Anda di halaman 1dari 101

MODUL PEMBELAJARAN

NILAI NILAI DALAM MATERI KIMIA


SMA KELAS XII SEMESTER 1
Dosen Pengampu
Dr. Ayi Darmana, M.Si
Susilawati Amdayani, S.Si, M.Pd

TIM PENYUSUN
Delvia Stevania L. Tobing Tiarmida siagian
Hanisah Hasibuan Tiur Maida Br. Nababan
Natalia Valentina Pane Yaparno Famahato Daeli
Rahmi Maulidza Yolanda Aruan
Salsabila Hirza Zeny Afriska Barutu
TIM PENYUSUN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5

Delvia Stevania L. Tobing (4183331017)


Hanisah Hasibuan (4191131036)
Natalia Valentina Pane (4193131044)
Rahmi Maulidza (4191131006)
Salsabila Hirza (4191131031)
Tiarmida Siagian (4193331009)
Tiur Maida Br. Nababan (4193131051)
Yaparno Famahato Daeli (4191131021)
Yolanda Aruan (4192431018)
Zeny Afriska Barutu (4193131016)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya sehingga modul
pembelejaran ini bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu kami, Dr. Ayi Darmana M.Si dan Susilawati
Amdayani, S.Si., M.Pdatas bimbingan dan arahannya. Serta bantuan dari pihak lain
yang sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik berupa pikiran maupun
materinya.

Kami berharap semoga bahan ajar ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar
bahan ajar ini si pembaca mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari.

Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan bahan ajar ini, karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan bahan ajar ini.

Gunungsitoli, 17Oktober 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL .............................................................. iii
TABEL RINGKASAN NILAI ......................................................................................... v
BAB I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ......................................................................... 1
A. Konsentrasi ........................................................................................................ 1
B. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit ................................................................. 3
C. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit ..................................................................... 12
RANGKUMAN .......................................................................................................... 14
LATIHAN .................................................................................................................. 15
BAB II REDOKS DAN ELEKTROKIMIA .................................................................. 18
A. Reaksi Redoks.................................................................................................. 18
B. Penyetaraan Reaksi Redoks ............................................................................. 18
C. Sel Elektrokimia Dan Potensial Sel ................................................................. 20
D. Sel Elektrolisis Dan Hukum Faraday ............................................................... 24
E. KOROSI........................................................................................................... 28
RANGKUMAN .......................................................................................................... 31
LATIHAN .................................................................................................................. 32
BAB III KIMIA UNSUR ............................................................................................... 35
A. Kelimpahan Unsur-Unsur Di Alam ................................................................. 35
B. Sifat - Sifat Unsur ............................................................................................ 38
C. Pembuatan Beberapa Unsur dan Senyawanya ................................................. 50
D. Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan ........ 59
E. Unsur Transisi .................................................................................................. 72
F. Unsur Radioaktif .............................................................................................. 78
RANGKUMAN .......................................................................................................... 85
LATIHAN .................................................................................................................. 87
GLOSARIUM ................................................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 93

ii
DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL

Daftar Gambar
1.1 (a) peristiwa penguapan zat cair dalam ruangan tertutup sampai mencapai
kesetimbangan antara laju penguapan dan laju pengembunan.
(b) tekanan uap jenuh pelarut lebih besar daripada tekanan uap jenuh
larutan (Po>P) 3
1.2 Diagram Penurunan Titik Beku 5
1.3 Peristiwa Osmosis 10
1.4 Diagram P-T air 11
2.1 Korosi merupakan contoh reaksi redoks 17
2.2 Diagram tipe sel volta, sel Daniel 21
2.3 Sel volta hipotesis untuk menentukan potensial elektroda 23
2.4 Sel elektrolisis Hoffman 25
2.5 Pemurnian tembaga menggunakan elektrolisis 27
2.6 Korosi Logam 29
3.1 Sel down untuk elektrolis leburan NaCl 50
3.2 Elektrolisis Al2O3 52
3.3 (a) struktur grafit berbentuk lapisan (b)Struktur intan 56
3.4 Cara memperoleh belerang dengan proses frash 58
3.5 Alumunium 59
3.6 Intan 60
3.7 Kegunaan Grafit 61
3.8 Amorf (Arang) 61
3.9 Kegunaan Nitrogen sebagai Pupuk 63
3.10 Oksigen 63
3.11 Kegunaan Besi 65
3.12 Stainless Steel 65
3.13 Gas CO pada Knalpot Mobil 67
3.14 Hujan Asam mengakibatkan Hutan Gundul 69

Daftar Tabel
1.1 Nilai titik beku dak K beberapa pelarut
f 6
1.2 Kb beberapa larut 9
1.3 Sifat koligatif larutan elektrolit 12
3.1 Kelimpahan Unsur-unsur Di Alam 35
3.2 Komposisi Udara Bersih dan Kering 36
3.3 Berbagai sumber mineral unsur logam di Indonesia 36
3.4 Sifat-Sifat Fisis Gas Mulia 38

iii
3.5 Sifat-Sifat Fisis Halogen 40
3.6 Sifat Fisika Logam Alkali (Tak Termasuk Fransium) 43
3.7 Sifat-Sifat Fisika Logam-logam Alkali Tanah (Tak Termasuk Radium) 44
3.8 Komposisi Baja & Kegunaannya 76

iv
TABEL RINGKASAN NILAI
No Konsep Identifikasi Nilai Halaman
1 Sifat Koligatif Larutan Nilai Moral 3
Nonelektrolit
2 Penurunan tekanan uap Nilai Moral 4
3 Penurunan Titik Beku Nilai Moral 5
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Sosial 7
Penurunan Titik Beku
5 Kenaikan Titik Didih Nilai Agama 8
6 Kenaikan Titik Didih Nilai Moral 9
7 Tekanan Osmotik Nilai Moral 10
8 Diagram P-T Nilai Sosial 11
9 Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Nilai Moral 12
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Nilai Agama 14
10 Reaksi Redoks Nilai Moral 18
11 Penyetaraan Reaksi Redoks Nilai Moral 20
12 Sel Elektrokimia dan Potensial Nilai Manfaat 20
Sel
13 Sel Elektrokimia dan Potensial Nilai Moral 21
Sel
14 Sel Volta Nilai Moral 22
15 Potensial Sel Nilai Agama 23
16 Sel elektrolisis dan Hukum Nilai Sosial 24
Faraday
17 Elektrolisis Larutan Nilai Moral 25
18 Hukum Faraday Nilai Agama 26
19 Penyepuhan Nilai Manfaat 28
20 Korosi Nilai Agama 28
Korosi Nilai Moral 31
21 Kelimpahan Unsur di Alam Nilai Agama, Nilai Sosial 37
dan Nilai Ekonomi
22 Halogen Nilai Agama 41
23 Alkali Nilai Sosial 43
24 Sifat Sifat Unsur Nilai Agama dan Nilai 49
Sosial
25 Pembuatan Beberapa Unsur dan Nilai Agama, Nilai Sosial 55
Senyawanya dan Nilai Moral
26 Unsur Nonlogam Nilai Agama 59

v
27 Kegunaan Aluminium Nilai Manfaat 60
28 Kegunaan Karbon Nilai Manfaat 62
29 Kegunaan Nitrogen Nilai Manfaat 63
30 Kegunaan Oksigen Nilai Manfaat 64
31 Kegunaan Belerang Nilai Teori 64
32 Kegunaan Silikon Nilai Manfaat 65
33 Kegunaaan Tembaga Nilai Agama 67
34 Dampak Penggunaaan Aluminium Nilai Moral 67
35 Dampak Penggunaan Karbon Nilai Agama 68
36 Dampak Penggunaan Nitrogen Nilai Agama 69
37 Dampak Penggunaan Belerang Nilai Agama 70
38 Dampak Penggunaan Silikon Nilai Agama 70
39 Dampak Penggunaan Tembaga Nilai Sosial 71
40 Unsur Transisi Nilai Moral 73
41 Pembuatan Unsur Transisi Nilai Manfaat 75
42 Kegunaan Unsur Transisi Nilai Manfaat 75
43 Dampak Penggunaan Unsur Nilai Sosial 78
Transisi
44 Pengertian Unsur Radioaktif Nilai Agama 78
45 Sifat Alfa Nilai Manfaat 79
46 Sifat Beta Nilai Manfaat 79
47 Sifat Gamma Nilai Manfaat 79
48 Sifat-sifat Unsur Radioaktif Nilai Moral 81
49 Dampak Penggunaan Unsur Nilai Moral dan Nilai 83
Radioaktif Agama

vi
BAB I
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

A. Konsentrasi
1. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Molaritas dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut

Atau 𝑀𝑜𝑙 𝑚𝑚𝑜𝑙 1000


𝑀= = 𝑀 = 𝑚𝑜𝑙 ×
𝑉(𝐿) 𝑉(𝑚𝐿) 𝑉(𝑚𝐿)

Atau 𝑔 1000
𝑀= =
𝑀𝑟 𝑉(𝑚𝐿)

Keterangan:
M = Molaritas
V = volume larutan (L)
g = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut (g/mol)

Contoh
Hitunglah molaritas 2 L larutan yang mengandung 6 gram CH3COOH! (Mr
CH3COOH = 60)
Penyelesaian
Diketahui : V = 2 L = 2000 mL
Massa CH3COOH = 6 gram
Mr CH3COOH = 60
Ditanyakan : M CH3COOH
Jawab:
𝑔 1000 6 1000
𝑀= = = = = 0,05 𝑀
𝑀𝑟 𝑉(𝑚𝐿) 60 2000

2. Molalitas (m)
Molalitas dapat didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut yang
dilarutkan dalam satu kilogram (1000 gram) pelarut atau massa pelarut.

1
Misalkan jika 1 mol gula pasir (C H O ) dilarutkan dalam 1000 gram air maka
12 22 11

molalitas garam dapur tersebut adalah 1 molal.


Secara sistematis, molalitas dinyatakan dalam bentuk persamaan:
𝑔𝑟 1000
𝑚= ×
𝑚𝑟 𝑝

Keterangan
m = molalitas larutan
gr = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relative
p = massa pelarut (gram)

3. Fraksi Mol (X)


Fraksi mol merupakan pernyataan konsentrasi suatu larutan yang
menyatakan perbandingan jumlah mol salah satu komponen larutan terhadap
jumlah mol total komponen larutan (jumlah mol zat pelatur + jumlah mol zat
terlarut). Fraksi mol disimbolkan dengan x.

Perbandingan jumlah mol zat pelarut dengan jumlah mol total larutan
dinyatakan dengan fraksi mol pelarut (X ).Fraksi mol pelarut (X ) dapat
p p

dirumuskan sebagai berikut:


𝑛𝑝
𝑋𝑝 =
𝑛𝑡 + 𝑛𝑝

Perbandingan jumlah mol zat terlarut dengan jumlah mol total larutan
dinyatakan dengan fraksi mol zat terlarut (Xt). Fraksi mol pelarut (Xt) dapat
dirumuskan sebagai berikut:

𝑛𝑡
𝑋𝑡 =
𝑛𝑡 + 𝑛𝑝

Keterangan:

Xp = fraksi mol zat pelarut


Xt= fraksi mol zat terlarut
nt= jumlah mol zat terlarut
np = jumlah mol zat pelarut

2
B. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang tergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan, namun tidak tergantung pada jenis terlarutnya.
Secara umum, sifat koligatif terdiri atas penurunan tekanan uap, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik

Nilai Moral :
Sesuai pengertian sifat koligatif larutan hal ini dapat diibaratkan bahwa
manusia sebagai partikel zat terlarut dan jenis terlarutnya sebagai lingkungan
sekitarnya. Pesan yang dapat diambil dari hal tersebut adalah bagaimanapun
jenis lingkungan sekitarnya apabila seseorang memiliki sifat yang baik maka
hal tersebut tidak tergantung pada lingkungannya entah itu baik ataupun
buruk tetapi tergantung pada dirinya sendiri.

1. Penurunan Tekanan Uap (∆𝑃)

Gambar 1.1 Perbandingan tekanan uap jenuh pelarut dan larutan


Sumber: https://www.utakatikotak.com/

Pada gambar (a) semua partikel zat pelarut dapat menguap sehingga
tekanan uap pelarutnya tinggi. Tekanan uap pada keadaan (a) adalah tekanan uap
jenuh pelarut murni (Po). Pada keadaan (b) kedalam pelarut murni ditambahkan
zat pelarut yang lebih sukar menguap dan karena sifat yang lebih sukar menguap
tersebut, maka zat terlarut akan tetap berada di dalam larutan. Dengan adanya
zat terlarut tersebut, maka hanya sebagian saja zat pelarut yang dapat menguap
sehingga terjadi penurunan tekanan uap larutan.
Tekanan uap adalah tekanan suatu uap pada kesetimbangan dengan fase
bukan uapnya. Semua zat padat dan cair memiliki kecenderungan untuk
menguap menjadi gas. Jika zat cair dimasukkan kedalam suatu ruangan tertutup
maka zat tersebut akan menguap hingga ruangan tersebut jenuh dan semua gas
mempunyai kecenderungan untuk mengembun. Pada suhu tertentu, suatu zat
tertentu memiliki suatu tekanan parsial yang merupakan titik kesetimbangan
dinamis bentuk gas dengan bentuk cair atau padat dari zat tersebut. Titik ini

3
merupakan tekanan uap zat tersebut pada suhu tertentu. Tekanan inilah yang
melawan peristiwa penguapan. Makin mudah suatu zat menguap, makin besar
tekanan uapnya. Pelarut mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi (P ) dario

larutan (P), sehingga adanya partikel terlarut menyebabkan terjadinya penurunan


tekanan uap.
Penurunan tekanan uap merupakan tekanan uap pelarut yang ditimbulkan
olet zat terlarut, pada suhu konstan. Uap jenuh dapat terbentuk jika dalam suatu
ruangan dipenuhi uap air dan terjadi kesetimbangan antara air dengan uap air
(laju penguapan=laju pengembunan). Semakin besar tekanan uap, semakin
mudah suatu larutan membentuk uap jenuh.
Menurut ahli kimia dari Perancis, yaitu Francois Raoult dikatakan bahwa
"tekanan uap jenuh larutan sama dengan frakst mol pelarut dikalikan dengan
tekanan uap jenuh pelarut murnt". Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Raoult,
yang secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

∆P = Penurunan tekanan uap pelarut


P = Tekanan uap jenuh larutan
P° = Tekanan uap jenuh pelarut murni
Xp = Fraksi mol zat pelarut
Xt = Fraksi mol zat terlarut

Nilai Moral:
Jika kita masuk ke dalam suatu lingkungan baru, akan terdapat orang-orang yang
memberi pengaruh baik ataupun buruk. Hal-hal baik juga akan berdampak baik
bagi kita, tetapi pengaruh buruk dapat menghalangi kita untuk menjadi pribadi
yang baik. Maka dari itu, seorang manusia harus bisa memilih mana yang baik dan
buruk ketika berada dalam suatu lingkungan.

Contoh Soal
Tekanan uap jenuh air pada temperatur 25oC adalah 30 mmHg. Tentukan
penurunan tekanan uap jenuh air, jika ke dalam 90 gram air dilarutkan 18 gram
glukosa (C6H12O6) dengan Mr = 180!
Penyelesaian :

4
𝑔𝑟 18 𝑔𝑟
n C6H12O6 = 𝑀𝑟 = 180 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0,1 mol
𝑔𝑟 90 𝑔𝑟
n H2O = 𝑀𝑟 = 18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 5 mol
𝑛𝑡 0,1 𝑚𝑜𝑙
Xt = 𝑛𝑡+𝑛𝑝= (5 + 0,1) 𝑚𝑜𝑙 = 0,02
ΔP = Xt . Pᵒ
= 0,02 . 30 mmHg = 0,6 mmHg

2. Penurunan Titik Beku (∆𝑇𝑓 )


Peristiwa perubahan bentuk suatu zat cair ke padat disebut membeku,
jadi titik beku dalah suhu pada saat zat cair mulai membeku. Penurunan titik
beku disebabkan oleh adanya penambahan zat terlarut nonvolatil kedalam suatu
pelarut. Zat-zat ini menghalangi proses pengaturan molekul-molekul pembentuk
kristal padat. Titik beku air murni pada tekanan 760 mmHg adalah 0oC. Jika
kedalam air murni dilarutkan zat yang tidak menguap sehingga membentuk
larutan ideal, kemudian didinginkan hingga suhu 0 C, ternyata larutan tersebut
o

belum membeku. Agar larutan tersebut dapat membeku, suhu larutan harus
diturunkan di bawah titik beku air (0oC). Selisih antara titik beku pelarut dan
titik beku larutan disebut penurunan titik beku larutan (∆T ) f

Nilai Moral:
Kita jangan suka menunda dan mengeluh dalam mengerjakan sesuatu untuk
mencapai keinginan yang kita capai. Karena menunda pekerjaan dan mengeluh
dapat menghambat atau menghalangi proses dalam mencapai cita-cita.

Gambar 1.2 Diagram Penurunan Titik Beku.


Sumber: Aktif dan Kreatif Belajar Kimia. Sutresna, N,dkk
Pada gambar 1.2. terlihat bahwa garis pelarut murni (yang berarti
konsentrasi = 0) dapat dipandang sebagai batas terendah dari konsentrasi larutan.

5
Titik beku semakin ke kiri semakin rendah, konsentrasi larutan semakin besar.
Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa penurunan titik beku berbanding
lurus dengan kemolalan larutan dan kemolalan diberikan dalam persamaan
berikut:

∆𝑇𝑓 = 𝐾𝑓 × 𝑚

Keterangan:

∆T f = penurunan titik beku larutan (0C)


K f = tetapan penurunan titik beku molal pelarut (0C m-1)
M = kemolalan (m)

Nilai titik beku dak Kf beberapa pelarut dapat diperhatikan pada tabel dibawah
ini.

Tabel 1.1Nilai titik beku dak K beberapa pelarut


f

Pelarut Titik Beku ( C) 0


K (C m )
f
0 -1

Air 0 1,86
Benzena 5,48 5,12
Asam asetat (cuka) 16,6 3,90
Fenol 43 7,40
Nitrobenzena 5,7 7,0

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Titik Beku


a) Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka
akan semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi
sebuah zat terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik beku
larutan tersebut akan semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat
ini berpengaruh pada ion-ion yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada
pada jumlah yang kecil, maka jarak antar ion semakin besar ion-ion semakin
bebas.
b) Sifat Elektrolit Larutan
Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih
lama karena adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal
ini membuat larutan tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya
titik beku larutan akan lebih rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit
yang tidak memiliki ion-ion dengan daya hantar listrik membuat larutan ini

6
menjadi lebih cepat membeku saat proses pembekuan, sehingga titik beku
yang dicapai akan lebih tinggi. (Baca Juga: Perbedaan Larutan Elektrolit
dan Non Elektrolit)
c) Jumlah Partikel
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin rendah
titik bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit,
maka titik bekunya pun akan semakin tinggi. Dalam konsentrasi yang sama,
jumlah partikel pada larutan elektrolit akan lebih banyak daripada jumlah
partikel yang ada pada larutan non elektrolit.
d) Molalitas
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik beku
nya akan semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin
kecil, maka nilai penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula. Hal ini
karena hasil penurunan titik beku selalu berbanding lurus dengan molalitas
larutan tersebut.

e) Kemurnian Zat
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut
murni dan sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih
cepat membeku adalah zat pelarut murni. Hal ini karena titik beku zat
pelarut murni selalu lebih tinggi daripada zat pelarut yang telah tercampur
dengan zat terlarut dan menjadi larutan. Adanya zat terlarut dalam sebuah
larutan itulah yang membuat terjadinya penurunan titik beku, sehingga titik
beku pelarut murni akan selalu lebih tinggi daripada titik beku sebuah
larutan.

Nilai Moral :
Dalam kehidupan ada beberapa faktor-faktor yang dapat membangun
kita. Seperti faktor lingkungan, faktor keluarga dan lain sebagainya.
Sama halnya seperti dalam penurunan titik beku yang dipengaruhi oleh
fatror konsentrasi larutan, sifat elektrolit larutan, jumlah partikel,
molalitas, dan kemurnian zat.

Contoh Soal:

Sebanyak 8gram zat A dilarutkan dalam 200 gram air. Jika diketahui tetapan
penurunan titik beku air (kf) air= 1,86oC/molal dan massa molar zat tersebut
adalah 40 g/mol, hitung titik beku larutan (Tf).

7
Jawab: ∆Tf = Kf . m
𝐺 1000
= Kf x 𝑀𝑟 x 𝑝

8 1000
= 1,86 x 40 x 200

= 1,86 x 0,2 x 5

= 1,86oC

Tf = Tfo - ∆Tf

= 0 – 1,86

= -1,86oC

3. Kenaikan Titik Didih (∆𝑇𝑏 )


Titih didih zat cair adalah suhu tetap zat cair mendidih .Pada suhu ini,
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini
menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair . Titik didih zat
cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Contohnya, titik didih air 100 °C, artinya
pada tekanan udara 1 atm air mendidih pada suhu 100 °C.

Nilai Agama :
Titik Didih dalam kehidupan kita layaknya titik ketika kita menghadapi
masalah yang kadang membuat kita meluapkan rasa marah, kesal dan
kecewa tetapi ingat bahwa masalah tersebut dapat kita tangguh , Karna
Tuhan memberikan masalah tidak lebih dari kemampuan kita, Oleh karena
itu kita, kita harus selalu menyerahkan diri kita kepada Tuhan dan selalu
percaya bahwa rancanganNya adalah rancangan yg terbaik

Dari hasil eksperimen yang dilakukan pada penentuan titik didih


larutan,ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut
murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel-partikel zat terlarut dalamsuatu
larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut.Oleh karena
itu, penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih
besar.Titik didih suatu larutan lebih tinggi atau lebih rendah daripada titik didih
pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut itu menguap dibandingkan
dengan pelarutnya. Jika zat terlarut tersebut tidak mudah menguap, misalnya

8
larutan gula, larutan tersebut mendidih pada suhu yang lebih tinggi daripada titik
didih pelarut air. Sebaliknya, jika zat terlarut itu mudah menguap misalnya
etanol, larutan akan mendidih pada suhu di bawah titik didih air.
Kenaikan titik didih adalah selisih antara titik didih larutan dan titik
didih pelarut murni.
∆𝑇𝑏 = 𝑇𝑏 − 𝑇𝑏 0

Dengan ΔTb = kenaikan titik didih (°C)


Tb = titik didih larutan (°C)
Tb° = titik didih pelarut (°C)

Kenaikan titik didih hanya tergantung pada jenis pelarutdan molaritas


larutan, tidak tergantung pada jenis zat terlarut.Menurut Raoult bahwa kenaikan
titik didih berbanding lurus dengan molalitas (m) dari larutan tersebut. Kenaikan
titik didih tersebut , dirumuskan sebagai berikut

∆𝑇𝑏 = 𝑚 × 𝐾𝑏

Dengan ΔTb = kenaikan titik didih (°C)


m = molalitas larutan (molal)
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (°C molal 1)

Nilai Moral
Kebaikan yang kitalakukan kepada orang lain akan berbanding lurus
dengan kebaikan yang kita dapatkan dari orang lain semakin banyak
kebaikan yang kita lakukan maka semakin banyak pula kebaikan yang akan
kita dapatkan. Oleh sebab itu kita harus berusaha selalu berbuat baik
kepada orang lain

Tetapan kenaikan titik didih molal adalah nilai kenaikan titik didih jika molaritas
larutan sebesar 1 molal. Harga Kb ini tergantung pada jenis pelarut.
Tabel 1.2Harga Kb beberapa pelarut

9
Contoh soal

Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 3 gram urea CO(NH2) 2 dalam 100 gram air
( Kb air = 0,52 0C/m, Mr urea = 60 g/mol) Tentukan titik didih larutan :

Jawab : ∆𝑇𝑏 = 𝑚 × 𝐾𝑏
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
= 𝑥 𝑥 𝐾𝑏
𝑀𝑟 𝑃

3 𝑔𝑟 1000
= 𝑥 𝑥 0,52
60 100 𝑔

=0,26 0C

Tb larutan = Tb pelarut + ∆𝑇𝑏

= 100 + 0,26

= 100, 26 0C

4. Tekanan Osmotik (𝜋)


Osmosis adalah peristiwa menyerapnya partikel-partikel pelarut dari
larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui suatu membran
semi-permeabel. Membran semipermiabel hanya melewatkan molekul zat
tertentu sementara zat yang lainnya tertahan. Osmosis memiliki manfaat dalam
kehidupan. Bagi tumbuhan,proses osmosis diperlukan dalam penyerapan air dari
dalam tanah. Bagi hewan dan tumbuhan proses osmosis diperlukan dalam
distribusi makanan dalam sel

Gambar 1.3. Peristiwa Osmosis


Sumber : Chemistry: Matter and Its Changes. 2004

10
Tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan partikel zat pelarut agar tidak
berpidah ke larutan konsentrasi yang tinggi adalah tekanan osmotik (𝜋). Dua
larutan yang memiliki tekanan osmotik sama disebut larutan isotonik. Jika salah
satu larutan memiliki tekanan osmotik lebih tinggi dari larutan yang lainnya,
larutan tersebut dinamakan hipertonik. Adapun jika larutan memiliki tekanan
osmotik lebih rendah dari larutan yang lainnya, larutan tersebut dinamakan
hipotonik.

