E MODUL
KIMIA
Semester 2
untuk kelas 10 IPA
Disusun oleh:
Yuliana Ratnasari, S.Si.
untuk kalangan
i
sendiri
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan
kasih-Nya kami dapat menyelesaikan Modul Kimia SMA Kelas X ini. Modul ini disusun sebagai
pelengkap dalam pelajaran Kimia di SMA Marsudirini Bekasi. Materi yang terdapat dalam modul ini
mengacu pada Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Semua materi yang ada diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh
setiap peserta didik dalam bidang kimia.
Penyajian materi bertujuan untuk memperkuat pemahaman konsep dasar kimia di kelas X.
Modul ini dilengkapi dengan daftar istilah penting (glosarium) untuk membantu peserta didik
menemukan istilah, konsep, teori, hukum, dan nama-nama penting. Selain itu, pada setiap akhir bab,
diberikan latihan-latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan uraian agar pemahaman konsep peserta
didik lebih baik. Lembar kerja siswa juga disediakan dalam berbagai format soal.
Modul ini akan terus disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan penulis
demi penyempurnaan modul ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberi kesempatan kami dalam membuat modul dan yang membantu proses penyelesaian modul
ini. Semoga modul Kimia untuk SMA kelas X ini dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dan rekan-
rekan guru kimia dalam mengembangkan pembelajaran ilmu kimia di SMA khususnya di SMA
Marsudirini Bekasi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB VIII
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
Kompetensi Dasar :
3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya.
4.8 Membedakan daya hantar listrik berbagai larutan melalui perancangan dan pelaksanaan
percobaan.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat merancang dan melakukan percobaan daya hantar listrik untuk menyelidiki
sifat elektrolit beberapa larutan yang ada di lingkungan dan larutan yang ada di laboratorium serta
melaporkan hasil percobaan.
2. Peserta didik dapat mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonlektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
3. Peserta didik dapat menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat elektrolit suatu zat serta
menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar.
Materi Pembelajaran
A. PENGGOLONGAN LARUTAN BERDASARKAN DAYA HANTAR LISTRIK
Beberapa waktu yang lalu banyak daerah ditimpa musibah banjir karena curah hujan yang
sangat tinggi sehingga banyak menenggelamkan perumahan penduduk. Mensikapi kondisi banjir
yang lumayan tinggi tersebut, pihak PLN segera mengambil tindakan cepat dengan segera memutuskan
aliran listrik yang menuju ke arah transformeter (trafo) yang terendam air banjir. Tahukah Anda
mengapa pihak PLN mengambil tindakan tersebut? Apakah air dapat menghantarkan arus listrik
sehingga dapat membahayakan penduduk? Menurut pemikiran Anda, kira-kira kriteria air (larutan)
yang bagaimana yang dapat menghantarkan arus listrik? Apakah semua larutan dapat menghantarkan
arus listrik?
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, coba Anda perhatikan data
ekperimen uji daya hantar listrik terhadap beberapa larutan di bawah ini.
Tabel 8.1 Data Eksperimen Uji Daya Hantar Listrik Beberapa Larutan
No. Larutan yang Diuji Rumus Kimia Pengamatan
Nyala Lampu Elektrode
1. Asam sulfat H2SO4 menyala terang ada gelembung gas
2. Natrium hidroksida NaOH menyala terang ada gelembung gas
3. Asam cuka CH3COOH tidak menyala ada gelembung gas
4. Amonium hidroksida NH4OH tidak menyala ada gelembung gas
5. Larutan gula C12H22O11 tidak menyala tidak ada gelembung
6. Larutan urea CO(NH2)2 tidak menyala tidak ada gelembung
7. Garam dapur NaCl menyala terang ada gelembung gas
b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit ionisasi (terion tidak
sempurna).
Indikator pengamatan: lampu tidak menyala atau menyala redup dan timbul gelembung gas pada
elektrode.
Contoh: larutan CH3COOH dan larutan NH4OH.
3. Menunjukkan daya hantar listrik yang kuat Menunjukkan daya hantar listrik yang lemah
Gambar 8.3 Perbedaan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Kuat, Lemah, dan Nonelektrolit
b. Basa Kuat
M(OH)x(aq) → Mx+(aq) + xOH–(aq)
Contoh :
• NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
• Ba(OH)2(aq) → Ba2+(aq) + 2OH–(aq)
c. Garam
MxZy(aq) → xMy+(aq) + yZx–(aq)
Contoh :
• NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq)
• Na2SO4(aq) → 2Na+(aq) + SO42–(aq)
• Al2(SO4)3(aq) → 2Al3+(aq) + 3SO42–(aq)
2. Elektrolit Lemah
a. Asam Lemah
HxZ(aq) xH+(aq) + Zx–(aq)
Contoh :
• CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO–(aq)
• H2SO3(aq) 2H+(aq) + SO32–(aq)
• H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43–(aq)
b. Basa Lemah
M(OH)x(aq) Mx+(aq) + xOH–(aq)
Contoh :
• NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH–(aq)
• Al(OH)3(aq) Al3+(aq) + 3OH–(aq)
• Fe(OH)2(aq) Fe2+(aq) + 2OH–(aq)
Penguraian senyawa elektrolit menjadi ion-ionnya disebut reaksi ionisasi. Contohnya NaCl
yang terdiri dari ion-ion Na+ dan Cl–, mula-mula berbentuk kristal padat. Setelah dilarutkan dalam air
terurai menjadi ion-ion Na+ dan Cl– seperti pada gambar 8.4.
Semua senyawa ion merupakan zat elektrolit sebab jika larut dalam air dapat menghasilkan
ion-ion. Pelarutan beberapa senyawa ion dalam air dari larutan dapat dilihat pada contoh
berikut.
H2O
KCl(s) K+(aq) + Cl–(aq)
H2O
Na2SO4(s) 2Na+(aq) + SO42‒(aq)
H2O
NH4Cl(s) NH4+(aq) + Cl–(aq)
b. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya bergabung melalui ikatan kovalen.
Senyawa kovalen polar antara lain terbentuk karena dua atom yang bergabung mempunyai
perbedaan keelektronegatifan yang besar. Contoh senyawa kovalen polar, diantaranya hidrogen
klorida, amonia, dan asam cuka. Senyawa senyawa ini dalam bentuk murni bukan penghantar
listrik yang baik, tetapi jika senyawa-senyawa tersebut dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan yang dapat menghantarkan listrik. Apakah yang menyebabkan hal tersebut terjadi? HCl
merupakan senyawa kovalen polar. Air juga merupakan molekul polar yang mempunyai kutub
positif dan negatif. Ketika HCl dilarutkan ke dalam air, terjadilah pembentukan ion, yaitu ion H+
dan ion Cl–.
Reaksi ionisasinya:
H2O
HCl(g) H+(aq) + Cl–(aq)
Pada proses tersebut semua molekul HCl berubah menjadi ion-ionnya. Beberapa senyawa kovalen
polar dapat terionisasi tetapi tidak sempurna,hanya sedikit ion yang dihasilkan pada saat pelarutan
maka larutan bersifat elektrolit lemah, contohnya HNO2 dan CH3COOH. Reaksi ionisasinya:
H2O
HNO2(l) H+(aq) + NO2–(aq)
H2O
CH3COOH(l) H+(aq) + CH3COO–(aq)
Selain proses pelarutan, larutan elektrolit ada yang dihasilkan akibat reaksi senyawa kovalen
dengan air sehingga membentuk ion-ion. Contohnya pada senyawa NH3 dan SO2. Reaksi :
NH3(g) + H2O(l) NH4+(aq) + OH–(aq)
SO2(g) + H2O(l) 2H+(aq) + SO32–(aq)
3. Suatu zat padat dilarutkan ke dalam air dan ternyata larutan zat tersebut dapat menghantarkan arus
listrik. Pernyataan yang tepat untuk menjelaskan peristiwa ini adalah ....
A. Dalam air, zat padat tersebut terurai menjadi ionnya.
B. Dalam air, zat padat tersebut terurai menjadi atomnya.
C. Dalam air, zat padat tersebut terurai menjadi molekulnya.
D. Air menjadi mudah terionisasi jika ada zat padat di dalamnya.
E. Air menjadi konduktor listrik jika ada zat terlarut di dalamnya.
4. Diketahui data hasil pengujian daya hantar listrik berbagai zat berikut.
Jenis Daya hantar listrik
zat Padatan Lelehan Larutan
P Tidak menghantarkan Baik Baik
Q Tidak menghantarkan Tidak menghantarkan Baik
R Baik Baik (Tidak larut)
S Tidak menghantarkan Tidak menghantarkan Buruk
Elektrolit yang merupakan senyawa kovalen adalah ....
A. P dan Q
B. Q dan R
5. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.
Zat Lampu Pengamatan lain
1 Menyala terang Banyak gelembung
2 Menyala redup Banyak gelembung
3 Tidak menyala Sedikit gelembung
4 Tidak menyala Tidak ada gelembung
Pasangan zat yang digolongkan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berturut-turut adalah ....
A. 1 dan 3
B. 1 dan 4
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
6. Larutan berikut yang diharapkan dapat menghantarkan listrik paling baik adalah ....
A. larutan urea 1 M
B. larutan asam cuka 0,1 M
C. larutan asam cuka 1 M
D. larutan H2SO4 0,1 M
E. larutan H2SO4 1 M
7. Pasangan larutan berikut yang merupakan pasangan elektrolit kuat dan nonelektrolit secara
berturut-turut adalah ....
A. KOH dan CO(NH2)2
B. HNO3 dan AgOH
C. AgCl dan KOH
D. HNO3 dan CH3COOH
E. CO(NH2)2 dan CH3COOH
8. Berikut yang merupakan pasangan larutan dan hasil uji elektrolit yang tepat adalah ....
A. CO(NH2)2, ada banyak gelembung gas
B. C2H5OH, lampu menyala terang
C. HCOOH, lampu menyala redup
D. HCl, tidak ada gelembung gas
E. NaOH, lampu menyala redup
9. Suatu larutan limbah diuji menggunakan alat uji elektrolit. Hasilnya lampu tidak dapat menyala,
tetapi terdapat sedikit gelembung gas. Larutan tersebut termasuk golongan ....
A. elektrolit kuat, karena tidak dapat menyalakan lampu
B. nonelektrolit, karena dapat menyalakana lampu
C. nonelektrolit, karena hanya menghasilkan gelembung gas
D. elektrolit kuat, karena hanya menghasilkan gelembung gas
E. elektrolit lemah, karena hanya menghasilkan gelembung gas
11. Larutan asam sulfat dapat menghasilkan banyak gelembung gas di elektrode dan menghantarkan
arus listrik karena ....
A. terionisasi sebagian dalam larutan
B. mempunyai derajat ionisasi nol
C. merupakan larutan elektrolit lemah
D. terdapat molekul H2SO4 dalam larutan
E. terdapat ion H+ dan ion SO42– yang bergerak bebas
12. Pada konsentrasi yang sama larutan HCl memiliki daya hantar listrik lebih kecil dari larutan ....
A. HNO3
B. H2SO4
C. C6H12O6
D. CH3COOH
E. HCOOH
14. Suatu senyawa jika dilarutkan dalam air masih tetap dalam bentuk molekul. Hal tersebut berarti
senyawa tersebut ....
A. menghasilkan nyala lampu redup pada uji daya hantar listrik
B. mempunyai derajat ionisasi 0 < α < 1
C. merupakan senyawa nonelektrolit
D. menimbulkan gas pada elektrode
E. mengalami ionisasi sebagian
15. Pernyataan yang tepat untuk membedakan senyawa ion, kovalen polar, dan kovalen non-polar
berdasarkan kemampuannya menghantarkan arus listrik adalah ....
A. senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutannya
B. senyawa kovalen nonpolar dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutannya
17. Pasangan antara senyawa, jenis, dan sifat senyawa berikut yang tepat adalah ....
Senyawa Jenis Senyawa Sifat Senyawa
A. HCl Senyawa ion Elektrolit kuat
B. KBr Senyawa ion Elektrolit kuat
C. H2CO3 Senyawa kovalen polar Elektrolit kuat
D. C6H12O6 Senyawa kovalen nonpolar Elektrolit lemah
E. HCOOH Senyawa kovalen polar Nonelektrolit
Jenis ikatan senyawa yang terdapat dalam senyawa A dan senyawa B secara berturut-turut adalah
....
A. hidrogen dan ion
B. kovalen polar dan hidrogen
C. kovalen nonpolar dan ion
D. kovalen polar dan kovalen nonpolar
E. kovalen nonpolar dan kovalen polar
19. Pernyataan berikut yang benar tentang larutan CaCl2 memiliki daya hantar listrik lebih besar
daripada larutan NaCl adalah ....
A. larutan kalsium klorida memiliki derajat ionisasi lebih kecil daripada larutan natrium klorida
B. larutan kalsium klorida memiliki jumlah ion lebih banyak daripada larutan natrium klorida
C. larutan natrium klorida tidak terionisasi sempurna
D. larutan natrium klorida hanya menyalakan lampu secara redup
E. larutan kalsium klorida mampu mengalami ionisasi sebagian
20. Tersedia senyawa X di laboratorium. Seorang siswa menguji kelarutan senyawa X tersebut
dengan cara melarutkan dalam air dan benzena. Ternyata senyawa X tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam benzena. Jika senyawa X tersebut diuji daya hantar listriknya akan terjadi ....
21. Suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik apabila mengandung ....
A. elektron yang bergerak bebas
B. air yang dapat menghantarkan listrik
C. air yang terionisasi
D. logam sebagai penghantar listrik
E. ion-ion yang bergerak bebas
23. Diketahui larutan HCl 0,1 M dan H2CO3 0,5 M. Pernyataan yang tepat mengenai sifat daya hantar
listrik kedua larutan di atas yaitu ....
