Bab Bab IV 4
Bab 5 V
Kimia Unsur
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Peta Konsep
Unsur Sifat-Sifat Unsur Unsur
terdapat pada mempermudah untuk mempelajari
Unsur
Terdapatnya di Alam
Unsur
mengelompokkan unsur
Cara Mendapatkan/Memperoleh
- Reaktif - Tidak Diperoleh dalam Keadaan Bebas di Alam - Golongan IA, IIA, VIA, VIIA
- Tidak Reaktif - Dapat Diperoleh dalam Keadaan Bebas di Alam - Misalnya, He, Ne, ar, Au, Pt
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Natrium (Na) Sebagai NaCl banyak terdapat pada air laut, borak (Na2B4O7.10H2O), trona (Na2CO3.NaHCO3.2H2O), saltpeter (NaNO3), dan mirabilit (Na2SO4). Magnesium (Mg) Garam magnesium terdapat dalam air laut (0,13%), sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), magnesit (MgCO3), epsomit (MgSO4.7H2O), kieserite (MgSO4.H2O), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O), olivin {Mg, Fe)2SiO4, talk (Mg3(OH)2Si4O10), krisotil (Mg3(OH)4Si2O5) (asbestos), dan mika K+[Mg3(OH)2(AlSi3O10].
Besi (Fe)
Terdapatnya di alam sebagai hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), limonit (Fe2O3.H2O), siderit (FeCO3), sedikit pirit (FeS2, juga disebut fools gold).
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Pirit (Fe)
Kromit (Cr)
Ruby (Al)
Emas (Au)
Kuarsa (Si)
Krisokola (Cu)
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
B. Pengolahan Unsur
1. Pemisahan Secara Mekanik Digunakan untuk memisahkan unsur-unsur yang kelimpahannya di alam dalam keadaan bebas tidak berada sebagai senyawanya, seperti emas (Au), platina (Pt), dan intan (C). 2. Dekomposisi Termal
Digunakan untuk mendapatkan unsur dari bijihnya dengan pemanasan, contohnya perak (Ag).
3. Penggantian Suatu Unsur dengan Unsur yang Lain
Pada prinsipnya, suatu unsur dalam suatu senyawa dapat digantikan oleh unsur lain yang lebih reaktif. Contoh: Fe + Cu2+ Fe2+ + Cu Zn + Cd2+ Zn2+ + Cd
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
4. Reduksi pada Temperatur Tinggi a. Reduksi dengan Karbon 2 Fe2O3 + 3 C 4 Fe + 3 CO2 b. Reduksi dengan Logam Cr2O3 + Al 2 Cr + Al2O3 c. Reduksi Elektrolitik (Reduksi Dilakukan secara Elektrolisis) Na diperoleh secara elektrolisis lelehan NaCl. Al diperoleh secara elektrolisis Al2O3 dengan elektrolit kriolit. Pemurnian tembaga dilakukan dengan cara elektrolisis larutan CuSO4 dengan anode tembaga yang tidak murni.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
C. Sifat Unsur
1. Unsur Alkali Sifat-Sifat Umum Logam Alkali
Li Nomor atom Konfigurasi elektron Titik leleh (oC) Titik didih (oC) Rapat jenis (20 oC, g/cm3) Jari-jari ion (1012 m) Jari-jari atom (1012m) Energi ionisasi I (kJ/mol) Energi ionisasi II (kJ/mol) Eo, L L+ + e (V) Elektronegativitas 3 179 1.336 0,54 60 123 520 7.296 3,05 1,0 Na 11 98 883 0,97 95 157 496 4.563 2,71 1,0 19 [Ar]4s1 63 762 0,86 133 203 419 3.069 2,92 0,9 K Rb 37 [Kr]5s1 39 700 1,53 148 216 403 2.650 2,49 0,9 Cs 55 [Xe]6s1 28 670 1,90 169 235 376 2.420 3,02 0,9 Fr 87 [Rn]7s1 370 2.170
[He]2s1 [Ne]3s1
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Beberapa Reaksi Logam Alkali 1) Semua logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen, halogen, oksigen, belerang, dan fosforus. 2 M(s) + H2(g) 2 MH(s) (senyawa hidrida) 2) Litium dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk nitrida. 6 Li(s) + N2(g) 2 Li3N(s) (nitrida)
3) Reaksi dengan air menghasilkan basa dan gas hidrogen. Reaksi ini bersifat eksotermis. 2 M(s) + H2O(l) 2 MOH(aq) + H2(g)
Reaksi air dengan:
(a) litium, (b) natrium/sodium, (c) kalium/potassium.