Nilai moral
Proses osmosis layaknya proses dalam hidup kita,dimana kadang banyak orang
sekitar kita memberi komentar pada hidup kita. Namun kita harus seperti tekanan
osmotik dimana mampu mempertahankan agar komentar tersebut tidak kita serap
secara langsung oleh sebab itu kita harus selalu berpikir positif dan bersifat
selektif dalam menanggapi komentar orang lain .Kita harus menyaring
semua komentar yg datang pada kita dan kemudian menyerap hal yg dapat
bermanfaat bagi kita dan tidak menyerap atau mengabaikan hal hal negatif (kurang
baik ) .
Harga tekanan osmosis hanya tergantung pada molaritas dan bukan pada
jenis partikel zat terlarut sehingga tekanan osmosis termasuk ke dalam sifat
koligatif larutan. Menurut Van’t Hoff, tekanan osmosis larutan-larutan encer
dapat ditentukan dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu

𝜋 =𝑀×𝑅×𝑇

dengan 𝜋 = tekanan osmosis (atm)


T = suhu larutan (K)
R = tetapan gas (0,08205 L atm mol-1K-1)
M = konsentrasi larutan (molL-1)
Contoh soal
Sebanyak 3 gram urea (Mr = 60 ) dilarutkan dalam air hingga volume larutan 500 mL .
Hitunglah tekanan osmotik pada suhu 27 0 C !
Jawab:
𝜋 = 𝑀 × 𝑅 × 𝑇
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝜋 = × 𝑅 × 𝑇
𝑀𝑟 𝑉
3𝑔
𝜋 = × 0,082 𝐿 𝑎𝑡𝑚 m𝑜𝑙 −1 𝐾 −1 300 K
60𝑔/𝑚𝑜𝑙 𝑥0,5 𝐿
𝜋 = 0,1 x 0,082 x 300 atm
𝜋 = 2,46 atm

11
C. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
1. Diagram P-T
Diagram P-T menunjukkan plot tekanan uap terhadap suhu. Gambar 1.4
memperlihatkan diagram P-T untuk air.

Gambar 1.4 Diagram P-T air


Sumber : Partana, C. F. & Wiyarsi A. 2009. Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA Kelas XII IPA Jilid 3.

Setiap titik pada garis BC menunjukkan air akan mendidih pada kondisi
suhu dan tekanan tertentu. Contoh pada tekanan 760 mmHg air mendidih pada
suhu 100°C, sedangkan pada tekanan 4,58 mmHg air akan mendidih pada suhu
0,0099°C. Garis BC ini kemudian dikenal sebagai garis didih.
Adapun garis BD disebut garis beku, yang mana setiap titik pada garis
tersebut menunjukkan kondisi (P dan T) air dapat membeku. Pada tekanan 760
mmHg air membeku pada suhu 0°C, sedangkan pada tekanan 4,58 mmHg air
membeku pada suhu 0,0099°C. Perhatikan titik B, perpotongan antara garis
didih dan garis beku. Pada titik ini, tiga fase yaitu padat, cair, dan gas berada
pada kesetimbangan. Titik perpotongan ini kemudian dikenal sebagai titik tripel.

Nilai Moral :
Dalam lingkungan, orang-orang hidup bertetangga dan saling
berhubungan dan membutuhkan bantuan satu sama lain.Kemudian dalam
sebuah hubungan kadang terjadi perselisihan karena perbedaan pendapat
sehingga dalam hal ini harus ada pihak yang menjadi penengah yang
menyatukan pihak yang berselisih.

2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif larutan yaitu kenaikan titik didih
dan penurunan titik beku yang lebih besar daripada larutan nonelektrolit pada
konsentrasi yang sama.
Suatu zat elektrolit akan mengalami disosiasi (penguraian menjadi ion-ion dalam
larutan. Garam dapur (NaCl) merupakan salah satu zat elektrolit dan di dalam

12
larutan NaCl akan mengalami ionisasi menjadi Na+ dan Cl-. Oleh karena larutan
elektrolit mengalami ionisasi, sehingga memiliki jumlah partikel yang lebih banyak
daripada larutan non elektrolit.
Berdasarkan uraian diatas, maka 0,1 mol NaCl dalam larutan akan terurai
menjadi 0,2 mol partikel (ion) dengan persamaan reaksi :
NaCl(aq)→ Na+(aq) + Cl-(aq)
Larutan elektrolit memiliki jumlah partikel (ion) yang perlu diperhatikan
dalam penentuan sifat koligatif larutan yang dimiliki. Jumlah ion yang terlibat
dalam sifat koligatif larutan, khususnya larutan elektrolit encer disebut dengan
faktor van’t Hoff (i). Faktor van’t Hoff adalah faktor yang menunjukkan
perbandingan larutan elektrolit dengan nonelektrolit pada kemolalan yang sama.
Sifat koligatif larutan dapat dirumuskan sebagai berikut.
Tabel 1.3 Sifat koligatif larutan elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Larutan Elektrolit
Penurunan tekanan uap (∆P) ∆P = P° x Xt x i
Penurunan titik beku (∆Tf) ∆Tf = Kf x m x i
Kenaikan titik didih(∆Tb) ∆Tb = Kb x m x i
Tekanan osmotik (𝛑) π=MxRxTxi

I = 1 + (n-1) ∝
Keterangan :
i = faktor van’t Hoff
n = jumlah partikel (ion) senyawa elektrolit
∝= derajat ionisasi
Nilai i untuk zat elektrolit kuat dalam larutan encer sama dengan jumlah ion
senyawa tersebut. Karena nilai derajat ionisasi elektrolit kuat sama dengan 1.
NaCl(aq)→ Na+(aq) + Cl-(aq), nilai i = 2
Contoh soal :
Apabila diketahui Kf air = 1,86°C/m dan derajat ionisasi CH3COOH = 0,01.
Bandingkan penurunan titik beku larutan 0,2 m asam asetat tersebut dengan 0,2 m
urea.
Penyelesaian :
Persamaan reaksi asam lemah CH3COOH.
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO-(aq) + H+(aq)
mula-mula 0,2 m - -
reaksi 0,2 m x 0,01 0,2 m x 001 0,2 m x 001
akhir 0,198 m 0,002 m 0,002 m

Jumlah partikel dalam CH3COOH = 0,198 m + 0,002 m + 0,002 m = 0,202 m


∆Tf = Kf x m

13
∆Tf = 1,86°C/m x 0,202 m
∆Tf = 0,37572°C
Penurunan titik beku larutan 0,2 m asam asetat adalah 0,37572°C
Urea, CO(NH2)2 merupakan larutan nonelektrolit dan tidak mengalami ionisasi
dalam larutan.
∆Tf = Kf x m
∆Tf = 1,86°C/m x 0,2 m
∆Tf = 0,372°C
Penurunan titik beku larutan asam asetat hampir sama dengan larutan urea pada
konsentrasi yang sama. Pengaruh derajat ionisasi larutan nonelektrolit sangat kecil
dalam sifat koligatif larutan. Jadi nilai faktor van’t Hoff (i) pada elektrolit lemah
dianggap sama dengan 1.

Nilai Agama :
• Manusia yang kuat lebih dicintai Tuhan daripada manusia yang lemah hal
ini dikarenakan manusia yang kuat akan mampu berbuat baik untuk dirinya
sendiri maupun orang lain.
• Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kelebihan dan kekurangan tersebut harus menjadi wujud rasa syukur
karena hal tersebut adalah pemberian Tuhan.

RANGKUMAN
1. Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
2. Satuan konsentrasi yang digunakan dalam penentuan sifat koligatif larutan
antaralain molalitas, molaritas, dan fraksi mol. Sifat koligatif adalah sifat-sifat
larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung
pada jumlah zatterlarut dalam larutan.
3. Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap (∆P), kenaikan titik didih
(∆Tb), penurunan titik beku (∆Tf ) dan tekanan osmotik (π).
4. Penurunan tekanan uap merupakan tekanan uap pelarut yang ditimbulkan olet zat
terlarut, pada suhu konstan. Uap jenuh dapat terbentuk jika dalam suatu ruangan
dipenuhi uap air dan terjadi kesetimbangan antara air dengan uap air (laju
penguapan=laju pengembunan). Semakin besar tekanan uap, semakin mudah
suatu larutan membentuk uap jenuh.
5. Fraksi mol merupakan pernyataan konsentrasi suatu larutan yang menyatakan
perbandingan jumlah mol salah satu komponen larutan terhadap jumlah mol total
komponen larutan (jumlah mol zat pelatur + jumlah mol zat terlarut).
6. Titik beku adalah suhu pada nilai tertentu, saat terjadi perubahan wujud zat dari
cair menjadi padat.
7. Penurunan titik beku disebabkan oleh adanya penambahan zat terlarut nonvolatil
kedalam suatu pelarut.
8. Kenaikan titik didih larutan (ΔTb ) 14adalah selisih antara titik didih larutan dan
titik didih pelarut murni , yang nilainya berbanding lurus dengan molaritas.
Kenaikan titik didih menurut Raoult, dirumuskan sebagai berikut.
LATIHAN
I. Pilihan Berganda
1. Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan istilah
dari…
A. Molalitas
B. Molaritas
C. Konsentrasi
D. Fraksi mol
E. Sifat koligatif larutan
2. Perbandingan antara jumlah mol zat terlarut dengan massa zat pelarut
disebut..
A. Molalitas
B. Molaritas
C. Fraksi mol
D. Tekanan osmosis
E. Konsentrasi
3. Suatu larutan H SO 0,5 molal (Ar = H=1, S = 32, dan O = 16) artinya…
2 4

A. Dalam 1000 mL perlarut terdapat 98 gram H SO


2 4

B. Dalam 1000 mL perlarut terdapat 49 gram H SO


2 4

C. Dalam 1000 gram perlarut terdapat 98 gram H SO 2 4

D. Dalam 1000 gram pelarut terdapat 49 gram H SO 2 4

E. Dalam 1000 gram pelarut terdapat 48 gram H SO 2 4

4. Jika 39,875 gram CuSO (Mr = 159,5) dilarutkan dalam 90 gram air (Mr =
4

18), maka tentukan fraksi mol zat terlarut dan fraksi mol zat pelarut.!
A. 0,786 dan 0,241
B. 0,455 dan 0,045
C. 0,212 dan 0,0887
D. 0,952 dan 0,048
E. 0,354 dan 0, 047
5. Tekanan uap air pada temperatur 25 C adalah 23,76 mmHg. Tentukan
o

penurunan tekanan uap, jika ke dalam 90 gram air dilarutkan 18 gram


glukosa (C H O ) !
6 12 6

A. 0,48 mmHg
B. 0,78 mmHg
C. 0,34 mmHg
D. 0,56 mmHg
E. 0,64 mmHg
6. Tentukan tekanan osmosis larutan glukosa 0,03 M pada suhu 29 C ! o

A. 0,78 atm
B. 0,89 atm

15
C. 0,74 atm
D. 1,54 atm
E. 1,57 atm
7. Sebanyak 6 gram urea dilarutkan ke dalam 200 gram air pada tekanan 1
atm. Jika tetapan penurunan titik beku air (K air) = 1,86 C/molal dan Mr
f
o

urea = 60, hitunglah titik beku larutan.


A. -1,86 C o

B. 0,46 C
o

C. -0,93 C o

D. 1,86 C
o

E. -0,46 C o

8. Tentukan titik didih 0,2 m larutan gula ( Kb air = 0,52 C ) …… o

A. 100,520 C o

B. 100,104 C o

C. 100,780 C o

D. 101,320 C o

E. 101, 425 C o

9. Suatu larutan yang dibuat dari 16 g Ca(NO ) yang dilarutkan dalam 1 kg


3 2

air membeku pada 0,438 0 C, hitung derajar ionisasi garam ini. (Kf = 1,86
K mol.-1, Mr Ca(NO ) = 164 ) 3 2

A. 73 %
B. 72 %
C. 65 %
D. 70 %
E. 68 %
10. Hitunglah titik didih dan titik beku larutan H SO 0,2 m jika diketahui
2 4

sebanyak 90 % H SO terurai dalam larutan. Kf air = 1,86 C/molal dan Kb


2 4
o

air = 0,52 C/molal.


o

A. -1,042 C dan 100,26 C


o o

B. -1,042 C dan 100,29 C


o o

C. 2,042 C dan 100,29 C


o o

D. 1,042 C dan 100,22 C


o o

E. -2,042 C dan 100,22 C


o o

II. Essay
1. Apakah yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan? Bandingkan sifat
koligatif laritan non elektrolit dengan elektrolit. Jelaskan!
2. Sebutkan masing-masing 3 contoh fenomena sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari pada penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku dan tekanan osmotik!

16
3. Hitunglah titik didih dan titik beku larutan yang mengandung 50gram
glukosa (Mr=180) dalam 500 gram air. K air= 0,520C/m dan K air=
b f

1,860C/m.
4. Tentukan tekana uap larutan yang terjadi dari9 19,6 gr H SO dan 99,0
2 4

gram air. Tekanan uap air pada suhu tersebut adalah 74,10 mmHg (Mr
H SO = 98 dan α= 0,89)
2 4

5. Sebanyak 5gram MgCl2 (Mr=95) dilarutkan dalam 500mL air, Kb air=


0,520C/m dan Kf air=1,860C/m. Derajat ionosasi MgCl2 adalah
1,5,R=0,0825 L.atm/mol K
Tentukan:
a. Titik didih larutan
b. Titik beku larutan
c. Tekanan osmotik larutan pada suhu 270C

17
BAB II
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

A. Reaksi Redoks
Reaksi oksidasi adalah
perubahan kimia yang terjadi ketika
elektron dilepaskan. Reaksi reduksi
adalah perubahan kimia yang terjadi
ketika elektron diterima. Reaksi
oksidasi dan reduksi selalu berjalan
serempak, sehingga jumlah elektron
yang dilepas pada reaksi oksidasi Gambar 2.1 Korosi merupakan contoh reaksi redoks
sama dengan jumlah elektron yang Sumber : http://www.insinyoer.com/wp-
content/uploads/2015/05/Gambar-1-Korosi.jpg
diterima pada reaksi reduksi.
Reaksi ini dinamakan reaksi redoks.

Nilai Moral :
Dalam kehidupan kita, kita harus melakukan perbuatan yang timbal balik
misalnya ketika kita ingin dihargai maka kita harus bisa menghargai, jika
kita ingin ditolong maka kita juga harus bisa untuk di tolong. Seperti
halnya konsep redoks dimana perbuatan timbal balik tersebut yang
diibaratkan pelepasan dan penerimaan elektron bisa berjalan serempak.

B. Penyetaraan Reaksi Redoks


1) Metode Setengah Reaksi atau Metode Ion Elektron
Untuk menyetarakan reaksi redoks dengan metode setengah reaksi, perlu
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.
a. Tulislah setengah reaksi oksidasi dan reduksi.
b. Setarakan jumlah atom yang mengalami oksidasi dan reduksi.
c. Setarakan jumlah atom O dengan memperhitungkan lingkungannya.
- Lingkungan asam : kurang O ditambah H2O, kurang H ditambah
H+.
- Lingkungan basa : kurang dari O ditambah OH- , kurang ditambah
H2O.
d. Setarakan muatannya dengan menambahkan elektron pada ruas yang
kelebihan muatan positif.
e. Samakan jumlah elektron yang dilepas dan diterima dengan
mengalikan.
f. Jumlahkan kedua reaksi tersebut.

18
Contoh :
Setarakan Reaksi MnO-4(aq) +SO2- 2+ 2-
3(aq) →Mn(𝑎𝑞) +SO4(aq)

a. Oksidasi :SO2- 2-
3(aq) →SO4(aq)
Reduksi : MnO-4(aq) →Mn2+
(𝑎𝑞)
b. Jumlah atom yang mengalami oksidasi dan reduksi sudah sama.
2− 2− +
c. 𝑆𝑂3(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙) → 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝐻(𝑎𝑞)
MnO-4(aq) + 8𝐻(𝑎𝑞)
+
→ Mn2+
(𝑎𝑞) + 4𝐻2 𝑂(𝑙)
2− 2− +
d. 𝑆𝑂3(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙) → 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝐻(𝑎𝑞) + 2𝑒
MnO-4(aq) + 8𝐻(𝑎𝑞)
+
+ 5𝑒 → Mn2+
(𝑎𝑞) + 4𝐻2 𝑂(𝑙)
e. Samakan jumlah elektron yang dilepas dan diterima dengan
mengalikan.
2− 2− +
𝑆𝑂3(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙) → 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝐻(𝑎𝑞) + 2𝑒 × 5
|
MnO-4(aq) + 8𝐻(𝑎𝑞)
+
+ 5𝑒 → Mn2+(𝑎𝑞) + 4𝐻2 𝑂(𝑙) × 2
f. Jumlahkan kedua reaksi tersebut.
2− 2− +
5𝑆𝑂3(𝑎𝑞) + 5𝐻2 𝑂(𝑙) → 5𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 10𝐻(𝑎𝑞) + 10𝑒
2MnO-4(aq) + 16𝐻(𝑎𝑞)
+
+ 10𝑒 → 2Mn2+
(𝑎𝑞) + 8𝐻2 𝑂(𝑙)
+
2−
5𝑆𝑂3(𝑎𝑞) + 2MnO-4(aq) + 6𝐻(𝑎𝑞)
+ 2−
→ 5𝑆𝑂4(𝑎𝑞) 2+
+ 2𝑀𝑛(𝑎𝑞) + 3𝐻2 𝑂(𝑙)

2) Metode Perubahan Bilangan Oksidasi


Untuk menyetarakan rekasi redoks dengan metode perubahan
bilangan oksidasi, perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.
a. Tentukan bilangan oksidasi atom-atom yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi dan tuliskan perubahannya.
b. Samakan jumlah elektron yang dilepas dan yang diterima dengan
mengisikan koefisien.
c. Samakan jumlah muatan.
- Bila muatan ruas kiri lebih kecil, tambahkan H+ .
- Bila muatan ruas kiri lebih besar, tambahkan OH- .
d. Samakan jumlah atom H, dengan menambahkan H2O di ruas kanan
Contoh
Setarakan Reaksi MnO-4(aq) +SO2- 2+ 2-
3(aq) →Mn(𝑎𝑞) +SO4(aq)
a. Tentukan bilangan oksidasi atom-atom yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi dan tuliskan perubahannya.

19
b. Samakan jumlah elektron yang dilepas dan yang diterima dengan
mengisikan koefisien.
2MnO-4(aq) +5SO2- 2+ 2-
3(aq) →2Mn(𝑎𝑞) +5SO4(aq)
c. Samakan jumlah muatan.
- Jumlah muatan ruas kiri = -12
- umlah muatan ruas kanan = -6, jadi ruas kiri harus ditambah 6H+
d. Samakan jumlah atom H, dengan menambahkan H2O di ruas kanan
Karena di ruas kiri ada 6 atom H, maka di ruas kanan harus ditambah
3H2O.
2− + 2+ 2−
2MnO-4(aq) + 5𝑆𝑂3(𝑎𝑞) + 6𝐻(𝑎𝑞) → 2𝑀𝑛(𝑎𝑞) + 5𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 3𝐻2 𝑂(𝑙)
(Setara)

Nilai Moral :
Dalam melakukan suatu pekerjaan, kita baiknya dapat
membagi/menyusun setiap langkah dalam pekerjaan tersebut agar
dapat kita kerjakan dengan baik. Misalnya dalam membuat sebuah
laporan praktikum, maka pertama tama kita harus melakukan
praktikum dengan berbagai prosedur, kemudian setelah
mendapatkan hasil, maka kita mencari referensi sumber tinjauan
pustaka dan setelah itu menuliskan laporan praktikum tersebut
sesuai format yang ditentukan.

C. Sel Elektrokimia Dan Potensial Sel


Sel elektrokimia merupakan suatu sel atau tempat terjadinya aliran
electron yang disebabkan oleh perubahan energy kimia menjadi energy listrik
atau sebaliknya. Sel ini dikelompokkan menjadi dua macam yaitu sel volta
dan sel elektrolisis.
Nilai Manfaat :
Dengan mengetahui konsep sel elektrokimia tersebut, sel elektrokimia
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti pengisian ulang
baterai aki.

Sel elektrokimia umumnya tersusun atas dua elektroda. Setiap elektroda


disebut setengah sel (half cell). Reaksi yang terjadi pada tiap elektroda
disebut reaksi reaksi setengah sel atau reaksi elektroda.

20
Nilai Moral :
Dari konsep ini, nilai yang dapat kita ambil yang relevan dengan
kehidupan kita adalah manusia merupakan makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain. Kita tidak bisa berdiri sendiri tanpa ada
bantuan dari orang lain.

1. Sel Volta
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan batu baterai
dan aki sebagai sumber arus listrik searah. Perlu kita ingat bahwa pada
reaksi redoks terjadi perpindahan elektron, sedangkan arus listrik tidak lain
adalah aliran elektron dalan rangkaian tertutup. Batu baterai dan aki
merupakan rangkaian tertutup dan di dalamnya dapat terjadi reaksi redoks
yangspontan sehingga terjadi perpindahan atau aliran elektron (arus
listrik).

Gambar 2.2 Diagram tipe sel volta, sel Daniel


Sumber Ilustrasi Hariyana

Dalam rangkaian tersebut, logam seng dicelupkan dalam larutan


ZnSO4 (mengandung Zn2+) dan logam tembaga dicelupkan dalam larutan
CuSO4 (mengandung Cu2+). Logam seng akan semakin keropos karena
larut menjadi Zn2+ yang disertai pelepasan elektron.
Reaksi :
𝑍𝑛(𝑠) → 𝑍𝑛2+ + 2𝑒
Elektron yang dilepaskan oleh logam seng mengalir melalui kawat
penghantar menuju tembaga, selanjutnya diterima oleh ion Cu2+ yang
kemudian mengendap sebagai logam tembaga.
Reaksi :
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)

Selama reaksi dalam rangkaian tersebut berlangsung, aliran


electron (arus listrik) terus terjadi. Agar pertambahan ion Zn2+ dan

21
kelebihan ion SO42- karena berkurangnya Cu2+ maka ion tersebut
dinetralkan dengan ion-ion dari jembatan garam. Pada rangkaian tersebut
logam seng dan tembaga menjadi kutub-kutub listrik yang disebut
elektroda. Elektroda tempat terjadinya oksidasi disebut anoda sedangkan
elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi disebut katoda. Pada logam
seng terjadi pelepasan elektron (oksidasi) sehingga logam seng disebut
sebagai anoda yang juga merupakan elektroda negatif, sedangkan pada
logam tembaga terjadi reduksi Cu2+, sehingga logam tembaga disebut
katoda yang juga merupakan elektroda positif.
Untuk menggerakkan muatan dari satu titik ke titik lain diperlukan
beda potensial listrik antara kedua muatan

Nilai Moral :
Dari konsep ini terdapat nilai yang relevan dalam kehidupan kita yaitu
dalam berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan pastinya kita
butuh dorongan atau dukungan dari oranglain untuk memotivasi kita agar
tetap pada pendirian kita untuk mencapai target yang kita inginkan.

a. Notasi Sel Volta


Rangkaian sel volta dapat ditulis dalam bentuk notasi atau diagram
sel. Dalam menuliskan diagram sel, anoda dituliskan di sebelah kiri
dan katoda di sebelah kanan yang dipisahkan oleh jembatan garam.
Jembatan garam dilambangkan dengan dua garis sejajar (||). Secara
umum, notasisel dituliskan sebagai berikut: anoda || katoda, sehingga
pada sel volta di atas dituliskan dalam bentuk notasi sel : Zn | Zn2+
||Cu2+ | Cu
b. Potensial Elektroda Standar
Pada Sel volta yang tersusun dari elektroda Zn dan Cu, ternyata
elektroda Zn mengalami oksidasi. Hal ini menunjukkan bahwa logam
Zn lebih cenderung mengalami oksidasi dibandingkan logam Cu.
Untuk membandingkan kecenderungan logam-logam mengalami
oksidasi digunakan elektroda hydrogen sebagai pembanding yang
potensial elektrodanya adalah 0 volt. Potensial sel yang dihasilkan
oleh elektroda logam dengan elektroda hidrogen pada kondisi standar,
yaitu pada suhu 25°C, tekanan gas 1 atmosfer dan konsentrasi ion-ion
1M disebut potensial elektroda standar logam tersebut dan diberi
lambang E°. Elektroda yang lebih mudah mengalami reduksi
disbanding hidrogen mempunyai potensial elektroda > 0 (positif)
sedangkan elektroda yang lebih sukar mengalami reduksi dibanding
hidrogen mempunyai potensial elektroda < 0 (negatif). Jadi, potensial
elektroda standar menunjukkan urutan kecenderungan untuk

22
mengalami reduksi, sehingga dikenal sebagai potensial reduksi
standar.

