Anda di halaman 1dari 152

E MODUL

KIMIA
Semester 1
untuk kelas 10 IPA

disusun oleh :
Yuliana Ratnasari

untuk kalangan sendiri


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan
kasih-Nya kami dapat menyelesaikan Modul Kimia SMA Kelas X ini. Modul ini disusun sebagai
pelengkap dalam pelajaran Kimia di SMA Marsudirini Bekasi. Materi yang terdapat dalam modul ini
mengacu pada Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Semua materi yang ada diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh
setiap peserta didik dalam bidang kimia.
Penyajian materi bertujuan untuk memperkuat pemahaman konsep dasar kimia di kelas X.
Modul ini dilengkapi dengan daftar istilah penting (glosarium) untuk membantu peserta didik
menemukan istilah, konsep, teori, hukum, dan nama-nama penting. Selain itu, pada setiap akhir bab,
diberikan latihan-latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan uraian agar pemahaman konsep peserta
didik lebih baik. Lembar kerja siswa juga disediakan dalam berbagai format soal.
Modul ini akan terus disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan penulis
demi penyempurnaan modul ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberi kesempatan kami dalam membuat modul dan yang membantu proses penyelesaian modul
ini. Semoga modul Kimia untuk SMA kelas X ini dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dan rekan-
rekan guru kimia dalam mengembangkan pembelajaran ilmu kimia di SMA khususnya di SMA
Marsudirini Bekasi.

Bekasi, Juli 2020

Penyusun

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..... ii


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENGENALAN KIMIA ……………………………………………………………. 1


A. ILMU KIMIA DAN PERANANNYA ................ ……………................................. 1
B. HAKIKAT ILMU KIMIA .………………………………………………………… 3
C. METODE ILMIAH ..……………………………………………………………….. 4
D. BEKERJA DI LABORATORIUM KIMIA ..………………………………………. 5
E. MATERI DAN KLASIFIKASINYA ..……………………………………………... 12
Uji Kompetensi …………………………………………………………………………... 14
Lembar Kerja Siswa ..…………………………………………………………………… 17

BAB II STRUKTUR ATOM ..……………………………………………………………... 21


A. PERKEMBANGAN STRUKTUR ATOM ..……………………………………….. 21
B. SUSUNAN ATOM ………………………………………………………………….. 30
Uji Kompetensi …………………………………………………………………………... 33
Lembar Kerja Siswa ...…………………………………………………………………… 37

BAB III KONFIGURASI ELEKTRON DAN SISTEM PERIODIK UNSUR .………… 39


A. BILANGAN KUANTUM ...………………………………………………………… 39
B. BENTUK ORBITAL ………………………………………………………………... 42
C. KONFIGURASI ELEKTRON ..……………………………………………………. 44
D. KONFIGURASI ELEKTRON ION ..………………………………………………. 49
E. ELEKTRON VALENSI ..…………………………………………………………... 49
F. ELEKTRON TERAKHIR ..………………………………………………………… 49
G. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR ..……………………………… 50
H. HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DENGAN SISTEM PERIODIK
UNSUR ……………………………………………………………………………… 53
Uji Kompetensi …………………………………………………………………………... 56
Lembar Kerja Siswa ...…………………………………………………………………… 61

BAB IV SIFAT PERIODIK UNSUR ...……………………………………………………. 63


A. JARI-JARI ATOM ...………………………………………………………………... 63
B. ENERGI IONISASI …………………………………………………………………. 66
C. AFINITAS ELEKTRON ...………………………………………………………….. 67
D. KEELEKTRONEGATIFAN ………………………………………………………... 68
E. TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH …………………………..……………………. 68
F. SIFAT LOGAM DAN NONLOGAM …………………………...………………….. 69
G. KEREAKTIFAN ...………………………………………………………………….. 69
Uji Kompetensi …………………………………………………………………………... 70
Lembar Kerja Siswa ...…………………………………………………………………… 74