(a) (b) (c)
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
natrium
kalsium
litium
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Konfigurasi elektron
Titik leleh (oC) Titik didih (oC) Rapat jenis (20 oC, g/cm3)
[He]2s2 [Ne]3s2
1.280 2.970 1,86 651 1.107 1,75
[Ar]4s2
851 1.487 1,55
[Kr]5s2
800 1.366 2,6
[Xe]6s2
725 1.637 3,59
[Rn]7s2
700 1.140 5,0
89
31 899 1.757
136
65 738 1.450
174
99 590 1.146
191
113 549 1.064
198
135 503 965
509 978
Eo, L L+ + e (V)
1,85
2,37
2,87
2,89
2,91
2,92
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Jari-jari atom maupun jari-jari ion yang isoelektronis (jumlah elektronnya sama) golongan alkali tanah lebih kecil dibanding alkali.
Kristal dari unsur-unsur golongan alkali tanah kerapatannya lebih besar sehingga kekerasan, titik leleh, dan titik didihnya lebih tinggi daripada golongan alkali. Logam golongan IIA merupakan reduktor yang cukup kuat meskipun kurang kuat bila dibanding logam golongan IA. Energi ionisasi golongan IIA lebih besar daripada golongan IA. Logam golongan alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan golongan alkali.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
b. Beberapa Reaksi Logam Alkali Tanah 1) Dengan halogen (X2), membentuk halida (X = F, Cl, Br, dan I). M + X2 MX2 2) Dengan oksigen, membentuk oksida, kecuali Ba juga menghasilkan BaO2. 3) Dengan belerang, membentuk sulfida, juga dengan Se dan Te. M + S MS 4) Dengan nitrogen, membentuk nitrida (pada temperatur tinggi). 3 M + N2 M3N2 5) Dengan karbon, membentuk karbida, kecuali Be membentuk Be2C. M + 2 C MC2 Karbida ini dengan air membentuk basa dan gas asetilena (untuk mengelas).
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
6) Dengan hidrogen, membentuk hidrida (pada temperatur tinggi). M + H2 MH2 7) Dengan asam, membentuk gas H2. M(s) + 2 H+(aq) M2+(aq) + H(g) 8) Kecuali berilium, logam-logam alkali tanah dengan air membebaskan gas hidrogen. M + 2 H2O(l) M(OH)2 + H2(g) 9) Berilium dan oksidanya bersifat amfoter, dapat larut dalam asam maupun basa kuat. Be + 2 H2O + 2 OH [Be(OH)4]2 + H2(g) 10) Tes nyala logam alkali tanah memberikan warna yang khas. Magnesium : nyala sangat terang : merah Kalsium : merah bata Strontium Barium
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
d. Kesadahan Air : air yang tidak mengandung garam-garam Ca2+ maupun Mg2+. Air sadah : air yang mengandung garam-garam Ca2+ maupun Mg2+. mengandung garam-garam Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2. Sementara Hilang dengan pemanasan. Air lunak Air sadah
Tetap
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Kerugian penggunaan air sadah antara lain: 1) Mengurangi efektivitas pencucian dengan sabun. 2) Membentuk garam-garam kalsium dan magnesium yang sukar larut dalam air sehingga mengendap pada ketel atau pipa dan dapat menyumbat pipa. Cara untuk melunakkan air sadah: 1) Penambahan kapur (CaO) dan soda abu (Na2CO3). 2) Menggunakan resin penukar ion (Na+ untuk Ca2+ dan Cl untuk HCO3). Ion HCO3 terurai pada pemanasan membentuk CaCO3(s) .