Gambar 2.3 Sel volta hipotesis untuk menentukan potensial elektroda.


Elektroda hydrogen merupakan elektroda pembanding
Sumber Ilustrasi Hariyana
.
Bila ion logam dalam sel lebih mudah mengalami reduksi
disbanding ion H+, maka potensial elektroda logam tersebut lebih
besar dari potensial elektroda hidrogen sehingga bertanda positif. Bila
elektroda logam lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan
elektroda hidrogen, maka potensial elek.trodanya lebih kecil
dibandingkan potensial elektroda hidrogen sehingga bertanda negatif.
c. Potensial Sel
Potensial sel adalah reaksi reduksi dan oksidasi suatu elektroda
ketika semua zat sudah terlarut.

Nilai Agama :
Kita sebagai manusia harus dapat menangkap segala yang baik dan
dapat melepas segala yang buruk sesuai ajaran Tuhan Yang Maha
Esa.

Perbedaan potensial dari kedua elektroda (katoda dan anoda)


disebut beda potensial atau potensial sel standar yang diberi lambang
Esel.
Esel = E° katoda – E°anoda
Katoda merupakan tempat terjadi reaksi reduksi sehingga
mempunyai E° lebih besar, sedangkan anoda merupakan tempat
terjadi reaksi oksidasi sehingga mempunyai harga E° lebih kecil.
Potensial sel dapat digunakan untuk memperkirakan spontan tidaknya
suatu reaksi redoks. Reaksi redoks berlangsung spontan bila Esel> 0
(positif) dan tidak spontan bila Esel< 0 (negatif).

23
D. Sel Elektrolisis Dan Hukum Faraday
Sel volta menghasilkan arus listrik searah ketika reaksi redoks di dalam sel
terjadi secara spontan. Adapun sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel
volta, yakni menerapkan arus listrik searah untuk mendorong agar terjadi
reaksi elektrokimia di dalam sel.
Nilai Sosial :
Dalam lingkunganbermasyarakat kita harus mengikuti serta searah
sesuai dengan segala aturan-aturan dan norma norma yang berlaku agar
dalam bermasyarakat kita dapat diterima oleh masyarakat.

1. Prinsip Elektrolisis
Elektrolisis artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik. Zat yang
terurai dapat berupa padatan, cairan, atau larutan. Arus listrik yang
digunakan adalah arus searah (direct current). Tempat berlangsungnya
reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis sama seperti pada sel
volta, yaitu anode (reaksi oksidasi) dan katode (reaksi reduksi). Perbedaan
sel elektrolisis dan sel volta terletak pada kutub elektrode. Pada sel volta,
anode (–) dan katode (+), sedangkan pada sel elektrolisis sebaliknya,
anode (+) dan katode (–). Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan
kutub positif sumber energi listrik, sedangkan katode dihubungkan dengan
kutub negatif. Oleh karena itu pada sel elektrolisis di anode akan terjadi
reaksi oksidasi dan dikatode akan terjadi reaksi reduksi.
Ketika kedua elektrode karbon dihubungkan dengan sumber energi
listrik arus searah, dalam sel elektrolisis terjadi reaksi redoks, yaitu
penguraian air menjadi gas H2 dan gas O2 . Reaksi redoks yang terjadi
dalam sel elektrolisis adalah
Anode (+) : 2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e– (oksidasi O2–)
Katode (–) : 4H2O(l) + 4e– → 2H2 (g) + 4OH–(aq) (reduksi H+)
Reaksi : 2H2O(l) → 2H2(g) + O2(g)

Berapakah perbandingan volume gas H2 dan O2 yang terbentuk pada


kedua tabung reaksi? Berdasarkan persamaan reaksi redoks dapat
diramalkan bahwa perbandingan volume gas H2 terhadap O2 adalah 2 : 1.
Jika volume gas H2 20 mL, volume gas O2 adalah 10 mL.
Alat yang akurat untuk penyelidikan elektrolisis air adalah alat
elektrolisis Hoffman (Gambar 2.1). Alat ini dilengkapi elektrode platina
dalam tabung penampung gas berskala sehingga volume gas hasil
elektrolisis mudah diukur.

24
Gambar 2.4 Sel elektrolisis Hoffman
Sumber : Chemistry: The Central Science,2000

2. Elektrolisis Larutan
Elektrolisis larutan berbeda dengan elektrolisis air. Misalnya larutan
NaI, terdapat ion Na+ dan ion I–. Kedua ion ini bersaing dengan molekul
air untuk dielektrolisis.
Di katode terjadi persaingan antara molekul H2O dan ion Na+
(keduanya berpotensi untuk direduksi). Demikian juga di anode, terjadi
persaingan antara molekul H2O dan ion I– (keduanya berpotensi
dioksidasi).
Nilai Moral :
Dalam kehidupan ini ketika kita melakukan dengan energi/usaha
yang maksimal maka kita akan juga mendapat hasil yang
maksimal juga karena usaha tidak akan menghianati hasil.

Spesi mana yang akan keluar sebagai pemenang? Pertanyaan


tersebut dapat dijawab berdasarkan nilai potensial elektrode standar.
Setengah reaksi reduksi di katode :
Na+ (aq) + e– → Na(s) E° = –2,71 V
– –
2H2O(l) + 2e → H2(g) + 2OH (aq) E° = –0,83 V
Berdasarkan nilai potensialnya, H2O lebih berpotensi direduksi
dibandingkan ion Na+ sebab memiliki nilai E° lebih besar. Perkiraan ini
cocok dengan pengamatan, gas H2 dilepaskan di katode.
Setengah reaksi oksidasi di anode:
2I–(aq) → I2(g) + 2e– E° = –0,54 V
2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4e– E° = –1,23 V

Berdasarkan nilai potensial, ion I– memenangkan persaingan sebab


nilai E° lebih besar dibandingkan molekul H2O.
Reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis:
Katode : 2H2O(l) + 2e– → H2(g) + 2OH–(aq)
Anode : 2I–(aq) → I2(g) + 2e–
Reaksi : 2H2O(l) + 2I–(aq) → H2(g) + I2(g) + 2OH–(aq)

25
3. Hukum Faraday
Banyaknya perubahan kimia yang dihasilkan berbanding lurus dengan
jumlah listrik yang lewat. Fakta ini ditemukan oleh Michael Faraday pada
tahun 1834. Jumlah zat pereaksi yang diperlukan atau jumlah zat yang
terbentuk selama proses elektrolisis berhubungan dengan
(1) massa molar zat,
(2) jumlah listrik yang digunakan, dan
(3) jumlah elektron yang dipindahkan pada reaksi elektrode.

Nilai Agama :
Dalam kehidupan ini ketika kita melakukan perubahan perubahan ke
arah positif maka kita akan menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.Sesuai dengan firman Allah dalam Apa yang kamun tabur itulah
yang akan kamu tuai.

Satuan standar listrik yang menyatakan banyaknya electron yang


melewati elektrolit adalah coulomb. Muatan satu electron adalah sebesar –
1,6022 × 1019 C. Arus listrik dinyatakan denganampere (A) yang
merupakan laju aliran muatan listrik. Arus satuampere adalah aliran satu
coulomb per detik.
1 A = 1 C detik–1
Muatan listrik = kuat arus × waktu
i

Hukum Faraday I berbunyi:


“Massa zat yang dilepaskan selama elektrolisis berbanding lurus
dengan jumlah listrik yang digunakan”
Jika massa zat yang dilepaskan (G) setara dengan muatan listrik
(Q), maka
G=Q
G=Ixt
i
Hukum Faraday II berbunyi:
“Massa zat yang dilepaskan pada elektrolisis berbanding lurus dengan
massa ekuivalen zat itu”
G = ME
Penggabungan hukum Faraday I dan II menghasilkan persamaan baru
sebagai berikut.
G = k × i × t × ME

26
k merupakan tetapan yang ditemukan Faraday yaitu sebesar 1/96500
C. Muatan 96500 C (lebih tepat 96487 C) sebanding dengan 1 mol
elektron yang lewat. Besarnya kelistrikan ini disebut satu faraday.
Jadi, untuk mencari berat zat yang dihasilkan pada proses elektrolisis
dapat menggunakan persamaan berikut :
𝑖𝑥𝑡
G = 96500 × ME

Dengan :
G = massa zat yang dihasilkan (g)
i = kuat arus. (ampere (A))
t = waktu (detik)
ME = massa ekuivalen(g)

4. Aplikasi Elektrolisis
Prinsip elektrolisis banyak diterapkan dalam pelapisan logam dengan
logam yang lebih baik (electroplating), juga dalam pengolahan dan
pemurnian logam.
a. Penyepuhan (electroplating)
Penyepuhan (electroplating) adalah suatu metode elektrolisis
untukmelapisi permukaan logam oleh logam lain yang lebih stabil
terhadap cuaca atau untuk menambah keindahannya. Contohnya, besi
dilapisi nikel agar tahan karat, tembaga dilapisi perak atau emas agar
lebih bernilai. Logam besi banyak dipakai untuk berbagai aplikasi,
tetapi tidak tahan terhadap cuaca sehingga mudah berkarat. Agar besi
tahan terhadap karat maka permukaan besi sering dilapisi oleh logam
yang lebih stabil, seperti seng, nikel, atau perak.

b. Pemurnian Logam
Prinsip elektrolisis banyak diterapkan pada pengolahan dan
pemurnian logam. Contoh, logam aluminium diolah dan dimurnikan
secara elektrolisis dari mineral bauksit. Logam tembaga diolah
melalui pemanggangan tembaga (II) sulfida, kemudian dimurnikan
secara elektrolisis.

Gambar 2.5 Pemurnian tembaga menggunakan elektrolisis.


Sumber: Chemistry: The Central Science, 2000

27
Logam tembaga yang akan dimurnikan ditempatkan sebagai anode
dan logam tembaga murni ditempatkan sebagai katode, keduanya
dicelupkan dalam larutan CuSO4, seperti ditunjukkan pada Gambar
2.5. Selama elektrolisis terjadi reaksi sebagai berikut.

Anode (+) : Cu (s) ⎯⎯→ Cu2+(aq) + 2e–


Katode (–) : Cu2+ (aq) + 2e–⎯⎯→ Cu(s)
Logam-logam pengotor yang kurang reaktif, seperti emas, perak,
dan platina membentuk endapan lumpur di dasar sel anode. Adanya
logamlogam yang lebih reaktif, seperti Zn2+, dan Ni2+ tetap berada
dalam larutan sebagai ion-ionnya.

Nilai Manfaat :
Penyepuhan (electroplating) digunakan ketika besi dilapisi nikel
agar tahan karat, tembaga dilapisi perak atau emas agar lebih
bernilai. Pengolahan dan pemurnian logam yaitu ketika logam
aluminium diolah dan dimurnikan secara elektrolisis dari mineral
bauksit. Logam tembaga diolah melalui pemanggangan tembaga
(II) sulfida, kemudian dimurnikan secara elektrolisis.

E. KOROSI
Korosi merupakan kerusakan material akibat reaksi antara logam atau
logam paduan dengan lingkungan atau korosi adalah suatu proses
elektrokimia yang melibatkan adanya transfer elektron dari anoda menuju
katoda. Akibat korosi logam dapat menyebabkan penurunan kekuatan,
perubahan warna, mudah terjadi keretakan, dan dapat menyebabkan polusi
bagi lingkungan.
Nilai agama
Kita sebagai manusia tidak lah seharusnya meninggikan diri bagi
dihadapan manusia atau pun Tuhan yang maha esa
Korosi logam merupakan masalah utama di bidang konstruksi mesin yang
berbahan baku logam. Hal ini disebabkan, karena bertambahnya aktivitas
industri, sehingga menghasilkan gas buang yang menyebabkan lingkungan
menjadi korosif. Untuk mengamati gejala korosi logam di industri dapat
dibuatkan suatu sistem pengujian korosi. Setiap industri mempunyai sistem
air panas dan air pendingin yang merupakan unit pendukung yang vital.
Untuk melihat laju korosi logam pada inlet dan outlet boiler dan cooling
tower atau kondensor diperlukan percobaan. Untuk itu, percobaan dapat
dilakukan dalam skala laboratorium yang memberikan gambaran secara
umum tentang korosivitas lingkungan. Ruang lingkup penelitian ini
difokuskan pada pengujian korosi logam baja di lingkungan atmosfer, air

28
pendingin, dan air panas. Pengujian korosi dilakukan dalam sistem coupon di
tiga kondisi dengan lingkungan yang berbeda. Lingkungan yang berpengaruh
terhadap korosi logam adalah udara lembab, kondisi lingkungan (polusi
udara). Oleh karena itu, lingkungan pengujian korosi logam diasumsikan
sesuai dengan aktivitas laboratorium, perubahan cuaca yang tidak stabil, serta
kondisi suhu air pendingin dan air panas diasumsikan konstan.
Proses Korosi Logam Sistem Air
Pendingin Proses korosi dalam sistem air pendingin dilakukan dengan
simulasi peralatan sederhana berupa pipa fiber gelas yang dialiri air dingin.
Logam baja karbon yang digunakan untuk simulasi (dengan berat tertentu)
ditempatkan dalam pipa aliran air pendingin selama kurun waktu tertentu dari
kondisi logam. Hasil korosi logam baja karbon dalam berbagai waktu
ditunjukkan pada grafik berikut

Grafik : Hubungan waktu korosi dengan massa logam baja


Ditampilkan semakin lama proses korosi menghasilkan kehilangan berat
yang semakin meningkat. Ini berarti produk korosi juga meningkat atau
proses korosi logam meningkat yang menyebabkan logam semakin
berkurang. Reaksi korosi logam baja karbon dalam sistem air pendingin
menyebabkan proses oksidasi, sehingga daerah ini bersifat anodik dan logam
berubah menjadi ion fero (Fe2+). Air pendingin mengandung oksigen terlarut
menyebabkan molekul oksigen dan air tertarik ke permukaan logam akibat
adanya elektron yang dilepaskan oleh atom besi (Fe) semakin meningkat,
sehingga molekul air dan oksigen mengalami reduksi dan daerah ini menjadi
bersifat katodik menghasilkan ion hidroksil (OH-). Adanya ion Fe2+ dan ion
OH- serta oksigen di permukaan logam yang semakin meningkat, maka kedua
ion tersebut bereaksi membentuk Fe(OH)2 yang akhirnya berubah menjadi
Fe(OH)3 atau FeOOH yang berwarna coklat menempel di permukaan logam
yang akhirnya membentuk kerak
Proses Korosi Logam dalam air panas
Proses korosi dalam sistem air panas
(steam) dilakukan dengan membuat simulasi
peralatan sederhana berupa pipa fiber gelas
yang dialiri air panas dalam sistem sirkulasi
atau air panas dengan diberi stirer pada laju

Gambar 2.6 Korosi Logam


29 Sumber
:https://aprilina05.files.wordpress.
com/2010/01/korosi.jpg
perputaran tertentu. Logam baja karbon untuksimulasi (sudah diketahui
beratnya) ditempatkan dalam pipa aliran air panas dan dalam waktu tertentu
diamati kondisi logam. Setelah cukup waktu, logam yang dikorosikan
diambil, dibersihkan produk korosinya, dikeringkan dan ditimbang berat
akhirnya. Dari jumlah kehilangan berat dapat dihitung besarnya laju korosi.
Produk korosi di permukaan logam berwarna coklat ditunjukkan pada
Gambar
Proses korosi di permukaan logam baja karbon dimulai dari pelarutan besi
menjadi ion ferro (Fe2+) di anodik : Fe → Fe2+ + 2e Pengruh suhu, pH, dan
kandungan oksigen terlarut dalam air saling berkaitan. Suhu semakin tinggi
kelarutan oksigen menurun dan pH air menjadi naik, sehingga laju korosi
menjadi turun. Pada kondisi netral, reaksi reduksi di katodik di muka logam
adalah H2O + ½ O2→ 2OH. Reaksi anodik dan katodik ini terjadi di antar
muka logam, sehingga ion Fe2+ dan dan ion hidroksil (OH-) bereaksi di
permukaan logam menghasilkan senyawa Fe(OH)2 yang mengendap.
Endapan Fe(OH)2 ini secara termodinamika tidak stabil dan dengan adanya
oksigen terlarut dalam air akan bereaksi menghasilkan endapan Fe(OH)3 atau
FeO(OH) yang berwarna coklat di muka logam seperti ditunjukkan pada
gambar 2.6. Dalam air tanah yang mengandung kalisum dan magnesium
sebagai air sadah akan mempengaruhi laju korosi baja karbon, akibat kation
kalsium dan magnesium dengan adanya gas karbon dioksida dan ion
hidroksida akan membentuk kerak sebagai kalsium atau magnesium karbonat.
Kelarutan kalsium karbonat dalam air rendah, selaput mengendap dari
bikarbonat yang dihasilkan melalui reaksi CaCO3 + H2O + CO2→Ca(HCO3)2
Ketika air menjadi panas kandungan karbon dioksida (CO2) menurun dalam
larutan, sehingga pH naik dan reaksi akan bergeser ke arah pembentukan
CaCO3.
Proses korosi baja karbon di lingkungan air dingin lebih lambat
dibandingkan dalam air panas, yaitu mencapai 3,52 mpy dan dalam air panas
137,12 mpy, kondisi permukaan logam pada kondisi awal adalah bersih dan
setelah proses korosi menjadi berwarna coklat yang menunjukkan adanya
produk korosi sebagai senyawa Fe2O3.xH2O untuk kondisi atmosfer yang
lembab atau FeO(OH) untuk kondisi dalam air baik dingin maupun
panas.Pengendalian dengan coating dan proteksi katodik anoda korban dapat
menurunkan potensial baja sampai dibawah kriteria proteksi (<-850mV/CSE),
untuk coating mencapai – 896 mV/CSE, proteksi katodik anoda korban Mg
dapat mencapai – 1696 mV/CSE, sedangkan potensial baja telanjang -762
mv/CSE
Korosi pada besi dapat dicegah dengan memberikan cat pada permukaan
besi atau dengan proses galvanisasi yaitu melapisi besi atau baja dengan
lapisan zink

30
Nilai Moral
Tidak ada manusia yang sempurna dan setiap manusia memiliki
kekurangan sehingga dalam menjalani kehidupan manusia harus tolong
menolong agar mendapat kekuatan dan dapat menjalani kehidupan yang
lebih baik

RANGKUMAN
1. Reaksi oksidasi adalah perubahan kimia yang terjadi ketika elektron
dilepaskan. Reaksi reduksi adalah perubahan kimia yang terjadi ketika
elektron diterima. Reaksi oksidasi dan reduksi selalu berjalan serempak,
sehingga jumlah elektron yang dilepas pada reaksi oksidasi sama dengan
jumlah elektron yang diterima pada reaksi reduksi.
2. Penyetaraan reaksi redoks dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode
setengah reaksi atau metode ion elektron dan metode perubahan bilangan
oksidasi
3. Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang merupakan kebalikan dari sel
volta. Dalam sel elektrolisis, energi listrik dipasok untuk mendorong reaksi
redoks tidak spontan menjadi spontan.
4. Sel elektrolisis disusun dari dua elektrode (katode dan anode) dan larutan
elektrolit. Di anode terjadi reaksi oksidasi dan di katode terjadi reaksi
reduksi (sama dengan sel volta). Perbedaannya, dalam sel elektrolisis, kutub
anode (+) dan katode (–).
5. Jumlah zat yang terendapkan pada katode, arus listrik dan waktu elektrolisis
yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan Hukum Faraday.
6. Banyaknya perubahan kimia yang dihasilkan dalam proses elektrolisis
berbanding lurus dengan jumlah listrik yang lewat. Pernyataan ini
dikemukakan oleh Faraday yang mengeluarkan dua hukum, yaitu:
• Massa zat yang dilepaskan selama elektrolisis berbanding lurus dengan
jumlah listrik yang digunakan,
• Massa zat yang dilepaskan pada elektrolisis berbanding lurus dengan
massa ekuivalen yang digunakan.
7. Selelektrolisis banyak digunakan untuk pengolahan dan pemurnian logam
serta pelapisan logam (electroplating).
8. Korosi merupakan kerusakan material akibat reaksi antara logam atau logam
paduan dengan lingkungan atau korosi adalah suatu proses elektrokimia
yang melibatkan adanya transfer elektron dari anoda menuju katoda

31
LATIHAN
I. Pilihan Berganda
1. Setengah reaksi reduksi NO3– menjadi N2O adalah sebagai berikut :
a NO3–aq) + bH+ + 8e–⎯⎯→ cN2O(g) + dH2O(l)
Nilai a dan b yang cocok adalah ….
A. 2, 5 D. 1, 5
B. 2, 10 E. 5, 10
C. 1, 4

2. Pada penyetaraan setengah reaksi berikut.


CN– → CNO–
Jumlah elektron yang harus ditambahkan adalah ….
A. nol
B. satu di kanan
C. satu di kiri
D. dua di kanan
E. dua di kiri

3. Gas H2S dapat dioksidasi oleh KMnO4 membentuk K2SO4, MnO2, dan zat
lain.
Pada reaksi tersebut, setiap mol H2S akan melepaskan elektron sebanyak
….
A. 2 mol
B. 4 mol
C. 5 mol
D. 7 mol
E. 8 mol

4. Pada sel volta, elektron mengalir dari ….


A. potensial rendah ke potensial tinggi
B. kutub positif ke kutub negatif
C. anode ke katode melalui sirkuit eksternal
D. setengah sel reduksi ke setengah sel oksidasi
E. anode ke katode melalui jembatan garam

5. Untuk mereduksi 60 g ion Ca2+ menjadi Ca (Ar Ca = 40) diperlukan....


A. 1,0 F D. 3,0 F
B. 1,5 F E. 4,0 F
C. 2,0 F

6. Pada percobaan elektrolisis, perbandingan tetapan Faraday terhadap


tetapan Avogadro adalah ….

32
A. jumlah mol elektron
B. jumlah elektron
C. muatan elektron
D. muatan satu mol elektron
E. muatan pada ion

7. Pada elektrolisis CdSO4 menggunakan electrode karbon terbentuk endapan


Cd sebanyak 2 gram di katode (Ar Cd=112).
Volume O2 yang terbentuk di anoda pada STP adalah ….
A. 0,2 L
B. 0,4 L
C. 0,5L
D. 0,6L
E. 0,8 L

8. Pada elektrolisis, jumlah arus listrik pada waktu tertentu dapat


mengendapkan 0,01 mol Ag. Jika jumlah arus listrik dan waktu yang sama
dialirkan ke dalam larutan Cu2+ maka logam Cu yang diendapkan
sebanyak ….
A. 0,001 mol
B. 0,005 mol
C. 0,010 mol
D. 0,02 mol
E. 0,10 mol

9. Perkaratan besi pada suhu kamar dipengaruhi oleh adanya ….


A. oksigen saja
B. air dan nitrogen
C. oksigen dan air
D. air dan argon
E. air saja

10. Untuk menghambat korosi, pipa besi yang dipendam dalam tanah dihu-
bungkan dengan logam yang lebih reaktif, seperti Mg. Pada sistem ini ….
A. elektron mengalir dari Fe ke Mg
B. Mg mengalami oksidasi
C. Fe berfungsi sebagai anode
D. Fe melepaskan elektron
E. Mg berfungsi sebagai katode

33
II. Essay
1. Diberikan data beberapa potensial standar sebagai berikut:
(I)Ag+ + e → Ag E° = + 0,80 V
(II)Mg + 2e → Mg E° = − 2,37 V
2+

(III) Cu2+ + 2e → Cu E° = + 0,34 V


(IV) Zn2+ + 2e → Zn E° = − 0,76 V
Tentukan:
a) Potensial sel yang diperoleh jika digunakan elektrode I dan II
b) Potensial sel yang diperoleh jika digunakan elektrode I dan III
2. Pada reaksi:
Zn(s) + 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) +
H2O(l)
Manakah yang berperan sebagai reduktor dan mana yang oksidator?
3. Jumlah faraday untuk mereduksi ion Ca2+ sebanyak 12 gram adalah…
4. Mengapa ada logam yang mudah berkerat, namun ada juga yang
bersifatstabil dan tahan karat?
5. Berilah contoh kegunaan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari!

