Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN IX
“Pembuatan Kalium Nitrat”

Disusun Oleh :

Nama : Devis Saputra


Hari,tanggal : Selasa, 14 November 2023
Kelompok :2
Asisten : Rayhan Rajendra

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
LEMBAR PENGESAHAN

JURNAL RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN 9
“Pembuatan Kalium Nitrat”

Semarang, 14 November 2023

Mengetahui,

Asisten Laboratorium Praktikan

Rayhan Rajendra Devis Saputra


NIM.24030120140066
NIM.24030122120029
PERCOBAAN IX

PEMBUATAN KALIUM NITRAT

I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1. Mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat
dengan kalium klorida dan mempelajari pemisahan garam tersebut dari hasil
samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan

II. TINJAUN PUSTAKA


II.1. Kalium Nitrat
KNO3 merupakan suatu senyawa garam yang disusun oleh kation K+ dan
anion NO3-. Senyawa ini merupakan elektrolit kuat dan sumber nitrogen
terpenting di alam. Kalium nitrat umumnya dikenal sebagai sendawa Chili.
Karena sifatnya sebagai elektrolit kuat yang mudah terionisasi menjadi ion-ion,
kalium nitrat memiliki kelarutan yang tinggi di dalam air, dengan keadaan 0°C
dalam 1L air kalium nitrat yang larut dapat mencapai 133g, namun kelarutannya
tidak sebesar NaNO3 dengan kondisi yang sama (Nurfadilah & Zainul, 2022)
II.2. Kristalisasi
Kristalisasi adalah suatu proses pembentukan kristal padat dari lelehan,
larutan ataupun pengendapan langsung dari fase gas. Kristalisasi dapat terjadi
dengan adanya variasi kondisi kelarutan dengan menghalangi pengendapan yang
terjadi karena reaksi kimia (Dimian et al., 2014)

II.3. Kelarutan Endapan

Kelarutan endapan, menurut definisi, sama dengan konsentrasi molar dari


larutan jenuh. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan,
konsentrasi, komponen lain dalam larutan, dan komposisi pelarut. Kelarutan juga
bergantung pada sifat dan konsentrasi zat lain, terutama ion-ion dalam
campurannya. (Wahyudi, 2020)
II.4. Larutan Jenuh
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
maksimum yang dapat larut dalam pelarut pada suhu tertentu. Larutan jenuh
berarti larutan tersebut tidak mampu lagi melarutkan zat terlarut yang
ditambahkan ke dalam pelarut. (Wati, 2016)

II.5. Proses – proses dalam kristalisasi

Proses kristalisasi dapat dibagi menjadi langkah - langkah berikut:

 Perpindahan zat dari larutan ke lapisan difusi.


 Difusi zat melalui lapisan difusi.
 Kombinasi partikel membentuk kristal.
 Pembuangan panas terjadi selama pertumbuhan kristal dari
kristal ke larutan induk.

Laju pertumbuhan kristal total ditentukan oleh laju terendah setiap


proses pada puncak. Sering terjadi bahwa laju pertumbuhan total kristal
ditentukan oleh laju difusi zat melalui lapisan difusi atau oleh laju
penggabungan partikel zat ke dalam kristal (Leokristi, 2013)

II.6. Garam Nitrat

Nitrat atau gugus NO3- seperti yang dimiliki asam nitrat dapat disebut
sebagai garam nitrat. Anion nitrat dapat membentuk garam yang memiliki
berbagai macam elemen pada tabel periodik. Nitrat terdapat 1 atom pusat yaitu
nitrogen dengan dikelilingi oleh 3 atom O identik pada pengaturan planar trigonal
Natrium nitrat (NaNO3) adalah kristal bening, tidak berwarna dan tidak berbau.
Bahan kimia ini mempunyai sifat seperti mudah larut dalam air, gliserol, alkohol,
mempunyai titik leleh pada suhu 380°C dan akan meledak pada suhu 1000°C.
Bahan baku pembuatan natrium nitrat (NaNO3) adalah natrium hidroksida
(NaOH) dan asam nitrat (HNO3). Natrium nitrat (NaNO3) adalah zat antara kimia
dalam produksi pupuk yang mengandung senyawa nitrogen, bahan peledak,
kalium nitrat, zat pendingin, korek api, bahan bakar roket, dan baru-baru ini
digunakan sebagai pengawet makanan pada produk seperti sosis. Contoh garam
nitrat lain adalah KNO3, Mg(NO3)2 and Sr(NO3)2 (Ariestanty, 2017)

