Anda di halaman 1dari 117

KIMIA

Untuk SMA Kelas X


Semester 2

E MODUL
KIMIA
Semester 2
untuk kelas 10 IPA

Disusun oleh:
Yuliana Ratnasari, S.Si.

SMA MARSUDIRINI BEKASI


disusun oleh :
Yuliana Ratnasari
KATA PENGANTAR

untuk kalangan
i
sendiri
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan
kasih-Nya kami dapat menyelesaikan Modul Kimia SMA Kelas X ini. Modul ini disusun sebagai
pelengkap dalam pelajaran Kimia di SMA Marsudirini Bekasi. Materi yang terdapat dalam modul ini
mengacu pada Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Semua materi yang ada diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh
setiap peserta didik dalam bidang kimia.
Penyajian materi bertujuan untuk memperkuat pemahaman konsep dasar kimia di kelas X.
Modul ini dilengkapi dengan daftar istilah penting (glosarium) untuk membantu peserta didik
menemukan istilah, konsep, teori, hukum, dan nama-nama penting. Selain itu, pada setiap akhir bab,
diberikan latihan-latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan uraian agar pemahaman konsep peserta
didik lebih baik. Lembar kerja siswa juga disediakan dalam berbagai format soal.
Modul ini akan terus disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan penulis
demi penyempurnaan modul ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberi kesempatan kami dalam membuat modul dan yang membantu proses penyelesaian modul
ini. Semoga modul Kimia untuk SMA kelas X ini dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dan rekan-
rekan guru kimia dalam mengembangkan pembelajaran ilmu kimia di SMA khususnya di SMA
Marsudirini Bekasi.

Bekasi, Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..... ii


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iii

BAB VIII LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT ................................... 1


A. PENGGOLONGAN LARUTAN BERDASARKAN DAYA HANTAR LISTRIK ... 1
B. TEORI ION SVANTE AUGUST ARRHENIUS ........................................................ 2
C. ELEKTROLIT KUAT DAN ELEKTROLIT LEMAH ............................................... 2
D. REAKSI IONISASI LARUTAN ELEKTROLIT ....................................................... 4
E. SENYAWA IONIK DAN SENYAWA KOVALEN POLAR .................................... 6
Uji Kompetensi ................................................................................................................... 8
Lembar Kerja Siswa ........................................................................................................... 15

BAB IX REAKSI REDOKS ................................................................................................... 20


A. PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI REDOKS ................................................... 21
B. BILANGAN OKSIDASI ............................................................................................. 24
C. REAKSI DISPROPORSIONASI DAN REAKSI KONPROPORSIONASI .............. 26
D. TATA NAMA SENYAWA BERDASARKAN BILANGAN OKSIDASI ................ 26
E. PENERAPAN KONSEP REAKSI REDOKS DALAM PENGOLAHAN LIMBAH
(LUMPUR AKTIF) ..................................................................................................... 27
Uji Kompetensi ................................................................................................................... 28
Lembar Kerja Siswa ........................................................................................................... 35

BAB X HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI ............................................... 36


A. TATANAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI ....................................... 36
B. HUKUM DASAR KIMIA ........................................................................................... 49
C. MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL RELATIF ………………... 59
D. KONSEP MOL ............................................................................................................ 62
E. STOIKIOMETRI SENYAWA .................................................................................... 74
F. STOIKIOMETRI REAKSI .......................................................................................... 78
Uji Kompetensi ................................................................................................................... 83
Lembar Kerja Siswa ........................................................................................................... 96
SOAL PENILAIAN AKHIR TAHUN .................................................................................. 102
GLOSARIUM ………………………………………………………………………………. 109
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 114

iii
BAB VIII
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Kompetensi Dasar :
3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya.
4.8 Membedakan daya hantar listrik berbagai larutan melalui perancangan dan pelaksanaan
percobaan.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat merancang dan melakukan percobaan daya hantar listrik untuk menyelidiki
sifat elektrolit beberapa larutan yang ada di lingkungan dan larutan yang ada di laboratorium serta
melaporkan hasil percobaan.
2. Peserta didik dapat mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonlektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
3. Peserta didik dapat menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat elektrolit suatu zat serta
menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar.

Materi Pembelajaran
A. PENGGOLONGAN LARUTAN BERDASARKAN DAYA HANTAR LISTRIK
Beberapa waktu yang lalu banyak daerah ditimpa musibah banjir karena curah hujan yang
sangat tinggi sehingga banyak menenggelamkan perumahan penduduk. Mensikapi kondisi banjir
yang lumayan tinggi tersebut, pihak PLN segera mengambil tindakan cepat dengan segera memutuskan
aliran listrik yang menuju ke arah transformeter (trafo) yang terendam air banjir. Tahukah Anda
mengapa pihak PLN mengambil tindakan tersebut? Apakah air dapat menghantarkan arus listrik
sehingga dapat membahayakan penduduk? Menurut pemikiran Anda, kira-kira kriteria air (larutan)
yang bagaimana yang dapat menghantarkan arus listrik? Apakah semua larutan dapat menghantarkan
arus listrik?
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, coba Anda perhatikan data
ekperimen uji daya hantar listrik terhadap beberapa larutan di bawah ini.

Tabel 8.1 Data Eksperimen Uji Daya Hantar Listrik Beberapa Larutan
No. Larutan yang Diuji Rumus Kimia Pengamatan
Nyala Lampu Elektrode
1. Asam sulfat H2SO4 menyala terang ada gelembung gas
2. Natrium hidroksida NaOH menyala terang ada gelembung gas
3. Asam cuka CH3COOH tidak menyala ada gelembung gas
4. Amonium hidroksida NH4OH tidak menyala ada gelembung gas
5. Larutan gula C12H22O11 tidak menyala tidak ada gelembung
6. Larutan urea CO(NH2)2 tidak menyala tidak ada gelembung
7. Garam dapur NaCl menyala terang ada gelembung gas

Dari data tabel 8.1, tampak bahwa:


1. Arus listrik yang melalui larutan asam sulfat, natrium hidroksida, dan garam dapur dapat menyebabkan
lampu menyala terang dan timbul gas di sekitar elektrode. Hal ini menunjukkan bahwa larutan
asam sulfat, natrium hidroksida, dan garam dapur memiliki daya hantar listrik yang baik.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 1


2. Arus listrik yang melalui larutan asam cuka dan amonium hidroksida menyebabkan lampu tidak
menyala, tetapi pada elektrode timbul gas. Hal ini menunjukkan bahwa larutan asam cuka dan
amonium hidroksida memiliki daya hantar listrik yang lemah.
3. Arus listrik yang melalui larutan gula dan larutan urea tidak mampu menyalakan lampu dan juga
tidak timbul gas pada elektrode. Hal ini menunjukkan bahwa larutan gula dan larutan urea
tidak dapat menghantarkan listrik.
Berdasarkan keterangan di atas, maka larutan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, disebut larutan elektrolit. Contoh: larutan asam
sulfat, natrium hidroksida, garam dapur, asam cuka, dan amonium hidroksida.
2. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, disebut larutan nonelektrolit. Contoh:
larutan gula dan larutan urea.

B. TEORI ION SVANTE AUGUST ARRHENIUS


Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit
tidak dapat menghantarkan arus listrik?
Penjelasan tentang permasalahan di atas pertama kali dikemukakan oleh Svante August
Arrhenius (1859 – 1927) dari Swedia saat presentasi disertasi PhD-nya di Universitas Uppsala tahun
1884. Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang
berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion yang bermuatan positif
disebut kation, dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Peristiwa terurainya suatu elektrolit
menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-
ion inilah yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat
nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk
molekul yang tidak bermuatan listrik. Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam larutannya terurai
menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.
2. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat nonelektrolit dalam
larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan
listrik.
Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena telah
terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.
Zat nonelektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik
karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.

C. ELEKTROLIT KUAT DAN ELEKTROLIT LEMAH


Berdasarkan kuat-lemahnya daya hantar listrik, larutan elektrolit dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
a. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang mengalami ionisasi sempurna.
Indikator pengamatan: lampu menyala terang dan timbul gelembung gas pada elektrode.
Contoh: larutan H2SO4, larutan NaOH, dan larutan NaCl.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 2


Gambar 8.1 Ilustrasi partikel dalam larutan hidrogen klorida dan larutan natrium klorida.

b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit ionisasi (terion tidak
sempurna).
Indikator pengamatan: lampu tidak menyala atau menyala redup dan timbul gelembung gas pada
elektrode.
Contoh: larutan CH3COOH dan larutan NH4OH.

Gambar 8.2 Ilustrasi partikel dalam larutan asam asetat.

Bagaimana perbedaan HCl dan CH3COOH ketika dilarutkan dalam air?


Jika HCl dilarutkan dalam air, hampir seluruh molekul HCl akan terurai membentuk ion H+ dan
ion Cl–. HCl terionisasi sempurna.
HCl(aq) → H+(aq) + Cl– (aq)
CH3COOH di dalam air, tidak terionisasi sempurna tetapi hanya sebagian, CH3COOH sekitar
0,4% molekul yang terionisasi. Artinya jika CH3COOH dilarutkan dalam air, jumlah ion H+ dan
ion CH3COO– masing-masing hanya 0,004 bagian dari asam asetat mula-mula.
CH3COOH(aq) H+ (aq) + CH3COO–(aq)
Berdasarkan uraian di atas, kekuatan daya hantar listrik dari larutan elektrolit bergantung dari
jumlah ion-ion yang ada dalam larutan.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 3


Secara umum, perbedaan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah dapat disimpulkan
sebagai berikut.

Tabel 8.2 Perbedaan Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah


No. Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah
1. Dalam larutan terionisasi sempurna Dalam larutan terionisasi sebagian
2. Jumlah ion dalam larutan sangat banyak Jumlah ion dalam larutan sedikit

3. Menunjukkan daya hantar listrik yang kuat Menunjukkan daya hantar listrik yang lemah

4. Derajat ionisasi mendekati 1(α=1) Derajat ionisasi kurang dari 1 (α < 1)

Gambar 8.3 Perbedaan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Kuat, Lemah, dan Nonelektrolit

D. REAKSI IONISASI LARUTAN ELEKTROLIT


Berdasarkan keterangan sebelumnya telah kita ketahui bersama bahwa larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik karena dapat mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan
listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan
listrik. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah bagaimana cara menuliskan reaksi ionisasi larutan
elektrolit? Silakan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi berikut ini.
Kita dapat dengan mudah menuliskan reaksi ionisasi suatu larutan elektrolit hanya dengan
mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi larutan elektrolit. Anda harus memahami pedoman
tersebut jika ingin bisa menuliskan reaksi ionisasinya.
Pedoman penulisan reaksi ionisasi sebagai berikut.
1. Elektrolit Kuat
a. Asam Kuat
HxZ(aq) → xH+(aq) + Zx–(aq)
Contoh :
• HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
• H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42–(aq)
• HNO3(aq) → H+(aq) + NO3–(aq)

b. Basa Kuat
M(OH)x(aq) → Mx+(aq) + xOH–(aq)
Contoh :
• NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
• Ba(OH)2(aq) → Ba2+(aq) + 2OH–(aq)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 4


• Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH–(aq)

c. Garam
MxZy(aq) → xMy+(aq) + yZx–(aq)
Contoh :
• NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq)
• Na2SO4(aq) → 2Na+(aq) + SO42–(aq)
• Al2(SO4)3(aq) → 2Al3+(aq) + 3SO42–(aq)

2. Elektrolit Lemah
a. Asam Lemah
HxZ(aq) xH+(aq) + Zx–(aq)
Contoh :
• CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO–(aq)
• H2SO3(aq) 2H+(aq) + SO32–(aq)
• H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43–(aq)
b. Basa Lemah
M(OH)x(aq) Mx+(aq) + xOH–(aq)
Contoh :
• NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH–(aq)
• Al(OH)3(aq) Al3+(aq) + 3OH–(aq)
• Fe(OH)2(aq) Fe2+(aq) + 2OH–(aq)

Penguraian senyawa elektrolit menjadi ion-ionnya disebut reaksi ionisasi. Contohnya NaCl
yang terdiri dari ion-ion Na+ dan Cl–, mula-mula berbentuk kristal padat. Setelah dilarutkan dalam air
terurai menjadi ion-ion Na+ dan Cl– seperti pada gambar 8.4.

Gambar 8.4 Pelarutan NaCl dalam air

Persamaan reaksinya ditulis


H2O
NaCl(s) Na+(aq) + Cl–(aq)
NaCl padat ion Na+ ion Cl‒ dalam air

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 5


E. SENYAWA IONIK DAN SENYAWA KOVALEN POLAR
Pada pelajaran ikatan kimia telah dipelajari bahwa berdasarkan jenis ikatannya, senyawa
kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu senyawa ionik dan senyawa kovalen. Masih ingatkah
Anda apa yang dimaksud dengan senyawa ionik dan senyawa kovalen? Sekarang perhatikan kembali
data eksperimen uji daya hantar listrik beberapa larutan di halaman depan!
Dari tabel 8.1 diketahui bahwa larutan H2SO4, NaOH, CH3COOH, NH4OH, dan NaCl termasuk
larutan elektrolit. Padahal telah diketahui bahwa NaCl adalah senyawa yang berikatan ion (senyawa
ionik), sedangkan HCl, H2SO4, CH3COOH, dan NH4OH adalah kelompok senyawa yang berikatan
kovalen (senyawa kovalen). Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan listrik disebut senyawa
kovalen polar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa larutan elektrolit ditinjau dari jenis ikatan kimia senyawanya
dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
a. Senyawa Ion
NaCl merupakan senyawa ion. Jika kristal NaCl dilarutkan dalam air, maka ikatan antara ion
positif Na+ dan ion negatif Cl– terputus dan ion-ion itu berinteraksi dengan molekul air. Ion-ion ini
dikelilingi oleh molekul air. Peristiwa ini disebut hidrasi. Dalam keadaan terhidrasi, ion-ion bebas
bergerak di seluruh bagian larutan. Perhatikan ilustrasi proses hidrasi senyawa ion pada Gambar
8.5

Gambar 8.5. Proses hidrasi senyawa ion

Pelarutan NaCl dalam air dinyatakan dengan persamaan berikut:


H2O
NaCl(s) Na+(aq) + Cl–(aq)

Semua senyawa ion merupakan zat elektrolit sebab jika larut dalam air dapat menghasilkan
ion-ion. Pelarutan beberapa senyawa ion dalam air dari larutan dapat dilihat pada contoh
berikut.
H2O
KCl(s) K+(aq) + Cl–(aq)

H2O
Na2SO4(s) 2Na+(aq) + SO42‒(aq)

H2O
NH4Cl(s) NH4+(aq) + Cl–(aq)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 6


NaCl padat (kristal) tidak menghantarkan listrik karena ion-ionnya terikat kuat. Apabila NaCl
dilelehkan pada temperatur ± 800°C, ion Na+ dan Cl– akan dapat bergerak bebas sehingga
lelehan NaCl akan merupakan penghantar listrik yang baik.

b. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya bergabung melalui ikatan kovalen.
Senyawa kovalen polar antara lain terbentuk karena dua atom yang bergabung mempunyai
perbedaan keelektronegatifan yang besar. Contoh senyawa kovalen polar, diantaranya hidrogen
klorida, amonia, dan asam cuka. Senyawa senyawa ini dalam bentuk murni bukan penghantar
listrik yang baik, tetapi jika senyawa-senyawa tersebut dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan yang dapat menghantarkan listrik. Apakah yang menyebabkan hal tersebut terjadi? HCl
merupakan senyawa kovalen polar. Air juga merupakan molekul polar yang mempunyai kutub
positif dan negatif. Ketika HCl dilarutkan ke dalam air, terjadilah pembentukan ion, yaitu ion H+
dan ion Cl–.

Reaksi ionisasinya:
H2O
HCl(g) H+(aq) + Cl–(aq)
Pada proses tersebut semua molekul HCl berubah menjadi ion-ionnya. Beberapa senyawa kovalen
polar dapat terionisasi tetapi tidak sempurna,hanya sedikit ion yang dihasilkan pada saat pelarutan
maka larutan bersifat elektrolit lemah, contohnya HNO2 dan CH3COOH. Reaksi ionisasinya:
H2O
HNO2(l) H+(aq) + NO2–(aq)
H2O
CH3COOH(l) H+(aq) + CH3COO–(aq)

Selain proses pelarutan, larutan elektrolit ada yang dihasilkan akibat reaksi senyawa kovalen
dengan air sehingga membentuk ion-ion. Contohnya pada senyawa NH3 dan SO2. Reaksi :
NH3(g) + H2O(l) NH4+(aq) + OH–(aq)
SO2(g) + H2O(l) 2H+(aq) + SO32–(aq)

Daya hantar senyawa ion dan kovalen


Padatan (s) Lelehan (l) Larutan (aq) Gas (g)
Senyawa ion nonkonduktor konduktor konduktor nonkonduktor
Senyawa kovalen polar nonkonduktor nonkonduktor konduktor nonkonduktor
Senyawa kovalen nonkonduktor nonkonduktor nonkonduktor nonkonduktor
nonpolar

Contoh senyawa ion (logam + nonlogam)


• elektrolit kuat : NaCl, NaBr, CaCl2, BaCl2, dll
Contoh senyawa kovalen polar (nonlogam + nonlogam)
• elektrolit kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, dll
• elektrolit lemah : HNO2, H3PO4, H2SO3, NH3, H2S, CH3COOH, NH4OH, dll

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 7


Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Diketahui data percobaan daya hantar listrik air dari berbagai sumber berikut.
No. Jenis air Nyala lampu Pengamatan lain
1. Air laut Redup Ada gelembung
2. Air ledeng Tidak menyala Ada gelembung
3. Air danau Tidak menyala Ada gelembung
4. Air sumur Redup Ada gelembung
5. Air sungai Tidak menyala Ada gelembung
Kesimpulan yang diperoleh dari data tersebut adalah ....
A. air laut merupakan elektrolit
B. air sungai bersifat nonelektrolit
C. ada air yang bersifat elektrolit dan nonelektrolit
D. semua air dari berbagai sumber bersifat elektrolit
E. sifat elektrolit air tergantung pada jenis zat pelarut

2. Perhatikan beberapa zat berikut.


(1) Gula
(2) Garam
(3) Cuka
(4) Urea
(5) Pemutih
Zat yang larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik ditunjukkan oleh nomor ....
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (5)
C. (1), (4), dan (5)
D. (2), (3), dan (4)
E. (2), (3), dan (5)

3. Suatu zat padat dilarutkan ke dalam air dan ternyata larutan zat tersebut dapat menghantarkan arus
listrik. Pernyataan yang tepat untuk menjelaskan peristiwa ini adalah ....
A. Dalam air, zat padat tersebut terurai menjadi ionnya.
B. Dalam air, zat padat tersebut terurai menjadi atomnya.
C. Dalam air, zat padat tersebut terurai menjadi molekulnya.
D. Air menjadi mudah terionisasi jika ada zat padat di dalamnya.
E. Air menjadi konduktor listrik jika ada zat terlarut di dalamnya.

4. Diketahui data hasil pengujian daya hantar listrik berbagai zat berikut.
Jenis Daya hantar listrik
zat Padatan Lelehan Larutan
P Tidak menghantarkan Baik Baik
Q Tidak menghantarkan Tidak menghantarkan Baik
R Baik Baik (Tidak larut)
S Tidak menghantarkan Tidak menghantarkan Buruk
Elektrolit yang merupakan senyawa kovalen adalah ....
A. P dan Q
B. Q dan R

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 8


C. Q dan S
D. R dan S
E. hanya S

5. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.
Zat Lampu Pengamatan lain
1 Menyala terang Banyak gelembung
2 Menyala redup Banyak gelembung
3 Tidak menyala Sedikit gelembung
4 Tidak menyala Tidak ada gelembung
Pasangan zat yang digolongkan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berturut-turut adalah ....
A. 1 dan 3
B. 1 dan 4
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4

6. Larutan berikut yang diharapkan dapat menghantarkan listrik paling baik adalah ....
A. larutan urea 1 M
B. larutan asam cuka 0,1 M
C. larutan asam cuka 1 M
D. larutan H2SO4 0,1 M
E. larutan H2SO4 1 M

7. Pasangan larutan berikut yang merupakan pasangan elektrolit kuat dan nonelektrolit secara
berturut-turut adalah ....
A. KOH dan CO(NH2)2
B. HNO3 dan AgOH
C. AgCl dan KOH
D. HNO3 dan CH3COOH
E. CO(NH2)2 dan CH3COOH

8. Berikut yang merupakan pasangan larutan dan hasil uji elektrolit yang tepat adalah ....
A. CO(NH2)2, ada banyak gelembung gas
B. C2H5OH, lampu menyala terang
C. HCOOH, lampu menyala redup
D. HCl, tidak ada gelembung gas
E. NaOH, lampu menyala redup

9. Suatu larutan limbah diuji menggunakan alat uji elektrolit. Hasilnya lampu tidak dapat menyala,
tetapi terdapat sedikit gelembung gas. Larutan tersebut termasuk golongan ....
A. elektrolit kuat, karena tidak dapat menyalakan lampu
B. nonelektrolit, karena dapat menyalakana lampu
C. nonelektrolit, karena hanya menghasilkan gelembung gas
D. elektrolit kuat, karena hanya menghasilkan gelembung gas
E. elektrolit lemah, karena hanya menghasilkan gelembung gas

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 9


10. Diketahui identifikasi suatu larutan sebagai berikut.
1) Suatu larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik
2) Larutan tersebut merupakan pelarut yang biasa digunakan sebagai antiseptik
Larutan tersebut adalah ....
A. glukosa
B. etanol
C. asam klorida
D. natrium klorida
E. kalium hidroksida

11. Larutan asam sulfat dapat menghasilkan banyak gelembung gas di elektrode dan menghantarkan
arus listrik karena ....
A. terionisasi sebagian dalam larutan
B. mempunyai derajat ionisasi nol
C. merupakan larutan elektrolit lemah
D. terdapat molekul H2SO4 dalam larutan
E. terdapat ion H+ dan ion SO42– yang bergerak bebas

12. Pada konsentrasi yang sama larutan HCl memiliki daya hantar listrik lebih kecil dari larutan ....
A. HNO3
B. H2SO4
C. C6H12O6
D. CH3COOH
E. HCOOH

13. Diketahui suatu larutan dengan ciri-ciri berikut.


1) Pada uji daya hantar listrik, lampu menyala redup.
2) Pada uji daya hantar listrik terdapat gelembung gas.
3) Masih ada sisa molekul dalam larutannya.
Larutan yang dimaksud adalah ....
A. CH3COOH
B. H2SO4
C. NaCl
D. CO(NH2)2
E. C6H12O6

14. Suatu senyawa jika dilarutkan dalam air masih tetap dalam bentuk molekul. Hal tersebut berarti
senyawa tersebut ....
A. menghasilkan nyala lampu redup pada uji daya hantar listrik
B. mempunyai derajat ionisasi 0 < α < 1
C. merupakan senyawa nonelektrolit
D. menimbulkan gas pada elektrode
E. mengalami ionisasi sebagian

15. Pernyataan yang tepat untuk membedakan senyawa ion, kovalen polar, dan kovalen non-polar
berdasarkan kemampuannya menghantarkan arus listrik adalah ....
A. senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutannya
B. senyawa kovalen nonpolar dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutannya

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 10


C. senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk padatannya
D. senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk lelehannya
E. senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk lelehannya

16. Ciri-ciri suatu senyawa sebagai berikut.


1) Dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk lelehannya.
2) Senyawa tersebut dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk.
Senyawa yang sesuai dengan ciri-ciri di atas adalah ....
A. KCl
B. NaCl
C. H3PO4
D. CH3OH
E. CH3COOH

17. Pasangan antara senyawa, jenis, dan sifat senyawa berikut yang tepat adalah ....
Senyawa Jenis Senyawa Sifat Senyawa
A. HCl Senyawa ion Elektrolit kuat
B. KBr Senyawa ion Elektrolit kuat
C. H2CO3 Senyawa kovalen polar Elektrolit kuat
D. C6H12O6 Senyawa kovalen nonpolar Elektrolit lemah
E. HCOOH Senyawa kovalen polar Nonelektrolit

18. Perhatikan data fisis senyawa A dan B berikut.

Senyawa Titik Leleh Kelarutan dalam Daya Hantar Listrik


(°C) Air Larutan
A –25 Tidak larut Tidak Menghantarkan
B 2900 Larut Menghantarkan

Jenis ikatan senyawa yang terdapat dalam senyawa A dan senyawa B secara berturut-turut adalah
....
A. hidrogen dan ion
B. kovalen polar dan hidrogen
C. kovalen nonpolar dan ion
D. kovalen polar dan kovalen nonpolar
E. kovalen nonpolar dan kovalen polar

19. Pernyataan berikut yang benar tentang larutan CaCl2 memiliki daya hantar listrik lebih besar
daripada larutan NaCl adalah ....
A. larutan kalsium klorida memiliki derajat ionisasi lebih kecil daripada larutan natrium klorida
B. larutan kalsium klorida memiliki jumlah ion lebih banyak daripada larutan natrium klorida
C. larutan natrium klorida tidak terionisasi sempurna
D. larutan natrium klorida hanya menyalakan lampu secara redup
E. larutan kalsium klorida mampu mengalami ionisasi sebagian

20. Tersedia senyawa X di laboratorium. Seorang siswa menguji kelarutan senyawa X tersebut
dengan cara melarutkan dalam air dan benzena. Ternyata senyawa X tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam benzena. Jika senyawa X tersebut diuji daya hantar listriknya akan terjadi ....

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 11


A. lampu menyala terang dan gelembung gas banyak
B. lampu menyala redup dan gelembung gas banyak
C. lampu menyala redup dan gelembung gas sedikit
D. lampu tidak menyala dan gelembung gas banyak
E. lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas

21. Suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik apabila mengandung ....
A. elektron yang bergerak bebas
B. air yang dapat menghantarkan listrik
C. air yang terionisasi
D. logam sebagai penghantar listrik
E. ion-ion yang bergerak bebas

22. Perhatikan larutan-larutan berikut!


1) KCl 0,1 M
2) CaCl2 0,1 M
3) Fe2(SO4)3 0,1 M
Kekuatan elektrolit paling besar sampai yang paling kecil berturut-turut adalah nomor ....
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 2)
C. 2), 1), dan 3)
D. 3), 1), dan 2)
E. 3), 2), dan 1)

23. Diketahui larutan HCl 0,1 M dan H2CO3 0,5 M. Pernyataan yang tepat mengenai sifat daya hantar
listrik kedua larutan di atas yaitu ....
A. larutan H2CO3 merupakan larutan elektrolit kuat
B. larutan H2CO3 mempunyai derajat ionisasi α = 1
C. senyawa HCl terionisasi sebagian dalam larutan
D. uji elektrolit larutan HCl menghasilkan nyala lampu redup
E. larutan HCl menghantarkan arus listrik lebih baik dibandingkan H2CO3

24. Larutan H2SO4 di dalam air akan terionisasi dengan reaksi .....
A. H2SO4(aq) → H2+(aq) + 4SO42–(aq)
B. H2SO4(aq) → 2H+(aq) + 4SO42–(aq)
C. H2SO4(aq) → H2+(aq) + 2SO42–(aq)
D. H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42–(aq)
E. H2SO4(aq) → H2+(aq) + SO42– (aq)

25. Larutan natrium klorida dan larutan asam sulfat keduanya bisa menghantarkan listrik. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan tersebut adalah ....
A. bersifat basa
B. bersifat netral
C. mengandung ion
D. saling bereaksi
E. bersifat asam

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 12


26. Kemampuan menghantarkan arus listrik dalam larutan dapat dilihat dari harga derajat ionisasi. Di
bawah ini yang mempunyai harga derajat ionisasi terbesar adalah ....
A. larutan CO(NH2)2 0,1 M
B. larutan C6H12O6 0,1 M
C. larutan H2SO4 0,1 M
D. larutan CH3COOH 0,1 M
E. larutan C2H5OH 0,1 M

27. Berikut adalah hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.
Larutan Nyala Lampu Gelembung pada
Elektrode
1 Menyala terang Banyak
2 Menyala redup Banyak
3 Tidak menyala Sedikit
4 Tidak menyala Tidak ada
Dari data tersebut, pasangan yang termasuk elektrolit kuat dan elektrolit lemah berturut-turut
adalah nomor ....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4

28. Perhatikan gambar pengujian daya hantar beberapa larutan berikut:

Larutan yang bersifat non elektrolit dan elektrolit lemah secara berurutan ditunjukkan oleh
larutan nomor ....

A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 3 dan 5
D. 4 dan 5

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 13


E. 5 dan 3

29. Lampu alat penguji elektrolit tidak menyala ketika elektrodenya dicelupkan ke dalam larutan
asam cuka, tetapi pada elektrode tetap terbentuk gelembung gas. Penjelasan untuk keadaan
tersebut adalah ….
A. cuka bukan elektrolit
B. sedikit sekali cuka yang terionisasi
C. cuka merupakan elektrolit kuat
D. alat penguji elektrolit rusak
E. gas yang terbentuk adalah cuka yang menguap

30. Diketahui senyawa-senyawa berikut.


1) KCl
2) H2SO4
3) KOH
4) NH3
5) HNO3
Senyawa di atas yang merupakan larutan elektrolit dari senyawa ion adalah nomor ....
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 3) dan 4)
E. 4) dan 5)

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat.


1. Apa dasar pengelompokan larutan menjadi larutan elektrolit dan nonelektrolit?
2. Jelaskan ciri-ciri suatu larutan dikategorikan sebagai larutan elektrolit!
3. Menurut analisis kelompok Anda, air hujan termasuk larutan elektrolit atau non- elektrolit?
Jelaskan penyebabnya?
4. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik, sedang larutan nonelektrolit tidak dapat?
5. Mengapa ion-ion dalam larutan elektrolit dikatakan dapat menghantarkan listrik?
6. Mengapa ion-ion bermuatan listrik, padahal atom bersifat netral?
7. Apa yang dimaksud dengan derajat ionisasi?
8. Menurut analisis Anda, air buah jeruk itu dapat menghantarkan listrik atau tidak? Jika seandainya
dapat menghantarkan listrik, kira-kira termasuk elektrolit kuat atau elektrolit lemah? Jelaskan
alasannya!
9. Hasil pengujian daya hantar listrik berbagai larutan sebagai berikut.
Rumus Larutan (aq)
Lelehan (l) Larutan (aq)
kimia zat Lampu Elektrode
A Konduktor Konduktor Menyala Banyak gelembung
B Nonkonduktor Konduktor Menyala Banyak gelembung
C Nonkonduktor Konduktor Tidak menyala Sedikit gelembung
D Nonkonduktor Nonkonduktor Tidak menyala Tidak ada gelembung

Jika zat yang diuji terdiri atas larutan C2H5OH, H2SO4, NaCl, dan CH3COOH, tunjukkanlah
larutan apakah A, B, C, dan D tersebut. Berikan alasan untuk setiap zat mengapa dalam bentuk
lelehan (l) dan larutannya (aq) hasil pengamatan yang terjadi seperti di atas!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 14


10. Garam dapur padat tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi lelehan dan larutan garam dapur
dalam air dapat menghantarkan arus listrik. Jelaskan mengapa demikian!
11. Apabila Anda diberi suatu larutan X, kemudian diminta untuk menguji apakah larutan tersebut
termasuk elektrolit atau tidak, bagaimana rancangan percobaan Anda?
12. Mengapa larutan asam klorida murni tidak dapat menghantarkan arus listrik?
13. Tulislah reaksi ionisasi zat-zat berikut.
a. H2SO4
b. H3PO4
c. Mg(NO3)2
d. CH3COOH
e. CuS
f. (NH4)2CO3
g. KCl
h. Ba(OH)2
i. Ag2O
j. Hg3(PO4)2
k. HNO3
l. BaCl2
m. CaCO3
n. NaNO3
o. FeCl3
p. H2S
q. Sr(OH)2
r. Al(OH)3
s. KI

Lembar Kerja Siswa


1. Buatlah makalah tentang aplikasi penggunaan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam
teknologi sumber energi listrik alternatif!
2. Sekarang ini sel baterai untuk keperluan peralatan elektronik telah dibuat semakin canggih dan
berukuran kecil. Carilah artikel di berbagai sumber pustaka (majalah, buku, internet) tentang
teknologi pembuatan sel baterai!
3. Lakukan percobaan berikut.