34
BAB III
KIMIA UNSUR

A. Kelimpahan Unsur-Unsur Di Alam


Sampai saat ini sudah dikenal sekitar 116 unsur, 92 diantaranya terdapat di
alam dan yang lainnya merupakan unsur buatan. Unsur yang paling banyak
terdapat di alam ternyata adalah helium (terdapat di matahari).Unsur-unsur di
alam lebih banyak berupa senyawa dibandingkan dalam keadaan bebas sesuai
bentuk unsurnya. Unsur gas mulia terdapat dalam bentuk bebas dan unsur gas
mulia ditemukan dalam bentuk senyawa alami di alam. Unsur-unsur gas
mulia (helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon) termasuk dalam 90
jenis unsur yang terdapat di alam, sedangkan sisanya merupakan unsur buatan
seperti plutonium dan amerisium.
Unsur atau senyawa yang banyak terdapat dalam bahan-bahan alam
disebut mineral. Mineral diolah untuk diambil unsurnya, sehingga dapat
digunakan dalam kehidupan seharihari. Tidak semua mineral dilakukan
pengolahan, tergantung besarnya kandungan unsur di dalamnya dan tingkat
kesukaran proses pengolahannya.
Tabel3.1Kelimpahan Unsur-unsur Di Alam
Unsur %Massa Unsur %Massa
Oksigen 49,20% Klor 0,19%
Silikon 25,67% Fosfor 0,11%
Alumunium 7,50% Mangan 0,09%
Besi 4,71% Karbon 0,08%
Kalsium 3,39% Belerang 0,06%
Kalium 2,63% Barium 0,04%
Natrium 2,40% Nitrogen 0,03%
Magnesium 1,43% Fluor 0,03%
Hidrogen 0,87% Stronsium 0,02%
Titanium 0,58% Unsur Lain 0,47%

Udara yang kita hirup setiap hari mengandung nitrogen dan oksigen
sebagai unsur dengan jumlah paling melimpah di udara. Komposisi udara
secara lengkap disajikan pada Tabel berikut.

35
Tabel 3.2 Komposisi Udara Bersih dan Kering
Senyawa Kelimpahan (%)
Nitrogen (N2) 78,09
Oksigen (O2) 20,94
Argon (Ar) 0,934
Karbon Dioksida (CO2) 0,0315
Neon (Ne) 0,0018
Helion (He) 0,00052
Metana (CH4) 0,00010-0,00012
Kripton (Kr) 0,0001
Karbon Monoksida (CO) 0,00001
Nitrogen oksida (N2O) 0,00005
Hidrogen (H2) 0,00005
Xenon (Xe) 0,000008
Nitrogen dioksida (NO2) 0,000002
Ozon (O3) 0,000001-0,000004

Air laut juga merupakan sumber mineral yang penting. Beberapa unsur
yang diperoleh dari air laut, yaitu natrium, klor, magnesium, dan brom.
Unsur-unsur logam biasanya terdapat di bawah permukaan tanah sebagai
deposit. Di Indonesia unsur-unsur logam diperoleh dari penambangan
mineralnya, secara lengkap berbagai mineral sebagai sumber unsur logam
disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel 3.3Berbagai sumber mineral unsur logam di Indonesia.
Unsur Mineral Lokasi
Tembaga (Cu) Kalkopirit (CuFeS2) Papua
Kalkosit (Cu2S)

Sumber : Wikipedia
Besi (Fe) Hematit (Fe2O3) Cilacap
Magnetit (Fe3O4)
Pirit (FeS)
Siderit (FeCO3)

Sumber : Wikipedia
Alumunium (Al) Bauksit (Al2O3.nH2O) Pulau Bintan
Kriolit (Na3AlF6)

Sumber : Wikipedia

36
Unsur Mineral Lokasi
Emas (Au) Au Papua

Sumber : Wikipedia
Nikel (Ni) Millerit (NiS) Sulawesi
Selatan

Sumber : Wikipedia
Timah (Sn) Kasiterit (SnO2) Pulau Bangka

Sumber : Wikipedia

Nilai Agama :
Tuhan yang Mahakarya telah melimpahkan beragam unsur untuk
kepentingan makhluk-Nya. Oleh karena itu, kita harus dapat
memanfaatkan unsur-unsur tersebut secara bijak dan bertanggung
jawab.
Nilai Sosial :
Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan tidak ada yang sia-sia. Oleh
karena itu, kita sebagai manusia harus memaksimalkan potensi yang
dimiliki da, menggunakannya untuk membantu orang lain.
Nilai Sosial :
• Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan tidak ada yang sia-sia. Oleh
karena itu, kita sebagai manusia harus memaksimalkan potensi
yang dimiliki dan menggunakannya untuk membantu orang lain.
• Kita sebagai manusia harus saling melindungi,makhluk sosial
yang saling membutuhkan satu sama lain. Kita tidak bisa berdiri
sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain.
Nilai Ekonomi :
Manusia dapat mengolah dan menghasilkan keuntungan dari Hasil
Alam yang dijual dan dapat menghidupi kehidupannya.

37
B. Sifat - Sifat Unsur
Sifat-sifat unsur sangat ditentukan oleh konfigurasi elektronnya. Unsur-
unsur dalam sistem periodik disusun menurut kenaikan nomor atom dan
berdasarkan konfigurasi elektronnya. Unsur-unsur yang memiliki susunan
elektron terluar sama memiliki sifat kimia yang sama dan dimasukkan dalam
satu golongan, dan unsur-unsur yang memiliki jumlah kulit yang sama
dimasukkan dalam satu periode. Oleh karena itu, pada bagian ini akan
dibahas sifat-sifat unsur menurut golongan dan menurut periode. Sifat-sifat
tersebut meliputi sifat fisis dan sifat kimia, seperti penampilan, kelarutan, titik
didih, titik leleh, kekerasan, jari-jari atom, kereaktifan, dan sifat khusus
lainnya.
1. Gas Mulia
Unsur-unsur gas mulia dalam sistem periodik menempati golongan
VIII A yang terdiri dari unsur Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar),
Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Struktur elektron terluar gas
mulia yang oktet (8) (kecuali helium duplet (2)) merupakan struktur yang
paling stabil, oleh karena itu gas mulia sukar bereaksi dengan unsur lain
sehingga disebut gas inert (lamban).
Pada tahun 1962 Neil Bartlett berhasil mensintesis senyawa gas
mulia yaitu XePtF6. Dalam waktu yang singkat ahli kimia yang lain
menunjukkan bahwa Xenon dapat bereaksi langsung dengan Fluor
membentuk XeF2, XeF4, dan XeF6. Sejak saat itu istilah inert tidak lagi
sesuai dan para ahli kimia mulai menyebut dengan golongan gas mulia.
a. Sifat-sifat fisis
Sifat-sifat fisis gas mulia berubah secara periodik seperti terlihat pada
tabel berikut.
Tabel3.4 Sifat-Sifat Fisis Gas Mulia
Sifat Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon

• Nomor atom(Z) 2 10 18 36 54 86
• Konfigurasielektron 1s2 1s22p2 3s23p6 4s24p6 5s25p6 6s26p6
• Titik cair(°C) -272,2 -248,6 -189,4 -157,2 -111,8 -71
• Titik didih(°C) -268,9 -246,0 -185,9 -153,4 -108,1 -62
• Rapatan(g/cm3) 0,178 0,900 1,78 3,73 5,89 9,73
• Energi pengion(ev) 24,6 21,6 15,8 14,0 12,1 10,7
• Jari-jari atom(Å) 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45
• Keelektronegatifan 2,7 4,4 3,5 3,0 2,6` 2,4

1. Wujud gas mulia


Unsur gas mulia terdapat sebagai gas tak berwarna yang
monoatomik, ini erat kaitannya dengan struktur elektron oktet dan
duplet dari gas mulia. Sedangkan wujud gas pada suhu kamar
disebabkan titik cair dan titik didih gas mulia yang rendah.

38
2. Titik cair dan titik didih
Titik cair dan titik didih gas mulia meningkat dengan
bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya gaya dispersi antar atom gas mulia sesuai
bertambahnya massa atom relatif (Ar).
3. Kelarutan
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium
(He) hingga Radon (Rn). Pada suhu 0 °C dalam 100 ml air
terlarut 1 ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml Rn.

b. Sifat-sifat kimia
Selama bertahun-tahun unsur gas mulia disebut sebagai gas inert.
Sejak penemuan XePtF6 oleh Neil Bartlett anggapan gas inert gugur.
Energi ionisasi kripton, Xenon dan Radon hampir sama dengan energi
ionisasi oksigen dan masih lebih rendah dari fluor. Oleh karena itu
dimungkinkan tiga unsur tersebut dapat membentuk senyawa dan telah
dibuktikan oleh Bartlett.
Radon dapat bereaksi spontan dengan fluor pada suhu kamar.
Sementara Xenon memerlukan pemanasan atau permulaan reaksi
secara fotokimia. Xenon dapat bereaksi dengan Fluor pada suhu 400°C
dan tekanan 6 atmosfer.

Kripton bereaksi dengan Fluor hanya bila keduanya dikenakan


penyinaran atau pelepasan muatan listrik.
Terbentuknya senyawa gas mulia dapat dijelaskan dengan
hibridisasi. Perhatikan pembentukan ikatan XeF2 Struktur elektron Xe
dapat dituliskan :

Untuk membentuk XeF2 satu elektron 5p harus dipromosikan ke sub


kulit 5d yang diikuti dengan pembentukan orbital hibrida sp3 d.

Setelah mengalami hibridisasi dihasilkan.

39
Dua elektron yang tidak berpasangan tersebut digunakan untuk
berikatan dengan flour. Xe (dalam XeF2 ).

2. Halogen
Unsur-unsur halogen dalam sistem periodik menempati golongan VIIA
yang terdiri dari unsur Fluor (F), Klor (Cl), Brom (Br), Yod (I), dan
Astatin (At). Unsur-unsur golongan VIIA disebut unsur halogen artinya
pembentuk garam. Pada bagian ini unsur Astatin tidak dibahas karena
bersifat radioaktif dengan waktu paruh pendek sehingga jarang ditentukan
dan sifat-sifatnya belum banyak diketahui.
a. Sifat-Sifat Fisis
Sifat-sifat halogen berubah secara periodik seperti terlihat pada Tabel
berikut.
Tabel3.5. Sifat-Sifat Fisis Halogen
Sifat Fluor Klor Brom Yod
• Nomor atom(Z) 9 17 35 53
• Konfigurasielektron [He]2s p 2 5 2
[Ne]3s 3p 5 10
[Ar]3d 4s 4p2 5
[Kr]4d105s25p5
• Titik cair(°C) –220 –101 –7 114
• Titik didih(°C)
–188 –35 59 184
• Rapatan(g/cm3)
• Energi pengionan tingkat 1,69 × 10–3 3,21 × 10–3 3,12 4,93
pertama (Kjmol–1) 1681 1251 1140 1008
•Afinitas elektron (Kj mol–1)
–328 –349 –325 –295
•Kelektronegatifan (skala Pauling)
4,0 3,0 2,8 2,5
•Potensial reduksi standar (volt) X2
+ 2e– 2X– 2,87 1,36 1,06 0,54
.
0,64 0,99 1,14 1,33
•Jari-jarikovalen,
. 1,19 1,67 1,82 2,06
•Jari-jari ion (X–), 155 242 193 151
•Energi Ikatan X-X (Kj mol–1)

1) Wujud halogen
Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2 ) dengan energi ikatan X -
X berkurang dari Cl2 sampai I2 , sesuai dengan pertambahan jari-jari
atomnya. Semakin panjang jari-jari atom semakin lemah ikatan
antaratom sehingga semakin mudah diputuskan akibatnya energi
ikatan makin rendah. Energi ikatan F - F lebih kecil dibanding dengan
energi ikatan Cl - Cl dan Br - Br, hal ini berhubungan dengan
kereaktifan F2 . Semakin reaktif molekul X2 menyebabkan ikatan
semakin mudah diputuskan sehingga energi ikatan relatif kecil.

40
2) Titik Cair dan Titik Didih
Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan bertambahnya
nomor atom. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi
antarmolekul halogen sesuai bertambahnya massa molekul relatif (Mr).
Sesuai titik cair dan titik didihnya, maka wujud halogen pada suhu
kamar bervariasi, F2 dan Cl2 berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat.
3) Warna
Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena
berbau merangsang. Fluor berwarna kuning muda, klor hijau
kekuningan, Brom cokelat, dan yod berwarna ungu.
4) Kelarutan Kelarutan halogen dari fluor sampai yod dalam air semakin
berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air.
2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)
Yod sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang
mengandung ion I– karena membentuk ion poliiodida I3 – , misalnya
I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq)→ KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam
pelarut nonpolar, misalnya CCl4 , aseton, kloroform, dan sebagainya.

Nilai Agama:
Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk, rupa dan wajah yang
berbeda bedasemuanya memiliki ciri khas masing masing untuk
membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya,
hal ini harus disyukuri karna merupakan anugrah dari Tuhan.
karna jika semua manusia sama maka akan sulit untuk mengenal
satu sama lain

b. Sifat-Sifat Kimia
1) Kereaktifan
Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini
terbukti keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan
halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar
kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik
elektron.
Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga
dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan
halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin
reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi
ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke
bawah semakin berkurang.

41
Kereaktifan halogen ini dapat dibuktikan dengan reaksi halogen
dengan berbagai senyawa atau unsur lain.
• Halogen dapat bereaksi dengan sebagian besar logam
menghasilkan halida.
2Na(s) + Cl2(g)→ 2NaCl(s)
Sn(s) + Cl2(g)→ SnCl4(s)
Zn(s) + F2(g)→ ZnF2(s)
• Halogen dapat bereaksi dengan air. Reaksi Fluor dengan air
menghasilkan HF dan gas oksigen, sedangkan halogen lainnya
bereaksi dengan air menurut reaksi:
X2 + H2O → HX + HXO
• Halogen dapat bereaksi dengan hidrogen menghasilkan asam
halida.
H2(g) + Cl2(g)→ 2HCl(g)
• Halogen dapat bereaksi dengan hidrokarbon (alkana, alkena, dan
alkuna). Reaksinya dengan alkana adalah reaksi substitusi,
sedangkan reaksinya dengan alkena dan alkuna adalah reaksi
adisi.
• Halogen dapat bereaksi dengan basa.
Cl2(g) + 2NaOH(aq)→ NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
Bila larutan NaOH dipanaskan akan dihasilkan NaCl dan
NaClO3 .
• Halogen dapat bereaksi dengan halogen lainnya.
3F2 + Cl2→2ClF3
2) Daya Oksidasi
Halogen merupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator halogen dari atas
ke bawah semakin lemah, sehingga halogen-halogen dapat
mengoksidasi ion halida di bawahnya.
- F2 + 2KCl → 2KF + Cl2 atau ditulis F2 + 2Cl–→ 2F– + Cl2
- Cl2 + 2I– → 2Cl– + I2
- Br2 + KF −→ (tidak terjadi reaksi) atau ditulis
Br2 + F–−→ (tidak terjadi reaksi)
Dari reaksi di atas juga berarti ion holida (X– ) bersifat reduktor.
Sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat.

3. Alkali
Alkali merupakan unsur-unsur golongan IA kecuali hidrogen, yang
meliputi litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium
(Cs), dan fransium (Fr).

42
a. Sifat Fisis
Secara umum sifat fisis unsur-unsur alkali seperti yang tertera pada
Tabel 3.6 berikut.

Tabel3.6. Sifat Fisika Logam Alkali (Tak Termasuk Fransium)


Li Na K Rb Cs
• titik leleh,°C 181 98 64 39 29
• titik didih,°C 1.336 881 766 694 679
• rapatan,g/cm3 0,54 0,97 0,87 1,53 1,88
• distribusielectron 2.1 2.8.1 2.8.8.1 2.8.18.8.1 2.8.18.18.8.1
• energipengionan,eV 5,4 5,1 4,3 4,2 3,9
• jari-jari atom,Å 1,34 1,54 1,96 2,16 2,35
• jari-jari ion,Å 0,60 0,95 1,33 1,48 1,69
• kelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
• potensialreduksi
standar (volt) –3,05 –2,71 –2,92 –2,49 –3,02
• strukturKristal bcc bcc bcc bcc bcc

1) Wujud Alkali
Alkali merupakan unsur logam yang lunak dan dapat diiris.
Dari data kekerasan (skala Mohs) terlihat dari atas ke bawah
semakin berkurang, hal ini berarti makin ke bawah semakin lunak.
2) Titik didih dan Titik Cair
Logam-logam alkali memiliki titik didih dan titik cair yang
rendah dan cukup lunak. Hal ini disebabkan karena atom-atom
logam alkali mempunyai satu elektron valensi sehingga gaya yang
mengikat partikelpartikel terjejal relatif lemah.
3) Energi Ionisasi (Energi Pengion)
Energi ionisasi logam-logam alkali relatif rendah dibanding
energi ionisasi logam-logam lain. Hal ini menunjukkan bahwa
logam alkali lebih mudah melepaskan elektron daripada logam
lainnya. Energi ionisasi logam alkali dari atas ke bawah makin
rendah, sehingga dari litium sampai sesium semakin reaktif.
4) Potensial Reduksi Standar
Harga potensial reduksi standar kecuali litium dari atas ke
bawah semakin negatif. Hal ini menunjukkan semakin mudahnya
melepas elektron (sifat reduktor semakin kuat dari Na sampai Cs).
Penyimpangan harga potensial reduksi (E°) pada litium disebabkan
karena energi hidrasi Li jauh lebih besar daripada alkali yang lain
sehingga potensial reduksi Li paling negatif.

43
Pada elektrolisis larutan garam logam Alkali atau Alkali
tanah tidak menghasilkan logam sebab harga E° lebih kecil dari E°
air
Nilai Sosial:
Kita tidak boleh memiliki banyak hal negatif dalam diri kita,
karna hal negatif tersebut akan mempengaruhi kehidupan kita
kedepan

b. Sifat Kimia
Unsur-unsur alkali merupakan golongan logam yang paling reaktif.
Kereaktifan logam alkali dari atas ke bawah semakin bertambah, hal
ini disebabkan energi ionisasinya dari atas ke bawah semakin rendah
sehingga semakin mudah melepaskan elektron.
Kereaktifan logam alkali dapat dibuktikan dengan kemampuan
bereaksinya dengan berbagai unsur lain dan senyawa.
1) Unsur Alkali dapat Bereaksi dengan Air
Reaksi unsur alkali dengan air menghasilkan basa dan gas hidrogen.
Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
2M(s) + 2H2 O(l) → 2MOH(aq) + H2(g)
Reaksi natrium dengan air sangat hebat, sehingga bila
mereaksikan logam natrium dengan air logam natrium harus
dipotong sekecil mungkin agar tidak terjadi ledakan dan jangan
sekali-kali memegang logam natrium karena dapat bereaksi dengan
air/keringat pada tangan Anda.
2) Reaksi dengan Oksigen.
Logam alkali dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksidanya.
Bila oksigen yang direaksikan berlebihan, natrium dapat
membentuk peroksida, kalium, rubidium dan sesium membentuk
superoksida.
4M(s) + O2(g)→ 2M2O(s) (M = Li, Na, K, Rb, Cs)
(terbatas) (oksida)
2Na(s) + O2→ Na2O2(s)
(berlebihan) (natrium peroksida)
M(s) + O2→MO2 (M = K, Rb, Cs)
(berlebihan) (superoksida)

Untuk menghindari reaksi dengan uap air dan gas oksigen di udara,
maka logam alkali disimpan dalam minyak tanah.
3) Reaksi dengan Unsur Nonlogam Lainnya (Halogen, Nitrogen,
Belerang dan Fosfor)
2M(s) + X2(g)→ 2MX(s) (X = F, Cl, Br, I)

44
6M(s) + N2(g)→ 2M3 N(s)
2M(s) + S(s)→ M2 S(s)
3M(s) + P(s)→ 2M3 P(s)

4. Alkali Tanah
Unsur-unsur alkali tanah dalam sistem periodik menempati golongan IIA.
Unsur-unsur alkali tanah terdiri dari berilium (Be), magnesium (Mg),
kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra). Disebut alkali
tanah karena oksida dan hidroksida dalam air bersifat basa (alkalis) dan
oksidanya serupa dengan Al2O3 dan oksida logam berat yang sejak semula
dikenal dengan nama tanah.
a. Sifat-Sifat Fisis
Unsur-unsur alkali tanah kecuali berilium (Be) semua merupakan
logam putih keperakan dan lebih keras dari alkali. Sifat-sifat fisis
lainnya tertera dalam Tabel 3.6
Tabel3.7Sifat-Sifat Fisika Logam-logam Alkali Tanah
(Tak Termasuk Radium)
Be Mg K Rb Cs
• titik leleh,°C 1,277 650 850 769 725
• titik didih,°C 2.484 1.105 1.487 1.381 1.849
• rapatan,g/cm3 1,86 1,74 1,55 2,6 3,59
• distribusielektron 2.2 2.8.2 2.8.8.2 2.8.18.8.2 2.8.18.18.8.2
• energipengionan,eV 9,3 7,6 6,1 5,7 5,2
• jari-jariatom, 1,25 1,45 1,74 1,92 1,98
• jari-jariion, 0,31 0,65 0,99 1,13 1,35
• keelektronegatifan 1,5 1,2 1,0 1,0 0,9
• potensial reduksi
standar(volt) –1,85 –2,37 –2,87 –2,89 –2,91
• strukturKristal hex hex fcc fcc bcc

Pada tabel di atas terlihat dengan naiknya nomor atom, jari-jari atom
bertambah panjang yang berakibat semakin lemahnya gaya tarik
antaratom. Hal ini menyebabkan makin menurunnya titik leleh dan
titik didih.
Logam alkali tanah memiliki 2 elektron valensi sehingga ikatan
logamnya lebih kuat daripada ikatan logam pada alkali seperiode. Hal
ini menyebabkan titik leleh, titik didih, kerapatan, dan kekerasan alkali
tanah lebih besar daripada logam alkali seperiode.

b. Sifat – sifat Kimia


1) Kereaktifan logam alkali tanah

45
Kereaktifan unsur-unsur golongan alkali tanah cenderung
meningkat dari berilium ke barium. Hal ini dikarenakan jari jari
atomnya semakin bertambah, sehingga menyebabkan
berkurangnya energi ionisasi dan keelektronegatifan. Energi
ionisasi dan keelektronegatifan golongan alkali tanah kecil,
sehingga cenderung melepas elektron membentuk senyawa ion.
Senyawa berilium bersifat kovalen, magnesium membentuk
beberapa senyawa kovalen, senyawa kalsium, stronsium, dan
barium membentuk senyawa ion. Sifat kimia logam alkali tanah
mempunyai kemiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali
tanah kurang reaktif dari logam alkali dalam satu periode.
Kereaktifan kalsium, stronsium, dan barium tidak berbeda jauh dari
logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang.
2) Kelarutan senyawa logam alkali tanah
Logam alkali tanah mempunyai perbedaan dengan logam
alkali dalam hal kelarutannya. Senyawa logam alkali pada
umumnya larut dalam air, sedangkan logam alkali tanah banyak
yang sukar larut dalam air.
c. Reaksi-reaksi logam alkali tanah
1) Reaksi dengan oksigen
Reaksi logam alkali tanah dengan oksigen menghasilkan oksida
(MO). Oksida dari golongan IIA ini merupakan zat padat putih
dengan titik leleh yang sangat tinggi. Oksida ini cenderung bereaksi
perlahan-lahan dengan air dan karbon dioksida dalam udara,
membentuk hidroksida, dan karbonat. Perkecualian untuk berilium
dan magnesium, reaksinya dengan oksigen di udara akan
membentuk lapisan oksida pada permukaan logam, sehingga
menghambat korosi selanjutnya. Sifat basa golongan alkali tanah
semakin kuat dari atas ke bawah. Contoh
2Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(l)
MgO(l) + H2 O(l) → Mg(OH)2 (aq)
2) Reaksi dengan air Kalsium, stronsium, dan barium bereaksi baik
dengan air membentuk basa dan gas hidrogen. Magnesium bereaksi
sangat lambat dengan air dingin dan sedikit lebih baik dengan air
panas, sedangkan berilium tidak bereaksi. Contoh
Mg(s) + 2H2 O(l) → Mg(OH)2 (aq) + H2 (g)
3) Reaksi dengan halogen Semua logam alkali tanah bereaksi dengan
halogen (X2 ) membentuk halida. Lelehan halida dari berilium
mempunyai daya hantar listrik yang buruk. Hal ini menunjukkan
halida berilium bersifat kovalen. Contoh
Mg(s) + Cl2 (g) → MgCl2 (s)

46
4) Reaksi dengan asam Logam golongan IIA bereaksi dengan asam
kuat membentuk garam dan gas hidrogen. Reaksi semakin hebat
dari berilium ke barium. Contoh
Ca(s) + 2HCl(aq) → CaCl2 (aq) + H2 (g)
Selain beraksi dengan asam, berilium juga bereaksi dengan basa
kuat.
Be(s) + 2NaOH(aq) + 2H2 O(l) → Na2 Be(OH)4 (aq) + H2 (g)

5. Unsur-Unsur Periode Ketiga


Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama,
yaitu tiga kulit. Akan tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur
berbeda, hal ini akan menyebabkan sifat-sifat kimia yang berbeda. Dari
kiri ke kanan unsur periode ketiga berturut-turut adalah natrium (Na),
magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S),
klor (Cl) dan argon (Ar). Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si
semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas mulia.
a. Sifat-Sifat Fisis
1) Wujud pada Suhu Biasa
Dari titik leleh dan titik didih kita dapat menyimpulkan bahwa
unsurunsur dari natrium sampai belerang berwujud padat,
sedangkan klor dan argon berwujud gas pada suhu biasa.
2) Titik Leleh dan Titik Didih
Titik leleh dan titik didih unsur periode ketiga dari natrium ke
kanan meningkat dan mencapai puncaknya pada silikon, kemudian
turun. Dari natrium sampai aluminium titik leleh dan titik didih
meningkat seiring bertambah kuatnya ikatan logam karena
bertambahnya jumlah elektron valensi. Silikon memiliki titik leleh
dan titik didih tertinggi karena silikon memiliki struktur kovalen
raksasa dimana setiap atom silikon terikat secara kovalen pada
empat atom silikon lainnya. Zat dengan struktur seperti ini memiliki
titik leleh dan titik didih yang sangat tinggi.
Fosfor, belerang, klor, dan argon memiliki titik leleh dan titik
didih yang relatif rendah karena merupakan molekul-molekul
nonpolar yang terikat dengan gaya Van der Waals yang relatif
lemah. Gaya Van der Waals bergantung pada massa molekul
relatifnya. Semakin besar massa molekul relatif semakin kuat gaya
Van der Waals, akibatnya titik leleh dan titik didih makin tinggi.
Massa molekul relatif S8> P4> Cl2> Ar, sehingga belerang memiliki
titik leleh dan titik didih lebih tinggi dari P4 , Cl2 , dan Ar.