II.7. Rekristalisasi

Rekristalisasi adalah suatu teknik pemurnian suatu padatan dari campuran


atau pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. (Leokristi, 2013)

II.8. Faktor-faktor terbentuknya kristal

Pada industri yang membutuhkan proses rekristalisasi maka kristal dan


larutan induk akan melakukan kontak dalam waktu yang cukup lama sehingga
kesetimbangan tercapai dan larutan induk akan menjadi jenuh pada tahap akhir.
Faktor yang berpengaruh dalam proses kristalisasi antara lain : perbandingan
reaktan, waktu kristalisasi, suhu kristalisasi, derajat kejenuhan, pengaruh ion – ion
yang menyertai pembentukan kristal, nukleasi dan kecepatan pengadukan.
(Setiawan & Febriana, 2019)

II.9. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal


Empat faktor mempengaruhi laju kristalisasi.

Konsentrasi larutan.

Semakin jenuh konsentrasi larutan maka akan semakin cepat pula proses
kristalisasi terjadi. Sebab larutan dengan konsentrasi saturasi yang tinggi akan
mempunyai kandungan solute yang lebih tinggi pula. Kandungan soluteyang lebih
tinggi akan mempercepat pembentukan inti kristal dan pengikatan inti kristal.

a. Adanya pengotor.

Larutan yang banyak mengandung pengotor akan mengurangi kemurnian


larutan. Semakin kotor suatu larutan, semakin lambat laju kristalisasinya.

b. Bahan Pemanas
Bahan pemanas digunakan untuk menguapkan air. Saat air menguap,
proses kristalisasi semakin cepat karena larutan menjadi lebih jenuh.

(Setiawan & Febriana, 2019)

II.10. Dekomposisi rangkap kristal KNO3

KNO3 mengalami dekomposisi pada suhu rendah dalam bahan anorganik


penyerap seperti alumina, titanium dan silika serta zeolit NaY, KY, KI%, β%
seperti MCM-41 (molekul hasil saringan yang menyerap). Dekomposisi KNO3
pertama kali menunjukkan bahwa KNO3 mulai terurai pada kisaran suhu 400–500
K yang mengarah pada pembentukan bahan anorganik dari interaksi tersebut.
Lebih tepatnya antara KNO3 dan absorber. Selain itu, sejumlah alumina yang
mengandung KNO3 terurai pada suhu kamar selama proses preparasi. Hal ini akan
menjadi faktor penting yang mempengaruhi hasil bahwa basa kuat KNO 3 /Al2O3
memainkan peran sebagai katalis. Berdasarkan hasil yang dilaporkan, metode
TPDE, CM merupakan metode yang dibenarkan untuk menyatakan KNO3 sebagai
bahan yang mudah menguap.

(Nurfadilah & Zainul, 2022)

II.11. Analisis Bahan

II.11.1. Kalium klorida

Sifat fisik : berbentuk serbuk putih, tidak berbau

Sifat kimia : larut dalam air, pH kira – kira 5,5 pada 20°C

(Smartlab, 2018)

II.11.2. Natrium Nitrat

Sifat fisik : berwujud padat, tidak berwarna, tidak berbau

Sifat kimia : kelarutan dalam air 874 g/l pada 20 °C, pH 5,5 - 8,0

pada 50 g/l (Smartlab, 2016)


III. METODOLOGI
III.1. Alat dan bahan
III.1.1. Alat
 2 buah gelas beker 400 ml
 1 buah gelas kimia 500 ml
 1 buah corong gelas
 1 buah corong penguapan
 Neraca analitik

III.1.2. Bahan
 Kalium klorida
 Natrium nitrat

III.2. Skema Kerja


III.2.1. Pembuatan Garam Kalium Nitrat
7,5 gr KCl + 50 ml air panas
8,5 gr NaNO3 + 50 ml air
panas
Gelas beker
Gelas beker

 Campuran diuapkan hingga volume 40 ml


 Dalam keadaan panas, saring larutan

Filtrat Endapan

 Uapkan larutan hingga volumenya 20 ml


 Dinginkan
 Saring kristal kalium nitrat yang terbentuk

Hasil kristal Filtrat


III. 2 .2 Pemurnian Kristal Kalium Nitrat

Kristal kalium nitrat

Gelas beker

 Larutkan dengan sedikit aquadest dengan cara pemanasan


 Dinginkan
 Saring

Kristal Filtrat

 Timbang kristal
 Hitung rendemen

Hasil
IV. HIPOTESIS
Akan dilakukan percobaan 9 dengan judul “Pembuatan Kalium Nitrat” yang
bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium
nitrat dengan kalium klorida serta mempelajari pemisahan garam tersebut dari hasil
samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan. Prinsip yang digunakan pada
percobaan ini adalah perbedaan kelarutan dan metode yang digunakan adalah kristalisasi
dan rekristalisasi. Pada percobaan ini diperkirakan akan didapatkan endapan kristal
KNO3 putih yang nantinya akan ditimbang dan dihitung rendemen persentasenya.
I. Data Pengamatan

