KIMIA UNSUR
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Chaidir Nasution
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
1. Unsur Alkali
1.1 Kelimpahan di Alam
1.2 Sifat-Sifat Unsur dan Reaksi-Reaksi
1.3 Pembuatan Unsur
1.4 Kegunaan dan Dampak Unsur Terhadap Lingkungan
2. Unsur Alkali Tanah
2.1 Kelimpahan di Alam
2.2 Sifat-Sifat Unsur dan Reaksi-Reaksi
2.3 Pembuatan Unsur
2.4 Kegunaan dan Dampak Unsur Terhadap Lingkungan
3. Unsur Gas Mulia
3.1 Kelimpahan di Alam
3.2 Sifat-Sifat Unsur dan Reaksi-Reaksi
3.3 Pembuatan Unsur
3.4 Kegunaan dan Dampak Unsur Terhadap Lingkungan
4. Unsur Halogen
4.1 Kelimpahan Unsur di Alam
4.2 Sifat-Sifat Unsur dan Reaksi-Reaksi
4.3 Pembuatan Unsur
4.4 Kegunaan dan Dampak Unsur Terhadap Lingkungan
5. Unsur Periode Ketiga
5.1 Kelimpahan Unsur di Alam
5.2 Sifas-sifat Unsur dan Reaksi-Reaksi
5.3 Pembuatan Unsur
5.4 Kegunaan dan Dampak Terhadap Lingkungan
6. Unsur Transisi Periode Keempat
6.1 Kelimpahan Unsur di Alam
6.2 Sifat-Sifat Unsur dan Reaksi-Reaksi
6.3 Pembuatan Unsur
6.4 Kegunaan dan Dampak Terhadap Lingkungan
Kimia unsur adalah bidang kimia yang membahas tentang sifat-sifat, sumber, cara membuat,
dan kegunaan unsur. Kemudian ditambah dengan senyawa penting unsur tersebut serta cara
membuat dan kegunaannya. Mempelajari unsur satu per satu secara rinci cukup sulit, karena
jumlahnya banyak, tetapi sifat umumnya dapat diketahui dari letaknya dalam sistem periodik.
Secara umum, unsur yang segolongan dan berdekatan mempunyai sifat yang mirip, sedangkan
yang jauh dan tak segolongan mempunyai sifat yang berbeda. Oleh sebab itu, pembahasan kimia
unsur lebih didasarkan atas golongannya.
Dari sistem periodik diketahui bahwa ada 90 buah unsur yang terdapat di alam dan ditambah
belasan unsur buatan. Perbandingan berat atau jumlah atom unsur tersebut beragam, ada yang
besar, sedang dan kecil. Ditinjau dari jumlah atomnya, kulit bumi mengandung O (46,6 %), Si
(27,1 %), Al (8,1 %), Fe (5 %), Ca (3,6 %), Na (2,8 %), K (2,8 %), Ag (2,1 %), Ti (0,40 %), H
(0,22 %), C (0,19 %), dan yang lain lebih kecil dari 0,1 %. Unsur tersebut terdapat dalam
berbagai senyawa, dan sebagian kecil dalam bentuk bebas.
BAB II
ISI
1. Unsur Alkali
1.1 Kelimpahan di Alam
Logam alkali yang banyak di kulit bumi adalah natrium dan kalium, sedangkan litium, rubidium,
dan cesium jauh lebih kecil. Fransium (Fr) sebagai unsur ke enam golongan alkali tidak stabil
(radioaktif) dengan waktu paro 21 menit, sehingga sulit dipelajar. Diperkirakan hanya sekitar 30
g fransium di kulit bumi. Karena kereaktifannya, unsur alkali tidak ditemukan dalam keadaan
bebas di alam, tetapi sebagai ion positif (L +) dalam senyawa ion. Kebanyakan senyawanya larut
dalam air sehingga logam ini banyak terdapat di air laut.
