PERCOBAAN 12
SENYAWA BIO ORGANIK: PROTEIN
Kelompok :5
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
IV DATA PENGAMATAN
No. Perlakuan Hasil Pengamatan Ket
PROTEIN
4.1 Larutan Asam Amino dan
Protein
a. Putih telur + 300 ml aquades Larutan tidak terlalu larut (-)
homogen dalam aquades dan
berwarna bening tetapi tidak
terlalu tercampur sempurna
danjika disaring dapat terpisah
b. Susu + 300 ml aquades Larutan larut homogen dalam (+)
aquades dan mengasilkan warna
putih agak transparan
V PEMBAHASAN
(Klein, 2020)
Saat reagen ninhidrin bereaksi dengan asam amino, terjadi
dekarboksilasi. Pertama, proses dehidrasi air menghasilkan gugus keton
yang kemudian bereaksi dengan gugus amino dari asam amino dan
membentuk imino acid. Terjadi dekarboksilasi molekul air mengion
menjadi OH-. Terjadi hidrolisis pada gugus imino yang kemudian
menghasilkan deaminasi asam amino dan ninhidrin-amina (-NH).
Deprotonasi α-karbon menghasilkan produk akhir senyawa berwarna
ungu dan molekul air (H2O). Mekanisme reaksi secara singkat terdapat
dalam gambar di bawah:
Gambar V-3 Uji Ninhidrin
(Bruice, 2016)
Apabila dilihat dari perbedaan hasil pada sampel pertama dan kedua,
makad apat disimpulkan bahwa pada larutan putih telur terdapat gugus
amino alpha yang dapat bereaksi dengan reagen ninhidrin, sedangkan
larutan susu tidak mempunyai gugus amino alpha sehingga tidak bereaksi
apa-apa dengan reagen ninhidrin.
(Klein, 2020)
(Klein, 2020)
IV.8Uji Sulfida
Uji Sulfida merupakan uji kualitatif terhadap protein. Uji sulfida
bertujuan untuk mengidentifikasi ikatan sulfida pada asam amino jenis
cysteine yang ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. Uji
sulfida ini menggunakan metode pengamatan kualitatif terhadap hasil
dari uji. Hasil positif dari uji sulfida adalah dihasilkan endapan berwarna
abu-abu atau hitam yang berasal dari timbal dan asam sulfat (H2SO4).
Adapun sampel yang digunakan dalam uji adalah hanya putih telur.
Praktikan diperintahkan untuk membuktikan apakah putih telur
mengandung cystein atau tidak dan menghasilkan nilai positif. Langkah
pertama yang dilakukan adalah praktikan memasukkan putih telur 1 ml
ke dalam tabung reaksi kemudian menambahkan katalis asam beberapa
tetes terlebih dahulu lalu disusul dengan penambahan timbal (II) asetat.
Setelah itu,praktikan melakuakn pemanasan terhadap
V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari berbagai macam uji kualitatif terhadap protein yang bertujuan
untuk mengidentifikasi suatu senyawa sekaligus untukmembuktikan sebuah
protein lewat pengamatan secara kualitatif. Uji-uji ini antara lain pada uji pertama
yang bertujuan untuk mengamati kelarutan protein dalam air dengan nilai positif
larutan tercampur secar homogen didapatkan susu larut dalam air sedangkan putih
telur tidak. Pada uji kedua yaitu uji biuret yang dilakukan terhadap putih telur dan
susu encer juga yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya ikatan peptida pada
sampel protein didapatkan bahwa putih telur dan susu encer sama sama yang
direaksikan dengan reagen biuret menghasilkan produk berwarna ungu kebiruan
yang berarti nilai positif serta terbukti bahwa putih telur dan susu merupakan
protein karena mempunyai ikatan peptida. Selanjutnya ke uji ketiga yaitu uji
ninhidrin untuk mengidentifikasi apakah sampel mempunyai gugus alpha-amino
atau gugus amino yang terbuka/bebas dengan nlai positif dari reaksi adalah
apabila didapatkan produk berwarn ungu kebiruan-biruan, kemudian
didapatkanlah hasil uji positif pada larutan putih telur saja, tidak dengan susu
yang tetap berwarna putih sehingga larutan susu bernilai negatif dan putih telur
benilai positif. Pada uji keempat yaitu uji presipitasi. Pada uji kelima yaitu uji
canthoprotein yang bertujuan untuk mengidentifiaksi adanya asma amino jenis
tirosin atau triptofan pada kedua sampel, putih telur dan protein, di mana asam
amino jenis ini mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu mempunyai cincin benzena
yang dapat bereaksi dengan reagen dari xanthoprotein, HNO 3, sehingag
didapatkan hasil uji positif berwarna kuning dengan ada padatan hasil reaksi dari
asam amino dan reagen. Dari uji sampel didapatkan kedua sampel larutan
menghasilkan produk akhir dengan warna kuning dan ada padatan sehinga kedua
sampel berniali positif. Pada uji keenam yaitu uji molisch yang bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya senyawa karbohidrat dalam larutan yang hasil positifnya
berupa larutan menjadi warna ungu yang artinya larutan mengandung karbohidrat
dan pada akhirnya didapatkan bahwa kedua sampel, putih telur dan susu, bernilai
negatif dengan warna merah muda yang mengidikasikan bahwa kedua sampel
tidak mengadung senyawa bio organik protein. Pada uji ketujuh yaitu uji Hopkin’s
Cole yang bertujuan untuk mengidentifikasi apakah sampel mempunyai gugus
amino triptofan atau tidak dengan indikasi nilai positifnya adalah dihasilkan
larutan yang terbagi menajdi dua bagian dan terdapat cincin ungu ditengah,s elain
itu niali akan negatif. Dari sampel yang ada, putih telur dan susu, didapatkan
bahwa hanya putih telur yang mengandung triptofan karena menghasilkan larutan
yang terbagi menjadi dua lapisan dan cincin warna ungu ditengah, tidak dengan
susu. Pada uji terakhir yaitu uji sulfida yang bertujuan untuk mengidentifikasi
asam amino cysteine yang mengandung gugus sulfur dan hasil positifnya akan
didapatkan produk keruh danterdapat endapan berwarna abu-abu atau hitam.
V.2 Saran
Daftar Pustaka
Bruice, P. Y. (2016). Organic Chemistry. Pearson Education.