Anda di halaman 1dari 18

BAB 5

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

A. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MEMBUKA PEMBELAJARAN


1. Pengertian keterampilan dasar mengajar membuka pembelajaran (set induction)

Pembelajaran adalah suatu proses yang ditata dan diatur berdasarkan Langkah tertentu agar
dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Keterampilan dasar mengajar
(teaching skills) pada dasarnya merupakan bentuk perilaku (kemampuan) atau keterampilan (skill)
yang bersifat khusus dan mendasar yang harus dimiliki tenaga pendidik sebagai modal untuk
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran secara professional.

Kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran sangat berpengaruh pada
keberhasilan suatu pembelajaran. Keterampilan membuka pelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan guru untuk menciptakan suasana agar siswa siap mental dan terpusat pada hal-hal yang
akan dipelajari. Pada awal pelajaran, tidak semua siswa memiliki kesiapan mental dan tertarik untk
mengkuti hal-hal yang akan dipelajari. Ketika siswa mengikuti pelajaran jam kedua, maka kondisi
pikiran dan perhatian sisa kebanyakan masih pada pelajaran jam pertama.

2. Tujuan dan manfaat membuka pembelajaran

Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai secara efektif
dan efesien. Tujuan khususnya adalah 1) Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi
tugas-tugas pembelajaran yang akandikerjakan. 2) Siswa mengetahui batas-batas tugas yang akan
dikerjakan. 3) Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yanag
mungkin diambil dari mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran. 4) Siswa mengetahui
hubungan antar pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang kan dikuasai yang akan
dipelajari atu belum dikenalnya. 5) Siswa dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-
ketetampilan konsep-konsep yang tercantum dalam suatu peristiwa. 6) Siswa dapat mengetahui
tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran dan guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilannya dalam mengajar.

3. Komponen membuka pembelajaran

Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka dan menutup


pembelajaran adalah membangkitkan perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan, dan
membuat kaitan, meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum
hasil pembelajaran, melakukan evaluasi, dan memberikan dorongan psikologi.

4. Prinsip penerapan unsur kegiatan membuka pembelajaran

Ada 2 prinsip yaitu :

a. Kebermaknaan
b. Logis dan berkesinambungan

B. KETERAMPILAN BERTANYA DASAR


1. Pengertian keterampilan bertanya dasar

Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku yaiitu ” terampil dan
Tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal dari kata “Tanya” yang berarti
antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang berarti memilki arti “cakap
dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya
secara sederhana dapat dirumuskan adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta
keterangan atau penjelasan dari orang lain, atau pihak pihak menjadi lawan bicara.

2. Tujuan, manfaat, dan karakteristik keterampilan bertanya dasar

tujuan Pertanyaan dalam pembelajaran pada dasarnya adalah untuk membelajarkan siswa, yaitu
mengomunikasikan materi dan lingkunan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tipe
pertanyaan Tipe atau bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan setiap bentuk pertanyaan
tergantung pada tujuan yang di harapkan. Jika di identifikasikan ada enam tipe pertanyaan. Terdapat
8 keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran,
yaitu keterampilan: bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan
menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok
kecil dan individual.

3. Prinsip-prinsip keterampilan bertanya

Prinsip-prinsip pokok yang harus dipehatikan oleh para guru, calon guru dalam mengunakkan
keterampilan bertanya antara lain:

a. Kehangatan dan keantusiasan


b. Memberi waktu berfikir

C. KETERAMPILAN BERTANYA LANJUT


1. Pengertian keterampilan bertanya lanjut

Pembelajaran pertanyaan di klasifikasikan kedalam dua bentukatau jenis, yaitu pertanyaan dasar dan
pertanyaan lanjut. Dalam kegiatan pembelajaran telah dijelaskan bahwa yang dimaksud keterampilan
bertanya dasar adalah pertanyaan yang pertama atau pembuka untuk mendapatkan atau informasi
dari siswa. Untuk menindaklanjuti dari pertanyaan pertama diikuti oleh berikutnya atau disebut
dengan petanyaaan lanjut.

2. Tujuan, manfaat, dan karakteristik bertanya lanjut

Tujuan dan manfaat dari keterampilan bertanya dasar masih relevan dan berlaku pula untuk bertanya
lanjut. Namun untuk kepentingan bertanya lanjut, tujuan dan manfaat itu lebih luas dan hal-hal yang
belum terjangkau oleh tujuan dan manfaat darti pertanyaan dasar. Tujuan dan manfaat dari
pertanyaan lanjut yang dimaksud yaitu untuk memungkinkan siswa dapat berfikir lbih tajam analitis
dan komperetif.