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
3. Unsur Periode Ketiga Unsur-unsur periode ke-3 terdiri atas Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, dan Ar.
a. Sifat-Sifat Periodik
Sepanjang periode dari Na sampai Cl terjadi perubahan sifat:
1) Sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam bertambah 2) Sifat reduktor berkurang, sedangkan sifat oksidator
bertambah
3) Sifat kebasaan berkurang, sedangkan
pada Al dan S
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
b. Kekuatan sebagai Reduktor dan Oksidator >> Kekuatan reduktor bertambah dari kanan ke kiri.
Na
Mg
Al
Si
Cl
Ar
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
2) Silikon (Si) Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi ditemukan dalam senyawanya. Silikon dioksida (SiO2) biasa disebut silika, banyak ditemukan sebagai pasir dan quartz, membentuk jaringan makromolekul struktur tiga dimensi sehingga titik lelehnya tinggi. SiO2 tidak berwarna, tetapi adanya campuran sedikit logam dapat memberikan warna seperti amethyst (violet), rose quartz (merah muda), smoky quartz (cokelat), dan citrine (kuning).
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
3) Fosforus (P)
Fosforus tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam, sebagian besar terdapat sebagai fosfat seperti batuan. Mempunyai beberapa bentuk alotrop, antara lain fosforus putih dan fosforus merah. Fosforus putih mendidih pada 280 oC membentuk uap P4 yang terdisosiasi di atas 700 oC membentuk P2. Pemanasan fosforus putih sampai 260 oC menggunakan katalis iodin atau belerang membentuk fosforus merah yang amorf. Fosforus putih sangat reaktif, beracun, mudah
menguap, dan larut dalam pelarut nonpolar. Fosforus merah tidak reaktif, kurang beracun, dan tidak larut dalam banyak pelarut. Fosforus putih jika bersentuhan dengan udara, dapat menyala dan jika tersentuh kulit, menyebabkan luka bakar.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
4) Belerang (S) Belerang di alam dapat berada dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa. Belerang mempunyai alotrop, yaitu rombis dan monoklin. Pada temperatur kamar yang stabil, belerang berbentuk rombis yang mempunyai rumus molekul S8. Jika dipanaskan di atas 120 oC kemudian didinginkan perlahanlahan, akan terbentuk kristal belerang monoklin (titik leleh 119 oC).
Belerang rombis
Belerang monoklin
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
4. Halogen Unsur-unsur halogen meliputi fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I), dan astatin (At). Istilah halogen berasal dari Yunani yang berarti pembentuk garam. Di alam, tidak pernah didapatkan dalam keadaan bebas sebagai unsurnya, tetapi selalu terdapat sebagai garamnya akibat besarnya kereaktifan unsur-unsur golongan halogen. Astatin bersifat radioaktif. Dalam keadaan bebas, berada dalam bentuk molekul diatomik (F2, Cl2, Br2, dan I2). Semua unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2p5 pada kulit terluarnya.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Keteraturan sifak fisik halogen: 1. 2. 3. 4. Dari atas ke bawah, titik didih dan titik leleh halogen makin tinggi Harga energi ionisasi halogen dari atas ke bawah makin kecil. Dari atas ke bawah, harga energi ikatan halogen makin kecil. Urutan kekuatan oksidator halogen: F2 > Cl2 > Br2 > I2.
a. Asam-Asam Halogen 1) Asam Halogenida (HX) Semua asam halogenida (HX) berwujud gas, tidak berwarna, merangsang dan berbahaya, berikatan kovalen, serta bersifat polar. HX murni tidak dapat menghantarkan arus listrik, tetapi larutannya dalam air bersifat elektrolit.
