Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dian Safitri

Nim :

Mata Kuliah :

Keterampilan dasar mengajar yang dimiliki oleh guru matematika yang tersertifikasi ditinjau
dari jalur sertifikasi:

1. Keterampilan dasar mengajar yang dimiliki guru yang tersertifikasi melalui jalur portofolio
yaitu: (a) keterampilan bertanya, (b) keterampilan memberi penguatan, (c) keterampilan
mengadakan variasi, (d) keterampilan menjelaskan, (e) keterampilan membimbing diskusi, (f)
keterampilan mengelolah kelas, (g) keterampilan mengajar kelompok kecil, dan (i) keterampilan
membuka pelajaran.

2.Keterampilan dasar mengajar yang dimiliki guru yang tersertifikasi melalui jalur PLPG yaitu:
(a) keterampilan bertanya, (b) keterampilan memberi penguatan, (c) keterampilan mengadakan
variasi, (d) keterampilan menjelaskan, (e) keterampilan membimbing diskusi, (f) keterampilan
mengelolah kelas, (g) keterampilan mengajar kelompok kecil, dan (i) keterampilan membuka
pelajaran.

3. Keterampilan dasar mengajar yang dimiliki guru yang tersertifikasi melalui jalur PPG yaitu:
(a) keterampilan bertanya, (b) keterampilan memberi penguatan, (c) keterampilan mengadakan
variasi, (d) keterampilan menjelaskan, (e) keterampilan membimbing diskusi, (f) keterampilan
mengelolah kelas, (g) keterampilan mengajar kelompok kecil, dan (i) keterampilan membuka
dan menutup pelajaran.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005) beberapa keterampilan dasar mengajar yang
harus dikuasai oleh guru adalah keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan mengadaka, variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola
kelas, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Sedangkan Menurut Hamid
Darmadi (2012) keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap
individu yang berprofesi sebagai guru. Adapun indikator Keterampilan Mengajar tersebut
sebagai berikut :

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan


membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian
anak didik agar terpusat pada apa yang akan dipelajari. Komponen keterampilan membuka
pelajaran yaitu menarik minat atau perhatian peserta didik, membangkitkan motivasi, memberi
acuan dan membuat kaitan. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan
merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini cukup berarti bagi
siswa, namun banyak guru yang tidak sempat melakukannya. Komponen ketrampilan menutup
pelajaran adalah meninjau kembali, mengevaluasi dan tindak lanjut.

2. Keterampilan menjelaskan pelajaran

Pengertian menjelaskan dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran mengacu kepada


perbuatan mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana dan sistematis
sehingga dalam penyajiannya siswa dengan mudah dapat memahaminya. Komponen
keterampilan menjelaskan, kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan pada
hal-hal penting dan penggunaan balikan.

3. Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk
mengajukan pertanyaan dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas
jawaban peserta didik. Ada 4 jenis pertanyaan yang dapat digunakan dalam melaksanakan
pembelajaran yaitu pertanyaan permintaan, pertanyaan mengarahkan atau menuntun, pertanyaan
bersifat menggali dan pertanyaan retoris. Pertanyaan yang diajukan dikatakan baik apabila jelas,
informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, berikan waktuyang cukup, sebarkan terlebih
dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, berikan respon yang menyenangkan sesegera mungkin
dan tuntunlah siswa hingga ia menemukan jawaban yang sesungguhnya. Komponen dalam
keterampilan bertanya adalah sebagai berikut pertanyaan harus jelas dan singkat, memberikan
acuan, memusatkan perhatian, memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan, pemberian
kesempatan berfikir dan pemberian tuntunan jawaban.

4. Keterampilan mengadakan variasi

Keterampilan mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru


dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun, dan
penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta menguranggi kejenuhan dan
kebosanan. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu
variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan alat-alat pembelajaran dan
variasi dalam pola interaksi.