A. larutan H2CO3 merupakan larutan elektrolit kuat
B. larutan H2CO3 mempunyai derajat ionisasi α = 1
C. senyawa HCl terionisasi sebagian dalam larutan
D. uji elektrolit larutan HCl menghasilkan nyala lampu redup
E. larutan HCl menghantarkan arus listrik lebih baik dibandingkan H2CO3
24. Larutan H2SO4 di dalam air akan terionisasi dengan reaksi .....
A. H2SO4(aq) → H2+(aq) + 4SO42–(aq)
B. H2SO4(aq) → 2H+(aq) + 4SO42–(aq)
C. H2SO4(aq) → H2+(aq) + 2SO42–(aq)
D. H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42–(aq)
E. H2SO4(aq) → H2+(aq) + SO42– (aq)
25. Larutan natrium klorida dan larutan asam sulfat keduanya bisa menghantarkan listrik. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan tersebut adalah ....
A. bersifat basa
B. bersifat netral
C. mengandung ion
D. saling bereaksi
E. bersifat asam
27. Berikut adalah hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.
Larutan Nyala Lampu Gelembung pada
Elektrode
1 Menyala terang Banyak
2 Menyala redup Banyak
3 Tidak menyala Sedikit
4 Tidak menyala Tidak ada
Dari data tersebut, pasangan yang termasuk elektrolit kuat dan elektrolit lemah berturut-turut
adalah nomor ....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
Larutan yang bersifat non elektrolit dan elektrolit lemah secara berurutan ditunjukkan oleh
larutan nomor ....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 3 dan 5
D. 4 dan 5
29. Lampu alat penguji elektrolit tidak menyala ketika elektrodenya dicelupkan ke dalam larutan
asam cuka, tetapi pada elektrode tetap terbentuk gelembung gas. Penjelasan untuk keadaan
tersebut adalah ….
A. cuka bukan elektrolit
B. sedikit sekali cuka yang terionisasi
C. cuka merupakan elektrolit kuat
D. alat penguji elektrolit rusak
E. gas yang terbentuk adalah cuka yang menguap
Jika zat yang diuji terdiri atas larutan C2H5OH, H2SO4, NaCl, dan CH3COOH, tunjukkanlah
larutan apakah A, B, C, dan D tersebut. Berikan alasan untuk setiap zat mengapa dalam bentuk
lelehan (l) dan larutannya (aq) hasil pengamatan yang terjadi seperti di atas!
PERCOBAAN
MENGAMATI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
Kompetensi Dasar :
3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya
4.8 Membedakan daya hantar listrik berbagai larutan melalui perancangan dan pelaksanaan percobaan
I. TUJUAN
Mengamati sifat daya hantar listrik berbagai larutan serta mengelompokkannya ke dalam larutan
elektrolit atau non elektrolit.
VII. PERTANYAAN
1. Kelompokkan larutan di atas ke dalam :
Elektrolit Non- Senyawa
Bahan Rumus Kimia
Kuat Lemah elektrolit Ion Kovalen
1. Air suling
2. Larutan gula
3. Larutan garam dapur
4. Larutan detergen
5. Larutan asam cuka
6. Air mineral
7. Air sungai
8. Air tanah
9. Minuman bersoda
10. Minuman berion
11. Etanol
12. Larutan HCl
13. Larutan H2SO4
14. Larutan NaOH
15. Larutan CaCl2
16. Larutan NH4OH
2. Tuliskan reaksi ionisasi dari larutan berikut ini :
a. NaCl
...........................................................................................................................................
b. CH3COOH
...........................................................................................................................................
c. HCl
...........................................................................................................................................
d. H2SO4
...........................................................................................................................................
e. NaOH
...........................................................................................................................................
f. CaCl2
...........................................................................................................................................
g. NH4OH
...........................................................................................................................................
3. Dari hasil percobaan ini, dapatkah anda mencari kriteria apa saja yang harus dimiliki oleh
larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah maupun non elektrolit? Sebutkan pula contoh-
contohnya!
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
VIII. KESIMPULAN
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Kompetensi Dasar :
3.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep bilangan oksidasi unsur.
4.9 Menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang diperoleh dari data
hasil percobaan dan/ atau melalui percobaan.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat membedakan dan mendeskripsikan perkembangan konsep redoks.
2. Peserta didik dapat menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep bilangan
oksidasi unsur
4. Peserta didik dapat menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang
diperoleh dari data hasil percobaan dan/ atau melalui percobaan.
5. Peserta didik dapat menuliskan nama dari senyawa-senyawa yang terlibat dalam reaksi redoks
sesuai dengan tata nama IUPAC.
6. Peserta didik dapat menjelaskan proses pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif.
Materi Pembelajaran
Reaksi kimia merupakan proses penggabungan atau penguraian satu atau lebih senyawa yang
menghasilkan senyawa baru yang mempunyai sifat-sifat fisik berbeda antara sebelum dan sesudah
reaksi.
Di sekitar kita terdapat berbagai reaksi kimia, salah satu di antaranya adalah potongan buah
apel seperti pada gambar 9.1. Potongan buah apel yang dibiarkan di udara terbuka, dalam beberapa
saat akan menjadi coklat. Mengapa hal itu dapat terjadi?
Gambar 9.1 Proses browning pada apel Gambar 9.2 Proses korosi pada plat besi
Reaksi kimia terjadi juga pada oksidasi besi yang dapat menyebabkan perkaratan seperti
tampak pada Gambar 9.2. Mengapa besi tersebut menjadi berkarat? Apa yang dapat dilakukan agar
besi tersebut tidak berkarat? Pada proses perkaratan atau korosi terjadi reaksi antara besi dengan
oksigen. Reaksi ini dinamakan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi selalu diikuti dengan reaksi reduksi
sehingga di kenal sebagai reaksi reduksi-oksidasi yang disingkat menjadi reaksi redoks.
Reaksi redoks berkembang mulai dari konsep penggabungan dan pelepasan oksigen,
pengikatan dan pelepasan elektron, serta konsep perubahan bilangan oksidasi. Senyawa-senyawa
yang terlibat pada reaksi redoks disebut oksidator dan reduktor.
Reaksi reduksi oksidasi (reaksi redoks) adalah reaksi yang disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi. Pada reaksi redoks ada atom yang bilangan oksidasinya meningkat (mengalami
Jika zat melepaskan oksigen, zat itu mengalami reduksi, reaksinya disebut reaksi reduksi. Pengertian
oksidasi dan reduksi dapat dijelaskan dengan contoh-contoh reaksi berikut.
Contoh reaksi oksidasi:
a) Reaksi antara logam tembaga dengan oksigen:
2 Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s) (2)
Tembaga mengikat oksigen, tembaga mengalami oksidasi.
(10)
Bilangan oksidasi Cu pada CuO = +2 dan pada Cu = 0. Bilangan oksidasi Cu mengalami penurunan
dari +2 menjadi 0. Bilangan oksidasi H pada H2 = 0 dan pada H2O = +1. Bilangan oksidasi H
mengalami kenaikan menjadi +1.
Pada reaksi (10) CuO mengalami reduksi dan H2 mengalami oksidasi
Zat yang mengalami reduksi disebut oksidator, zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor.
B. BILANGAN OKSIDASI
1. Pengertian Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu atom
untuk melepas atau menangkap elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Nilai bilangan oksidasi
menunjukkan banyaknya elektron yang dilepas atau ditangkap, sehingga bilangan oksidasi dapat
bertanda positif maupun negatif.
Contoh:
Periksalah reaksi berikut ini tergolong reaksi redoks atau bukan.
a. CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + CO2 + H2O
b. Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
c. Cu + 4HNO3 → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2
Jawab:
a. CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + CO2 + H2O
+2 +4 -2 +1 -1 +2 -1 +4 -2 +1 -2
Karena tidak ada unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi, maka reaksi tersebut bukan
reaksi redoks.
b. Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
0 +1 -1 +2 -1 0
oksidasi
reduksi
Sebagian dari Cl2 (bilangan oksidasi = 0) mengalami reduksi menjadi KCl (bilangan oksidasi Cl = -1)
dan sebagian mengalami oksidasi menjadi KClO (bilangan oksidasi Cl = +1)
Reaksi konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi
redoks yang mana hasil reduksi dan hasil oksidasinya sama.
Contoh:
2H2S + SO2 → 3S + 2H2O
+1 -2 +4 -2 0 +1 -2
oksidasi
reduksi
Pada contoh tersebut, hasil reduksi dan hasil oksidasinya merupakan zat yang sama, yaitu belerang.
Gambar 9.4 Diagram pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif.
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Diketahui tiga macam pengertian oksidasi sebagai berikut.
(1) Pengikatan oksigen
(2) Kenaikan bilangan oksidasi
(3) Pelepasan elektron
Urutan perkembangan pengertian oksidasi tersebut adalah ....
A. (1) – (2) – (3)
B. (1) – (3) – (2)
C. (2) – (1) – (3)
D. (2) – (3) – (1)
E. (3) – (1) – (2)
2. Di antara reaksi-reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah ....
A. CuO + 2HCl → CuCl2 + H2O
B. CuO + H2 → Cu + H2O
C. NaOH + Ag+ → AgOH + Na+
D. Fe2O3 + 3H2SO4 → Fe2(SO4)3 + H2O
E. ZnO + 2HCl → ZnCl2 + H2O
9. Di antara senyawa berikut yang atom hidrogennya mempunyai bilangan oksidasi –1 adalah ....
A. H2O
B. Fe(OH)3
C. AIH3
D. H2S
E. Mg(OH)2
13. Di antara spesi yang dicetak miring di bawah ini, yang merupakan oksidator adalah ....
A. 2Ag+ + Cu → 2Ag + Cu2+
B. 2I– + Cl2 → I2 + 2Cl–
C. Sn2+ + 2Fe3+ → Sn4+ + 2Fe2+
D. 5I– + IO3– + 6H+ → 3I2 + 3H2O
E. Fe + 2H+ → Fe2+ + H2
19. Senyawa krom yang bertindak sebagai reduktor terdapat pada reaksi ....
A. Cr2O72– + Fe2+ → Cr3+ + Fe3+
B. Cr2O3 + HCl → CrCl3 + H2O
C. Cr2(SO4)3 + FeSO4 → CrSO4 + Fe2(SO4)3
D. Cr + HNO3 → Cr(NO3)3 + NO + H2O
E. Cr2O72– + Sn2+ → Cr3+ + Sn4+
22. Bilangan oksidasi atom besi, belerang, dan oksigen dalam senyawa Fe2(SO4)3 berturut-turut
adalah ....
A. +3, +6, +2
B. +3, -6, +2
C. +3, +6, -2
D. -3, +6, +2
E. -3, +6, -2
27. Rumus kimia dari senyawa kromium(III) klorida dan timbal(IV) oksida berturut-turut adalah ....
A. KClO3 dan TiO2
B. CrCl3 dan TiO2
C. CrCl3 dan PbO2
D. KCl dan PbO2
E. CrCl3 dan SnO2
32. Reaksi-reaksi di bawah ini yang termasuk reaksi redoks adalah ....
A. AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2Cl
B. NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
C. AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3
D. OH– + Al(OH)3 → AlO2– + 2H2O
E. Hg(NO3)2 + Sn → Hg + Sn(NO3)2
33. Zat yang menjadi reduktor dan hasil reduksi pada reaksi berikut adalah ....
MnO2 + 2NaCl + 2H2SO4 → MnSO4 + Na2SO4 + 2H2O + Cl2
A. MnO2 dan MnSO4
B. NaCl dan Cl2
C. NaCl dan MnSO4
D. MnO2 dan NaCl
E. NaCl dan Na2SO4
3. Tentukan jenis reaksi, oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi pada reaksi berikut.
Kompetensi Dasar :
3.10 Menerapkan hukum- hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia,
konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
4.10 Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menuliskan nama senyawa biner dan poliatomik sederhana menggunakan tata
nama yang benar.
2. Peserta didik dapat menyetarakan persamaan reaksi kimia.
3. Peserta didik dapat membuktikan hukum-hukum dasar kimia dengan cara menafsirkan data-data
percobaan.
4. Peserta didik dapat menjelaskan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif.
5. Peserta didik dapat menentukan hubungan antara mol, jumlah partikel, massa molar, dan volume
molar gas.
6. Peserta didik dapat menghitung banyaknya zat dalam campuran (persen massa, persen volume,
bagian per juta, kemolaran, kemolalan, dan fraksi mol).
7. Peserta didik menentukan kadar zat.
8. Peserta didik dapat menghubungkan rumus empiris dengan rumus molekul.
9. Peserta didik dapat menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat.
10. Peserta didik dapat menentukan jumlah mol, massa molar, volume molar gas, dan jumlah partikel
yang terlibat dalam persamaan kimia.
11. Peserta didik dapat menggunakan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
12. Peserta didik dapat menentukan pereaksi pembatas pada sebuah reaksi kimia.
Materi Pembelajaran
A. TATANAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI
Setiap senyawa perlu mempunyai nama spesifik. Namun, pemberian nama yang spesifik
bukan berarti tanpa masalah, sebab jumlah senyawa sangat banyak. Dewasa ini tidak kurang dari 10
juta senyawa yang sudah dikenal dan ribuan senyawa ditemukan tiap tahun. Untuk mengatasi masalah
tersebut, himpunan kimia sedunia yang dikenal dengan IUPAC (Intenational Union of Pure and
Applied Chemistry) telah merumuskan tata nama senyawa kimia. Nama yang didasarkan pada aturan
IUPAC ini kita kenal sebagai nama IUPAC.
1. SENYAWA ANORGANIK
a. KOVALEN BINER
Senyawa kovalen biner adalah senyawa kovalen yang hanya terdiri atas dua jenis unsur, misalnya
air (H2O), amonia (NH3), dan karbon dioksida (CO2).
Lihat deret unsur berikut:
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Rumus senyawa : unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan.
Contoh :
Rumus kimia amonia ditulis sebagai NH3, bukan H3N dan rumus kimia air ditulis sebagai H2O,
bukan OH2.
Penamaan :
Jumlah Unsur I + Nama Unsur I + Jumlah Unsur II + Nama Unsur II + ida
Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan tersebut.