HF dapat bereaksi dengan kaca (SiO2) dan dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga memiliki titik didih yang tinggi.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
2) Asam Oksihalogen Unsur-unsur halogen (kecuali F) dapat membentuk asam-asam yang mengandung oksigen (asam oksihalogen) dengan bilangan oksidasi +1, +3, +5, dan +7. Asam-asam oksihalogen dan garam-garamnya merupakan oksidator kuat. Makin tinggi bilangan oksidasi halogen pada asam oksihalogen, makin besar kestabilannya terhadap pemanasan, tetapi kekuatan oksidatornya berkurang. Urutan kekuatan asam: HXO4 > HXO3 > HXO2 > HXO HClO4 > HBrO4 > HIO4 HClO3 > HBrO3 > HIO3 HClO > HBrO > HIO
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
b. Kegunaan, Terdapatnya dan Cara Memperoleh Halogen 1). Fluorin (F) a) Kegunaan - Freon-11 (CFCl3) dan freon-12 (CF2Cl2) dipergunakan sebagai zat pendingin dalam AC. - Teflon untuk wajan. - HF untuk mengukir kaca. b) Terdapatnya Mineral fluorit (CaF2), kriolit (Na3AlF6), dan fluoroapatit, CaF2.3Ca3(PO4)2. c) Cara memperoleh - Oksidasi fluoridanya karena F2 merupakan oksidator yang sangat kuat. - Elektrolisis lelehan campuran KF dan HF.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
2) Klorin (Cl) a) Kegunaan Pembuatan bromin (sebagai pengelantang) dan mensterilkan air minum serta bahan dasar untuk pemutih, karet sintetis, DDT, CCl4, hipoklorit, klorat, dan perklorat.
b) Terdapatnya
Berupa gas berwarna kuning kehijauan dan merupakan gas yang beracun, NaCl dalam air laut, sebagai mineral halit (NaCl), sylvit (KCl), dan karnalit (KCl.MgCl2.6H2O). c) Cara Memperoleh Secara industri dan laboratorium.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
3) Bromin (Br)
a) Kegunaan Zat oksidator dalam sintesis zat organik. AgBr untuk pelat fotografi dan film. Etilena bromida (C2H4Br2) untuk mempertinggi efisiensi TEL sebagai antiketukan (anti knocking). b) Terdapatnya Dalam keadaan bebas, bromin berwujud cair, berwarna cokelat kemerah-merahan, dan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada temperatur kamar. Di alam, sebagai bromida (AgBr atau alkali bromida). Air laut mengandung bromida sebagai MgBr2. c) Cara Memperoleh Oksidasi bromida dalam air laut dengan klorin
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
4) Iodin (I) a) Kegunaan Larutan iodin dalam alkohol (yodium tingtur) sebagai disinfektan dan antiseptik. Kekurangan iodin (yodium) dapat mengakibatkan gondok b) Terdapatnya Dalam keadaan bebas, iodin berwujud padat dan berwarna ungu. Sebagai iodida dalam air laut terutama dalam lumutlumut laut dan ditemukan sebagai iodat (IO3) yang bercampur dengan sendawa chili (NaNO3). c) Cara Memperoleh Oksidasi iodida (I) dengan gas klorin atau reduksi iodat (IO3).
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
5. Unsur Transisi a. Sifat-Sifat Unsur Transisi 1. Mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, meskipun ada juga yang hanya mempunyai satu macam. 2. Mempunyai kecenderungan yang kuat membentuk ion kompleks. 3. Senyawanya ada yang bersifat paramagnetik, tetapi ada pula yang bersifat diamagnetik. 4. Kebanyakan ion atau senyawanya berwarna. Hal ini disebabkan subkulit d hanya terisi sebagian elektron. 5. Titik leleh dan titik didihnya pada umumnya sangat tinggi. 6. Semua unsur transisi mempunyai sifat logam, seperti konduktor panas dan listrik yang baik.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
b. Ion Kompleks Ion kompleks tersusun dari ion logam sebagai ion pusat yang dikelilingi oleh beberapa ligan Ligan dapat berupa ion negatif atau molekul netral. Banyaknya ligan yang mengelilingi ion pusat disebut bilangan koordinasi. Muatan ion kompleksnya merupakan jumlah aljabar dari muatan ion pusat dan jumlah muatan ligan.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
antara ligan (mempunyai pasangan elektron bebas) dengan ion pusat (mempunyai orbital kosong, umumnya orbital d).
