Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA DASAR
PENGUKURAN PH

Disusun oleh :

Muhammad Chaidir Nasution

2207101010139

B-01

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita menggunakan banyak zat yang
bersifat asam atau basa. Baik untuk kebutuhan rumah maupun industri dan
teknis. Mulai dari menyikat gigi hingga mandi, berolahraga, makan dan
minum, semua aktivitas selalu mengandung asam dan basa.
Asam dan basa merupakan dua golongan kimia yang sangat penting,
asam dan basa telah dikenal sejak zaman dahulu. Istilah asam berasal dari kata
Latin acetum, yang berarti cuka. Istilah basa berasal dari bahasa Arab dan
berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Asam dan basa saling
menetralkan. Asam secara alami ada dalam buah-buahan. Misalnya, asam sitrat
yang ditemukan dalam buah jeruk memberikan rasa pedas pada jeruk.
Sehubungan dengan sifat asam dan basa mereka, larutan dibagi menjadi tiga
kelompok : asam, basa dan netral.
Sifat asam-basa suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur
pH-nya. PH adalah parameter yang digunakan untuk menunjukkan keasaman
suatu larutan. PH larutan asam kurang dari 7. PH larutan basa di atas 7. Di sisi
lain, larutan netral memiliki pH 7.
Mempelajari pH dan cara mengukur pH sangatlah penting. Solusi
bersifat asam atau sederhana. Indikator umumnya digunakan untuk mengukur
sifat dan pH larutan. Indikator tersebut antara lain kertas lakmus, larutan
fenolftalein, bromotimol biru, merah metil, dan orange metil.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa memahami bagaimana cara melakukan pengukuran pH.
2. Mengetahui cara menentukan pH larutan menggunakan kertas lakmus dan
indikator universal.
3. Mampu menentukan suatu larutan sebagai asam, basa, atau netral.
BAB II

ISI

2.1 Tinjauan Pustaka


Asam Bronsted didefinisikan sebagai zat yang dapat menyumbangkan
proton, dan basa Bronsted didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima
proton. Definisi ini umumnya cocok untuk membahas sifat dan reaksi asam dan
basa. Pengukuran pH didasarkan pada penggunaan elektroda sensitif pH
(biasanya kaca) dan elektroda lain sebagai referensi, mungkin dengan
komponen suhu, untuk memberikan sinyal ke rangkaian pH analyzer. Elektroda
pH menggunakan kaca sensor pH yang diformulasikan secara khusus yang
dihubungkan dengan larutan khusus yang menghasilkan potensial sebanding
dengan pH larutan (Ade, 2019).
Keasaman adalah tingkat asam dan basa dalam air, juga dikenal sebagai
hidrogen potensial (pH). pH adalah keasaman dan digunakan untuk
menggambarkan keasaman atau kebasaan suatu larutan. Skala pH keseluruhan
berkisar dari 1 hingga 14, dengan 7 dianggap netral. Larutan dengan pH di
bawah 7 disebut asam, dan larutan dengan pH di atas 7 disebut basa atau basa.
Asam dan basa adalah jumlah umum untuk memproses zat dalam industri dan
kehidupan sehari-hari (Jufriadi, 2019).
Sifat asam-basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan mengukur pH-
nya. pH adalah parameter yang digunakan untuk menggambarkan keasaman
suatu larutan. PH larutan asam kurang dari 7. PH larutan alkali di atas 7.
Larutan netral pH = 7 (Rizky, 2019).
Air minum umumnya memiliki pH sekitar 6 - 7, namun ada juga air
minum dengan pH 8 - 9 yang disebut air minum alkali. PH lebih besar dari 7
menunjukkan sifat korosi yang buruk. Semakin rendah nilai pH, semakin tinggi
sifat korosifnya. Air dengan pH di atas 7 cenderung membentuk kerak,
sehingga kurang efektif membunuh bakteri dan lebih efektif dalam kondisi
netral atau sedikit asam (Willy, 2021).
Untuk mengetahui kadar pH dalam tubuh, ini biasanya dilakukan
dengan dua cara: analisis gas darah dan strip lakmus. Analisis gas darah harus
mempertimbangkan beberapa faktor seperti gelembung udara, antikoagulan,
metabolisme, dan suhu untuk memantau perubahan pH. Tes dengan kertas
lakmus memiliki akurasi pengukuran yang terbatas dan dapat memberikan
pembacaan warna yang salah karena larutan sampel berwarna atau keruh.
Pengukuran ini bersifat kualitatif dan hasil yang diperoleh relatif tidak presisi
(Hanifah, 2020).
2.2 Cara Kerja
1. Alat dan Bahan
a) Alat
• Alat pH-meter elektroda
• Beaker glass
• Tissue
• Pipet volum
• Handscoon
b) Bahan
• Larutan buffer pH 4 dan pH 7
• Aquadest
• H2SO4
• NaOH
• Jeruk nipis
• Sabun
• Gula
• Garam
• Cuka