BAB V IKATAN KIMIA ...…………………………………………………………………. 76


A. JENIS-JENIS IKATAN KIMIA ……………………………………………………… 78

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA iii


B. STRUKTUR LEWIS DAN MUATAN FORMAL …………..……………………… 86
C. SIFAT FISIS SENYAWA ION DAN KOVALEN ………..………………………… 88
Uji Kompetensi …………………………………………………………………………... 89
Lembar Kerja Siswa ..…………………………………………………………………… 96

BAB VI BENTUK GEOMETRI MOLEKUL .…………………………………………... 101


A. TEORI TOLAKAN PASANGAN ELEKTRON KULIT VALENSI ……………... 101
B. TEORI HIBRIDISASI ………………………………………………………………. 107
C. HUBUNGAN BENTUK MOLEKUL DAN KEPOLARAN SENYAWA ..……….. 112
Uji Kompetensi …………………………………………………………………………... 114
Lembar Kerja Siswa ...…………………………………………………………………… 117

BAB VII GAYA ANTAR MOLEKUL ..…………………………………………………... 122


A. GAYA VAN DER WAALS ..………………………………………………………. 122
B. IKATAN HIDROGEN ..……………………………………………………………. 125
Uji Kompetensi …………………………………………………………………………... 127

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 ..……………………………………………. 131


GLOSARIUM ...…………………………………………………………………………….. 143
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 148

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA iv


BAB I
PENGENALAN KIMIA

Kompetensi Dasar :
3.1 Menjelaskan metode ilmiah, hakikat ilmu Kimia, keselamatan dan keamanan di laboratorium,
serta peran kimia dalam kehidupan.
4.1 Menyajikan hasil rancangan dan hasil percobaan ilmiah.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami ilmu kimia dan peranannya.
2. Peserta didik dapat memahami karakteristik ilmu kimia.
3. Peserta didik dapat menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah untuk memahami fenomena kimia
di sekitarnya.
4. Peserta didik dapat menjelaskan materi dan klasifikasinya.
5. Peserta didik dapat menggunakan peralatan di laboratorium secara tepat.

Materi Pembelajaran
A. ILMU KIMIA DAN PERANANNYA
Kimia memegang peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita akan melihat
begitu banyak penggunaan bahan kimia dalam kehidupan. Udara yang kita hirup adalah materi,
yakni campuran oksigen, nitrogen, dan gas lainnya. Baju yang dipakai terpakai dari materi
berupa serat alami atau pun sintetis (polimer), seperti poliester, buku yang kita pakai terbuat dari
selulosa, mobil yang digunakan merupakan gabungan dari beberapa logam, kaca, dan polimer.
Demikian pula energi yang digunakan untuk menggerakkan mobil tersebut berasal dari
pembakaran materi, yakni bensin atau solar. Kita akan melihat begitu banyak penggunaan bahan
kimia dalam kehidupan. Kita juga akan menemukan bahan kimia dalam rumah tangga seperti
deterjen atau sabun yang kita pakai, makanan yang kita makan dan jangan lupa tubuh kita juga
tersusun dari materi. Segala sesuatu tentang materi dan perubahan inilah yang dipelajari dalam
ilmu kimia.

Gambar 1.1 Bahan kimia yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.


Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi
struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Ilmu kimia
merupakan pusat dari ilmu pengetahuan, karena ilmu kimia dibutuhkan dalam mempelajari ilmu
pengetahuan lainnya, misalnya biologi, fisika, geografi, kesehatan, kedokteran, geologi, dan
bahkan bidang hukum juga membutuhkan ilmu kimia. Di samping itu, ilmu kimia dapat
dipandang sebagai ilmu yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Tanpa ilmu kimia, hidup
manusia akan seperti pada jaman purba atau primitif, tanpa mobil, tanpa listrik, tanpa komputer,