Sifat kemagnetan ion kompleks dipengaruhi oleh ada tidaknya
elektron tak berpasangan pada ion pusatnya (elektron pada orbital d).
Makin banyak elektron tak berpasangan, makin kuat pula sifat
paramagnetiknya.
Geometri ion kompleks ditentukan secara eksperimen.
Bab 2
Bab 3
Bab 4 Keterangan
Bab 5
Hasil Hibridisasi sp
Linear (lurus)
sp3 Tetrahedral
Segiempat planar
dsp3
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
3) Penamaan Ion Kompleks (IUPAC) 1. Disebutkan nama ligan. Jika terdapat beberapa ligan maka nama ligan diurutkan secara alfabetis tanpa memandang jumlahnya. 2. a. Penyebutan ligan anion diakhiri dengan akhiran o b. Penamaan ligan netral sesuai nama molekul netralnya. H2O : aqua NH3 : ammin (dua huruf m) c. Untuk ligan-ligan yang tidak sederhana, penamaannya biasa dituliskan dengan singkatan. anion oksalat (C2O42) disingkat ox 3. Banyaknya ligan dinyatakan dengan awalan di (2), tri (3), tetra (4), penta (5), heksa (6), terkadang dengan awalan bis, tris, tetrakis sebagai pengganti di, tri, dan tetra.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
4. Nama kompleks bermuatan negatif (anion) berakhiran at. Bilangan oksidasi ion pusat ditunjukkan dengan angka Romawi di dalam tanda kurung. Contoh penamaan kompleks. K2[CuCl4] K2[Pt(CN)4] [Ni(CO)4] Na2[Fe(CN)5NO] : Kalium tetraklorokuprat(II)
[Co(NH3)6](NO3)2 : Heksaamminkobalt(III) nitrat : Kalium tetrasianoplatinat(II) : Tetrakarbonilnikel(0) : Natrium pentasianonitrosilferat(III) (penulisan siano dalam bahasa Inggris cyano)
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
2. Unsur Alkali Tanah Kalsium(Ca) diperlukan oleh makhluk hidup untuk pembuatan tulang, gigi, dan kulit (cangkang). Magnesium (Mg) penting dalam klorofil, berperan sebagai katalis pada fotosintesis pengubahan CO2 dan H2O membentuk gula. Dalam bentuk garamnya, strontium (Sr) dan barium (Ba) digunakan untuk kembang api.
Aliase berilium (Be) dan tembaga (Cu) digunakan untuk membuat alat-alat industri.
Berilium oksida titik lelehnya tinggi (2.670 oC) sehingga digunakan untuk isolator listrik pada temperatur tinggi.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
3. Aluminium Alat-alat dapur, mobil, pesawat terbang dan tutup kaleng. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik sehingga digunakan untuk membuat kawat listrik. Untuk aliase: duralumin, magnalium, dan alnico. Alum atau tawas digunakan untuk mengendapkan kotoran pada pembersihan air. Zeolit atau permutit (Na2O.Al2O.2SiO2O) digunakan untuk melunakkan air sadah. Prinsip pengolahan aluminium adalah 1. Pemurnian Al2O3 dari bauksit 2. Elektrolisis Al2O3 dengan elekrolit kriolit cair
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
4. Fosforus (P) Fosforus penting untuk kehidupan, terutama dalam metabolisme tumbuhan dan binatang.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
5. Karbon (C) Unsur penting penyusun protein, karbohidrat, dan lemak Karbon dioksida (CO2) penting dalam fotosintesis, produksi pupuk urea, pembuatan softdrink, es kering (CO2 padat) untuk pendingin, dan bahan pemadam api. Grafit untuk pembuatan elektrode, baja, pensil, pengecoran logam, dan sebagai pelumas. Karbon aktif untuk pemurnian dan penghilangan warna gula dan bahan kimia yang lain, mengabsorpsi gas beracun dalam masker gas, dan untuk katalis beberapa reaksi.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