5. Keterampilan memberi penguatan

Untuk kegiatan proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti tersendiri. Semua


penghargaan yang dimaksud ini tidak berwujud materi, melainkan dalam bentuk kata-kata,
senyuman, anggukan dan lain sebagainya maupun simbol.

Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan


kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal
dan non-verbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari
penggunaan respon yang negatif. Respon positif bertujuan agar tingkah laku yang sudah baik
akan berulang atau bertambah. Sedangkan respon yang negative bertujuan agar tingkah laku
yang kurang baik berkurang atau hilang. Keterampilan memberi penguatan memiliki 2
komponen yaitu

1) penguatan verbal adalah Pujian atau dorongan yang diucapkan oleh guru untuk respon atau
tingkah laku siswa adalah penguatan verbal yang berupa kata-kata, dan

2) Penguatan non-verbal adalah penguatan secara non-verbal dapat dilakukan dengan gerakan
mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol, dan kegiatan yang menyenangkan.

6. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan
sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai
tujuan pengajaran. Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut
menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian secara visual dan verbal, memusatkan perhatian
kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran, memberi petunjuk yang
jelas, memberi teguran secara bijaksana dan memberi penguatan ketika diperlukan.

7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok
peserta didik dalam interaksi tatap muka untuk mengambil keputusan dan memcahkan masalah.
Diskusi kelompok kecil ini merupakan peserta didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil
dibawah pembinaan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan dan dilaksanakan dalam suasana terbuka. Komponen keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil yaitu pemusatan perhatian, menganalisis pandangan anak
didik, meningkatkan kontribusi, membagi partisipasi dan menutup diskusi.

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentukpembelajaran yang


memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin
hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik. Khusus dalam melakukan
pembelajaran perorangan, perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berpikir peserta didik
agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik. Dalam mengajar
kelompok kecil dan perorangan, guru bertindak sebagai operator dalam sistem tersebut. Untuk
ini ada tiga jenis keterampilan yang diperlukan yaitu mengadakan pendekatan secara pribadi,
mengorganisasi serta membimbing dan membantu. Sedangkan menurut Zainal Asril (2012)
Variasi dalam gaya guru yang profesional harus hidup dan antusias menarik perhatian siswa.
Guru diharapkan mampu memodifikasi variasi:

1. Suara guru tekanan tinggi-rendah, cepat lambat.


2. Memusatkan perhatian peserta didik
3. Mengadakan diam sejenak pada saat membuat pembicaran guru lebih jelas.
4. Intonasi dan bunyi-bunyian lain seperti guru menanggapi pekerjaan peserta didik dengan kata-
kata yang disesuaikan dengan nada suara, dengan kata-kata ini membuat emosional siswa
5. Guru menguasai dengan kontak mata, guru menatap siswa secara keseluruhan.
6. Ekspresi wajah
7. Gerak gerik tangan
8. Variasi guru dalam pergantian posisi dalam ruangan kelas
9. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
10. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran

Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian


perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal-balik antara guru dan
siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dalam proses
belajar-mengajar dituntut seorang guru yang profesional.

Menurut Surya guru profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-
tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode.1Selain itu ditunjukkan
melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan pengabdiannya. Guru professional mempunyai
tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang
mandiri yang mampu memahami dirinya mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan
menghargai serta mengembangkan dirinya. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar,dan melatih. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Melatih berarti mengembangkan keterampilan pada siswa. Disamping itu seorang
guru harus mengetahui teknik-teknik mengajar sebagai pedoman untuk menyampaikan
informasi yang di anggap penting. Keterampilan seorang guru yang harus dikuasai seorang
pendidik yaitu keterampilan dasar mengajar. Apabila seorang guru tidak mempunyai
keterampilan dasar mengajar, maka guru tersebut tidak dapat berhasil untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, seorang guru bukan hanya mempunyai wawasan keilmuwan
yang luas tetapi harus dapat melaksanakan proses belajar-mengajar dengan baik dengan tidak
meninggalkan aspek keterampilan dasar mengajar

Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Matematika


1. Guru sebagai Sumber Belajar
2. Guru sebagai Demonstrator
3. Guru sebagai Pengelola Kelas
4.Guru sebagai fasilitator
5. Guru sebagai Pembimbing
6. Guru sebagai Motivator
7. Guru sebagai Evaluator

Keterampilan Dasar Mengajar Guru Matematika Keterampilan dasar mengajar bagi guru
matematika diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien. Dalam hal ini,
terdapat 8 (delapan) keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar-mengajar
yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan. kemampuan dasar mengajar yang baik yakni menampilkan
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan
bertanya dasar, keterampilan bertanya lanjut, keterampilan membuat variasi, dan keterampilan
memberi penguatan. Kriteria ini selaras dengan yang disampaikan oleh Rafi’i (2020).

Menurut Yuanita (2019) memberikan penguatan bisa dilakukan dengan memberikan


ungkapan berupa pujian, motivasi, atau memberikan reward. Salah satu pembelajaran yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan kualitas diri mahasiswa calon pendidik adalah dengan
menerapkan lesson study. Seperti yang dikatakan Sumani (2009) bahwa lesson study dapat
sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Cerbin (2006)
lesson study dapat membangun pengetahuan pedagogi. Selain itu, lesson study juga dapat
membangun pembelajaran kolaboratif (Triyanto, 2016). Menurut Sriyanto (2007) tujuan lesson
study yaitu memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana guru mengajar,
memperoleh hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh guru yang lain, meningkatkan
pembelajaran secara sistematis melalui kolaboratif, dan membangun suatu pengetahuan dimana
seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru yang lain. Berdasarkan Slamet Mulyana
(2007) terdapat tiga tahapan pada lesson study yakni plan (perencanaan), do (pelaksanaan), dan
see (refleksi). Pada tahap plan, peneliti membuat perencanaan pelaksanaan lesson study.
Kemudian dilaksankan dengan tim lesson study mengenai perencanaan yang telah dibuat. Tahap
kedua yakni tahap do (pelaksanaan) Pada tahap ini terdapat dua kegiatan yaitu kegiatan
pelaksanaan praktik mengajar dan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh anggota lesson
study yang lain. Tahap yang ketiga yakni tahap see (refleksi).

Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang
berprofesi sebagai guru. Keterampilan tersebut melekat pada profesinya sebagai hasil proses
pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan. Keterampilan mengajar atau
teaching skill dapat dilatihkan melalui micro teaching yang harus dikuasai oleh praktikan atau
calon guru sebelum melaksanakan praktik pengalaman lapangan di lembaga pendidikan. Ada
delapan komponen keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil, keterampilan mengelola kelas dan keterampilan mengajar kelompok kecil atau
perorangan. Pembelajaran Micro dapat diartikan sebagai cara latihan ketrampilan keguruan atau
praktek mengajar dalam lingkup kecil/terbatas dan merupakan model pembelajaran yang
dikecilkan atau disebut juga dengan real teaching. Dengan demikian pembelajaran micro dapat
membekali guru atau calon guru bermacam-macam keterampilan dasar mengajar dan sebagai
sarana latihan dalam mempraktikkan keterampilan dasar mengajar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Ashirin dkk (2020) tentang
analisis keterampilan dasar mengajar guru pada proses pembelajaran matematika kelas V di
SDN 110 Pekanbaru, bahwa keterampilan dasar mengajar guru pada proses pembelajaran
matematika kelas V di SDN 110 Pekanbaru sudah dilaksanakan dengan baik. Secara
keseluruhan keterampilan bertanya dari 10 indikator yang diamati yaitu 8 yang muncul,
keterampilan memberi penguatan dari 10 indikator yang diamati yaitu 10 yang muncul,
keterampilan mengadakan variasi dari 10 indikator yang diamtai yaitu 7 yang muncul, dan
keterampilan membimbing kelompok kecil dan perseorangan dari 10 indikator yang diamati
yaitu 10 yang muncul. Memperhatikan temuan teoretis pada jurnal Sumarno Ismail
Memperhatikan temuan teoretis seperti yang disajikan di atas, dapat disimpulkan babarapa hal
sebagai berikut:

1) Untuk membuat mahasiswa menguasai 8 keterampilan dasar mengajar harus dilakukan dalam
proses latihan mengajar yang terecana, bertahap, berlapis sistematis dan berkelanjutan.
2) Proses latihan dapat dilakukan berdasarkan strategi lesson study dalam 4 tahapan yakni
condisioning, (2) planning, (3) doing dan (4) seeing. Keempat tahapan dari strategi ini
merupakam rangkaian tidak putus dari Condisioning-PlanningDoing-Seeing (Co-Plan-Do-See).

3) Kontribusi nyata dan positif dari strategi lesson study ini terhdap penguasaan keterampilan
dasar mengajar melalui latihan mengajar mengajar dalam bentuk bimbingan peer teaching ,
dapat disimpulkan babarapa hal sebagai berikut:

1) Untuk membuat mahasiswa menguasai 8 keterampilan dasar mengajar harus dilakukan dalam
proses latihan mengajar yang terecana, bertahap, berlapis sistematis dan berkelanjutan.

2) Proses latihan dapat dilakukan berdasarkan strategi lesson study dalam 4 tahapan yakni
condisioning, (2) planning, (3) doing dan (4) seeing. Keempat tahapan dari strategi ini
merupakam rangkaian tidak putus dari Condisioning-PlanningDoing-Seeing (Co-Plan-Do-See).

Dalam proses pembelajaran, kompetensi pedagogic mempunyai peranan yang penting


karena berhubungan langsung dengan tugas pokok seorang guru, yakni terkait dengan
kemampuan yang terfokus pada pelaksanaan proses belajar mengajar dan pengelola proses
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memiliki keahlian dalam pembelajaran. Dalam hal ini
keterampilan gurulah yang dibutuhkan untuk pembelajaran agar anak didik tidak jenuh.
Sehingga untuk dapat menciptakan kualitas pembelajaran yang efektif dan menyenangkan perlu
untuk menerapkan keterampilan dasar mengajar Mulyasa (2013: 32), menguasai keterampilan
dasar mengajar ini menjadi penting bagi guru guna menyempurnakan kompetensi pedagogik
guru. Selain itu, eterampilan dasar mengajar juga merupakan komponen yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Keterampilan dasar mengajar adalah
kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh guru agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara , efisien dan profensional. Keterampilan dasar mengajar
inilah yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-
tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional. Menerapkan keterampilan dasar
mengajar merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran karena dengan
menerapkan keterampilan tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih
baik, serta dengan memiliki keterampilan dasar mengajar, guru dapat mengelola proses
pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan sekolah. Saud
(2012: 2), keterampilan dasar mengajar guru dalam proses belajar mengajar antara lain: 1)
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 2) keterampilan menjelaskan, 3) keterampilan
bertanya, 4) keterampilan mengadakan variasi, 5) keterampilan memberi penguatan, 6)
keterampilan mengelola kelas, 7) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, dan 8)
keterampilan mengajar perorangan atau kelompok kecil. keterampilan dasar mengajar
jugaSebagai calon guru, mahasiswa harus memiliki delapan keterampilan dasar mengajar yang
bisa ditingkatkan melalui upaya peningkatan kemampuan cognitive apprenticeship dimana peran
guru sangat dibutuhkan untuk membantu siswa belajar secara mandiri, kreatif, percara diri, dan
aktif. Kemampuan cognitive apprenticeship yang dapat dikembangkan menjadi model
pembelajaran terbaru terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: Modelling, Coaching,
Scaffolding, Articulation, Reflection, Variety, dan Exploration. Guru yang telah memiliki
kemampuan cognitive apprenticeship, maka dapat dipastikan mereka juga memiliki keterampilan
dasar mengajar sebagai guru.

Anda mungkin juga menyukai