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 1


tanpa telepon genggam, serta umur manusia akan pendek karena penyakit-penyakit baru yang
muncul tidak ditemukan obatnya.
Memasuki abad-21, ilmu kimia tetap mempunyai peranan yang sangat penting pada
semua bidang ilmu pengetahuan alam. Pembahasan berikut memberikan gambaran peran ilmu
kimia dalam berbagai bidang pokok yang menjadi perhatian dunia. Terdapat lima bidang utama
yang akan menjadi pembicaraan utama pada abad ke-21 ini, yaitu kesehatan dan kedokteran,
energi dan lingkungan, teknologi bahan (material technology), bidang pangan dan pertanian, serta
penegakan hukum dan masalah sosial.
Berikut ini contoh peranan ilmu kimia terhadap bidang ilmu lain:
1. Kesehatan dan Kedokteran
 Pembuatan obat-obatan
 Pembuatan vaksin
 Pembuatan cairan infus
 Alat Rontgen
 Sterilisasi alat-alat kedokteran
2. Energi dan Lingkungan
 Pengolahan minyak bumi
 Pembangkit listrik tenaga nuklir
 Pembuatan sel surya
 Pembuatan baterai
 Pengolahan limbah pabrik
3. Teknologi Bahan
 Penemuan polimer karet, plastik, nilon, dan fiber-glass
 Penemuan kristal cair atau LCD (Liquid Crystal Display)
 Penemuan materi superkonduktor (material yang dapat menghantarkan arus listrik tanpa
ada energi yang hilang). Pemanfataan superkonduktor antara lain untuk peralatan
kedokteran, yaitu pemindai struktur otak dan saraf yang dikenal sebagai Magnetic
Resonance Imaging (MRI), untuk komponen kereta api super cepat, dan untuk
pengembangan energi nuklir.
 Pembuatan mikroprosesor pada komputer dan telepon genggam dengan bahan utama
keping silikon (silicon chips), yang mempunyai sifat semikonduktor dan dikembangkan
melalui teknologi nano (nano technology)
4. Bahan Pangan dan Pertanian
 Pembuatan pupuk
 Pembutan bibit unggul
 Pembuatan pestisida
 Penentuan tingkat keasaman tanah
 Penggunaan mikroorganisme/bakteri pada pengolahan makanan, misalnya pada
pembuatan kecap, tempe, roti, yoghurt
 Penggunaan zat aditif makanan misalnya pengawet, pewarna, penguat rasa
5. Penegakan Hukum dan Masalah Sosial
 Tes DNA pelaku kejahatan
 Uji forensik
6. Peran kimia dalam menyelesaikan masalah global
Ilmu kimia juga berperan dalam menyelesaikan masalah global yaitu masalah yang
dihadapi oleh seluruh dunia, seperti yang menyangkut masalah dalam bidang lingkungan
hidup, kedokteran, geologi, biologi dan lain-lain, ataupun untuk meningkatkan Sumber Daya

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 2


Manusia (SDM). Sebagai contoh, masalah global dalam hal lingkungan hidup dan krisis
energi.
Bahan Bakar
Saat ini bahan bakar dunia, berupa minyak bumi, batu bara, gas alam yang berasal dari
fosil. Fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, karena fosil
terbentuk dari organisme yang terkubur beberapa jutaan tahun lalu. Bahan bakar tersebut akan
habis dan manusia harus dapat mencari sumber energi alternatif, untuk mengatasi krisis energi
tersebut. Dalam hal ini ilmu kimia sangat berperan. Contoh sumber energi alternatif misalnya
alkohol, energi nuklir, geoternal (panas bumi) atau energi matahari yang tak terbatas.
Teknologi Biogas
Ternak-ternak di pedesaan dapat menimbulkan masalah lingkungan, karena kotorannya
yang berserakan dapat menimbulkan bau yang tidak enak, kotoran ternak juga merusak
pemandangan di desa, bahkan dapat menjadi sumber penularan penyakit. Dengan teknologi
biogas, permasalahan tersebut, dapat diatasi, dimana kotoran hewan tersebut diolah hingga
bermanfaat bagi manusia. Pembuatan biogas menggunakan bahan baku kotoran hewan/ternak
yang dibubur halus menjadi butiran kecil dan dicampur air. Hasil teknologi biogas tersebut
dapat digunakan sebagai sumber energi, misalnya untuk lampu penerangan maupun untuk
memasak.
Program Langit Biru
Program Langit Biru artinya program yang bertujuan untuk meminimalisasikan polusi
udara akibat dari pemanfaatan energi. Polusi udara tersebut diakibatkan dari emisi gas buang
yang ditimbulkan dari pemanfaatan energi. Transportasi merupakan salah satu penyebab
polusi udara. Emisi gas buang tersebut misalnya Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon,
Nitrogen Oksida, Sulfur dioksida, Timah hitam (Pb) dan debu. Jenis dan jumlah pencemaran
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor jenis energi, jenis kendaraan, umur kendaraan, ukuran
mesin dan perawatan kendaraan tersebut.