Li Na K Rb Cs
Bentuk Kristal Kbb Kbb kbb kbb kbb
Kerapatan (g/cm ) 3
0,534 0,97 0,87 1,53 1,873
Titik lebur ( C) o
179 97,9 63,7 38,5 28,5
Titik didih ( C) o
1317 884 760 668 705
Energi sublimasi 155,1 108,7 90,0 85,81 78,78
(kj/mol 25 C) o
5,392 5,139 4,343 4,177 3,894
Energi ionisasi I (eV) 152 185 231 246 263
Jari-jari atom (pm) 90 116 152 166 188
Jari-jari ion (pm) 515 406 322 293 264
Kalor hidrasi M (kj mol -
-3,040 -2,714 -2,931 -2,925 -3,08
1
)
E ( ) (volt)
o M+
/M
Unsur alkali merupakan logam yang paling reaktif yang disebabkan oleh energy ionisasinya yang
rendah sehingga mudah melepas electron.Kereaktifan meningkat dari atas ke bawah (dari Litium
ke Fransium). Reaksi-reaksi kimia logam alkali sebagai berikut :
1) Reaksi dengan air pada suhu 25 oC membentuk basa dan gas hydrogen yang mudah
menguap.
2L(s) + 2H2O → 2LOH(aq) + H2(g)
2) Reaksi dengan hydrogen membentuk hidrida, yaitu suatu senyawa ion yang
hidrogennya memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) → 2LH(s)
2) Dalam jumlah kecil, alkali dapat dibuat di laboratorium dengan mereduksi ion alkali,
contohnya membuat cesium dengan reaksi
Ca (s) + 2CsCl (s) → CaCl2 (g) + 2Cs (g)
3) Logam cesium mudah menguap dan dipisahkan dengan mendistilasi campuran hasil
reaksi. Logam kalium dan natrium juga dapat dibuat dengan reaksi :
2KF + CaC2 → CaF2 + 2K + 2C
2NaN3 → 2Na + 3N2
c. Kegunaan Kalium
- Digunakan dalam sel fotolistrik
- Dalam bentuk kalium bromida (KBr) digunakan dalam fotografi, ukiran, litografi, dan
dalam bidang kedokteran sebagai obat penenang.
- Dalam bentuk kalium kromat dan kalium bikromat digunakan sebagai oksidator dalam
imdustri korek api dan petasan dalam penclupan tekstil, serta dalam penyamakan kulit.
- Dalam bentuk kalium iodida digunakan dalam fotografi untuk membuat emulsi gelatin
dan dalam bidang kedokteran untuk mengobati rematik dan aktivitas kelenjar tiroid yang
berlebih.
- Dalam bentuk kalium nitrat digunakan dalam korek api, bahan peledak, dan petasan serta
dalam pengawetan daging.
- Dalam bentuk kalium permanganat digunakan sebagai disinfektan dan obat pembunuh
kuman penyakit dan sebagai oksidator dalam beberapa rekasi kimia yang penting.
- Dalam bentuk kalium sulfat digunakan sebagai pupuk dan juga digunakan dalam
pembuatan tawas kalium
- Dalam bentuk kalium hidrogen tartrat digunakan dalam tepung kue dan dalam
kedokteran
- Dalam bentuk kalium karbonat digunakan dalam pembuatan kaca dan sabun
- Dalam bentuk kalium klorat digunakan sebagai oksidator dan digunakan dalam korek
api, petasan, serta bahan peledak. Sebagai disenfektan dan sebagai sumber oksigen.
- Dalam bentuk kalium klorida digunakan sebagai pupuk kalium dan juga digunakan
dalam pembuatan senyawa-senyawa kalium lainnya.
- Dalam bentuk kalium hidroksida digunakan dalam pembuatan sabun dan merupakan
pereaksi kimia yang penting.
d. Kegunaan Rubidium
- Digunakan dalam sel fotolistrik dan laju peluruhan radioaktif dan isotop rubidium-87.