PERCOBAAN
MENGAMATI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN

Kompetensi Dasar :
3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya
4.8 Membedakan daya hantar listrik berbagai larutan melalui perancangan dan pelaksanaan percobaan

I. TUJUAN
Mengamati sifat daya hantar listrik berbagai larutan serta mengelompokkannya ke dalam larutan
elektrolit atau non elektrolit.

II. DASAR TEORI


Larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki kemampuan menghantarkan listrik. Larutan
elektrolit terbentuk dari zat elektrolit seperti asam, basa dan garam yang terlarut dalam pelarut air.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 15


Larutan non elektrolit adalah larutan dalam pelarut air yang tidak memiliki kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit sebagian besar terdiri dari zat-zat organik.
Penghantaran listrik ini disebabkan karena zat-zat elektrolit dalam larutan atau leburannya terurai
(terionisasi) menjadi ion positif, seperti ion H+, ion logam (kation) dan ion negatif, seperti ion
OH─ dan ion-ion sisa asam (anion). Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik searah (DC =
Direct Current).

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Gelas kimia 100 ml / 250 ml
2. Rangkaian alat uji elektrolit
3. Pengaduk
B. Bahan
1. Larutan gula
2. Larutan garam dapur (NaCl)
3. Larutan asam cuka (CH3COOH)
4. Air mineral
5. Air sungai
6. Air tanah / sumur
7. Detergen bubuk/cair
8. Minuman bersoda
9. Minuman berion
10. Etanol
11. Larutan HCl
12. Larutan H2SO4
13. Larutan NaOH
14. Larutan CaCl2
15. Air suling
16. Larutan NH4OH

IV. CARA KERJA


1. Siapkan alat uji elektrolit.
2. Ke dalam gelas kimia, masukkan air suling dan celupkan elektrode ke dalam gelas kimia
tersebut. Amati nyala lampu dan gelembung-gelembung gas di sekitar elektrode.
3. Larutkan gula, garam dapur dan detergen dengan air suling dalam gelas kimia. Celupkan
elektrode-elektrode ke dalam gelas kimia tersebut. Amati nyala lampu dan gelembung-
gelembung gas di sekitar elektrode. Ketika mengganti satu larutan dengan yang lain celupkan
elektrode ke dalam air suling terlebih dahulu.
4. Cuci dan celupkan elektrode dengan larutan berturut-turut : larutan asam cuka, air mineral, air
sungai, air tanah, minuman bersoda, minuman berion, alkohol, HCl, H2SO4, NaOH, dan
CaCl2. Amati nyala lampu dan gelembung-gelembung gas di sekitar elektrode.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 16


V. HASIL PENGAMATAN
Lampu Gelembung gas pada elektrode
Bahan Rumus Kimia Tidak
Nyala Ada Tidak ada
Nyala
1. Air suling
2. Larutan gula
3. Larutan garam dapur
4. Larutan detergen
5. Larutan asam cuka
6. Air mineral
7. Air sungai
8. Air tanah
9. Minuman bersoda
10. Minuman berion
11. Etanol
12. Larutan HCl
13. Larutan H2SO4
14. Larutan NaOH
15. Larutan CaCl2
16. Larutan NH4OH

VI. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 17


.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

VII. PERTANYAAN
1. Kelompokkan larutan di atas ke dalam :
Elektrolit Non- Senyawa
Bahan Rumus Kimia
Kuat Lemah elektrolit Ion Kovalen
1. Air suling
2. Larutan gula
3. Larutan garam dapur
4. Larutan detergen
5. Larutan asam cuka
6. Air mineral
7. Air sungai
8. Air tanah
9. Minuman bersoda
10. Minuman berion
11. Etanol
12. Larutan HCl
13. Larutan H2SO4
14. Larutan NaOH
15. Larutan CaCl2
16. Larutan NH4OH
2. Tuliskan reaksi ionisasi dari larutan berikut ini :
a. NaCl
...........................................................................................................................................
b. CH3COOH
...........................................................................................................................................
c. HCl
...........................................................................................................................................
d. H2SO4
...........................................................................................................................................
e. NaOH
...........................................................................................................................................
f. CaCl2
...........................................................................................................................................
g. NH4OH
...........................................................................................................................................

3. Dari hasil percobaan ini, dapatkah anda mencari kriteria apa saja yang harus dimiliki oleh
larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah maupun non elektrolit? Sebutkan pula contoh-
contohnya!
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 18


...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

VIII. KESIMPULAN
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 19


BAB IX
REAKSI REDOKS

Kompetensi Dasar :
3.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep bilangan oksidasi unsur.
4.9 Menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang diperoleh dari data
hasil percobaan dan/ atau melalui percobaan.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat membedakan dan mendeskripsikan perkembangan konsep redoks.
2. Peserta didik dapat menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep bilangan
oksidasi unsur
4. Peserta didik dapat menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang
diperoleh dari data hasil percobaan dan/ atau melalui percobaan.
5. Peserta didik dapat menuliskan nama dari senyawa-senyawa yang terlibat dalam reaksi redoks
sesuai dengan tata nama IUPAC.
6. Peserta didik dapat menjelaskan proses pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif.

Materi Pembelajaran
Reaksi kimia merupakan proses penggabungan atau penguraian satu atau lebih senyawa yang
menghasilkan senyawa baru yang mempunyai sifat-sifat fisik berbeda antara sebelum dan sesudah
reaksi.
Di sekitar kita terdapat berbagai reaksi kimia, salah satu di antaranya adalah potongan buah
apel seperti pada gambar 9.1. Potongan buah apel yang dibiarkan di udara terbuka, dalam beberapa
saat akan menjadi coklat. Mengapa hal itu dapat terjadi?

Gambar 9.1 Proses browning pada apel Gambar 9.2 Proses korosi pada plat besi

Reaksi kimia terjadi juga pada oksidasi besi yang dapat menyebabkan perkaratan seperti
tampak pada Gambar 9.2. Mengapa besi tersebut menjadi berkarat? Apa yang dapat dilakukan agar
besi tersebut tidak berkarat? Pada proses perkaratan atau korosi terjadi reaksi antara besi dengan
oksigen. Reaksi ini dinamakan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi selalu diikuti dengan reaksi reduksi
sehingga di kenal sebagai reaksi reduksi-oksidasi yang disingkat menjadi reaksi redoks.
Reaksi redoks berkembang mulai dari konsep penggabungan dan pelepasan oksigen,
pengikatan dan pelepasan elektron, serta konsep perubahan bilangan oksidasi. Senyawa-senyawa
yang terlibat pada reaksi redoks disebut oksidator dan reduktor.
Reaksi reduksi oksidasi (reaksi redoks) adalah reaksi yang disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi. Pada reaksi redoks ada atom yang bilangan oksidasinya meningkat (mengalami

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 20


oksidasi) dan ada atom yang bilangan oksidasinya berkurang (mengalami reduksi). Masing-masing
konsep ini akan diuraikan sebagai berikut:

A. PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI REDOKS


Pada mulanya, kira-kira abad XIX ahli kimia meninjau konsep reaksi redoks dengan
mengaitkan reaksi suatu zat dengan oksigen. Konsep redoks kemudian berkembang menjadi reaksi
yang melibatkan elektron (mengikat atau melepaskan elektron). Seiring berjalannya waktu dan
perkembangan ilmu pengetahuan, konsep redoks berkembang menjadi suatu reaksi yang disertai
dengan perubahan bilangan oksidasi.
Reaksi redoks merupakan dua reaksi yang tidak dapat dipisahkan. Hal itu disebabkan reaksi
reduksi dan okisdasi merupakan reaksi yang berlangsung secara bersamaan dalam suatu reaksi. Jika
pada suatu reaksi terjadi reaksi reduksi maka secara bersamaan terjadi reaksi oksidasi sehingga
reaksinya disebut reaksi reduksi oksidasi, atau disingkat reaksi redoks.

1. Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen (O2)


Besi berkarat akibat reaksi antara logam besi dengan oksigen. Karat besi memiliki rumus
kimia Fe2O3.xH2O. Pada reaksi tersebut besi mengalami oksidasi, reaksi yang terjadi disebut reaksi
oksidasi.
Contoh lain zat yang mengalami oksidasi:
Magnesium terbakar dalam oksigen sesuai dengan persamaan reaksi:
2 Mg(s) + O2(g) → 2 MgO(s) (1)
Dalam reaksi ini magnesium mengikat oksigen berarti magnesium dioksidasi.

Jika zat melepaskan oksigen, zat itu mengalami reduksi, reaksinya disebut reaksi reduksi. Pengertian
oksidasi dan reduksi dapat dijelaskan dengan contoh-contoh reaksi berikut.
Contoh reaksi oksidasi:
a) Reaksi antara logam tembaga dengan oksigen:
2 Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s) (2)
Tembaga mengikat oksigen, tembaga mengalami oksidasi.

b) Reaksi antara logam aluminium dengan oksigen:


4 Al(s) + 3 O2(g) → 2Al2O3(s) (3)
Aluminium mengikat oksigen, aluminium mengalami oksidasi.

Contoh reaksi reduksi:


a) Reaksi pemanasan senyawa raksa (II) oksida:
2HgO(s) → 2 Hg(l) + O2(g) (4)
Senyawa HgO melepaskan oksigen, senyawa raksa (II) oksida mengalami reduksi.

b) Reaksi pemanasan senyawa kalium klorat.


2 KClO3(s) → 2 KCl(s) + 3 O2(g) (5)
Senyawa KClO3 melepaskan oksigen, senyawa kalium klorat mengalami reduksi.

Contoh reaksi oksidasi-reduksi:


a) Reaksi antara logam seng dan tembaga (II) oksida adalah:
Zn(s) + CuO(aq) → ZnO(aq) + Cu(s) (6)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 21


Dalam reaksi ini tembaga (II) oksida melepaskan oksigen dan seng mengikat oksigen, berarti
tembaga (II) oksida mengalami reduksi, sedangkan seng mengalami oksidasi. Pada reaksi (6) seng
mengalami oksidasi berarti mereduksi CuO, maka seng disebut reduktor, sedangkan tembaga (II)
oksida mengalami reduksi berarti mengoksidasi Zn, maka CuO disebut oksidator.

b) Reaksi antara tembaga (II) oksida dan hidrogen.


CuO(s) + H2(g) → Cu(s) + H2O(l) (7)
Pada reaksi ini, tembaga (II) oksida melepaskan oksigen maka CuO mengalami reduksi. Hidrogen
mengikat oksigen dari tembaga (II) oksida, hidrogen mengalami oksidasi. Pada reaksi (7) CuO
mengalami reduksi berarti mengoksidasi H2, maka CuO disebut oksidator. H2 mengalami oksidasi
berarti mereduksi CuO, maka H2 disebut reduktor.

Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut.


1) Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen.
2) Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen.
3) Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi atau zat yang mengoksidasi zat lain.
4) Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi atau zat yang mereduksi zat lain.

2. Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi Dihubungkan dengan Perpindahan Elektron


Dengan berkembangnya teori atom, diketahui bahwa hal utama yang terjadi dalam reaksi
redoks adalah perpindahan elektron dari satu pereaksi ke pereaksi lain. Konsep inilah telah mengganti
konsep sebelumnya yang hanya terbatas pengikatan atau pelepasan oksigen. Perpindahan elektron ini
berasal dari pereaksi (atau atom dalam pereaksi) yang mempunyai kemampuan menarik elektron lebih
lemah ke pereaksi yang mempunyai kemampuan menarik elektron lebih kuat. Sebagai contoh,
kalsium bereaksi dengan H+ menghasilkan ion kalsium:
Ca(s) + 2 H+(aq) → Ca2+(aq) + H2(g) (8)
Sebuah atom, ion, atau molekul menjadi bermuatan lebih positif (yaitu, ketika telah
melepaskan elektron), dikatakan telah teroksidasi. Suatu zat yang melepaskan elektron dalam suatu
reaksi dikatakan mengalami oksidasi. Dengan demikian, Ca, yang tidak memiliki muatan, teroksidasi
dalam persamaan di atas, membentuk Ca2+.
Istilah oksidasi digunakan karena pada konsep pertama adanya reaksi dengan oksigen.
Banyak logam bereaksi secara langsung dengan O2 di udara untuk membentuk oksida logam. Dalam
reaksi ini logam memberikan elektron ke oksigen, membentuk senyawa ionik dari ion logam dan ion
oksida. Misalnya, bila logam kalsium bersentuhan dengan udara, permukaan logam yang mengkilat
menjadi pudar karena terbentuknya CaO :
2 Ca(s) + O2(g) → 2 CaO(s) (9)
Pada reaksi (9), Ca teroksidasi menjadi Ca2+ dan O2 tereduksi menjadi ion O2-. Perubahan ini
diilustrasikan pada Gambar 9.3. Atom, ion, atau molekul yang muatannya menjadi lebih negatif
dengan menerima elektron dikatakan mengalami reduksi.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 22


Gambar 9.3 Oksidasi logam kalsium dengan molekul oksigen. Oksidasi melibatkan transfer elektron
dari logam untuk O2, akhirnya mengarah pada pembentukan CaO.
(Sumber : Brown, 2009. Chemistry The Central Science 11thed

Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut:


1) Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron.
2) Reduksi adalah peristiwa pengikatan elektron.
3) Proses oksidasi dan reduksi berlangsung dalam satu reaksi.
4) Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.
5) Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.

3. Konsep Reaksi Redoks Dihubungkan Dengan Bilangan Oksidasi (Biloks)


Para ilmuwan telah menciptakan suatu metode untuk menentukan oksidator dan reduktor
dalam suatu reaksi redoks yaitu menggunakan konsep bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi adalah
bilangan yang menunjukkan muatan yang muncul pada suatu atom jika pasangan suatu elektron
ikatan diambil oleh atom yang elektronegatif.
Penggunaan Bilangan Oksidasi pada Reaksi Redoks
Pada suatu reaksi, perubahan bilangan oksidasi unsur-unsurnya menunjukkan terjadinya
reaksi oksidasi dan reduksi. Untuk memahaminya perhatikan reaksi berikut.

(10)

Bilangan oksidasi Cu pada CuO = +2 dan pada Cu = 0. Bilangan oksidasi Cu mengalami penurunan
dari +2 menjadi 0. Bilangan oksidasi H pada H2 = 0 dan pada H2O = +1. Bilangan oksidasi H
mengalami kenaikan menjadi +1.
Pada reaksi (10) CuO mengalami reduksi dan H2 mengalami oksidasi

Zat yang mengalami reduksi disebut oksidator, zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 23


Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Oksidasi adalah peristiwa kenaikan bilangan oksidasi suatu unsur.
2) Reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan oksidasi suatu unsur.
3) Oksidator mengalami penurunan bilangan oksidasi.
4) Reduktor mengalami kenaikan bilangan oksidasi.

B. BILANGAN OKSIDASI
1. Pengertian Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu atom
untuk melepas atau menangkap elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Nilai bilangan oksidasi
menunjukkan banyaknya elektron yang dilepas atau ditangkap, sehingga bilangan oksidasi dapat
bertanda positif maupun negatif.

2. Penentuan Bilangan Oksidasi Suatu Unsur


Kita dapat menentukan besarnya bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa dengan
mengikuti aturan berikut ini.
Aturan penentuan bilangan oksidasi unsur adalah :
a. Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan oksidasi = 0.
b. Unsur F dalam senyawanya selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1.
c. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif.
Contoh:
Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan Cs) bilangan oksidasinya = +1
Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) bilangan oksidasinya = +2
d. Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya.
Contoh : Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah +2
e. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalam senyawa hidrida, bilangan
oksidasi H = –1.
Contoh:
Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1
Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1
f. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalam senyawa peroksida,
bilangan oksidasi O = –1 dan senyawa superoksida O = ‒½.
Contoh:
Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2
Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1
Bilangan oksidasi O dalam KO2 adalah ‒½
g. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0.
Contoh:
Dalam senyawa H2CO3 berlaku:
2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O = 0
h. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.
Contoh:
Dalam ion NH4 + berlaku 1 biloks N + 4 biloks H = +1.
Contoh:
Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi pada senyawa berikut.
a. Fe2O3

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 24


b. H2O2
c. MnO4‒
Jawab:
a. Fe2O3
bilangan oksidasi O = –2 (aturan f)
2 biloks Fe + 3 biloks O = 0
2 biloks Fe + 3(–2) = 0
2 biloks Fe – 6 = 0
2 biloks Fe = +6
biloks Fe =
biloks Fe = +3
b. H2O2
biloks H = +1 (aturan e)
2 biloks H + 2 biloks O = 0
2(+1) + 2 biloks O = 0
+2 + 2 biloks O = 0
2 biloks O = –2
biloks O = –1
b. MnO4‒
biloks O = –2 (aturan f)
biloks Mn + 4 biloks O = –1 (aturan h)
biloks Mn + 4(–2) = –1
biloks Mn – 8 = –1
biloks Mn = –1 + 8
biloks Mn = +7

Contoh:
Periksalah reaksi berikut ini tergolong reaksi redoks atau bukan.
a. CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + CO2 + H2O
b. Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
c. Cu + 4HNO3 → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2
Jawab:
a. CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + CO2 + H2O
+2 +4 -2 +1 -1 +2 -1 +4 -2 +1 -2
Karena tidak ada unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi, maka reaksi tersebut bukan
reaksi redoks.
b. Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
0 +1 -1 +2 -1 0
oksidasi
reduksi

Merupakan reaksi redoks


Oksidator : HCl
Reduktor : Zn
Hasil Oksidasi : ZnCl2
Hasil Reduksi : H2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 25


b.

Merupakan reaksi redoks


Oksidator : HNO3
Reduktor : Cu
Hasil oksidasi : Cu(NO3)2
Hasil reduksi : NO2

C. REAKSI DISPROPORSIONASI DAN REAKSI KONPROPORSIONASI


Reaksi redoks di mana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus disebut reaksi
autoredoks (reaksi disproporsionasi). Jadi dalam reaksi disproporsionasi, oksidator dan reduktornya
merupakan zat yang sama.
Contoh:

Sebagian dari Cl2 (bilangan oksidasi = 0) mengalami reduksi menjadi KCl (bilangan oksidasi Cl = -1)
dan sebagian mengalami oksidasi menjadi KClO (bilangan oksidasi Cl = +1)
Reaksi konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi
redoks yang mana hasil reduksi dan hasil oksidasinya sama.
Contoh:
2H2S + SO2 → 3S + 2H2O
+1 -2 +4 -2 0 +1 -2
oksidasi
reduksi

Pada contoh tersebut, hasil reduksi dan hasil oksidasinya merupakan zat yang sama, yaitu belerang.

D. TATA NAMA SENYAWA BERDASARKAN BILANGAN OKSIDASI


Banyak unsur yang dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satu macam tingkat
oksidasi. Salah satu cara yang disarankan IUPAC untuk membedakan senyawa-senyawa seperti itu
adalah dengan menuliskan bilangan oksidasinya dalam tanda kurung dengan angka Romawi.
Perhatikan contoh-contoh berikut.
a. Senyawa ion
Cu2S : tembaga(I) sulfida
CuS : tembaga(II) sulfida
FeSO4 : besi(II) sulfat
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
b. Senyawa kovalen
N2O : nitrogen(I) oksida
N2O3 : nitrogen(III) oksida

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 26


P2O5 : fosforus (V) oksida
P2O3 : fosforus (III) oksida
Namun demikian, tata nama senyawa kovalen biner yang lebih umum digunakan adalah
dengan cara menyebutkan angka indeksnya. Dengan cara ini, senyawa kovalen tersebut diberi nama
sebagai berikut.
N2O : dinitrogen monoksida
N2O3 : dinitrogen trioksida
P2O5 : difosforus pentaoksida
P2O3 : difosforus trioksida

E. PENERAPAN KONSEP REAKSI REDOKS DALAM PENGOLAHAN LIMBAH


(LUMPUR AKTIF)
Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang
pengolahan limbah. Prinsip dasar yang dipergunakan adalah teroksidasinya bahan-bahan organik
maupun anorganik, sehingga lebih mudah diolah lebih lanjut.
Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan cara-cara
mengatasinya. Untuk menjaga dan mencegah lingkungan tercemar akibat akumulasi limbah yang
semakin banyak, berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk memperoleh teknik yang tepat dan
efisien sesuai kondisi lokal.
Berbagai tipe penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah dikerjakan di
Indonesia, yaitu sedimentasi, kolam oksidasi, trickling filter, lumpur aktif (activated sludge), dan septic
tank. Pada uraian ini akan kita pelajari salah satu teknik saja, yaitu teknik lumpur aktif (activated
sludge).
Proses lumpur aktif (activated sludge) merupakan sistem yang banyak dipakai untuk
penanganan limbah cair secara aerobik. Lumpur aktif merupakan metode yang paling efektif untuk
menyingkirkan bahan-bahan tersuspensi maupun terlarut dari air limbah. Lumpur aktif mengandung
mikroorganisme aerobik yang dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah cair didiamkan di dalam
tangki sedimentasi, limbah dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam tangki aerasi, bakteri heterotrofik
berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut diaktifkan dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk
melakukan oksidasi bahan-bahan organik. Bakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escherichia
coli, Enterobacter, Sphaerotilus natans, Beggatoa, Achromobacter, Flavobacterium, dan Pseudomonas.
Bakter-bakteri tersebut membentuk gumpalan-gumpalan atau flocs. Gumpalan tersebut melayang
yang kemudian mengapung di permukaaan limbah.
Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob, yaitu bakteri yang dapat
menguraikan limbah organik yang dapat mengalami biodegradasi (oxygen-demanding materials).
Salah satu contoh diagram alur pengolahan limbah dengan cara lumpur aktif diberikan pada gambar
9.4.

Gambar 9.4 Diagram pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 27


Bakteri aerob mengubah sampah organik dalam air limbah menjadi biomassa dan gas CO 2.
Adapun nitrogen organik diubah menjadi amonium dan nitrat, sedangkan fosforus organik diubah
menjadi fosfat.
Biomassa hasil degradasi tetap berada dalam tangki aerasi hingga bakteri melewati masa
pertumbuhan cepatnya (log phase). Setelah itu akan mengalami flokulasi membentuk padatan yang
lebih mudah mengendap. Dari tangki pengendapan, sebagian lumpur dibuang, sebagian lagi
disirkulasikan ke dalam tangka aerasi. Kombinasi antara bakteri dalam konsentrasi tinggi dan lapar
(dalam lumpur yang disirkulasi) dengan jumlah nutrien yang banyak (dalam air kotor),
memungkinkan peruraian dapat berlangsung dengan cepat. Peruraian dengan metode lumpur aktif
hanya memerlukan beberapa jam, jauh lebih cepat dibandingkan dengan peruraian serupa yang terjadi
secara alami dalam selokan atau air sungai.

Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Diketahui tiga macam pengertian oksidasi sebagai berikut.
(1) Pengikatan oksigen
(2) Kenaikan bilangan oksidasi
(3) Pelepasan elektron
Urutan perkembangan pengertian oksidasi tersebut adalah ....
A. (1) – (2) – (3)
B. (1) – (3) – (2)
C. (2) – (1) – (3)
D. (2) – (3) – (1)
E. (3) – (1) – (2)

2. Di antara reaksi-reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah ....
A. CuO + 2HCl → CuCl2 + H2O
B. CuO + H2 → Cu + H2O
C. NaOH + Ag+ → AgOH + Na+
D. Fe2O3 + 3H2SO4 → Fe2(SO4)3 + H2O
E. ZnO + 2HCl → ZnCl2 + H2O

3. Bilangan oksidasi atom S yang paling tinggi terdapat pada ....


A. SO2
B. S2O32–
C. S4O62–
D. SO42–
E. H2S

4. Bilangan oksidasi I di dalam ion IO3– adalah ....


A. +5
B. +3
C. +1
D. –1
E. –5

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 28


5. Bilangan oksidasi atom Cr yang sama dengan bilangan oksidasi atom Mn yang terdapat pada
senyawa MnO42– adalah ....
A. CrO
B. CrCl3
C. Cr2O72–
D. Cr2(SO4)3
E. Cr(NO3)2

6. Bilangan oksidasi tertinggi atom mangan terdapat pada ....


A. MnO
B. MnO2
C. MnSO4
D. KMnO4
E. K2MnO4

7. Pada reaksi redoks:


MnO2 + 4HCl → MnCl2 + 2H2O + 2Cl2
Bilangan oksidasi Mn mengalami perubahan dari ....
A. +4 menjadi +2
B. +4 menjadi +1
C. +2 menjadi +4
D. +2 menjadi +1
E. +2 menjadi +4

8. Nama dari senyawa SnO2 yang paling tepat adalah ....


A. seng(IV) oksida
B. seng(II) oksida
C. timah(IV) oksida
D. timah(II) oksida
E. timbal(IV) oksida

9. Di antara senyawa berikut yang atom hidrogennya mempunyai bilangan oksidasi –1 adalah ....
A. H2O
B. Fe(OH)3
C. AIH3
D. H2S
E. Mg(OH)2

10. Rumus kimia dari besi(III) sulfat adalah ....


A. BiSO4
B. Bi2(SO4)3
C. FeSO4
D. Fe3(SO4)2
E. Fe2(SO4)3

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 29


11. Dalam reaksi :
I2 + 6OH– → I– + IO3– + 3H2O
bilangan oksidasi I berubah dari ....
A. 0 menjadi +5 dan -1
B. 0 menjadi +4 dan -1
C. 0 menjadi +3 dan -1
D. +1 menjadi -5 dan -1
E. -1 menjadi +5 dan +1

12. Pada reaksi:


2Ag+(aq) + Zn(s) → 2Ag(s) + Zn2+(aq)
yang benar adalah ....
A. Zn sebagai oksidator dan Ag reduktor
B. Zn sebagai oksidator dan Ag+ reduktor
C. Zn sebagai reduktor dan Ag oksidator
D. Zn sebagai reduktor dan Ag+ oksidator
E. Zn2+ sebagai reduktor dan Ag+ oksidator

13. Di antara spesi yang dicetak miring di bawah ini, yang merupakan oksidator adalah ....
A. 2Ag+ + Cu → 2Ag + Cu2+
B. 2I– + Cl2 → I2 + 2Cl–
C. Sn2+ + 2Fe3+ → Sn4+ + 2Fe2+
D. 5I– + IO3– + 6H+ → 3I2 + 3H2O
E. Fe + 2H+ → Fe2+ + H2

14. Pada pemanasan KClO3 terjadi reaksi :


2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
Peristiwa oksidasi terjadi pada ....
A. atom Cl pada KClO3 menjadi KCl
B. atom K pada KClO3 menjadi KCl
C. atom O pada KClO3 menjadi KCl
D. atom O pada KClO3 menjadi O2
E. atom Cl pada KCl menjadi KClO3

15. Reaksi yang menunjukkan reduksi atom S adalah ....


A. 2S + 3O2 → 2SO3
B. H2S + 3/2 O2 → SO2 + H2O
C. 3SO32– + 2NO3– + 2H+ → 3SO42– + 2NO + H2O
D. 2S2O32– + I2 → S4O62– + 2I–
E. SO2 + 2H2 → S + 2H2O

16. Dalam reaksi :


2KClO3(s) + 3S(s) → 2KCl(s) + 3SO2(g)
yang bertindak sebagai oksidator adalah ....
A. KClO3
B. S
C. KCl dan SO2
D. KCl

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 30


E. SO2

17. Perubahan bilangan oksidasi atom N pada reaksi:


CuS + NO3– → Cu2+ + SO42– + NO
adalah ....
A. naik 1
B. naik 2
C. naik 3
D. turun 2
E. turun 3

18. Bilangan oksidasi atom N = -3 terdapat pada senyawa ....


A. NH3
B. HNO3
C. N2O4
D. N2H4
E. HNO2

19. Senyawa krom yang bertindak sebagai reduktor terdapat pada reaksi ....
A. Cr2O72– + Fe2+ → Cr3+ + Fe3+
B. Cr2O3 + HCl → CrCl3 + H2O
C. Cr2(SO4)3 + FeSO4 → CrSO4 + Fe2(SO4)3
D. Cr + HNO3 → Cr(NO3)3 + NO + H2O
E. Cr2O72– + Sn2+ → Cr3+ + Sn4+

20. Bilangan oksidasi Cr dalam K2Cr2O7 adalah ....


A. +12
B. +8
C. +6
D. -8
E. -12

21. Oksidator dan reduktor pada reaksi redoks:


Cr2O72– + 6Fe2+ + 14H+ → 2Cr3+ + 6Fe3+ + 7H2O
adalah ....
A. Cr2O72– dan Fe2+
B. Fe2+ dan Fe3+
C. Cr2O72– dan Cr3+
D. Fe2+ dan Cr3+
E. Fe2+ dan Cr2O72–

22. Bilangan oksidasi atom besi, belerang, dan oksigen dalam senyawa Fe2(SO4)3 berturut-turut
adalah ....
A. +3, +6, +2
B. +3, -6, +2
C. +3, +6, -2
D. -3, +6, +2
E. -3, +6, -2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 31


23. Diketahui tiga senyawa yang mengandung oksigen sebagai berikut.
(1) N2O4
(2) Cr2O72–
(3) Mn2O3
Bilangan oksidasi atom nitrogen, krom, dan mangan dalam senyawa-senyawa tersebut berturut-
turut adalah ....
A. +4, +6, +3
B. +6, +4, +3
C. +3, +4, +6
D. +4, +3, +6
E. +6, +3, +4

24. Rumus kimia dari mangan (IV) oksida adalah ....


A. MnO2
B. MnO4
C. Mn2O3
D. MnO4–
E. Mn3O2

25. Nama senyawa FeSO4 adalah ....


A. fero sulfida
B. besi(II) sulfida
C. besi(II) sulfat
D. besi(III) sulfat
E. besi(III) sulfida

26. Nama senyawa V2O5 adalah ....


A. vanadium(II) pentaoksida
B. vanadium(V) dioksida
C. vanadium(V) oksida
D. vanadium(II) oksida
E. divanadium(V) oksida

27. Rumus kimia dari senyawa kromium(III) klorida dan timbal(IV) oksida berturut-turut adalah ....
A. KClO3 dan TiO2
B. CrCl3 dan TiO2
C. CrCl3 dan PbO2
D. KCl dan PbO2
E. CrCl3 dan SnO2

28. Pada reaksi:


MnO2 + 2H2SO4 + 2NaCl → MnSO4 + Na2SO4 + 2H2O + Cl2
yang berperan sebagai reduktor adalah ....
A. MnO2
B. H2SO4
C. NaCl
D. MnSO4
E. Na2SO4

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 32


29. Di antara reaksi berikut yang merupakan reaksi redoks adalah ....
A. NaOH + HCl → NaCl + H2O
B. CaO + 2HCl → CaCl2 + H2O
C. FeS + 2HCl → FeCl2 + H2S
D. H2 + Br2 → 2HBr
E. 2CrO42– + 2H+ → Cr2O72– + H2O

30. Nama senyawa Fe(NO3)2 adalah ....


A. besi(II) nitrat
B. besi(II) nitrit
C. besi(III) nitrat
D. besi(III) nitrit
E. besi(II) nitrida

31. Pada reaksi :


Cl2 + 2KOH → KCl + KClO + H2O
bilangan oksidasi klor berubah dari ....
A. -1 menjadi +1 dan 0
B. +1 menjadi -1 dan 0
C. 0 menjadi -1 dan -2
D. -2 menjadi 0 dan +1
E. 0 menjadi -1 dan +1

32. Reaksi-reaksi di bawah ini yang termasuk reaksi redoks adalah ....
A. AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2Cl
B. NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
C. AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3
D. OH– + Al(OH)3 → AlO2– + 2H2O
E. Hg(NO3)2 + Sn → Hg + Sn(NO3)2

33. Zat yang menjadi reduktor dan hasil reduksi pada reaksi berikut adalah ....
MnO2 + 2NaCl + 2H2SO4 → MnSO4 + Na2SO4 + 2H2O + Cl2
A. MnO2 dan MnSO4
B. NaCl dan Cl2
C. NaCl dan MnSO4
D. MnO2 dan NaCl
E. NaCl dan Na2SO4

34. Rumus kimia dari tembaga(I) oksida adalah ....


A. CuO
B. Cu2O
C. ZnO
D. TiO2
E. PbO

35. Nama dari senyawa Sn(SO4)2 adalah ....


A. seng(II) sulfat
B. seng(IV) sulfat

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 33


C. timah(II) sulfat
D. timah(IV) sulfat
E. timah(IV) sulfida

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat.


1. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi pada senyawa berikut.
a. NH4+
b. H3PO4
c. Cu(NO3)2
d. NH4NO2
e. HNO3
f. Ag2O
g. CuCl2
h. Mg3(PO4)2
i. CaCO3
j. Na2S2O3
k. H2S
l. K2Cr2O7
m. FeCl3
n. KMnO4
2. Tentukan reaksi berikut tergolong reaksi redoks atau bukan redoks!

3. Tentukan jenis reaksi, oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi pada reaksi berikut.

4. Tentukanlah : Reaksi yang terjadi (redoks/bukan redoks/autoredoks atau


disproporsionasi/konproporsionasi), Reduktor, Oksidator, Hasil oksidasi, Hasil reduksi dalam
reaksi berikut :
a. K2Cr2O7(aq) + H2SO4(aq) + H2C2O4(aq) → K2SO4(aq) + Cr2(SO4)3(aq) + H2O(l) + CO2(g)
b. 2HCl(aq) + Na2S2O3(aq) → 2NaCl(aq) + SO2(g) + S(s) + H2O(l)
c. 4 Zn(s) + 10 HNO3(aq) → 4 Zn(NO3)2(aq) + NH4NO3(aq) + 3 H2O(l)
d. Pb(s) + PbO2(s) + 4 H+(aq) + 2 SO42─(aq) → 2 PbSO4(s) + 2 H2O(l)
e. K2Cr2O7(aq) + 2 KOH(aq) → 2 K2CrO4(aq) + H2O(l)
5. Unsur klorin dalam senyawanya dapat ditemukan dengan bilangan oksidasi dari -1, +1, +3, +5,
hingga +7. Dari ion-ion Cl–, ClO–, ClO2–, ClO3–, dan ClO4–, manakah yang tidak dapat mengalami
reaksi autoredoks atau disproporsionasi? Jelaskan jawaban Anda!
6. Tuliskan nama IUPAC senyawa-senyawa (ion) berikut.
a. SnO
b. Cu(OH)2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 34


c. MnSO4
d. Hg(NO3)2
e. Pb(CH3COO)2
f. CuI2
g. PbO2
h. Fe2(CO3)3
i. Sn(SO4)2
j. MnCl2
7. Tuliskan nama senyawa-senyawa (kovalen) berikut.
a. Cl2O3
b. N2O
c. SO2
d. SO3
e. N2O3
f. P2O5
g. CO2

Lembar Kerja Siswa


1. Buatlah makalah tentang aplikasi penggunaan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari!
2. Jelaskan pengolahan limbah dengan cara lumpur aktif yang memanfaatkan reaksi redoks! Carilah
dari sumber yang lain!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 35


BAB X
HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI

Kompetensi Dasar :
3.10 Menerapkan hukum- hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia,
konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
4.10 Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menuliskan nama senyawa biner dan poliatomik sederhana menggunakan tata
nama yang benar.
2. Peserta didik dapat menyetarakan persamaan reaksi kimia.
3. Peserta didik dapat membuktikan hukum-hukum dasar kimia dengan cara menafsirkan data-data
percobaan.
4. Peserta didik dapat menjelaskan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif.
5. Peserta didik dapat menentukan hubungan antara mol, jumlah partikel, massa molar, dan volume
molar gas.
6. Peserta didik dapat menghitung banyaknya zat dalam campuran (persen massa, persen volume,
bagian per juta, kemolaran, kemolalan, dan fraksi mol).
7. Peserta didik menentukan kadar zat.
8. Peserta didik dapat menghubungkan rumus empiris dengan rumus molekul.
9. Peserta didik dapat menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat.
10. Peserta didik dapat menentukan jumlah mol, massa molar, volume molar gas, dan jumlah partikel
yang terlibat dalam persamaan kimia.
11. Peserta didik dapat menggunakan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
12. Peserta didik dapat menentukan pereaksi pembatas pada sebuah reaksi kimia.

Materi Pembelajaran
A. TATANAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI
Setiap senyawa perlu mempunyai nama spesifik. Namun, pemberian nama yang spesifik
bukan berarti tanpa masalah, sebab jumlah senyawa sangat banyak. Dewasa ini tidak kurang dari 10
juta senyawa yang sudah dikenal dan ribuan senyawa ditemukan tiap tahun. Untuk mengatasi masalah
tersebut, himpunan kimia sedunia yang dikenal dengan IUPAC (Intenational Union of Pure and
Applied Chemistry) telah merumuskan tata nama senyawa kimia. Nama yang didasarkan pada aturan
IUPAC ini kita kenal sebagai nama IUPAC.
1. SENYAWA ANORGANIK
a. KOVALEN BINER
Senyawa kovalen biner adalah senyawa kovalen yang hanya terdiri atas dua jenis unsur, misalnya
air (H2O), amonia (NH3), dan karbon dioksida (CO2).
Lihat deret unsur berikut:
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Rumus senyawa : unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan.
Contoh :
Rumus kimia amonia ditulis sebagai NH3, bukan H3N dan rumus kimia air ditulis sebagai H2O,
bukan OH2.
Penamaan :
Jumlah Unsur I + Nama Unsur I + Jumlah Unsur II + Nama Unsur II + ida

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 36


mono mono
di di
tri tri
tetra tetra
dst dst
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka

Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan tersebut.
Contoh :
H2O = air
NH3 = amonia
CH4 = metana

Contoh soal
1. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut.
a) CO =
b) SF6 =
c) P2O5 =
d) SO3 =
e) PF3 =
f) Cl2O7 =
g) CO2 =
h) N2O4 =
i) SiCl4 =
j) Cl2O =
k) Cl2O5 =
l) PCl5 =
m) SCl6 =
n) SO2 =
o) CBr4 =
p) ClF3 =

2. Tuliskan rumus molekul senyawa yang mempunyai nama berikut.


a) Diklorin monoksida =
b) Belerang dioksida =
c) Diarsen pentaoksida =
d) Karbon dioksida =
e) Sulfur heksafluorida =
f) Diklorin trioksida =

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 37


g) Diarsen trioksida =
h) Fosforus triklorida =
i) Karbon tetraklorida =
j) Dinitrogen trioksida =
k) Silikon dioksida =
l) Karbon disulfida =
m) Difosforus trioksida =
n) Diklorin heptaoksida =
o) Sulfur trioksida =

b. ION
Senyawa ion terdiri atas suatu kation (bermuatan positif) dan suatu anion (bermuatan negatif).
Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan anion dapat berupa anion tunggal atau
suatu anion poliataom. Daftar kation dan anion diberikan dalam tabel 10.1 dan 10.2. Dalam
penulisannya, kation ditulis didepan, keudian diikuti anion. Rumus senyawa ion ditentukan
oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan anion diberi indeks sedemikian
rupa sehingga senyawa bersifat netral. Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di
depan) dan nama anionnya, angka indeks tidak disebut. Jika unsur logam mempunyai lebih
dari satu jenis bilangan oksidasi, senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan
bilangan oksidasi yang ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama
unsur logam itu tanpa spasi. Menurut cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai
dua jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran o untuk muatan lebih rendah dan
akhiran I untuk muatan yang lebih tinggi.

Penulisan: KATION + ANION  SENYAWA NETRAL Ax+ + By─  AyBx


(+) (-) Ax+ + Bx─  AB
A4+ + B2─  AB2
Perkecualian : ANION + KATION pada ion asetat (CH3COO─)
CH3COO─ + KATION  SENYAWA NETRAL

Penamaan : KATION + ANION

Tabel 10.1 Beberapa Jenis Kation


No. Rumus Nama Ion No. Rumus Nama Ion
1. Na+ Natrium 13. Pb2+ Timbal (II) / Plumbum (II) / Plumbo
+
2. K Kalium 14. Pb4+ Timbal (IV) / Plumbum (IV) / Plumbi
3. Mg2+ Magnesium 15. Fe2+ Besi (II) / Ferrum (II) / Ferro
2+
4. Ca Kalsium 16. Fe3+ Besi (III) / Ferrum (III) / Ferri
5. Sr2+ Stronsium 17. Hg+ Raksa (I) / Mercurium (I) / Mercuro
2+
6. Ba Barium 18. Hg2+ Raksa (II) / Mercurium (II) / Mercuri
3+
7. Al Aluminium 19. Cu+ Tembaga (I) / Cuprum (I) / Cupro
8. Zn2+ Seng / Zink 20. Cu2+ Tembaga (II) / Cuprum (II) / Cupri
2+
9. Ni Nikel 21. Au+ Emas (I) / Aurum (I) / Auro
+
10. Ag Perak / Argentum 22. Au3+ Emas (III) / Aurum (III) / Auri
11. Sn2+ Timah (II) / Stannum (II) / Stanno 23. Pt4+ Platina (IV)
4+
12. Sn Timah (IV) / Stannum (IV) / Stanni 24. NH4+ Amonium

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 38


Tabel 10.2 Beberapa Jenis Anion
No. Rumus Nama Ion No. Rumus Nama Ion

1. OH Hidroksida 16. SO42─ Sulfat
2. O2─ Oksida 17. PO33─ Fosfit

3. F Fluorida 18. PO43─ Fosfat
4. Cl─ Klorida 19. AsO33─ Arsenit

5. Br Bromida 20. AsO43─ Arsenat

6. I Iodida 21. SbO33─ Antimonit
7. CN─ Sianida 22. SbO43─ Antimonat
2─
8. S Sulfida 23. ClO─ Hipoklorit
2─
9. CO3 Karbonat 24. ClO2─ Klorit
10. SiO32─ Silikat 25. ClO3─ Klorat
2─
11. C2O4 Oksalat 26. ClO4─ Perklorat

12. CH3COO Asetat 27. MnO4─ Permanganat
13. NO2─ Nitrit 28. MnO42─ Manganat

14. NO3 Nitrat 29. CrO42─ Kromat
15. SO32─ Sulfit 30. Cr2O72─ Dikromat

Contoh:
Kation Anion Rumus Nama senyawa ion
senyawa ion
Na+ NO3─ NaNO3 Natrium nitrat
Ca2+ NO3─ Ca(NO3)2 Kalsium nitrat
Al3+ SO42─ Al2(SO4)3 Aluminium sulfat
Sn4+ SO42─ Sn(SO4)2 Timah(IV) sulfat / Stannum(IV) sulfat / Stanni sulfat
Cu2+ S2─ CuS Tembaga(II) sulfida / Cuprum (II) sulfida / Cupri sulfida
Na+ Cl─ NaCl Natrium klorida
Ca2+ Cl─ CaCl2 Kalsium klorida
Na+ SO42─ Na2SO4 Natrium sulfat
Fe2+ Cl─ FeCl2 Besi(II) klorida / Ferrum(II) klorida / Ferro klorida
Fe3+ Cl─ FeCl3 Besi(III) klorida / Ferrum(III) klorida / Ferri klorida
Sn2+ O2─ SnO Timah(II) oksida / Stannum(II) oksida / Stanno oksida
Sn4+ O2─ SnO2 Timah(IV) oksida / Stannum(IV) oksida / Stanni oksida

Contoh soal
Lengkapi tabel berikut ini.
No. Nama Senyawa Kation Anion Rumus Senyawa
1. Sr2+ ClO─
2. NH4+ PO33─
3. Zn2+ SO42─
4. Timbal(II) nitrat
5. Raksa(I) klorida
6. Magnesium sulfat
7. Natrium manganat
8. Aluminium klorida
9. Natrium sulfida

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 39


10. Kalium nitrat
11. Amonium karbonat
12. Kalsium sianida
13. Besi(III) oksalat
14. Besi(II) fosfat
15. Amonium fosfat
16. Timbal(II) arsenat
17. Timbal(IV) antimonat
18. Magnesium asetat
19. Tembaga(II) karbonat
20. Kalsium perklorat
21. Kalium hipoklorit
22. Raksa(II) fluorida
23. Kalsium oksalat
24. Timah(II) nitrat
25. Seng fosfat
26. Kalium dikromat
27. Natrium sulfit
28. Besi(II) oksida
29. Besi(III) oksida
30. Perak klorida
31. Tembaga(I) klorat
32. Tembaga(II) fosfat
33. Aluminium karbonat
34. Emas(III) oksida
35. Kalsium sulfat
36. Kalium oksida
37. Kalsium oksida
38. Nikel klorat
39. Emas(I) klorida
40. Perak nitrat
41. Zn3(SbO3)2
42. FeSO3
43. FeCl3
44. K2MnO4
45. Na2Cr2O7
46. CH3COONa
47. Na2O
48. MgO
49. Al2S3
50. Ag2O
51. CuSO4
52. ZnS
53. SnCl2
54. KMnO4
55. HgO

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 40


56. Ba(NO3)2

c. ASAM  H+ + ANION
Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa masam. Rumus kimia
asam umumnya terdiri atas atom hidrogen (umumnya ditulis di depan, dapat dilepas sebagai
ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah
senyawa molekul, bukan senyawa ion.
Penamaan : Asam (diikuti nama anion)
Contoh:
HCl : asam klorida (dalam getah lambung)
H2SO4 : asam sulfat (dalam aki)
HNO3 : asam nitrat
H3PO4 : asam fosfat
CH3COOH : asam asetat (asam cuka)

Contoh soal
Lengkapi tabel berikut ini.
No. Nama Asam Kation Anion Rumus Asam
1. Asam sulfit
2. Asam sulfat
3. Asam nitrat
4. Asam nitrit
5. Asam fosfit
6. Asam fosfat
7. Asam karbonat
8. Asam perklorat
9. Asam klorat
10. Asam klorit
11. Asam hipoklorit
12. Asam arsenat
13. Asam arsenit
14. Asam antimonat
15. Asam antimonit
16. H+ CH3COO─
17. H+ C2O42─
18. H+ MnO42─
19. HCl
20. H2S

d. BASA  KATION + OH─


Basa adalah senyawa ion yang terbentuk dari suatu logam dengan ion hidroksida (OH‒).
Larutan basa bersifat kaustik, jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Tata nama basa
sama dengan tata nama senyawa ion.
Penamaan : (Nama kation) hidroksida
Contoh:
NaOH : natrium hidroksida (soda kaustik)
Ca(OH)2 : kalsium hidroksida (kapur sirih)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 41


Al(OH)3 : aluminium hidroksida (dalam obat maag)
Fe(OH)3 : besi(III) hidroksida (bahan pembuat cat)

Contoh soal
Lengkapi tabel berikut ini.
No. Nama Basa Kation Anion Rumus Basa
1. Seng hidroksida
2. Perak hidroksida
3. Raksa(II) hidroksida
4. Raksa(I) hidroksida
5. Timah(II) hidroksida
6. Timah(IV) hidroksida
7. Barium hidroksida
8. Besi(II) hidroksida
9. Besi(III) hidroksida
10. Kalsium hidroksida
11. Kalium hidroksida
12. Stronsium hidroksida
13. Amonium hidroksida
14. Aluminium hidroksida
15. Magnesium hidroksida
16. Cu2+ OH─
17. Cu+ OH─
18. Au(OH)3
19. NaOH
20. Ni(OH)2

2. SENYAWA ORGANIK
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat tertentu. Senyawa organik
mempunyai tata nama khusus. Berikut ini adalah nama lazim dari beberapa senyawa organik
tersebut.
CH4 : metana (gas rawa, gas alam atau gas tambang)
CO(NH2)2 : urea (ureum)
CH3COOH : asam asetat (asam cuka)
C6H12O6 : glukosa (gula darah, gula anggur)
C12H22O11 : sukrosa (gula tebu)
HCHO : formaldehida (bahan formalin)
CHCl3 : kloroform (obat bius)
CHI3 : iodoform (antiseptik)
CH3CH2OH / C2H5OH : etanol (alkohol)
CH3COCH3 : aseton (pembersih kuteks)

 ALKANA (CnH2n+2)
CH4 : metana
C2H6 : etana
C3H8 : propana
C4H10 : butana

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 42


C5H12 : pentana
C6H14 : heksana
C7H16 : heptana
C8H18 : oktana
C9H20 : nonana
C10H22 : dekana

 ALKENA (CnH2n)
C2H4 : etena
C3H6 : propena
C4H8 : butena
C5H10 : pentena
C6H12 : heksena
C7H14 : heptena
C8H16 : oktena
C9H18 : nonena
C10H20 : dekena

 ALKUNA (CnH2n–2)
C2H2 : etuna
C3H4 : propuna
C4H6 : butuna
C5H8 : pentuna
C6H10 : heksuna
C7H12 : heptuna
C8H14 : oktuna
C9H16 : nonuna
C10H18 : dekuna

Contoh soal
Lengkapi tabel berikut ini.
No. Nama Senyawa Rumus Senyawa No. Nama Senyawa Rumus Senyawa
1. Metana 15. C5H12
2. Etana 16. C6H14
3. Propana 17. C7H16
4. Butana 18. C8H16
5. Pentena 19. C9H18
6. Heksena 20. C10H20
7. Heptena 21. C7H12
8. Oktuna 22. C6H10
9. Nonuna 23. C5H8
10. Dekuna 24. C2H2
11. Glukosa 25. CO(NH2)2
12. Formaldehida 26. C12H22O11
13. Iodoform 27. CHCl3
14. Aseton 28. C2H5OH

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 43


PERSAMAAN REAKSI KIMIA
Pernahkan anda melihat kembang api yang indah menyala? Warna-warna menyala pada
kembang api terjadinya karena proses pembakaran beberapa senyawa kimia yang menghasilkan
warna-warna nyala yang berbeda.

Gambar 10.1 Kembang Api

Pembakaran termasuk salah satu peristiwa perubahan kimia, dan biasa disebut dengan reaksi
kimia. Contoh lain reaksi kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi pembusukan,
perkaratan, fotosintesis.
Reaksi kimia terjadi jika ikatan-ikatan di antara atom-atom pada suatu senyawa yang bereaksi
putus dan berikatan lagi membentuk senyawa baru. Reaksi kimia adalah suatu proses di mana zat
(atau senyawa) diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru. Para kimiawan menggunakan cara
standar untuk menggambarkan reaksi yang terjadi melalui persamaan reaksi. Persamaan reaksi
menggunakan lambang kimia untuk menunjukkan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung.
Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan
hasil reaksi disertai koefisien masing-masing. Pada reaksi kimia, satu zat atau lebih dapat diubah
menjadi zat jenis baru. Zat–zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan), sedangkan zat baru yang
dihasilkan disebut hasil reaksi (produk). John Dalton mengemukakan bahwa, jenis dan jumlah atom
yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antara kedua zat berubah. Perubahan
yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus kimia zat yang terlibat dalam reaksi
dinamakan persamaan reaksi. Contoh penulisan reaksi adalah:
2 Na(s) + 2 H2O(l) → 2 NaOH(aq) + H2(g)
pereaksi hasil reaksi
Catatan: Lambang-lambang yang digunakan dalam persamaan reaksi, antara lain:
→ = menghasilkan
+ = direaksikan dengan
(s) = solid (padatan)
(g) = gas
(l) = liquid (cairan)
(aq) = aqueous (terlarut dalam air/larutan)
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam persamaan reaksi tersebut dinamakan koefisien
reaksi. Pada contoh di atas dapat dijelaskan bahwa koefisien reaksi untuk Na, H 2O, NaOH dan H2
masing-masing adalah 2,2,2,1.
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam dua langkah sebagai berikut:
a. Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan hasil reaksi, lengkap dengan keterangan tentang
wujudnya.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 44


b. Penyetaraan, yaitu memberikan koefisien yang sesuai dengan jumlah atom setiap unsur sama pada
kedua rumus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persamaan reaksi, yaitu:
a. Koefisien
Angka yang berada di sebelah kiri rumus pereaksi dan hasil reaksi disebut koefisien. Tiap
koefisien dalam persamaan tersebut mewakili jumlah unit tiap-tiap zat dalam reaksi.
b. Langkah-langkah Menyetarakan Reaksi Kimia
Penyetaraan persaman reaksi dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1) Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya yang memiliki rumus paling kompleks sama
dengan satu, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara berupa huruf.
2) Terlebih dahulu setarakan unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien satu.
3) Setarakan unsur yang lain.
Contoh:
Reaksi gas metana (CH4) dengan gas oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Langkah 1:
Menuliskan rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi sebagai berikut:
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Langkah 2:
Penyetaraan:
a. Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan yang lain dengan huruf
CH4(g) + a O2(g) → b CO2(g) + c H2O(g)
b. Setarakan atom C dan H. Perhatikan jumlah atom C di sebelah kiri = 1; berarti jumlah atom C
di sebelah kanan = b = 1. Perhatikan jumlah atom H di sebelah kiri = 4 ; berarti jumlah atom
H di sebelah kanan = 2c, berarti 2c = 4, atau c = 2
c. Setarakan jumlah atom O, jumlah atom O di ruas kiri = 2a. Di ruas kanan = 2 + 2 = 4, berarti
2a = 4 atau a = 2.
Dengan demikian diperoleh persamaan reaksi sebagai berikut:
CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g)

Terjadinya reaksi kimia dapat diamati melalui gejala-gejala yang ditimbulkannya. Gejala-
gejala yang timbul dan dapat diamati pada saat terjadinya reaksi kimia adalah terbentuknya endapan,
gas, perubahan warna dan perubahan suhu. Contoh reaksi-reaksi dan gejala yang dihasilkannya adalah
sebagai berikut:
1) Reaksi yang menghasilkan endapan
Pb(NO3)2(aq) + 2 KI(aq) → PbI2(s) + 2 KNO3(aq)
Larutan tak Larutan tak Endapan Larutan tak
berwarna berwarna kuning berwarna

Gambar 10.2 Reaksi pengendapan antara Pb(NO3)2 dengan KI menghasilkan endapan berwarna
kuning PbI2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 45


Contoh reaksi pembentukan endapan:
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) → BaSO4(s) + 2 NaCl(aq)
2) Reaksi yang menghasilkan gas
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
CaCO3(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
3) Reaksi yang menghasilkan panas
Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) + kalor
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + kalor
CaO(s) + 2 H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2O(l) + kalor
4) Reaksi yang menghasilkan perubahan warna
2 K2CrO4(aq) + 2 HCl(aq) → 2K2Cr2O7(aq) + KCl(aq) + H2O(l)
Kuning tidak berwarna jingga tidak berwarna

Reaksi kimia banyak terjadi di lingkungan kita, bahkan di dalam tubuh kita pun terjadi
berbagai macam reaksi kimia. Ada beberapa tipe reaksi kimia yaitu:
1) Reaksi penggabungan/pembentukan
Reaksi penggabungan adalah reaksi yang terjadi dimana dua atau lebih zat bergabung membentuk
satu jenis zat baru.
Reaksi yang terjadi bila logam magnesium dibakar.
2Mg(s) + O2(g) → 2 MgO(s)

Gambar 10.3 Reaksi pembakaran antara logam magnesium dengan gas oksigen (Sumber :
Chang, General Chemistry)

Contoh reaksi pembentukan :


2Al(s) + 3Cl2(g) → 2AlCl3(s)
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
CaO(s) + CO2(g) → CaCO3(s)
2) Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian adalah reaksi yang terjadi bila senyawa tunggal terurai menghasilkan dua atau
lebih zat yang baru.
Jika Merkuri oksida dipanaskan maka akan terurai menjadi logam merkuri dan oksigen.
2HgO(s) → 2Hg(l) + O2(g)
Contoh reaksi penguraian :
2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
3) Reaksi Pendesakan
Reaksi pendesakan atau disebut juga reaksi pertukaran tunggal adalah reaksi dimana suatu unsur
menggantikan posisi unsur lain dalam suatu senyawa.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 46


Jika logam seng dicelupkan ke dalam larutan tembaga (II) sulfat, akan menggantikan posisi
tembaga. Reaksinya :
Zn(s) + CuSO4(aq) → Cu(s) + ZnSO4(aq)
Contoh Reaksi Pendesakan :
Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g)
2Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Cl2(g) + 2NaI(aq) → 2NaCl(aq) + I2(s)
4) Reaksi Metatesis
Reaksi metatesis atau reaksi pertukaran ganda adalah reaksi kimia yang melibatkan pertukaran
antar ion-ion dalam senyawa yang bereaksi.
Jika larutan natrium sulfat bereaksi dengan barium nitrat membentuk endapan putih dari barium
sulfat. Persamaan reaksinya:
Na2SO4(aq) + Ba(NO3)2(aq) → 2NaNO3(aq) + BaSO4(s)
Contoh reaksi metatesis :
Reaksi Penetralan asam basa
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Reaksi Pengendapan
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) → CaCO3(s) + 2NaCl(aq)
Reaksi Pembentukan
MnS(s) + 2HCl(aq) → MnCl2(aq) + H2S(g)
5) Reaksi redoks
Reaksi redoks terjadi apabila dalam suatu reaksi ada yang mengalami reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi. Reaksi oksidasi ditandai dengan peningkatan bilangan oksidasi dan lepasnya elektron.
Reaksi reduksi ditandai dengan penurunan bilangan oksidasi dan menerima elektron.
Contoh reaksinya :

Logam Mg direaksikan dengan asam klorida terjadi reaksi redoks, persamaan reaksinya adalah :
Mg → Mg2+ + 2e- reaksi oksidasi
Cl‒ + e- → Cl2‒ reaksi reduksi

Persamaan Reaksi Kimia


Penulisan : p A(s) + q B(l)  r C(g) + s D(aq)

Pereaksi / reaktan Hasil reaksi / Produk


p, q, r, s : koefisien reaksi (angka)
A&B : senyawa pereaksi / reaktan
C&D : senyawa hasil reaksi / produk
fase senyawa s : solid (padat) → logam, endapan, padatan, kristal, serbuk
l : liquid (cair) → air, cairan
aq : aqueous (larutan)
g : gas (gas)
Penyetaraan reaksi : Jumlah unsur di kiri panah = jumlah unsur di kanan panah

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 47


Jika ada ion poliatom di kiri panah dan di kanan panah sama persis bisa dihitung sebagai ion
poliatomnya.

Contoh Soal
1. Setarakanlah persamaan reaksi berikut.
a. __Al(s) + __Cr2O3(aq)  __Al2O3(aq) + __Cr(s)
b. __Zn(s) + __HCl(aq) → __ZnCl2(aq) + __H2(g)
c. __ Na2SO4(aq) + __BaCl2(aq) → __ BaSO4(s) + __NaCl(aq)
d. __Mg(OH)2(aq) + __HCl(aq)  __MgCl2(aq) + __H2O(l)
e. __C3H6 (g) + __O2(g) → __CO2(g) + __H2O(l)
f. __C2H5OH(aq) + __O2(g)  __CO2(g) + __H2O(l)
g. __Cu(s) + __H2SO4(aq)  __CuSO4(aq) + __SO2(g) + __H2O(l)
h. __K2Cr2O7(aq) + __HCl(aq) → __KCl(aq) + __CrCl3(aq) + __Cl2(g) + __H2O(l)
i. __KMnO4(aq) + __HCl(aq)  __KCl(aq) + __MnCl2(aq) + __Cl2(g) + __H2O(l)
j. __MnO2(s) + __HCl(aq)  __MnCl2(aq) + __Cl2(g) + __H2O(l)

2. Tuliskan persamaan setara lengkap dengan fase senyawa untuk masing-masing reaksi
berikut ini.
Logam (berdiri sendiri) dengan fase s
Air = H2O(l)
Uap air = H2O(g)
Gas nitrogen = N2(g)
Gas hidrogen = H2(g)
Gas oksigen = O2(g)
Gas fluorin = F2 (g)
Gas klorin = Cl2(g)
Gas bromin = Br2(g)
Gas iodin = I2(g)
Gas amonia = NH3(g)

a. Logam aluminium bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk larutan aluminium
klorida dan gas hidrogen.

b. Gas dinitrogen pentaoksida dengan air membentuk larutan asam nitrat.

c. Gas asetilena (etuna) terbakar sempurna oleh gas oksigen membentuk gas karbon dioksida
dan air.

d. Gas klorin bereaksi dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium klorida,
larutan natrium hipoklorit, dan air.

e. Larutan natrium hidroksida bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan natrium
sulfat dan air.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 48


f. Larutan asam klorida bereaksi dengan larutan magnesium hidroksida membentuk larutan
magnesium klorida dan air.

g. Gas butana terbakar sempurna oleh gas oksigen membentuk gas karbon dioksida dan air.

h. Larutan magnesium nitrat bereaksi dengan larutan natrium fosfat membentuk larutan
magnesium fosfat dan larutan natrium nitrat.

i. Logam besi bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk larutan besi(III) klorida dan gas
hidrogen.

j. Gas karbon dioksida dan gas amonia bereaksi membentuk padatan urea dan air.

k. Alkohol cair terbakar dengan gas oksigen menghasilkan gas karbon dioksida dan air.

B. HUKUM DASAR KIMIA


Dalam melakukan penelitian dan kerja di laboratorium para ahli kimia bekerja menggunakan
metode ilmiah, yaitu suatu metode yang apabila dikerjakan oleh orang lain akan menghasilkan hasil
yang sama. Dari hasil pengamatan eksperimennya, para ahli membuat hasil kesimpulan yang
kemudian dijadikan suatu hukum. Hukum-hukum dasar kimia inilah yang menjadi rujukan untuk
perkembangan dan aplikasi ilmu kimia berikutnya.

1. HUKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISIER)


Antoine Laurent Lavoisier, seorang ilmuwan kimia Perancis (1743-1794) mempelajari
pengaruh pemanasan beberapa logam di tempat terbuka. Dia menimbang logam itu sebelum
pembakaran dan sesudah pembakaran. Ia mendapatkan bahwa logam yang telah dibakar di tempat
terbuka, massanya lebih besar daripada massa logam sebelum dibakar. Jika logam hasil
pembakaran dipanaskan dengan batu bara, akan diperoleh massa logam semula.
Lavoisier berpendapat bahwa udara di tempat terbuka mengandung gas yang dapat
bereaksi dengan logam yang dipanaskan. Ia menamakan gas tersebut oksigen. Dengan demikian,
dipikirkan bahwa bertambahnya massa logam setelah dibakar disebabkan oleh bereaksinya
oksigen dengan logam yang dibakar. Massa oksigen dan massa logam yang bereaksi sama dengan
massa oksida logam yang terbentuk.
Eksperimen Lavoisier tersebut menghasilkan hukum Lavoisier yang terkenal dengan
hukum Kekekalan massa yang berbunyi : “Pada setiap reaksi kimia, massa zat-zat yang bereaksi
adalah sama dengan massa zat-zat hasil reaksi” atau “Dalam sistem tertutup massa total zat-zat
sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”.
Contoh :

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 49


1) Pemanasan sempurna 5,6 gram serbuk besi (Fe) dengan 3,2 gram serbuk belerang (S)
menghasilkan zat baru (FeS) sebanyak 8,8 gram. Tunjukkan bahwa reaksi tersebut memenuhi
hukum kekekalan massa.
Penyelesaian:
Massa zat sebelum reaksi = massa Fe + massa S = 5,6 gram + 3,2 gram = 8,8 gram
Massa zat setelah reaksi = 8,8 gram
Massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi sehingga reaksi tersebut
memenuhi hukum kekekalan massa.