Contoh :
H2O = air
NH3 = amonia
CH4 = metana
Contoh soal
1. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut.
a) CO =
b) SF6 =
c) P2O5 =
d) SO3 =
e) PF3 =
f) Cl2O7 =
g) CO2 =
h) N2O4 =
i) SiCl4 =
j) Cl2O =
k) Cl2O5 =
l) PCl5 =
m) SCl6 =
n) SO2 =
o) CBr4 =
p) ClF3 =
b. ION
Senyawa ion terdiri atas suatu kation (bermuatan positif) dan suatu anion (bermuatan negatif).
Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan anion dapat berupa anion tunggal atau
suatu anion poliataom. Daftar kation dan anion diberikan dalam tabel 10.1 dan 10.2. Dalam
penulisannya, kation ditulis didepan, keudian diikuti anion. Rumus senyawa ion ditentukan
oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan anion diberi indeks sedemikian
rupa sehingga senyawa bersifat netral. Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di
depan) dan nama anionnya, angka indeks tidak disebut. Jika unsur logam mempunyai lebih
dari satu jenis bilangan oksidasi, senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan
bilangan oksidasi yang ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama
unsur logam itu tanpa spasi. Menurut cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai
dua jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran o untuk muatan lebih rendah dan
akhiran I untuk muatan yang lebih tinggi.
Contoh:
Kation Anion Rumus Nama senyawa ion
senyawa ion
Na+ NO3─ NaNO3 Natrium nitrat
Ca2+ NO3─ Ca(NO3)2 Kalsium nitrat
Al3+ SO42─ Al2(SO4)3 Aluminium sulfat
Sn4+ SO42─ Sn(SO4)2 Timah(IV) sulfat / Stannum(IV) sulfat / Stanni sulfat
Cu2+ S2─ CuS Tembaga(II) sulfida / Cuprum (II) sulfida / Cupri sulfida
Na+ Cl─ NaCl Natrium klorida
Ca2+ Cl─ CaCl2 Kalsium klorida
Na+ SO42─ Na2SO4 Natrium sulfat
Fe2+ Cl─ FeCl2 Besi(II) klorida / Ferrum(II) klorida / Ferro klorida
Fe3+ Cl─ FeCl3 Besi(III) klorida / Ferrum(III) klorida / Ferri klorida
Sn2+ O2─ SnO Timah(II) oksida / Stannum(II) oksida / Stanno oksida
Sn4+ O2─ SnO2 Timah(IV) oksida / Stannum(IV) oksida / Stanni oksida
Contoh soal
Lengkapi tabel berikut ini.
No. Nama Senyawa Kation Anion Rumus Senyawa
1. Sr2+ ClO─
2. NH4+ PO33─
3. Zn2+ SO42─
4. Timbal(II) nitrat
5. Raksa(I) klorida
6. Magnesium sulfat
7. Natrium manganat
8. Aluminium klorida
9. Natrium sulfida
c. ASAM H+ + ANION
Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa masam. Rumus kimia
asam umumnya terdiri atas atom hidrogen (umumnya ditulis di depan, dapat dilepas sebagai
ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah
senyawa molekul, bukan senyawa ion.
Penamaan : Asam (diikuti nama anion)
Contoh:
HCl : asam klorida (dalam getah lambung)
H2SO4 : asam sulfat (dalam aki)
HNO3 : asam nitrat
H3PO4 : asam fosfat
CH3COOH : asam asetat (asam cuka)
Contoh soal
Lengkapi tabel berikut ini.
No. Nama Asam Kation Anion Rumus Asam
1. Asam sulfit
2. Asam sulfat
3. Asam nitrat
4. Asam nitrit
5. Asam fosfit
6. Asam fosfat
7. Asam karbonat
8. Asam perklorat
9. Asam klorat
10. Asam klorit
11. Asam hipoklorit
12. Asam arsenat
13. Asam arsenit
14. Asam antimonat
15. Asam antimonit
16. H+ CH3COO─
17. H+ C2O42─
18. H+ MnO42─
19. HCl
20. H2S
Contoh soal
Lengkapi tabel berikut ini.
No. Nama Basa Kation Anion Rumus Basa
1. Seng hidroksida
2. Perak hidroksida
3. Raksa(II) hidroksida
4. Raksa(I) hidroksida
5. Timah(II) hidroksida
6. Timah(IV) hidroksida
7. Barium hidroksida
8. Besi(II) hidroksida
9. Besi(III) hidroksida
10. Kalsium hidroksida
11. Kalium hidroksida
12. Stronsium hidroksida
13. Amonium hidroksida
14. Aluminium hidroksida
15. Magnesium hidroksida
16. Cu2+ OH─
17. Cu+ OH─
18. Au(OH)3
19. NaOH
20. Ni(OH)2
2. SENYAWA ORGANIK
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat tertentu. Senyawa organik
mempunyai tata nama khusus. Berikut ini adalah nama lazim dari beberapa senyawa organik
tersebut.
CH4 : metana (gas rawa, gas alam atau gas tambang)
CO(NH2)2 : urea (ureum)
CH3COOH : asam asetat (asam cuka)
C6H12O6 : glukosa (gula darah, gula anggur)
C12H22O11 : sukrosa (gula tebu)
HCHO : formaldehida (bahan formalin)
CHCl3 : kloroform (obat bius)
CHI3 : iodoform (antiseptik)
CH3CH2OH / C2H5OH : etanol (alkohol)
CH3COCH3 : aseton (pembersih kuteks)
ALKANA (CnH2n+2)
CH4 : metana
C2H6 : etana
C3H8 : propana
C4H10 : butana
ALKENA (CnH2n)
C2H4 : etena
C3H6 : propena
C4H8 : butena
C5H10 : pentena
C6H12 : heksena
C7H14 : heptena
C8H16 : oktena
C9H18 : nonena
C10H20 : dekena
ALKUNA (CnH2n–2)
C2H2 : etuna
C3H4 : propuna
C4H6 : butuna
C5H8 : pentuna
C6H10 : heksuna
C7H12 : heptuna
C8H14 : oktuna
C9H16 : nonuna
C10H18 : dekuna
Contoh soal
Lengkapi tabel berikut ini.
No. Nama Senyawa Rumus Senyawa No. Nama Senyawa Rumus Senyawa
1. Metana 15. C5H12
2. Etana 16. C6H14
3. Propana 17. C7H16
4. Butana 18. C8H16
5. Pentena 19. C9H18
6. Heksena 20. C10H20
7. Heptena 21. C7H12
8. Oktuna 22. C6H10
9. Nonuna 23. C5H8
10. Dekuna 24. C2H2
11. Glukosa 25. CO(NH2)2
12. Formaldehida 26. C12H22O11
13. Iodoform 27. CHCl3
14. Aseton 28. C2H5OH
Pembakaran termasuk salah satu peristiwa perubahan kimia, dan biasa disebut dengan reaksi
kimia. Contoh lain reaksi kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah reaksi pembusukan,
perkaratan, fotosintesis.
Reaksi kimia terjadi jika ikatan-ikatan di antara atom-atom pada suatu senyawa yang bereaksi
putus dan berikatan lagi membentuk senyawa baru. Reaksi kimia adalah suatu proses di mana zat
(atau senyawa) diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru. Para kimiawan menggunakan cara
standar untuk menggambarkan reaksi yang terjadi melalui persamaan reaksi. Persamaan reaksi
menggunakan lambang kimia untuk menunjukkan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung.
Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan
hasil reaksi disertai koefisien masing-masing. Pada reaksi kimia, satu zat atau lebih dapat diubah
menjadi zat jenis baru. Zat–zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan), sedangkan zat baru yang
dihasilkan disebut hasil reaksi (produk). John Dalton mengemukakan bahwa, jenis dan jumlah atom
yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antara kedua zat berubah. Perubahan
yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus kimia zat yang terlibat dalam reaksi
dinamakan persamaan reaksi. Contoh penulisan reaksi adalah:
2 Na(s) + 2 H2O(l) → 2 NaOH(aq) + H2(g)
pereaksi hasil reaksi
Catatan: Lambang-lambang yang digunakan dalam persamaan reaksi, antara lain:
→ = menghasilkan
+ = direaksikan dengan
(s) = solid (padatan)
(g) = gas
(l) = liquid (cairan)
(aq) = aqueous (terlarut dalam air/larutan)
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam persamaan reaksi tersebut dinamakan koefisien
reaksi. Pada contoh di atas dapat dijelaskan bahwa koefisien reaksi untuk Na, H 2O, NaOH dan H2
masing-masing adalah 2,2,2,1.
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam dua langkah sebagai berikut:
a. Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan hasil reaksi, lengkap dengan keterangan tentang
wujudnya.
Terjadinya reaksi kimia dapat diamati melalui gejala-gejala yang ditimbulkannya. Gejala-
gejala yang timbul dan dapat diamati pada saat terjadinya reaksi kimia adalah terbentuknya endapan,
gas, perubahan warna dan perubahan suhu. Contoh reaksi-reaksi dan gejala yang dihasilkannya adalah
sebagai berikut:
1) Reaksi yang menghasilkan endapan
Pb(NO3)2(aq) + 2 KI(aq) → PbI2(s) + 2 KNO3(aq)
Larutan tak Larutan tak Endapan Larutan tak
berwarna berwarna kuning berwarna
Gambar 10.2 Reaksi pengendapan antara Pb(NO3)2 dengan KI menghasilkan endapan berwarna
kuning PbI2
Reaksi kimia banyak terjadi di lingkungan kita, bahkan di dalam tubuh kita pun terjadi
berbagai macam reaksi kimia. Ada beberapa tipe reaksi kimia yaitu:
1) Reaksi penggabungan/pembentukan
Reaksi penggabungan adalah reaksi yang terjadi dimana dua atau lebih zat bergabung membentuk
satu jenis zat baru.
Reaksi yang terjadi bila logam magnesium dibakar.
2Mg(s) + O2(g) → 2 MgO(s)
Gambar 10.3 Reaksi pembakaran antara logam magnesium dengan gas oksigen (Sumber :
Chang, General Chemistry)
Logam Mg direaksikan dengan asam klorida terjadi reaksi redoks, persamaan reaksinya adalah :
Mg → Mg2+ + 2e- reaksi oksidasi
Cl‒ + e- → Cl2‒ reaksi reduksi
Contoh Soal
1. Setarakanlah persamaan reaksi berikut.
a. __Al(s) + __Cr2O3(aq) __Al2O3(aq) + __Cr(s)
b. __Zn(s) + __HCl(aq) → __ZnCl2(aq) + __H2(g)
c. __ Na2SO4(aq) + __BaCl2(aq) → __ BaSO4(s) + __NaCl(aq)
d. __Mg(OH)2(aq) + __HCl(aq) __MgCl2(aq) + __H2O(l)
e. __C3H6 (g) + __O2(g) → __CO2(g) + __H2O(l)
f. __C2H5OH(aq) + __O2(g) __CO2(g) + __H2O(l)
g. __Cu(s) + __H2SO4(aq) __CuSO4(aq) + __SO2(g) + __H2O(l)
h. __K2Cr2O7(aq) + __HCl(aq) → __KCl(aq) + __CrCl3(aq) + __Cl2(g) + __H2O(l)
i. __KMnO4(aq) + __HCl(aq) __KCl(aq) + __MnCl2(aq) + __Cl2(g) + __H2O(l)
j. __MnO2(s) + __HCl(aq) __MnCl2(aq) + __Cl2(g) + __H2O(l)
2. Tuliskan persamaan setara lengkap dengan fase senyawa untuk masing-masing reaksi
berikut ini.
Logam (berdiri sendiri) dengan fase s
Air = H2O(l)
Uap air = H2O(g)
Gas nitrogen = N2(g)
Gas hidrogen = H2(g)
Gas oksigen = O2(g)
Gas fluorin = F2 (g)
Gas klorin = Cl2(g)
Gas bromin = Br2(g)
Gas iodin = I2(g)
Gas amonia = NH3(g)
a. Logam aluminium bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk larutan aluminium
klorida dan gas hidrogen.
c. Gas asetilena (etuna) terbakar sempurna oleh gas oksigen membentuk gas karbon dioksida
dan air.
d. Gas klorin bereaksi dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium klorida,
larutan natrium hipoklorit, dan air.
e. Larutan natrium hidroksida bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan natrium
sulfat dan air.
g. Gas butana terbakar sempurna oleh gas oksigen membentuk gas karbon dioksida dan air.
h. Larutan magnesium nitrat bereaksi dengan larutan natrium fosfat membentuk larutan
magnesium fosfat dan larutan natrium nitrat.
i. Logam besi bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk larutan besi(III) klorida dan gas
hidrogen.
j. Gas karbon dioksida dan gas amonia bereaksi membentuk padatan urea dan air.
k. Alkohol cair terbakar dengan gas oksigen menghasilkan gas karbon dioksida dan air.
Contoh Soal:
1. Sejumlah logam besi dipijarkan dengan 3,2 gram belerang menghasilkan 8,8 gram senyawa
besi(II) sulfida. Berapa gram logam besi yang telah bereaksi?
2. Sebanyak 18 gram glukosa dibakar dengan gas oksigen menghasilkan 26,4 gram gas karbon
dioksida dan 10,8 gram uap air. Berapa gram gas oksigen yang telah bereaksi pada
pembakaran tersebut?
3. Pada pembakaran 2,4 gram magnesium di udara, dihasilkan 4 gram oksida magnesium.
Berapa gram oksigen yang terpakai dalam reaksi tersebut?
Dari tabel 10.3 di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8 gram
oksigen, menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa
oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun
Contoh Soal:
1. Senyawa besi(II) sulfida tersusun dari unsur besi dan unsur belerang dengan perbandingan
massa Fe : S = 7 : 4. Bila 15 gram besi dan 2 gram belerang dibentuk menjadi senyawa
besi(II) sulfida, berapa gram massa besi(II) sulfida yang dapat terjadi? Berapakah sisa unsur
yang tidak bereaksi?