- Digunakan dalam pembuatan umur geologi.
- Digunakan dalam pembuatan katalis tertentu
e. Kegunaan Sesium
- Digunakan dalam tabung hampa tertentu untuk menghilangkan sisa oksigen
- Dalam permukaan peka cahaya dari katoda sel fotolistrik untuk menghasilkan elektron.
- Isotop radio aktif sesium -137 digunakan dalam pembangkit energi atom dan dalam
penelitian bidang kedokteran dan industri.
Sifat Be Mg Ca Sr Ba Ra
Bentuk Kristal H H Kbm Kbm Kbb -
Kerapatan (g/cm3) 1,845 1,74 1,54 2,6 3,5 5
Titik lebur (oC) 1284 651 851 770 710 960
Titik didih (oC) 2507 1103 1440 1350 1500 1140
Energi sublimasi 319,2 150 192,6 164 175,6 130
(kJ mol 25oC)
-1
9,322 7,646 6,113 5,695 5,212 5,279
Energi ionisasi (eV) 111 160 197 215 217 -
Jari-jari atom (pm) 41 86 114 132 149 162
Jari-jari ion (pm) 2385 1940 600 1460 1320 -
Kalor hidrasi -1,85 -2,37 -2,87 -2,89 -2,90 -2,92
M (kJ mol )
2+ -1
Eo(M2+/M.V)
Oksida CaO.MgO dilarutkan dalam air laut (yang mengandung Mg2+), sehingga
terjadi reaksi :
CaO (s) + H2O → Ca2+ (aq) + 2OH- (aq)
MgO (s) + H2O → Mg(OH)2 (s)
Jika larutan bersifat basa, akan terjadi endapan Mg(OH)2 secara sempurna dan
disaring, kemudian dilarutkan dalam HCl sehingga menjadi MgCl 2. Setelah itu,
MgCl2 dicairkan dan dielektrolisis, sehingga didapat logam Mg.
MgCl2 (l) → Mg (l) + Cl2 (g)
Jika tidak ada dolomit, maka dipakai batu kapur yang bila dibakar akan terurai
sebagai berikut.
CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2 (g)
Kemudian CaO ditambah air laut (ada Mg2+)
CaO + H2O + Mg2+ → Ca2+ + Mg(OH)2 (s)
Padatan Mg(OH)2 disaring dan dilakukan seperti di atas untuk mendapatkan logam
Mg. secara komersial dibuat dengan reaksi :
MgO + C → Mg + CO
3) . Logam alkali dalam jumlah kecil dapat dibuat dengan mereduksi oksidanya
dengan logam pengoksidasi, seperti :
3BaO + 2Al → 3Ba + Al2O3
Kalsium, stronsium, dan barium sangat sedikit diproduksi, karena belum banyak
kegunaannya, tidak stabil dan bereaksi mudah dengan udara dan air. Ketiga unsur ini
dapat dibuat dengan mengelektrolisis cairan garam kloridanya.
2.4 Kegunaan dan Dampak Terhadap Lingkungan
2.4.1 Kegunaan
BERLIUM
1. Berilium digunakan sebagai agen aloy di dalam pembuatan tembaga berilium.
(Be dapat menyerap panas yang banyak). Aloy tembaga-berilium digunakan dalam
berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas panas, kekuatan
tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat serta tahan fatig
(logam). Kegunaan-kegunaan ini termasuk pembuatan: mold, elektroda pengelasan
bintik, pegas, peralatan elektronik tanpa bunga api dan penyambung listrik.
2. Karena ketegaran, ringan, dan kestabilan dimensi pada jangkauan suhu yang
lebar, Alloy tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan
pertahanan sebagai bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan tinggi,
peluru berpandu, kapal terbang dan satelit komunikasi.
3. Kepingan tipis berilium digunakan bersama pemindaian sinar-X untuk menepis
cahaya tampak dan memperbolehkan hanya sinaran X yang terdeteksi.