No. Perlakuan Hasil

1. Pembuatan Kristal Kalium Nitrat

Pencampuran 7,5 g KCl + 50 mL H2O panas Terbentuk NaCl dan KNO3Larutan


dan 8,5 g NaNO3 + 50 mL H2O panas putih jenuh
Penguapan Pengotor menguap

Penyaringan dalam keadaan panas Endapan NaCl terpisah dari filtrat


KNO3
Pendinginan Terbentuk kristal KNO3

Penyaringan secara dekantasi Kristal KNO3 terpisah dari filtratnya

2. Pemurnian Kristal Kalium Nitrat

Pelarutan dengan sedikit aquadest disertai Terbentuk larutan yang disertai


pemanasan pelepasan gas atau gelembung
Pendinginan Terbentuk kristal KNO3

Penyaringan Terbentuk endapan kristal KNO3


murni
Penimbangan Rendemen nyata kristal KNO3
dengan berat 4,4 gram
II. PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan 9 yang dengan judul “Pembuatan Kalium
Nitrat” yang bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil
reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida serta mempelajari pemisahan
garam tersebut dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan
kelarutan. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah perbedaan
kelarutan dan metode yang digunakan adalah kristalisasi, kristalisasi adalah suatu
proses terpisahnya suatu zat terlarut dari larutannya dan kemudian membentuk
kristal dan rekristalisasi rekristalisasi merupakan suatu teknik pemurnian suatu
zat padat dari campurannya atau pengotornya dengan cara mengkristalkan
kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam solvent yang sesuai. Tujuan
rekristalisasi pada umumnya hanya untuk melakukan pemurnian (Umam et al.
2019).

VI.1. Pembuatan Garam Kalium Nitrat


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membentuk garam kalium nitrat
melalui reaksi antara NaNO3 dengan KCl menggunakan metode kristalisasi
dan juga prinsip perbedaan kelarutan. Percobaan diawali menimbang
NaNO3 sebanyak 8,5 gram dan juga menimbang 7,5 gram KCl. Lalu kedua
padatan tersebut dapat dilarutkan langsung dengan menambahkan 100 mL
air panas ke gelas beker untuk melarutkan kedua campuran. Gelas beker
kemudian dipanaskan untuk menguapkan larutan menggunakan lampu
spiritus hingga volumenya 40 mL sembari diaduk. Dilakukan pemanasan
dan pengadukan dengan tujuan meningkatkan laju reaksi dengan cara
memperbanyak tumbukan antar partikel (Chang & Overby, 2019).
Sedangkan penguapan dilakukan untuk mempercepat reaksi dan juga
menghilangkan pengotor H2O karena terpecahnya H2O menjadi gas O2 dan
H2 yang terpisah dari larutan menjadi uap. Tujuan dari semua langkah ini
adalah untuk membuat garam kalium nitrat.
Pada saat pemanasan ini, akan terbentuk endapan NaCl terlebih dahulu
dikarenakan kelarutan KNO3 dalam air pada suhu tinggi memiliki kelarutan
yang lebih tinggi daripada kelarutan NaCl pada suhu yang lebih tinggi pula.
Pada suhu kamar atau di bawahnya, kelarutan NaCl lebih besar daripada
KNO3, akan tetapi penambahan suhu pada kelarutan NaCl tidak
memberikan perubahan yang signifikan seperti pada KNO3. Berikut adalah
grafik yang menyatakan kelarutan KNO3 dan NaCl dalam air:

(Rositawati et al, 2013).