3) Energi Ionisasi

47
Secara umum energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke
kanan meningkat. Akan tetapi energi ionisasi Al lebih rendah dari
energi ionisasi Mg dan energi ionisasi S lebih rendah dari P. Hal ini
disebabkan oleh susunan elektron dalam orbital yang penuh atau
setengah penuh memiliki kestabilan yang lebih besar.
4) Sifat Logam
Sifat logam unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin
berkurang. Dari Na sampai Al merupakan unsur logam dengan titik
leleh, titik didih, kerapatan dan kekerasan meningkat, hal ini
disebabkan pertambahan elektron valensi yang mengakibatkan
ikatan logam semakin kuat. Dengan demikian daya hantar listrik
(sifat konduktor) juga semakin kuat. Silikon merupakan semilogam
(metaloid) bersifat semikonduktor, sedangkan fosfor, belerang dan
klor merupakan nonlogam yang tidak menghantarkan listrik.

b. Sifat-Sifat Kimia
1) Sifat Reduktor dan Oksidator
Sesuai dengan fakta bahwa dari kiri ke kanan unsur-unsur periode
ketiga semakin sukar melepas elektron serta makin mudah
menangkap elektron, sehingga dari natrium sampai klor sifat
reduktor berkurang dan sifat oksidator bertambah. Natrium
merupakan reduktor kuat dan klor merupakan oksidator kuat.
Kekuatan sifat reduktor dan oksidator dapat dilihat dari harga
potensial elektroda. Semakin besar (positif) harga potensial
elektroda semakin mudah mengalami reduksi yang berarti sifat
oksidator makin kuat, dan sebaliknya makin kecil (negatif) harga
potensial elektroda makin mudah dioksidasi yang berarti sifat
reduktor makin kuat.
Na+ + e → Na E° = –2,71 volt
2+
Mg + 2e → Mg E° = –2,38 volt
3+
Al + →Al E° = –1,66 volt
S + 2e →S 2–
E° = –0,51 volt

Cl2 + 2e → 2Cl E° = +1,36 volt

Daya pereduksi natrium, magnesium, dan aluminium dapat


dibandingkan dari reaksinya dengan air. Natrium bereaksi hebat
dengan air menghasilkan NaOH dan gas hidrogen. Hal ini
menunjukkan bahwa natrium merupakan reduktor kuat.
2Na(s) + 2H2 O(l) →2NaOH(aq) + H2 (g)
Magnesium bereaksi lambat dengan air menghasilkan Mg(OH)2
yang tidak larut dan gas hidrogen.
Mg(s) + 2H2 O(l) → Mg(OH)2 (s) + H2 (g)

48
Aluminium tidak bereaksi dengan air pada suhu biasa tetapi
bereaksi dengan uap air panas menghasilkan Al2 O3 dan gas
hidrogen.
2Al(s) + 3H2 O(g) → Al2 O3 (s) + 3H2 (g)

Karena sifat reduktor yang kuat dari natrium, magnesium, dan


aluminium ini, maka ketiga logam tersebut digunakan sebagai
reduktor pada berbagai proses. Silikon dan fosfor merupakan
reduktor yang lemah sehingga dapat bereaksi dengan oksidator kuat,
misalnya klor dan oksigen.
2Si(s) + 2Cl2 (g) → 2SiCl(l)
P4 (s) + 6Cl2 (g) → 4PCl3 (g)
Si(s) + O2 (g) → SiO2 (s)
P4 (s) + 3O2 (g) → P4O6 (g)
Fosfor selain sebagai reduktor lemah juga merupakan
oksidator lemah sehingga dapat bereaksi dengan reduktor kuat.
Belerang memiliki sifat reduktor yang lebih lemah dari fosfor tetapi
memiliki sifat oksidator yang lebih kuat dari fosfor. Belerang dapat
mengoksidasi hampir semua logam, misalnya dengan besi terjadi
reaksi sebagai berikut:
Fe(s) + S(s) → FeS(s)
Belerang dapat mengoksidasi air menjadi gas oksigen.
S(s) + 2H2 O(l) → 2H2 S(aq) + O2 (g)
Klor merupakan oksidator kuat, dapat mengoksidasi hampir
semua logam, dan nonlogam dan berbagai senyawa.
Cl2 (g) + Mg(s) → MgCl2 (s)
Cl2 (g) + H2 O(l) → 4HCl(ag) + O2 (g )

Nilai yang terkandung


1. Nilai Agama
Dalam materi tersebut dijelaskan beberapa sifat – sifat dari unsur begitu juga
dengan manusia, kita mengetahui bahwa Allah menciptakan manusia dengan
sifat – sifat khas yang ada dalam diri setiap manusia tersebut. Maka hendaknya
kita selalu bersyukur dengan apa yang sudah ditetapkan oleh Allah terhadap kita
dan hendaknya kita dapat terus – menerus memperbaiki sifat kita agar
kedepannya selalu menjadi lebih baik.
2. Nilai Sosial
Dengan adanya beragam – ragam sifat pada manusia, hendaknya kita harus
selalu menghargai perbedaan – perbedaan sifat tersebut dan kita juga harus
mampu menempatkan sifat – sifat kita pada tempatnya.

49
C. Pembuatan Beberapa Unsur dan Senyawanya
1. Unsur Logam
a. Natrium
Logam alkali yang paling banyak digunakan baik sebagai unsur maupun
senyawanya adalah natrium pada bagian ini akan kita pelajari pembuatan
dan manfaat natrium dan senyawanya.

Pembuatan Natrium
Logam alkali pada umumnya diperoleh dengan mengelektrolisis
lelehan garam kloridanya. Misalnya logam natrium dibuat dengan
mengelektrolisis campuran lelehan NaCl dan CaCl2 . Fungsi CaCl2 pada
proses ini adalah menurunkan titik leleh NaCl. Reaksi yang terjadi:

Gambar 3.1 Sel down untuk elektrolis leburan NaCl.


Sumber : Ilustrasi Harvana
Campuran NaCl dan CaCl2 cair dimasukkan ke dalam sel down kemudian
dialiri listrik. Ion Na+ direduksi di katoda menjadi natrium cair, sedangkan
ion Cl- dioksidasi di anoda menjadi gas Cl2 Natrium cair dikeluarkan
melalui samping sel dan gas klor dikeluarkan melalui bagian atas sel.
Pembuatan Senyawa Natrium
Dua senyawa natrium yang penting untuk kita pelajari adalah
NaOH dan Na2CO3. NaOH dibuat dengan elektrolisis larutan NaCl.

Katoda : 2H2O(l)+2e→ 2OH–(aq)+H2(g)


Anoda : 2Cl–(aq) → Cl2(g)+2e

2H2O(l)+2Cl–(aq) → 2OH–(aq)+H2(g)+Cl2(g)
Na+ dalam larutan bergabung dengan OH– di katoda membentuk NaOH.

50
Na2CO3 dibuat dengan proses Solvay
Metode pembuatan Na2CO3ini dikembangkan oleh Ernest Solvay
(1838–1922) dari Belgia sebagai bahan bakunya adalah batu kapur
CaCO3.BatukapurdipanaskanuntukmemperolehgasCO2
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2 (g)
CO2(g) + H2O(l) →H2CO3(aq)
H2CO3(aq) + NH3(g) →NH4HCO3(aq)
NH4HCO3(aq)+NaCl(aq) →NaHCO3(s)+NH4Cl
Endapan NaHCO3dipisahkan dengan penyaringan kemudian
dipanaskan
2NaHCO3(s) → Na2CO3(s)+H2O(g) + CO2(g)
b. Magnesium
PembuatanMagnesium
Magnesium diperoleh dari air laut dengan cara menambahkan CaO
ke dalam airlaut.
Mg2+(aq)+H2O(l)+CaO(s)→Mg(OH)2(s)+Ca2+(aq)
Mg(OH)2 yang terbentuk disaring, dicuci kemudian dilarutkan dalam HCl.
Mg(OH)2(s)+HCl(aq)→MgCl2(aq)+2H2O(l)
Larutan MgCl2yang diperoleh diuapkan sehingga diperoleh kristal
MgCl2, selanjutnya dilakukan elektrolisis terhadap lelehan MgCl2yang
dicampur CaCl2untuk menurunkan titik lelehnya.

c. Aluminium
PembuatanAluminium
Aluminium diperoleh dengan elektrolisis lelehan bauksit Al2O3
dalam kriolit cair Na3AlF6. Kriolit cair diperlukan untuk menurunkan titik
leleh bauksit. Proses pembuatan aluminium dikenal dengan proses Hall,
karena cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall (1863 - 1914) pada
tahun 1886. Proses Hall meliputi dua tahap, yaitu sebagai berikut.
1) Pemurnian Al2O3daribauksit
Ke dalam bauksit ditambahkan larutan NaOH pekat sehingga
Al2O3larut sedangkan zat lain tidak larut.
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) →2NaAlO2(aq)+H2O(l)

51
Larutan NaAlO2diasamkan sehingga terbentuk endapan Al(OH)3.
NaAlO2(aq)+H2O(l)+HCl(aq) →Al(OH)3(s)+NaCl(aq)
Endapan Al(OH)3disaring kemudian dipanaskan sehingga terurai
menjadi Al2O3dan uap air.
Al(OH)3(s) → Al2O3(s) + 3H2O(g)

2) Elektrolisis Al2O3 dengan kriolit cair


Al2O3 murni dicampur dengan
kriolit Na3AlF6 untuk
menurunkan titik leleh Al2O3.
Dinding bejana untuk elektro-
lisis terbuat dari besi yang di-
lapisi grafit sekaligus sebagai
katoda. Sebagai anodanya di-
Gambar 3.2 Elektrolisis Al2O3 gunakan batang-batang kar-
Sumber: Ilustrasi Haryana bon yang dicelupkan ke
dalam campuran.
Larutan Al2O3 dalam kriolit dimasukkan ke dalam sel Hall-
Heroult, kemudian dialiri listrik. Ion Al3+ direduksi di katoda menjadi
Al cair dan ion O2- dioksidasi di anoda menjadi gas oksigen.
Reaksi yang terjadi:

Gas oksigen yang terbentuk dapat bereaksi dengan anoda karbon


membentuk CO2 sehingga anoda semakin habis dan pada suatu saat
harus diganti.
d. Besi
PembuatanBesi
Besi diperoleh dari bijih besi dengan cara mereduksi bijihdalam
tanur (tungku).
Bahan-bahan yang diperlukan meliputi:
a) Bijihbesi(hematit)Fe2O3sebagaibahanbaku,
b) BatukapurCaCO3untukmengikatzatpengotor,
c) Kokas (C) sebagaireduktor,
d) UdarauntukmengoksidasiCmenjadiCO.
Proses yang terjadi pada pembuatan besi:

52
a) Bahan-bahan (biji besi, batukapur, dan kokas) dimasukkan ke
dalam tungku dari puncak tanur.
b) Udara panas dialirkan melalui dasar tanur sehingga
mengoksidasi karbon menjadi gasCO2.
C (s) + O2 (g) → CO2(g)
ΔH = -394 kJ
c) Kemudiangas CO2 bergerak naikdan bereaksi lagi dengan kokas
manjadi CO.
CO2(g)+C(s) → 2CO(g) ΔH=+173Kj
d) Gas CO yang terjadi mereduksi bijih besi secara bertahap
menjadibesi.
3Fe2O3+ CO → 2Fe3O4+ CO2 (pada suhu 500 °C)
Fe3O4+ CO → 3FeO + CO2 (pada suhu 850 °C)
FeO + CO → Fe + CO2 (pada suhu 1000 °C)
Besi yang terbentuk berwujud cair turun ke bawah mengalir
melalui dasar tungku.Zat pengotor yang tercampur dengan bijih besi,
seperti SiO2, P4O10dan Al2O3diikat oleh CaO yang berasal dari penguraian
batu kapur pada suhu tinggi.
CaCO3(s) →CaO(s)+CO2(g) (padasuhu800–900°C)
SelanjutnyaCaOmengikatzatpengotordenganreaksi:
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(l) (pada suhu 1200 °C)
6CaO(s) + P4O10(s) → 2Ca3(PO4)2(l) (pada suhu 1200 °C)
CaO(s) + Al2O3(s) → Ca(AlO2)2(l) (pada suhu 1200 °C)
Hasil-hasil reaksi ini disebut slag mengapung di atas lelehan besi
sehingga dapat dipisahkan untuk bahan dalam industri semen dan pupuk.
Besi yang dihasilkan dalam proses tanur ini disebut besi kasar (pigiron)
yang mengandung 95% Fe, 4% C dan sedikit Si, P, dan S. Besi kasar
inikerastapirapuh(mudahpatah).
e. Tembaga
Pembuatan tembaga
Tembaga diperoleh dari bijih kalkopirit CuFeS2 melalui beberapa tahap,
yaitu:
1) Pengapungan (flotasi)
Bijih diserbukkan sampai halus kemudian dimasukkan ke dalam
campuran air dan minyak. Bagian bijih yang mengandung tembaga
akan diselaputi oleh minyak sedangkan zat pengotornya terbawa oleh
air. Udara ditiupkan ke dalam campuran dan mineral yang diselaputi
minyak tadi dibawa ke permukaan oleh gelembung-gelembung udara
dan mengapung, sedangkan zat-zat pengotor diendapkan di bagian

53
bawah. Dari peng- apungan ini dapat diperoleh bijih pekat yang
mengandung 20 – 40% Cu.
2) Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dan terjadi
reaksi
4Cu2FeS2(s) +9O2(g)→2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s)+6SO2(g)
3) Reduksi
Cu2S yang terjadi dipisahkan dari Fe2O3kemudian dipanaskan dan
dialiri udara dan terjadi reduksi menjadi logam tembaga.
2Cu2S(s) + 3O2(g) →2Cu2O(s)+2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s)→6Cu(s)+SO2(g)
4) Elektrolisis
Logam tembaga yang diperoleh dari reduksi masih tercampur
dengan sedikit Ag, Au, dan Pt kemudian dimurnikan dengan cara
elektrolisis.Tembagayangtidakmurnidipasangsebagaianodadansebagai
katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutanCuSO4.
Tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudiandireduksi di
katoda menjadi logamCu.
Katoda : Cu2+(aq)+2e→Cu(s)
Anoda : Cu(s) →Cu2+(aq)+2e
+
Cu(s) → Cu(s)
katoda anoda
Pada proses ini anoda semakin habis dan katoda (tembaga murni)
makin bertambah besar, sedangkan Ag, Au, dan Pt diendapkan
sebagai lumpur anoda sebagai hasilsamping.
f. Timah
PembuatanTimah
Logam timah diperoleh dengen mereduksi bijih besi kasiterit SnO dengan
karbon pada suhu 1200°C.
2SnO(s)+C(s) →2Sn(s)+CO2(g)
g. Perak
PembuatanPerak
LogamperakdiperolehdaribijihargentitAg2Sdengancaramelarutkan
argentitdalamlarutanNaCN,kemudiandireduksidenganseng.
2Ag2S+8NaCN+O2+H2O →4NaAg(CN)2+4NaOH+2S
2NaAg(CN)2+Zn →2Ag+Na2Zn(CN)4
h. Kromium
Kromium merupakan logam yang keras, sangat mengkilap dan
tahan karat, sehingga digunakan untuk melapisi logam lain. Krom juga

54
digunakan untuk membuat aliase,misalnya nikrom (15% Cr, 60% Ni, dan
25% Fe). Aliase ini digunakan untuk tahanan kawat pada alat-alat
pemanas, stainless steel (72% Fe, 19%Cr, 9% Ni).
i. Emas
Emas terdapat bebas di alam yang bercampur dengan logam lain.
Emas dipisahkan dari campurannya dengan jalan dilarutkan dalam larutan
kalium sianida KCN.
4Au + 8KCN + O2 + 2H2O → 4KAu(C)2 + 4KOH
Kemudian direduksi dengan logam seng:
2KAu(CN)2 + Zn →K2Zn(CN)4 + 2Au
Emas merupakan logam yang kuning mengkilap, tahan karat,
mudah ditempa dan tidak bereaksi dengan asam, sehingga digunakan
untuk perhiasan, melapisi logam lain, dan untuk membuat medali. Salah
satu tambang emas di Indonesia ada di Bengkalis, Sumatra. Pabrik
pengolahan emas terdapat di Cikotok, Jawa Barat.
j. Nikel
Diperoleh dengan mengoksidasi bijih NiS menjadi NiO kemudian
direduksi dengan karbon.
2NiS+3O2→2NiO+2SO2
NiO+C →Ni+CO
Nikel digunakan untuk aliase, misalnya baja stainless, monel (65% Ni dan
35% Cu), alnico, dan nikrom.

Nilai Agama :
Tuhan Yang Maha Esalah yang telah menciptakan unsur – unsur yang ada di alam
dan kemudian dapat diolah oleh manusia sehingga dapat bermanfaat dalam
kehidupan sehari – hari. Terciptanya unsur – unsur tersebut dapat membawa
manfaat dalam bidang pertanian, industri, maupun teknologi. Oleh sebab itu kita
harus bernyukur kepada Allah atas nikmat tersebut.

Nilai Sosial:
Dengan mempelajari proses pembuatan unsur – unsur tersebut kita juga dapat
mengambil nilai sosial yaitu bahwa dalam membuat unsur – unsur itu harus ada
usaha dan kerja keras begitu juga dengan kehidupan kita sebagai seorang manusia
jika ingin sukses atau mendapatkan apa yang kita inginkan harus dengan usaha dan
kerja keras yang maksimalmampu menempatkan sifat – sifat kita pada tempatnya.

Nilai Moral :
Untuk mencapai sesuatu yg kita inginkan, ada usaha yang dilakukan agar
mencapainya dan juga pasti ada rintangan dalam kehidupan kita yg harus
kita lewati agar kehidupan kita lebih baik

55
2. Unsur NonLogam
a. Karbon
Tahukah anda bahwa grafit (arang) dan intan sama-sama tersusun
dari atom-atom karbon? Dapatkan grafit diubah menjadi intan?
Grafit dan intan tersusun dari unsur-unsur yang sama tetapi memiliki
sruktur (bentuk) yang berbeda. Peristiwa seperti ini disebut alotrop.
Karbon di dalam kulit bumi tertama sebagai karbonat misalnya
dalam CaCO3, CO2, dan berbagai senyawa organik.
Selain sebagai senyawa, karbon di alam juga terdapat sebagai
unsur bebas yaitu dalam bentuk grafit arang dan intan. Pada grafit
setiap atom C terikat oleh tiga atom C yang lain membentuk susunan
heksagonal.

(a (b
Gambar 3.3 (a) struktur grafit berbentuk lapisan (b)Struktur intan.
sumber. Kimia sma
Oleh karena elektron-elektron dalam atom karbon pada grafit
terikat agak lemah oleh inti atom, maka elektron dapat mengalir dari
satu atom ke atom lainnya sehingga grafit dapat menghantarkan
listrik. Itulah sebabnya grafit banyak digunakan sebagai elektroda
pada batu baterai dan sel elektrolisis. Selain dapat menghantarkan
listrik, grafit juga bersifat licin, maka digunakan untuk bahan
pelumas. Campuran grafit dan tanah digunakan untuk membuat
pensil. Oleh karena ikatan antaratom karbon dalam grafit sangat
kuat, maka grafit digunakan dalam pembuatan komposit yang ringan
tetapi kuat untuk membuat raket.
Karbon yang terbentuk dari pembakaran kayu dan bahan organik
lainnya disebut arang. Bila arang dipanaskan pada suhu 800°C
menjadi arang aktif (karbon aktif) yang digunakan dalam pemutihan
gula, penjernihan air dan obat sakit perut karena kemampuannya
untuk menyerap (mengabsorbsi) berbagai zat. Sedangkan karbon
yang dihasilkan dari pembakaran hidrokarbon disebut karbon black
digunakan dalam vulkanisasi karet pada industri ban dan sebagai
pigmen (zat warna) hitam dalam cat, tinta kertas, dan sebagainya.
Karbon yang sangat keras (lebih keras dari logam) dan berkilau
adalah intan. Pada intan setiap atom C terikat oleh 4 atom C yang

56
lain yang membentuk struktur tetrahedron. Struktur tetrahedron ini
terus berlanjut hingga membentuk jaringan yang sangat kuat (keras).
Karena intan alam berkilau maka digunakan untuk perhiasan.
Dengan teknologi canggih grafit dapat diubah menjadi intan sintetik
pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Karena sifatnya yang
keras maka intan sintetik digunakan untuk alat pemotong kaca dan
mata bor.
b. Nitrogen
Nitrogen merupakan gas komponen terbesar penyusun udara
yang meliputi ±78% massa. Dalam bidang industri nitrogen diperoleh
melalui
destilasibertingkatudaracair.GasN2memilikititikdidihyanglebihrendah
dari O2 sehingga N2 mendidih lebih dahulu dan memisah dari
campuran udaracair.KemudiangasN2dikompresdalamtangkikhusus.
Dalam laboratorium gas nitrogen diperoleh dengan memanaskan
larutan yang mengandung garam amonium (misalnya NH4Cl) dan
garam nitrit (misalnya NaNO2).
NH4Cl(aq)+NaNO2(aq) → N2(g)+NaCl(aq)+2H2O(l)

c. Oksigen
Oksigen terdapat dimana-mana, selain sebagai gas O2yang
meliputi ±20% volume atmosfer juga terdapat sebagai senyawa.
Oksigen merupakan unsur yang sangat penting, hampir semua proses
dalam tubuh kita memerlukan oksigen.
Dalam bidang industri, oksigen diperoleh dengan destilasi
bertingkat udara cair karena titik didih oksigen lebih tinggi daripada
titik didih nitrogen dengan perbedaan yang cukup besar sehingga
dapat dipisahkan.Di laboratorium, oksigen diperoleh dengan beberapa
cara, antara lain:
a. pemanasan kalium klorat(KClO3)
2KClO3(s) →2KCl(s) + 3O2(g)
b. elektrolisisi air
2H2O(l) →2H2(g)+O2(g)
d. Silikon
Silikon terdapat dalam kerak bumi sebagai oksida SiO2, sebagai
kompleks silikat dengan oksida lain.
Silikon diperoleh dengan cara sebagai berikut.
a) Mereduksipasir/kwarsaSiO2dengankarbondalamtanurlistrik.