MAGNESIUM
Magnesium digunakan untuk membuat paduan logam (alies) terutama paduan
magnesium dengan alumunium. Aliase ini digunakan untuk bahan konstruksi pesawat
terbang dan mobil karena aliase ini kuat, ringan, tahan korosi serta tahan asam dan
basa.
KALSIUM
berterusan.
BARIUM
Logam ini digunakan sebagai œgetter dalam tabung vakum. Senyawa-senyawa yang
penting adalah peroksida, klorida, sulfat, nitrat dan klorat.
2.4.2 Dampak
BERLIUM
Berilium sangat berbahaya jika terhirup. Keefektivannya tergantung kepada
kandungan yang dipaparkan dan jangka waktu pemaparan. Jika kandungan berilium
di udara sangat tinggi (lebih dari 1000 μg/m³), keadaan akut dapat terjadi. Keadaan
ini menyerupai pneumonia dan disebut penyakit berilium akut. Penetapan udara
komunitas dan tempat kerja efektif dalam menghindari kerusakan paru-paru yang
paling akut.
Menelan berilium tidak pernah dilaporkan menyebabkan efek kepada manusia Karena
berilium diserap sangat sedikit oleh perut dan usus. Ulser dikesan pada anjing yang
mempunyai berilium pada makanannya. Berilium yang terkena kulit yang mempunyai
luka atau terkikis mungkin akan menyebabkan radang.
Pemamparan jangka masa panjang kepada berilium dapat meningkatkan risiko
menghidap penyakit kanker paru paru.
KALSIUM
Kekurangan kalsium dapat menyebabkan lesu, banyak keringat, gelisah, sesak napas,
menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, berak-berak, insomnia,
kram, dsb.
STONSIUM
Stonsium radioaktif dapat menyebabkan gangguan berbagai tulang dan penyakit ,
termasuk kanker tulang.
Tidak reaktif. sifat ini sudah dibahas sebelumnya. Sifat ini merupakan akibat dari
konfigurasi elektron unsur gas mulia yang sudah memenuhi kaidah oktet dan duplet
sehingga termasuk unsur yang stabil atau tidak reaktif.
Jari-jari atom. Jari-jari atom gas mulia bertambah seiring penambahan nomor
atomnya sehingga dari He sampai Rn jari-jarinya semakin bertambah besar.
Energi ionisasi. Energi ionisasi unsur golongan gas mulia berturut-turut mulai dari
He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn adalah 2377, 2088, 1527, 1356, 1176, 1042. Berdasarkan data
energi ionisasi tersebut menunjukkan bahwa energi ionisasi gas mulia dari He sampai
Rn semakin kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin kecil harga energi
ionisasi maka semakin reaktif unsur tersebut, oleh karena itu unsur-unsur seperti Kr
dan Xe sudah bisa dibuat senyawanya karena memiliki energi ionisasi yang kecil.
Sementara He, Ne dan Ar memiliki energi ionisasi yang besar sehingga sulit untuk
dibentuk dalam senyawanya. Reaksi-reaksi dan cara pereaksian pada Gas Mulia yaitu,
Nama senyawa yang
Gas Mulia Reaksi Cara peraksian
terbentuk
Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis
Ar(Argon) Ar(s) + HF → HArF Argonhidroflourida dan matriks Ar padat dan stabil pada
suhu rendah
Reaksi ini dihasilkan dengan cara
mendinginkan Kr dan F2pada suhu -
Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) → KrF2 (s) Kripton flourida
196 0C lalu diberi loncatan muatan
listrik atau sinar X
Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon, Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne),
krypton (Kr), dan xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh
sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses
destilasi udara cair. Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan
sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas
oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4 0C) tidak jauh beda dengan
titik didih gas oksigen (-182,8 0C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses
pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan
air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga
dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyain titik didih rendah
(-245,9 0C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak
mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2 0C) dan xenon (Tb = -108 0C) mempunyai titik didih yang lebih tinggi
dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi
utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan terpisah.