3. Jenis-jenis bertanya lanjut

Sebagai penuntun bagi calon guru atau para guru dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjut,
dapat digunakan klasifiikasi tingkatan belajar yang disampaikan oleh bloom (taksonomi bloom).
Berdasarkan taksonomi dari bloom, pertanyaan dapat digolongkan kedalam enam kelompok atau
jenis, yaitu :

a. Pertanyaan ingatan (knowledge)

b. Pertanyaan pemahaman(comprehension)

c. Pertanyaan penarapan (application)

d. Pertanyaan analisis (analysis)

e. Pertanyaan sintesis (sintesis)

f. Pertanyaan evaluasi (evaluation)

D. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN


1. Pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Pengertian ketrampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran ide, dan kreatifitas
dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu lebih bermakna sehingga menghasilkan
sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut Sadirman, interaksi dan motivasi belajar mengajar (jakarta:
rajawali pers, 2011: 211) . Ketrampilan dasar mengajar (teaching skill)  adalah kemampuan atau
ketrampilan yang bersifat khusus (most specific intructional behaviors)yang harus dimiliki oleh guru,
dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien
dan profesional (As. Gilcman, 1991).

2. Unsur-unsur pembelajaran kelompok kecil dan perorangan

Berikut ini dikemukakan beberapa aktivitas atau komponen-komponen yang dapat dilakukan oleh
guru untuk memberi layanan pembelajaran secara optimal melalui pendekatan kelompok kecil dan
perorangan:

1. Peran guru

a. Sebagai motivator, yaitu guru memfosisikan diri sebagai penggerak, yang menumbuhkan
semangat dan kekuatan belajar bagi siswa.

b. Sebagai fasilitator, yaitu guru yang menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif sehingga
dapat menunjang kelancaran pembelajaran bagi siswa.

c. Organisator pembelajaran, yaitu yang mengelola kegiatan pembelajaran dengan cara


merencanakan yang baik, melaksanakan, pengawasan (monitoring) sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien

d. Multi metode dan media, yaitu guru dalam mengajar tidak hanya terpaku pada satu jenis metode
atau media tertentu saja, akan tetapi untuk memfasilitasi terjadinya belajar bagi setiap siswa yang
memiliki perbedaan itu guru melayaninya melalui penggunaan metode dan media secara bervariasi.

e. Pola interaksi pembelajaran, yaitu komunikasi pembelajaran hendaknya dikembangkan dengan


jalinan komunikasi interaktif.

f. Pemanfaatan sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi, yaitu bagaimana dalam proses
pembelajaran, siswa tidak hanya terpaku pada guru atau satu buku saja sebagai sumbernya
g. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa, yaitu yang mencermati atau meneliti permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

3. Keterampilan yang dituntut dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan

a. Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, Salah satu prinsip pengajaran


kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab ddan sehat antar
aguru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik. 
b. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, Selama kegiatan kelompok
kecil atau perseorangan belangsung, guru berperan sebagai organisator yang mengatur
dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, Keterampilan ini
memungkinkan guru membantu peserta didik untuk maju tanpa mengalami frustasi.
d. Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, Tugas guru
yang utama adalah membantu siswa melakukan kegiatan, baik secara perseorangan
maupun secara kelompok.

E. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS (CLASSROOM MANAGEMENT)


1. Pengertian pengelolaan kelas (classroom Management)
Salah satu kunci keberhasilan proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam mengelola
kelas dengan baik. Bahkan dikatakan, guru yang berhasil adalah guru yang memiliki manajemen
kelas yang didesign dengan baik dimana para siswa dapat belajar berdasarkan pada lingkungan yang
dibuat. Classroom management adalah apa yang guru harus dilakukan dalam menangani para siswa,
mengelola waktu, mengelola tempat dan bahan-bahan pengajaran sehingga proses belajar terlaksana.
Jadi, bagaimana cara guru mengelola kelas dengan baik akan menentukan keberhasilan siswa dalam
belajar. 
2. Pengelolaan dan pembelajaran di kelas
Berikut ini beberapa hakekat pengelolaan kelas antara lain :
1. Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan pembelajar yang ditunjukkan untuk mendorong
munculnya tingkah laku yang diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklm
sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan
efektif.
2. Tujuan pengeloalaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
3. Pengelolaan kelas merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran.