2. Bila logam magnesium dibakar dengan gas oksigen akan diperoleh senyawa magnesium
oksida. Hasil percobaan tertera pada tabel berikut :
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bila massa N dibuat tetap (sama), sebanyak 7 gram, maka
perbandingan massa oksigen dalam: N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4
2) Bila unsur Nitrogen dan oksigen disenyawakan dapat terbentuk,
NO dimana massa N : O = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : O = 14 : 32 = 7 : 16
Untuk massa Nitrogen yang sama banyaknya maka perbandingan massa Oksigen pada
senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2
Contoh Soal :
1. Unsur A dan B membentuk dua senyawa, yaitu X dan Y. Massa unsur A dalam senyawa X
dan Y berturut-turut adalah 46,7% dan 30,4%. Tunjukkan bahwa hukum Dalton berlaku pada
kedua senyawa tersebut.
2. Dari unsur tertentu, dikenal ada 4 persenyawaan klor, yang berturut-turut mengandung klor
sebanyak 53,65%; 49,10%; 43,56%; dan 27,84%. Jelaskan dengan perhitungan, apakah
hukum Dalton berlaku dalam senyawa ini.
3. Unsur X dan Y membentuk dua jenis senyawa, berturut-turut mengandung 40% dan 50%
unsur X. Jika massa unsur X dalam kedua senyawa itu sama, berapakah perbandingan massa
unsur Y dalam senyawa I : senyawa II?
4. Unsur fosforus dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I
terdapat 31 gram fosforus, sedangkan dalam 71 gram senyawa II mengandung 40 gram
oksigen. Tunjukkan bahwa kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
5. Unsur A dan B membentuk dua jenis senyawa (senyawa I dan II). Massa A dalam senyawa I
adalah 27,3% dan massa B dalam senyawa II adalah 57,1%.
a. Apakah kedua senyawa memenuhi hukum Dalton?
b. Jika rumus kimia salah satu senyawa adalah AB, bagaimana rumus kimia senyawa yang
satunya lagi?
Gambar 10.4 Model percobaan Gay Lussac untuk pembentukan uap air dari gas hidrogen dan
oksigen
Dari percobaan ini ternyata diketahui bahwa 2 liter uap air dapat terjadi, jika direaksikan
2 liter gas Hidrogen dengan 1 liter gas Oksigen. Reaksi ini ditulis:
2L gas H2 + 1 L gas O2 → 2 L uap H2O
2 mol 1 mol 2 mol
2L 1L 2L
Dari persamaan reaksi yang dituliskan diatas tampak bahwa perbandingan volume dari H2 : gas O2
: uap H2O adalah 2 : 1 : 2.
Perhatikan data percobaan di bawah ini :
Tabel 10.7 Data Percobaan Reaksi Gas
Dari data percobaan di atas, perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi
adalah berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan ini sesuai dengan Hukum perbandingan
volume atau yang dikenal sebagai Hukum Gay Lussac. Dari hasil eksperimen dan pengamatannya
disimpulkan bahwa: “volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi, jika
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana”
Contoh Soal :
1) Reaksi pembentukan amonia : N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Pada temperatur dan tekanan tertentu direaksikan 2 Liter gas nitrogen dengan 3 liter gas
hidrogen.
a) Berapa liter gas nitrogen dan gas hidrogen yang bereaksi? Adakah zat yang tidak
bereaksi? Jika ada, zat apa dan berapa liter jumlahnya?
b) Berapa liter gas amonia yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Berdasarkan persamaan reaksi pembentukan gas amonia:
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
1L 3L 2L
Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi adalah
2) Untuk membakar 100 mL uap spirtus (campuran metanol, CH3OH, dengan etanol C2H5OH)
secara sempurna, diperlukan 270 mL oksigen. Jika reaksi yang terjadi :
2CH3OH(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 4H2O(g)
C2H5OH(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g)
Bagaimana komposisi spirtus (% metanol dan etanol)?
Penyelesaian :
Misalkan komposisi 100 mL uap spirtus terdiri atas etanol (C2H5OH) = x mL dan metanol
(CH3OH) = (100–x) mL. Pereaksi dan hasil reaksi semuanya berupa gas maka berlaku hukum
Guy-Lussac :
Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi sesuai dengan koefisien
reaksi.
C2H5OH(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g)
x mL 3 x mL
2CH3OH(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 4H2O(g)
(100-x) mL x (100-x) mL
Jumlah oksigen yang diperlukan untuk pembakaran :
[3x + x (100-x)] mL = 270 mL
3 x + 150 - x = 270 mL
x = 270 – 150
x = 80
Komposisi 100 mL uap spirtus terdiri atas :
Etanol (C2H5OH) = x mL = 80 mL;
Metanol (CH3OH) = (100 – x)mL = (100-80 ) mL = 20 mL
Komposisi spirtus adalah : Etanol (C2H5OH) = 80 mL = X 100% = 80 %
Metanol (CH3OH) = 20 mL = X 100% = 20 %
Dari data tersebut ternyata dalam volum yang sama dan keadaan yang sama terdapat
jumlah molekul yang sama pula. Hipotesis ini dijadikan suatu hukum, yang dikenal sebagai
hukum Avogadro. Hipotesis Avogadro berbunyi : “Pada temperatur dan tekanan yang sama,
semua gas pada volum yang sama mengandung jumlah molekul yang sama pula.” Artinya,
jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak tergantung kepada ukuran dari molekul
gas.
Sebagai Contoh :
1 liter gas hidrogen dan nitrogen akan mengandung jumlah molekul yang sama, selama suhu dan
tekanannya sama. Aspek ini dapat dinyatakan secara matematis,
Dimana:
V adalah volum gas.
n adalah jumlah mol dalam gas tersebut.
k adalah tetapan kesebandingan.
Akibat paling penting dari hukum Avogadro adalah bahwa Konstanta gas ideal memiliki nilai
yang sama bagi semua gas. Artinya, konstan.
Dimana:
p adalah tekanan gas,
T adalah temperatur
V adalah volume,
n adalah jumlah mol
Satu mol gas ideal memiliki volum 22,4 liter pada kondisi standar (STP), dan angka ini sering
disebut volum molar gas ideal, untuk gas-gas nyata (non-ideal) memiliki nilai yang berbeda.
Contoh Soal :
1) Pada temperatur dan tekanan tertentu, 1 liter gas oksigen mengandung 1,0 x 1022 molekul gas
oksigen. Pada temperatur dan tekanan yang sama, maka hitunglah :
a) Berapa banyaknya molekul gas klorin yang terdapat dalam 2 Liter gas klorin;
b) Berapa liter volume 5,0 x 1022 molekul gas hidrogen klorida?
Penyelesaian :
a) Sesuai hipotesis avogadro, pada temperatur dan tekanan yang sama:
1 liter gas oksigen mengandung 1,0 x 1022 molekul
1 liter gas klorin mengandung 1,0 x 1022 molekul
Maka banyaknya gas klorin yang terdapat dalam 2 Liter gas klorin adalah = 2 (1,0 x 10 22)
= 2,0 x1022 molekul
b) Sesuai hipotesis Avogadro:
Volume 1,0 x 1022 molekul gas oksigen = 1 L
“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama akan mengandung
jumlah molekul yang sama”
Dengan kata lain,
“Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya”
Contoh Soal:
1. Setiap 2 liter gas nitrogen tepat habis bereaksi dengan 3 liter gas oksigen menghasilkan 1 liter
gas oksida nitrogen NxOy. Jika volume diukur pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan
rumus molekul oksida nitrogen tersebut.
2. Pada peruraian sempurna 10 mL suatu oksida nitrogen (NxOy) yang berupa gas dihasilkan 20
mL nitrogen dioksida (T,P) dan 5 mL oksigen (T,P). Tentukan rumus molekul oksida nitrogen
tersebut.
3. Pada pembakaran sempurna 100 ml suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) diperlukan 350 ml gas
oksigen dan dihasilkan 200 ml gas karbon dioksida. Reaksi pembakarannya dapat dituliskan
sebagai berikut.
CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
Tentukan rumus kimia hidrokarbon tersebut!
4. Pada suhu dan tekanan yang sama, 20 ml gas yang mengandung unsur nitrogen dan oksigen
(NxOy) terurai membentuk 40 ml gas nitrogen dioksida dan 10 ml gas oksigen. Tentukan
rumus molekul gas NxOy tersebut!
5. Berapa liter gas oksigen yang diperlukan untuk membakar 5 liter gas butana (C4H10) agar
semua gas butana tersebut habis bereaksi?
Reaksi yang terjadi : C4H10(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
6. Amonia (NH3) dibuat dari reaksi gas nitrogen dengan gas hidrogen menurut persamaan reaksi
berikut.
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Berapa volume gas nitrogen (T,P) dan hidrogen (T,P) yang diperlukan untuk membuat 100
liter amonia (T,P)?
7. Pada pembakaran sempurna 10 mL suatu campuran gas metana (CH4) dengan gas etena
(C2H4) dihasilkan 12 mL gas karbon dioksida (CO2). Semua gas diukur pada suhu dan
tekanan yang sama.
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
C2H4(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(g)
Bagaimana cara menghitung massa atom relatif berdasarkan rumus di atas? Perhatikan contoh
soal berikut.
Contoh Soal 1:
Hitung massa atom relatif Fe jika diketahui massa Fe = 55,874 !
Penyelesaian :
𝑟 𝑟 dibulatkan menjadi 56
Massa atom relatif unsur-unsur dapat ditemukan dalam tabel sistem periodik unsur-unsur. Pada
gambar di bawah ini ditunjukkan lambang unsur karbon.
Jika kita mencari massa atom karbon pada sistem periodik unsur, maka yang ditemukan
nilainya bukanlah 12,00 sma tetapi 12,01 sma. Perbedaan ini terjadi karena sebagian besar unsur yang
ada di alam (termasuk karbon) memiliki lebih dari satu isotop. Hal ini berarti bahwa ketika kita
mengukur massa atom suatu unsur, yang kita peroleh adalah massa rata-rata dari berbagai jenis isotop
yang ada di alam.
Contohnya, di alam atom karbon ditemukan dalam dua jenis isotop yaitu C-12 dan C-13,
dengan kelimpahan untuk masing-masing adalah 98,90% dan 1,10% . Massa atom karbon-13 telah
ditetapkan sebesar 13,00335 sma. Jadi massa atom rata-rata dari karbon dapat dihitung sebagai
berikut:
Massa atom rata-rata karbon = (0,9890 x 12,00000) + (0,0110 x 13,003350)
= 12,0 sma
Karena jumlah atom karbon-12 di alam jauh lebih banyak daripada atom karbon-13, maka massa atom
rata-ratanya lebih mendekati 12 sma daripada 13 sma.
Umumnya kita perlu mengalikan massa atom dari tiap unsur dengan jumlah atom dari unsur
itu yang ada dalam molekul dan kemudian menjumlahkannya untuk seluruh unsur.
Contoh Soal:
Hitung massa molekul dari senyawa-senyawa berikut ini:
1) Belerang dioksida (SO2) dan
2) Kafein (C8H10N4O2)
Penyelesaian:
Untuk menghitung massa molekul, kita perlu menghitung jumlah dari tiap jenis atom dalam molekul
dan mencari massa atomnya pada tabel periodik.
1) Ada satu atom S dan dua atom O dalam senyawa belerang dioksida.
Massa molekul SO2 = 32,07 sma + 2 (16,00 sma)
= 64,07 sma
2) Ada delapan atom C, sepuluh atom H, empat atom N, dan dua atom O dalam senyawa kafein. Jadi
massa molekul C8H10N4O2 adalah:
8 (12,01 sma) + 10 (1,008 sma) + 4 (14,01 sma) + 2 (16,00 sma = 194,20 sma
2. Standar Mol
Setiap besaran mempunyai standar tertentu. Apakah standar untuk 1 mol? Dari manakah asal
bilangan 6,02 x 1023 itu? Mol didefinisikan sebagai sejumlah massa zat yang mengandung partikel
sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram C-12. Jadi, standar mol adalah 12 gram C-12. Melalui
berbagai percobaan, para ahli menemukan jumlah partikel dalam 1 mol adalah 6,0221421 x 1023.
Contoh Soal
1) Diketahui Ar H = 1 dan O = 16
a. Berapa massa atom oksigen (O) dalam 2 mol oksigen?
b. Berapa massa molekul air (H2O) dalam 3 mol air?
Jawab :
Hubungan m = n x mm
a. Massa molar atom oksigen = 16 g mol‒1
m = n x mm = 2 mol x 16 g mol‒1 = 32 gram
b. Massa molar air = 18 g mol‒1
m = n x mm = 3 mol x 18 g mol‒1 = 54 gram
2) Diketahui Ar O = 16 dan Fe = 56
a. Berapa atom besi (Fe) dalam 28 gram besi?
b. Berapa massa dari 3,01 x 1022 molekul oksigen (O2)?
Jawab:
Tidak ada hubungan langsung antara massa dengan jumlah partikel. Keduanya dihubungkan oleh
jumlah mol. Oleh karena itu, perhitungan akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu menentukan
jumlah mol dan menentkan massa atau jumlah partikel.
a. Jumlah mol dari 28 gram besi:
Contoh Soal:
Tentukan volume dari 1 gram gas oksigen pada 27°C, 1 atm (Ar O = 16)
Jawab:
Jumlah mol gas oksigen (O2):
n O2 = = = 0,03125 mol
( )
V O2 = = = 0,77 L
Contoh Soal
1. Jika diketahui massa atom relatif (Ar) O = 16 dan tetapan Avogadro = 6,02 x 1023, maka tentukan
jumlah atom yang terdapat pada 4 gram oksigen (O2)!
2. Jika diketahui massa atom relatif (Ar) H = 1; N = 14 dan tetapan Avogadro = 6,02 x 1023, maka
tentukan jumlah atom H yang terdapat pada 16 gram hidrazin (N2H4)!