57
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
b) Mereduksi SiCl4dengan hidrogen pada suhu tinggi
SiCl4(g)+2H2(g) →Si(s)+4HCl(g)
e. Fosfor
Fosfor di alam terdapat dalam bentuk fosfat, misalnya fosforit
Ca3(PO4)2, kloropatit Ca3(PO4)2CaCl2dan flouropatit Ca3(PO4)2CaF2.
Selain itu, fosfor juga terdapat pada tulang dan batuan fosfor.
Fosformemilikiduaalotropiyaitufosforputihdanfosformerah.Fosfo
r putih terdiri dari molekul tetraatomik (P 4 ). Sedangkan fosfor
merah merupakanrangkaiandarimolekul-molekulP4.
Fosfor putih diperoleh dengan proses Wohler, yaitu dengan
memanaskan campuran Ca3(PO4)2, SiO2dan kokas pada suhu 1300°C
dalam tanur listrik.

2Ca3(PO4)2(s) + 6SiO2(s)+ 10C(s)→6CaSiO3(l) + 10CO(g) + P4(g)


Uap fosfor didinginkan dalam alat pengembun yaitu dengan
melewatkan uap P4melalui air.Fosfor merah diperoleh melalui
pemanasan fosfor putih.

f. Belerang
Belerang di alam terdapat sebagai senyawa dan unsur bebas.
Belerang juga memiliki alotropi yaitu belerang rombis dan monoklin.
Belerang rombis pada suhu kamar lebih stabil yaitu dalam bentuk
molekul S8. Bila belerang rombis dipanaskan di atas 120°C kemudian
didinginkan perlahan-lahan akan terbentuk kristal belerang monoklin.
Belerang diperoleh dengan proses Frash yaitu dengan memasukkan
uap panas ke dalam tanah yang mengandung belerang melalui pipa
agar mencair. Belerang yang telah mencair dipompa keluar dengan
tekanan udara.

Gambar 3.4 Cara memperoleh belerang dengan proses frash.


Sumber. Buku kimia SMA

58
g. Klor
Klor merupakan halogen yang paling banyak diproduksi dan
diman- faatkan di antara halogen lainnya.
Dalam bidang industri klor dibuat elektrolisis larutan NaCl.
Katoda:2H2O(l)+2e→ H2(aq)+2 OH–(aq)

Anoda:2Cl–(aq) → Cl2(aq) + 2e

2H2O(l)+2Cl–(aq) →H2(g)+2OH–(aq)+Cl2(g)
Di laboratorium klor dibuat dengan cara mengoksidasi ion Cl– dari
NaCl dengan oksidator, misalnya KMnO4 + H2SO4.
Reaksi:
2KMnO4(aq)+ 8H2SO4(aq) + 10NaCl(aq) →
5Na2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 8H2O(l) + 5Cl2(g)
atau dengan mereaksikan MnO2 dengan HCl.
MnO2+4HCl →MnCl2+2H2O+Cl2

h. Argon
Argon ditemukan oleh Ray Leigh dan Ramsay pada tahun 1894
setelah memisahkan oksigen dan nitrogen dari udara. Argon terdapat
di udara sebagai gas monoatomik sebanyak 0,93% dari volume udara.
Argon dan gas mulia yang lain diperoleh dengan destilasi bertingkat
udara cair.

Nilai Agama :
Dengan adanya proses pembuatan unsur-unsur tersebut sehingga
dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari serta memudahkan
kita dalam beberapa bidang maka kita harus senantiasa bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bukan hanya menggunakannya
saja tetapi dapat merawat dan melestarikan kelimpahankelimpahan
tersebut dengan tidak melakukan hal-hal yang merusaknya.

D. Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan


Lingkungan
1. Kegunaan Unsur dan Senyawa
Berikut ini beberapa kegunaan dari unsur/senyawa bagi Manusia
dan Lingkungan:
a. Kegunaan Aluminium

59
Aluminium merupakan logam yang ringan, tahan karat, dan tidak
beracun, sehingga banyak digunakan untuk alat-alat rumah tangga,
pesawat terbang, kaleng, dan kabel.

Gambar 3.5. Alumunium


Sumber : Wikipedia
Aluminium juga digunakan untuk beberapa aliose, misalnya:
a) duralium(95%Al,4%Cu,0,5%Mgdan0,5%Mn)
b) magnalium(70–95%Al,dan30–0,5%Mg)
c) alnico(20%Al,50%,20%Ni,dan10%Cu)
Reaksi antara aluminium dengan Fe2O3 dikenal dengan reaksi termit
yang dihasilkan panas untuk pengelasan baja.
2Al(s)+Fe2O3(s) →Al2O3(s)+Fe(l) A H=-852kJ
Beberapa senyawa aluminium yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan industri, antara lain:
a) Tawas, KAl(SO4)2 12H2O digunakan untuk mengendapkan
kotoran pada penjernihanair.
b) Aluminium sulfat Al2(SO4)3 digunakan dalam industri kertas
dan mordan (pengikat dalampencelupan).
c) ZeolitNa2OAl2O32SiO2digunakanuntukmelunakkanairsadah.
d) Aluminium Al2O3 untuk pembuatan aluminium, pasta gigi, industri
keramik, dan industrigelas.

Nilai Manfaat :
Aluminium digunakan sebagai bahan yang sesuai untuk membuat pesawat,
hal ini dikarenakan aluminium lebih ringan dibandingkan titanium dan lebih
terjangkau. Bahan aluminium ini akan semakin kuat dalam suhu dingin
namun tetap lentur. Aluminium juga mempunyai sifat anti karat, sehingga
penggunaanya sangat menguntungkan.

b. Kegunaan Karbon
1) Unsur Karbon
Unsur karbon yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan karbon dalam bentuk intan, grafit, dan amorf.
a) Intan

60
Intan berwujud padatan keras sehingga digunakan sebagai
alat pemotong dan mata bor dalam pertambangan minyak. Jika
diasah oleh ahlinya, intan memiliki keindahan yang luar biasa
yang dikenal sebagai berlian.

Gambar 3.6. Intan


Sumber: Wikipedia
b) Grafit
Grafit memiliki struktur kristal karbon dengan pola
berlapis-lapis dan berbentuk heksagonal simetris. Dalam
kehidupan sehari-hari, grafit memiliki banyak kegunaan, di
antaranya untuk bahan pembuatan pensil, zat warna untuk cat
hitam, dan sebagai pelumas kering. Grafit juga digunakan
sebagai elektrode pada batu baterai karena kemampuannya
menghantarkan arus listrik. Selain itu, grafit juga digunakan
dalam pembuatan baja dan batu bata tahan api.

Gambar 3.7 Kegunaan Grafit


Sumber : Wikipedia

c) Amorf
Karbon dalam bentuk amorf, seperti arang, kokas, batubara,
dan karbon hitam (black carbon) memiliki sifat yang rapuh.
Karbon amorf ini digunakan sebagai bahan bakar (batubara), zat
warna hitam, tinta cetak, dan sebagai pereduksi pada proses
peleburan logam. Karbon amorf yang diaktifkan (karbon aktif)
digunakan sebagai adsorben yang dapat menyerap bau-bauan,
gas beracun, mikroorganisme, dan kotoran dalam larutan. Obat
sakit perut dan Norit merupakan contoh karbon amorf yang
dapat menyerap mikroorganisme.

61
Gambar 3.8 Amorf (Arang)
Sumber : Wikipedia
2) Senyawa Karbon
Senyawa karbon secara umum digolongkan menjadi dua, yaitu
karbon organik dan karbon anorganik. Senyawa yang tergolong
karbon organik, antara lain karbohidrat, protein, lemak, bahan bakar
hidrokarbon, dan polimer. Adapun senyawa karbon anorganik, di
antaranya kalsium karbonat (CaCO3) yang dapat digunakan untuk
mengecat bangunan, kalsium karbida (CaC2) untuk membuat gas
asetilena (C2H2) yang digunakan untuk mengelas logam, dan soda
kue yang digunakan sebagai bahan pengembang.

Nilai Manfaat :
Karbon aktif atau arang aktif digunakan untuk mengatasi keracunan atau
gangguan pencernaan, seperti perut kembung atau diare. Karbon aktif
bekerja dengan cara mencegah penyerapan racun, sekaligus mempermudah
proses pembuangan kotoran dalam saluran cerna. Karbon aktif juga berguna
untuk menghilangkan rasa gatal akibat pengobatan cuci darah atau
kolestatasis selama kehamilan.

c. KegunaanNitrogen
Sebagai unsur, nitrogen terdapat dalam bentuk gas nitrogen (N2).
Gas nitrogen ini bersifat inert (tidak reaktif) dan dapat digunakan dalam
industri farmasi untuk mengusir O2 dalam larutan injeksi. Nitrogen
digunakan untuk mengusir O2 dalam makanan berlemak atau berminyak
agar tidak cepat tengik, ditambahkan dalam roti agar tidak cepat
berjamur, serta digunakan untuk mengisi bola lampu.
a) Amonia
Amonia sering digunakan sebagai pereaksi dan bahan baku
pembuatan pupuk nitrogen, seperti amonium nitrat,amonium sulfat,
amonium fosfat , dan pupuk urea.
b) Amonium Nitrat ((NH4)NO3)
Senyawa ini digunakan sebagai pupuk nitrogen dengan kadar N
33%. Proses pembuatannya cukup murah dan sederhana. Selain
sebagai pupuk, amonius nitrat juga digunakan sebagai bahan peledak
yang sangat diperlukan dalam dunia pertambangan.

62
c) Amonium Sulfat ((NH4)2SO4)
Seperti amonium nitrat, senyawa yang memiliki rumus kimia
((NH4)2SO4) ini juga digunakan sebagai pupuk nitrogen. Kelebihan
senyawa ini, yaitu tidak mudah menggumpal.
d) Amonium Fosfat ((NH4)3PO4)
Amonium fosfat merupakan pupuk sumber nitrogen dan fosfor yang
bersifat mudah larut dalam air. Selain sebagai pupuk, amonium
fosfat juga dapat digunakan untuk mencegah terbakarnya kayu dan
kertas.
e) Urea (CO(NH2)₂)
Urea merupakan pupuk sumber nitrogen dengan kadar N yang tinggi
(46%) Urea dapat digunakan sebagai makanan tambahan untuk
hewan pemamah biak, bahan tambahan dalam industri plastik
melamin, resin, dan sebagai bahan antikerut pada tekstil.

Gambar 3.9. Kegunaan Nitrogen sebagai Pupuk


Sumber : Wikipedia
f) Asam Nitrat (HNO3)
Senyawa ini dapat digunakan sebagai pelarut dan digunakan dalam
proses fotografi.

Nilai Manfaat :
Gas nitrogen tahan terhadap reaksi kimia, tidak berwarna dan tidak berbau.
Hal ini membuat gas nitrogen banyak digunakan dalam kemasan makanan
dan minuman sebagai pengawet non-kimia karena dapat menggantikan
oksigen yang merupakan penyebab utama yang menyebabkan
pembusukan. Oksigen bereaksi dengan senyawa seperti lemak dan gula,
menghasilkan proses alami (oksidasi) yang menciptakan bau tak sedap dan
pembusukan dalam makanan.Mengganti oksigen yang tertinggal dalam
kemasan dengan nitrogen membantu mencegah oksidasi. Nitrogen menjaga
kesegaran, melindungi nutrisi, dan mencegah pertumbuhan mikroba aerob.

d. Kegunaan Oksigen
1) Gas Oksigen
Gas oksigen digunakan dalam pengolahan besi menjadi baja di
tanur terbuka (tanur oksigen). Oksigen dalam bentuk oksiasetilena

63
(campuran gas karbida dan oksigen) digunakan untuk membersihkan
kerak besi dan menghaluskan tonjolan pada produk baja. Selain itu,
oksigen juga berperan dalam pembakaran logam, pengobatan di
rumah sakit, dan aerasi limbah industri.

Gambar 3.10. Oksigen


Sumber : Wikipedia

2) Ozon
Lapisan ozon terdapat dalam atmosfer Bumi sebagai pelindung dari
radiasi sinar ultraviolet. Dalam industri, ozon digunakan sebagai
bahan pemutih dan pembunuh mikroorganisme. Industri pengolahan
air minum dalam kemasan juga mensterilkan produknya dengan
menggunakan senyawa ozon ini.

Nilai Manfaat :
Dalam tubuh manusia oksigen sangat penting bagi sel untuk mengganti sel
yang rusak, memberi asupan energi, mendukung sistem imun, dan
berbagai manfaat lainnya. Maka dari itu sangat penting untuk menjaga
kadar oksigen di dalam darah.

e. Kegunaan Belerang
Belerang dalam bentuk unsur maupun senyawanya, banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
1) Unsur Belerang
Unsur belerang terutama dapat digunakan dalam proses pembuatan
asam sulfat. Selain itu, belerang juga digunakan dalam pembuatan
bubuk mesiu. insektisida, proses vulkanisasi ban kendaraan
bermotor, pembuatan pulp kertas, serta pembuatan obat penyakit
kulit atau jerawat.
2) Senyawa Belerang
Senyawa belerang banyak digunakan dalam industri, seperti belerang
dioksida (SO2) digunakan sebagai fungisida, fumigan, dan pengawet
makanan (dalam jumlah kecil); natrium tiosulfat pentahidrat
(Na2S2O3.5H2O) digunakan dalam proses pencucian film; serta asam

64
sulfat (H2SO4) dipakai sebagai pelarut, pengisi aki, pembuatan
garam sulfat, pembuatan pupuk, pengolahan minyak, dan pewarnaan
tekstil.

Nilai Teori :
Senyawa belerang adalah alasan mengapa mengupas bawang bombay
membuat kita menangis, mengapa asparagus memberikan bau yang aneh
pada urin, mengapa bawang putih memiliki aroma yang khas, dan
mengapa telur busuk berbau sangat menyengat.

f. Kegunaan Silikon
Silikon murni digunakan sebagai semikonduktor dalam peralatan
elektronik. seperti kalkulator, komputer, radio, dan sel solar (baterai
energi matahari). Kegunaan silikon yang lain, yaitu sebagai silika gel
yang berfungsi menyerap uap air karena bersifat higroskopis (mudah
menyerap air). Silika gel biasa digunakan untuk mengurangi kelembapan
pada peralatan kamera, peralatan laboratorium, dan kemasan obat-obatan.
Silikon juga menyusun senyawa yang digunakan untuk membuat kaca
dan gelas.

Nilai Manfaat :
Silikon dapat digunakan untuk membantu mengoptimalkan perawatan kulit.
Silikon diketahui mampu meningkatkan elastisitas dan kekuatan jaringan
ikat kulit dan menghentikannya dari penuaan. Silikon membantu
mengembalikan cahaya alami kulit dan mencegah kulit menjadi keriput
dengan cara meningkatkan pembentukan kolagen.

g. Kegunaan Besi
1) Logam besi
Besi merupakan unsur logam yang paling banyak kegunaannya.
Besi digunakan untuk membuat konstruksi jembatan, badan kendaraan
(kereta api dan mobil), rel kereta api, dan konstruksi bangunan
lainnya. Kegunaan besi dalam bentuk logam campurannya, di
antaranya sebagai berikut.

65
Gambar 3.11. Kegunaan Besi
Sumber : Wikipedia
a) Stainless Steel
Stainless steel merupakan campuran 74% Fe, 18% Cr, dan 8% Ni.
Stainless steel bersifat kuat dan tahan terhadap korosi sehingga
sering digunakan untuk membuat peralatan industri, peralatan
rumah tangga, dan komponen kendaraan bermotor.

Gambar 3.12 Stainless Steel


Sumber : Wikipedia

b) Baja Nikel
Baja nikel merupakan campuran 75% Fe dan 25% Ni. Baja nikel
bersifat keras dan alot atau liat. Selain baja nikel, dikenal juga
jenis baja lain, seperti baja mangan (campuran Fe dan Mn) dan
baja kromium (campuran Fe dan Cr). Baja nikel bersifat sangat
kuat sehingga dapat digunakan untuk membuat kawat dan senjata.
2) Senyawa Besi
Besi memiliki dua jenis bilangan oksidasi, yaitu Fe (ion fero) dan
Fe (ion feri). Kation besi ini mudah berikatan dengan anion, seperti
SO, dan Cl. Berikut contoh senyawa yang mengandung unsur besi
beserta kegunaannya.
a) Besi(II) Sulfat (FeSO4)
Senyawa ini digunakan sebagai sumber mineral besi untuk terapi
defisiensi atau kekurangan zat besi. Senyawa FeSO4 teknis (kurang
murni) digunakan untuk membuat tinta bubuk.
b) Besi(III) Sulfat (Fe3(SO4)3)
Senyawa besi(III) sulfat ini digunakan dalam pewarnaan tekstil dan
pengetsaan aluminium.
c) Besi (II) Oksida (FeO)
Senyawa besi(II) oksida ini dikenal juga sebagai meni besi atau
oker yang digunakan sebagai pewarna tegel atau ubin.
h. Kegunaan Tembaga
1) Logam Tembaga
Tembaga dalam bentuk campuran digunakan untuk membuat
perung (campuran 90% tembaga dan 10% timah) dan monel
(campuran 70% nikel dan 30% tembaga). Logam tembaga bersifat

66
mudah menghantarkan arus listrik sehingga digunakan sebagai kabel
dan komponen berbagai alat elektronik.
2) Senyawa Tembaga
Berikut contoh senyawa yang mengandung unsur tembaga beserta
kegunaannya
a) Tembaga (II) Oksida (CuO). Senyawa CuO digunakan sebagai
insektisida, bahan baterai, bahan penyepuh, dan bahan pewarna
hitam untuk keramik, bahan gelas, porselen, dan rayon.
b) Tembaga (II) Sulfat (CuSO4). Senyawa ini digunakan sebagai
antilumut dalam kolam renang dan memberikan warna biru pada
air, pengawet kayu, penyepuhan, dan zat aditif dalam radiator.
c) Tembaga (II) Klorida (CuCl₂). Senyawa ini digunakan sebagai
pewarna keramik dan gelas, pabrik tinta dan fotografi, pengawet
kayu, serta katalis.

Nilai Agama :
Tuhan yang mahakuasa telah menyediakan beragam unsur dan senyawa di alam
dengan sifat-sifat yang khas bagi makhluknya. Kekhasan setiap unsur
menyebabkan banyak senyawa yang terbentuk mempunyai sifat-sifat yang khas
pula. Dengan kekhasan itu peniliti kimia dapat mensintesis senyawa-senyawa
baru atau senyawa tiruan dari senyawa alami. Keberhasilan proses sintesis dan
peningkatan pemahaman terhadap sifat-sifat unsur dan senyawa di alam
membuat penggunaan unsur dan senyawa tersebut semakin luas. Kita sebagai
makhluk tuhan haruslah pandai dalam mengolah unsur dari senyawa di alam
dengan berbagai macam proses sintesis menjadi senyawa baru untuk
dimanfaatkan dalam kehidupan.

2. Dampak Penggunaan Unsur dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Dampak Penggunaan Aluminium
Aluminium merupakan logam yang stabil sehingga kaleng
aluminium, pembungkus aluminium (aluminium foil), dan benda-benda
lain yang dibuat dari aluminium dan sudah tidak digunakan lagi sangat
berpotensi mencemari lingkungan. Untuk menekan tingkat pencemaran
aluminium ini, perlu dilakukan proses daur ulang.
Umumnya, aluminium diperoleh melalui proses elektrolisis. Dalam
proses ini dihasilkan uap asam fluorida (HF) yang berasal dari
pemanasan lelehan kriolit. Uap asam fluorida dapat menimbulkan
kelumpuhan dan bahkan kematian. Masalah ini dapat diatasi dengan
mengklorinasi aluminium menggunakan gas klorin sehingga diperoleh
senyawa aluminium klorida (AICI3). Senyawa AlCl3 ini mudah

67
dicairkan sehingga proses elektrolisis dalam pembuatan aluminium
tidak perlu menggunakan kriolit cair

Nilai Moral :
Segala sesuatu yang kita lakukan memiliki hubungan sebab akibat, maka
untuk itu kita harus senantiasa berhati-hati dan selalu waspada dalam
melakukan segala hal agar apa yang kita kerjakan tidak menimbulkan
dampak yang buruk bagi diri sendiri maupun orang lain.

b. Dampak Penggunaan Karbon


Kepulan asap hitam yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
fosil, kayu, sampah, dan materi yang mengandung senyawa karbon lain,
sebenarnya merupakan partikel-partikel karbon berbentuk padat yang
larut dalam udara.

Gambar 3.13 Gas CO pada Knalpot Mobil


Sumber : hellosehat.com
Selain asap hitam, pembakaran senyawa karbon juga menghasilkan
gas karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO₂). Gas CO
merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini
berbahaya karena mudah berikatan dengan hemoglobin. Akibatnya,
tubuh menjadi kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen ini dapat
menimbulkan sakit kepala, menjadi cepat lelah, sesak napas, pingsan,
bahkan kematian. Batas maksimum gas CO di udara 0,1 bpj. Adapun
gas CO2 tidak bersifat racun. Namun, jumlahnya yang semakin
meningkat dari hari ke hari sehingga dapat mengancam keselamatan
kehidupan di Bumi karena menyebabkan pemanasan global.

68
Nilai Agama :
Allah telah dengan jelas dan tegas melarang perusakan terhadap bumi
dan alam semesta ini dengan berkali-kali menegaskannya di dalam Al-
Qur'an agar kita (manusia) tidak membuat kerusakan di muka bumi,
karena dari semua makhluk Allah yang dapat membuat kerusakan adalah
manusia. Oleh karena itu, dalam memproduksi sesuatu kita harus
meminimalisir dampaknya terhadap alam, dan juga melakukan upaya
untuk mengatasi dampak buruk yang ditimbulkan dari kemajuan
teknologi manusia.

c. Dampak Penggunaan Nitrogen


Secara langsung, hampir tidak ada dampak negatif nitrogen bagi
lingkungan. Namun, dengan adanya petir atau pada suhu tinggi,
nitrogen akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan nitrogen dioksida
(NO). Gas nitrogen dioksida ini dapat membuat perih mata dan
menimbulkan gangguan pada saluran pernapasan. Gas ini juga
merupakan oksida asam di mana dengan adanya air hujan dapat
menyebabkan hujan asam. Batas maksimum NO, di udara adalah 0,001
bpj. Senyawa nitrogen lain yang terdapat dalam bentuk gas adalah
amonia(NH). Gas ini cukup mengganggu karena baunya sangat
menyengat danmenyesakkan pernapasan. Pupuk nitrogen yang terlarut
dalam air hujan dan memasuki badan-badan air, seperti sungai, danau,
dan rawa-rawa akan menimbulkan eutrofikasi Eutrofikasi merupakan
suatu gejala yang ditimbulkan oleh berlebihnya zat-zat hara pada badan
air. Akibatnya, pertumbuhan tanaman air, seperti ganggang dan enceng
gondok meningkat pesat. Ketika tanaman air ini mati, tubuhnya akan
diuraikan oleh mikroorganisme. Penguraian tersebut memerlukan
oksigen dalam jumlah besar yang mengakibatkan minimnya jumlah
oksigen yang dapat digunakan oleh hewan air. Kondisi ini
mengakibatkan banyak hewan air yang mati.