3. Komponen pengelolaan kelas


Berikut ini adalah beberapa komponen manajemen kelas:

1. Penataan ruangan: Penataan ruangan yang baik akan membantu siswa dalam fokus dan
mudah mengikuti pembelajaran.

2. Penggunaan media pembelajaran: Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan


membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan lebih baik.

3. Penggunaan metode pembelajaran yang efektif: Penggunaan metode pembelajaran


yang efektif akan membantu siswa dalam mengerti dan mengingat materi pembelajaran
dengan lebih baik.

4. Penggunaan strategi motivasi dan pengawasan: Penggunaan strategi motivasi dan


pengawasan yang tepat akan membantu siswa dalam terdorong untuk belajar dan
memahami materi pembelajaran dengan lebih baik.

5. Penggunaan teknik komunikasi yang efektif: Penggunaan teknik komunikasi yang


efektif akan membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas
dan memahami kebutuhan siswa.

F. KETERAMPILAN MENJELASKAN
1. Pengertian keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan pada pembelajaran adalah kapasitas seorang guru dalam


mempresentasikan informasi dengan menggunakan penuturan lisan yang terstruktur dan sistematis.
Ini bertujuan agar suatu informasi bisa terkoneksi dengan baik sehingga akan tercipta suatu
pemahaman. Ini bisa dilakukan dengan menghubungkan antara pengertian dengan contoh, sebab
dan akibat.

2. Tujuan keterampilan menjelaskan


- Agar guru bisa memperoleh respon atau feedback dari peserta didik tentang penguasaan
materi yang telah dijelaskan. Respon siswa sendiri merupakan sikap aktif yang bisa membuat
pemahaman materi menjadi lebih baik.
- Mengajari peserta didik agar bisa terus konsisten untuk berpikir dan memperhatikan suatu
penjelasan sehingga materi yang terserap bisa lebih efektif.
- Siswa bisa memahami proses berpikir dengan menggunakan fakta yang valid untuk
mendapatkan solusi dari masalah.
- Mengayomi peserta didik sehingga mereka bisa lebih menguasai mata pelajaran dengan baik.

3. Unsur-unsur keterampilan menjelaskan


a. Merencanakan, Agar bisa menjelaskan dengan baik, guru harus merencanakannya
dengan matang.
b. Presentasi Penjelasan, Sebuah presentasi penjelasan bisa dikembangkan bila guru
menggunakan tahap berikut ini:
- Kejelasan
- Pemakaian ilustrasi dan contoh
- Pemberian penekanan
- Pemakaian balikan

4. Prinsip keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan mempunyai prinsip yang bisa membuat implementasinya bisa lebih
efektif dan efisien, berikut diantaranya:

 Pada pelaksanaanya penjelasan harus bisa membuat siswa tertarik dan harus sesuai dengan
materi dan kompetensi dasar.
 Syarat dalam menjelaskan adalah harus selaras dengan apa yang tertuang pada KD
(kompetensi dasar). Selain itu guru juga harus bisa menganalisa tentang latar belakang dan
tingkat kemampuan siswa agar penjelasan bisa tepat guna.
 Penjelasan dilakukan pada saat belajar mengajar, lebih tepatnya awal tengah atau akhir
aktivitas jam pelajaran.
 Penjelasan bisa dilakukan untuk membalas pertanyaan siswa, selain itu penjelasan juga bisa
dilakukan untuk menjelaskan materi yang telah direncanakan sehingga materi bisa memenuhi
kompetensi dasar.

G. KETERAMPILAN VARIASI STIMULUS


1. Pengertian keterampilan variasi stimulus

Variasi merupakan hal yang perlu dilakukan saat proses pembelajaran. Menurut Alma (2009: 42)
membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam perilaku keterampilan mengajar. Variasi
dalam hal ini adalah menggunakan berbagai metode, gaya mengajar, sumber bahan pelajaran, media
pengajaran, dan variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan peserta didik

2. Tujuan Variasi stimulus

Menurut Sukirman (2012: 266) terdapat beberapa poin penting yang menjadi tujuan dan manfaat dari
variasi stimulus, di antaranya yaitu:
1. Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
2. Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas.
3. Meningkatkan perhatian dan motivasi siswa.
4. Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru.
5. Menyesuaikan model pembelajaran dengan cara belajar siswa yang berbeda-beda.
6. Meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa.