B. HAKIKAT ILMU KIMIA


Seperti telah disebutkan bahwa ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam
yang mempelajari struktur dan sifat materi (zat), perubahan materi (zat) dan energi yang
menyertai perubahan tersebut. Struktur atau susunan materi mencakup komponen-komponen
pembentuk materi dan perbandingan tiap komponen dalam materi, serta menggambarkan
bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling bergabung atau berikatan. Sifat materi
mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatu materi dipengaruhi oleh
susunan dan struktur dari materi tersebut dan perubahan materi meliputi perubahan fisis (wujud)
dan perubahan kimia (perubahan yang menghasilkan zat baru). Dalam proses perubahan struktur
selalu dilibatkan energi yang menyertai perubahan materi tersebut, bagaimana proses dan
besarnya energi yang terlibat, serta asal-usul energi tersebut dihasilkan atau diperlukan.
Ilmu kimia berkembang melalui eksperimen. Oleh karena itu, ilmu kimia selain berisi
tentang produk-produk ilmiah (fakta, prinsip, hukum-hukum dan teori) juga memuat proses-
proses ilmiah. Dalam proses ilmiah tersebut, diperlukan sikap ilmiah (jujur, teliti, disiplin) dari
para ilmuwan. Produk ilmiah yang dihasilkan dalam ilmu kimia ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia. Dengan demikian, untuk mempelajari kimia, selain harus memahami
tentang struktur, sifat, dan energi yang menyertai perubahan suatu zat, juga diperlukan proses
yang benar, misalnya melalui percobaan-percobaan untuk mengungkapkan fakta-fakta secara
jujur. Dalam proses bereksperimen itulah dituntut sikap jujur, tekun, teliti, dan disiplin.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 3


C. METODE ILMIAH
Pendekatan umum yang biasanya digunakan untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia
adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan metode sains yang menggunakan langkah-
langkah ilmiah, rasional, dan sistematis yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk menyelesaikan
permasalahan atau menemukan ilmu pengetahuan. Langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah
sebagai berikut.
1. Merumuskan masalah
Masalah dapat ditemukan dari kejadian-kejadian yang berulang atau kejadian unik yang
menarik sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa dan bagaimana hal tersebut dapat
terjadi. Dari pengamatan tersebut kemudian dirumuskan apa permasalahannya.
2. Melakukan pengamatan atau observasi
Setelah merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah melakukan penelusuran informasi,
dengan cara mempelajari hasil penelitian sejenis yang mungkin telah dilakukan atau
melakukan observasi di lapangan tempat objek permasalahan berada. Mempelajari hasil
penelitian sejenis dapat dilakukan melalui internet, buku-buku di perpustakaan, dan media
massa. Sedangkan observasi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung
maupun melakukan wawancara dengan seseorang yang mungkin mengetahui informasi yang
berkaitan dengan masalah tersebut.
3. Membuat hipotesis
Informasi-informasi yang diperoleh dari pengamatan dan observasi digunakan untuk
menemukan jawaban sementara dari permasalahan tersebut, atau hipotesis. Hipotesis
merupakan jawaban sementara yang perlu diuji kebenarannya melaui data-data hasil
eksperimen.
4. Merancang dan melakukan eksperimen
Dalam merancang eksperimen, harus dilakukan kontrol terhadap kondisi eksperimen sehingga
dapat dipastikan bahwa perubahan yang terjadi benar-benar merupakan hasil perlakuan.
Untuk mengontrol kondisi tersebut, kita perlu mengenal variabel penelitian. Variabel adalah
faktor peubah (yang menyebabkan terjadinya perubahan). Variabel penelitian ada tiga, yaitu :
a. Variabel bebas atau variabel manipulasi adalah variabel yang apabila diubah oleh pelaku
eksperimen akan menyebabkan adanya perubahan terhadap variabel lain.
b. Variabel terikat atau variabel terkendali adalah variabel yang perubahannya disebabkan
oleh berubahnya variabel bebas.
c. Variabel kontrol atau variabel tetap adalah variabel yang harus dikondisikan sedemikian
rupa sehingga dapat dipastikan bahwa berubahnya variabel terikat hanya terjadi akibat
adanya perubahan variabel bebas.
Contoh:
Sejumlah air dengan volume 1 liter akan didihkan di atas kompor listrik yang dapat distel
suhunya.
 Kompor listrik distel 100⁰ C, air mendidih dalam waktu 10 menit.
 Kompor listrik distel 75⁰ C, air mendidih dalam waktu 20 menit.
Variabel bebas : suhu kompor listrik
Variabel terikat : lamanya air mendidih (waktu yang dibutuhkan)
Variabel kontrol : volume air 1 liter
Secara umum, eksperimen dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengukuran
terhadap variabel.
5. Melakukan analisis data
Informasi dan data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran, kemudian
dikelompokkan guna mempermudah langkah-langkah penelitian selanjutnya. Data yang
diperoleh dari penelitian akan diolah menjadi data yang lebih sistematis dan komunikatif,