Hal ini berarti Qc NaCl > Qc KNO3 dan pada saat penyaringan akan terbentuk
endapan NaCl dengan KNO3 sebagai filtratnya. Dengan alasan kelarutan pada
suhu yang tinggi tadi, maka penyaringan dilakukan pada saat larutan masih
panas supaya NaCl terendapkan dan KNO3 dapat larut dan menjadi filtrat.
Setelah dilakukan penyaringan, larutan yang berasal dari filtrat tersebut
kemudian diuapkan lagi hingga volumenya 20mL untuk mempercepat reaksi
dan menghilangkan pengotor yang ada dalam larutan yaitu H 2O sama seperti
penguapan pertama yaitu untuk memecah H2O menjadi gas O2 dan H2 supaya
menguap. Selanjutnya dilakukan kristalisasi dengan cara mendinginkan
wadah gelas beker dalam penangas es untuk membentuk kristal. Dilakukan
pendinginan dengan es batu dalam penangas agar daya larutnya menjadi kecil
sehingga terjadi pembentukan endapan dan dihasilkan kristal kalium nitrat
berwarna putih. Setelah dingin dapat dilakukan penyaringan baik secara
dekantasi maupun menggunakan kertas saring untuk mendapatkan endapan
kristal KNO3.
KclsK(aq)++Cl-(aq)
NaNO3(s)→Na(aq)+NO3-(aq)
(Petrucci, 2017)

KCl(s)+NaNO3(s)→NaCl(aq)+KNO3(aq)
(Petrucci, 2017)

VI.2. Pemurnian Kristal Kalium Nitrat


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melakukan pemurnian garam
kalium nitrat dari sisa produk natrium klorida dengan memanfaatkan metode
rekristalisasi, Prinsip yang digunakan masih sama yaitu perbedaan kelarutan.
Percobaan diawali dengan memasukkan kristal KNO3 ke dalam gelas beker.
Kemudian dilakukan pelarutan dengan sedikit akuades yang dilakukan
bersama proses pemanasan. Penambahan akuades ini bertujuan untuk
memisahkan hasil samping atau pengotor yaitu NaCl yang masih tersisa pada
garam KNO3. Pemanasan dilakukan untuk melarutkan kristal dengan
sempurna, karena semakin tinggi suhu maka kelarutan akan semakin
meningkat dan kedua garam akan lebih cepat terpisah. Garam kalium nitrat
dapat terpisah dengan NaCl dikarenakan pengaruh perbedaan kelarutan,
dimana kelarutan KNO3 lebih besar dari NaCl dalam suhu tinggi (Rositawati
et al, 2018). Saat pemanasan, terjadi pemecahan H2O menjadi gas O2 dan H2
yang kemudian menguap bersama dengan hasil samping NaCl yang sebagian
telah terikat dengan air.
Setelah itu dilakukan proses pendinginan agar daya larutnya menurun
sehingga dihasilkan endapan. Setelah dingin dilakukan penyaringan agar
kristal dapat terpisah dari pengotor yang terbawa di filtrat sehingga didapatkan
kristal murni KNO3. Didapatkan hasil berupa kristal berwarna putih dan
dikeringkan selama tiga hari untuk menguapkan dan memastikan bahwa kristal
telah bebas dari pengotor dan tidak memengaruhi hasil akhir penimbangan.
Setelah dikeringkan, kemudian dilakukan penimbangan dengan neraca
analitik. Didapatkan hasil berupa massa nyata kalium nitrat sebesar 4,4 gram
dan didapatkan rendemen persentase sebesar 45,54% melalui perhitungan.
Hasil rendemen persentase tersebut tidak mendekati 100% yang berarti
hasilnya tidak terlalu murni. Kemungkinan hasil yang masih kurang ini
disebabkan mungkin karena penyaringan yang kurang baik, KNO3 yang ikut
teruapkan dan hasil yang masih tersisa atau bahkan dari sampel KNO 3 yang
masih tertinggal dalam gelas beker. Meskipun begitu, hasil kristal yang didapat
masih sesuai dengan literatur. Menurut Nurfadilah & Zainul (2019), kristal
KNO3 tidak berbau dengan warna putih dan hasil ini sesuai dengan hasil
percobaan.
III. Penutup
VII.1. Kesimpulan
VII.1.1 Pembuatan garam kalium nitrat menggunakan kalium klorida dan
natrium nitrat menghasilkan produk samping berupa NaCl. Hasil samping ini
dapat dipisahkan melalui proses kristalisasi dan rekristalisasi supaya
didapatkan hasil yang murni.
VII.1.2 Dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan dalam suhu yang lebih
tinggi, KNO3 dapat dipisahkan dari NaCl dikarenakan KNO3 memiliki
kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan NaCl pada suhu tinggi. Didapatkan
hasil berupa rendemen persentase sebesar 45,54%
VII.2. Saran
VII.2.1. Pada percobaan NaNO3 dapat digantikan dengan NH4NO3.
VII.2.2. Dapat digunakan hot plate ataupun magnetic stirrer untuk
mempercepa proses penguapan
DAFTAR PUSTAKA

Ariestanty, A. W. (2017). PRA RANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI


NATRIUM HIDROKSIDA DAN ASAM NITRAT DENGAN KAPASITAS 15.000
TON/TAHUN. UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA.
Chang, R & Overby, .2019. Chemistry 13th ed. McGraw Hill education: New York
Dimian, A. C., Bildea, C. S., & Kiss, A. A. (2014). Batch Processes. In Computer Aided
Chemical Engineering (Vol. 35, pp. 449–488). Elsevier B.V.
https://doi.org/10.1016/B978-0-444-62700-1.00011-5
Leokristi, A. (2013). REKRISTALISASI GARAM RAKYAT DARI DAERAH
DEMAK UNTUK MENCAPAI SNI GARAM INDUSTRI. Universitas
Diponegoro. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki
Nurfadilah, K. K., & Zainul, R. (2019). Kalium Nitrat (KNO3): Karakteristik Senyawa
dan Transpor Ion.
Nurfadilah, K., & Zainul, R. (2022). Kalium Nitrat (KNO 3 ): Karakteristik Senyawa
dan Transpor Ion. Universitas Negeri Padang.
Petrucci, R. H. (2017). General Chemistry (11th ed). Upper Saddle River: Prentice
Education Inc.
Rositawati, L.R., Citra, M. T., & Danny, S. (2013). Rekristalisasi garam rakyat dari
daerah Demak untuk mencapai SNI garam industri. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri, 2(4), 217-225.

Setiawan, & Febriana, K. (2019). PENENTUAN KOMPOSISI OPTIMAL KECAP


MANIS DI CV SMS UNTUK MENGURANGI CACAT PRODUK DENGAN
METODE TAGUCHI. Universitas Atma Jaya.
Smartlab. (2016). MSDS SODIUM NITRATE. Smartlab.
Smartlab. (2018). MSDS POTASSIUM CHLORIDE. Smartlab . www.smartlab.co.id
Umam, F., Basuki, A., & Adiputra, F. (2019). Pemurnian garam dengan metode
rekristalisasi di desa bunder pamekasan untuk mencapai SNI garam dapur. Jurnal
Ilmiah Pangabdhi, 5(1).
Wahyudi, P. (2020). SINTESIS ADITIF SCALE REMOVAL BERBASIS ASAM
ORGANIK NON KOROSIF UNTUK PENANGANAN SCALE SILIKA DAN
KARBONAT DI SUMUR MIGAS DAN PANAS BUMI. Kementerian Energi Dan
Sumber Daya Mineral.
Wati, R. (2016). PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXY METHYL CELLULOSE
(CMC) DAN ASAM SITRAT TERHADAP MUTU PRODUK SIRUP
BELIMBING MANIS (AVERRHOA CARAMBOLA). Universitas Negeri
Surabaya, 5(3), 54–62.
LAMPIRAN

Mencari mol KCl dan NaNO 3

 KCl  NaNO 3

Dik: Dik:
m KCl = 7,5 gr m NaNO = 8,5 gr 3

Ar KCl = 74,5 g/mol Ar NaNO = 85 g/mol 3

Maka : Maka :
mol KCl = massaAr/KCl mol KCl = massaAr/NaNO 3

= 7,5 g/74,5 g/mol = 8,5 g/85 g/mol


= 0,1 mol = 0,1 mol
Mencari mol KNO3
KCl + NaNO
(aq) NaCl + KNO
3(aq) (aq) 3(aq)

M : 0,1 mol 0,1 mol - -


R : 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol
S: - - 0,1 mol 0,1 mol
Rendemen Teoritis KNO 3

Dik:
mol KNO = 0,1 mol 3

Mr KNO = 101 g/mol


3

Maka :
Massa KNO = mol x Mr 3

= 0,1 mol x 101 g/mol


= 10,1 gram
Rendemen teoritisnya = 10,1 gram
Mencari Rendemen Persentase
Dik:
Rendemen teoritis = 10,1 gr
massa kertas saring = 0,3 gr
massa kristal KNO (penimbangan) = 4,9 gr
3
Rendemen nyata = 4,9 gr – 0,3 gr
= 4,6 gram
Maka :

Rendemen presentase = rendemen nyata/rendemen teoritis x 100%

= 4,6 gr/10,1 gr 100%


=45,54%
Jadi didapatkan % rendemen sebesar 45,54%
Lampiran Gambar

Pelarutan dalam pemanasan


Penimbangan bahan KCl
aquades dan
dan NaNO3
pencampuran

Penyaringan dengan Pendinginan dengan es Penimbangan berat


kertas saring batu kertas saring

Penimbangan kristal
murni

Anda mungkin juga menyukai