Nilai Agama :
Dalam hal apapun selalu harus seimbang, antara kehidupan dunia dan
akhirat, sehingga bekerja tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi
juga mencari pahala. Sehingga dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah Sang Pencipta. Oleh karena itu, dalam
menggunakan bahan yang mengandung zat kimia yang berbahaya, kita
juga harus mempersiapkan pencegahan untuk mengurangi efek negatif
yang ditimbulkannya.

69
d. Dampak Penggunaan Belerang
Belerang bersifat mudah terbakar dan menghasilkan gas belerang
dioksida (SO₂). Gas ini dapat menyesakkan pernapasan dan
menimbulkan gejala batuk Dalam jumlah besar, belerang dioksida dapat
merusak saluran pernapasan dan menimbulkan radang tenggorokan
serta kerusakan paru-paru, bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada
tumbuhan, gas SO, dapat menimbulkan noda cokelat pada daun
sehingga menyebabkan kerontokan. Di udara, gas SO2 dapat teroksidasi
menjadi belerang trioksidasi (SO3) menurut reaksi berikut.
2SO₂(g) + O₂(g) →2SO3(g)
Belerang trioksida merupakan oksida asam yang dapat larut dalam
air membentuk asam sulfat. Air hujan yang mengandung asam sulfat ini
menjadi bersifat asam sehingga dikenal sebagai hujan asam.

Gambar. 3.14 Hujan Asam mengakibatkan Hutan Gundul


Sumber : Thegorbalsla.com
Senyawa belerang lain yang berbahaya adalah gas hidrogen sulfida
(H₂S) Senyawa ini mudah dideteksi keberadaannya karena memiliki
bau yang menyengat seperti bau telur busuk. Gas hidrogen sulfida
dihasilkan dari proses penguraian protein yang mengandung belerang.
Batas maksimum kadar H2S yang diperbolehkan dalam air adalah 0,05
bpj.

Nilai Agama :
Manusia dianugerahi oleh Allah swt. naluri yang menjadikannya gemar
memperoleh manfaat dan menghindari mudharat. Oleh karena itu, kita
memanfaatkan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dengan terus
melakukan penemuan-penemuan dan membuat sesuatu hal yang
memiliki nilai guna yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
Selain itu, juga berusaha mengatasi mudharat yang ditimbulkan.

e. Dampak Penggunaan Silikon


Silikon dalam bentuk unsur maupun senyawanya bersifat tidak
larut dalam air. Secara alami, keberadaan silikon di alam tidak
memberikan dampak negatif yang berarti bagi kesehatan dan
lingkungan. Namun, saat ini silikon banyak disalahgunakan oleh kaum

70
wanita yang merasa tidak nyaman dengan kondisifisiknya. Misalnya,
polimer silikon, (SICH,), digunakan untuk mengubah bentuk jaringan
hidung, bibir, dan payudara. Tindakan ini ibarat menanam bom waktu
di tubuh sendiri karena lambat laun silikon akan merusak jaringan
tubuh.

Nilai Agama :
Allah SWT melarang hambanya untuk merubah bentuk tubuh, karena
penggunaan silikon tersebut dapat menimbukan efek yang membahayakan
bagi kesehatan. Kecuali jika ada unsur syar’i seperti jika dalam
pengobatan dan penyembuhan.

f. Dampak Penggunaan Besi


Besi merupakan logam yang digunakan secara luas, namun
memiliki kelemahan berupa mudah mengalami korosi atau mudah
berkarat. Besi yang berkarat bersifat rapuh dan berwarna kuning
kecokelatan. Jika mengenai pakaian, noda kuning dari karat besi akan
mengotori pakaian dan sulit dibersihkan. Batas maksimum kadar besi
(dalam bentuk ion Fe2+) yang diperbolehkan dalam air adalah 0,3 bpj.
Air yang mengandung kadar besi melebihi ambang batas tersebut tidak
baik digunakan sebagai air minum karena diduga kuat akan membebani
fungsi ginjal.

g. Dampak Penggunaan Kromium


Kromium termasuk unsur logam yang cukup stabil dan tidak
mudah mengalami korosi. Kromium terdapat dalam limbah industri
percetakan, limbah keramik, limbah tekstil, dan limbah cat. Dampak
negatif dapat timbul jika limbah industri ini tidak dikelola dengan baik.
Ion Cr6+ sangat berbahaya karena bersifat karsinogenik. Kadar
maksimum kromium (ion Cr6+) dalam air adalah 0,05 bpj.
h. Dampak Penggunaan Tembaga
Batas maksimum logam tembaga dalam air adalah 1 bpj. Air yang
mengandung tembaga dengan kadar melebihi batas maksimum yang
diperbolehkan dapatmenimbulkan dampak berupa kerongkongan terasa
kering, mual-mual, diare yang terus-menerus, dan iritasi pada lambung.

71
Nilai Sosial :
Sama halnya dengan manusia, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
manusia, namun hal tersebut tergantung kepada setiap manusia untuk
menyesuaikan diri, akan menjadi lebih baik atau sebaliknya. Selain itu, dalam
hidup kita pasti berinteraksi dengan banyak orang, ada yang dapat memberikan
kita pengaruh positif, ada pula yang dapat memberikan kita pengaruh negatif.
Oleh karena itu, kita harus dapat memilah siapa yang akan menjadi teman kita.

E. Unsur Transisi
a. Kelimpahan Unsur Transisi
1. Kromium (Cr)
Kromium merupakan logam keras berwarna putih. Ditemukan di
alam sebagai bijih krom besi, yaitu kromit (FeCr2O4 ) yang banyak
ditemukan di Sumatra Barat, Sumatra Utara, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.
2. Ferrum (Fe)
Ferrum atau besi adalah logam yang paling murah di antara
logam-logam yang dikenal manusia. Besi berwarna putih , cukup
lunak, dan bersifat magnetik. Besi berada di alam sebagai bijih besi.
Bijih utamanya hematit (Fe2O3), limotit (HFeO2), siderit (FeCO3),
pirit (FeS2), dan ilminit (FeTiO3). Bijih besi tersebar di daerah
Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi
Tengah.
3. Cuprum (Cu)
Cuprum atau tembaga merupakan logam transisi berwarna
merah-cokelat, berupa logam lunak tetapi kuat. Ditemukan di alam
pada batuan tertentu. Senyawaan tembaga, antara lain pirit tembaga,
(CuFe)S2 dan malasit, CuCO3⋅ Cu(OH)2 . Potensi tembaga terbesar
di Indonesia terdapat di Papua, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan
Sulawesi Selatan.
4. Titanium (Ti)
Titanium merupakan logam kesembilan terbanyak, meliputi
0,6% kerak bumi.
5. Vanadium (V)
Vanadium merupakan unsur yang cukup banyak terdapat (0,02%
kerak bumi) dan ditemukan pada beberapa macam bijih. Salah satu
bijih yang penting secara komersil ialah V2S5 .
6. Mangan (Mn)
Mangan berupa logam yang keras dan rapuh. Bijih mangan yang
utama adalah pirolusit, MnO2 . Potensi mangan terdapat di Pulau

72
Sumatra, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

b. Sifat Unsur Transisi


Salah satu kekhasan unsur transisi, yaitu elektron valensinya
terletak pada subkulit d. Berikut ini sifat-sifat lain dari unsur transisi:
1) Sifat Periodik Unsur Transisi
Unsur transisi merupakan unsur logam yang cukup reaktif.
Namun, dibandingkan logam alkali (K) dan alkali tanah (Ca),
unsur golongan transisi kurang reaktif.
2) Sifat Fisik Unsur Transisi
Harga titik leleh dan titik didih semua unsur transisi periode
keempat diatas 25oC. Berarti, semua unsur transisi berwujud padat
pada suhu ruangan. Kerapatan unsur transisi lebih tinggi
dibandingkan kerapatan alkali dan alkali tanah. Kerapatan yang
tinggi ini menyebabkan unsur transisi berwujud padatan yang
keras.
Selain itu, jumlah elektron yang besar dan pemakaian bersama
elektron valensi ini oleh seluruh atom dalam bahan menyebabkan
terbentuknya ikatan yang kuat di antara atom unsur transisi. Ikatan
ini dikenal sebagai ikatan logam. Ikatan logam ini menyebabkan
tingginya titik leleh, titik didih dan kerapatan unsur transisi
sehingga logam bersifat keras dan kuat.
3) Sifat Kimia Unsur Transisi
Sifat kimia unsur transisi periode keempat yang dapat dipelajarai
yaitu, kereaktifan dan sifat magnetik.
a) Kereaktifan Unsur Transisi
Dibandingkan logam alkali dan alkali tanah, unsur logam
transisi periode keempat termasuk unsur yang kurang reaktif.
Logam alkali dan alkali tanah dapat langsung bereaksi dengan
air, oksigen, dan halogen, sedangkan logam transisi bereaksi
lambat.
Oleh karena unsur-unsur transisi bersifat elektropositif
(mudah melepaskan elektron), bilangan oksidasinya selalu
bertanda positif. Pada umumnya, jumlah maksimum bilangan
oksidasi sama dengan jumlah elektron pada subkulit 3d dan 4s.
b) Sifat Magnetik
Unsur-unsur logam transisi periode keempat memiliki sifat
magnetik sebagi berikut.
• Diamagnetik, yaitu tidak dipengaruhi medan magnet.
• Paramagnetik, yaitu sedikit dipengaruhi oleh medan
magnet.

73
• Feromagnetik, yaitu ditarik sangat kuat oleh medan magnet.
Suatu unsur bersifat paramagnetik jika dalam dalam
orbitalnya terdapat elektron yang tidak berpasangan. Semakin
banyak elektron tidak berpasangan di dalam orbitalnya, sifat
paramagnetiknya sangat kuat. Sebaliknya, suatu unsur dikatakan
bersifat diamagnetik jika seluruh elektron pada unsur terebut
berpasangan. Pada umumnya, unsur transisi periode keempat
bersifat paramagnetik. Adapun unsur yang bersifat
feromagnetik, yaitu unsur Fe, Co, dan Ni, sedangkan Zn bersifat
diamagnetik.

Nilai Moral:
Unsur transisi memiliki sifat-sifat yang berbeda. Sama halnya dengan
manusia yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda yang dimiliki oleh
setiap individu, maka kita harus tetap mensyukuri dan saling menghargai.
Kita harus memiliki sifat yang sama seperti unsur transisi. Salah satunya sifat
magnetik, yang artinya kita harus mampu menarik atau menyerap semua
yang baik

c. Pembuatan Unsur Transisi


1) Cara Pembuatan Titanium
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih
rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4
dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(g) + CO2(g) TiCl4(g) + 2Mg(s) →


Ti(s) + 2MgCl2(g)

2) Cara Pembuatan Ferrovanadium


Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan pereduksi
campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan
CaO membentuk kerak CaSiO3(l). Reaksi kimia yang terjadi sebagai
berikut:

2 V205(s) + 5Si(s) → { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s) + CaO(s) →


CaSiO3
3) Cara Pembuatan Kromium
Langkah-langkah dalam ekstraksi unsur krom dari bijihnya adalah
seperti berikut. Kromium (III) dalam bijih diubah menjadi dikromat
(VI) Reduksi Cr (VI) menjadi Cr (III) Reduksi kromium (III) oksida
dengan aluminium (reaksi termit)

74
4) Proses Pembuatan Mangan
a. Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium,
aluminum, atau melalui proses elektrolisis.
b. Proses aluminothermy dari senyawa MnO2, Persamaan
reaksinya:
Tahap 1 : 3MnO2 (s) → Mn3O4 (s) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4 (s) + 8Al (s) → 9Mn (s) + 4Al2O3 (s)
5) Cara Pembuatan Besi
Ferrum atau besi dapat diperoleh dengan cara mengekstrasi
bijihnya dalam tanur hembus atau tanur tinggi. Bahan baku yang
diperlukan dimasukkan dalam tanur tinggi yaitu bijih besi, karbon,
dan batu kapur (CaCO3).
6) Cara Pembuatan Kobalt
Unsur kobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan
nikel dan biasanya juga dengan arsenik. Mineral cobalt terpenting
antara lain Smaltite (CoAs2), cobalttite (CoAsS) dan Lemacite
(Co3S4). Sumber utama kobalt disebut “Speisses” yang merupakan
sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
7) Cara pembuatan Nikel
Pengeringan di Tanur Pengering Kalsinasi dan Reduksi
• di Tanur Peleburan
• di Tanur Listrik Pengkayaan
• di Tanur Pemurni Granulasi dan Pengemasan
8) Cara Pembuatan Tembaga
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas. Pada
reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% – 99% tembaga tidak murni.
Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh.
9) Cara pembuatan Zink
Unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine
dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama. Satu metode dalam
mengambil unsur ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang
bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya
dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.

Nilai Manfaat:
Unsur transisi memiliki sifat-sifat yang berbeda. Sama halnya dengan
manusia yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda yang dimiliki oleh
setiap individu, maka kita harus tetap mensyukuri dan saling menghargai.
Kita harus memiliki sifat yang sama seperti unsur transisi. Salah satunya sifat
magnetik, yang artinya kita harus mampu menarik atau menyerap semua yang
baik
d. Kegunaan Unsur Transisi

75
Unsur-unsur transisi memiliki banyak kegunaan. Berikut
merupakan beberapa unsur transisi dan kegunaannya.
1. Kromium (Cr)
Penggunaan kromium yang sangat terkenal adalah penyepuhan
kromium (chromium plating). Efek penting dalam penyepuhan ini
adalah dekoratif dan sifat kekerasan. Lapisan kromium itu indah, tidak
kusam, dan memberi efek tahan panas, tahan pakai, tahan korosi serta
bersifat keras. Penyepuhan kromium banyak digunakan pada peralatan
sehari-hari, dan kendaraan bermotor. Elektrolit dibuat dengan
melarutkan kromium (VI) oksida, CrO3, dalam air sehingga
membentuk asam dikromat H2Cr2O7 . Dalam penyepuhan ini sebagai
katalis ditambah sedikit H2SO4 untuk mempercepat pelapisan
kromium.
Kegunaan kromium yang lain yaitu dalam pembuatan stainless
steel. Senyawa kromium mempunyai warna yang sangat menarik, oleh
karena itu digunakan sebagai pigmen seperti kuning krom (timbal (II)
kromat) dan hijau krom (kromium (III) oksida). Suatu senyawa
kromium yang indah sekali adalah jamrud (emerald). Batu permata ini
terbentuk jika sebagian ion aluminium dalam mineral beril, Be3Al2
(Si6 O18) diganti oleh ion kromium (III).

Nilai Manfaat:
Kegunaan kromium dalam pembuatan stainless steel memberikan manfaat
bagi kehidupan kita sehari-hari yaitu dalam pembuatan peralatan dapur yang
awet, tahan lama dan juga tidak mudah berkarat.

2. Ferrum (Fe)
Manfaat ferrum atau besi antara lain sebagai bahan utama
pembuatan baja. Adapun manfaat baja adalah seperti pada tabel
berikut ini

76
Tabel 3.8. Komposisi Baja & Kegunaannya
Sumber :Kimia Unsur ,2010

3. Cuprum (Cu)
Cuprum atau tembaga banyak digunakan sebagai kabel jaringan
listrik karena sifatnya yang menghantarkan listrik. Tembaga juga
digunakan untuk membuat pipa leding. Alloy tembaga dan emas
digunakan untuk membuat perhiasan.
4. Titanium (Ti)
Titanium memiliki kerapatan rendah, kekuatan struktur yang
tinggi, dan tahan terhadap korosi. Oleh karena sifat inilah titanium
banyak digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia
sebagai pipa, bagian pompa dan bejana pereaksi. Titanium
tetraklorida, TiCl4 merupakan senyawa titanium terpenting. Senyawa
ini merupakan bahan baku untuk membuat senyawa Ti yang lain,
memegang peranan penting pada metalurgi titanium dan digunakan
dalam pembuatan katalis untuk produksi polietilena dan plastik
lainnya.
5. Vanadium (V)
Sekitar 80% produksi vanadium digunakan untuk pembuatan baja.
Baja yang mengandung vanadium digunakan pada peralatan yang
membutuhkan kekuatan dan kelenturan, seperti pegas dan alat-alat
mesin berkecepatan tinggi.
6. Mangan (Mn)
Pada produksi baja, Mn berpartisipasi pada pemurnian besi melalui
reaksi dengan belerang dan oksigen dengan memindahkannya melalui
pembentukan terak. Fungsi yang lain adalah untuk meningkatkan
kekerasan baja. Baja yang mengandung Mn dengan proporsi besar
bersifat sangat keras dan tahan lama. Oleh karena itu digunakan dalam
kereta api dan mesin-mesin buldoser. Kalium permanganat, KMnO4
merupakan zat pengoksida yang penting dalam analisis kimia,

77
biasanya digunakan pada titrasi larutan asam di mana senyawa
tersebut direduksi menjadi Mn2+. Pada kimia organik MnO4–
digunakan untuk mengoksidasi alkohol dan hidrokarbon tidak jenuh.
Adapun mangan dioksida, MnO2 , digunakan pada sel kering, pada
kaca dan lapisan keramik, serta sebagai katalis.
7. Zink (Zn)
Zink digunakan untuk melapisi besi dan baja untuk mencegah
karat. Zink juga digunakan dalam alloy misalnya brazo (tembaga dan
zink).

e. Dampak Penggunaan Unsur Transisi


Pada dasarnya dampak dari unsur transisi disebabkan adanya
pemanfaatan unsur transisi. Jadi selain bermanfaat ternyata juga
menimbulkan masalah lingkungan. Adapun dampak negatif dari
pemanfaatan unsur transisi antara lain, sebagai berikut :
1. Limbah Fe
Pada pengolahan logam besi, jika limbahnya dibuang ke sungai
dapat menyebabkan pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali.
Hal ini menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam air sehingga
akan mengganggu pertumbuhan ikan dan hewan air lainnya.
2. Cr dalam penyamakan kulit
Krom digunakan dalam penyamakan kulit untuk mencegah
mengerutnya bahan sewaktu pencucian. Krom ini sangat beracun dan
menyebabkan kanker.
3. Mn dalam pengelasan dan pembuatan baja
Pada pengelasan dan pembuatan baja dengan logam Mn akan
dihasilkan suatu asap dalam jumlah yang banyak. Asap ini bersifat
racun dan dapat mengganggu sistem saraf pusat.
4. Cu (Tembaga)
Pada penambangan tembaga, akan terbuang pasir sisa yang
masih mengandung logam Cu. Jika pasir sisa ini dibuang ke perairan
maka akan membahayakan organisme-organisme di perairan
tersebut.

Nilai Sosial:
Dalam kelebihan unsur transisi yang melimpah terdapat pula dampak
negatif yang dihasilkan.Begitu juga dengan manusia tidak ada manusia
yang sempurna karena dibalik kelebihan yang dimiliki pasti ada juga
kekurangan pada diri seseorang

F. Unsur Radioaktif
a. Pengertian Unsur Radioaktif

78
Unsur radioaktif adalah unsur - unsur yang memiliki inti atom
tidak stabil dan terus-menerus memancarkan radiasi sepanjang masa
hidupnya. Pada umumnya unsur-unsur ini memiliki nomor atom yang
tinggi.

Nilai Agama
Hati manusia sama seperti unsur radio aktif yang tidak stabil.
Tuhan Yang Maha Esa maha membolak-balikkan hati manusia.
Untuk itu, kita harus senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Esa agar diberikan ketetapan hati dan senantiasa IstiqomahAllah

Seluruh unsur periode 7 adalah radioaktif. Periode ini berisi


aktinida, yang mengandung unsur alami terberat, californium; unsur
berikutnya harus disintesis secara artifisial. Periode ketujuh berisi 32
unsur, sama dengan periode 6, dimulai dengan fransium, dan diakhiri
dengan oganeson, unsur yang hingga saat ini diketahui paling berat yang
ditemukan. Sesuai kaidah, unsur periode 7 mengisi kulit 7s terlebih
dahulu, kemudian berturut-turut kulit 5f, 6d, dan 7p, tetapi terdapat
perkecualian, seperti uranium

b. Sinar-Sinar Radioaktif
Sinar-sinar radioaktif secara umum mempunyai sifat dapat menembus
logam yang tipis, menghitamkan plat film, dapat diuraikan oleh medan
magnet menjadi 3 berkas sinar, yaitu sinar alfa, beta, dan gamma
1. Sinar alfa
Sinar alfa (D) merupakan radiasi partikelbermuatan positif dan
merupakan inti helium ( 42He ). Pemancaran sinar alfa mengakibatkan
nomor atom berkurang dua sedangkan nomor massa berkurang
empat.Sinar alfa dipancarkan oleh inti dengan kecepatan sekitar 1 10
kecepatan cahaya. Sinar alfa memiliki daya tembus paling lemah di
antara sinar radioaktif lainnya, karena memiliki massa yang besar.
Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Di dalam
medan magnet, sinar alfa membelok ke kutub magnet.
Nilai Manfaat :
Sinar Alfa biasa digunakan untuk mendeteksi adanya asap

2. Sinar beta (E)


Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar ini
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti dan bermassa 1 1836
sma. Oleh karena sangat kecil, maka partikel beta dianggap tidak
bermassa dan dinotasikan 0 –1 e .Sinar beta mempunyai daya tembus
lebih besar dari pada sinar alfa, sedangkan daya pengionannya lebih

79
kecil dari sinar alfa. Sinar beta dalam medan magnet membelok ke
kutub positif.
Nilai Manfaat :
pancaran sinar beta Karbon C-14 dari fosil dapat digunakan untuk
memperkirakan umur fosil.

3. Sinar gamma (J)


Sinar gamma merupakan radiasi elektromagnet berenergi tinggi, tidak
bermuatan, dan tidak bermassa. Sinar gamma dihasilkan oleh inti yang
tereksitasi dan biasanya mengikuti pemancaran sinar alfa dan beta.
Sinar gamma mempunyai daya tembus paling besar dibandingkan sinar
radioaktif lainnya. Sinar gamma tidak membelok dalam medan magnet
dan mempunyai daya pengionan paling lemah.

Nilai Manfaat :
Sinar gamma sering digunakan untuk radiotherapy (membunuh sel
kanker)/radiasi sinar gamma terkontrol, sterilisasi alat-alat
kedokteran, sterilisasi pada makanan dan pengawetan makanan,
mengukur ketebalan baja, mendeteksi datangnya pasokan
minyak/cairan dari jauh yang disalurkan melalui pipa-pipa

c. Sifat-sifat Unsur Radioaktif


Sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif memiliki sifat-sifat:
1. Dapat menembus lempeng logam tipis;
2. Dapat menghitamkan pelat film;
3. Dalam medan magnet terurai menjadi tiga berkas sinar.
Pada tahun 1898 Paul Ulrich Villard menemukan sinar radioaktif yang
tidak dipengaruhi oleh medan magnet yaitu sinar gamma (𝛾). Setahun
kemudian Ernest Rutherford berhasil menemukan dua sinar radioaktif
yang lain, yaitu sinar alfa (𝛼) dan sinar beta (𝛽).
1. Sinar Alfa (𝛼)
Sinar alfa merupakan inti helium (He) dan diberi lambang 42𝛼 atau 42𝐻𝑒.
Sinar 𝛼 memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Bermuatan positif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke
kutub negatif;
b. Daya tembusnya kecil (𝛼<𝛽<𝛾 );
c. Daya ionisasi besar (𝛼>𝛽> ).
2. Sinar Beta (𝛽)
Sinar beta merupakan pancaran elektron dengan kecepatan tinggi dan
diberi lambing −10𝛽 atau −10𝑒. Sinar beta memiliki sifat-sifat:

80
a. Bermuatan negatif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke
kutub positif;
b. Daya tembusnya lebih besar dari 𝛼;
c. Daya ionisasinya lebih kecil dari 𝛼.
3. Sinar Gamma (𝛾)
Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang pendek dan diberi lambing 00𝛾. Sinar 𝛾 memiliki sifat-
sifat:
a. Tidak bermuatan listrik, sehingga tidak dipengaruhi medan listrik;
b. Daya tembusnya lebih besar dari 𝛼 dan 𝛽 ;
c. Daya ionisasi lebih kecil dari 𝛼 dan 𝛽.
Selain sinar 𝛼, 𝛽 dan 𝛾 unsur radioaktif juga memancarkan
partikel yang lain, misalnya positron (electron positif) +10𝑒, neutron
1 1 2 3
0𝑛, proton 1𝑝, detron 1𝐷 , dan triton 1𝑇.
Setelah penemuan keradioaktifan ini, terbukti bahwa dengan
reaksi inti suatu unsur dapat berubah menjadi unsur lain. Bila unsur-
unsur radioaktif memancarkan sinar 𝛼 atau 𝛽 maka akan berubah
menjadi unsur lain.
• Bila unsur radioaktif memancarkan sinar 𝛼, akan menghasilkan
unsur baru dengan nomor atom berkurang dua dan nomor massa
berkurang empat.
Contoh : 226 222
88𝑅𝑎 → 86𝑅𝑛 + 2𝛼
4

• Bila unsur radioaktif memancarkan sinar 𝛽, akan menghasilkan


unsur baru dengan nomor atom bertambah satu dan nomor massa
tetap.
Contoh : 234 234
90𝑇ℎ → 91𝑃𝑎 + −1𝛽
0

Pemancaran sinar 𝛾 dari unsur radioaktif tidak menghasilkan unsur


baru.