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 4


misalnya dalam bentuk tabel sederhana atau grafik. Data tersebut kemudian dianalisis baik
secara kuantitatif, kualitatif, statistik, maupun deskriptif sehingga peneliti akan mendapatkan
kesimpulan sementara. Selanjutnya, kesimpulan sementara tersebut digunakan untuk menguji,
apakah sesuai atau tidak dengan hipotesis yang sudah dibuat.
6. Menarik kesimpulan
Tahap akhir dalam eksperimen adalah mengambil kesimpulan. Kesimpulan dirumuskan
berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang sudah dilakukan untuk menjawab
permasalahan atau tujuan penelitian. Apabila kesimpulan sesuai dengan hipotesis, berarti
hipotesis diterima, dan satu tahapan penelitian dikatakan selesai. Akan tetapi, apabila
hipotesis tidak diterima maka akan terjadi permasalahan baru sehingga dapat dilakukan
penyempurnaan hipotesis dan dibuktikan kembali melalui eksperimen.

D. BEKERJA DI LABORATORIUM KIMIA


Laboratorium adalah tempat bagi praktikan melakukan percobaan. Praktikan adalah orang
yang melakukan percobaan atau praktikum. Bekerja di laboratorium harus mengikuti aturan-
aturan atau prosedur yang benar, karena jika tidak dilakukan dengan prosedur yang benar maka
akan diperoleh data yang tidak sesuai dan bahkan bisa membahayakan keselamatan.
Alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia berdasarkan fungsinya secara umum
dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu alat tampung, alat ukur dan alat pendukung. Alat ukur adalah
alat yang berfungsi untuk menentukan jumlah zat cair secara tepat. Alat tampung adalah alat gelas
yang fungsi utamanya adalah menampung zat kimia, bukan mengukur kuantitas zat.
Tabel 1.1 Beberapa alat laboratorium dan kegunaannya
Alat Kegunaan Keterangan
 Untuk mengukur Ukurannya 10 mL, 25
volume cairan dengan mL, 50 mL, 100 mL,
teliti. 500 mL, dan 1000
 Untuk membuat mL. Hanya untuk
larutan dengan mengukur sesuai
volume tertentu dan dengan ukuran yang
ketelitian tinggi . tertera pada alat.

Labu ukur (labu takar)


 Tabung reaksi Ukuran kecil, sedang,
digunakan untuk dan besar. Harus
tempat mereaksikan ditempatkan pada rak
zat dalam jumlah tabung reaksi.
sedikit.