2. Prosedur Kerja
1. Percobaan 1
Sediakan 12 tabung reaksi dan isi dengan :
Air 10 tetes
Larutan jeruk nipis 10 tetes
Air sabun 10 tetes
Air gula 10 tetes
Air garam 10 tetes
Cuka 10 tetes
Alkohol 70 % 10 tetes
HCl (asam klorida) 10 tetes
H2SO4 (asam sulfat) 10 tetes
Air kapur 10 tetes
Larutan urea 10 tetes
NaOH (Natrium Hidroksida) 10 tetes

2. Celupkan lakmus berwarna merah pada masing-masing larutan


tersebut dengan meggunakan pinset, lalu perhatikan perubahan
warna yang terjadi.
3. Celupkan lakmus berwarna biru dengan pinset, lalu perhatikan
perubahan wara yang terjadi.
4. Setelah menggunakan kerta lakmus, gunakan indikator universal
untuk mengukur pH larutan tersebut.
5. Gunaka indikator universal dengan pinset, lalu perhatikan warna
yang ada pada ujung indikator universal.
6. Cocokkan rentangan warna indikator universal setelah dicelupkan
dengan rentangan warna indikator yang tertera pada kemasan
indikator.
7. Lakukan hal yang sama untuk semua larutan yang digunakan.
8. Catat setiap perubahan yang terjadi pada warna lakmus setelah
dicelupkan ke dalam larutan.
9. Catat juga nilai pH larutan tersebut.
10. Cocokkan setiap perubahan yang didapat da klasifikasi setiap larutan
termasuk asam, basa, atau netral.

a) Percobaan 2
1. Sediakan alat dan bahan.
2. Hubungkan elektroda ke alat pH meter.
3. Hidupkan alat pH meter pada posisi ON.
4. Bilas terlebih dahulu elektroda dengan aquadest, lap dega tissue.
5. Lakukan kalibrasi degan memasukkan elektroda ke dalam larutan
buffer yang telah diketahui nilai pH nya yaitu 4, tunggu sampai
pembacaa stabil.
6. Bilas kembali dengan aquadest, lap dengan tissue.
7. Kemudian ulangi langkah yang sama pada buffer pH 7.
8. Masukkan kembali elektroda ke dalam sampel yang ingin kita coba,
tunggu sampai pembacaan stabil. Catat pH yang terbaca, ulangi
sampai 5 kali.
9. Bilas kembali dengan larutan aquadest, lap dengan tissue.
10. Coba dengan menggunakan sampel yang sama dengan yang di atas
sebanyak 5 kali pengulangan juga, tunggu stabil dan catat pH yang
terbaca.
11. Bilas kembali dengan aquadest, lap dengan tissue.
12. Catat pH yang terbaca, lalu bandingkan dengan pengukuran pH
menggunakan indikator universal.
2.3 Hasil Pengamatan
a) Uji Prosedur 1
Reagen Hasil uji
Lakmus Lakmus Indikator
merah biru universal
Air Merah Biru 5
Larutan jeruk nipis Merah Merah 2
Air sabun Biru Biru 10
Air gula Merah Biru 6
Air garam Merah Biru 7
Cuka Merah Merah 1
Alkohol 70 % Merah Biru 5
Larutan urea Merah Biru 5
HCl (Asam Klorida) Merah Merah 1
H2SO4 (Asam Sulfat) Merah Merah 1
Air Kapur - - -
NaOH (Natrium Hidroksida) Biru Biru 14