Nilai Moral :
Sinar yang dipancarkan oleh unsur radioaktif memiliki sifat-sifat
yang berbeda beda, begitu juga kita pasti memiliki karakter yang
berbeda-beda. Karakter tersebut dipengaruhi oleh lingkungan.
Akan tetapi, tidak semua karakter atau sifat bisa membuatmu
bahagia. Sifat angkuh, sombong, dan tidak mau menerima
pendapat orang lain bisa membuatmu tidak dicintai atau
disenangi oleh orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, karakter
atau sifat yang baik haruslah sesuai dengan nilai-nilai masyarakat
dan membuat orang di sekitarmu merasa nyaman.

81
d. Kegunaan Unsur Radioaktif
a) Sebagai Perunut
1. Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis
penyakit, antara lain:
a. 24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
b. 59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.
c. 11C, mengetahui metabolisme secara umum.
d. 131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
e. 32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.
2. Bidang Industri
Digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi, seperti pada:
a. Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan,
membunuh mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan
pada sayur dan buahbuahan.
b. Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara
pada besi cor, mendeteksi sambungan pipa saluran air, keretakan
pada pesawat terbang, dan lain-lain.
c. Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
d. Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada
mesin selama mesin bekerja.
3. Bidang Hidrologi
a. 24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air
sungai.
b. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
c. 14C dan 13C, menentukan umur dan asal air tanah
d. .
4. Bidang Kimia
Digunakan untuk analisis penelusuran mekanisme reaksi kimia,
seperti:
a. Dengan bantuan isotop oksigen–18 sebagai atom perunut,
dapat ditentukan asal molekul air yang terbentuk.
b. Analisis pengaktifan neutron.
c. Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi kimia.
d. Pembuatan unsur-unsur baru.
5. Bidang Biologi
a. Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar radiasi
pada gen-gen tertentu.
b. Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses
fotosintesis menggunakan radioisotop C–14.
c. Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.

82
d. Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh
dengan menggunakan radioisotop 38F.
6. Bidang Pertanian
a. 37P dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.
b. 32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang serangga hama.
c. Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
d. 14C dan 18O, mengetahui metabolisme dan proses fotosintesis.
7. Bidang Peternakan
a. Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.
b. Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun
antikualitas pada pakan ternak.
c. 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis
protein di dalam usus besar.
d. 14C dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam
lemak mudahmenguap di dalam usus besar.
b) Sebagai Sumber Radiasi
1. Bidang Kedokteran
Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.
2. Bidang Industri
Digunakan untuk:
a. Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang
sudah diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih awet.
b. Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil,
sehingga titik leleh lebih tinggi dan mudah mengisap zat warna
serta air.
c. Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti
lembaran kertas, film, dan lempeng logam.
d. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit
yang disamak dengan cara ini lebih baik daripada kulit yang
disamak dengan cara biasa.
3. Bidang Peternakan
Digunakan untuk:
a. Mutasi gen dengan radiasi untuk pemuliaan tanaman.
b. Pemberantasan hama dengan meradiasi serangga jantan
sehingga mandul.
c. Pengawetan bahan pangan dengan radiasi sinar-X atau gama
untuk membunuh telur atau larva.
d. Menunda pertunasan pada bawang, kentang, dan umbi-umbian
untuk memperpanjang masa penyimpanan.

83
e. Dampak Penggunaan Unsur radioaktif
1. Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini
karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh
dan menurunkankekebalan tubuh.
2. Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat
mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
3. Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel
darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
4. Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis
berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel
pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.

Nilai moral :
Jangan memandang rendah dan remeh orang lain, hanya karena mereka punya
banyak kekurangan dalam pandanganmu. Karena mungkin ada banyak
kelebihan yang tidak bisa engkau lihat darinya.
Nilai agama :
Kita senantiasa diwajibkan untuk bersyukur kepada Yang Maha Pencipta atas
segala bentuk rezeki yang ia ciptakan, karena segala sesuatu yang ia ciptakan
tidak ada yang sia-sia.

84
RANGKUMAN
1. Sampai saat ini sudah dikenal sekitar 116 unsur, 92 diantaranya terdapat
di alam dan yang lainnya merupakan unsur buatan. Unsur-unsur di alam
lebih banyak berupa senyawa dibandingkan dalam keadaan bebas sesuai
bentuk unsurnya.
2. Nitrogen dan Oksigen merupakan gas yang peling banyak terdapat di
bumi sedangkan Helium merupakan gas yang paling banyak terdapat di
alam lebih tepatnya terdapat di matahari.
3. Aluminium merupakan logam yang ringan, tahan karat, dan tidak beracun,
sehingga banyak digunakan untuk alat-alat rumah tangga, pesawat
terbang, kaleng, dan kabel.
4. Unsur karbon yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan karbon dalam bentuk intan (sebagai pemotong dan mata bor
dalam penambangan), grafit (bahan pembuatan pensil), dan amorf
(sebagai bahan bakar).
5. Nitrogen digunakan untuk mengusir O2 dalam makanan berlemak atau
berminyak agar tidak cepat tengik, ditambahkan dalam roti agar tidak
cepat berjamur, serta digunakan untuk mengisi bola lampu.
6. Gas CO merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini
berbahaya karena mudah berikatan dengan hemoglobin.
7. Belerang trioksida merupakan oksida asam yang dapat larut dalam air
membentuk asam sulfat. Air hujan yang mengandung asam sulfat ini
menjadi bersifat asam sehingga dikenal sebagai hujan asam.
8. Air yang mengandung tembaga dengan kadar melebihi batas maksimum
yang diperbolehkan dapat menimbulkan dampak berupa kerongkongan
terasa kering, mual-mual, diare yang terus-menerus, dan iritasi pada
lambung.
9. Sifat-sifat unsur sangat ditentukan oleh konfigurasi elektronnya. Unsur-
unsur dalam sistem periodik disusun menurut kenaikan nomor atom dan
berdasarkan konfigurasi elektronnya.
10. Unsur gas mulia terdapat sebagai gas tak berwarna yang monoatomik, ini
erat kaitannya dengan struktur elektron oktet dan duplet dari gas mulia.
Sedangkan wujud gas pada suhu kamar disebabkan titik cair dan titik
didih gas mulia yang rendah.
11. Unsur-unsur halogen dalam sistem periodik menempati golongan VIIA
yang terdiri dari unsur Fluor (F), Klor (Cl), Brom (Br), Yod (I), dan
Astatin (At). Unsur-unsur golongan VIIA disebut unsur halogen artinya
pembentuk garam.
12. Alkali merupakan unsur-unsur golongan IA kecuali hidrogen, yang
meliputi litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium
(Cs), dan fransium (Fr).

85
RANGKUMAN
13. Unsur-unsur alkali tanah dalam sistem periodik menempati golongan IIA.
Unsur-unsur alkali tanah terdiri dari berilium (Be), magnesium (Mg),
kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra).
14. Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama,
yaitu tiga kulit. Akan tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing
unsur berbeda, hal ini akan menyebabkan sifat-sifat kimia yang berbeda.
15. Proses solvay adalah proses pembuatan soda kue NaHCO3.
16. Proses Hall adalah proses pembuatan aluminium dengan elektrolit bauksit
dalam kriolit.
17. Proses tanur sembur adalah proses pembuatan besi dari bijihnya dengan
reduktor kokas.
18. Pembuatan tembaga dari bijih kalkopirit melalui tahap pengapungan –
pemanggangan – reduksi – elektrolisis.
19. Timah digunakan untuk melapisi kaleng makanan dan untuk membuat
perunggu (Cu + Sn).
20. Krom merupakan logam yang sangat mengkilap, keras, dan tahan karat
digunakan untuk melapisi logam dan aliase.
21. Emas merupakan logam mulia yang terdapat di alam sebagai unsur bebas.
22. Karbon memiliki alotropi, yaitu unsur yang sama tetapi bentuk/ struktur
berbeda. Alotropi karbon sebagai grafit dan intan.
23. Grafit dapat menghantarkan arus listrik sehingga digunakan sebagai
elektroda.
24. Silikon bersifat semikonduktor sehingga digunakan untuk transistor dan
sel surya.
25. Nitrogen terdapat di udara dengan jumlah terbesar sebagai molekul N2.
26. Nitrogen diperoleh dari udara dengan cara destilasi bertingkat udara
27. cair.
28. Senyawa nitrogen yang penting adalah amonia (NH3) yang dibuat dengan
proses Haber Bosch.
29. Fosfor memiliki alatropi yaitu fosfor merah dan fosfor putih.
30. Kegunaan fosfor yang utama adalah untuk membuat asam fosfat.
31. Oksigen terdapat di udara sebagai molekul O2 dengan jumlah terbesar
setelah nitrogen.
32. Oksigen terdapat diperoleh dengan destilasi bertingkat udara cair.
33. Belerang di alam sebagai senyawa dan unsur bebas.
34. Bijih mangan yang penting adalah pirolusit. Potensi mangan terdapat di
Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua, dan
Kepulauan Riau.

86
RANGKUMAN

35. Kromium berguna dalam penyepuhan, besi dan vanadium digunakan


sebagai bahan pembuatan baja, tembaga digunakan untuk membuat kabel,
titanium dan mangan berguna dalam industri pesawat terbang, zink
berguna untuk melapisi besi dan baja agar tidak berkarat.
36. Kromium diperoleh melalui ekstraksi bijihnya. Pengolahan besi diperoleh
dari mereduksi oksida besi dengan reduktor karbon dalam tanur tinggi,
dengan bahan dasar hematit, kokas dan batu kapur. Adapun baja dibuat
dengan tungku Bassemer dengan bahan utama besi tuang. Titanium
diperoleh dari bijihnya dengan proses Kroll.
37. Pengolahan besi membawa pengaruh negatif terhadap lingkungan yaitu
jika limbah pengolahannya masuk ke perairan. Hal ini menyebabkan
penurunan kadar oksigen dalam air. Dampak negatif lainnya adalah
penambangan tembaga yang membuang pasir sisa yang mengandung
logam Cu ke perairan. Hal ini dapat membahayakan organisme di perairan
tersebut
38. Kegunaan belerang yang utama adalah untuk membuat asamsulfat.
39. Kadar NaClO dalam pemutih dapat ditentukan dengan mereaksikan larutan
NaClO dengan KI berlebih. Kemudian I2 yang terbentuk dititrasi
denganlarutan Na2 S 2 O3 yang sudah diketahui konsentrasinya.
40. Sinar radioaktif memiliki sifat-sifat, yaitu dapat menembus lempeng
logam tipis, dapat menghitamkan pelat film, dan dalam medan magnet
terurai menjadi tiga berkas sinar (α, β dan γ).
41. Bila unsur radioaktif memancarkan sinar , akan menghasilkan unsur baru
dengan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat.
42. Bila unsur radioaktif memancarkan sinar , akan menghasilkan unsur baru
dengan nomor atom bertambah satu dan nomor massa tetap.

LATIHAN
I. Pilihan Berganda
1. Urutan unsur-unsur alkali tanah berdasarkan sifat reduktor dari kuat ke
reduktor lemah adalah …
a. Ca, Mg, Sr, Ba
b. Mg, Ca, Ba, Sr
c. Mg, Ca, Sr, Ba
d. Ba, Sr, Ca, Mg
e. Ca, Ba, Mg, Sr

2. Pada elektrolisis larutan garam logam alkali atau alkali tanah tidak dihasilkan
logamnya karena ….

87
a. sifat oksidatornya lemah
b. sifat reduktornya lemah
c. garam halidanya mempunyai titik leleh tinggi
d. energi ionisasi tinggi dari logam lain
e. ion logamnya tidak mengalami reduksi

3. Basa alkali tanah yang paling sukar larut dalam air dan mempunyai sifat
amfoter adalah …
a. Be(OH)2
b. Mg(OH)2
c. Ca(OH)2
d. Sr(OH)2
e. Ba(OH)2

4. Senyawa hidroksida logam alkali tanah yang dalam bentuk suspensi


digunakan sebagai obat sakit lambung adalah ….
a. Be(OH)2
b. Mg(OH)2
c. Ca(OH)2
d. Sr(OH)2
e. Ba(OH)2

5. Urutan kelarutan garam sulfat alkali tanah yang benar adalah …


a. CaSO4> MgSO4> BaSO4> SrSO4
b. MgSO4> CaSO4> SrSO4> BaSO4
c. MgSO4> SrSO4> CaSO4> BaSO4
d. SrSO4> CaSO4> BaSO4> MgSO4
e. BaSO4> SrSO4> CaSO4> MgSO4

6. Jika logam natrium dimasukan kedalam air, reaksi yang terjadi adalah….
a. 2Na(s) + H2O(l) → Na2O (s) + 2H2(g) + energi
b. 2Na(s) + 2H2O(l) → 4NaH (s) + O2(g) + energi
c. 2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH (aq) + H2(g) + energi
d. 2Na(s) + 3H2O(l) → Na2O (s) + 3H2(g) + O2(g) + energi
e. 2Na(s) + 2H2O(l) → Na2O2(s) + 2H2(g) + energi

7. Senyawa seng dari unsur transisi tidak berwarna, hal ini disebabkan oleh …
a. Orbital d telah penuh terisi electron
b. Tidak adanya elektron pada orbital d
c. Orbital d telah terisi elektron setengah penuh
d. Tidak adanya elektron pada orbital s
e. Orbital s telah terisi elektron setengah penuh

88
8. Unsur-unsur berikut yang termasuk unsur transisi adalah …
a. Sr, Sc dan V
b. Ti, Cr dan Br
c. Fe, Co dan Na
d. Mn, Cu dan Zn
e. Mn, Sc dan Si

9. Pada proses pengolahan besi dari bijihnya, reaksi akhir untuk mendapatkan
logam besi adalah ….
a. Fe3O4 + CO
b. Fe2O3 + CO
c. Fe2O3 + C
d. FeO + C
e. FeO + CO

10. Unsur gas mulia yang bersifat radioaktif adalah. . .


a. Helium
b. Neon
c. Kripton
d. Xenon
e. Radon

II. Essay
1. Mengapa titik leleh dan titik didih logam-logam transisi lebih tinggi
daripada titik leleh dan titik didih logam alkali dan alkali tanah?
2. Jelaskan dengan diagram orbital kekuatan sifat paramagnetik dari 26Fe
dibanding24Cr!
3. Mengapa kebanyakkan unsur-unsur transisi memiliki bilangan oksidasi yang
lebih dari sejenis dalam senyawa-senyawanya?
4. Sebutkan contoh unsur atau senyawa logam transisi yang
digunakansebagai katalis dalamindustri?
5. Untuk mendapatkan 280 kg besi murni dan bijih besi yang mengandung
80%besi(III)oksida,beberapakgmineralbijihbesiyangdiperlukan?
(Ar Fe = 56, O = 16).
6. Berapa kg logam aluminium yang dapat diperoleh dari elektrolisis 17,25
bauksityangmengandung95%Al2O3.2H2O(Mr=138)?

89
GLOSARIUM
Alloy : campuran zat cair dan zat padat dari dua macam logam
atau lebih.
Anoda : elektroda yang melaluinya arus konvensional masuk ke
dalam alat listrik terpolarisasi.
Anode : alat atau bagian alat untuk mengalirkan arus listrik positif
ke dalam atau ke luar dari alat, tubuh atau sel, elektrode
tempat terjadinya proses oksidasi.
Astatin : suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang At dan nomor atom 85. Nama unsur ini berasal
dari bahasa Yunani αστατος yang berarti "tak stabil"
Bersifat Radioaktif : kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan
radiasi dan berubah menjadi inti stabil.
Besi : unsur dengan nomor atom 26, simbol Fe dan Ar = 55,847,
logam hitam dan dapat ditarik magnet.
Besi tuang : sekelompok alloy besi yang mengandung 1,8 – 4,5%
karbon.
Bijih kalkopirit : mineral berwarna kekuningan dengan rumus kimia
CuFeS 2
Bilangan Oksidasi : Jumlah negatif dan positif dalam atom yang menandakan
jumlah elektron yang diterima atau diserahkan
Diagram P-T : diagram yang menunjukkan hubungan antara variabel
tekanan dengan variabel suhu.
Diamagnetik : sesuatu atau benda yang tidak dapat ditarik oleh medan
magnet.
Elektrode : alat atau bagian alat untuk mengalirkan arus listrik ke
dalam atau ke luar dari alat, tubuh atau sel, dapat berupa
sepotong kawat biasa, tetapi dapat pula rumit, seperti
elektrode kalomel, bahkan dapat pula berarti tempat alat itu
sendiri.
Elektrolit : zat yang larutannya dalam air atau leburannya dapat
menghantarkan listrik, bahan yang menghantarkan arus
listrik karena terjadi perpindahan ion.
Elektron : partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya
ditulis sebagai e-.
Elektroplating : kata lain penyepuhan, merupakan proses elektrolisis yang
pada prinsipnya melapisi suatu logam yang mudah
teroksidasi dengan logam lain yang lebih mulia atau inert
Feromagnetik : sesuatu atau benda yang dapat ditarik kuat oleh medan
magnet.

90
Gas inert : istilah inert dipergunakan bagi memberikan arti suatu zat
yang tidak bereaksi secara kimiawi. Gas luhur sebelumnya
dikenal bagi gas inert karena dikenal rendah tingkat
partisipasinya dalam persneyawaan kimia.
Hukum Faraday : massa zat yang dilepaskan selama elektrolisis berbanding
dengan jumlah listrik yang digunakan, massa zat yang
dilepaskan pada elektrolisis berbanding lurus dengan massa
ekuivalen zat itu.
Hukum Raoult : Tekanan uap jenuh = fraksi mol pelarut dikalikan dengan
tekanan uap jenuh pelarut murni.
Katode : alat atau bagian alat untuk mengalirkan arus listrik negatif
ke dalam atau ke luar dari alat, tubuh atau sel, elektrode
tempat terjadinya proses reduksi.
Kemolalan : Perbandingan antara jumlah mol zat terlarut dengan massa
dalam kilogram (kg) pelarut, kemolalan mempunyai satuan
mol/kg.
Koligatif : sifat fisik yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dan tidak tergantung pada jenis partikel zat terlarut,
misal tekanan osmosis, titik didih, titik beku, dan tekanan
uap.
Korosi : Lapisan terak atau kotoran yang terjadi pada logam akibat
reaksi logam dengan oksigen atau air . sebutan lain untuk
korosi adalah karat
Krom : logam yang sangat mengkilap, keras, dan tahan
karatdigunakanuntukmelapisilogamdanaliase.
Larutan : campuran homogen antara zat terlarut dengan zat pelarut,
partikel-partikel zat terlarut berukuran molekul, tidak
mengendap jika didiamkan.
Nonvolatil : Senyawa yang sukar atau sulit menguap
Oksidasi : Reaksi pengikatan oksigen, reaksi pelepasan elektron,
atau reaksi kenaikan/pertambahan bilangan oksidasi
Osmosis : merembesnya partikel-partikel pelarut dari larutan yang
lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui suatu
membran semi-permeabel
Paramagnetik : sesuatu atau benda yang dapat ditarik lemah oleh medan
magnet.
Proses HaberBosch : proses mencampurkan gas nitrogen dan gas oksigen dalam
bejana bertekanan yang berisi katalis khusus untuk
mempercepat reaksi.
Prosessolvay :prosespembuatansodakueNaHCO3

91
Redoks : (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang
menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan
oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.
Reduksi : Reaksi pelepasan oksigen, reaksi penangkapan elektron,
atau reaksi penurunan bilangan oksidasi
Sel elektrokimia : sel yang dapat mengubah energi kimia menjadi listrik (sel
volta) dan atau sebaliknya dapat mengubah energi listrik
menjadi energi kimia (sel elektrolisis). Sel elektrolisis: sel
kimia yang menggunakan listrik untuk melangsungkan
reaksinya.
Sifat koligatif : Sifat fisika yang hanya tergantung pada jumlah partikel
zat terlarut dan tidak tergantung pada jenis partikel zat
terlarut, misalnya tekanan osmosis, titik didih, titik beku,
dan tekanan uap.
Sinar Radioaktif : Sinar atau gelombang elektromagnetik dengan daya
tembus besar yang dihasilkan oleh unsur radioaktif,
misalnya sinar 𝛼, 𝛽 dan 𝛾.
Tekanan osmotik : tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan partikel
zat pelarut agar tidak berpidah ke larutan konsentrasi yang
tinggi
Tekanan uap : Tekanan yang terdapat tepat diatas permukaan zat cair;
tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh.
Titik beku : suhu yang dicapai ketika tekanan uap jenuh cairan sama
dengan tekanan uap padatannya. Titik didih: suhu yang
dicapai ketika tekanan uap jenuh sama dengan tekanan luar,
zat mendidih pada suhu di bawah tekanan 1 atm, artinya
pada suhu itu tekanan uap jenuh zat itu sama dengan 1 atm.
Titik didih : suhu tetap zat cair mendidih ketika tekanan uap zat cair
sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Titik didih zat
cair diukur pada tekanan 1 atmosfer.
Titik tripel : titik di mana tiga fase membentuk kesetimbangan, misal
titik triple air pada tekanan 1 atm adalah 0°C artinya pada
suhu tersebut terdapat kesetimbangan antara uap air es dan
cair dengan kemurnian tinggi.
Unsur radioaktif : unsur yang intinya tidak stabil sehinggaselalu
memancarkan sinar radioaktif
Unsur transisi : unsur yang memiliki sibkulit d atau subkulit f yang terisi
sebagian, yang terdapat di antara golongan IIA dan IIIA
dalam tabel periodik.

92
DAFTAR PUSTAKA
Lustiyati, D,E,dkk. 2009. Aktif Belajar Kimia untuk SMA & MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Mawarnis, E. R. (2021). Kimia Dasar II. Yogyakarta : Deepublish
Pangajuanto & Rahmidi. (2009). Kimia 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Partana, C,F, & Wiyarsih,A. 2009. Kimia untuk SMA-MA kelas XII Program Ilmu
Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rahayu,Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia untuk kelas XII .Jakarta : Pusat
Perbukuan,Depertemen Pendidikan Nasional
Subiyanto,G, Agustinus Ngatin,(2015). KOROSI BAJA KARBON DI
ATMOSFER, SISTEM AIR PENDINGIN, DAN AIR PANAS. Jurnal
Fluida.11(1).
Sukmanawati, W. (2009). Kimia 3: untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sunarya, Y. &Setiabudi A. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan
Alam.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sutresna, N,dkk. 2019. Aktif dan Kreatif Belajar Kimia. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Utami, B,dkk.2009. Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA Kelas XII IPA Jilid 3.
Jakarta: PusatPerbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber Gambar
1 Aktif dan Kreatif Belajar Kimia. Sutresna, N,dkk
2 Chemistry: Matter and Its Changes. 2004
3 Chemistry: The Central Science,2000
4 http://www.insinyoer.com/wp-content/uploads/2015/05/Gambar-1-Korosi.jpg
5 https//bit.ly/36lerkh
6 https://aprilina05.files.wordpress.com/2010/01/korosi.jpg
7 Ilustrasi Harvana
8 Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA kelas XII IPA, Crys Fajar Pratana
9 Partana, C. F. & Wiyarsi A. 2009. Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA Kelas
XII IPA Jilid 3
10 Wikipedia

93

Anda mungkin juga menyukai