Di tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian
seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil
antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
−¿¿
PtF6 + O2 → (O2) + ( PtF 6)
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol,
harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Radon diperoleh dari peluruhan panjang unsure radioaktif U-238 dan peluruhan langsung Ra-
226. Rn bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paro yang pendek yakni 3,8 hari sehingga
cenderung cepat meluruh menjadi unsur lain. Radon belum diproduksi secara komersial.
4. Unsur Halogen
4.1 Kelimpahan Unsur di Alam
1. Fluorine
Fluor Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru
padatahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling
elektronegatif dan paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2),
berbau pedas, berwarna kuning muda dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass,
keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Adanya komponen
fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada
gigi. Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan fluorapatit Ca(PO4)3F.
dengan penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan diperoleh HF dan garam
Calsium sulfat. Selanjutnya lelehan asam florida di elektrolisis untuk menghasilkan gas
F2.
2. Klorin
Klor Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun1810.
Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawadan mineral
seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air,
mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput
lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.
Terdapat dalam senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2. Senyawa klorida ditemukan di
air laut dan garam batu/endapan garam yang terbentuk akibat penguapan air laut di masa
lalu. Setiap 1 kg air laut mengandung sekitar 30 gram NaCl. Proses untuk mendapatkan
unsure klorin adalah melalui elektrolisis larutan NaCl pekat (brine) akan menghasilkan
Cl2 pada anode dan gas H2, dan NaOH pada katode.
3. Bromin
Brom Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair berwarna
coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya berwarna
merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan
kerongkongan.Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna
merah, bersifa tkurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di air laut,
endapan garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar 4500 -
5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas.
4. Iodine
IodiumDitemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam.Padatan
mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperature biasa membentuk
gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukandalam air laut (air
asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,CCl4, dan CS2 tetapi
sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanyasatu yang stabil yaitu 127I
yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit,sedangkan uapnya dapat
melukai mata dan selaput lendir.
Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil pada
deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan
kadar sampai 100 ppm.
5. Astatine
Astatin Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil
pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR.
Corson,K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop
At(210)mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam
disbandingiodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar
halogen (AtI,AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk
molekul diatomseperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah
HAt danCH 3At.6. Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.
Iodium (I)
· Reduksi
Dengan menambah NaHSO3 ke dalam larutan NaIO3
2 IO3–(aq) + 5 HSO3 –(aq) —>3 HSO4 –(aq) +2 SO42–(aq) + H2O(l) + I2(aq)
Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Titik leleh 97,81 648,8 660,37 1,410 44,1 119,0 -101 -184,2
Titik didih 903,8 1,105 2467 2,355 280 44,67 -35 -185,7
Berdasarkan tebel tersebut, diketahui bahwa unsur Na, Mg, Al, Si, P, dan S berwujud padat pada
suhu ruangan karegafna unsur-unsur tersebut memilliki harga titik leleh dan titik didih di atas
suhu ruangan (250C). Unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki harga titik leleh dan titik
didih di bawah suhu ruangan.
“Dari kiri ke kanan, Sifat reduktor berkurang dan sifat oksidator bertambah”
Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsure-unsur periode ke tiga ini
dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.
Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium lebih lemah
dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air panas. Contoh :
Sedangkan silikon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga silicon
yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
2.3.2.2 Asam dan Basa
Unsur – unsur dalam satu periode makin ke kanan makin kuat menarik elektron. Jadi unsur
periode ketiga, “Semakin ke kanan, sifat basa makin berkurang, dan sifat asam makin
bertambah”. Sifat asam adalah sifat yang berkaitan dengan sifat nonlogam, sedangkan sifat basa
adalah sifat yang berkaitan dengan sifat logam.
Senyawa dengan struktur diatas dapat pula bertindak sebagai asam dengan memutuskan
ikatan MO-H sehingga berbentuk ion hidrogen ( H+ ).
1. Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan
larutan NaOH yang tak berwarna.
2. Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam uap
air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan
tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium ke
permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium
dan ini cenderung akan menghentikan reaksi. Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala
putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.
1. Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
2. Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.
3. Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium
foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan
alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah
dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi pembakaran dengan gas
oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur adalah sebagai berikut :
1. Natrium Oksida
Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang terpapar di
udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk oksida berwarna putih
yang disertai nyala berwarna kuning.
b. Unsur Magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida. Sekarang ini, Mg
juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO dengan karbon.
c. Unsur Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses ini
dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi karbon
dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang karbon yang dicelupkan dalam
campuran.
d. Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu tinggi.
e. Unsur Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam pembakaran
listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.
f. Unsur Belerang, cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada proses ini
pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai
menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar,
sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil,
sehingga terbentuk busa belerang yang keluar mencapai 99,5%.
g. Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan
proses elektrolisis
h. Unsur Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer mengandung 0.94%
Argon.
Kegunaan :
Bahaya : jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan meledak! Jika terjadi kontak
dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit telanjang, akan membentuk dan mulai larut melalui kulit.
Magnesium
Kegunaan:
Bahaya : Magnesium sangat mudah terbakar. Pada waktu terbakar, ia melepaskan kalor yang sangat besar
mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat menyilaukan dan dapat membutakan mata.
Alumunium
Kegunaan :
• Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika dipanaskan ,
dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan karbon akan menyebabkan pemanasan global.
Silikon
Kegunaan :
• Untuk membuat IC
Bahaya : Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan bentuk wajah
dan melumpuhkan beberapa otot wajah.
Fosfor
Kegunaan :
Bahaya : Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan terjadinya limbah
radioaktif.
Belerang
Kegunaan :
Bahaya : Belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian, sedangkan
dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
Klor
Kegunaan :
Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan bentuk cairnya
bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000
ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.
Argon
Kegunaan :
• Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
• Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya
Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas karena udara yang
mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.
2. Titanium (Ti), Unsur ini terdapat dalam mineralrutile (TiO2) yang terdapat dalam bijih besi sebagai
ilmenit (FeTi)2O3 dan ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang, silikat,bauksit batubara, dan
tanah liat.
4. Kromium (Cr), Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr2O2) dan sejumlah kecil
dalam kromoker.
5. Mangan (Mn), Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2), dan rodokrosit (MnCO3) dan
diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
6. Besi (Fe), Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa
kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam
bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida
menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Fe(s) + 2H+(aq) → Fe2+(aq) +
H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+. Sementara larutan asam
nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat reaksi lebih lanjut.
Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh
senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion
Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam
larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe2O3(coklat-merah) dan
FeCl3 (coklat).
7. Kobalt (Co) , Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai
smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit Co3(AsO4)2.8H2O.
8. Nikel (Ni), Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini, yaitu :
9. Tembaga (Cu), Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal).
Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit. Tembaga
(kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2)
(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).Semua senyawa Tembaga (I) bersifat
diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang berwarna merah), sedangkan semua senyawa
Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung ion Cu2+ berwarna
biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O
(biru), dan CuS (hitam).
10. Seng (Zn), Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), sebagai
senyawa karbonat kelamin (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
a. Sifat Logam
Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari 0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
atom (nm)
Titik leleh 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
(0C)
Titik 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
didih
(0 C)
Kerapatan 3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
(g/cm3)
E ionisasi 6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
I (kJ/mol)
E ionisasi 1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
II
(kJ/mol)
E ionisasi 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
III
(kJ/mol)
b. Sifat Kemagnetan
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-unsur
transisi bersifat paramagnetic (dapat ditarik oleh medan magnet) seperti : Sc, Ti, V, Cr dan Mn. Makin
banyak elektron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetiknya. Unsur yang
memiliki elektron berpasangan (Zn dan Cu) bersifat diamagnetik (tidak tertarik oleh medan magnet.