3. Hitunglah massa dari 1,204 x 1024 molekul CO2! (Ar C = 12; O = 16)
4. Tentukan massa dari gas H2S yang memiliki 9,03 x 1021 molekul! (Ar H = 1, S = 32)
5. Tentukan jumlah atom O yang terdapat dalam 17,1 gram Al2(SO4)3! (Ar Al = 27, S = 32, O = 16)
6. Hitung molaritas dari 6 gram urea, CO(NH2)2 dalam 200 mL larutan! (Ar C = 12; O = 16, N = 14;
H = 1)
7. Tentukan kemolaran dari 3,7 gram Ca(OH)2 dalam 500 mL larutan! (Ar Ca = 40, O = 16, H = 1)
8. Tentukan volume dari 11 gram gas karbon dioksida (Ar C = 12; O = 16) pada keadaan standar
(STP)!
9. Massa dari 5,6 liter suatu gas pada keadaan standar adalah 11 gram. Berapakah massa molekul
relatif (Mr) gas itu?
10. Berapa volume gas SO3 yang mempunyai massa 8 gram pada suhu 25°C dan tekanan 76 cmHg?
(Ar S = 32, O = 16)
11. Tentukan massa dari 1,344 liter gas sulfur trioksida pada 0°C, 1 atm! (Ar S = 32, O = 16)
6. Konsentrasi Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen. Banyak sedikitnya zat terlarut dalam larutan
menentukan kepekatan larutan. Larutan yang mengandung banyak zat terlarut disebut larutan pekat,
sedangkan yang mengandung sedikit zat terlarut disebut larutan encer. Kepekatan dalam ilmu kimia
disebut konsentrasi. Beberapa macam konsentrasi yang akan dibahas di sini adalah persen massa,
persen volume, bpj, kemolaran, kemolalan, dan fraksi mol.
a. Persen massa
Persen massa menyatakan jumlah gram komponen dalam 100 gram campuran. Misalnya larutan
gula 10%. Berarti, larutan tersebut mengandung 10 gram gula dalam setiap 100 gram larutan.
Berapa gram gula yang terdapat dalam 250 gram larutan gula 20%?
% massa = x 100%
b. Persen volume
Persen volume menyatakan jumlah mL komponen dalam 100 mL campuran. Misalnya volume
oksigen dalam udara adalah 20%, berarti dalam 100 mL udara (T, P) terdapat 20 mL oksigen (T,
P). Berarti liter oksigen yang terdapat dalam 25 mL udara?
% volume = x 100%
=
=
5(20 + x) = 200 + x
4x = 100
x = 25
Jadi, massa gula yang harus ditambahkan sebanyak 25 gram.
d. Kemolaran
Kemolaran atau molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. (Ingat!
Tiap liter larutan, bukan pelarut). Kemolaran dinyatakan dengan lambang M dan satuan mol L‒1.
M = atau M = x
dengan
M = kemolaran larutan (mol L‒1),
n = mol zat terlarut (mol),
V = volume larutan (L),
m = massa zat terlarut (g), dan
mm = massa molar zat terlarut (g mol‒1)
Untuk sistem gas, V menyatakan volume gas (volume ruangan yang ditempati gas).
Satuan dari kemolaran adalah mol L‒1 atau mmol mL‒1. Misalnya, larutan NaCl 0,2 M, berarti
dalam tiap liter larutan itu terdapat 0,2 mol (= 11,7 gram) NaCl atau dalam tiap mL larutan
terdapat 0,2 mmol (=11,7 mg) NaCl.
Salah satu keuntungan yang diperoleh jika konsentrasi larutan dinyatakan dalam kemolaran
adalah kemudahan untuk mengetahui jumlah mol zat terlarut dalam volume tertentu larutan.
Untuk tujuan seperti itu, rumus kemolaran tersebut disusun ulang menjadi berikut.
n=VxM
Jika V dalam liter maka n dalam mol, dan jika V dalam mL, maka n dalam mmol.
Contoh Soal:
Hitung jumlah mol dan massa urea (Mr = 60) yang terdapat dalam 200 mL larutan urea 0,4 M.
Jawab:
Massa zat tergantung pada jumlah molnya. Jadi, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Menentukan jumlah mol zat terlarut
n urea = V x M = 0,2 L x 0,4 mol L‒1 = 0,08 mol
b. Menentukan massa zat terlarut
m urea = n x mm = 0,08 mol x 60 g mol‒1 = 4,8 gram
Pada sub bab ini akan dibahas cara mengencerkan larutan dan cara membuat larutan dengan
kemolaran tertentu.
1) Pengenceran larutan
Ketika bekerja di laboratorium, kita seringkali perlu mengencerkan larutan, yaitu
memperkecil konsentrasi larutan dengan cara menambahkan sejumlah tertentu pelarut.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut
tetap (tidak berubah).
Oleh karena pengenceran tidak mengubah jumlah mol zat terlarut, maka n1 = n2 atau V1 x M1
= V2 x M2.
V1 x M1 = V2 x M2
Contoh soal:
Berapa mL air yang harus dicampur dengan 100 mL larutan NaOH 0,5 M sehingga menjadi
0,2 M?
Jawab:
Diketahui: V1 = 100 mL; M1 = 0,5 M; dan M2 = 0,2 M. Misalnya volume air yang harus
ditambahkan = x mL, maka volume akhir larutan, V2 = (100 + x) mL. Dengan menggunakan
rumus pengenceran, V2 dapat ditentukan sebagai berikut.
V 1 x M1 = V 2 x M2
100 mL x 0,5 M = (100 + x) mL x 0,2 M
50 = 20 + 0,2 x
x = 150
Jadi, volume air yang ditambahkan sebanyak 150 mL.
Contoh:
Membuat 500 mL larutan NaOH 1 M dari kristal NaOH murni.
Prosedur penyiapan larutan melalui beberapa tahap sebagai berikut.
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu neraca, botol timbang, labu ukur 500
mL, spatula, kristal NaOH, dan akuades.
2. Hitung massa kristal NaOH murni yang diperlukan.
Jumlah mol NaOH = 500 mL x 1 mmol mL‒1 = 500 mmol = 0,5 mol
Massa NaOH = 0,5 mol x 40 g mol‒1 = 20 g
3. Timbang 20 gram kristal NaOH.
4. Larutkan NaOH itu dengan kira-kira 300 mL akuades dalam labu ukur 500 mL.
Setelah kristal NaOH itu larut seluruhnya, tambahkan lagi akuades hingga volume
larutan tepat 500 mL.
e. Kemolalan (m)
Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut dalam 1 kg (= 1000 g) pelarut.
Oleh karena itu, kemolalan dinyatakan dalam mol kg‒1.
m=
dengan
m = kemolalan larutan (mol kg‒1),
n = jumlah mol zat terlarut (mol), dan
p = massa pelarut (kg)
Jika massa larutan dinyatakan dalam gram, rumus kemolalan akan menjadi berikut.
m=nx
Contoh Soal
1. Berapakah kemolalan larutan yang dibuat dengan mencampurkan 3 gram urea dengan 200
gram air?
2. Berapakah kemolalan larutan glukosa yang mengandung 12% massa glukosa (Mr = 180)?
Jawab:
1. Larutan 3 gram urea dalam 200 gram air.
Jumlah mol urea = = 0,05 mol
Massa pelarut = 200 gram = 0,2 kg
m urea = = = 0,25 mol kg‒1
2. Dalam 100 gram larutan glukosa 12% terdapat:
Massa glukosa dalam larutan glukosa 12% = x 100 gram = 12 gram
Massa air (pelarut) = (100 – 12) = 88 gram
Jumlah mol glukosa = = 0,067 mol
Massa pelarut = 88 gram = 0,088 kg
m glukosa = = = 0,76 mol kg‒1
X urea = XB = ( )
= 0,069
Contoh Soal
1. Sebanyak 12,5 gram gula dicampur dengan 50 gram air. Berapakah kadar gula dalam campuran
tersebut?
2. Berapa gram gula dan air dalam 200 gram larutan gula 5%?
3. Berapa gram NaCl dan air yang diperlukan untuk membuat 500 gram larutan NaCl 20%?
4. Berapa gram urea yang harus dicampur dengan 100 gram air agar diperoleh larutan urea 10%?
5. Hitung volume udara yang diperlukan untuk memperoleh 100 liter oksigen. Anggap kadar
oksigen dalam udara 20%.
6. Kadar NaCl dalam air laut adalah 3%. Berapa kg air laut diperlukan untuk memperoleh 1 kg
NaCl?
7. Tentukan kemolaran larutan berikut.
a. 0,5 mol urea dalam 2 liter larutan
b. 0,2 mol NaOH dalam 400 mL larutan
8. Tentukan kemolaran larutan berikut.
a. 12 gram urea, CO(NH2)2, dalam 2 liter larutan (Ar H = 1, C = 12, N = 14, dan O = 16)
b. 3,7 gram Ca(OH)2 dalam 200 mL larutan (Ar H = 1, O = 16, dan Ca = 40)
9. Hitung massa zat terlarut yang terdapat dalam 200 mL larutan asam sulfat 0,5 M. (Ar H = 1, O =
16, dan S = 32)
10. Tersedia 100 mL larutan NaOH 1 M. Berapakah konsentrasi akhir larutan tersebut jika diencerkan
hingga 250 mL?
11. Berapa mL larutan HCl 4 M yang diperlukan untuk membuat 200 mL larutan HCl 2 M? Jelaskan
bagaimana hal itu dilakukan.
12. Tentukan kemolalan larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 gram urea dalam 100 gram air.
(Mr urea = 60)
13. Hitung kemolalan larutan cuka yang mengandung 24% massa CH3COOH. (Ar H = 1, C = 12, dan
O = 16)
14. Hitung kadar (% massa) glukosa dalam larutan glukosa 1 molal. (Mr glukosa = 180)
E. STOIKIOMETRI SENYAWA
1. RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL
Rumus molekul suatu senyawa menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur dalam satu
molekul senyawa itu. Rumus empiris menyatakan perbandingan paling sederhana dari atom-atom
unsur penyusun senyawa.
Sebagai contoh, setiap molekul asam asetat terdiri atas 2 atom karbon (C), 4 atom hidrogen
(H), dan 2 atom oksigen (O). Oleh karena itu, rumus molekul asam asetat adalah C2H4O2 atau
CH3COOH. Dengan demikian, perbandingan jumlah atom C : H : O dalam asam asetat adalah 2 : 4 : 2
= 1 : 2 : 1. Jadi rumus empiris asam asetat adalah CH2O.
Rumus molekul dan rumus empiris dari beberapa senyawa dapat dilihat pada Tabel 10.9. Dari
tabel tersebut dapat dilihat bahwa beebrapa senyawa mempunyai rumus empiris yang sama dengan
rumus molekulnya.
Tabel 10.9 Hubungan antara rumus molekul dan rumus empiris.
Nama zat Rumus Molekul Rumus Empiris
Etuna C2H2 CH
Benzena C6H6 CH
Etana C2H6 CH3
Etena C2H4 CH2
Glukosa C6H12O6 CH2O
Air H2O H2O
Asam asetat CH3COOH CH2O
Rumus kimia suatu senyawa menyatakan stoikiometri atau komposisi senyawa itu. Misalnya,
rumus kimia air, yaitu H2O, menyatakan bahwa air terdiri atas hidrogen dan oksigen dengan
perbandingan atom H dan O = 2 : 1.
a) Menentukan Rumus Empiris
Rumus empiris atau rumus perbandingan suatu senyawa menyatakan perbandingan paling
sederhana dari atom-atom unsur penyusun senyawa. Jadi, hal yang harus diupayakan pada
penetapan rumus empiris suatu senyawa adalah menentukan jumlah mol atau perbandingan
mol unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Data yang diperlukan untuk penentuan rumus
empiris adalah sebagai berikut.
a. Jenis unsur penyusun senyawa
b. Perbandingan massa antarunsur dalam senyawa
Jenis unsur penyusun senyawa ditetapkan melalui suatu analisis yang disebut analisis
kualitatif. Selanjutnya, perbandingan massa antarunsur ditentukan melalui analisis kuantitatif.
Menentukan rumus empiris senyawa AB
% atau massaA % atau massaB
:
ArA ArB
x : y
Rumus empiris AxBy
Contoh:
Senyawa X mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relatif (Mr) = 60. Tentukan
rumus molekul senyawa tersebut.
Jawab:
Rumus molekul senyawa dapat ditulis sebagai (RE)n. Nilai n ditentukan berdasarkan nilai
massa molekul relatifnya.
Diketahui rumus empiris senyawa adalah CH2O.
Misalnya rumus molekul senyawa itu (CH2O)n.
Mr (CH2O)n = 60
(12 + 2 + 16)n = 60
30 n = 60
n=2
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah (CH2O)2 atau C2H4O2
Contoh Soal:
1. Hitunglah kadar nitrogen dalam senyawa-senyawa berikut.
a. (NH4)2SO4
b. NH4NO3 (Ar N = 14; H = 1; S = 32; O = 16)
2. Hitunglah massa oksigen yang terdapat dalam:
a. 100 gram Ca(NO3)2
b. 200 gram C12H22O11 (Ar Ca = 40; N = 14; H = 1; C = 12; O = 16)
3. Berapa gram asam fosfat (H3PO4) dapat dibuat dari 6,2 gram fosforus? (Ar H = 1; P = 31; O = 16)
F. STOIKIOMETRI REAKSI
Stoikiometri reaksi berkaitan dengan aspek kuantitatif zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Stoikiometri penting dalam merencanakan suatu reaksi di laboratorium atau industri.
Contoh:
Urea dapat dibuat dari karbon dioksida dan amonia menurut persamaan reaksi berikut.
CO2(g) + 2NH3(g) → CO(NH2)2(s) + H2O(l)
Misalnya seorang pengusaha ingin memproduksi urea berdasarkan reaksi tersebut dengan kapasitas
1000 ton per hari. Sebelum menjalankan industrinya, ia tentu harus mengetahui banyaknya karbon
dioksida dan amonia yang diperlukan. Hal seperti itulah yang menjadi pokok bahasan dalam
stoikiometri reaksi.
Koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah partikel zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Oleh karena 1 mol setiap zat mengandung jumlah partikel yang sama, maka koefisien reaksi juga
merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi.
1. HIDRAT
Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur
kristalnya.
Contoh:
1. Terusi, CuSO4.5H2O; tembaga(II) sulfat pentahidrat
2. Gipsum, CaSO4.2H2O; kalsium sulfat dihidrat
3. Garam inggris, MgSO4.7H2O; magnesium sulfat heptahidrat
4. Soda hablur, Na2CO3.10H2O; natrium karbonat dekahidrat
Jika suatu hidrat dipanaskan, sebagian atau seluruh air kristalnya dapat lepas/menguap
sehingga terbentuk senyawa anhidrat.
Contoh:
CuSO4.5H2O(s) → CuSO4(s) + 5H2O(g)
Tembaga(II) sulfat
anhidrat
Jika suatu hidrat dilarutkan dalam air, air kristalnya juga dapat lepas.
Contoh:
CuSO4.5H2O(s) → CuSO4(aq) + 5H2O(l)
Contoh Soal :
1. Sebanyak 1 gram hidrat tembaga(II) sulfat, CuSO4.xH2O, dipanaskan sehingga semua air
kristalnya menguap. Massa zat padat yang tertinggal adalah 0,64 gram. Tentukanlah rumus hidrat
tersebut! (Ar Cu = 63,5; S = 32, O = 16, H = 1)
2. Kristal tembaga(II) nitrat mempunyai rumus Cu(NO3)2.xH2O. Jika kristal tersebut mengandung
36,54% air, tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5; N = 14, O = 16, H = 1)
3. Jika 38 gram MgSO4.xH2O dipanaskan, akan dihasilkan 20 gram senyawa anhidrat MgSO4.
Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Mg = 24; S = 32, O = 16, H = 1)
4. Kadar air kristal dalam suatu hidrat dari Na2CO3 adalah 14,5%. Tentukan rumus hidratnya! (Ar
Na = 23, C = 12, O = 16, H = 1)
Contoh Soal :
1. Hitung volume larutan natrium hidroksida 0,1 M yang diperlukan untuk mengendapkan ion
magnesium yang terdapat dalam 100 mL larutan magnesium klorida 0,1 M. Reaksi :
NaOH(aq) + MgCl2(aq) → Mg(OH)2(s) + NaCl(aq)
2. Sebanyak 2 gram suatu logam alkali tanah dilarutkan dalam larutan asam klorida menghasilkan
1,25 liter gas hidrogen (T, P). Pada T, P yang sama, sebanyak 5,6 gram gas nitrogen (N2)
mempunyai volume 5 liter. Tentukan massa atom relatif unsur tersebut. Reaksi:
X(s) + 2HCl(aq) → XCl2(aq) + H2(g)
3. PEREAKSI PEMBATAS
Seringkali zat-zat pereaksi dicampurkan tidak dalam jumlah yang ekuivalen, artinya tidak
sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya. Dalam hal seperti itu, salah satu pereaksi akan habis
lebih dahulu, sedangkan pereaksi lainnya bersisa. Jumlah hasil reaksi akan tergantung pada jumlah
pereaksi yang habis lebih dahulu. Oleh karena itu, pereaksi yang habis lebih dahulu disebut pereaksi
pembatas.
Kita dapat menentukan pereaksi pembatas dengan memeriksa pengali yang digunakan untuk
masing-masing pereaksi. Prosedurnya dapat dilakukan sebagai berikut.
(1) Nyatakan zat yang diketahui dalam mol.
(2) Bagilah jumlah mol masing-masing dengan koefisiennya.
(3) Pereaksi yang hasil pembagiannya paling kecil merupakan pereaksi pembatas.
Jika ada 2 pereaksi atau lebih yang diketahui molnya, langkah mengerjakan adalah sebagai berikut:
1. Tulis persamaan reaksi setara lengkap dengan fase
2. Ubah yang diketahui dalam mol (mol mula-mula)
3. Bagi mol mula-mula dengan koefisien. Hasil bagi terkecil harus habis, pereaksinya disebut
pereaksi pembatas artinya pereaksi yang habis terlebih dahulu
4. Pada saat reaksi, perbandingan mol = perbandingan koefisien reaksi (mol reaksi)
5. Ruas kiri (bagian pereaksi) dikurangi, ruas kanan (bagian hasil reaksi) ditambah (mol sisa)
6. Jawab pertanyaan
Contoh:
1. Metana terbakar (bereaksi dengan oksigen) menurut persamaan reaksi berikut.
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
Dalam satu percobaan, sebanyak 8 gram gas metana dibakar dengan 40 gram oksigen.
a. Tentukan pereaksi pembatas.
a. Jika dibandingkan dengan koefisien reaksinya, hasil bagi metana dengan koefisiennya = =
0,5, sedangkan oksigen = = 0,625. Oleh karena hasil bagi dengan koefisien metana lebih
kecil, maka pereaksi pembatasnya adalah metana.
b. Jumlah mol CO2 yang terbentuk adalah 1 mol x 0,5 mol = 0,5 mol.
Massa CO2 = 0,5 mol x 44 g mol‒1 = 22 gram
2. Hitung massa endapan yang terbentuk dari reaksi 50 mL timbel(II) nitrat 0,1 M dengan 50 mL
larutan kalium iodida 0,1 M. (Ar Pb = 2017 dan I = 127)
Jawab:
Persamaan setara reaksi larutan Pb(NO3)2 dengan larutan KI adalah sebagai berikut.
Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(s) + 2KNO3(aq)
Menentukan pereaksi pembatas:
Jumlah mol Pb(NO3)2 = 50 mL x 0,1 mmol mL‒1 = 5 mmol
Jumlah mol KI = 50 mL x 0,1 mmol mL‒1 = 5 mmol
( )
( )
= =5
= = 2,5
Oleh karena hasil bagi dengan koefisien lebih kecil, maka pereaksi pembatasnya adalah KI.
Jumlah mol PbI2 (endapan) yang terbentuk sama dengan koefisien reaksi PbI2 dikalikan dengan
hasil bagi terkecil, yaitu 2,5.
Mol PbI2 = 1 x 2,5 mmol = 2,5 mmol
Massa PbI2 = 2,5 mmol x {207 + (2 x 127)} mg mmol‒1
= 2,5 x 461 mg = 1152,5 mg = 1,1525 g
Contoh Soal :
1. Sebanyak 10,6 gram natrium karbonat padat bereaksi dengan 400 mL larutan HCl 1 M,
menghasilkan larutan natrium klorida, gas karbon dioksida, dan air menurut persamaan reaksi:
Na2CO3 + HCl → NaCl + CO2 + H2O
Tentukan
a. pereaksi pembatas
b. massa pereaksi sisa
c. massa natrium klorida
d. volume gas karbon dioksida pada 25°C, 152 cm Hg
(Ar Na = 23, C = 12, O = 16, H = 1, Cl = 35,5)
2. 20 mL larutan aluminium sulfat 0,15 M ditambahkan ke dalam 30 mL larutan barium klorida 0,2
M membentuk endapan barium sulfat dan larutan aluminium klorida menurut reaksi : Al2(SO4)3 +
BaCl2 BaSO4 + AlCl3.
Tentukan:
a. Pereaksi pembatas
b. Massa pereaksi sisa
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Penamaan zat berikut yang tidak benar adalah ….
A. BF3 = boron trifluorida
B. CaCl2 = kalsium diklorida
C. K2SO4 = kalium sulfat
D. Fe2O3 = besi (III) oksida
E. Na2S = natrium sulfida
2. Diketahui beberapa jenis ion sebagai berikut : NH4+, SO42-, Ca2+, PO43-, NO3- dan Al3+. Maka
rumus kimia senyawa berikut yang tidak benar adalah ….
A. (NH4)2SO4
B. AlPO4
C. CaSO4
D. Al2(SO4)3
E. (NH4)3NO3
3. Rumus molekul dari asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut adalah ….
A. HClO, H2S, H3PO3
B. HCl, H2SO4, H3PO4
C. HClO3, H2SO4, H2PO4
D. HCl, H2SO3, H3PO4
E. HCl, H2SO3, H2PO4
4. Jika kapur tohor dimasukkan ke dalam air akan terasa panas dan terjadi reaksi sebagai berikut.
CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)
Nama zat hasil reaksinya adalah ….
A. kalium hidroksida
B. dikalsium hidroksida
C. kalsium dihidroksida
D. kalsium hidroksida
E. kalsium hidrida
7. Jika ion tembaga(II) bergabung dengan ion fosfat maka senyawa yang dihasilkan memiliki rumus
….
A. Cu2PO4
B. CuPO4
C. Cu2(PO4)3
D. Cu3(PO4)2
E. Cu(PO4)2
8. Logam aluminium bereaksi dengan larutan asam sulfat menghasilkan larutan aluminium sulfat
dan gas hidrogen. Persamaan reaksi yang sempurna adalah ….
A. Al(s) + H2SO4(aq) → AlSO4(aq) + H2(g)
B. Al(l) + H2SO4(aq) → Al2(SO4)(aq) + H2(g)
C. Al(s) + H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + H2(g)
D. 2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)
E. 3 Al(s) + 2 H2SO4(aq) → Al3(SO4)2(aq) + 2 H2(g)
11. Pada reaksi: AgNO3(aq) + KCl(aq) → AgCl(s) + KNO3(aq) yang merupakan pereaksi dan hasil
reaksinya adalah ….
A. AgNO3 dan KCl
B. KCl dan AgNO3
C. AgCl dan KNO3
D. KNO3 dan AgCl
E. KCl dan AgCl
12. Serbuk tembaga (II) oksida larut dalam asam klorida membentuk tembaga (II) klorida dan air.
Persamaan setara untuk reaksi itu adalah ….
A. Cu2O(s) + HCl(aq) → Cu2Cl(aq) + H2O(l)
B. Cu2O(s) + 2HCl(aq) → 2CuCl(aq) + H2O(l)
C. CuO(s) + HCl(aq) → CuCl(aq) + H2O(l)
D. CuO(s) + 2HCl(aq) → CuCl2(aq) + H2O(l)
E. Cu2O(s) + 4HCl(aq) → 2CuCl2(aq) + 2H2O(l)
13. Jika terdapat dua tabung reaksi, tabung reaksi I dimasukkan serbuk pualam, CaCO3, sedangkan
tabung reaksi II dimasukkan larutan HCl. Masing-masing tabung reaksi ditutup dengan sumbat
dan kemudian ditimbang. Massa kedua tabung reaksi beserta isinya adalah 50 gram. Apabila
larutan HCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi serbuk pualam dan kemudian ditutup
lagi dengan sumbat maka terjadilah reaksi:
CaCO3(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Setelah reaksi selesai, kedua tabung reaksi (yang isi dan yang kosong) ditimbang kembali. Massa
kedua tabung reaksi tersebut sekarang adalah ….
A. Sama dengan 50 gram
B. Kurang dari 50 gram
C. Lebih dari 50 gram
D. Bisa lebih bisa kurang dari 50 gram
E. Tidak dapat diramalkan
14. Reaksi 3 gram magnesium dengan oksigen berlebihan menghasilkan 5 gram senyawa magnesium
oksida. Berapa gram magnesium oksida dapat diperoleh jika direaksikan 10 gram magnesium
dengan 10 gram oksigen?
A. 10 gram
B. 15 gram
C. 20 gram
D. 16,66 gram
E. 25 gram
Berdasarkan data di atas, perbandingan massa unsur A dan unsur B dalam senyawa AB adalah ….
A. 1 : 2
B. 3 : 5
C. 2 : 3
D. 4 : 5
E. 3 : 4
16. Unsur X dan Y membentuk dua jenis senyawa, berturut-turut mengandung 40% dan 50% unsur
X. Jika massa unsur X dalam kedua senyawa itu sama, maka perbandingan massa unsur Y dalam
senyawa I : senyawa II adalah ….
A. 1 : 2
B. 1 : 3
C. 2 : 3
D. 2 : 1
E. 3 : 2
17. Pada pembakaran sempurna 100 mL suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) diperlukan 350 mL
oksigen dan dihasilkan 200 mL karbon dioksida. Reaksi pembakarannya dapat dituliskan sebagai
berikut.
CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
Rumus kimia hidrokarbon itu adalah ….
A. CH4
B. C2H4
C. C2H2
D. C2H6
E. C3H6
19. Bila diketahui massa atom relatif Al = 27, S = 32, O = 16, dan H = 1; maka massa molekul relatif
dari Al2(SO4)3.6H2O adalah ….
20. Diketahui 7 gram besi tepat habis bereaksi dengan 4 gram sulfur membentuk 11 gram besi
belerang. Pernyataan ini sesuai dengan hukum ….
A. Dalton
B. Proust
C. Avogadro
D. Gay Lussac
E. Lavoisier
21. Reaksi 3 gram magnesium dengan oksigen berlebihan menghasilkan 5 gram senyawa magnesium
oksida. Berapa gram magnesium oksida dapat diperoleh jika direaksikan 10 gram magnesium
dengan 10 gram oksigen?
A. 10 gram
B. 15 gram
C. 20 gram
D. 16,66 gram
E. 25 gram
22. Unsur N dan O membentuk dua jenis senyawa, yaitu senyawa I dan II. Fraksi massa N dalam
7 7
senyawa-senyawa itu berturut-turut adalah dan . Jika massa N dalam kedua senyawa itu
15 11
sama, maka perbandingan massa oksigen dalam senyawa I : II adalah ….
A. 15 : 11
B. 2 : 1
C. 11 : 15
D. 1 : 2
E. 1 : 1
23. Pada pembakaran sempurna 1 liter suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) diperlukan 3 liter gas
oksigen dan dihasilkan 2 liter gas karbon dioksida. Reaksi pembakarannya dapat dituliskan
sebagai berikut.
CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
Rumus kimia hidrokarbon itu adalah ….