3. Unsur-unsur Variasi Stimulus


Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari beberapa komponen. Menurut Djamarah (2005: 124)
keterampilan mengadakan variasi proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu;
1. variasi dalam gaya mengajar,
2. variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, serta
3. variasi dalam interaksi antara guru dengan peserta didik.

4. Prinsip pengembangan variasi stimulus


prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi yaitu; 
1. variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan yang hendak dicapai,
2. variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak
akan merusak perhatian peserta didik dan tidak mengganggu pelajaran, dan
3. variasi harus direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam
rencana pelajaran atau satuan pelajaran.

H. KETERAMPILAN MENGAJAR MENGGUNAKAN MEDIA DAN ALAT

1. Pengertian keterampilan mengajar menggunakan media dan alat

Keterampilan menggunakan media pembelajaran sangat penting bagi seorang guru untuk membantu
proses penyampaian pelajaran. Menurut  Udin  Syaefudin  Saud  (2010), media pembelajaran  adalah
sarana  pembelajaran  yang  digunakan  sebagai  perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam  mencapai tujuan pembelajaran. 

2. Komponen, contoh media, dan alat pembelajaran

Komponen-komponen keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu:

 Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang
mempunyai sifat dapat didengarkan oleh siswa, seperti radio.

 Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang
mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa, seperti peta.

 Media audio visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa, seperti TV
Edukasi.

 Prinsip-prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu:

 Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kompetensi
dasar.

 Berdasarkan guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan


motivasi siswa.

 Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap aktif
siswa dalam belajar.

3. Tujuan menggunakan media dan alat pembelajaran

Tujuan keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu:


 Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbalistis.

 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra.

 Memperlancar jalannya proses pembelajaran.

 Menimbulkan kegairahan belajar.

 Memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan


dan kenyataan

 Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.

4. Prinsip menggunakan media dan alat pembelajaran


- Efektifitas
Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada ketepatgunaan (efektivitas) dalam
pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi.

- Relevansi
Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan, karakteristik meteri
pelajaran, potensi dan perkembangan siswa, serta dengan waktu yang tersedia.
- Efisiensi
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus benar-benar memperhatikan bahwa
media tersebut murah atau hemat biaya tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang
dimaksud, persiapan dan penggunaanya relatif memerlukan waktu yang singkat, kemudian
hanya memerlukan sedikit tenaga.
- Dapat digunakan Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat digunakan atau
diterapkan dalam pembelajaran, sehingga dapat menambah meningkatkan kualitas
pembelajaran.
- Kontekstual
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus mengedepankan aspek lingkungan
sosial dan budaya dengan mempertimbangkan aspek pengembangan pada pembelajaran life
skills.

5. Komponen keterampilan menggunakan Media dan alat

a. Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat
dapat didengarkan oleh siswa, seperti radio.
b. Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang
mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa, seperti peta.

c. Media audio visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang
mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa, seperti TV Edukasi.

I. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI


1. Keterampilan mengadakan variasi

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Keterampilan
mengadakan variasi ini dapat juga dipakai untuk pengunaan keterampilan mengajar yang lain, seperti
dalam mengunakan ketrampilan bertanya memberi pengutan, menjelaskan dan sebagainya

2. Tujuan kegiatan bervariasi

Adapun  tujuan pokok dari pengadaan variasi dalam kelas  antara lain      :

1. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran


2. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara
mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
3. Meningkatkan kadar CBSA dalam proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa
dengan berbagai tingkat kognitif.

3. Prinsip mengadakan variasi


- Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang
hendak dicapai.
- Variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak
perhatian siswa dan tidak mengganggu proses pembelajaran.
- Variasi harus direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana
pelajaran atau satuan pelajaran.

4. Komponen keterampilan mengadakan variasi


- Variasi dalam gaya mengajar
1. Penggunaan variasi suara. Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi
lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih,
atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
2. Pemusatan perhatian siswa. Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang
dianggap penting dapat dengan gaya bahasa menurut kebutuhan anak.
3. Kesenyapan guru. Adanya kesenyapan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba dan
disengaja selagi guru menerangkan sesuatu, merupakan alat yang baik untuk menarik
perhatian siswa.
4. Mengadakan kontak pandang dan gerak. Apabila guru sedang berbicara atau
berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat
ke mata murid-murid untuk menujukkan adanya hubungan yang akrab dengan mereka.
5. Gerakan badan dan mimik. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan
gerakan badan adalah aspek yang sangat pentingdalam berkomunikasi.
6. Pergantian posisi guru di dalam kelas. Pergantian guru di dalam kelas dapat di gunakan
untuk mempertahankan perhatian siswa.