Tabung reaksi
 Untuk menyiapkan Terdapat beberapa
larutan yang akan jenis ukuran : 50 mL,
digunakan. 100 mL, 200 mL, 500
 Untuk tempat mL, dan 1000 mL.
mereaksikan zat
dalam volume yang
Gelas kimia (Gelas beker) banyak.
 Untuk melarutkan zat
padat kedalam air

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 5


dalam proses
pembuatan larutan
 Alat pengukur Terdapat beberapa
volume cairan. jenis ukuran : 5 mL,
10 mL, 25 mL, 50
mL, 100 mL, 200
mL, dan 500 mL

Gelas ukur
 Pipet volumetri Terdapat beberapa
digunakan untuk jenis ukuran : 10 mL,
mengambil cairan 25 mL, 50 mL, dan
dengan volume 100 mL.
tertentu dengan
ketelitian lebih
tinggi.

Pipet volume
 Untuk menjepit Ada yang terbuat dari
tabung reaksi pada kayu atau logam.
saat pemanasan

Penjepit tabung reaksi


 Memindahkan
beberapa tetes zat
cair.

Pipet tetes
 Untuk menghaluskan Hati-hati jangan
(menggerus) zat terlalu keras bila
padat. menggerus zat padat
karena alunya mudah
patah.

Lumpang porselen (Mortar) dan alu


 Botol semprot berisi Fungsi botol semprot
air suling (akuades) tergantung pada
yang digunakan isinya. Bila berisi
untuk mencuci, larutan pencuci

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 6


menyemprot, dan fungsinya untuk
menambah akuades mencuci, bila isinya
dalam jumlah sedikit. aquades bisa untuk
 Botol reagen membilas atau
merupakan tempat menambahkan
untuk menyimpan akuades.
Botol semprot dan botol reagen larutan atau zat cair.
 Wadah untuk
mereaksikan atau
mengubah suatu zat
pada suhu tinggi

Cawan porselin
 Untuk wadah Terdapat beberapa
(menyimpan) larutan jenis ukuran : 50 mL,
yang akan 100 mL, 200 mL, dan
digunakan. 500 mL.
 Untuk mereaksikan
larutan.
 Untuk melakukan
titrasi.

Labu erlenmeyer
 Sebagai alat untuk Untuk mematikan api
pemanas dengan tidak perlu ditiup,
bahan bakar spiritus tetapi cukup ditutup
dengan penutup
sumbunya.

Pembakar spiritus
 Mengaduk larutan.

Batang pengaduk

 Untuk wadah zat


padat yang akan
ditimbang dengan
menggunakan neraca.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 7


Kaca arloji
 Memegang buret
yang digunakan
untuk titrasi

Klem buret
 Menegakkan corong
atau buret

Statif
 Menyaring larutan

Kertas saring
 Rak tabung reaksi
digunakan untuk
menempatkan tabung
reaksi.

Rak tabung reaksi


 Menghisap larutan
yang akan diukur.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 8


Bola Hisap
 Alat bantu untuk Apabila digunakan
menuang cairan dari sebagai alat
wadah yang bermulut penyaring harus
lebar ke wadah yang disertai dengan kertas
bermulut kecil. saring.
 Alat untuk
menyaring dan
memisahkan endapan
Corong dari cairannya.
 Dipasang di atas
lampu spiritus
sebagai penyangga
wadah yang berisi
cairan yang
dipanaskan. Harus
dilengkapi dengan
Kawat kasa dan kaki tiga (tripot) kasa asbes.
 Mengeluarkan
larutan dengan
volume tertentu pada
saat titrasi.

Buret
 Pipet gondok Terdapat beberapa
digunakan untuk jenis ukuran : 10 mL,
mengambil larutan 25 mL, 50 mL, dan
dengan volume 100 mL.
tertentu sesuai
ukuran pipet gondok.

Pipet gondok
 Tempat untuk
mereaksikan zat
dalam jumlah kecil.

Plat tetes
 Untuk menimbang Zat yang ditimbang
zat harus diletakkan pada

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 9


kaca arloji atau gelas
kimia, tidak boleh
diletakkan secara
langsung.

