
tempat disimpannya cadangan makanan misalnya pada famili Zingiberaceae (jahe-jahean).
Runner adalah batang yang tumbuh horizontal di atas tanah, umumnya di sepanjang
permukaan tanah, mempunyai ruas panjang misalnya pada tanaman strawberry. Stolon mirip
sengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegas di dalam tanah, umumnya di sepanjang
permukaan tanah. Pada kentang, beberapa ujung stolon berkembang membentuk umbi
batang. Mata tunas pada umbi kentang merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang,
setia mata tunas tersebut akan mampu berkembang menjadi individu baru. Berbeda dengan
umbi kentang, umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi oleh sejumlah daun
berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun berdaging
mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun berdangin selalu dikelilingi oleh
daun-daun seperti sisik. Umbi lapis juga dijumpai pada tanaman tulip, lili dan lain-lain.
Kormus mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang membengkak seluruhnya merupakan
bagian batang. Helaian daun berbentuk sisik yang menutupi seluruh permukaan kormus.
Beberapa modifikasi batang yakni stolon pada strawberry, rhizome pada tanaman iris,
umbi kentang, umbi lapis, kormus. Beberapa modifikasi daun antara lain sulur (tendril), duri
dan daun penangkap serangga ditemukan dibeberapa tanaman. Ada beberapa tumbuhan yang
daunnya sebagian atau seluruhnya mengalami modifikasi bentuk sulur. Apabil sulur
menyentuh benda padat misalnya ranting/kawat segera sulur tersebut membelitnya dngan
erat. Pada tanaman lain ada juga petiolnya berubah menjadi sulur. Sulur dijumpai pada famili
Cucurbitaceae (waluhwaluhan), tanaman anggur dan lainnya. Duri yang dijumpai pada
kaktus merupakan modifikasi dari daun. Duri sekaligus berfungsi untuk melindungi tanaman
dari hewan pengganggu, disamping untuk mengurangi kehilangan air dari tumbuhan. Daun
penangkap serangga pada tumbuhan karnivor akan menutup sewaktu serangga tertangkap,
selanjutnya serangga tersebut akan segera dicerna oeleh enzim pencerna dan nutrisinya
digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan.
Angiospermae memiliki ciri utama yaitu, bakal bijinya berada di dalam megasporofil
yang termodifikasi menjadi daun buah ( karpel) sehingga serbuk sari harus menembus
jaringan daun buah untuk mencapai bakal biji dan membuahi ovum. Pada umumnya daun
dan buah berdaging tebal, misalnya pada manga, jeruk, dan semangka. Pada kacang-
kacangan, misalnya buncis, kapri, kacang panjang daun buah berupa kulit polong yang tipis.
Daun buah berfungsi melindungi biji agar tidak kekeringan pada saat mengalami dormansi
(tidak aktif). Dormansi yang dimaksud di sini adalah, Dormansi yaitu peristiwa dimana benih
mengalami masa istirahat (Dorman). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk
menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embryo.
Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan
tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses
perkecambahannya (Elisa, 2009).
Tubuh dan ukuran angiospermae memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ada
yang berupa tumbuhan berbunga terkecil berdiameter sekitar 2 mm, misalnya wolffia, hingga
pohon raksasa dengan tinggi lebih dari 100 m, misalnya pohon gom. Tubuh Angiospermae
terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Akarnya ada yang serabut da nada pula yang
tunggang, ada batang yang berkambium serta ada pula yang tidak memiliki cambium.
Angiospermae memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh serat dengan dinding sel tebal
dan berlignin. Sedangkan daunnya juga mempunyai beberapa tipe daun antara lain, lurus,
menyirip dan menjari.
C. Daur Hidup Angiospermae
Tumbuhan berbunga yang sering kita temui sehari-hari merupakan generasi gametofit
(2n) yang dominan. Seperti pada gymnospermae, generasi gametofit pada Angiospermae
juga mengalami reduksi. Angiospermae bersifat herospora. Bunga sporofit akan
menghasilkan megaspore dan mikrospora.
Siklus hidup Angiospermae adalah sebagai berikut.
1. Bunga pada sporofit (2n) memiliki kepala sari yang di dalamnya terdapat sel induk
mikrospora(2n).