A. CH2
B. C2H4
C. C2H2
D. C2H6
E. C3H6
24. Jika diketahui massa atom relatif (Ar) O = 16 dan tetapan Avogadro = 6,02 x 1023, maka dalam 4
gram gas oksigen (O2) terdapat jumlah atom sebanyak ….
A. 7,52 x 1022
25. Volum dari 11 gram gas karbon dioksida (Ar C = 12; O = 16) pada keadaan standar (STP) adalah
….
A. 5,6 liter
B. 11,2 liter
C. 22,4 liter
D. 6 liter
E. 12 liter
26. Pada suhu dan tekanan tertentu, volum dari 14 gram nitrogen (N2) adalah 14 liter. Pada suhu dan
tekanan sama, volum dari 16 gram oksigen (O2) adalah …. (Ar N = 14; O = 16)
A. 7 liter
B. 16 liter
C. 8 liter
D. 32 liter
E. 14 liter
27. Jika diketahui massa atom relatif (Ar) N = 14, H = 1, dan tetapan Avogadro = 6,02 x 10 23 maka
dalam 8 gram N2H4 terdapat atom nitrogen sebanyak ….
A. 3,01 x 1023 atom
B. 6,02 x 1023 atom
C. 9,03 x 1023 atom
D. 12,04 x 1024 atom
E. 15,05 x 1024 atom
29. Jika pada STP volume dari 4,25 gram gas sebesar 2,8 liter maka massa molekul relatif gas
tersebut adalah ….
A. 34
B. 32
C. 30
D. 28
E. 26
30. Volum dari 4,4 gram gas CO2 (Ar C = 12; O = 16) yang diukur pada suhu 27°C dan tekanan 2 atm
adalah ….
A. 0,11 liter
31. Pada suhu dan tekanan tertentu, volum dari 14 gram nitrogen (N2) adalah 14 liter. Pada suhu dan
tekanan sama, volum dari 16 gram oksigen (O2) adalah …. (Ar N = 14; O = 16)
A. 7 liter
B. 8 liter
C. 14 liter
D. 16 liter
E. 32 liter
32. Pada suhu dan tekanan tertentu 2 gram gas X2 mempunyai volum 1 liter. Jika pada suhu dan
tekanan yang sama 7,5 gram C2H6 (Ar C = 12, H = 1) mempunyai volum 10 liter, maka massa
atom relatif (Ar) X adalah ….
A. 20
B. 25
C. 40
D. 60
E. 80
33. Massa NaOH yang terdapat dalam 500 mL larutan NaOH 0,5 M adalah …. (Ar Na = 23; O = 16;
H = 1)
A. 10 gram
B. 8 gram
C. 5 gram
D. 4 gram
E. 2 gram
34. Jika 12 gram urea, CO(NH2)2, dilarutkan sehingga volume larutan 500 mL maka kemolaran
larutan tersebut adalah …. (Ar H = 1; C = 12; N = 14;O = 16)
A. 0,1 M
B. 0,2 M
C. 0,3 M
D. 0,4 M
E. 0,5 M
35. Suatu senyawa terdiri dari 80 % C, sisanya hidrogen. Jika diketahui massa atom relatif H = 1 dan
C = 12, maka rumus empiris senyawa itu adalah ….
A. CH2
B. CH3
C. CH
D. CH4
E. C2H3
36. Sebanyak 3,5 gram nitrogen tepat bereaksi dengan 6 gram oksigen membentuk suatu oksida. Bila
diketahui massa atom relatif N = 14 dan O = 16, maka rumus empiris oksida itu adalah ….
37. Kadar Fe2O3 dalam suatu bijih besi adalah 80%. Banyaknya besi yang terdapat dalam 1 ton bijih
tersebut adalah …. (Ar O = 16; Fe = 56)
A. 56 kg
B. 112 kg
C. 280 kg
D. 560 kg
E. 800 kg
38. Suatu senyawa terdiri dari 80 % C, sisanya hidrogen. Jika diketahui massa atom relatif H = 1 dan
C = 12, maka rumus empiris senyawa itu adalah ….
A. CH3
B. CH2
C. CH
D. CH4
E. C2H3
39. Sebanyak 99,8 gram CuSO4.xH2O yang berwarna biru dipanaskan sehingga air kristalnya
menguap. Setelah ditimbang, massanya menjadi 63,8 gram.
CuSO4.xH2O(s) → CuSO4(s) + xH2O(g)
Nilai x dalam rumus tembaga (II) hidrat itu adalah ….
(Ar H = 1; O = 16; S = 32; Cu = 63,5)
A. 1
B. 7
C. 2
D. 5
E. 10
41. Kadar Al2O3 dalam suatu bijih bauksit adalah 51%. Banyaknya aluminium yang terdapat dalam
200 ton bijih tersebut adalah …. (Ar O = 16; Al = 27)
A. 27 ton
B. 54 ton
C. 81 ton
D. 100 ton
E. 102 ton
43. Garam Inggris hidrat (MgSO4.xH2O) mengandung 51,2 % air kristal. Rumus molekul yang tepat
untuk garam hidrat tersebut adalah …. (Ar H = 1; O = 16; Mg = 24; S = 32)
A. MgSO4.5H2O
B. MgSO4.6H2O
C. MgSO4.7H2O
D. MgSO4.10H2O
E. MgSO4.12H2O
44. Kalsium klorida hidrat 1,47 gram dipanaskan, sisanya terdapat 1,11 gram kalsium klorida
anhidrat.
CaCl2.xH2O(s) → CaCl2(s) + xH2O(g)
Jumlah air kristal (x) dalam rumus hidrat itu adalah …. (Ar H = 1; O = 16; Cl = 35,5; Ca = 40)
A. 2
B. 3
C. 5
D. 7
E. 10
45. Aluminium larut dalam asam klorida membentuk aluminium klorida dan gas hidrogen.
Al(s) + HCl(aq) → AlCl3(aq) + H2(g) (belum setara)
Jika massa aluminium yang dilarutkan 5,4 gram, maka volum gas H2 yang dapat terjadi, diukur
pada keadaan standar (STP), adalah …. (Ar Al = 27)
A. 1,12 liter
B. 2,24 liter
C. 3,36 liter
D. 4,48 liter
E. 6,72 liter
49. Bila campuran yang mengandung 15 gram Ca(OH)2 dan 15 gram NH4Cl direaksikan dengan
persamaan reaksi :
Ca(OH)2(s) + NH4Cl(s) → CaCl2(aq) + NH3(g) + H2O(l)
Massa CaCl2 yang terbentuk adalah …. (Ar H = 1; N = 14; O = 16; Cl = 35,5; Ca = 40)
A. 45,06 gram
B. 31,08 gram
C. 22,53 gram
D. 15,54 gram
E. 7,78 gram
50. Suatu cuplikan yang mengandung pirit (FeS) seberat 88 gram bereaksi dengan HCl sehingga
menghasilkan FeCl2 dan gas H2S. Jika dihasilkan produk berupa 15 L H2S yang diukur pada saat
2,5 L gas Nitrogen bermassa 3,5 gram, maka persentase massa FeS pada cuplikan tersebut
adalah.... (Ar Fe = 56, Cl = 35,5, H = 1, S = 32, N = 14)
A. 25%
B. 35%
C. 45%
D. 75%
E. 90%
b. Larutan kalium kromat dengan larutan asam klorida membentuk larutan kalium klorida dan
larutan asam kromat.
c. Larutan timbal(II) asetat dengan larutan kalium iodida membentuk endapan timbal(II) iodida
dan larutan kalium asetat.
d. Logam tembaga dengan larutan asam sulfat membentuk larutan tembaga(II) sulfat, gas
belerang dioksida, dan air.
f. Gas klorin dengan larutan kalium hidroksida membentuk larutan kalium klorida, larutan
kalium hipoklorit, dan air.
5. Sebanyak 24 gram magnesium dibakar dalam oksigen berlebihan dan terbentuk 40 gram
magnesium oksida.
a. Berapakah perbandingan massa magnesium : oksigen dalam magnesium oksida?
b. Jika direaksikan 15 gram magnesium dengan 15 gram oksigen, berapakah massa magnesium
oksida yang dapat dihasilkan? Berapakah sisa pereaksi pada akhir reaksi?
6. Fosfor dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 24 gram senyawa I terdapat 6 gram
fosforus, sedangkan 18 gram senyawa II mengandung 15 gram oksigen. Jika massa fosfor dalam
senyawa itu sama, tentukan perbandingan oksigen dalam senyawa I dan II tersebut!
7. Sebanyak 25 ml gas hidrokarbon (CxHy) dibakar sempurna dengan 75 ml gas oksigen
menghasilkan 50 ml gas karbon dioksida dan uap air. Jika diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, maka tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut!
8. Pada pembakaran sempurna 10 liter (T,P) campuran gas metana (CH4) dan etana (C2H6)
dihasilkan 12 liter gas karbon dioksida (T,P). Hitunglah volum gas metana dan etana dalam
campuran tersebut! Berapa volume gas oksigen yang diperlukan dalam pembakaran campuran
tersebut?
9. Tentukan jumlah atom O yang terdapat dalam 17,1 gram Al2(SO4)3! (Ar Al = 27, S = 32, O = 16)
10. Tentukan kemolaran larutan yang terjadi bila ke dalam air dilarutkan 11,06 gram KMnO4 sampai
volume larutan menjadi 200 mL! (Ar K = 39, O = 16, Mn = 55)
11. Pada suhu 25°C dan tekanan 76 cm Hg, berapa volume dari gas dinitrogen pentaoksida yang
mempunyai jumlah molekul 2,107 x 1023?
12. Jika massa dari 10 liter gas oksigen (T,P) adalah 9,6 gram, maka pada kondisi yang sama tentukan
massa dari 8 liter gas etuna (C2H2)! (Ar O = 16, C = 12, H = 1)
13. Tentukan massa dari 10,66 liter gas sulfur dioksida pada 127°C dan 152 cmHg! (Ar S = 32, O =
16)
14. Jika 200 ton bijih bauksit yang mengandung 51% Al2O3 dimurnikan kemudian dielektrolisis,
maka berapa berat maksimum logam aluminium yang dapat diperoleh? (Ar Al = 27, O = 16)
15. Dalam 42 gram suatu senyawa hidrokarbon yang berupa gas, terdapat 36 gram karbon dan sisanya
hidrogen. Jika 7,32 liter (RTP) senyawa tersebut mempunyai massa 12,6 gram, maka tentukan
rumus empiris dan rumus molekul senyawa itu! (Ar C = 12, H = 1, O = 16)
16. Pada pembakaran sempurna 1,6 gram suatu senyawa karbon yang mengandung C, H, dan O
dihasilkan 2,2 gram gas karbon dioksida dan 1,8 gram uap air. Jika massa molekul relatif senyawa
itu 32, tentukan rumus empiris dan rumus molekulnya! (Ar H = 1, C = 12, O = 16)
17. Sebanyak 10 gram kristal hidrat FeSO4.XH2O dipanaskan sehingga semua molekul air kristal
tersebut menguap. Massa kristal yang tersisa adalah 5,47 gram, tentukan rumus molekul hidrat
tersebut! (Ar H = 1, O = 16, S = 32, Fe = 56)
18. Diketahui reaksi antara kristal batu kapur (CaCO3) dengan larutan asam klorida menghasilkan
larutan kalsium klorida, air, dan gas karbon dioksida : CaCO3 + HCl → CaCl2 + H2O + CO2
Kompetensi Dasar :
3.9 Menerapkan hukum- hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia, konsep
mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.9 Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif
I. TUJUAN
Mengamati beberapa reaksi kimia.
V. HASIL PENGAMATAN
No. Reaktan Hasil pengamatan
1. Pb(NO3)2(aq) + KI (aq )
2. CuSO4 (aq) + NaOH (aq )
3. K2CrO4 (aq) + HCl (aq)
4. Na2CO3(aq) + HCl (aq)
5. NaOH(aq) + HCl(aq)
6. CH3COONa(s) + HCl (aq)
7. CaCO3(s) + HCl (aq)
8. Zn(s) + CuSO4 (aq)
9. Mg(s) + O2 (g)
VII. PERTANYAAN
1. Tuliskan persamaan reaksi kimia yang setara pada masing-masing percobaan
a. larutan timbal(II) nitrat + larutan kalium iodida → endapan timbal(II) iodida + larutan kalium
nitrat
.......................................................................................................................................................
b. larutan tembaga(II) sulfat + larutan natrium hidroksida → endapan tembaga(II) hidroksida +
larutan natrium sulfat
.......................................................................................................................................................
c. larutan kalium kromat + larutan asam klorida → larutan kalium klorida + larutan asam kromat
.......................................................................................................................................................
d. larutan natrium karbonat + larutan asam klorida → larutan natrium klorida + gas karbon
dioksida + air
.......................................................................................................................................................
e. larutan natrium hidroksida + larutan asam klorida → larutan natrium klorida + air
.......................................................................................................................................................
f. natrium asetat padat + larutan asam klorida → larutan natrium klorida + larutan asam asetat
.......................................................................................................................................................
g. pualam (kalsium karbonat) padat + larutan asam klorida → larutan kalsium klorida + gas
karbon dioksida + air
.......................................................................................................................................................
h. logam zink + larutan tembaga(II) sulfat → larutan zink sulfat + endapan tembaga
.......................................................................................................................................................
i. logam magnesium + gas oksigen → endapan magnesium oksida
.......................................................................................................................................................
2. Reaksi mana saja yang :
a. menghasilkan bau?
.......................................................................................................................................................
b. menghasilkan endapan? endapan apa? warnanya apa?
.......................................................................................................................................................
c. menghasilkan gas? gas apa?
.......................................................................................................................................................
VIII. KESIMPULAN
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
Kompetensi Dasar :
3.10 Menerapkan hukum- hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia,
konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.10 Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif
I. TUJUAN
Membuktikan hukum kekekalan massa atau hukum Lavoisier.