Unsur Fe, Co, Ni bersifat Ferromagnetik meski logam ini dijauhi medan magnet, tetapi induksi magnet
logam ini tidak hilang.
c. Warna Senyawa
Senyawa unsur transisi (kecuali skandium dan seng), memberikan bermacam warna baik padatan
maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d
yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi
perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyawa logam transisi. Senyawa dari
Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna
karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan elektron.
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat oksidasi.
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Adanya
bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Dengan
demikian, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih kecil dibanding
unsur golongan utama. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat
dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan
dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan
konfigurasi elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan
berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-
1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6.
Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan
zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya. Di
antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin
penting untuk unsur-unsur pada periode yang lebih besar.
b. Ion Kompleks
Ion pusat berfungsi sebagai akseptor pasangan elektron (asam lewis), sedangkan ligan berfungsi
sebagai donor pasangan elektron (basa lewis). Dengan demikian ion kompleks dapat terbentuk jika terjadi
ikatan antara ion pusat yang memiliki orbital kosong dan ligan yang memiliki pasangan elektron bebas.
Jika ligan menyumbangkan sepasang elektron disebut ligan unidentat, jika ligan menyumbangkan dua
pasang elektron disebut ligan bidentat, dan jika ligan menyumbangkan lebih dari satu atau dua pasang
elektron disebut ligan polidentat. Berikut adalah istilah yang terdapat dalam ion kompleks.
· Ion Pusat
Adalah asam lewis sebagai ekseptor (penerima) elektron dari ligan. Ion pusat adalah kation dan biasanya
ion logam transisi.
· Bilangan Koordinasi
Adalah jumlah donor atom yang terikat pada ion pusat/ menyatakan jumlah ligan, dimana bilangan
koordinasi suatu ion pusat sama dengan dua kali bilangan oksidasinya.
· Ligan
Adalah basa lewis yang memiliki pasangan elektron bebas atau memiliki pasangan elektron π (donor
sepasang elektron kepada ion pusat). Berikut ini adalah tabel beberapa jenis ligan beserta muatannya.
F- Floro -1 H- Hidro / -1
Hidrido
SH- Merkapto / -1
Sulfanido
Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+. Sementara larutan asam
nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat reaksi lebih lanjut.
Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh
senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion
Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam
larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan
FeCl3 (coklat).
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal). Tembaga umumnya
ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti kalkopirit (CuFeS2) dan kalkosit
(Cu2S). Logam Tembaga dapat diperoleh melalui pemanggangan kalkopirit, seperti yang dinyatakan
dalam persamaan reaksi di bawah ini :
Logam Tembaga dapat dimurnikan melalui proses elektrolisis (lihat materi Elektrokimia II). Logam
Tembaga memiliki koduktivitas elektrik yang tinggi. Dengan demikian, logam tembaga sering digunakan
sebagai kawat penghantar listrik. Selain itu, Tembaga juga digunakan pada pembuatan alloy (sebagai
contoh, kuningan, merupakan alloy dari Cu dan Zn),bahan pembuatan pipa, dan bahan dasar pembuatan
koin (uang logam).
Logam Tembaga bereaksi hanya dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat pekat panas (dikenal
dengan istilah aqua regia). Bilangan oksidasi Tembaga adalah +1 dan +2. Ion Cu+ kurang stabil dan
cenderung mengalami disproporsionasi dalam larutan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam bidang militer dan industri
pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan karena titanium lebih disukai daripada
aluminium dan baja. Aluminium akan kehilangan kekuatannya pada temperatur tinggi dan baja terlalu
rapat (mempunyai kerapatan yang tinggi).
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi
TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperatur tinggi yang bebas oksigen.
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2.
Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon diolah
lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum digunakan.
Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium
dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95% vanadium.
Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan pereduksi campuran silicon dan besi.
SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut.
SiO2(s) + CaO(s) CaSiO3
Krom merupakan salah satu logam yang terpenting dalam industri logam dari bijih krom utama yaitu
kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom.