- Variasi dalam penggunaan media pembelajaran


1. Variasi yang dapat dilihat. Media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah:grafik, bagan,
poster, gambar, film, dan slide.
2. Variasi media yang dapat didengar. Suara guru termasuk di dalam media komunikasi
yang utama didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi, puisi,
sosiodrama, telepon, dapat di pakai sebagai penggunaan indera dengan di variasikan
dengan indera lainya.
3. Variasi media yang dapat diraba, di manipulasi dan di gerakan, Yang termasuk di
dalam hal ini, misalnya peragaan yang di lakukan oleh guru atau siswa, model, patung,
topeng, dan boneka yang dapat di gunakan anak untuk di raba, di pergerakan dan di
manipulasi.
4. Variasi media yang dapat di dengar. Media yang termasuk ini, misalnya film,
televisi,slide projektor yang di iringi penjelasan guru. Tentu saja penggunanyaa sesuai
dengan tujuan yang hendak di capai.
- Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar nemiliki corak yang sangat
beraneka ragam. Mulai dari kegiatan yang di dominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri
yang di lakukan oleh siswa.

J. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK

1. Keterampilan membimbing diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi secara tatap muka dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan keputusan,
atau pemecahan masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar diskusi kelompok di lakukan oleh siswa
dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang di pandu seorang guru. Diskusi merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbentuk kelompok untuk bertukar pikiran,
gagasan, dan informasi secara lisan dan bertatap muka untuk mencari kesepakatan dalam
menyelesaikan suatu masalah. Berdiskusi dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman.

1. Hal-hal yang harus diperhatikan dari kegiatan diskusi kelompok

Menurut (Mulyasa, 2013) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi yaitu;

1. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. Kegiatannya


antara lain, merumuskan tujuan dan topik yang akan didiskusikan, mengembangkan
masalah, catat kesalahan yang menyimpang, memperluas masalah, intinya merangkum
kembali permasalahan supaya jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan
memberikan informasi yang jelas.
2. Menganalisis pendapat peserta didik. Yaitu dengan menganalisis alas an yang
dikemukakan memiliki dasar yang kuat, menjelaskan hal-hal yang telah disepakati.
3. Meluruskan alur berpikir peserta didik. Yaitu dengan mencakup mengajukan beberapa
pertanyaan menantang siswa untuk berpikir, member dukungan terhadap pendapat peserta
didik yang penuh perhatian, memberikan waktu berpikir, dan meningkatkan partisipasi
siswa.
4. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi. Yaitu melalui memancing pendapat peserta
didik yang kurang berpartisipasi, mendorong peserta didik untuk mengomentari pendapat
temannya, meminta pendapat peserta didik ketika terjadi kebuntuan.
5. Menutup kegiatan diskusi. Yaitu dengan cara merangkum hasil diskusi, tindak lanjut,
menilai proses diskusi yang telah dilakukan.

2. Tujuan kegiatan diskusi kelompok


Menurut (Majid, 2013) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai
berikut:

1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru
atau masalah yang harus dipecahkan mereka.
2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan
berkomunikasi.
3. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Dua prinsip dalam keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil sebagai berikut:

1. Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan adanya
keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan
mengenal lebih jauh topic diskusi, dan kesediaan menghargai pendapat orang lain
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, antara lain: 1) Topik yang dipilih
hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan kemampuan siswa. 2)
Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks bukan jawaban yang tunggal. 3)
Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut agar para siswa
memiliki latar belakang pengetahuan yang sama sehingga mampu memberikan penjelasan
dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.

3. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok


Menurut (Usman, 2013) Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi sebagai berikut:

Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi


Caranya adalah sebagai berikut:

1. Rumuskan tujuan dan topic yang akan dibahas pada awal diskusi.
2. Kemukakan masalah-masalah khusus.
3. Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan.
4. Rangkum hasil pembicaraan dalam diskusi.
Memperluas masalah atau urunan pendapat
Dalam hal demikian tugas guru dalam memimpin diskusi untuk memperjelasnya, yakni dengan cara:

1. Menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas.


2. Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu
mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut.
3. Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh
yang sesuai hingga kelompok memperoleh pengertian yang lebih jelas.
Menganalisis pandangan siswa
Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan di antara anggota kelompok. Dengan demikian guru
hendaklah mampu menganalisis alas an perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut:

1. Meneliti apakah alas an tersebut memang mempunyai dasar yang kuat.


2. Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.
Meningkatkan usulan siswa
Beberapa cara untuk meningkatkan urunan piker siswa adalah:

1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir.


2. Memberikan contoh-contoh verbal atau nonverbal yang sesuai dan tepat.
3. Memberikan waktu untuk berpikir.
4. Memberikan dukungan terhadap pendapat siswa dengan penuh perhatian.
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Penyebaran kesempatan berpartisipasi  dapat dilakukan dengan cara:

1. Mencoba memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarahkan


pentanyaan lansung secara bijaksana. Misalnya, “Bapak(Ibu) yakin bahwa Nita dapat
menjawab. Coba, Nita!”
2. Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan member giliran kepada siswa yang
pendiam terlebih dahulu.
3. Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memopoli pembicaraan.
4. Mendorong siswa untuk mengomentari urunan temannya hingga interaksi antarsiswa
dapat ditingkatkan.
Menutup diskusi
Keterampilan akhir yang harus dikuasai oleh guru adalah menutup diskusi. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

1. Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Ini lebih efektif daripada
bila rangkuman hanya dibuat sendiri oleh guru.
2. Member gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi ataupun tentang topik diskusi yang
akan datang.
3. Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai.

H. KETERAMPILAN MENUTUP PEMBELAJARAN (CLOSURE)


1. Pengertian menutup pembelajaran (Closure)
Keterampilan menutup  pelajaran (closure) adalah kegiatan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan
mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menutup pelajaran merupkan usaha guru untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, ingin mengetahui keberhasilan
siswa dalam menyerap pelajaran, dan menentukan titik pangkal untuk pelajaran berikutnya.

2. Tujuan dan manfaat menutup pembelajaran (closure)


Menurut (Agung, 2014; Hasibuan, 2012) tujuan dari kegiatan menutup pelajaran yang baik anatara
lain:

1. Mengukur sejauh mana tujuan dan indikator pembelajaran telah tercapai.


2. Mengevaluasi keberhasialan guru mengaplikasikan RPP yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
3. Mendapat bahan tambahan untuk perbaikan pada pengajaran selanjtnya.
4. Memberikan motivasi pada siswa untuk lebih antusias pada pertemuan pelajaran
selanjutnya.

3. Komponen menutup pembelajaran (closure)


Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran antara lain :

1. Meninjau kembali. Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan dapat dilakukan


dengan cara merangkum inti pelajaran untuk menarik suatu kesimpulan yang mengacu
pada tujuan yang telah dirumuskan.
2. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang dilakukan dan untuk
mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai oleh peserta didik
melalui pembelajaran.
3. Memberi dorongan psikologis/sosial. Unsur manusiawi dalam interaksi guru siswa dapat
sungguh menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
4. Tindak lanjut. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik
setelah pembelajaran dilakukan.

4. Prinsip kegiatan menutup pembelajaran (closure)

Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh guru adalah:

1. Dalam usaha menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa, guru harus memiliki cara
yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran.
2. Berurutan dan berkesinambungan. Aktivitas yang ditempuh guru dalam mengenalkan dan
merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan kembali
bagian yang utuh (merupakan suatu kebulatan).

KELEBIHAN BUKU :

1. Kelebihan pada buku ini adalah menjelaskan secara terperinci mengenai keterampilan dasar
mengajar
2. Bahasa yang luas dan jelas sehingga memudahkan pembaca dalam memahami materi
mengenai dasar mengajar
3. Judul pembahasan yang berkesinambungan dengan pokok materi
4. Font dan ukuran kalimat yang rapi mempermudah dalam membaca buku tersebut

KELEMAHAN BUKU :

1. Memiliki kosakata yang lumayan sulit untuk dimengerti


2. Terlalu banyak nya pendapat sehingga membingungkan pembaca
3. Tidak adanya contoh sebagai salah satu sumber pemahaman sipembaca

Anda mungkin juga menyukai