Neraca

Selain alat-alat kimia, di laboratorium juga terdapat bahan-bahan kimia yang berupa zat
padat, cair, atau larutan. Zat-zat tersebut ditempatkan dan disimpan dalam wadah khusus dan
harus diperlakukan dengan cara yang khusus pula.
Tabel 1.2 Sifat bahan kimia dan contohnya.
Sifat bahan kimia Contoh Lambang
Mudah meledak (explosive) Asetilena, ammonium nitrat,
nitroselulosa, TNT

Pengoksidasi (oxidizing) Aseton, asam sulfat, hidrogen


peroksida, kalium perklorat

Karsinogenik (carcinogenic : Benzena, asbes


memicu timbulnya sel kanker)

Mudah terbakar (flammable) Etil eter, propana

Beracun (toxic) Merkuri, klorin, arsen


triklorida

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 10


Korosif (corrosive) Asam asetat, aluminium
klorida

Menyebabkan iritasi (irritant) Amonia, belerang dioksida

Pada umumnya, bahan kimia di laboratorium bersifat racun, oleh karena itu
penggunaannya dalam praktikum harus sesuai dengan petunjuk dan arahan dari guru atau petugas
laboratorium. Hindarkan kontak langsung dengan bahan kimia, jangan mengambil langsung
bahan kimia dengan tangan, tetapi gunakan alat yang tersedia, misalnya pipet untuk zat cair dan
sendok (spatula) untuk zat padat. Jangan membaui bahan kimia secara langsung apalagi mencicipi
bahan kimia tersebut.
Untuk menjaga keselamatan kerja di laboratorium, maka perlu diperhatikan tata tertib dan
kehati-hatian ketika bekerja di laboratorium. Untuk itu, beberapa hal berikut perlu dijadikan
perhatian:
1. Membaca petunjuk praktikum atau merencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum
memulai praktikum.
2. Menggunakan peralatan kerja (kacamata, jas praktikum, sarung tangan, dan sepatu tertutup).
3. Bagi wanita yang berambut panjang, diharuskan mengikat rambutnya.
4. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
5. Menjaga kebersihan meja praktikum dan lingkungan laboratorium.
6. Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama sehabis praktikum.
7. Bila kulit terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak menyebar.
8. Pastikan bahwa kran gas tidak bocor sewaktu hendak menggunakan bunsen.
9. Pastikan bahwa kran air selalu dalam keadaan tertutup sebelum dan sesudah melakukan
praktikum.
10. Mencium bahan kimia tidak boleh langsung menghirup uapnya dari botol atau wadahnya.
Cara mencium bahan kimia adalah dengan cara mengibaskan tangan di atas botol atau wadah
zat yang mengeluarkan uap kearah hidung sampai bau dapat terdeteksi.
11. Cara pemanasan menggunakan tabung reaksi :
 Pergunakan kaca mata laboratorium
 Jepit tabung reaki menggunakan penjepit tabung reaksi
 Panaskan tabung reaksi pada bagian bawah sambil digeser keatas dan kebawah secara
perlahan
 Mulut tabung reaksi diarahkan ke tempat kosong menjauhi praktikan dan teman praktikan
Jika terkena bahan kimia, maka bersikaplah tenang dan jangan panik. Langkah yang harus
diambil adalah meminta bantuan guru, petugas laboratorium, atau teman yang ada di dekat
Anda. Segera bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan air bersih dan jangan
menggaruk kulit yang terkena bahan kimia.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 11


E. MATERI DAN KLASIFIKASINYA
Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Materi ada
yang bisa dilihat dan diraba, namun ada juga yang tidak telihat namun bisa dirasakan misalnya
udara. Cahaya tidak termasuk materi karena tidak mempunyai dan tidak menempati ruang. Materi
diklasifikasikan (dikelompokkan) berdasarkan komposisi dan sifatnya. Secara umum, materi
dibedakan menjadi campuran, senyawa, unsur, atom, dan molekul.