2. Sel induk mikrospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosismenghasilkan
mikrospora yang haploid (n)
3. Mikrospora (n) mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan berupa
butir serbuk sari yang haploid (n)
4. Pada bakal biji terdapat sel induk megaspore (2n). sel induk megaspore membelah secara
meiosis menghasilkan empat sel megaspore (n). namun, hanya satu sel megaspore yang
hidup, sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi (mati)
5. Megaspore yang hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung lembaga atau sel
kantung embrio). Inti kandung lembaga membelah secata mitosis tiga kali berturut-turut.
Pembelahan inti tersebut tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma, disebut
kariokinesis. Dari kariokinesis dihasilkan delapan inti (nucleus) yang akan tumbuh
menjadi satu ovum (n), dua sinergid (n), tiga antipoda (n), dan dua inti polar yang bersatu
disebut Inti Kandung Lembaga Sekunder (2n).
6. Bila terjadi penyerbukan, serbuk sari (n) akan berkecambah membentuk buluh (tabung)
serbuk sari yang intinya akan mengalami kariokinesis dan menghasilkan dua inti, yaitu
satu inti generatif (n) dan satu inti vegetatif (n) membelah lagi secara kariokinesis
sehingga ;menghasilkan dua inti, yaitu sati inti sperma I (n) dan satu inti sperma II (n).
7. Setelah pembuluh serbuk sari sampai di mikropil, inti vegetatif mengalami degenerasi.
Inti sperma I (n) membuahi ovum (n) dan menghasilkan zygot (2n). Inti sperma II (n)
membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) dan menghasilkan endosperma (3n).
pembuahan dada Angiospermae disebut pembuahan ganda.
8. Zygot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi embrio. Endosperma (3n) berfungsi sebagai cadangan makanan
bagi embrio. Struktur yang meliputi embrio, endosperma dan selaput biji, disebut biji.
Ketika biji tumbuh menjadi biji, ovarium akan berkembang menjadi buah yang
melindungi biji dan membantu pemencarannya. Bila biji jatuh ke tempat yang sesuai
maka akan timbuh menjadi sporofit baru
D. Jenis Reproduksi Angiospermae
1. Reproduksi Generatif Dalam siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain.
a) Gametogenesis Yaitu pembentukan gamet (sel kelamin). Terjadi di bagian bunga.
b) Penyerbukan (Polinasi) Yaitu jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik
(pada Angiospermae) atau melekatnya serbuk sari pada bakal buah
(Gymnospermae).
Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan berbiji:
1) Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu kali pembuahan), yaitu
peleburan gamet jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi
pada tumbuhan Gymnospermae.
2) Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua kali pembuahan), yaitu:
peleburan inti sperma >< ovum , menghasilkan zygot (embrio), peleburan inti
sperma >< kandung lembaga skunder , menghasilkan endosperm (untuk
cadangan makanan) dan Terjadi pada tumbuhan Angiospermae.
2. Reproduksi Vegetatif Yaitu cara reproduksi tanpa melalui perkawinan (fertilisasi)
gamet jantan dan betina. Sifat dari reproduksi vegetatif adalah menghasilkan
keturunan yang identik (sifat sama) dengan induknya. Reproduksi Vegetatif dapat
terjadi secara,
a) Alami , cara perbanyakan yang dilakukan oleh organ vegetatif tumbuhan tanpa
bantuan manusia.
b) Buatan, cara perbanyakan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan
manusia. Macam reproduksi vegetatif secara buatan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Angiospermae adalah tumbuhan brbiji tertutup yang paling dominan dijumpai di dunia.
b. Dalam siklus hidupnya Angiospermae mengalami pembuahan ganda atau lebuh lazim
disebut dengan pergiliran keturunan antra pembuahan (perkembangbikan secara
generative dan vegetative).
c. Ciri utama tumbuhan ini dalah memiliki bunga. Sel kelamin jantan dari angiospermae
adalah benang sari sedangkan sel kelamin betina adalah putik.
d. Fertilisasi tumbuhan angiospermae adalah dengan pembuahan ganda yakni dengan dua
kali peleburan sperma. Pembuahan pertama menghasilkan zygot dan pembuahan yang
kedua menghasilkan endosperm.

Anda mungkin juga menyukai