Contoh Soal:
1. Sejumlah logam besi dipijarkan dengan 3,2 gram belerang menghasilkan 8,8 gram senyawa
besi(II) sulfida. Berapa gram logam besi yang telah bereaksi?
2. Sebanyak 18 gram glukosa dibakar dengan gas oksigen menghasilkan 26,4 gram gas karbon
dioksida dan 10,8 gram uap air. Berapa gram gas oksigen yang telah bereaksi pada
pembakaran tersebut?
3. Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara, dihasilkan 4 gram oksida magnesium.
Berapa gram oksigen yang terpakai dalam reaksi tersebut?

2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP (HUKUM PROUST)


Louis Proust (1754-1826) seorang kimiawan Perancis yang pertama kali menyatakan
bahwa suatu senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu
sama. Hal ini dikemukakan oleh Proust setelah melakukan serangkaian eksperimen di tahun 1797
dan 1804.
Joseph Louis Proust pada tahun 1797 melakukan sederetan percobaan mengenai
perbandingan jumlah zat-zat yang bereaksi. Misalnya pada pembentukan senyawa natrium klorida
dari unsur-unsurnya, perbandingan jumlah natrium dan klor dalam suatu reaksi selalu tetap, yaitu
39,0% natrium dan 61% klor. Demikian pula untuk reaksi kimia yang lain, seperti:
1) Hidrogen + Oksigen → Air
Pada reaksi ini, perbandingan atom hidrogen dan atom oksigen yang membentuk molekul air
selalu tetap, yaitu hidrogen:oksigen = 1:8 atau 11,11% hidrogen dan 88,89% oksigen.
2) Besi + Sulfur (belerang) → Besi Sulfida
Pada reaksi ini, perbandingan jumlah besi dan sulfur dalam besi sulfida selalu 7:4 atau
63,64% besi dan 36,365 sulfur.
3) Karbon + Oksigen → Karbondioksida
Pada reaksi ini, perbandingan jumlah karbon dan oksigen dalam karbondioksida selalu 3:8,
atau 27,27% karbon dan 72,73% oksigen.
Tabel 10.3 Hasil Eksperimen Proust
Massa Hidrogen yang Massa Oksigen yang Massa air yang Sisa Hidrogen atau
direaksikan (gram) direaksikan (gram) terbentuk (gram) Oksigen (gram)
1 8 9 -
2 8 9 1 gram hidrogen
1 9 9 1 gram oksigen
2 16 18 -

Dari tabel 10.3 di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8 gram
oksigen, menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa
oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 50


banyaknya air yang terbentuk. Komposisi air akan selalu tetap, sepanjang air itu murni, tidak
bergantung dari sumber atau cara pembuatannya.
Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal dengan
sebutan, Hukum Perbandingan Tetap, yang berbunyi: Setiap senyawa tersusun dari unsur-unsur
dengan perbandingan yang tetap
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentu dan tetap”
Contoh :
1) Jika direaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang terbentuk?
Penyelesaian:
a) Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8.
b) Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40.
c) Perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang direaksikan
memerlukan 4 x 8 gram oksigen yaitu 32 gram.
d) Untuk kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih
bersisa sebanyak ( 40 – 32 ) gram = 8 gram.
Ditulis sebagai H2(g) + O2(g) → H2O(l)
Perbandingan Massa 1 gram 8 gram 9 gram
Jika awal reaksi 4 gram 40 gram ... gram?
Yang bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram
Maka Oksigen bersisa = 8 gram
2) Belerang dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida belerang dengan perbandingan
massa belerang : massa oksigen = 2 : 3. Jika direaksikan, 8 gram belerang dengan 9 gram
oksigen. Maka :
a) Berapa gram oksida belerang yang terbentuk?
b) Adakah zat sisa yang tidak bereaksi ? Jika ada, zat apa dan berapa gram banyaknya?
Penyelesaian:
a) Jika semua belerang habis bereaksi maka diperlukan oksigen sebanyak x 8 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 12
gram. Hal ini tidak mungkin karena oksigen yang tersedia hanya 9 gram, maka
oksigenlah yang habis bereaksi.
b) Belerang yang bereaksi = x 9 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 6 gram
Maka:
a) Belerang yang bereaksi = 6 gram
Oksigen yang bereaksi = 9 gram +
Massa zat-zat yang bereaksi = 15 gram
Massa zat-zat hasil reaksi = massa zat-zat yang bereaksi = 15 gram
b) Ada zat sisa yang tidak bereaksi, yaitu belerang. Belerang yang tidak bereaksi = (8 – 6)
gram = 2 gram

Contoh Soal:
1. Senyawa besi(II) sulfida tersusun dari unsur besi dan unsur belerang dengan perbandingan
massa Fe : S = 7 : 4. Bila 15 gram besi dan 2 gram belerang dibentuk menjadi senyawa
besi(II) sulfida, berapa gram massa besi(II) sulfida yang dapat terjadi? Berapakah sisa unsur
yang tidak bereaksi?
2. Bila logam magnesium dibakar dengan gas oksigen akan diperoleh senyawa magnesium
oksida. Hasil percobaan tertera pada tabel berikut :

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 51


Massa Massa oksigen Massa magnesium Unsur yang bersisa
magnesium (gram) oksida
(gram) (gram)
45 8 20 33 gram Mg
12 20 20 12 gram O
6 40 10 36 gram O
45 16 40 21 gram Mg
Apakah data pada tabel menunjukkan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust)? Jika
berlaku, berapa perbandingan massa magnesium dan oksigen di dalam senyawa magnesium
oksida?
3. Perbandingan massa karbon (C) terhadap oksigen (O) dalam karbon dioksida (CO2) adalah 3 :
8. Tentukan massa karbon dioksida yang dapat dihasilkan apabila direlksikan:
a. 6 gram karbon dengan 16 gram oksigen
b. 6 gram karbon dengan 8 gram oksigen
c. 3 gram karbon dengan 10 gram oksigen
d. 6 gram karbon dengan 10 gram oksigen
4. Jika 10 gram tembaga direaksikan dengan belerang akan menghasilkan 15 gram tembaga(II)
sulfida (CuS).
a. Berapakah perbandingan massa tembaga : belerang dalam senyawa tembaga(II) sulfida?
b. Jika 6 gram tembaga dipanaskan dengan 10 gram belerang, berapakah massa tembaga(II)
sulfida yang dapat dihasilkan? Berapakah sisa pereaksi pada akhir reaksi?
5. Sebanyak 1 gram magnesium direaksikan dengan 2 gram oksigen. Setelah reaksi berlangsung
diperoleh 1,67 gram magnesium oksida.
a. Tentukan massa pereaksi yang bersisa
b. Tentukan perbandingan massa antara magnesium dengan oksigen dalam magnesium
oksida
c. Berapa gram magnesium oksida yang dapat terbentuk jika direaksikan 5 gram magnesium
dengan 4 gram oksigen?
6. Sebanyak 4 gram kalsium direaksikan dengan oksigen berlebih. Massa kalsium oksida yang
dihasilkan ternyata 5,6 gram. Berapa gram kalsium oksida yang terbentuk jika 10 gram
kalsium direaksikan dengan 4 gram oksigen?
7. Sebanyak 1 gram unsur A direaksikan dengan 3 gram unsur B sehingga membentuk 2,33
gram senyawa AB. Berapakah perbandingan massa A : B dalam senyawa AB itu?

3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA (HUKUM DALTON)


John Dalton (1776-1844) menganalisis perbandingan massa unsur-unsur pembentuk
etilena, metana, oksida karbon, dan oksida nitrogen seperti ditunjukkan dalam tabel 10.4
Tabel 10.4 Perbandingan massa unsur-unsur pembentuk etilena, metana, oksida karbon dan
oksida nitrogen

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 52


Karbon dengan hidrogen dapat membentuk senyawa etilena dan metana. Jika massa C
pada etilena sama dengan massa C pada metana (misalnya 12 g). Perbandingan massa hidrogen
dalam etilena dan metana = 1 : 2. Jika massa H pada etilena sama dengan massa H pada metana
(misalnya 4 gram), perbandingan massa karbon dalam etilena dan metana = 24 : 12 = 2 : 1
Karbon dengan oksigen dapat membentuk senyawa karbon monoksida dan karbon
dioksida. Jika massa C pada karbon monoksida sama dengan massa C pada karbon dioksida
(misalnya 6 g), perbandingan massa oksigen dalam karbon monoksida dan karbon dioksida = 4 : 8
= 1 : 2. Jika massa O pada karbon monoksida sama dengan massa O pada karbon dioksida
(misalnya 16 gram), perbandingan massa karbon dalam karbon monoksida dan karbon dioksida =
12 : 6 = 2 : 1.
Nitrogen dengan oksigen dapat membentuk senyawa dinitrogen monoksida, nitrogen
monoksida, dan nitrogen dioksida. Jika massa N sama (misalnya 7 g) perbandingan massa oksigen
dalam dinitrogen monoksida, nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida = 4 : 8 : 16 = 1 : 2 : 4.
Dari hasil percobaan Dalton ternyata perbandingan unsur-unsur pada setiap senyawa
didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum Perbandingan
Berganda yang bunyinya: Apabila dua unsur dapat membentuk dua macam senyawa atau lebih,
untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka massa unsur kedua dalam senyawanya
berbanding sebagai bilangan – bilangan bulat dan sederhana.
“Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa salah
satu unsur tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang lain dalam
senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana”
Pada tabel 10.5 memberikan ilustrasi tentang hukum perbandingan berganda.
Tabel 10.5 Perbandingan Berganda

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 53


Dari tabel 10.5 dapat dilihat untuk massa H yang sama, perbandingan massa O yang
diikat adalah 1 : 2, ini merupakan bilangan bulat dan sederhana. Demikian juga untuk massa C
yang sama, perbandingan massa O yang diikat adalah 1:2. Untuk massa S yang sama,
perbandingan massa O yang diikat adalah 2:3. Hal ini sesuai dengan hukum perbandingan
berganda.
Contoh Soal :
1) Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO, N2O3, dan N2O4 dengan
komposisi massa terlihat pada tabel berikut.
Tabel 10.6 Perbandingan Nitrogen dan oksigen dalam senyawanya.

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bila massa N dibuat tetap (sama), sebanyak 7 gram, maka
perbandingan massa oksigen dalam: N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4
2) Bila unsur Nitrogen dan oksigen disenyawakan dapat terbentuk,
NO dimana massa N : O = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : O = 14 : 32 = 7 : 16
Untuk massa Nitrogen yang sama banyaknya maka perbandingan massa Oksigen pada
senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2

Contoh Soal :
1. Unsur A dan B membentuk dua senyawa, yaitu X dan Y. Massa unsur A dalam senyawa X
dan Y berturut-turut adalah 46,7% dan 30,4%. Tunjukkan bahwa hukum Dalton berlaku pada
kedua senyawa tersebut.
2. Dari unsur tertentu, dikenal ada 4 persenyawaan klor, yang berturut-turut mengandung klor
sebanyak 53,65%; 49,10%; 43,56%; dan 27,84%. Jelaskan dengan perhitungan, apakah
hukum Dalton berlaku dalam senyawa ini.
3. Unsur X dan Y membentuk dua jenis senyawa, berturut-turut mengandung 40% dan 50%
unsur X. Jika massa unsur X dalam kedua senyawa itu sama, berapakah perbandingan massa
unsur Y dalam senyawa I : senyawa II?
4. Unsur fosforus dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I
terdapat 31 gram fosforus, sedangkan dalam 71 gram senyawa II mengandung 40 gram
oksigen. Tunjukkan bahwa kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
5. Unsur A dan B membentuk dua jenis senyawa (senyawa I dan II). Massa A dalam senyawa I
adalah 27,3% dan massa B dalam senyawa II adalah 57,1%.
a. Apakah kedua senyawa memenuhi hukum Dalton?
b. Jika rumus kimia salah satu senyawa adalah AB, bagaimana rumus kimia senyawa yang
satunya lagi?

4. HUKUM PERBANDINGAN VOLUME (HUKUM GAY-LUSSAC)


Pada tahun 1808, ilmuwan Perancis, Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan
percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan berbagai
macam gas. Menurut Gay Lussac 2 volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas oksigen
membentuk 2 volume uap air. Reaksi pembentukan uap air berjalan sempurna, memerlukan 2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 54


volume gas hidrogen dan 1 volume gas oksigen, untuk menghasilkan 2 volume uap air, lihat
model percobaan pembentukan uap air pada Gambar 10.4 berikut.

Gambar 10.4 Model percobaan Gay Lussac untuk pembentukan uap air dari gas hidrogen dan
oksigen
Dari percobaan ini ternyata diketahui bahwa 2 liter uap air dapat terjadi, jika direaksikan
2 liter gas Hidrogen dengan 1 liter gas Oksigen. Reaksi ini ditulis:
2L gas H2 + 1 L gas O2 → 2 L uap H2O
2 mol 1 mol 2 mol
2L 1L 2L
Dari persamaan reaksi yang dituliskan diatas tampak bahwa perbandingan volume dari H2 : gas O2
: uap H2O adalah 2 : 1 : 2.
Perhatikan data percobaan di bawah ini :
Tabel 10.7 Data Percobaan Reaksi Gas

Dari data percobaan di atas, perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi
adalah berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan ini sesuai dengan Hukum perbandingan
volume atau yang dikenal sebagai Hukum Gay Lussac. Dari hasil eksperimen dan pengamatannya
disimpulkan bahwa: “volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi, jika
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana”

Contoh Soal :
1) Reaksi pembentukan amonia : N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Pada temperatur dan tekanan tertentu direaksikan 2 Liter gas nitrogen dengan 3 liter gas
hidrogen.
a) Berapa liter gas nitrogen dan gas hidrogen yang bereaksi? Adakah zat yang tidak
bereaksi? Jika ada, zat apa dan berapa liter jumlahnya?
b) Berapa liter gas amonia yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Berdasarkan persamaan reaksi pembentukan gas amonia:
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
1L 3L 2L
Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi adalah

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 55


V (N2 ) : V (H2) : V (NH3) = 1 : 3 : 2 sesuai dengan koefisien reaksinya 1 : 3 : 2
Jika gas Nitrogen habis bereaksi (2 L) maka hidrogen yang diperlukan sebanyak: x2L=6
L, tidak mungkin Nitrogen yang habis bereaksi karena hidrogen yang tersedia 3 Liter.
Sehingga yang habis bereaksi adalah Hidrogen maka Nitrogen yang bereaksi adalah : x3L
= 1 L, ini dapat terjadi karena Nitrogen yang tersedia 2 L.
Maka gas amonia yang terbentuk adalah: x 3 L = 2 L
Maka :
a) Gas nitrogen yang bereaksi sebanyak 1 L dan gas hidrogen yang bereaksi 3 L. Zat sisa
yang tidak bereaksi adalah gas nitrogen sebanyak 2 L - 1 L = 1 L
b) Gas amonia yang terbentuk sebanyak 2 L

2) Untuk membakar 100 mL uap spirtus (campuran metanol, CH3OH, dengan etanol C2H5OH)
secara sempurna, diperlukan 270 mL oksigen. Jika reaksi yang terjadi :
2CH3OH(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 4H2O(g)
C2H5OH(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g)
Bagaimana komposisi spirtus (% metanol dan etanol)?
Penyelesaian :
Misalkan komposisi 100 mL uap spirtus terdiri atas etanol (C2H5OH) = x mL dan metanol
(CH3OH) = (100–x) mL. Pereaksi dan hasil reaksi semuanya berupa gas maka berlaku hukum
Guy-Lussac :
Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi sesuai dengan koefisien
reaksi.
C2H5OH(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g)
x mL 3 x mL
2CH3OH(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 4H2O(g)
(100-x) mL x (100-x) mL
Jumlah oksigen yang diperlukan untuk pembakaran :
[3x + x (100-x)] mL = 270 mL
3 x + 150 - x = 270 mL
x = 270 – 150
x = 80
Komposisi 100 mL uap spirtus terdiri atas :
Etanol (C2H5OH) = x mL = 80 mL;
Metanol (CH3OH) = (100 – x)mL = (100-80 ) mL = 20 mL
Komposisi spirtus adalah : Etanol (C2H5OH) = 80 mL = X 100% = 80 %
Metanol (CH3OH) = 20 mL = X 100% = 20 %

5. HUKUM AVOGADRO (HIPOTESIS AVOGADRO)


Seorang ahli fisika dari Italia bernama Amadeo Avogadro (1776-1856) berpendapat
bahwa ada hubungan antara jumlah partikel dalam gas dan volume gas, yang tidak bergantung
pada jenis gas. Untuk memahaminya, perhatikan data percobaan penentuan jumlah molekul
beberapa gas pada volum 1 L, suhu dan tekanan standar (0°C, 76 cmHg) pada tabel 10.8 di bawah
ini :

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 56


Tabel 10.8 Data percobaan pengukuran volum pada suhu dan tekanan standar

Dari data tersebut ternyata dalam volum yang sama dan keadaan yang sama terdapat
jumlah molekul yang sama pula. Hipotesis ini dijadikan suatu hukum, yang dikenal sebagai
hukum Avogadro. Hipotesis Avogadro berbunyi : “Pada temperatur dan tekanan yang sama,
semua gas pada volum yang sama mengandung jumlah molekul yang sama pula.” Artinya,
jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak tergantung kepada ukuran dari molekul
gas.
Sebagai Contoh :
1 liter gas hidrogen dan nitrogen akan mengandung jumlah molekul yang sama, selama suhu dan
tekanannya sama. Aspek ini dapat dinyatakan secara matematis,

Dimana:
V adalah volum gas.
n adalah jumlah mol dalam gas tersebut.
k adalah tetapan kesebandingan.
Akibat paling penting dari hukum Avogadro adalah bahwa Konstanta gas ideal memiliki nilai
yang sama bagi semua gas. Artinya, konstan.

Dimana:
p adalah tekanan gas,
T adalah temperatur
V adalah volume,
n adalah jumlah mol
Satu mol gas ideal memiliki volum 22,4 liter pada kondisi standar (STP), dan angka ini sering
disebut volum molar gas ideal, untuk gas-gas nyata (non-ideal) memiliki nilai yang berbeda.
Contoh Soal :
1) Pada temperatur dan tekanan tertentu, 1 liter gas oksigen mengandung 1,0 x 1022 molekul gas
oksigen. Pada temperatur dan tekanan yang sama, maka hitunglah :
a) Berapa banyaknya molekul gas klorin yang terdapat dalam 2 Liter gas klorin;
b) Berapa liter volume 5,0 x 1022 molekul gas hidrogen klorida?
Penyelesaian :
a) Sesuai hipotesis avogadro, pada temperatur dan tekanan yang sama:
1 liter gas oksigen mengandung 1,0 x 1022 molekul
1 liter gas klorin mengandung 1,0 x 1022 molekul
Maka banyaknya gas klorin yang terdapat dalam 2 Liter gas klorin adalah = 2 (1,0 x 10 22)
= 2,0 x1022 molekul
b) Sesuai hipotesis Avogadro:
Volume 1,0 x 1022 molekul gas oksigen = 1 L

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 57


Volume 1,0 x 1022 molekul gas Hidrogen Klorida = 1 L
Volume 5,0 x 1022 molekul gas Hidrogen Klorida = x 1 L= 5 L
2) Gas nitrogen dan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk gas amoniak (NH3) pada keadaan
tekanan dan suhu yang sama. Jika 40 molekul gas nitrogen, berapa molekul gas hidrogen yang
diperlukan dan berapa molekul gas NH3 yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Reaksinya : N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Perbandingan koofisien : 1 : 3 : 2
Perbandingan volum : 1 vol : 3 vol : 2 vol
Gas H2 yang diperlukan : x 40 molekul = 120 molekul
Gas NH3 yang terjadi : x 40 molekul = 80 molekul
Jadi, gas H2 yang diperlukan adalah 120 molekul dan NH3 yang terjadi adalah 80 molekul.

“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama akan mengandung
jumlah molekul yang sama”
Dengan kata lain,
“Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya”

Contoh Soal:
1. Setiap 2 liter gas nitrogen tepat habis bereaksi dengan 3 liter gas oksigen menghasilkan 1 liter
gas oksida nitrogen NxOy. Jika volume diukur pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan
rumus molekul oksida nitrogen tersebut.
2. Pada peruraian sempurna 10 mL suatu oksida nitrogen (NxOy) yang berupa gas dihasilkan 20
mL nitrogen dioksida (T,P) dan 5 mL oksigen (T,P). Tentukan rumus molekul oksida nitrogen
tersebut.
3. Pada pembakaran sempurna 100 ml suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) diperlukan 350 ml gas
oksigen dan dihasilkan 200 ml gas karbon dioksida. Reaksi pembakarannya dapat dituliskan
sebagai berikut.
CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
Tentukan rumus kimia hidrokarbon tersebut!
4. Pada suhu dan tekanan yang sama, 20 ml gas yang mengandung unsur nitrogen dan oksigen
(NxOy) terurai membentuk 40 ml gas nitrogen dioksida dan 10 ml gas oksigen. Tentukan
rumus molekul gas NxOy tersebut!
5. Berapa liter gas oksigen yang diperlukan untuk membakar 5 liter gas butana (C4H10) agar
semua gas butana tersebut habis bereaksi?
Reaksi yang terjadi : C4H10(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
6. Amonia (NH3) dibuat dari reaksi gas nitrogen dengan gas hidrogen menurut persamaan reaksi
berikut.
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Berapa volume gas nitrogen (T,P) dan hidrogen (T,P) yang diperlukan untuk membuat 100
liter amonia (T,P)?
7. Pada pembakaran sempurna 10 mL suatu campuran gas metana (CH4) dengan gas etena
(C2H4) dihasilkan 12 mL gas karbon dioksida (CO2). Semua gas diukur pada suhu dan
tekanan yang sama.
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
C2H4(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(g)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 58


Tentukan susunan campuran tersebut.
8. Jika 12 liter campuran gas etena (C2H4) dan gas propana (C3H8) dibakar sempurna, dihasilkan
27 liter gas CO2, tentukan:
a. Volume masing-masing gas dalam campuran tersebut
b. Volume gas oksigen yang diperlukan dalam pembakaran tersebut
9. Campuran gas metana (CH4) dan propana (C3H8) sebanyak 6 liter dibakar sempurna dengan
18 liter gas oksigen. Tentukan volum gas metana dan gas propana dalam campuran tersebut!
10. Untuk menentukan rumus gas hidrokarbon CxHy, dilakukan pembakaran 2 liter gas CxHy (T,P)
sesuai dengan reaksi berikut
CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Jika gas oksigen yang diperlukan adalah 15 liter dan pada reaksi tersebut dihasilkan 10 liter
gas CO2, tentukan :
a. Rumus kimia CxHy dan
b. Volume air yang dihasilkan
11. Asetilena (C2H2) merupakan komponen yang terdapat dalam gas karbid pada pengelasan
logam. Pengelasan biasanya dilakukan pada suhu 3.500°C. Jika pada suhu tersebut dilakukan
pembakaran 6 liter gas C2H2 dengan oksigen murni, tentukan jumlah udara yang diperlukan
jika udara mengandung 20% oksigen. Reaksinya adalah sebagai berikut.
C2H2(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
12. Dalam 1 liter oksigen (T,P) terdapat 2,7 x 1022 molekul oksigen. Pada suhu dan tekanan yang
sama, hitung:
a. jumlah molekul nitrogen dalam 1 liter gas nitrogen
b. jumlah atom helium dalam 2 liter gas helium, dan
c. jumlah molekul amonia (NH3) dalam 2 liter gas amonia
13. Suatu bahan bakar gas terdiri atas 80% volume metana (CH4), sisanya etana (C2H6). Hitung
volume oksigen (T,P) yang diperlukan untuk membakar sempurna 1 liter bahan bakar tersebut
(T,P). Pembakaran metana dan etana menghasilkan karbon dioksida dan air.
14. Pada pembakaran sempurna 10 mL campuran metana (CH4) dan etana (C2H6) (T,P) dihasilkan
13 mL karbon dioksida (T,P). Berapa volume oksigen yang digunakan?

C. MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL RELATIF


1. Massa Atom Relatif
Massa atom relatif dalam kimia sangat penting untuk mengetahui sifat unsur atau senyawa.
Bagaimana cara untuk menentukan massa atom relatif? Massa atom relatif yaitu bilangan yang
menyatakan perbandingan massa atom unsur tersebut dengan massa atom yang dijadikan standar.
Sampai saat ini massa atom unsur tidak dapat diukur dengan alat penimbang massa, karena atom
berukuran sangat kecil. Pada mulanya, massa atom relatif dihitung dengan cara mengukur jumlah
unsur yang saling bersenyawa. Sebagai standar digunakan atom hidrogen karena merupakan atom
teringan. Kemudian diganti dengan oksigen karena atom oksigen dapat bersenyawa dengan atom lain.
Setelah penemuan spektrometer massa dibuktikan bahwa standar oksigen sudah tidak tepat karena
oksigen terdiri dari campuran isotop-isotop O-16, O-17, dan O-18 dengan kelimpahan relatif masing-
masing berturut-turut, 99,76%, 0,04% dan 0,20%.
Pada tahun 1961, IUPAP (The International Union of Pure and Applied Physic) dan IUPAC
(The International Union of Pure and Applied Chemistry) sepakat untuk memakai unified atomic
mass unit (mu) atau satuan massa atom (sma) sebagai penggantinya. Syarat atom yang massa atomnya
dijadikan standar adalah harus atom yang stabil dan murni, maka ditetapkan atom C-12 sebagai
standar.
Menurut kesepakatan tersebut:

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 59


1 mu (1 sma) = massa 1 atom karbon -12
= X 1023 gram = 1,66044 X 10-24 gram
Massa atom relatif suatu unsur X dengan lambang Ar X adalah perbandingan massa rata-rata
satu atom unsur tersebut dengan x massa satu atom 12C.
Secara matematik ditulis :
𝑎 𝑎 𝑎 𝑚
𝑟
𝑚𝑎 𝑎 𝑎 𝑚

Bagaimana cara menghitung massa atom relatif berdasarkan rumus di atas? Perhatikan contoh
soal berikut.
Contoh Soal 1:
Hitung massa atom relatif Fe jika diketahui massa Fe = 55,874 !
Penyelesaian :
𝑟 𝑟 dibulatkan menjadi 56

Massa atom relatif unsur-unsur dapat ditemukan dalam tabel sistem periodik unsur-unsur. Pada
gambar di bawah ini ditunjukkan lambang unsur karbon.

Gambar 10.5 Lambang Unsur Karbon dalam Sistem Periodik Unsur

Jika kita mencari massa atom karbon pada sistem periodik unsur, maka yang ditemukan
nilainya bukanlah 12,00 sma tetapi 12,01 sma. Perbedaan ini terjadi karena sebagian besar unsur yang
ada di alam (termasuk karbon) memiliki lebih dari satu isotop. Hal ini berarti bahwa ketika kita
mengukur massa atom suatu unsur, yang kita peroleh adalah massa rata-rata dari berbagai jenis isotop
yang ada di alam.
Contohnya, di alam atom karbon ditemukan dalam dua jenis isotop yaitu C-12 dan C-13,
dengan kelimpahan untuk masing-masing adalah 98,90% dan 1,10% . Massa atom karbon-13 telah
ditetapkan sebesar 13,00335 sma. Jadi massa atom rata-rata dari karbon dapat dihitung sebagai
berikut:
Massa atom rata-rata karbon = (0,9890 x 12,00000) + (0,0110 x 13,003350)
= 12,0 sma
Karena jumlah atom karbon-12 di alam jauh lebih banyak daripada atom karbon-13, maka massa atom
rata-ratanya lebih mendekati 12 sma daripada 13 sma.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 60


Contoh soal 2:
1) Di alam terdapat klor dalam dua isotop yaitu 75% klor-35 dengan 25% klor-37. Tentukan massa
atom relatif Cl!
Penyelesaian :
Ar Cl = (75% x 35) + (25% x 37)
= 35,5
2) Di alam terdapat isotop tembaga dengan kelimpahan masing-masing 69,2 % Cu yang memiliki
massa 62,930 sma dan 30,8 % Cu yang memilliki massa 64,928 sma. Tentukan massa atom relatif
dari tembaga!
Penyelesaian:
Ar Cu = (69,2% x 62,930) + (30,8% x 64,928)
= 63,545
3) Nitrogen di alam terdiri dari 99,633% N-14 dan 0,367% N-15. Hitung massa atom relatif
nitrogen, jika diketahui massa atom relatif N-14 = 14,00307 dan N-15 = 15,00011.
Penyelesaian:
Ar N = (99,633% x 14,00307) + (0,367% x 15,00011)
= 14,0067

2. Massa Molekul Relatif


Unsur dan senyawa yang partikelnya berupa molekul, massanya dinyatakan dalam massa
molekul relatif (Mr). Pada dasarnya massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata
satu molekul unsur atau senyawa dengan 1/12 massa rata-rata satu atom karbon-12.
Jika kita mengetahui massa atom dari atom-atom penyusun suatu molekul, maka kita dapat
menghitung massa dari molekul tersebut. Massa molekul kadang disebut juga berat molekul adalah
jumlah dari massa-massa atom (dalam sma) dalam suatu molekul. Contoh massa molekul H2O adalah:
2 (massa atom H) + 1 (massa atom O) atau
2 (1,008 sma) + 1 (16,00 sma) = 18,02 sma
Massa molekul relatif dapat dihitung dengan menjumlahkan massa atom relatif atom-atom
pembentuk molekulnya.

Umumnya kita perlu mengalikan massa atom dari tiap unsur dengan jumlah atom dari unsur
itu yang ada dalam molekul dan kemudian menjumlahkannya untuk seluruh unsur.
Contoh Soal:
Hitung massa molekul dari senyawa-senyawa berikut ini:
1) Belerang dioksida (SO2) dan
2) Kafein (C8H10N4O2)
Penyelesaian:
Untuk menghitung massa molekul, kita perlu menghitung jumlah dari tiap jenis atom dalam molekul
dan mencari massa atomnya pada tabel periodik.
1) Ada satu atom S dan dua atom O dalam senyawa belerang dioksida.
Massa molekul SO2 = 32,07 sma + 2 (16,00 sma)
= 64,07 sma
2) Ada delapan atom C, sepuluh atom H, empat atom N, dan dua atom O dalam senyawa kafein. Jadi
massa molekul C8H10N4O2 adalah:
8 (12,01 sma) + 10 (1,008 sma) + 4 (14,01 sma) + 2 (16,00 sma = 194,20 sma

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 61


D. KONSEP MOL
1. Pengertian Mol
Partikel materi (atom, molekul, atau ion) mempunyai ukuran yang sangat kecil. Oleh karena
itu, sekecil apapun jumlah zat yang kita ambil akan mengandung sejumlah besar partikel. Misalnya,
dalam setetes air terdiri atas sekitar 1,67 x 1021 molekul (=1,67 miliar triliun). Untuk mengatasi
penggunaan bilangan yang sangat besar ini, maka digunakan satuan jumlah khusus, yaitu mol. Jadi
mol merupakan suatu satuan jumlah, sama seperti lusin dan gros, hanya saja mol menyatakan jumlah
yang jauh lebih besar.
1 mol = 6,02 x 1023 partikel (= 602 miliar triliun)
Bilangan 6,02 x 1023 ini disebut tetapan Avogadro (untuk menghormati Amedeo Avogadro,
seorang ilmuwan Italia) dan dinyatakan dengan lambang L (untuk menghormati J. Loschmidt, orang
pertama yang menghitung jumlah molekul suatu zat)
L = 6,02 x 1023

2. Standar Mol
Setiap besaran mempunyai standar tertentu. Apakah standar untuk 1 mol? Dari manakah asal
bilangan 6,02 x 1023 itu? Mol didefinisikan sebagai sejumlah massa zat yang mengandung partikel
sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram C-12. Jadi, standar mol adalah 12 gram C-12. Melalui
berbagai percobaan, para ahli menemukan jumlah partikel dalam 1 mol adalah 6,0221421 x 1023.

3. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel


Seperti halnya dengan 1 lusin, apapun barangnya, jumlah satuannya adalah 12, atau gros yang
jumlah satuannya adalah 144, demikian juga mol, apapun zatnya, jumlah partikelnya adalah 6,02 x
1023.
Contoh :
(1) Satu mol air (H2O) terdiri atas 6,02 x 1023 molekul air.
(2) Satu mol besi (Fe) terdiri atas 6,02 x 1023 atom besi.
(3) Satu mol oksigen (O2) terdiri atas 6,02 x 1023 molekul oksigen.
Hubungan jumlah mol (n) dengan jumlah partikel (X) dapat dirumuskan sebagai berikut.
X = n x 6,02 x 1023
Contoh Soal :
Nyatakan dalam mol dari:
a. 3,01 x 1022 atom besi
b. 1,204 x 1023 molekul air
Jawab:
Rumus X = n x L dapat ditata ulang untuk meghitung jumlah mol menjadi n =
a. Jumlah mol dari 3,01 x 1022 atom besi:
n Fe = = = 0,05 mol
b. Jumlah mol dari 1,204 x 1023 molekul air:
n H2O = = = 0,2 mol

4. Hubungan Mol dengan Massa


Sebanyak 1 lusin jeruk dan 1 lusin semangka mempunyai jumlah satuan yang sama, yaitu 12.
Namun demikian, kita semua tahu bahwa massa satu lusin jeruk berbeda dengan massa satu lusin
semangka. Demikian juga halnya dengan atom atau molekul. Meski jumlah molnya sama, massanya
tentu berbeda, tergantung pada jenisnya. Berapakah massa 1 mol zat?

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 62


Untuk memahami penentuan massa satu mol zat, perlu diperhatikan dua konsep berikut.
1) Standar mol adalah 12 gram C-12.
Artinya, massa 1 mol C-12 = 12 gram.
2) Massa atom relatif (Ar) atau massa molekul relatif (Mr) merupakan perbandingan massa antara
partikel zat itu dengan atom C-12.
Contoh 1:
Massa atom relatif (Ar) besi = 56, berarti perbandingan massa 1 atom Fe dan massa 1 atom C-12
adalah 56 : 12. Oleh karena massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka:
Massa 1 mol Fe = x 12 gram = 56 gram.
Contoh 2:
Massa molekul relatif (Mr) air = 18, berarti perbandingan massa 1 molekul air dan massa 1 atom C-12
adalah 18 : 12. Oleh karena massa 1 mol C-12 = 12 gram, maka:
Massa 1 mol air = x 12 gram = 18 gram.
Dari kedua contoh tersebut, dapat kita simpulkan bahwa massa 1 mol suatu zat sama dengan
Ar atau Mr-nya dalam satuan gram. Dengan kata lain, Ar atau Mr zat menyatakan massa (gram) dari 1
mol zat itu. Massa 1 mol zat selanjutnya disebut massa molar, dinyatakan dengan lambang mm dan
satuannya adalah gram mol‒1.
Contoh :
Diketahui Ar Ca = 40 dan Mr CO2 = 44, maka:
 Massa 1 mol Ca (= 6,02 x 1023 atom Ca) = 40 gram
 Massa 1 mol CO2 (= 6,02 x 1023 molekul CO2) = 44 gram
Dengan demikian, hubungan jumlah mol (n) dengan massa zat (m) dapat ditulis sebagai
berikut.
m = n x mm
dengan
m = massa (g)
n = jumlah mol (mol), dan
mm = massa molar (g mol‒1)

Contoh Soal
1) Diketahui Ar H = 1 dan O = 16
a. Berapa massa atom oksigen (O) dalam 2 mol oksigen?
b. Berapa massa molekul air (H2O) dalam 3 mol air?
Jawab :
Hubungan m = n x mm
a. Massa molar atom oksigen = 16 g mol‒1
m = n x mm = 2 mol x 16 g mol‒1 = 32 gram
b. Massa molar air = 18 g mol‒1
m = n x mm = 3 mol x 18 g mol‒1 = 54 gram
2) Diketahui Ar O = 16 dan Fe = 56
a. Berapa atom besi (Fe) dalam 28 gram besi?
b. Berapa massa dari 3,01 x 1022 molekul oksigen (O2)?
Jawab:
Tidak ada hubungan langsung antara massa dengan jumlah partikel. Keduanya dihubungkan oleh
jumlah mol. Oleh karena itu, perhitungan akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu menentukan
jumlah mol dan menentkan massa atau jumlah partikel.
a. Jumlah mol dari 28 gram besi:

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 63


n= = = 0,5 mol
Jumlah atom dalam 0,5 mol besi :
X = n x L = 0,5 mol x 6,02 x 1023 atom mol‒1 = 3,01 x 1023 atom
b. Jumlah mol dari 3,01 x 1022 molekul oksigen
n= = = 0,05 mol
Massa dari 0,05 mol molekul oksigen (O2):
m = n x mm = 0,05 mol x 32 g mol‒1 = 1,6 gram

5. Hubungan Mol dengan Volume


a. Volume molar gas (Vm)
Pada bagian sebelumnya telah dibahas hukum Avogadro yang menyatakan bahwa gas-gas
bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama pula, asal diukur pada suhu dan tekanan
yang sama. Hal itu berarti bahwa gas-gas dengan jumlah molekul sama akan mempunyai volume
yang sama pula, asal diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Oleh karena 1 mol setiap gas
mempunyai jumlah molekul sama, yaitu 6,02 x 1023 molekul, maka pada suhu dan tekanan yang
sama, 1 mol setiap gas akan mempunyai volume yang sama.
Jadi, volume gas tidak tergantung pada jenisnya, tetapi hanya pada jumlah mol serta suhu
dan tekanan pengukuran. Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volume 1 mol oksigen
(O2) sama dengan volume 1 mol karbon dioksida (CO2). Misalnya pada suhu dan tekanan tertentu
(T, P) volume 1 mol oksigen adalah 20 liter, maka pada suhu dan tekanan yang sama, volume 1
mol karbon dioksida, atau gas apa saja, adalah 20 liter juga.
Volume per mol gas disebut volume molar gas dan dinyatakan dengan lambang Vm. Jadi,
pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas hanya tergantung pada jumlah molnya.
V = n x Vm
dengan
V = volume gas (L),
n = jumlah mol (mol), dan
Vm = volume molar (L mol‒1)
Volume molar gas tergantung pada suhu dan tekanan. Kita akan membahas beberapa
kondisi yang bisa dijadikan sebagai acuan penentuan volume gas
1) Keadaan standar
Kondisi dengan suhu 0°C dan tekanan 1 atm, disebut keadaan standar dan dinyatakan dengan
STP (Standard Temperature and Pressure). Pada keadaan STP, volume molar gas adalah 22,4
liter mol‒1.
Pada keadaan STP: Vm = 22,4 liter mol‒1
2) Keadaan kamar
Kondisi dengan suhu 25°C dan tekanan 1 atm, disebut keadaan kamar dan dinyatakan dengan
RTP (Room Temperature and Pressure). Volume molar gas pada keadaan RTP adalah 24,4
liter mol‒1.
Pada keadaan RTP: Vm = 24,4 liter mol‒1
Contoh Soal:
1. Tentukan volume dari 1 gram gas hidrogen (H2) pada:
a. Keadaan standar dan
b. Keadaan kamar
Jawab:
Volume gas tergantung pada jumlah mol dan kondisi pengukurannya:

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 64


V = n x Vm
n H2 = = = 0,5 mol
a. Pada keadaan standar, Vm = 22,4 L mol‒1
V H2 = 0,5 mol x 22,4 L mol‒1 = 11,2 L
b. Pada keadaan kamar, Vm = 24,4 L mol‒1
V H2 = 0,5 mol x 24,4 L mol‒1 = 12,2 L
2. Pada suhu dan tekanan tertentu, 10 liter gas nitrogen oksida (NO) mempunyai massa 6 gram.
Pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan massa dari 5 liter karbon dioksida (Ar C = 12, N
= 14, dan O = 16)
Jawab:
n NO = = = 0,2 mol

V CO2 : V NO = n CO2 : n NO atau =

= → = → n CO2 = 0,1 mol


Massa 0,1 mol CO2 = 0,1 mol x 44 g mol‒1 = 4,4 gram

b. Persamaan gas ideal


Volume gas pada suhu dan tekanan tertentu dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan gas ideal.
Persamaan gas ideal : PV = nRT
Persamaan tersebut dapat ditata ulang untuk menghitung volume gas sebagai berikut.
V=
dengan
P = tekanan gas (atm),
V = volume gas (L),
n = jumlah mol gas (mol),
R = tetapan gas (0,082 L atm mol‒1 K‒1), dan
T = suhu mutlak gas (dalam Kelvin = 273 + T°C).

Contoh Soal:
Tentukan volume dari 1 gram gas oksigen pada 27°C, 1 atm (Ar O = 16)
Jawab:
Jumlah mol gas oksigen (O2):
n O2 = = = 0,03125 mol
( )
V O2 = = = 0,77 L

Mol adalah satuan jumlah partikel


Satu mol adalah sejumlah partikel yang terkandung di dalam suatu zat yang jumlahnya sama
dengan banyaknya atom yang terdapat di dalam 12,00 gram isotop C-12

Jumlah Molekul/Atom (X) Kemolaran (M)

Jumlah mol (n)

Volume (V) Massa (m)


SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 65
1. X = n x 6,02 . 1023

X = jumlah atom x n x 6,02 . 1023


n
2. M =
V
3. m = n x Ar
m = n x Mr
4. Volume
a. Keadaan Standar (0°C, 1 atm) V = n x 22,4
b. Keadaan Ruang/Kamar (25°C, 1 atm) V = n x 24,4
c. Pada suhu dan tekanan tertentu PV = nRT
n1 n2
d. Pada suhu dan tekanan sama =
V1 V2
Keterangan :
n = jumlah mol → satuan mol
X = jumlah partikel/jumlah molekul/jumlah atom → satuan tergantung pertanyaan
M = kemolaran (jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan) → satuan M (Molar)
m = massa → satuan gram
Ar = massa atom relatif → satuan gram/mol
Mr = massa molekul relatif (jumlah unsur x Ar unsur) → satuan gram/mol
V = volume → satuan liter
P = tekanan → satuan atm
1atm = 76 cmHg
1atm = 760 mmHg
R = tetapan gas = 0,082 L atm mol─1 K─1
T = suhu → satuan Kelvin (K) = °C + 273

Contoh Soal
1. Jika diketahui massa atom relatif (Ar) O = 16 dan tetapan Avogadro = 6,02 x 1023, maka tentukan
jumlah atom yang terdapat pada 4 gram oksigen (O2)!
2. Jika diketahui massa atom relatif (Ar) H = 1; N = 14 dan tetapan Avogadro = 6,02 x 1023, maka
tentukan jumlah atom H yang terdapat pada 16 gram hidrazin (N2H4)!
3. Hitunglah massa dari 1,204 x 1024 molekul CO2! (Ar C = 12; O = 16)
4. Tentukan massa dari gas H2S yang memiliki 9,03 x 1021 molekul! (Ar H = 1, S = 32)
5. Tentukan jumlah atom O yang terdapat dalam 17,1 gram Al2(SO4)3! (Ar Al = 27, S = 32, O = 16)
6. Hitung molaritas dari 6 gram urea, CO(NH2)2 dalam 200 mL larutan! (Ar C = 12; O = 16, N = 14;
H = 1)
7. Tentukan kemolaran dari 3,7 gram Ca(OH)2 dalam 500 mL larutan! (Ar Ca = 40, O = 16, H = 1)
8. Tentukan volume dari 11 gram gas karbon dioksida (Ar C = 12; O = 16) pada keadaan standar
(STP)!
9. Massa dari 5,6 liter suatu gas pada keadaan standar adalah 11 gram. Berapakah massa molekul
relatif (Mr) gas itu?
10. Berapa volume gas SO3 yang mempunyai massa 8 gram pada suhu 25°C dan tekanan 76 cmHg?
(Ar S = 32, O = 16)
11. Tentukan massa dari 1,344 liter gas sulfur trioksida pada 0°C, 1 atm! (Ar S = 32, O = 16)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 66


12. Hitunglah volum dari 4,4 gram gas CO2 (Ar C = 12; O = 16) yang diukur pada suhu 27°C dan
tekanan 2 atm!
13. Tentukan volume dari 3 gram gas etana (C2H6) pada 27°C dan 228 cmHg! (Ar C = 12, H = 1)
14. Tentukan volum pada keadaan 25°C, 760 mmHg dari 152 gram gas dinitrogen trioksida! (Ar N =
14, O = 16)
15. Pada suhu dan tekanan tertentu, volum dari 14 gram nitrogen (N2) adalah 14 liter. Pada suhu dan
tekanan sama, tentukan volum dari 16 gram oksigen (O2)! (Ar N = 14; O = 16)
16. Pada suhu dan tekanan tertentu, volum dari 1,28 gram gas oksigen (O2) adalah 1 liter. Pada suhu
dan tekanan sama, tentukan volum dari 3,2 gram metana (CH4)! (Ar C = 12; O = 16; H = 1)
17. Dalam ruang 5 liter pada suhu dan tekanan tertentu terdapat 2,4 x 1025 molekul gas NH3. Berapa
jumlah molekul CO2 yang terdapat dalam ruang yang volumenya 30 liter pada suhu dan tekanan
yang sama?
18. Pada suhu dan tekanan tertentu, massa dari 5 liter gas nitrogen (N2) adalah 7 gram. Pada suhu
dan tekanan sama, 1 liter gas X bermassa 2,2 gram. Berapakah massa molekul relatif (Mr) gas X
itu? (Ar N = 14)
19. Jika massa dari 5 liter gas oksigen (T,P) adalah 6,4 gram, maka pada kondisi yang sama tentukan
massa dari 1 liter gas butana (C4H10)! (Ar O = 16, C = 12, H = 1)
20. Pada suhu dan tekanan tertentu 2 gram gas X2 mempunyai volum 1 liter. Jika pada suhu dan
tekanan yang sama 7,5 gram C2H6 (Ar C = 12, H = 1) mempunyai volum 10 liter, maka
berapakah massa atom relatif (Ar) X?

6. Konsentrasi Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen. Banyak sedikitnya zat terlarut dalam larutan
menentukan kepekatan larutan. Larutan yang mengandung banyak zat terlarut disebut larutan pekat,
sedangkan yang mengandung sedikit zat terlarut disebut larutan encer. Kepekatan dalam ilmu kimia
disebut konsentrasi. Beberapa macam konsentrasi yang akan dibahas di sini adalah persen massa,
persen volume, bpj, kemolaran, kemolalan, dan fraksi mol.
a. Persen massa
Persen massa menyatakan jumlah gram komponen dalam 100 gram campuran. Misalnya larutan
gula 10%. Berarti, larutan tersebut mengandung 10 gram gula dalam setiap 100 gram larutan.
Berapa gram gula yang terdapat dalam 250 gram larutan gula 20%?
% massa = x 100%

b. Persen volume
Persen volume menyatakan jumlah mL komponen dalam 100 mL campuran. Misalnya volume
oksigen dalam udara adalah 20%, berarti dalam 100 mL udara (T, P) terdapat 20 mL oksigen (T,
P). Berarti liter oksigen yang terdapat dalam 25 mL udara?
% volume = x 100%

c. Bagian per sejuta (bpj atau ppm: parts per million)


Bagian per sejuta menyatakan jumlah bagian komponen dalam sejuta bagian campuran.
bpj massa = x 106 bpj

bpj volume = x 106 bpj


Untuk mengubah kadar suatu zat dari bpj ke dalam persen, kadar dalam persen dikalikan dengan
10‒4.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 67


Contoh:
1. Kadar karbon monoksida (CO), salah satu gas hasil pembakaran tidak sempurna yang bersifat
racun, dalam suatu sampel udara adalah 315 bpj. Berarti, dalam 1 juta liter udara itu terdapat
315 liter gas karbon monoksida. Kadar CO dalam % volume = 315 x 10‒4% = 3,15 x 10‒2%.
2. Sebanyak 25 gram gula dilarutkan dalam 100 gram air. Berapakah kadar gula dalam larutan
tersebut?
Jawab:
Massa larutan = massa gula + massa air = 125 gram
% massa gula = x 100%
% massa gula = x 100% = 20%
Jadi, kadar gula dalam larutan sebesar 20%.
3. Berapa gram gula dan air yang diperlukan untuk membuat 200 gram larutan gula 10%?
Jawab:
Massa larutan = 200 gram
Massa gula dalam larutan 10% = x 200 gram = 20 gram
Massa air = massa larutan – massa gula = 200 gram – 20 gram = 180 gram
4. Kadar oksigen dalam udara adalah 20%. Berapakah volume udara yang mengandung 5 liter
oksigen?
Jawab:
Oksigen adalah salah satu komponen udara, sedangkan udara adalah keseluruhan. Jadi:
Volume oksigen (20% dari keseluruhan) = 5 liter
Volume udara (keseluruhan = 100%) = x 5 liter = 25 liter
Cara lain:
Misalnya volume udara = x liter
Oleh karena volume oksigen = 5 liter, berarti:
Volume oksigen = 20% x volume udara
5 liter = x x liter
x = 25 liter
5. Jika ke dalam 100 gram larutan gula 10% ditambahkan gula 20 gram, berapa % kadar gula
dari larutan yang terbentuk?
Jawab:
Massa gula dalam 100 gram larutan gula 10% = x 100 gram = 10 gram
Massa gula yang ditambahkan = 20 gram sehingga massa gula keseluruhan menjadi = 10 + 20
= 30 gram.
Massa larutan = 100 gram + 20 gram = 120 gram
Kadar gula = x 100% = x 100% = 25%
6. Berapa gram gula yang harus ditambahkan ke dalam 100 gram larutan gula 10% sehingga
kadar gula menjadi 20%?
Jawab:
Massa gula dalam 200 gram larutan gula 10% = x 200 gram = 20 gram
Misalnya massa gula yang ditambahkan = x gram, maka massa gula keseluruhan menjadi (20
+ x) gram dan massa larutan menjadi (200 + x) gram.
Kadar gula menjadi 20% berarti:

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 68


=

=
=
5(20 + x) = 200 + x
4x = 100
x = 25
Jadi, massa gula yang harus ditambahkan sebanyak 25 gram.

d. Kemolaran
Kemolaran atau molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. (Ingat!
Tiap liter larutan, bukan pelarut). Kemolaran dinyatakan dengan lambang M dan satuan mol L‒1.
M = atau M = x
dengan
M = kemolaran larutan (mol L‒1),
n = mol zat terlarut (mol),
V = volume larutan (L),
m = massa zat terlarut (g), dan
mm = massa molar zat terlarut (g mol‒1)
Untuk sistem gas, V menyatakan volume gas (volume ruangan yang ditempati gas).
Satuan dari kemolaran adalah mol L‒1 atau mmol mL‒1. Misalnya, larutan NaCl 0,2 M, berarti
dalam tiap liter larutan itu terdapat 0,2 mol (= 11,7 gram) NaCl atau dalam tiap mL larutan
terdapat 0,2 mmol (=11,7 mg) NaCl.
Salah satu keuntungan yang diperoleh jika konsentrasi larutan dinyatakan dalam kemolaran
adalah kemudahan untuk mengetahui jumlah mol zat terlarut dalam volume tertentu larutan.
Untuk tujuan seperti itu, rumus kemolaran tersebut disusun ulang menjadi berikut.
n=VxM
Jika V dalam liter maka n dalam mol, dan jika V dalam mL, maka n dalam mmol.
Contoh Soal:
Hitung jumlah mol dan massa urea (Mr = 60) yang terdapat dalam 200 mL larutan urea 0,4 M.
Jawab:
Massa zat tergantung pada jumlah molnya. Jadi, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Menentukan jumlah mol zat terlarut
n urea = V x M = 0,2 L x 0,4 mol L‒1 = 0,08 mol
b. Menentukan massa zat terlarut
m urea = n x mm = 0,08 mol x 60 g mol‒1 = 4,8 gram

Pada sub bab ini akan dibahas cara mengencerkan larutan dan cara membuat larutan dengan
kemolaran tertentu.
1) Pengenceran larutan
Ketika bekerja di laboratorium, kita seringkali perlu mengencerkan larutan, yaitu
memperkecil konsentrasi larutan dengan cara menambahkan sejumlah tertentu pelarut.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut
tetap (tidak berubah).

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 69


(a) (b) (c) (d)
Gambar 10.6 Cara mengencerkan larutan. Pengenceran larutan sebaiknya dilakukan dengan
pipet ukur dan labu ukur. Volume larutan yang akan diencerkan (sebanyak V 1) diambil
dengan menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam labu ukur yang sesuai (ukuran
volume = V2). Selanjutnya, air ditambahkan hingga mencapai garis ukuran labu ukur (Ingat,
labu ukur hanya mempunyai satu garis ukuran).

Oleh karena pengenceran tidak mengubah jumlah mol zat terlarut, maka n1 = n2 atau V1 x M1
= V2 x M2.
V1 x M1 = V2 x M2
Contoh soal:
Berapa mL air yang harus dicampur dengan 100 mL larutan NaOH 0,5 M sehingga menjadi
0,2 M?
Jawab:
Diketahui: V1 = 100 mL; M1 = 0,5 M; dan M2 = 0,2 M. Misalnya volume air yang harus
ditambahkan = x mL, maka volume akhir larutan, V2 = (100 + x) mL. Dengan menggunakan
rumus pengenceran, V2 dapat ditentukan sebagai berikut.
V 1 x M1 = V 2 x M2
100 mL x 0,5 M = (100 + x) mL x 0,2 M
50 = 20 + 0,2 x
x = 150
Jadi, volume air yang ditambahkan sebanyak 150 mL.

2) Membuat larutan dengan kemolaran tertentu.


Zat kimia umumnya diperdagangkan dalam bentuk padatan (kristal) atau larutan pekat, jarang
sekali dalam bentuk larutan siap pakai. Sementara itu, percobaan-percobaan di laboratorium
seringkali menggunakan larutan encer. Oleh karena itu, larutan yang diperlukan harus dibuat
dari larutan pekat atau melarutkan zat padat. Pada bagian ini, akan dibahas cara membuat
larutan dari zat padat atau dari larutan pekat.
a) Pelarutan zat padat
Membuat larutan dari padatan murni dilakukan dengan mencampurkan zat padat dan
pelarut dalam jumlah tertentu.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 70


(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar 10.7 Membuat larutan dengan kemolaran tertentu dari zat terlarut yang
berwujud padat.
Tahapannya adalah sebagai berikut.
(a) Zat terlarut padat dimasukkan ke dalam labu ukur.
(b) Air ditambahkan hingga kira-kira sepertiga labu.
(c) Labu kemudian diguncang-guncangkan hingga semua padatan larut.
(d) Selanjutnya, air ditambahkan hingga garis ukuran labu.
(e) Labu ditutup, kemudian diaduk dengan cara membalikkannya beberapa kali.

Contoh:
Membuat 500 mL larutan NaOH 1 M dari kristal NaOH murni.
Prosedur penyiapan larutan melalui beberapa tahap sebagai berikut.
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu neraca, botol timbang, labu ukur 500
mL, spatula, kristal NaOH, dan akuades.
2. Hitung massa kristal NaOH murni yang diperlukan.
Jumlah mol NaOH = 500 mL x 1 mmol mL‒1 = 500 mmol = 0,5 mol
Massa NaOH = 0,5 mol x 40 g mol‒1 = 20 g
3. Timbang 20 gram kristal NaOH.
4. Larutkan NaOH itu dengan kira-kira 300 mL akuades dalam labu ukur 500 mL.
Setelah kristal NaOH itu larut seluruhnya, tambahkan lagi akuades hingga volume
larutan tepat 500 mL.

b) Pengenceran larutan pekat


Contoh zat yang tersedia dalam bentuk larutan pekat, diantaranya adalah berbagai jenis
asam dan amonia. Misalnya, asam sulfat yang diperdagangkan biasanya berupa larutan
dengan kadar 98% dan massa jenis 1,8 kg L‒1.
Kemolaran larutan pekat dapat ditentukan jika kadar dan massa jenisnya diketahui, yaitu
dengan menggunakan persamaan berikut.
M=
dengan
M = kemolaran (mol L‒1),
ρ = massa jenis (kg L‒1 atau g mL‒1),
kadar = % massa, dan
mm = massa molar (g mol‒1)
Larutan pekat biasanya berasap (mudah menguap) dan sangat korosif. Oleh karena itu,
pembuatan larutan dari larutan pekat harus dilakukan dalam lemari asam dan dikerjakan
secara hati-hati dengan mengikuti semua aturan keselamatan.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 71


Contoh :
Membuat 200 mL H2SO4 4 M dari asam sulfat 98%, massa jenis 1,8 kg L‒1
Cara kerja pembuatan larutan adalah sebagai berikut.
1. Siapkan alat dan bahan, yaitu labu ukur 200 mL, gelas kimia 200 mL, pipet ukur,
asam sulfat pekat, dan akuades.
2. Hitung volume asam sulfat pekat yang diperlukan. Kemolaran asam sulfat pekat:
M H2SO4 = = = 18 mol L‒1
Volume asam sulfat pekat yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus pengenceran:
V 1 x M 1 = V 2 x M2
V1 x 18 M = 200 mL x 4 M
V1 = 44,44 mL
3. Ambil 44,44 mL asam sulfat pekat menggunakan pipet ukur.
4. Larutkan asam sulfat pekat tersebut ke dalam kira-kira 100 mL air dalam gelas kimia
ukuran 200 mL secara hati-hati.
5. Setelah campuran agak dingin, pindahkan campuran ke dalam labu ukur ukuran 200
mL, kemudian tambahkan akuades hingga volume tepat 200 mL.

e. Kemolalan (m)
Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut dalam 1 kg (= 1000 g) pelarut.
Oleh karena itu, kemolalan dinyatakan dalam mol kg‒1.
m=
dengan
m = kemolalan larutan (mol kg‒1),
n = jumlah mol zat terlarut (mol), dan
p = massa pelarut (kg)
Jika massa larutan dinyatakan dalam gram, rumus kemolalan akan menjadi berikut.
m=nx
Contoh Soal
1. Berapakah kemolalan larutan yang dibuat dengan mencampurkan 3 gram urea dengan 200
gram air?
2. Berapakah kemolalan larutan glukosa yang mengandung 12% massa glukosa (Mr = 180)?
Jawab:
1. Larutan 3 gram urea dalam 200 gram air.
Jumlah mol urea = = 0,05 mol
Massa pelarut = 200 gram = 0,2 kg
m urea = = = 0,25 mol kg‒1
2. Dalam 100 gram larutan glukosa 12% terdapat:
Massa glukosa dalam larutan glukosa 12% = x 100 gram = 12 gram
Massa air (pelarut) = (100 – 12) = 88 gram
Jumlah mol glukosa = = 0,067 mol
Massa pelarut = 88 gram = 0,088 kg
m glukosa = = = 0,76 mol kg‒1

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 72


f. Fraksi mol (X)
Fraksi mol (X) menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah
mol larutan. Jika jumlah mol zat pelarut adalah nA dan jumlah mol zat terlarut adalah nB, fraksi
mol pelarut dan zat terlarut adalah sebagai berikut.
XA = dan XB =
Jumlah fraksi mol pelarut dengan zat terlarut adalah 1.
XA + XB = 1
Contoh Soal:
Hitung fraksi mol urea dalam larutan urea 20%. (Mr urea = 60)
Jawab:
Fraksi mol merupakan nisbah mol terlarut dengan mol larutan (mol pelarut + mol terlarut)
sehingga yang harus ditentukan, yaitu jumlah mol pelarut dan jumlah mol terlarut, kemudian
menentukan fraksi mol dengan rumus yang ada.
Dalam 100 gram larutan urea 20% terdapat 20 gram urea dan 80 gram air.
Jumlah mol air = = 4,44 mol

Jumlah mol urea = = 0,33 mol

X urea = XB = ( )
= 0,069

Contoh Soal
1. Sebanyak 12,5 gram gula dicampur dengan 50 gram air. Berapakah kadar gula dalam campuran
tersebut?
2. Berapa gram gula dan air dalam 200 gram larutan gula 5%?
3. Berapa gram NaCl dan air yang diperlukan untuk membuat 500 gram larutan NaCl 20%?
4. Berapa gram urea yang harus dicampur dengan 100 gram air agar diperoleh larutan urea 10%?
5. Hitung volume udara yang diperlukan untuk memperoleh 100 liter oksigen. Anggap kadar
oksigen dalam udara 20%.
6. Kadar NaCl dalam air laut adalah 3%. Berapa kg air laut diperlukan untuk memperoleh 1 kg
NaCl?
7. Tentukan kemolaran larutan berikut.
a. 0,5 mol urea dalam 2 liter larutan
b. 0,2 mol NaOH dalam 400 mL larutan
8. Tentukan kemolaran larutan berikut.
a. 12 gram urea, CO(NH2)2, dalam 2 liter larutan (Ar H = 1, C = 12, N = 14, dan O = 16)
b. 3,7 gram Ca(OH)2 dalam 200 mL larutan (Ar H = 1, O = 16, dan Ca = 40)
9. Hitung massa zat terlarut yang terdapat dalam 200 mL larutan asam sulfat 0,5 M. (Ar H = 1, O =
16, dan S = 32)
10. Tersedia 100 mL larutan NaOH 1 M. Berapakah konsentrasi akhir larutan tersebut jika diencerkan
hingga 250 mL?
11. Berapa mL larutan HCl 4 M yang diperlukan untuk membuat 200 mL larutan HCl 2 M? Jelaskan
bagaimana hal itu dilakukan.
12. Tentukan kemolalan larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 gram urea dalam 100 gram air.
(Mr urea = 60)
13. Hitung kemolalan larutan cuka yang mengandung 24% massa CH3COOH. (Ar H = 1, C = 12, dan
O = 16)
14. Hitung kadar (% massa) glukosa dalam larutan glukosa 1 molal. (Mr glukosa = 180)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 73


15. Berapakah fraksi mol urea dalam suatu larutan yang mengandung 12 gram urea [CO(NH2)2]
dalam 90 gram air? (Ar H = 1, C = 12, N = 14, dan O = 16)
16. Tentukan fraksi mol urea (Mr = 60) dalam larutan urea 10%.
17. Tentukan kadar larutan glukosa jika diketahui fraksi mol glukosa sebesar 0,2.