6. Nitrogen (N) Bahan pupuk, bahan peledak, untuk mengisolasi sistem dari kontak udara, dan pendingin. 7. Oksigen (O) Untuk respirasi bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Pembuatan TiO2 dari TiCl4. TiO2 digunakan sebagai zat pewarna putih pada cat dan kertas serta sebagai bahan pengisi pada plastik. Oksidasi NH3 dalam industri HNO3. Industri etilena oksida (axirane) dari etena. Sebagai oksidan dalam roket. Di rumah sakit untuk membantu pernapasan. Untuk pernapasan penyelam di laut. Untuk aerasi pengolahan limbah industri.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
8. Belerang (S) Belerang terutama digunakan untuk membuat asam sulfat. Asam sulfat banyak digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan amonium fosfat. Asam sulfat juga digunakan dalam refining minyak bumi, industri baja, aki, dan reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam industri cat, plastik, zat-zat yang mudah meledak, dan obat-obatan. 9. Silikon (Si) Silikon banyak digunakan terutama yang berhubungan dengan elektronika, seperti mikrokomputer dan kalkulator. Silikon sangat murni digunakan untuk membuat chip komputer
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
10. Besi (Fe) Pembawa oksigen dalam darah mamalia, burung, dan ikan (hemoglobin). Penyimpan oksigen dalam jaringan otot (mioglobin). Pembawa elektron dalam tumbuhan, hewan, dan bakteri (cytochromes), serta untuk transfer elektron dalam tumbuhan dan bakteri (feredoksin). Pembuatan baja Bahan baku pengolahan besi:
1. 2. 3. 4.
Bijih besi {hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4)}. Batu kapur (CaCO3) untuk mengikat zat-zat pengotor. Kokas (C) sebagai bahan reduktor. Udara untuk mengoksidasi C sehingga membentuk CO.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
11. Kromium (Cr) Penyepuhan (elektroplating). Aliase (paduan logam), misalnya nikrom (15% Cr, 60% Ni, dan 25% Fe). Stainless steel mengandung 72% Fe, 19% Cr, dan 9% Ni. Campuran baja agar ulet dan kuat.
Pelapis logam untuk melindungi terjadinya korosi dan memberikan tampilan yang berkilau. Kromium sebagai dikromat (Cr2O72) atau kromat (CrO42) digunakan secara luas sebagai zat oksidator.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
12. Tembaga (Cu) Untuk kawat penghantar listrik, pipa air karena tidak reaktif, aliase (misalnya perunggu), fungisida, dan herbisida. 13. Nikel (Ni) Untuk pembuatan aliase. Nikel memperbaiki kekuatan baja dan daya tahannya terhadap reaksi kimia. 14. Kobalt (Co) Pembuatan aliase dengan baja pada temperatur tinggi. Aliase ini penting untuk pembuatan mesin-mesin pembangkit gas dan baja yang berkecepatan tinggi seperti mesin bubut. Pembuatan pewarna keramik, gelas, dan industri cat.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
15. Titanium (Ti) dan Vanadium (V) Logam Ti dan aliasenya dengan Al digunakan dalam industri pesawat terbang. V2O5 digunakan sebagai katalis pada pengubahan SO2 menjadi SO3 dalam proses kontak pembuatan H2SO4. 16. Seng (Zn) Untuk melapisi besi agar tercegah dari perkaratan. Untuk aliase (brass merupakan aliase CuZn mengandung 20% 50% Zn). Sebagai elektrode negatif pada sel Leclance, sel merkurium, dan sel alkali. Sebagai bahan pewarna putih pada cat (ZnO).
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
17. Kadmium (Cd) Untuk melindungi baja dari korosi. Mengabsorpsi neutron dengan sangat baik sehingga digunakan untuk mengontrol reaktor nuklir. Untuk baterai kering nicad. Untuk pewarna kuning pada cat, tetapi sangat mahal (CdS). 18. Merkurium (Hg) Uap Hg untuk lampu jalan. Untuk ekstraksi emas dan perak sebagai amalgam. Fenil merkurium asetat dan senyawa organomerkurium yang lain bersifat fungisida dan germisida. Untuk pengisi termometer, barometer, dan manometer. Merkurium juga ditemukan dalam beberapa obat-obatan.