b) Uji Prosedur 2
Reagen pH meter Indikator universal
H2SO4 - -
NaOH - -

2.4 Gambar Hasil Pengamatan


2.5 Pembahasan
Dari 11 sampel yang telah diuji pada praktikum ini, yaitu air, larutan
jeruk nipis, air sabun, air gula, air garam, cuka, alkohol 70 %, Larutan urea,
HCl, H2SO4, dan NaOH. Dimana masing-masing dinilai pH nya menggunakan
indikator lakmus merah dan lakmus biru. Setelah diukur dengan indikator
tersebut terdapat perubahan warna dan menentukan pH berdasarkan perubahan
warna.
Dalam menentukan pH larutan yang akurat dapat menggunakan gabungan
hasil percobaan dengan menggunakan beberapa indikator seperti metil merah,
metil orage, fenolftalein, dan sebagainya. Dari gabungan berbagai interval pH
larutan yang didapat akan mendapat nilai pH yang akurat.
1. Air
Air memerahkan kertas lakmus merah dan begitu pula sebaliknya .
Berdasarkan hasil warna yang muncul air merupakan larutan netral, namun
didapat pH air yaitu 5 dan  7 sehingga air yang digunakan pada praktikum
masuk ke dalam larutan yang bersifat asam.
2. Larutan jeruk nipis
Larutan jeruk nipis memerahkan kertas lakmus merah dan biru. Berdasarka
hasil warna yang muncul disimpulkan bahwa pH larutan jeruk nipis yaitu 2
dan  7sehingga larutan jeruk nipis dikategorikan sebagai asam.
3. Air sabun
Air sabun membirukan kertas lakmus merah dan lakmus biru. Berdasarkan
hasil warna yang muncul disimpulkan pH air sabun yaitu 10 sehingga air
sabun tergolong sebagai basa.
4. Air gula
Air gula memerahkan lakmus merah dan membirukan lakmus biru.
Berdasarka hasil warna yang muncul air gula tergolong netral namun
didapat pH air gula yaitu 6 yang mana tergolong asam lemah.
5. Air garam
Air garam memerahkan lakmus merah da membirukan lakmus biru serta
didapat nilai pH = 7, sehingga air garam digolongkan sebagai netral.
6. Cuka
Cuka memerahkan lakmus merah dan biru serta didapat nilai pH = 1,
sehingga cuka digolongkan sebagai asam kuat.
7. Alkohol 70 %
Alkohol 70 % memerahkan lakmus merah dan membirukan lakmus biru.
Berdasarkan hasil warna didapat alkohol merupakan larutan netral, namun
berdasarkan indikator universal pH alkohol = 5 yang merupakan asam
lemah.
8. Urea
Urea memerahka lakmus merah dan membirukan lakmus biru. Berdasarkan
hasil warna urea merupakan netral, namun berdasarkan indikator universal
urea memiliki pH = 5 dan tergolong asam lemah.
9. HCl
HCl memerahkan lakmus merah dan biru dan memiliki pH = 1 sehingga
tergolong sebagai asam kuat.
10. H2SO4
H2SO4 memerahkan lakmus merah dan biru, dan memiliki pH = 1 sehingga
tergolong sebagai asam kuat.
11. NaOH
NaOH membirulan lakmus merah dan biru serta didapat nilai pH = 14
sehingga tergolong sebagai basa kuat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarka praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan dalam
menentukan pH larutan dapat menggunakan berbagai indikator untuk menilai
keakuratan pH dari suatu larutan. Setiap laruta yang ditetesi indikator akan
menghasilkan beberapa interval yang kemudian dapat dipadukan sehingga
didapat nilai pH yang akurat.
Dari praktikum didapat larutan yang bersifat asam yaitu larutan jeruk
nipis, cuka, HCl dan H2SO4. Bersifat basa yaitu air sabun dan NaOH. Dan
yang tergolong netral yaitu air, air gula, air garam, alkohol 70 % dan urea.
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Rizky S; Ali, Muhammad. 2019. Alat Pengukur Warna Dari


Tabel Indikator Universal pH Yang Diperbesar Berbasis
Mikrokontroler Arduino.

Fajrin, Hanifah R; Zakiyyah, Ummu; Supriyadi, Kuat. 2020. Alat


Pengukur pH Berbasis Arduino.

Rukmana, Ade; Susilawati, Helfy; Galang, Galang. 2019. Pencatat pH


Tanah Otomatis.

Krisno, Willy; Nursahidin, Rahmad; Sitorus, Rosinta Y; Ananda, Fadela


R; Guskarnali, Guskarnali. 2021. Peentuan Kualitas Air Minum
Dalam Kemasan Ditinjau Dari Parameter Nilai pH da TDS.

Karangan, Jufriadi; Sugeng, Bambang; Sulardi, Sulardi. 2019. Uji


Keasaman Air Dengan Alat Sensor pH Di STT Migas Balikpapan.

Anda mungkin juga menyukai