E. STOIKIOMETRI SENYAWA
1. RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL
Rumus molekul suatu senyawa menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur dalam satu
molekul senyawa itu. Rumus empiris menyatakan perbandingan paling sederhana dari atom-atom
unsur penyusun senyawa.
Sebagai contoh, setiap molekul asam asetat terdiri atas 2 atom karbon (C), 4 atom hidrogen
(H), dan 2 atom oksigen (O). Oleh karena itu, rumus molekul asam asetat adalah C2H4O2 atau
CH3COOH. Dengan demikian, perbandingan jumlah atom C : H : O dalam asam asetat adalah 2 : 4 : 2
= 1 : 2 : 1. Jadi rumus empiris asam asetat adalah CH2O.
Rumus molekul dan rumus empiris dari beberapa senyawa dapat dilihat pada Tabel 10.9. Dari
tabel tersebut dapat dilihat bahwa beebrapa senyawa mempunyai rumus empiris yang sama dengan
rumus molekulnya.
Tabel 10.9 Hubungan antara rumus molekul dan rumus empiris.
Nama zat Rumus Molekul Rumus Empiris
Etuna C2H2 CH
Benzena C6H6 CH
Etana C2H6 CH3
Etena C2H4 CH2
Glukosa C6H12O6 CH2O
Air H2O H2O
Asam asetat CH3COOH CH2O
Rumus kimia suatu senyawa menyatakan stoikiometri atau komposisi senyawa itu. Misalnya,
rumus kimia air, yaitu H2O, menyatakan bahwa air terdiri atas hidrogen dan oksigen dengan
perbandingan atom H dan O = 2 : 1.
a) Menentukan Rumus Empiris
Rumus empiris atau rumus perbandingan suatu senyawa menyatakan perbandingan paling
sederhana dari atom-atom unsur penyusun senyawa. Jadi, hal yang harus diupayakan pada
penetapan rumus empiris suatu senyawa adalah menentukan jumlah mol atau perbandingan
mol unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Data yang diperlukan untuk penentuan rumus
empiris adalah sebagai berikut.
a. Jenis unsur penyusun senyawa
b. Perbandingan massa antarunsur dalam senyawa
Jenis unsur penyusun senyawa ditetapkan melalui suatu analisis yang disebut analisis
kualitatif. Selanjutnya, perbandingan massa antarunsur ditentukan melalui analisis kuantitatif.
Menentukan rumus empiris senyawa AB
% atau massaA % atau massaB
:
ArA ArB
x : y
Rumus empiris AxBy

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 74


Contoh Soal:
Dari analisis kualitatif, diketahui bahwa suatu senyawa mengandung unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen. Selanjutnya, dari analisis kuantitatif, diketahui bahwa dalam 3 gram senyawa itu
terdapat 1,2 gram karbon; 0,2 gram hidrogen; dan sisanya adalah oksigen. Tentukan rumus
empiris senyawa tersebut. (Ar H = 1, C = 12, dan O = 16)
Jawab:
Ingat bahwa rumus empiris adalah perbandingan mol atom unsur-unsur penyusunnya. Jadi,
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan jumlah mol masing-masing unsur.
2. Menentukan perbandingan mol atom unsur-unsurnya.
Jumlah mol C = = 0,1 mol

Jumlah mol H = = 0,2 mol


Massa O = 3 – (1,2 + 0,2) g = 1,6 g
Jumlah mol O = = 0,1 mol
Jumlah mol C : H : O = 0,1 : 0,2 : 0,1 = 1 : 2 : 1.
Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2O.

b) Menentukan Rumus Molekul


Dikenal beberapa senyawa dengan rumus empiris CH2O, diantaranya sebagai berikut.
a. Formaldehida, HCHO atau (CH2O); Mr = 30
b. Asam asetat, CH3COOH atau (CH2O)2; Mr = 60
c. Glukosa, C6H12O6 atau (CH2O)6; Mr = 180
Ketiga senyawa tersebut dapat dinyatakan sebagai (CH2O)n, dengan n = 1 untuk
formaldehida, 2 untuk asam asetat, dan 6 untuk glukosa. Secara umum, jika rumus empiris
senyawa adalah RE, maka rumus molekulnya dapat dinyatakan sebagai (RE)n; adapun harga n
tergantung pada massa molekul relatif (Mr) dari senyawa yang bersangkutan.
Menentukan rumus molekul
(AxBy)n = Mr senyawa
n dihitung
Rumus Molekul = AxnByn

Contoh:
Senyawa X mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relatif (Mr) = 60. Tentukan
rumus molekul senyawa tersebut.
Jawab:
Rumus molekul senyawa dapat ditulis sebagai (RE)n. Nilai n ditentukan berdasarkan nilai
massa molekul relatifnya.
Diketahui rumus empiris senyawa adalah CH2O.
Misalnya rumus molekul senyawa itu (CH2O)n.
Mr (CH2O)n = 60
(12 + 2 + 16)n = 60
30 n = 60
n=2
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah (CH2O)2 atau C2H4O2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 75


Contoh Soal :
1. Suatu oksida nitrogen terdiri atas 7 gran nitrogen dan 12 gram oksigen. Tentukan rumus
empiris oksida tersebut. (Ar N = 14 dan O = 16)
2. Senyawa dengan rumus empiris CH2 mempunyai Mr = 42. Bagaimana rumus molekul
senyawa tersebut? (Ar H = 1 dan C = 12)
3. Dalam 7,5 gram suatu hidrokarbon, terdapat 6 gram karbon. Massa molekul relatif (Mr)
senyawa itu 30. Tentukanlah rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut. (Ar C = 12,
H = 1)
4. Senyawa CxHyOz tersusun dari 40% karbon, 6,67% hidrogen, dan sisanya oksigen. Jika Mr
senyawa tersebut adalah 90, tentukan rumus molekul senyawa tersebut! (Ar H = 1, C = 12, O
= 16)
5. Suatu hidrokarbon (CxHy) yang berbentuk gas terdiri dari 80% massa karbon. Tentukanlah
rumus empiris senyawa tersebut. Jika diketahui massa 1 liter senyawa itu (STP) adalah 1,34
gram, tentukanlah juga rumus molekulnya. (Ar C = 12, H = 1)
6. Monosodium glutamat (MSG) adalah zat penyedap rasa yang lebih dikenal dengan nama
vetsin. Senyawa dengan massa molar sekitar 169 g/mol tersebut mengandung 35,51% karbon;
4,77% hidrogen; 37,85% oksigen; 8,29% nitrogen; dan 13,60% natrium. Tentukan rumus
kimia senyawa tersebut. (Ar C = 12, H = 1, O = 16, N = 14, Na = 23)
7. Pada pembakaran sempurna 1,3 gram suatu hidrokarbon (CxHy) dihasilkan 4,4 gram CO2. Jika
Mr senyawa tersebut adalah 26 g/mol tentukan rumus empiris dan rumus molekul
hidrokarbon tersebut. (Ar C = 12, H = 1)
8. Suatu senyawa karbon mengandung unsur C, H, dan O. Pada pembakaran sempurna 9,2 gram
senyawa tersebut, diperoleh 17,6 g CO2 dan 10,8 g H2O. Bila massa molekul relatif senyawa
tersebut adalah 46, tentukan rumus molekulnya. (Ar H = 1, C = 12, O = 16).
9. Suatu senyawa yang terbentuk dari unsur karbon dan hidrogen yang massanya 1,12 gram
dibakar sempurna menghasilkan 3,52 gram gas CO2 dan 1,44 gram uap air. Jika Mr senyawa
tersebut adalah 56 gram/mol, tentukan rumus molekulnya! (Ar H = 1, C = 12, O = 16)
10. Sebanyak 0,37 gram senyawa organik CxHyOz dibakar sempurna menghasilkan 0,88 gram
CO2 dan 0,45 gram H2O. Jika Mr senyawa tersebut 74 gram/mol, tentukan rumus empiris dan
rumus molekulnya! (Ar H = 1, C = 12, O = 16)

2. KADAR UNSUR DALAM SENYAWA


Rumus kimia senyawa menyatakan perbandingan mol atom unsur penyusunnya. Dari
perbandingan atom dapat ditentukan perbandingan massa dan kadar (% massa) unsur-unsur penyusun
senyawa.
Contoh:
Sukrosa mempunyai rumus molekul C12H22O11. Kadar unsur-unsur penyusun senyawa tersebut dapat
ditentukan sebagai berikut.
1. Rumus kimia senyawa: C12H22O11
2. Perbandingan mol atom unsur
C : H : O = 12 : 22 : 11 (tidak perlu disederhanakan)
3. Perbandingan massa unsur
C : H : O = (12 x 12) : (22 x 1) : (11 x 16) = 144 : 22 : 176
4. Jumlah perbandingan
144 + 22 + 176 = 342 = Mr C12H22O11
5. Kadar C = x 100% = 42,1%
Kadar H = x 100% = 6,4%

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 76


Kadar O = x 100% = 51,5%
Dari contoh tersebut, dapat ditulis rumus untuk menghitung kadar unsur dalam suatu senyawa
sebagai berikut.
Kadar unsur = x 100%
x adalah jumlah atom unsur dalam 1 molekul senyawa atau indeks dari unsur yang bersangkutan
dalam rumus kimia senyawa.
Misalkan senyawa AxBy
x. ArA
%A  x 100%
MrAx By
y. ArB
%B  x 100%
MrAx By
x. ArA
massa A  x massaAx By
MrAx By
y. ArB
massa B  x massaAx By
MrAx By
Contoh Soal:
1. Berapakah kadar C dan N dalam urea, CO(NH2)2? (Ar H = 1, C = 12, dan O = 16)
Jawab:
Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60
Kadar unsur X = x 100%
Kadar C = x 100% = 20%
Kadar N = x 100% = 46,67%
2. Berapa gram hidrogen yang diperlukan untuk membuat 1 kg air? (Ar H = 1 dan O = 16)
Jawab:
Kalimat soal tersebut dapat diartikan sebagai berikut. Berapa massa hidrogen dalam 1 kg air?
Dalam hal ini, kadar hidrogen dalam air adalah x 100%. Nah, apa yang dimaksud dengan 100%
adalah keseluruhan, yaitu massa air (= 1 kg). Jadi, massa hidrogen dalam 1 kg air adalah x 1 kg
= 111,11 gram.
3. Berapa massa asam sulfat (H2SO4) yang dapat dibuat dari 64 gram belerang? (Ar H = 1, O = 16,
dan S = 32)
Jawab:
Massa senyawa = x massa unsur X
Jadi,
Massa H2SO4 = x 64 gram = 196 gram

Contoh Soal:
1. Hitunglah kadar nitrogen dalam senyawa-senyawa berikut.
a. (NH4)2SO4
b. NH4NO3 (Ar N = 14; H = 1; S = 32; O = 16)
2. Hitunglah massa oksigen yang terdapat dalam:
a. 100 gram Ca(NO3)2
b. 200 gram C12H22O11 (Ar Ca = 40; N = 14; H = 1; C = 12; O = 16)
3. Berapa gram asam fosfat (H3PO4) dapat dibuat dari 6,2 gram fosforus? (Ar H = 1; P = 31; O = 16)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 77


4. Berapa banyak H2SO4 yang dapat dihasilkan dari 500 kg belerang? (Ar H= 1; S = 32; O = 16)
5. Haemoglobin dengan massa molekul relatif (Mr) 68000 mengandung 0,33% besi. Hitunglah
jumlah atom besi dalam setiap molekul haemoglobin tersebut. (Ar Fe = 56)
6. Suatu asam amino dengan massa molekul relatif (Mr) 146 mengandung 19,2% nitrogen. Berapa
jumlah atom nitrogen dalam molekul asam itu? (Ar N = 14)
7. Kadar Fe2O3 dalam suatu bijih besi adalah 80%. Berapakah massa besi yang terdapat dalam 1 ton
bijih besi tersebut? (Ar Fe = 56, O = 16)
8. Tentukanlah massa aluminium (Al) dalam 382,5 kg bijih bauksit yang mengandung 80% Al 2O3!
(Ar Al = 27, O = 16)
9. Dalam 50 gram pupuk terdapat 22,4 gram nitrogen. Berapakah kadar CO(NH2)2 dalam pupuk itu?
(Ar C = 12, O = 16; N = 14; H = 1)
10. Suatu bijih besi mengandung besi sebagai Fe3O4. Dari 50 gram bijih tersebut dapat diperoleh 2,6
gram besi. Tentukan % Fe3O4 dalam bijih tersebut. (Ar Fe = 56, O = 16)

F. STOIKIOMETRI REAKSI
Stoikiometri reaksi berkaitan dengan aspek kuantitatif zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Stoikiometri penting dalam merencanakan suatu reaksi di laboratorium atau industri.
Contoh:
Urea dapat dibuat dari karbon dioksida dan amonia menurut persamaan reaksi berikut.
CO2(g) + 2NH3(g) → CO(NH2)2(s) + H2O(l)
Misalnya seorang pengusaha ingin memproduksi urea berdasarkan reaksi tersebut dengan kapasitas
1000 ton per hari. Sebelum menjalankan industrinya, ia tentu harus mengetahui banyaknya karbon
dioksida dan amonia yang diperlukan. Hal seperti itulah yang menjadi pokok bahasan dalam
stoikiometri reaksi.
Koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah partikel zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Oleh karena 1 mol setiap zat mengandung jumlah partikel yang sama, maka koefisien reaksi juga
merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi.
1. HIDRAT
Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur
kristalnya.
Contoh:
1. Terusi, CuSO4.5H2O; tembaga(II) sulfat pentahidrat
2. Gipsum, CaSO4.2H2O; kalsium sulfat dihidrat
3. Garam inggris, MgSO4.7H2O; magnesium sulfat heptahidrat
4. Soda hablur, Na2CO3.10H2O; natrium karbonat dekahidrat
Jika suatu hidrat dipanaskan, sebagian atau seluruh air kristalnya dapat lepas/menguap
sehingga terbentuk senyawa anhidrat.
Contoh:
CuSO4.5H2O(s) → CuSO4(s) + 5H2O(g)
Tembaga(II) sulfat
anhidrat
Jika suatu hidrat dilarutkan dalam air, air kristalnya juga dapat lepas.
Contoh:
CuSO4.5H2O(s) → CuSO4(aq) + 5H2O(l)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 78


Misalnya:
CuSO4.xH2O(s)   CuSO4(s)
dipanaskan
+ xH2O(g)
Kristal hidrat kristal anhidrat air kristal
% atau massa % atau massa
:
Mr CuSO4 Mr H 2 O
1 : x
Contoh:
Sebanyak 10 gram hidrat besi(II) sulfat dipanaskan sehingga semua air kristalnya menguap. Massa zat
padat yang tersisa adalah 5,47 gram. Bagaimanakah rumus hidrat tersebut? (Ar H = 1, O = 16, S = 32,
dan Fe = 56)
Jawab:
Selisih massa yang ada adalah massa air kristal.
Misalnya jumlah air kristal adalah x sehingga rumus hidrat tersebut adalah FeSO4.xH2O.
Massa FeSO4.xH2O = 10 gram
Massa FeSO4 = 5,47 gram
Massa air = 10 – 5,47 = 4,53 gram
FeSO4.xH2O(s) → FeSO4(aq) + xH2O(g)
10 gram 5,47 gram 4,53 gram
Jumlah mol FeSO4 = = 0,036 mol

Jumlah mol H2O = = 0,252 mol


Mol FeSO4 : mol H2O = 0,036 : 0,252 = 1 : 7
Berarti 1 molekul FeSO4 mengikat 7 molekul air. Rumus hidrat tersebut adalah FeSO4.7H2O.

Contoh Soal :
1. Sebanyak 1 gram hidrat tembaga(II) sulfat, CuSO4.xH2O, dipanaskan sehingga semua air
kristalnya menguap. Massa zat padat yang tertinggal adalah 0,64 gram. Tentukanlah rumus hidrat
tersebut! (Ar Cu = 63,5; S = 32, O = 16, H = 1)
2. Kristal tembaga(II) nitrat mempunyai rumus Cu(NO3)2.xH2O. Jika kristal tersebut mengandung
36,54% air, tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5; N = 14, O = 16, H = 1)
3. Jika 38 gram MgSO4.xH2O dipanaskan, akan dihasilkan 20 gram senyawa anhidrat MgSO4.
Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Mg = 24; S = 32, O = 16, H = 1)
4. Kadar air kristal dalam suatu hidrat dari Na2CO3 adalah 14,5%. Tentukan rumus hidratnya! (Ar
Na = 23, C = 12, O = 16, H = 1)

2. PERHITUNGAN KIMIA SEDERHANA


Setelah memahami prinsip dasar stoikiometri, tiba saatnya kita menerapkannya dalam
perhitungan kimia. Perhitungan jumlah suatu zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam suatu reaksi
dimana jumlah salah satu zat dalam reaksi itu diketahui, dapat kita golongkan sebagai hitungan kimia
sederhana. Hitungan kimia sederhana dapat diselesaikan menurut empat langkah berikut.
(1) Menuliskan persamaan reaksi setara.
(2) Menyatakan jumlah mol zat yang diketahui.
(3) Menentukan jumlah mol zat yang ditanya berdasarkan perbandingan koefisien reaksi.
(4) Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan.
Contoh:
1. Aluminium larut dalam asam sulfat menghasilkan aluminium sulfat dan gas hidrogen.
2Al(s) + 3H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
Berapa mol gas hidrogen yang dapat dihasilkan jika digunakan 0,5 mol aluminium?

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 79


Jawab:
Diketahui jumlah mol salah satu zat dalam reaksi, kemudian diminta menentukan jumlah mol
lainnya. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan perbandingan koefisien reaksinya.
Jumlah mol zat ditanya = x jumlah mol zat diketahui

Jumlah mol H2 = x jumlah mol Al


= x 0,5 mol
= 0,75 mol
2. Hidrogen dapat dibuat dari reaksi aluminium dengan larutan natrium hidroksida.
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) → 2Na(Al(OH)4)(aq) + 3H2(g)
Berapa volume gas hidrogen (STP) yang terbentuk jika digunakan 5,4 gram Al? (Ar Al = 27)
Jawab:
Pergunakan empat langkah di atas.
(1) Menuliskan persamaan setara (sudah diberikan).
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) → 2Na(Al(OH)4)(aq) + 3H2(g)
(2) Menyatakan jumlah mol zat yang diketahui, yaitu aluminium.
Jumlah mol Al = = 0,2 mol
(3) Menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan, yaitu gas H2, berdasarkan perbandingan
koefisien reaksi.
Jumlah mol H2 = x jumlah mol Al

= x 0,2 mol = 0,3 mol


(4) Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan, yaitu menentukan volume gas H2.
Volume H2 = n x Vm = 0,3 mol x 22,4 L mol‒1 = 6,72 liter
3. Gas hidrogen dapat dibuat dari reaksi logam zink dengan larutan asam sulfat. Hitung volume
asam sulfat 2 M yang diperlukan untuk dapat menghasilkan 6,72 liter gas hidrogen (STP).
Jawab:
(1) Logam zink larut dalam larutan asam sulfat encer mengahsilkan gas hidrogen menurut
persamaan berikut.
Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g)
(2) Zat yang diketahui dalam soal ini adalah hidrogen.
Mol H2 = = 0,3 mol
(3) Zat yang ditanyakan adalah H2SO4.
Mol H2SO4 = x 0,3 mol = 0,3 mol
(4) Hal yang ditanyakan adalah volume H2SO4.
Volume H2SO4 = = = 0,15 L

Contoh Soal :
1. Hitung volume larutan natrium hidroksida 0,1 M yang diperlukan untuk mengendapkan ion
magnesium yang terdapat dalam 100 mL larutan magnesium klorida 0,1 M. Reaksi :
NaOH(aq) + MgCl2(aq) → Mg(OH)2(s) + NaCl(aq)
2. Sebanyak 2 gram suatu logam alkali tanah dilarutkan dalam larutan asam klorida menghasilkan
1,25 liter gas hidrogen (T, P). Pada T, P yang sama, sebanyak 5,6 gram gas nitrogen (N2)
mempunyai volume 5 liter. Tentukan massa atom relatif unsur tersebut. Reaksi:
X(s) + 2HCl(aq) → XCl2(aq) + H2(g)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 80


3. Oksidasi gas H2S dengan gas oksigen menghasilkan endapan belerang dan uap air sesuai dengan
reaksi berikut :
H2S + O2 → S + H2O.
Berapa massa endapan belerang yang dapat diperoleh dengan mengoksidasi 112 liter H2S pada
STP? (Ar H = 1, S = 32, O =16)
4. 3,01 x 1023 atom logam besi direaksikan dengan larutan asam sulfat membentuk larutan besi(III)
sulfat dan gas hidrogen menurut reaksi berikut : Fe + H2SO4 → Fe2(SO4)3 + H2.
Berapa volume gas H2 yang dihasilkan dari reaksi di atas jika pada suhu dan tekanan yang sama
terdapat 4 gram gas O2 volumenya 1 liter? (Ar Fe = 56, H = 1, S = 32, O = 16)
5. Logam magnesium bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan larutan magnesium
klorida dan gas hidrogen sesuai reaksi berikut: Mg + HCl → MgCl2 + H2.
Berapa gram magnesium yang harus dilarutkan dalam larutan asam klorida untuk menghasilkan
6,72 liter gas hidrogen pada keadaan standar (STP)? Hitung pula jumlah molekul HCl yang
diperlukan! (Ar Mg = 24, H = 1, Cl = 35,5)
6. Reduksi endapan besi (III) oksida dengan gas CO menghasilkan logam besi dan gas karbon
dioksida sesuai reaksi : Fe2O3 + CO → Fe + CO2.
Untuk menghasilkan 11,2 kg besi berapa massa Fe2O3 yang dibutuhkan? (Ar Fe = 56, O = 16, C =
12)
7. Sebanyak 32,5 gram logam X direaksikan dengan larutan HCl menurut reaksi : X(s) + 2HCl(aq)
→ XCl2(aq) + H2(g)
Gas hidrogen yang terbentuk adalah 12 liter (25°C, 1 atm). Tentukanlah massa atom relatif (Ar)
logam X!

3. PEREAKSI PEMBATAS
Seringkali zat-zat pereaksi dicampurkan tidak dalam jumlah yang ekuivalen, artinya tidak
sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya. Dalam hal seperti itu, salah satu pereaksi akan habis
lebih dahulu, sedangkan pereaksi lainnya bersisa. Jumlah hasil reaksi akan tergantung pada jumlah
pereaksi yang habis lebih dahulu. Oleh karena itu, pereaksi yang habis lebih dahulu disebut pereaksi
pembatas.
Kita dapat menentukan pereaksi pembatas dengan memeriksa pengali yang digunakan untuk
masing-masing pereaksi. Prosedurnya dapat dilakukan sebagai berikut.
(1) Nyatakan zat yang diketahui dalam mol.
(2) Bagilah jumlah mol masing-masing dengan koefisiennya.
(3) Pereaksi yang hasil pembagiannya paling kecil merupakan pereaksi pembatas.
Jika ada 2 pereaksi atau lebih yang diketahui molnya, langkah mengerjakan adalah sebagai berikut:
1. Tulis persamaan reaksi setara lengkap dengan fase
2. Ubah yang diketahui dalam mol (mol mula-mula)
3. Bagi mol mula-mula dengan koefisien. Hasil bagi terkecil harus habis, pereaksinya disebut
pereaksi pembatas artinya pereaksi yang habis terlebih dahulu
4. Pada saat reaksi, perbandingan mol = perbandingan koefisien reaksi (mol reaksi)
5. Ruas kiri (bagian pereaksi) dikurangi, ruas kanan (bagian hasil reaksi) ditambah (mol sisa)
6. Jawab pertanyaan

Contoh:
1. Metana terbakar (bereaksi dengan oksigen) menurut persamaan reaksi berikut.
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
Dalam satu percobaan, sebanyak 8 gram gas metana dibakar dengan 40 gram oksigen.
a. Tentukan pereaksi pembatas.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 81


b. Berapa gram CO2 yang terbentuk?
(Ar H = 1, C = 12, dan O = 16)
Jawab:
Diketahui massa dua jenis pereaksi, kemudian diminta menentukan pereaksi pembatas dan jumlah
produk reaksinya.
Jumlah mol metana (CH4) = = 0,5 mol

Jumlah mol oksigen (O2) = = 1,25 mol

a. Jika dibandingkan dengan koefisien reaksinya, hasil bagi metana dengan koefisiennya = =
0,5, sedangkan oksigen = = 0,625. Oleh karena hasil bagi dengan koefisien metana lebih
kecil, maka pereaksi pembatasnya adalah metana.
b. Jumlah mol CO2 yang terbentuk adalah 1 mol x 0,5 mol = 0,5 mol.
Massa CO2 = 0,5 mol x 44 g mol‒1 = 22 gram
2. Hitung massa endapan yang terbentuk dari reaksi 50 mL timbel(II) nitrat 0,1 M dengan 50 mL
larutan kalium iodida 0,1 M. (Ar Pb = 2017 dan I = 127)
Jawab:
Persamaan setara reaksi larutan Pb(NO3)2 dengan larutan KI adalah sebagai berikut.
Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(s) + 2KNO3(aq)
Menentukan pereaksi pembatas:
Jumlah mol Pb(NO3)2 = 50 mL x 0,1 mmol mL‒1 = 5 mmol
Jumlah mol KI = 50 mL x 0,1 mmol mL‒1 = 5 mmol
( )
( )
= =5

= = 2,5
Oleh karena hasil bagi dengan koefisien lebih kecil, maka pereaksi pembatasnya adalah KI.
Jumlah mol PbI2 (endapan) yang terbentuk sama dengan koefisien reaksi PbI2 dikalikan dengan
hasil bagi terkecil, yaitu 2,5.
Mol PbI2 = 1 x 2,5 mmol = 2,5 mmol
Massa PbI2 = 2,5 mmol x {207 + (2 x 127)} mg mmol‒1
= 2,5 x 461 mg = 1152,5 mg = 1,1525 g

Contoh Soal :
1. Sebanyak 10,6 gram natrium karbonat padat bereaksi dengan 400 mL larutan HCl 1 M,
menghasilkan larutan natrium klorida, gas karbon dioksida, dan air menurut persamaan reaksi:
Na2CO3 + HCl → NaCl + CO2 + H2O
Tentukan
a. pereaksi pembatas
b. massa pereaksi sisa
c. massa natrium klorida
d. volume gas karbon dioksida pada 25°C, 152 cm Hg
(Ar Na = 23, C = 12, O = 16, H = 1, Cl = 35,5)
2. 20 mL larutan aluminium sulfat 0,15 M ditambahkan ke dalam 30 mL larutan barium klorida 0,2
M membentuk endapan barium sulfat dan larutan aluminium klorida menurut reaksi : Al2(SO4)3 +
BaCl2  BaSO4 + AlCl3.
Tentukan:
a. Pereaksi pembatas
b. Massa pereaksi sisa

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 82


c. Massa endapan yang terbentuk
d. Jumlah molekul aluminium klorida
(Ar Al = 27, O = 16, S = 32, Ba = 137, Cl = 35,5)
3. Direaksikan 6,72 gram NaHCO3 padat dengan 200 ml larutan timbal(II) nitrat 0,4 M dalam
ruangan tertutup menghasilkan endapan timbal(II) karbonat, larutan natrium nitrat, air, dan gas
karbon dioksida menurut reaksi:
NaHCO3 + Pb(NO3)2 → PbCO3 + NaNO3 + H2O + CO2
Tentukan :
a. Pereaksi pembatas
b. Massa pereaksi yang tersisa
c. Massa endapan yang terjadi
d. Volume gas karbon dioksida yang terjadi bila pada suhu dan tekanan yang sama terdapat 2,8
gram gas nitrogen mempunyai volume 2,24 liter
(Ar Na = 23, N = 14, H = 1, C = 12, O = 16, Pb = 207)

Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Penamaan zat berikut yang tidak benar adalah ….
A. BF3 = boron trifluorida
B. CaCl2 = kalsium diklorida
C. K2SO4 = kalium sulfat
D. Fe2O3 = besi (III) oksida
E. Na2S = natrium sulfida
2. Diketahui beberapa jenis ion sebagai berikut : NH4+, SO42-, Ca2+, PO43-, NO3- dan Al3+. Maka
rumus kimia senyawa berikut yang tidak benar adalah ….
A. (NH4)2SO4
B. AlPO4
C. CaSO4
D. Al2(SO4)3
E. (NH4)3NO3

3. Rumus molekul dari asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut adalah ….
A. HClO, H2S, H3PO3
B. HCl, H2SO4, H3PO4
C. HClO3, H2SO4, H2PO4
D. HCl, H2SO3, H3PO4
E. HCl, H2SO3, H2PO4

4. Jika kapur tohor dimasukkan ke dalam air akan terasa panas dan terjadi reaksi sebagai berikut.
CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)
Nama zat hasil reaksinya adalah ….
A. kalium hidroksida
B. dikalsium hidroksida
C. kalsium dihidroksida
D. kalsium hidroksida
E. kalsium hidrida

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 83


5. Diketahui data sebagai berikut:
No. Rumus Kimia Nama Kimia
1. CO monokarbon(III) oksida
2. FeO besi oksida
3. H2SO3 asam sulfit
4. Cu(OH)2 tembaga hidroksida
5. Al2(SO4)3 aluminium(III) sulfat
Dari data tersebut, pasangan rumus kimia dan nama kimia yang sesuai adalah nomor ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

6. Senyawa dengan rumus kimia Fe2O3 diberi nama ….


A. besi(III) oksida
B. diferum trioksida
C. besi(II) oksida
D. besi oksida
E. oksida besi

7. Jika ion tembaga(II) bergabung dengan ion fosfat maka senyawa yang dihasilkan memiliki rumus
….
A. Cu2PO4
B. CuPO4
C. Cu2(PO4)3
D. Cu3(PO4)2
E. Cu(PO4)2

8. Logam aluminium bereaksi dengan larutan asam sulfat menghasilkan larutan aluminium sulfat
dan gas hidrogen. Persamaan reaksi yang sempurna adalah ….
A. Al(s) + H2SO4(aq) → AlSO4(aq) + H2(g)
B. Al(l) + H2SO4(aq) → Al2(SO4)(aq) + H2(g)
C. Al(s) + H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + H2(g)
D. 2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)
E. 3 Al(s) + 2 H2SO4(aq) → Al3(SO4)2(aq) + 2 H2(g)

9. Tembaga larut dalam asam nitrat menurut persamaan reaksi :


3 Cu(s) + a HNO3(aq) → b Cu(NO3)2(aq) + 2 NO(g) + c H2O(l)
Supaya persamaan reaksi tersebut setara, maka harga a, b, dan c berturut-turut adalah ….
A. 10, 3, 5
B. 8, 3, 4
C. 6, 3, 3
D. 4, 3, 2
E. 2, 3, 1

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 84


10. Pada reaksi a C4H10(g) + b O2(g) → c CO2(g) + d H2O(g) maka koefisien a, b, c, d berturut-turut
adalah ….
A. 1, 6, 4, 5
B. 3, 6, 4, 10
C. 2, 6, 8, 10
D. 2, 13, 8, 10
E. 2, 13, 8, 5

11. Pada reaksi: AgNO3(aq) + KCl(aq) → AgCl(s) + KNO3(aq) yang merupakan pereaksi dan hasil
reaksinya adalah ….
A. AgNO3 dan KCl
B. KCl dan AgNO3
C. AgCl dan KNO3
D. KNO3 dan AgCl
E. KCl dan AgCl

12. Serbuk tembaga (II) oksida larut dalam asam klorida membentuk tembaga (II) klorida dan air.
Persamaan setara untuk reaksi itu adalah ….
A. Cu2O(s) + HCl(aq) → Cu2Cl(aq) + H2O(l)
B. Cu2O(s) + 2HCl(aq) → 2CuCl(aq) + H2O(l)
C. CuO(s) + HCl(aq) → CuCl(aq) + H2O(l)
D. CuO(s) + 2HCl(aq) → CuCl2(aq) + H2O(l)
E. Cu2O(s) + 4HCl(aq) → 2CuCl2(aq) + 2H2O(l)

13. Jika terdapat dua tabung reaksi, tabung reaksi I dimasukkan serbuk pualam, CaCO3, sedangkan
tabung reaksi II dimasukkan larutan HCl. Masing-masing tabung reaksi ditutup dengan sumbat
dan kemudian ditimbang. Massa kedua tabung reaksi beserta isinya adalah 50 gram. Apabila
larutan HCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi serbuk pualam dan kemudian ditutup
lagi dengan sumbat maka terjadilah reaksi:
CaCO3(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Setelah reaksi selesai, kedua tabung reaksi (yang isi dan yang kosong) ditimbang kembali. Massa
kedua tabung reaksi tersebut sekarang adalah ….
A. Sama dengan 50 gram
B. Kurang dari 50 gram
C. Lebih dari 50 gram
D. Bisa lebih bisa kurang dari 50 gram
E. Tidak dapat diramalkan

14. Reaksi 3 gram magnesium dengan oksigen berlebihan menghasilkan 5 gram senyawa magnesium
oksida. Berapa gram magnesium oksida dapat diperoleh jika direaksikan 10 gram magnesium
dengan 10 gram oksigen?
A. 10 gram
B. 15 gram
C. 20 gram
D. 16,66 gram
E. 25 gram

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 85


15. Data percobaan reaksi unsur A dengan unsur B membentuk senyawa AB sebagai berikut.
No. Massa A yang direaksikan Massa B yang direaksikan Massa AB yang terbentuk
percobaan (gram) (gram) (gram)
1. 3 6 7
2. 6 10 14
3. 4,5 7 10,5
4. 7,5 15 17,5

Berdasarkan data di atas, perbandingan massa unsur A dan unsur B dalam senyawa AB adalah ….
A. 1 : 2
B. 3 : 5
C. 2 : 3
D. 4 : 5
E. 3 : 4

16. Unsur X dan Y membentuk dua jenis senyawa, berturut-turut mengandung 40% dan 50% unsur
X. Jika massa unsur X dalam kedua senyawa itu sama, maka perbandingan massa unsur Y dalam
senyawa I : senyawa II adalah ….
A. 1 : 2
B. 1 : 3
C. 2 : 3
D. 2 : 1
E. 3 : 2

17. Pada pembakaran sempurna 100 mL suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) diperlukan 350 mL
oksigen dan dihasilkan 200 mL karbon dioksida. Reaksi pembakarannya dapat dituliskan sebagai
berikut.
CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
Rumus kimia hidrokarbon itu adalah ….
A. CH4
B. C2H4
C. C2H2
D. C2H6
E. C3H6

18. Asetilena (C2H2) terbakar menurut persamaan:


C2H2(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l) (belum setara)
Volum oksigen (T, P) yang diperlukan untuk membakar sempurna 4 liter asetilena (T, P) adalah
….
A. 20 liter
B. 10 liter
C. 8 liter
D. 6 liter
E. 4 liter

19. Bila diketahui massa atom relatif Al = 27, S = 32, O = 16, dan H = 1; maka massa molekul relatif
dari Al2(SO4)3.6H2O adalah ….