II. TEORI
Salah satu hukum dasar kimia adalah hukum Lavoisier. Lavoisier menyelidiki massa zat sebelum
dan sesudah reaksi. Hukum Lavoisier berbunyi : “Jumlah massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama“. Tidak akan terjadi perubahan banyaknya massa karena reaksi kimia. Pada reaksi
kimia yang terjadi adalah perubahan struktur atom dari molekul-molekul senyawa zat.
2. Warna larutan KI
VII. PERTANYAAN
1. Apakah dalam percobaan ini terjadi perubahan kimia? Jika ya, apa saja?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Mengapa tabung harus selalu ditutup dengan sumbat? Menurutmu, apa kemungkinan
yang terjadi jika tabung tidak ditutup?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
VIII. KESIMPULAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
1. Perhatikan data hasil uji daya hantar listrik terhadap garam dengan berbagai kondisi berikut
Keterangan gambar :
I. Lelehan garam
II. Larutan garam
III. Padatan garam
IV.Air murni
Mangan dapat membentuk berbagai senyawa berwarna seperti gambar di atas, tergantung
bilangan oksidasi dari mangan. Mn dengan bilangan oksidasi +6 akan berwarna ….
A. pink muda
B. coklat gelap
C. hitam
D. hijau
E. ungu
4. Pada reaksi KMnO4 + H2C2O4 + H2SO4 → K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O, zat yang berperan
sebagai oksidator dan hasil oksidasi adalah ….
A. KMnO4 dan CO2
B. KMnO4 dan K2SO4
C. H2C2O4 dan MnSO4
D. H2SO4 dan H2O
E. H2C2O4 dan CO2
7. Rumus molekul dari asam sulfat, kloroform, glukosa dan kalsium hidroksida berturut-turut adalah
....
A. H2SO4, CHCl3, C6H12O6, dan KOH
B. H2SO4, CHCl3, C6H12O6, dan Ca(OH)2
C. H2S, CHI3, C12H22O11, dan Ca(OH)2
D. H2SO3, CHCl3, C6H12O6, dan Ca(OH)2
E. H2S, CHI3, C12H22O11, dan KOH
9. Pembuat kue biasanya menggunakan soda kue (NaHCO3) dan cream of tartar yaitu natrium
aluminium sulfat (NaAl(SO4)2) supaya adonan kue mengembang. Kedua zat ini digunakan dengan
tujuan menghasilkan gas CO2 dalam adonan menurut reaksi :
10. Untuk memutihkan pakaian yang terkena noda biasaya seorang ibu menggunakan larutan pemutih
ini :
Senyawa ini bertindak sebagai oksidator sehingga dapat memudarkan warna noda. Jika larutan ini
dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan larutan natrium hidroksida, gas klorin dan gas
oksigen. Persamaan reaksi yang setara untuk reaksi pemutihan pakaian tersebut adalah ….
A. 4NaOCl(aq) + 2H2O(l) 4NaOH(aq) + 2Cl2(g) + O2(g)
11. Persamaan reaksi setara untuk reaksi antara larutan amonium sulfat dengan larutan kalium
hidroksida menghasilkan larutan kalium sulfat, air, dan gas amonia adalah ….
A. (NH4)2SO4(aq) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g)
B. (NH4)2SO4(aq) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + H2O(l) + NH3(g)
C. (NH3)2SO4(aq) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g)
D. (NH4)2SO4(l) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(aq) + 2NH3(g)
E. (NH4)2SO4(aq) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH4(g)
12. Sebanyak 18 gram magnesium (Mg) dibakar dalam oksigen berlebihan. Terbentuk 30 gram
magnesium oksida (MgO). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut: 2Mg(s) + O2(g) →
2MgO(s). Jika direaksikan 30 gram magnesium dengan 10 gram oksigen, maka massa magnesium
oksida yang dapat diperoleh adalah ....
A. 15 gram
B. 20 gram
C. 25 gram
D. 30 gram
E. 40 gram
13. Unsur Nitrogen dan Oksigen dapat membentuk dua senyawa, yaitu senyawa I dan senyawa II.
Senyawa I terdiri dari 33,33% unsur nitrogen, sedangkan senyawa II terdiri dari 60% unsur
oksigen. Berdasarkan data tersebut, jika massa oksigen dalam kedua senyawa itu sama maka
perbandingan massa N dalam kedua senyawa adalah ….
A. 4 : 3
B. 3 : 4
C. 2 : 3
D. 1 : 2
E. 1 : 1
14. Pada pembakaran sempurna 10 ml hidrokarbon berfase gas (CxHy), dibutuhkan 65 ml gas oksigen
dan dihasilkan 40 ml gas karbon dioksida. Semua gas diukur pada suhu dan tekanan yang sama.
Rumus molekul yang mungkin dari hidrokarbon tersebut adalah ….
A. C2H4
B. C3H6
C. C3H8
D. C4H8
E. C4H10
15. Massa dari Ca3(PO4)2 yang memiliki 9,03 x 1022 molekul adalah .... (Ar Ca = 40, P = 31, O = 16)
A. 46,5 gram
B. 62 gram
C. 93 gram
D. 465 gram
E. 930 gram
17. Jika pada keadaan standar (STP) volume dari 4 gram gas sebesar 2,8 liter maka massa molekul
relatif gas tersebut adalah ….
A. 34
B. 32
C. 30
D. 28
E. 26
18. Suatu tabung gas dalam keadaan kosong mempunyai massa 12 kg. Selanjutnya tabung tersebut
diisi dengan gas Helium (Ar He = 4) sampai penuh dan ditimbang kembali, ternyata menunjukkan
massa 16 kg. Setelah pemakaian sampai habis, kemudian tabung tersebut diisi dengan gas
Nitrogen (Mr= 28) sampai penuh. Jika diukur pada P,T yang sama maka massa tabung beserta
isinya sekarang adalah ….
A. 12 kg
B. 16 kg
C. 28 kg
D. 40 kg
E. 44 kg
19. Kadar Fe2O3 dalam suatu bijih besi adalah 60%. Massa besi yang terdapat dalam 300 kg bijih besi
tersebut adalah .... (Ar O = 16; Fe = 56)
A. 54 kg
B. 63 kg
C. 126 kg
D. 189 kg
E. 252 kg
21. Sebanyak 60 gram asam laktat yang mengandung unsur C, H, dan O (Mr = 90) jika dibakar
sempurna akan menghasilkan 88 gram gas karbon dioksida dan 36 gram air. Rumus molekul asam
laktat adalah …. (Ar H = 1, C = 12, O = 16)
A. C2H4O2
B. C2H6O2
C. C3H6O3
D. C4H10O2
E. C4H8O4
22. Sebanyak 29,7 gram kristal seng nitrat terhidrat dipanaskan, hingga air kristalnya akan menguap
sesuai reaksi:
Jika massa seng nitrat yang tersisa sebesar 18,9 gram, maka rumus senyawa hidrat tersebut adalah
.... (Ar Zn = 65, N = 14, O = 16, H = 1)
A. Zn(NO3)2 .2 H2O
B. Zn(NO3)2 .3 H2O
C. Zn(NO3)2 .4 H2O
D. Zn(NO3)2 .5 H2O
E. Zn(NO3)2 .6 H2O
23. Sebanyak x gram logam Fe (Ar Fe = 56) tepat bereaksi dengan 600 ml larutan H 2SO4 dengan
konsentrasi y M menurut reaksi :
2 Fe(s) + 6 H2SO4(aq) Fe2(SO4)3(aq) + 3 SO2(g) + 6H2O(l)
Dari reaksi tersebut dihasilkan 1,344 liter gas pada suhu 0⁰ C dan tekanan 1 atm (STP). Maka
nilai x dan y berturut-turut adalah ….
A. 0,56 gram dan 0,1 M
B. 1,12 gram dan 0,1 M
C. 1,12 gram dan 0,2 M
D. 2,24 gram dan 0,2 M
E. 2,24 gram dan 0,6 M
II. URAIAN
1. Tuliskan persamaan setara lengkap dengan fase senyawa untuk masing-masing reaksi berikut ini.
a. Pada saat pemakaian sel aki, ada 2 elektroda yang digunakan yaitu elektroda timbal dan
timbal(IV) oksida yang tercelup dalam larutan asam sulfat. Kemudian kedua elektroda
tersebut berubah menjadi padatan timbal(II) sulfat dan air. Dengan berubahnya kedua
elektroda tersebut, maka daya aki akan berkurang.
b. Reaksi antara larutan kalium fosfat dengan larutan kalsium nitrat akan menghasilkan larutan
kalium nitrat dan endapan kalsium fosfat.
c. Serbuk tembaga bereaksi dengan larutan asam nitrat menghasilkan larutan tembaga(II) nitrat,
gas nitrogen monoksida, dan air.
2. Gas LPG yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari campuran gas propana (C3H8)
dan butana (C4H10) dengan komposisi tertentu. Sebanyak 12 liter campuran gas LPG dibakar
sempurna dengan 72 liter gas oksigen dan menghasilkan gas CO2 pada suhu dan tekanan yang
sama.
a. Tentukan banyaknya volume gas propana dan butana jika diukur pada suhu dan tekanan yang
sama!
b. Berapa volume gas karbon dioksida yang dihasilkan dalam pembakaran campuran tersebut?
4. Sebanyak 1,35 gram logam aluminium direaksikan dengan 150 ml larutan asam sulfat 0,2 M
membentuk larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen.
Tentukanlah:
a. Persamaan reaksi setara lengkap dengan fase zat
b. Pereaksi pembatas
c. Massa pereaksi yang tersisa
d. Volume gas yang terjadi diukur pada suhu 27°C dan tekanan 152 cmHg
e. Massa aluminium sulfat yang terbentuk
(Ar Al = 27, H = 1, S = 32, O = 16)
Afinitas elektron Energi yang menyertai penyerapan elektron oleh suatu atom dalam wujud gas
untuk membentuk ion negatif.
Azas ketidakpastian Sesuatu yang yang melekat terhadap setiap pengukuran, gagasan yang
dikemukakan oleh Werner Heisenberg yang mengatakan ketidakmungkinan menentukan posisi
dan kelajuan elektron dengan ketelitian tinggi secara bersamaan.
Atom Bagian terkecil dari unsur yang terlibat dalam reaksi kimia. Semua zat terdiri atas atom dalam
komposisi tertentu.
Aturan (hukum) oktet Kecenderungan unsur-unsur untuk mencapai konfigurasi oktet gas mulia
terdekat.
Bakteri aerob Bakteri yang membutuhkan oksigen dalam aksi penguraiannya.
Bensin Salah satu bahan bakar minyak yang digunakan pada kendaraan bermotor.
Bilangan kuantum Parameter yang digunakan untuk menggambarkan tingkat energi, posisi dan
bentuk orbital.
Bilangan oksidasi Muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa jika semua elektron
ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif.
Blok s, p, d, dan f Pembagian sistem periodik berdasarkan konfigurasi elektronnya.
BOD Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan sampah organik secara biologis.
Derajat ionisasi disosiasi (α) Perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mula-
mula.
DO Salah satu parameter kualitas air, yaitu jumlah oksigen terlarut. Air bersih mempunyai DO sekitar
10 ppm pada suhu 25⁰ C.
Domain elektron Adalah daerah keberadaan elektron di sekitar atom pusat.
Efek fotolistrik Satu fenomena di mana cahaya (foton) menyebabkan elektron lepas dari permukaan
logam.
Elektrolit Lelehan atau larutan zat yang dapat menghantarkan listrik.
Elektrolit kuat Elektrolit yang daya hantar listriknya baik meski konsentrasinya relatif rendah.
Elektrolit lemah Elektrolit yang daya hantar listriknya relatif buruk meski konsentrasinya relatif
besar.
Elektron valensi Elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kimia. Untuk unsur-unsur
golongan utama, elektron valensi adalah elektron pada kulit terluar.
Energi ionisasi Energi yang diperlukan untuk melepas elektron dari atom netral dalam wujud gas
sehingga membentuk ion positif dalam wujud gas.
Foton partikel cahaya (gelombang elektromagnet).
Gas mulia Unsur-unsur golongan VIIIA yang merupakan kelompok unsur paling stabil (paling sukar
bereaksi).
Gaya dipol-dipol Gaya tarik-menarik antarmolekul polar.
Gaya dispersi Adalah gaya tarik antar molekul nonpolar sebagai akibat interaksi dipol sesaat dengan
dipol terimbas.
Gaya van der Waals Keseluruhan gaya tarik-menarik antar molekul, meliputi gaya dipol-dipol dan
gaya dispersi.
Gelombang partikel Gagasan tentang dualisme gelombang elektromagnet, yaitu sebagai gelombang
sekaligus sebagai partikel.
Golongan Lajur-lajur vertikal dalam sistem periodik unsur.
Halogen Unsur-unsur golongan VIIA yang merupakan kelompok unsur nonlogam yang sangat reaktif
dan dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.
Devi, Poppy Kamalia. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran
Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi A. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Hasanah, Santi Setiani. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran
Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Purba, Michael dan Sarwiyati, Eti. 2016. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Rahayu, Yayu Sri. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran Kimia
Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi C. Jakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Silberberg, Martin S. 2000. Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change. Second Edition.
USA: Mc. Graw Hill Companies.
Silberberg, M.S., 2007. Principles of General Chemistry. Second Edition. New York: McGraw-Hill.
Suwardi; Soebiyanto; Widiasih, Th Eka. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia untuk SMA & MA
Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi; Saputro, Agung Nugroho Catur; Mahardiani, Lina; Yamtinah, Sri dan Mulyani, Bakti.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Utami, Budi; Saputro, Agung Nugroho Catur; Mahardiani, Lina; Yamtinah, Sri dan Mulyani, Bakti.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Whitten, Kenneth W., Davis, Raymond E., Peck, M. Larry., Stanley, George G. 2010. Chemistry.
Ninth Edition. International Edition. USA. Brooks/Cole Cengange Learning.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_konfigurasi_elektron
https://id.wikipedia.org/wiki/Metaloid