Fe(CrO2)2(s) +4C(s) Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe2O3, magnetit Fe3O4, bahan tambahan batu gamping, CaCO3 atau
pasir (SiO2). Reduktor kokes (C).
Dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C.
Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api.
Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat pada penjelasan berikut.
Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 – 2.000 ton besi kasar dan 500 ton kerak (terutama CaSiO3).
Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3 ton gamping dapat menghasilkan 1 ton besi kasar.
Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi
dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan dengan cara pemanggangan, yaitu :
CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan
penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi
Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas hydrogen, menurut reaksi :
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.
Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel
di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:
1) Pengeringan
Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari
bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
2) Kalsinasi dan Reduksi
Kalsinasi dan reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian
nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
3) Peleburan
Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan
matte dan terak
4) Pengkayaan
Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi
di atas 75 persen.
5) Granulasi dan Pengemasan
Granulasi dan pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang
siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
g. Cara Pembuatan Tembaga
Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga.
Langkah-langkah pengolahan bijih tembaga adalah seperti skema berikut
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut :
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini
disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung
gelembung gas SO2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit
CuSO4 (aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai
electrode positif (anode) adalah tembaga blister.
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan mereduksi calamine dengan bahan-bahan
organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang
menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih
seng yang utama adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat)
dan franklinite (zine, manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya
adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan
arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.
Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk peralatan sukan (basikal,
bet besbol, senjata api, dan sebagainya) yang memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur
dengan aluminium.
3. Tahan panas
1. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per mobil
dan alat mesin berkecepatan tinggi
1. Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan
permukaannya tetap mengkilap.
2. Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
b. Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya
digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
b. Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
c. Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan vitamin B1.
a. Membuat baja
b. Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit,
paku, mesin, dan sebagainya.
a. Sebagai aloi
b. Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam sistem peramalan
cuaca
b. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
d. Sebagai katalis
b. Pelapis lampu TL
a. Karbon
b. Nitrogen
Campuran NO dan NO2 menyebabkan terjadinya hujan asam dan kabut yang mengakibatkan iritasi pada
mata dan tumbuhan menjadi kering. Selain itu hujan asam dapat merusak pH, perairan, dan bangunan.
c. Silikon
Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan bentuk wajah dan
melumpuhkan beberapa otot wajah.
d. Fosfor
Jika biji fosfor diolah menjadi menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan terjadinya limbah
radio aktif.
e. Belerang
Dalam belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian, sedangkan dalam
bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
f. Radon
Jika radon terhirup, akan tertinggal di paru-paru dan menyebabkan kanker paru-paru.
g. Aluminium
Dalam aluminium dapat merusak kulit , dalam bentuk bubuk dapak meledak di udara jika dipanaskan, dan
dalam bentuk Al2O3 jika direaksikan dengan karbon akan menyebabkan pemanasan global.
h. Krom
i. Mangan
Pada pengelasan baja dengan logam Mn akan dihasilkan asap, yang bersifat racun dan dapat mengganggu
sistem saraf pusat.
j. Logam Tembaga
Pada penambangan tembaga terdapat pasir sisa yang masih mengandung logam CO. Jika pasir sisa ini
dibuang ke perairan, maka akan membahayakan bagi organisme-organisme perairan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita ketahui dari sifat fisis dan kimianya. Sama seperti pada unsur-unsur dari
gas mulia dan halogen. Dari sifat fisis kita dapat mengetahui penampilan dari suatu unsur namun tanpa
melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari sifat kimianya kita dapat mengetahui reaksi-
reaksi yang dapat dialami oleh zat itu, seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan
sifat basa.
B. SARAN
Saran yang saya dapat berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tantang “Kimia Unsur” ini,
untuk dapat lebih baik dari makalah yang saya buat ini ialah dengan mencari lebih banyak refrensi dari
berbagai sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari
makalah ini.