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 86


A. 450
B. 402
C. 370
D. 338
E. 226

20. Diketahui 7 gram besi tepat habis bereaksi dengan 4 gram sulfur membentuk 11 gram besi
belerang. Pernyataan ini sesuai dengan hukum ….
A. Dalton
B. Proust
C. Avogadro
D. Gay Lussac
E. Lavoisier

21. Reaksi 3 gram magnesium dengan oksigen berlebihan menghasilkan 5 gram senyawa magnesium
oksida. Berapa gram magnesium oksida dapat diperoleh jika direaksikan 10 gram magnesium
dengan 10 gram oksigen?
A. 10 gram
B. 15 gram
C. 20 gram
D. 16,66 gram
E. 25 gram

22. Unsur N dan O membentuk dua jenis senyawa, yaitu senyawa I dan II. Fraksi massa N dalam
7 7
senyawa-senyawa itu berturut-turut adalah dan . Jika massa N dalam kedua senyawa itu
15 11
sama, maka perbandingan massa oksigen dalam senyawa I : II adalah ….
A. 15 : 11
B. 2 : 1
C. 11 : 15
D. 1 : 2
E. 1 : 1

23. Pada pembakaran sempurna 1 liter suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) diperlukan 3 liter gas
oksigen dan dihasilkan 2 liter gas karbon dioksida. Reaksi pembakarannya dapat dituliskan
sebagai berikut.
CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
Rumus kimia hidrokarbon itu adalah ….
A. CH2
B. C2H4
C. C2H2
D. C2H6
E. C3H6

24. Jika diketahui massa atom relatif (Ar) O = 16 dan tetapan Avogadro = 6,02 x 1023, maka dalam 4
gram gas oksigen (O2) terdapat jumlah atom sebanyak ….
A. 7,52 x 1022

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 87


B. 1,25 x 1023
C. 1,5 x 1023
D. 7,52 x 1023
E. 2,4 x 1024

25. Volum dari 11 gram gas karbon dioksida (Ar C = 12; O = 16) pada keadaan standar (STP) adalah
….
A. 5,6 liter
B. 11,2 liter
C. 22,4 liter
D. 6 liter
E. 12 liter

26. Pada suhu dan tekanan tertentu, volum dari 14 gram nitrogen (N2) adalah 14 liter. Pada suhu dan
tekanan sama, volum dari 16 gram oksigen (O2) adalah …. (Ar N = 14; O = 16)
A. 7 liter
B. 16 liter
C. 8 liter
D. 32 liter
E. 14 liter

27. Jika diketahui massa atom relatif (Ar) N = 14, H = 1, dan tetapan Avogadro = 6,02 x 10 23 maka
dalam 8 gram N2H4 terdapat atom nitrogen sebanyak ….
A. 3,01 x 1023 atom
B. 6,02 x 1023 atom
C. 9,03 x 1023 atom
D. 12,04 x 1024 atom
E. 15,05 x 1024 atom

28. Massa dari 6,02 x 1022 atom Mg (Ar = 24) adalah ….


A. 0,1 gram
B. 0,24 gram
C. 0,48 gram
D. 1,0 gram
E. 2,4 gram

29. Jika pada STP volume dari 4,25 gram gas sebesar 2,8 liter maka massa molekul relatif gas
tersebut adalah ….
A. 34
B. 32
C. 30
D. 28
E. 26

30. Volum dari 4,4 gram gas CO2 (Ar C = 12; O = 16) yang diukur pada suhu 27°C dan tekanan 2 atm
adalah ….
A. 0,11 liter

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 88


B. 0,22 liter
C. 1,23 liter
D. 2,46 liter
E. 4,87 liter

31. Pada suhu dan tekanan tertentu, volum dari 14 gram nitrogen (N2) adalah 14 liter. Pada suhu dan
tekanan sama, volum dari 16 gram oksigen (O2) adalah …. (Ar N = 14; O = 16)
A. 7 liter
B. 8 liter
C. 14 liter
D. 16 liter
E. 32 liter

32. Pada suhu dan tekanan tertentu 2 gram gas X2 mempunyai volum 1 liter. Jika pada suhu dan
tekanan yang sama 7,5 gram C2H6 (Ar C = 12, H = 1) mempunyai volum 10 liter, maka massa
atom relatif (Ar) X adalah ….
A. 20
B. 25
C. 40
D. 60
E. 80

33. Massa NaOH yang terdapat dalam 500 mL larutan NaOH 0,5 M adalah …. (Ar Na = 23; O = 16;
H = 1)
A. 10 gram
B. 8 gram
C. 5 gram
D. 4 gram
E. 2 gram

34. Jika 12 gram urea, CO(NH2)2, dilarutkan sehingga volume larutan 500 mL maka kemolaran
larutan tersebut adalah …. (Ar H = 1; C = 12; N = 14;O = 16)
A. 0,1 M
B. 0,2 M
C. 0,3 M
D. 0,4 M
E. 0,5 M

35. Suatu senyawa terdiri dari 80 % C, sisanya hidrogen. Jika diketahui massa atom relatif H = 1 dan
C = 12, maka rumus empiris senyawa itu adalah ….
A. CH2
B. CH3
C. CH
D. CH4
E. C2H3

36. Sebanyak 3,5 gram nitrogen tepat bereaksi dengan 6 gram oksigen membentuk suatu oksida. Bila
diketahui massa atom relatif N = 14 dan O = 16, maka rumus empiris oksida itu adalah ….

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 89


A. N7O12
B. N2O3
C. N12O7
D. N3O2
E. N2O5

37. Kadar Fe2O3 dalam suatu bijih besi adalah 80%. Banyaknya besi yang terdapat dalam 1 ton bijih
tersebut adalah …. (Ar O = 16; Fe = 56)
A. 56 kg
B. 112 kg
C. 280 kg
D. 560 kg
E. 800 kg

38. Suatu senyawa terdiri dari 80 % C, sisanya hidrogen. Jika diketahui massa atom relatif H = 1 dan
C = 12, maka rumus empiris senyawa itu adalah ….
A. CH3
B. CH2
C. CH
D. CH4
E. C2H3

39. Sebanyak 99,8 gram CuSO4.xH2O yang berwarna biru dipanaskan sehingga air kristalnya
menguap. Setelah ditimbang, massanya menjadi 63,8 gram.
CuSO4.xH2O(s) → CuSO4(s) + xH2O(g)
Nilai x dalam rumus tembaga (II) hidrat itu adalah ….
(Ar H = 1; O = 16; S = 32; Cu = 63,5)
A. 1
B. 7
C. 2
D. 5
E. 10

40. Di antara senyawa berikut, yang kadar nitrogennya terbesar adalah ….


(Ar H = 1; C = 12; N = 14; O = 16; Na = 23; P = 31; S = 32)
A. (NH4)2SO4
B. (NH4)3PO4
C. CO(NH2)2
D. NH4NO3
E. NaNO3

41. Kadar Al2O3 dalam suatu bijih bauksit adalah 51%. Banyaknya aluminium yang terdapat dalam
200 ton bijih tersebut adalah …. (Ar O = 16; Al = 27)
A. 27 ton
B. 54 ton
C. 81 ton
D. 100 ton
E. 102 ton

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 90


42. Dalam 100 gram pupuk urea terdapat 22,4 gram nitrogen. Jika diketahui massa atom relatif H = 1,
C = 12, N = 14, dan O = 16, maka kadar CO(NH2)2 dalam pupuk itu adalah ….
A. 96%
B. 48%
C. 44,8%
D. 23,3%
E. 22,4%

43. Garam Inggris hidrat (MgSO4.xH2O) mengandung 51,2 % air kristal. Rumus molekul yang tepat
untuk garam hidrat tersebut adalah …. (Ar H = 1; O = 16; Mg = 24; S = 32)
A. MgSO4.5H2O
B. MgSO4.6H2O
C. MgSO4.7H2O
D. MgSO4.10H2O
E. MgSO4.12H2O

44. Kalsium klorida hidrat 1,47 gram dipanaskan, sisanya terdapat 1,11 gram kalsium klorida
anhidrat.
CaCl2.xH2O(s) → CaCl2(s) + xH2O(g)
Jumlah air kristal (x) dalam rumus hidrat itu adalah …. (Ar H = 1; O = 16; Cl = 35,5; Ca = 40)
A. 2
B. 3
C. 5
D. 7
E. 10

45. Aluminium larut dalam asam klorida membentuk aluminium klorida dan gas hidrogen.
Al(s) + HCl(aq) → AlCl3(aq) + H2(g) (belum setara)
Jika massa aluminium yang dilarutkan 5,4 gram, maka volum gas H2 yang dapat terjadi, diukur
pada keadaan standar (STP), adalah …. (Ar Al = 27)
A. 1,12 liter
B. 2,24 liter
C. 3,36 liter
D. 4,48 liter
E. 6,72 liter

46. Pada reaksi :


AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) → Ag2CrO4(s) + KNO3(aq)
volume larutan AgNO3 0,1M yang diperlukan agar tepat bereaksi dengan 10 mL larutan K2CrO4
0,2M adalah ….
A. 10 mL
B. 20 mL
C. 30 mL
D. 40 mL
E. 60 mL

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 91


47. Sebanyak 32,5 gram logam X direaksikan dengan larutan HCl menurut reaksi :
X(s) + 2HCl(aq) → XCl2(aq) + H2(g)
Gas hidrogen yang terbentuk adalah 5 liter diukur pada keadaan di mana 8 gram gas O2
bervolume 2,5 liter. Massa atom relatif (Ar) logam X adalah …. (Ar O = 16)
A. 65
B. 63
C. 35,5
D. 32,5
E. 16

48. Berdasarkan reaksi :


Pb(NO3)2(aq) + KI(aq) → PbI2(s) + KNO3(aq)
Bila 30 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M direaksikan dengan 20 mL larutan KI 0,4 M, maka massa
endapan PbI2 (Ar I = 127, Pb = 207) yang terbentuk adalah ….
A. 0,692 gram
B. 1,383 gram
C. 1,844 gram
D. 2,766 gram
E. 3,688 gram

49. Bila campuran yang mengandung 15 gram Ca(OH)2 dan 15 gram NH4Cl direaksikan dengan
persamaan reaksi :
Ca(OH)2(s) + NH4Cl(s) → CaCl2(aq) + NH3(g) + H2O(l)
Massa CaCl2 yang terbentuk adalah …. (Ar H = 1; N = 14; O = 16; Cl = 35,5; Ca = 40)
A. 45,06 gram
B. 31,08 gram
C. 22,53 gram
D. 15,54 gram
E. 7,78 gram

50. Suatu cuplikan yang mengandung pirit (FeS) seberat 88 gram bereaksi dengan HCl sehingga
menghasilkan FeCl2 dan gas H2S. Jika dihasilkan produk berupa 15 L H2S yang diukur pada saat
2,5 L gas Nitrogen bermassa 3,5 gram, maka persentase massa FeS pada cuplikan tersebut
adalah.... (Ar Fe = 56, Cl = 35,5, H = 1, S = 32, N = 14)
A. 25%
B. 35%
C. 45%
D. 75%
E. 90%

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Tulislah nama senyawa dengan rumus kimia sebagai berikut.
a. SF6 =
b. Cl2O =
c. CBr4 =
d. Zn3(PO4)2 =
e. Al2(CO3)3 =
f. PbSO4 =

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 92


g. Fe2(C2O4)3 =
h. HNO2 =
i. H3AsO3 =
j. Ni(OH)2 =
k. HgOH =
l. HCHO =
m. C7H16 =
n. C4H8 =
2. Tulislah rumus kimia senyawa berikut.
a. diarsen pentaoksida =
b. karbon disulfida =
c. iodin heptafluorida =
d. stronsium hipoklorit =
e. amonium fosfit =
f. tembaga(I) klorat =
g. timah(II) nitrat =
h. asam manganat =
i. asam antimonit =
j. kalsium hidroksida =
k. emas(III) hidroksida =
l. sukrosa/gula tebu =
m. propuna =
n. oktana =
3. Setarakanlah persamaan reaksi di bawah ini dengan memberi koefisien reaksi.
a. __C2H5OH(aq) + __O2(g) → __CO2(g) + __H2O(l)
b. __Cu(s) + __H2SO4(aq) → __CuSO4(aq) + __ SO2(g) + __H2O(l)
c. __Ca3(PO4)2(s) + __SiO2(s) + __C(s)  __CaSiO3(s) + __CO(g) + __P4(s)
d. __Cl2(g) + __KOH(aq)  __KCl(aq) + __KClO3(aq) + __H2O(l)
e. __KMnO4(aq) + __HCl(aq)  __KCl(aq) + __MnCl2(aq) + __H2O(l) + __Cl2(g)
f. __HNO3(aq) + __H2S(aq)  __NO(g) + __S(s) + __H2O(l)
g. __C6H7N(g) + __O2(g) → __CO2(g) + __NO2(g) + __H2O(l)
h. __Sn(s) + __HNO3(aq)  __SnO2(aq) + __NO2(g) + __H2O(l)
4. Tuliskan persamaan setara lengkap dengan fase senyawa untuk masing-masing reaksi berikut
ini.
a. Larutan asam klorida bereaksi dengan larutan magnesium hidroksida membentuk larutan
magnesium klorida dan air.

b. Larutan kalium kromat dengan larutan asam klorida membentuk larutan kalium klorida dan
larutan asam kromat.

c. Larutan timbal(II) asetat dengan larutan kalium iodida membentuk endapan timbal(II) iodida
dan larutan kalium asetat.

d. Logam tembaga dengan larutan asam sulfat membentuk larutan tembaga(II) sulfat, gas
belerang dioksida, dan air.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 93


e. Larutan amonium sulfat dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium sulfat,
gas amonia, dan air.

f. Gas klorin dengan larutan kalium hidroksida membentuk larutan kalium klorida, larutan
kalium hipoklorit, dan air.

5. Sebanyak 24 gram magnesium dibakar dalam oksigen berlebihan dan terbentuk 40 gram
magnesium oksida.
a. Berapakah perbandingan massa magnesium : oksigen dalam magnesium oksida?
b. Jika direaksikan 15 gram magnesium dengan 15 gram oksigen, berapakah massa magnesium
oksida yang dapat dihasilkan? Berapakah sisa pereaksi pada akhir reaksi?
6. Fosfor dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 24 gram senyawa I terdapat 6 gram
fosforus, sedangkan 18 gram senyawa II mengandung 15 gram oksigen. Jika massa fosfor dalam
senyawa itu sama, tentukan perbandingan oksigen dalam senyawa I dan II tersebut!
7. Sebanyak 25 ml gas hidrokarbon (CxHy) dibakar sempurna dengan 75 ml gas oksigen
menghasilkan 50 ml gas karbon dioksida dan uap air. Jika diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, maka tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut!
8. Pada pembakaran sempurna 10 liter (T,P) campuran gas metana (CH4) dan etana (C2H6)
dihasilkan 12 liter gas karbon dioksida (T,P). Hitunglah volum gas metana dan etana dalam
campuran tersebut! Berapa volume gas oksigen yang diperlukan dalam pembakaran campuran
tersebut?
9. Tentukan jumlah atom O yang terdapat dalam 17,1 gram Al2(SO4)3! (Ar Al = 27, S = 32, O = 16)
10. Tentukan kemolaran larutan yang terjadi bila ke dalam air dilarutkan 11,06 gram KMnO4 sampai
volume larutan menjadi 200 mL! (Ar K = 39, O = 16, Mn = 55)
11. Pada suhu 25°C dan tekanan 76 cm Hg, berapa volume dari gas dinitrogen pentaoksida yang
mempunyai jumlah molekul 2,107 x 1023?
12. Jika massa dari 10 liter gas oksigen (T,P) adalah 9,6 gram, maka pada kondisi yang sama tentukan
massa dari 8 liter gas etuna (C2H2)! (Ar O = 16, C = 12, H = 1)
13. Tentukan massa dari 10,66 liter gas sulfur dioksida pada 127°C dan 152 cmHg! (Ar S = 32, O =
16)
14. Jika 200 ton bijih bauksit yang mengandung 51% Al2O3 dimurnikan kemudian dielektrolisis,
maka berapa berat maksimum logam aluminium yang dapat diperoleh? (Ar Al = 27, O = 16)
15. Dalam 42 gram suatu senyawa hidrokarbon yang berupa gas, terdapat 36 gram karbon dan sisanya
hidrogen. Jika 7,32 liter (RTP) senyawa tersebut mempunyai massa 12,6 gram, maka tentukan
rumus empiris dan rumus molekul senyawa itu! (Ar C = 12, H = 1, O = 16)
16. Pada pembakaran sempurna 1,6 gram suatu senyawa karbon yang mengandung C, H, dan O
dihasilkan 2,2 gram gas karbon dioksida dan 1,8 gram uap air. Jika massa molekul relatif senyawa
itu 32, tentukan rumus empiris dan rumus molekulnya! (Ar H = 1, C = 12, O = 16)
17. Sebanyak 10 gram kristal hidrat FeSO4.XH2O dipanaskan sehingga semua molekul air kristal
tersebut menguap. Massa kristal yang tersisa adalah 5,47 gram, tentukan rumus molekul hidrat
tersebut! (Ar H = 1, O = 16, S = 32, Fe = 56)
18. Diketahui reaksi antara kristal batu kapur (CaCO3) dengan larutan asam klorida menghasilkan
larutan kalsium klorida, air, dan gas karbon dioksida : CaCO3 + HCl → CaCl2 + H2O + CO2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 94


Jika 30 gram batu kapur (CaCO3) direaksikan dengan asam klorida, tentukan volume gas karbon
dioksida yang dihasilkan pada suhu 30°C dan tekanan 2 atm! (Ar Ca = 40, C = 12, O = 16, Ar H
= 1, Cl = 35,5)
19. Bila 3,675 gram serbuk kalium klorat direaksikan dengan 100 ml larutan asam klorida 1,2 M
membentuk larutan kalium klorida, air, dan gas klorin menurut reaksi : KClO3 + HCl → KCl +
H2O + Cl2
Tentukanlah:
a. Pereaksi pembatas
b. Massa zat pereaksi yang tersisa
c. Massa kalium klorida yang terbentuk
d. Volume gas yang terjadi diukur pada 27°C dan 2 atm
(Ar K = 39, Cl = 35,5, O = 16, H =1)
20. Pembakaran sempurna 5 liter (T,P) campuran gas metana (CH4) dan etana (C2H6) menghasilkan 7
liter gas karbon dioksida (T,P). Hitunglah volum gas metana dan etana dalam campuran tersebut!
21. Gas metana (CH4) dan etana (C2H6) terbakar (bereaksi dengan oksigen) menurut persamaan:
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
C2H6(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Pada pembakaran sempurna 10 liter (T,P) suatu campuran gas yang terdiri atas metana dan etana,
terbentuk 12 liter (T,P) gas karbon dioksida. Tentukanlah volum gas metana (T,P) dan volum gas
etana (T,P) dalam campuran itu!
22. Hitunglah volume dari 6 gram gas NO (Ar N = 14; O = 16) jika diukur pada:
a. Keadaan STP (0°C, 1 atm)
b. Keadaan RTP (25°C, 1atm)
c. Keadaan 27°C, 3 atm
d. Keadaan pada suhu dan tekanan yang sama terdapat 17 gram gas amonia, NH3 (Ar N = 14, H
= 1) dengan volume 6 liter.
23. Serbuk besi sebanyak 11,2 gram dimasukkan ke dalam 200 ml larutan asam klorida 0,5 M
menghasilkan larutan besi (II) klorida dan gas hidrogen.
Fe + HCl → FeCl2 + H2 (setarakan dan lengkapi fase senyawa)
a. Tuliskan persamaan reaksi lengkap dan setara!
b. Tentukan pereaksi pembatasnya!
c. Hitunglah jumlah molekul pereaksi yang tersisa!
d. Hitunglah volume gas hidrogen pada suhu dan tekanan tertentu jika 7,5 gram gas NO
volumenya 5 liter!
(Ar Fe = 56; H = 1; Cl = 35,5; N = 14; O = 16)
24. Bila direaksikan 6,72 gram natrium bikarbonat (NaHCO3) padat dengan 200 mL timbel(II) nitrat
0,4 M dalam ruangan tertutup, menghasilkan endapan timbel(II) karbonat, larutan natrium nitrat,
gas karbon dioksida, dan air menurut persamaan reaksi:
NaHCO3 + Pb(NO3)2 → PbCO3 + NaNO3 + CO2 + H2O
Tentukan:
a. Persamaan reaksi setara lengkap dengan fase zat
b. Pereaksi pembatas
c. Massa pereaksi sisa
d. Massa endapan yang terbentuk
e. Volum gas CO2 yang terjadi (STP)
f. Volum gas CO2 yang terjadi bila pada keadaan yang sama 2,8 gram gas N2 mempunyai volum
2,24 liter.
(Ar Na = 23; H = 1; C = 12; O = 16; Pb = 207; N = 14)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 95


Lembar Kerja Siswa
1. Lakukan percobaan berikut!
PERCOBAAN I
MENGAMATI REAKSI KIMIA

Kompetensi Dasar :
3.9 Menerapkan hukum- hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia, konsep
mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.9 Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif

I. TUJUAN
Mengamati beberapa reaksi kimia.

II. DASAR TEORI


Reaksi kimia adalah perubahan suatu zat (reaktan) menghasilkan zat baru (produk). Sifat-sifat zat
yang baru (produk) berbeda dari zat semula (reaktan), baik secara fisis maupun kimia.
Berbagai kemungkinan bentuk zat baru : gas, endapan atau warna tertentu. Peristiwa-peristiwa
yang umum terjadi menyertai reaksi kimia diantaranya :
a. Pembentukan gas
b. Pembentukan endapan
c. Perubahan warna
d. Perubahan energi kalor
e. Perubahan bentuk kristal
f. Perubahan bau
g. Perubahan reaksi nyala api

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas ukur 10 mL
4. Penjepit kayu
5. Lampu spiritus
B. Bahan
1. Larutan timbal(II) nitrat (Pb(NO3)2)
2. Larutan kalium iodida (KI)
3. Larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4)
4. Larutan natrium hidroksida (NaOH)
5. Larutan natrium karbonat (Na2CO3)
6. Larutan asam klorida (HCl)
7. Larutan kalium kromat (K2CrO4)
8. Natrium asetat (CH3COONa)
9. Pualam atau batu kapur (CaCO3)
10. Logam zink (Zn)
11. Logam magnesium (Mg)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 96


IV. CARA KERJA
1. Masukkan 1 ml larutan timbal(II) nitrat (Pb(NO3)2) ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2
ml larutan kalium iodida (KI). Amati dan catat reaksi yang terjadi.
2. Masukkan 1 ml larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4) ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2
ml larutan natrium hidroksida (NaOH). Amati dan catat reaksi yang terjadi.
3. Masukkkan 1 ml larutan kalium kromat (K2CrO4) ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2 ml
asam klorida (HCl). Amati dan catat reaksi yang terjadi.
4. Masukkan 1 ml larutan natrium karbonat (Na2CO3) ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2
ml larutan asam klorida (HCl). Amati dan catat reaksi yang terjadi.
5. Masukkan 2 ml larutan natrium hidroksida (NaOH) ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2
ml larutan asam klorida (HCl). Amati dan catat reaksi yang terjadi.
6. Masukkan setengah sendok teh natrium asetat (CH3COONa) ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 2 ml larutan asam klorida (HCl). Amati dan catat reaksi yang terjadi.
7. Masukkan sekeping pualam (CaCO3) kecil ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2 ml
larutan asam klorida (HCl). Amati dan catat reaksi yang terjadi.
8. Masukkan sekeping zink ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2 ml larutan tembaga(II)
sulfat (CuSO4). Amati dan catat reaksi yang terjadi.
9. Ambillah 1 buah pita magnesium sepanjang ± 5 cm. Jepit salah satu ujung pita Mg dengan
tang penjepit. Bakar ujung yang lain dengan lampu spiritus. Amati perubahan yang terjadi.

V. HASIL PENGAMATAN
No. Reaktan Hasil pengamatan
1. Pb(NO3)2(aq) + KI (aq )
2. CuSO4 (aq) + NaOH (aq )
3. K2CrO4 (aq) + HCl (aq)
4. Na2CO3(aq) + HCl (aq)
5. NaOH(aq) + HCl(aq)
6. CH3COONa(s) + HCl (aq)
7. CaCO3(s) + HCl (aq)
8. Zn(s) + CuSO4 (aq)
9. Mg(s) + O2 (g)

VI. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 97


.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

VII. PERTANYAAN
1. Tuliskan persamaan reaksi kimia yang setara pada masing-masing percobaan
a. larutan timbal(II) nitrat + larutan kalium iodida → endapan timbal(II) iodida + larutan kalium
nitrat
.......................................................................................................................................................
b. larutan tembaga(II) sulfat + larutan natrium hidroksida → endapan tembaga(II) hidroksida +
larutan natrium sulfat
.......................................................................................................................................................
c. larutan kalium kromat + larutan asam klorida → larutan kalium klorida + larutan asam kromat
.......................................................................................................................................................
d. larutan natrium karbonat + larutan asam klorida → larutan natrium klorida + gas karbon
dioksida + air
.......................................................................................................................................................
e. larutan natrium hidroksida + larutan asam klorida → larutan natrium klorida + air
.......................................................................................................................................................
f. natrium asetat padat + larutan asam klorida → larutan natrium klorida + larutan asam asetat
.......................................................................................................................................................
g. pualam (kalsium karbonat) padat + larutan asam klorida → larutan kalsium klorida + gas
karbon dioksida + air
.......................................................................................................................................................
h. logam zink + larutan tembaga(II) sulfat → larutan zink sulfat + endapan tembaga
.......................................................................................................................................................
i. logam magnesium + gas oksigen → endapan magnesium oksida
.......................................................................................................................................................
2. Reaksi mana saja yang :
a. menghasilkan bau?
.......................................................................................................................................................
b. menghasilkan endapan? endapan apa? warnanya apa?
.......................................................................................................................................................
c. menghasilkan gas? gas apa?
.......................................................................................................................................................

VIII. KESIMPULAN
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 98


PERCOBAAN II

MEMBUKTIKAN HUKUM KEKEKALAN MASSA

Kompetensi Dasar :
3.10 Menerapkan hukum- hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia,
konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.10 Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif

I. TUJUAN
Membuktikan hukum kekekalan massa atau hukum Lavoisier.

II. TEORI
Salah satu hukum dasar kimia adalah hukum Lavoisier. Lavoisier menyelidiki massa zat sebelum
dan sesudah reaksi. Hukum Lavoisier berbunyi : “Jumlah massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama“. Tidak akan terjadi perubahan banyaknya massa karena reaksi kimia. Pada reaksi
kimia yang terjadi adalah perubahan struktur atom dari molekul-molekul senyawa zat.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Neraca
2. Tabung Landolt (Jika tidak tersedia bisa diganti dengan 2 buah tabung reaksi)
3. Pipet tetes
4. Sumbat gabus
B. Bahan
1. Larutan timbel (II) nitrat (Pb(NO3)2) 1 M
2. Larutan kalium iodide (KI) 1 M

IV. CARA KERJA


1. Siapkan neraca pada titik nol (setelah dikalibrasi).
2. Teteskan dengan pipet sebanyak 10 tetes larutan Pb(NO3)2 ke dalam salah satu kaki tabung
landolt (sebut saja kaki pertama). Usahakan supaya jangan sampai larutan itu masuk ke dalam
kaki kedua tabung tersebut.
3. Dengan pipet tetes lain, ambil larutan KI dan masukkan ke dalam kaki ke-2 tabung Landolt
sebanyak 10 tetes. Usahakan jangan sampai larutan ini masuk ke dalam kaki tabung pertama.
4. Tutup tabung landolt dengan sumbat.
5. Letakkan tabung dalam keadaan tegak di atas piring neraca (bila perlu diikat dengan benang).
Pada saat menimbang, ke-2 larutan tidak boleh bercampur.
6. Timbanglah dan catat hasil penimbangannya.
7. Angkat tabung dan miringkan sehingga ke-2 larutan bercampur. Amati apa yang terjadi dan
catatlah.
8. Timbanglah dan catat hasil penimbangannya.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 99


V. HASIL PENGAMATAN
Pengamatan Hasil Pengamatan

1. Warna larutan Pb(NO3)2

2. Warna larutan KI

3. Massa tabung Landolt + larutan sebelum dicampur

(Massa tabung reaksi 1 + 2 sebelum larutan dicampurkan)

4. Warna dan keadaan setelah kedua cairan dicampur

5. Massa tabung Landolt + isi setelah kedua cairan dicampur

(Massa tabung reaksi 1 + 2 setelah larutan dicampurkan)

VI. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

VII. PERTANYAAN

1. Apakah dalam percobaan ini terjadi perubahan kimia? Jika ya, apa saja?
………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

2. Mengapa tabung harus selalu ditutup dengan sumbat? Menurutmu, apa kemungkinan
yang terjadi jika tabung tidak ditutup?
………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 100


3. Apakah hasil percobaan anda sesuai dangan Hukum Lavoisier? Jelaskan hasil percobaan
anda, baik sesuai ataupun tidak sesuai dengan hukum Lavoisier!
………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

VIII. KESIMPULAN

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 101


SOAL PENILAIAN AKHIR TAHUN

I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

1. Perhatikan data hasil uji daya hantar listrik terhadap garam dengan berbagai kondisi berikut

Keterangan gambar :
I. Lelehan garam
II. Larutan garam
III. Padatan garam
IV.Air murni

Data pernyataan sesuai gambar:


I. Lelehan garam menghasilkan ion-ion yang tidak dapat bergerak bebas
II. Larutan garam menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas
III. Padatan garam mengandung ion-ion yang tidak bergerak bebas
IV. Air murni terurai menjadi ion-ion
Pasangan gambar dan pernyataan yang benar adalah….
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan III
D. II dan IV
E. III dan IV

2. Diberikan data percobaan dari beberapa larutan.


Senyawa Daya hantar listrik Kelarutan dalam air
P Lelehan dan larutannya dapat menghantarkan listrik Larut
Q Larutannya dapat menghantarkan listrik Larut
R Tidak dapat menghantarkan arus listrik Tidak larut
S Larutannya dapat menghantarkan listrik Larut
T Tidak dapat menghantarkan arus listrik Larut
Senyawa yang mempunyai jenis ikatan ionik dan kovalen polar berturut-turut adalah ....
A. P dan R
B. P dan S
C. Q dan R
D. Q dan T
E. S dan T

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 102


3. Perhatikan senyawa-senyawa berikut.

Mangan dapat membentuk berbagai senyawa berwarna seperti gambar di atas, tergantung
bilangan oksidasi dari mangan. Mn dengan bilangan oksidasi +6 akan berwarna ….
A. pink muda
B. coklat gelap
C. hitam
D. hijau
E. ungu

4. Pada reaksi KMnO4 + H2C2O4 + H2SO4 → K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O, zat yang berperan
sebagai oksidator dan hasil oksidasi adalah ….
A. KMnO4 dan CO2
B. KMnO4 dan K2SO4
C. H2C2O4 dan MnSO4
D. H2SO4 dan H2O
E. H2C2O4 dan CO2

5. Di antara reaksi berikut yang tergolong reaksi disproporsionasi adalah ….


A. 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
B. SO2(g) + 2H2S(g) → 3S(s) + 2H2O(l)
C. 2FeCl3(aq) + H2S(s) → 2FeCl2(aq) +2HCl(aq) + S(s)
D. 3I2(s) + 6KOH(aq) → 5KI(aq) + KIO3(aq) + 3H2O(l)
E. 2CuSO4(aq) + 4KI(aq) → 2CuI(aq) + I2(s) + 2K2SO4(aq)

6. Perhatikan data berikut ini.


No Rumus Senyawa Nama Senyawa
(1) Ba2CO3 Barium karbonat
(2) ZnPO4 Seng fosfat
(3) CuSO4 Tembaga(II) sulfat
(4) CH3COOK Kalsium asetat
(5) Ba(NO3)2 Barium nitrat
Pasangan data yang tepat antara rumus kimia dan nama senyawa adalah ….
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 103


C. (3) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)

7. Rumus molekul dari asam sulfat, kloroform, glukosa dan kalsium hidroksida berturut-turut adalah
....
A. H2SO4, CHCl3, C6H12O6, dan KOH
B. H2SO4, CHCl3, C6H12O6, dan Ca(OH)2
C. H2S, CHI3, C12H22O11, dan Ca(OH)2
D. H2SO3, CHCl3, C6H12O6, dan Ca(OH)2
E. H2S, CHI3, C12H22O11, dan KOH

8. Rumus kimia besi(III) fosfat dan timah (IV) oksalat adalah ….


A. FePO4 dan TiC2O4
B. FePO3 dan Sn2C2O4
C. FePO4 dan Sn2(C2O4)4
D. Fe2PO3 dan Ti(C2O4)2
E. FePO4 dan Sn(C2O4)2

9. Pembuat kue biasanya menggunakan soda kue (NaHCO3) dan cream of tartar yaitu natrium
aluminium sulfat (NaAl(SO4)2) supaya adonan kue mengembang. Kedua zat ini digunakan dengan
tujuan menghasilkan gas CO2 dalam adonan menurut reaksi :

Harga koefisien reaksi a,b,c,d,dan e berturut-turut adalah ….


A. 3,1,1,2,3
B. 3,1,1,2,2
C. 3,1,1,3,3
D. 3,2,2,2,3
E. 2,1,1,1,1

10. Untuk memutihkan pakaian yang terkena noda biasaya seorang ibu menggunakan larutan pemutih
ini :

Senyawa ini bertindak sebagai oksidator sehingga dapat memudarkan warna noda. Jika larutan ini
dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan larutan natrium hidroksida, gas klorin dan gas
oksigen. Persamaan reaksi yang setara untuk reaksi pemutihan pakaian tersebut adalah ….
A. 4NaOCl(aq) + 2H2O(l) 4NaOH(aq) + 2Cl2(g) + O2(g)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 104


B. 4NaOCl(aq) + H2O(l) 2NaOH(aq) + 2Cl2(g) + O2(g)
C. 4NaOCl(s) + 2H2O(l) 4NaOH(aq) + 2Cl2(g) + O2(g)
D. 2NaOCl(aq) + H2O(l) 2NaOH(aq) + Cl2(g) + O2(g)
E. 2NaOCl(s) + H2O(l) 2NaOH(aq) + Cl2(g) + O2(g)

11. Persamaan reaksi setara untuk reaksi antara larutan amonium sulfat dengan larutan kalium
hidroksida menghasilkan larutan kalium sulfat, air, dan gas amonia adalah ….
A. (NH4)2SO4(aq) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g)
B. (NH4)2SO4(aq) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + H2O(l) + NH3(g)
C. (NH3)2SO4(aq) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g)
D. (NH4)2SO4(l) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(aq) + 2NH3(g)
E. (NH4)2SO4(aq) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH4(g)

12. Sebanyak 18 gram magnesium (Mg) dibakar dalam oksigen berlebihan. Terbentuk 30 gram
magnesium oksida (MgO). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut: 2Mg(s) + O2(g) →
2MgO(s). Jika direaksikan 30 gram magnesium dengan 10 gram oksigen, maka massa magnesium
oksida yang dapat diperoleh adalah ....
A. 15 gram
B. 20 gram
C. 25 gram
D. 30 gram
E. 40 gram

13. Unsur Nitrogen dan Oksigen dapat membentuk dua senyawa, yaitu senyawa I dan senyawa II.
Senyawa I terdiri dari 33,33% unsur nitrogen, sedangkan senyawa II terdiri dari 60% unsur
oksigen. Berdasarkan data tersebut, jika massa oksigen dalam kedua senyawa itu sama maka
perbandingan massa N dalam kedua senyawa adalah ….
A. 4 : 3
B. 3 : 4
C. 2 : 3
D. 1 : 2
E. 1 : 1

14. Pada pembakaran sempurna 10 ml hidrokarbon berfase gas (CxHy), dibutuhkan 65 ml gas oksigen
dan dihasilkan 40 ml gas karbon dioksida. Semua gas diukur pada suhu dan tekanan yang sama.
Rumus molekul yang mungkin dari hidrokarbon tersebut adalah ….
A. C2H4
B. C3H6
C. C3H8
D. C4H8
E. C4H10

15. Massa dari Ca3(PO4)2 yang memiliki 9,03 x 1022 molekul adalah .... (Ar Ca = 40, P = 31, O = 16)
A. 46,5 gram
B. 62 gram
C. 93 gram
D. 465 gram
E. 930 gram

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 105


16. Pada suhu atau cuaca dingin, kita menghangatkan tubuh kita dengan minuman anggur atau wine.
Minuman ini mengandung alkohol yang cukup tinggi, sehingga tidak
boleh diminum oleh anak dibawah umur dan tidak berlebihan karena bisa
membuat mabuk. Pada botol wine di samping tertera kadar alkohol dalam
kemasan tersebut adalah 11,5% volum. Jika massa jenis alkohol adalah 0,8
g/cm3 dan Mr alkohol adalah 46, maka konsentrasi molar dari alkohol
tersebut adalah ….
A. 1,15 M
B. 1,50 M
C. 2,00 M
D. 2,10 M
E. 2,50 M

17. Jika pada keadaan standar (STP) volume dari 4 gram gas sebesar 2,8 liter maka massa molekul
relatif gas tersebut adalah ….
A. 34
B. 32
C. 30
D. 28
E. 26

18. Suatu tabung gas dalam keadaan kosong mempunyai massa 12 kg. Selanjutnya tabung tersebut
diisi dengan gas Helium (Ar He = 4) sampai penuh dan ditimbang kembali, ternyata menunjukkan
massa 16 kg. Setelah pemakaian sampai habis, kemudian tabung tersebut diisi dengan gas
Nitrogen (Mr= 28) sampai penuh. Jika diukur pada P,T yang sama maka massa tabung beserta
isinya sekarang adalah ….
A. 12 kg
B. 16 kg
C. 28 kg
D. 40 kg
E. 44 kg

19. Kadar Fe2O3 dalam suatu bijih besi adalah 60%. Massa besi yang terdapat dalam 300 kg bijih besi
tersebut adalah .... (Ar O = 16; Fe = 56)
A. 54 kg
B. 63 kg
C. 126 kg
D. 189 kg
E. 252 kg

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 106


20. Suatu molekul terdiri atas 34,33% Na, 17,91% C, dan 47,76% O. Jika Ar Na = 23, C = 12, dan O
= 16, rumus molekul senyawa tersebut (Mr = 134) adalah ….
A. NaCO
B. NaCO2
C. Na2CO3
D. Na2C2O3
E. Na2C2O4

21. Sebanyak 60 gram asam laktat yang mengandung unsur C, H, dan O (Mr = 90) jika dibakar
sempurna akan menghasilkan 88 gram gas karbon dioksida dan 36 gram air. Rumus molekul asam
laktat adalah …. (Ar H = 1, C = 12, O = 16)
A. C2H4O2
B. C2H6O2
C. C3H6O3
D. C4H10O2
E. C4H8O4

22. Sebanyak 29,7 gram kristal seng nitrat terhidrat dipanaskan, hingga air kristalnya akan menguap
sesuai reaksi:

Jika massa seng nitrat yang tersisa sebesar 18,9 gram, maka rumus senyawa hidrat tersebut adalah
.... (Ar Zn = 65, N = 14, O = 16, H = 1)
A. Zn(NO3)2 .2 H2O
B. Zn(NO3)2 .3 H2O
C. Zn(NO3)2 .4 H2O
D. Zn(NO3)2 .5 H2O
E. Zn(NO3)2 .6 H2O

23. Sebanyak x gram logam Fe (Ar Fe = 56) tepat bereaksi dengan 600 ml larutan H 2SO4 dengan
konsentrasi y M menurut reaksi :
2 Fe(s) + 6 H2SO4(aq)  Fe2(SO4)3(aq) + 3 SO2(g) + 6H2O(l)
Dari reaksi tersebut dihasilkan 1,344 liter gas pada suhu 0⁰ C dan tekanan 1 atm (STP). Maka
nilai x dan y berturut-turut adalah ….
A. 0,56 gram dan 0,1 M
B. 1,12 gram dan 0,1 M
C. 1,12 gram dan 0,2 M
D. 2,24 gram dan 0,2 M
E. 2,24 gram dan 0,6 M

24. Berdasarkan reaksi : Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(s) + 2KNO3(aq)


Bila 9,93 gram Pb(NO3)2 direaksikan dengan 13,28 gram KI, maka massa endapan yang terbentuk
adalah …. (Ar N = 14, O = 16, K= 39, I = 127, Pb = 207)
A. 6,915 gram
B. 13,83 gram
C. 18,44 gram
D. 27,66 gram
E. 36,88 gram

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 107


25. Larutan K2CO3 2 M sebanyak 150 mL direaksikan dengan 100 mL larutan HCl 1 M menurut
persamaan reaksi: K2CO3 (aq) + 2HCl(aq) → 2KCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Volume gas CO2 yang dihasilkan pada 27°C, 1 atm adalah ….
A. 7,38 liter
B. 6,15 liter
C. 2,46 liter
D. 2,24 liter
E. 1,23 liter

II. URAIAN
1. Tuliskan persamaan setara lengkap dengan fase senyawa untuk masing-masing reaksi berikut ini.
a. Pada saat pemakaian sel aki, ada 2 elektroda yang digunakan yaitu elektroda timbal dan
timbal(IV) oksida yang tercelup dalam larutan asam sulfat. Kemudian kedua elektroda
tersebut berubah menjadi padatan timbal(II) sulfat dan air. Dengan berubahnya kedua
elektroda tersebut, maka daya aki akan berkurang.
b. Reaksi antara larutan kalium fosfat dengan larutan kalsium nitrat akan menghasilkan larutan
kalium nitrat dan endapan kalsium fosfat.
c. Serbuk tembaga bereaksi dengan larutan asam nitrat menghasilkan larutan tembaga(II) nitrat,
gas nitrogen monoksida, dan air.

2. Gas LPG yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari campuran gas propana (C3H8)
dan butana (C4H10) dengan komposisi tertentu. Sebanyak 12 liter campuran gas LPG dibakar
sempurna dengan 72 liter gas oksigen dan menghasilkan gas CO2 pada suhu dan tekanan yang
sama.
a. Tentukan banyaknya volume gas propana dan butana jika diukur pada suhu dan tekanan yang
sama!
b. Berapa volume gas karbon dioksida yang dihasilkan dalam pembakaran campuran tersebut?

3. Hitunglah massa dari zat berikut :


a. 3,612 x 1022 molekul Fe2(SO4)3
b. 250 mL larutan urea, CO(NH2)2 dengan konsentrasi 0,2 M
c. 18,3 liter gas dinitrogen trioksida (N2O3) jika diukur pada suhu 25°C dan tekanan 760 mmHg
d. 500 mL gas etuna (C2H2) jika pada suhu dan tekanan yang sama terdapat 5 liter gas NH3
dengan massa 34 gram
(Ar Fe = 56, S = 32, O = 16, C = 12, H = 1, N = 14)

4. Sebanyak 1,35 gram logam aluminium direaksikan dengan 150 ml larutan asam sulfat 0,2 M
membentuk larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen.
Tentukanlah:
a. Persamaan reaksi setara lengkap dengan fase zat
b. Pereaksi pembatas
c. Massa pereaksi yang tersisa
d. Volume gas yang terjadi diukur pada suhu 27°C dan tekanan 152 cmHg
e. Massa aluminium sulfat yang terbentuk
(Ar Al = 27, H = 1, S = 32, O = 16)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 108


GLOSARIUM

Afinitas elektron Energi yang menyertai penyerapan elektron oleh suatu atom dalam wujud gas
untuk membentuk ion negatif.
Azas ketidakpastian Sesuatu yang yang melekat terhadap setiap pengukuran, gagasan yang
dikemukakan oleh Werner Heisenberg yang mengatakan ketidakmungkinan menentukan posisi
dan kelajuan elektron dengan ketelitian tinggi secara bersamaan.
Atom Bagian terkecil dari unsur yang terlibat dalam reaksi kimia. Semua zat terdiri atas atom dalam
komposisi tertentu.
Aturan (hukum) oktet Kecenderungan unsur-unsur untuk mencapai konfigurasi oktet gas mulia
terdekat.
Bakteri aerob Bakteri yang membutuhkan oksigen dalam aksi penguraiannya.
Bensin Salah satu bahan bakar minyak yang digunakan pada kendaraan bermotor.
Bilangan kuantum Parameter yang digunakan untuk menggambarkan tingkat energi, posisi dan
bentuk orbital.
Bilangan oksidasi Muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa jika semua elektron
ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif.
Blok s, p, d, dan f Pembagian sistem periodik berdasarkan konfigurasi elektronnya.
BOD Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan sampah organik secara biologis.
Derajat ionisasi disosiasi (α) Perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mula-
mula.
DO Salah satu parameter kualitas air, yaitu jumlah oksigen terlarut. Air bersih mempunyai DO sekitar
10 ppm pada suhu 25⁰ C.
Domain elektron Adalah daerah keberadaan elektron di sekitar atom pusat.
Efek fotolistrik Satu fenomena di mana cahaya (foton) menyebabkan elektron lepas dari permukaan
logam.
Elektrolit Lelehan atau larutan zat yang dapat menghantarkan listrik.
Elektrolit kuat Elektrolit yang daya hantar listriknya baik meski konsentrasinya relatif rendah.
Elektrolit lemah Elektrolit yang daya hantar listriknya relatif buruk meski konsentrasinya relatif
besar.
Elektron valensi Elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kimia. Untuk unsur-unsur
golongan utama, elektron valensi adalah elektron pada kulit terluar.
Energi ionisasi Energi yang diperlukan untuk melepas elektron dari atom netral dalam wujud gas
sehingga membentuk ion positif dalam wujud gas.
Foton partikel cahaya (gelombang elektromagnet).
Gas mulia Unsur-unsur golongan VIIIA yang merupakan kelompok unsur paling stabil (paling sukar
bereaksi).
Gaya dipol-dipol Gaya tarik-menarik antarmolekul polar.
Gaya dispersi Adalah gaya tarik antar molekul nonpolar sebagai akibat interaksi dipol sesaat dengan
dipol terimbas.
Gaya van der Waals Keseluruhan gaya tarik-menarik antar molekul, meliputi gaya dipol-dipol dan
gaya dispersi.
Gelombang partikel Gagasan tentang dualisme gelombang elektromagnet, yaitu sebagai gelombang
sekaligus sebagai partikel.
Golongan Lajur-lajur vertikal dalam sistem periodik unsur.
Halogen Unsur-unsur golongan VIIA yang merupakan kelompok unsur nonlogam yang sangat reaktif
dan dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 109


Hibridisasi Pembastaran orbital-orbital atom dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-
orbital yang setingkat.
Hidrat Zat yang mengandung beberapa molekul air sebagai bagian dari rumus molekulnya.
Hipotesis (hukum) Avogadro Gas-gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama
pula, asal diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Dikemukakan oleh Avogadro untuk
menjelaskan hukum Gay-Lussac.
Hukum kekekalan massa Massa zat sesudah reaksi sama dengan massa zat sebelum reaksi.
Ditemukan oleh Antoine Laurent Lavoisier.
Hukum kelipatan berganda Untuk dua jenis unsur yang dapat membentuk dua atau lebih macam
senyawa, jika massa salah satu unsur dalam kedua senyawa itu sama, maka perbandingan
massa unsur yang kedua merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Hukum oktaf Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, ternyata unsur-
unsur yang berselisih satu oktaf menunjukkan kemiripan sifat.
Hukum perbandingan tetap Senyawa kimia terbentuk dari unsur-unsurnya dengan perbandingan
tertentu. Ditemukan oleh Joseph Proust.
Hukum perbandingan volume Volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi merupakan bilangan bulat
dan sederhana asal diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Ditemukan oleh Gay-Lussac.
Ikatan hidrogen Adalah ah salah satu gaya antar molekul yang cukup kuat, terjadi karena interaksi
antara atom hidrogen yang terikat pada atom berkeelektronegatifan besar (N, O, dan F) dengan
atom berkeelektronegatifan besar (N, O, dan F) dari molekul lain di sekitarnya. Zat yang
berikatan hidrogen mempunyai titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.
Ikatan ion Gaya tarik-menarik listrik antara ion-ion yang berbeda muatan.
Ikatan kimia Gaya yang mengukuhkan atom-atom dalam molekul atau gabungan ion ion.
Ikatan kovalen Ikatan karena memiliki pasangan elektron yang digunakan bersama.
Ikatan kovalen koordinasi Ikatan kovalen dimana pasangan elektron ikatan berasal dari salah satu
atom saja, sedangkan atom yang satu lagi hanya menyediakan tempat.
Ikatan kovalen nonpolar Ikatan kovalen antara atom-atom yang mempunyai keelektronegatifan
sama.
Ikatan kovalen polar Ikatan kovalen antara atom-atom yang berbeda keelektronegatifan.
Ikatan logam Gaya yang mengukuhkan atom-atom dalam logam. Merupakan gaya tarik listrik antara
ion-ion positif logam dengan lautan elektron valensi yang menyelimutinya.
Ikatan rangkap Ikatan kovalen dengan dua pasang elektron yang digunakan bersama.
Ikatam rangkap tiga Ikatan kovalen dengan tiga pasang elektron yang digunakan bersama.
Ikatan tunggal Ikatan kovalen dengan sepasang elektron yang digunakan bersama.
Inti atom Bagian yang padat dan bermuatan positif dari atom, yang berada di pusat atom, dan terdiri
atas proton dan neutron.
Ion Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion negatif (anion) yang mempunyai elektron
lebih banyak daripada spesi netralnya. Ion positif (kation) mempunyai elektron lebih sedikit
daripada spesi netralnya.
Isobar Atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Isoton Atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi mempunyai nomor massa yang sama.
Isotop Atom-atom dari unsur yang sama tetapi berbeda nomor massanya.
IUPAC Himpunan kimia sedunia. Himpunan Kimia Indonesia disebut HKI.
Jari-jari atom Jarak inti dengan elektron kulit terluar.
Keelektronegatifan Bilangan yang menyatakan kecenderungan relatif suatu unsur untuk menarik
elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan kovalen.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 110


Kemolaran Satu cara menyatakan kepekatan larutan, yaitu menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam
tiap liter larutan, M = .
Konfigurasi elektron Persebaran elektron pada kulit-kulit atomnya.
Konfigurasi penuh Konfigurasi elektron dengan sub kulit terakhir yang terisi penuh (s2, p6, d10, atau
f14).
Konfigurasi setengah penuh Konfigurasi elektron dengan subkulit terakhir yang terisi setengah
penuh (s1, p3, d5, atau f7).
Kulit atom Lintasan elektron mengitari inti atom.
Lambang Lewis Lambang atom disertai elektron-elektron valensi.
Logam alkali Unsur-unsur golongan IA kecuali hidrogen. Merupakan unsur logam yang reaktif.
Logam alkali tanah Unsur-unsur golongan IIA. Merupakan unsur logam yang cukup reaktif, tetapi
kurang reaktif dibandingkan unsur logam alkali seperiode.
Lumpur aktif Metode pengolahan limbah dengan pengaruh bakteri aerob dan penyediaan oksigen
yang cukup.
Massa molar (Mr) Massa 1 mol zat. Massa molar zat sama dengan Ar atau Mr nya dalam satuan
gram.
Mol Satuan jumlah zat. Satu mol zat mengandung 6,02 x 1023 partikel.
Molekul Spesi netral yang terdiri atas beberapa atom sejenis atau berbeda. Molekul unsur terdiri atas
sejenis atom, sedang molekul senyawa terdiri atas dua jenis atau lebih atom.
Momen dipol Ukuran kepolaran, dinyatakan dalam Debye (D).
Nama sistematis Nama senyawa berdasarkan tata nama IUPAC.
Nama trivial Nama senyawa bukan berdasarkan tata nama IUPAC, tetapi nama yang lazim
digunakan di masyarakat atau perdagangan.
Nilai Nisbah muatan terhadap massa partikel. Nilai untuk elektron adalah 1,76 x 108 C g–1.
Nomor atom Jumlah proton dalam inti atom. Disebut juga nomor proton. Nomor atom khas untuk
setiap unsur.
Nomor massa Bilangan yang menyatakan jumlah proton dan neutron dalam inti.
Nonelektrolit Zat yang lelehan atau larutannya tidak dapat menghantar listrik.
Oksidasi Pelepasan elektron atau pertambahan bilangan oksidasi.
Oksidator Zat yang mengoksidasi zat lain; menyerap elektron.
Oktet berkembang Unsur dalam senyawa dengan jumlah elektron lebih dari delapan pada kulit
luarnya. Oktet berkembang dapat terjadi pada unsur periode ketiga atau periode yang lebih
tinggi.
Orbital Daerah disekitar inti dengan kebolehjadian terbesar untuk menemukan elektron. Setiap
orbital mempunyai bentuk dan tingkat energi tertentu.
Partikel subatom Partikel penyusun atom, yaitu proton, elektron, neutron, dan berbagai partikel
lainnya.
Periode Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik unsur.
Persamaan reaksi Satu cara pemaparan proses reaksi.
Pereaksi pembatas Pereaksi yang habis bereaksi terlebih dahulu.
Radiasi elektromagnet Pancaran energi berupa gelombang yang tidak mempunyai massa dan
muatan.
Radiasi partikel Radiasi yang merupakan hamburan partikel kecil, ada yang netral, ada pula yang
bermuatan.
Reaksi disproporsionasi Reaksi redoks dimana pereduksi dan pengoksidasinya sama.
Reaksi ionisasi Reaksi pengubahan suatu zat menjadi ion-ionnya.
Reaksi redoks Reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 111


Reduksi Penyerapan elektron atau penurunan bilangan oksidasi.
Reduktor Zat yang mereduksi zat lain; melepas elektron.
Resonansi Alternatif-alternatif struktur Lewis yang ekuivalen untuk suatu spesi (molekul atau ion
poliatom).
Rumus empiris Rumus yang menyatakan perbandingan paling sederhana atom-atom dalam satu
senyawa.
Rumus kimia Lambang zat, terdiri dari lambang atom dan angka indeks yang menyatakan jumlah
atau perbandingan atom dalam zat.
Rumus molekul Lambang molekul, terdiri atas lambang atom dan angka indeks yang menyatakan
jumlah atom-atom dalam tiap molekul.
Satuan massa atom (sma) Satuan massa untuk partikel atomik. 1 sma = massa satu atom C-12; 1
24
sma = 1,6 x 10 gram.
Senyawa kovalen polar Senyawa molekul yang mempunyai dwikutub (mengalami polarisasi), terjadi
karena bentuk molekul tidak simetris sehingga kutub positif dan kutub negatif tidak saling
meniadakan.
Senyawa kovalen nonpolar Senyawa molekul yang mempunyai dwikutub yang mana karena bentuk
molekulnya yang simetris, kutub-kutub listriknya itu saling meniadakan.
Sinar alfa atau partikel alfa (α) Sinar radioaktif bermuatan positif, terdiri dari inti helium dengan
muatan +2 dan massa 4 sma ( ).
Sinar beta (β) Sinar radioaktif bermuatan negatif. Partikel sinar beta adalah elektron ( – ).
Sinar gamma (γ) Sinar radioaktif yang tidak mempunyai massa dan muatan, merupakan radiasi
elektromagnet ( ).
Sinar katode Radiasi elektron yang berasal dari katode dalam tabung hampa.
Sinar radioaktif Radiasi yang berasal dari zat radioaktif, terdiri atas sinar alfa, beta, dan gamma.
Senyawa anorganik Senyawa di luar senyawa organik.
Senyawa organik Golongan senyawa karbon dengan sifat-sifat khas yang membedakannya dari
senyawa anorganik.
Sistem periodik Mendeleev Daftar unsur-unsur yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom
relatif dan kemiripan sifat. Mendeleev menemukan hukum periodik yang mengatakan bahwa
sifat-sifat unsur merupakan fungsi massa atom relatifnya.
Spektrum garis Spektrum yang hanya mengandung beberapa panjang gelombang secara terputus-
putus. Unsur yang tereksitasi menghasilkan spektrum garis.
Spektrum kontinu Spektrum yang mengandung semua panjang gelombang secara sinambung. Zat
yang berpijar menghasilkan spektrum kontinu. Pelangi tergolong spektrum kontinu.
Stoikiometri Perhitungan dalam ilmu kimia.
Struktur kovalen raksasa Struktur zat di mana partikelnya saling terikat dengan jaringan ikatan
kovalen. Contohnya adalah intan, grafit, dan silika. Zat dengan struktur kovalen raksasa
mempunyai titik leleh dan titik didih yang sangat tinggi.
Struktur Lewis Rumus elektron, gambaran tentang cara atom-atom saling terkait dalam molekul atau
ion poliatom.
Teori (model) atom Suatu rekaan tentang susunan partikel dalam atom.
Teori atom Dalton Teori yang menyatakan bahwa materi terdiri atas partikel-partikel kecil tak
terbagi. Merupakan gagasan ilmiah yang pertama tentang partikel materi.
Teori atom Niels Bohr Teori yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti yang bermuatan positif
dan elektron-elektron yang beredar mengitari inti bagaikan planet-planet mengitari matahari.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 112


Teori atom Rutherford Teori yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti yang pejal dan
bermuatan positif serta elektron yang beredar mengitarinya. Sebagian besar massa atom
terpusat pada intinya.
Teori atom Thomson Teori yang menyatakan bahwa atom terdiri atas materi bermuatan positif dan
elektron-elektron yang tersebar di dalamnya bagaikan kismis dalam roti kismis.
Teori domain elektron Cara meramalkan bentuk geometri molekul berdasarkan tolak menolak antar
pasangan elektron disekitar atom pusatnya. Oleh karena saling tolak-menolak, maka domain
elektron akan mengambil posisi sedemikian rupa sehingga tolak-menolak di antaranya menjadi
minimum.
Teori kuantum Teori yang pada dasarnya merupakan gagasan tentang partikel cahaya, bahwa energi
radiasi bersifat diskret, dipancarkan atau diserap dalam bentuk paket-paket kecil yang disebut
kuanta.
Tetapan Avogadro (L) Bilangan yang menyatakan jumlah partikel dalam 1 mol zat, yaitu 6,02 x
1023.
Triade Kelompok tiga unsur dengan sifat-sifat yang bermiripan. Dalam satu triade berlaku bahwa
massa atom relatif unsur yang kedua sama dengan rata-rata massa atom relatif unsur yang
pertama dan ketiga.
Unsur golongan utama Unsur-unsur dalam golongan-golongan A.
Unsur transisi Unsur-unsur dalam golongan-golongan B.
Unsur transisi dalam Unsur-unsur lantanida dan aktinida.
Volume molar Volume per mol gas. Volume molar gas bergantung pada suhu dan tekanan
pengukurannya. Pada STP, Vm = 22,4 L mol–1; pada RTP, Vm = 24,4 L mol–1.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 113


DAFTAR PUSTAKA

Devi, Poppy Kamalia. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran
Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi A. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Hasanah, Santi Setiani. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran
Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Purba, Michael dan Sarwiyati, Eti. 2016. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Rahayu, Yayu Sri. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran Kimia
Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi C. Jakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Silberberg, Martin S. 2000. Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change. Second Edition.
USA: Mc. Graw Hill Companies.

Silberberg, M.S., 2007. Principles of General Chemistry. Second Edition. New York: McGraw-Hill.

Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Suwardi; Soebiyanto; Widiasih, Th Eka. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia untuk SMA & MA
Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Utami, Budi; Saputro, Agung Nugroho Catur; Mahardiani, Lina; Yamtinah, Sri dan Mulyani, Bakti.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Utami, Budi; Saputro, Agung Nugroho Catur; Mahardiani, Lina; Yamtinah, Sri dan Mulyani, Bakti.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Whitten, Kenneth W., Davis, Raymond E., Peck, M. Larry., Stanley, George G. 2010. Chemistry.
Ninth Edition. International Edition. USA. Brooks/Cole Cengange Learning.

https://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_konfigurasi_elektron

https://id.wikipedia.org/wiki/Metaloid

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 114

Anda mungkin juga menyukai