1. Campuran, Senyawa, dan Unsur


Materi, benda, atau bahan yang ada di alam biasanya berupa campuran. Secara alamiah tidak
ada materi yang benar-benar murni.
 Campuran adalah gabungan dua zat atau lebih yang sifat-sifat zat penyusunnya tidak
berubah. Misalnya, campuran antara gula dan air di mana rasa manis dari gula masih
terasa.
Campuran terbagi menjadi dua macam yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.
Campuran homogen komposisi (perbandingan) masing-masing zat di setiap tempat
dalam campuran tersebut selalu sama. Contohnya adalah campuran air dan gula, dengan
mencicipi bagian bawah dan atas campuran air dan gula. Rasa campuran di kedua bagian
tersebut akan sama saja.
Campuran heterogen yaitu campuran yang komposisinya tidak sama di setiap tempat.
Contohnya adalah campuran antara kacang hijau dan beras.
Campuran dapat dipisahkan menjadi zat-zat penyusunnya secara fisis. Sebagai contoh:
campuran pasir dan air dapat dipisahkan melalui penyaringan (filtrasi), larutan garam
dapur (air dan garam dapur) dapat dipisahkan dengan cara menguapkan airnya
(kristalisasi), campuran serbuk besi dan serbuk belerang dapat dipisahkan besinya
dengan menggunakan magnet. Apabila campuran tersebut dipisahkan zat penyusunnya,
maka akan diperoleh beberapa jenis zat murni atau zat tunggal yang mempunyai sifat dan
komposisi yang khas. Zat tunggal tersebut dapat berupa unsur atau senyawa.
 Unsur adalah zat tunggal yang paling sederhana. Contohnya unsur besi dan unsur
belerang.
 Senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari gabungan dua unsur atau lebih melalui
reaksi kimia dengan perbandingan tertentu dan tetap. Unsur-unsur yang menyusun
senyawa dapat dipisahkan melalui proses kimia. Contoh senyawa adalah senyawa
besi(II) sulfida yang berwarna hitam, yang merupakan reaksi antara serbuk belerang dan
serbuk besi dengan pemanasan (terjadi reaksi kimia).
Tabel 1.3 Perbedaan senyawa dan campuran
Perbedaan Senyawa Campuran
Sifat komponen Berubah (tidak tampak lagi) Masih tetap
penyusunnya
Komponen Dari dua unsur atau lebih Dapat berupa unsur atau
pembentuknya senyawa, atau keduanya
Jumlah komponen Massa unsur-unsur penyusunnya Massa komponen penyusunnya
penyusunnya mempunyai perbandingan tetap dapat sembarang

2. Partikel-partikel Materi
Bila logam emas dipotong-potong sedemikian rupa sampai didapat suatu bagian yang sangat
kecil sehingga tidak dapat dibagi lagi, dan masih mempunyai sifat emas, maka bagian terkecil
tersebut disebut sebagai atom emas. Tetapi, bila sebutir gula dihaluskan sedemikian rupa

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 12


sampai bagian yang paling kecil tetapi masih mempunyai sifat gula, maka akan didapat
molekul gula. Bagian materi yang sangat kecil ukurannya disebut juga partikel materi. Jadi,
partikel materi penyusun emas adalah atom emas, sedangkan partikel materi penyusun gula
adalah molekul gula. Selain atom dan molekul, terdapat juga materi yang tersusun atas ion-
ion, misalnya garam dapur.
Jarak antar-partikel penyusun zat menentukan keadaan wujud zat. Partikel-partikel penyusun
gas berada pada jarak yang sangat jauh satu sama lain dan cenderung untuk berada saling
berjauhan satu sama lain. Pada zat cair, kedudukan partikel-partikel lebih dekat tetapi lebih
bebas bergerak ke segala arah. Pada zat padat, partikel-partikel penyusunnya berada pada
kedudukan yang sangat rapat dan tidak dapat bergerak dengan leluasa.

Gambar 1.2 Perbedaan jarak partikel pada zat padat, zat cair, dan zat gas

3. Atom, Molekul, dan Ion


Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat-sifat yang sama
dengan unsur tersebut. Jika sebatang besi dibagi dua maka tiap potongan masih memiliki
sifat-sifat besi, bila potongan tersebut dibagi dan dibagi lagi, maka pada akhirnya diperoleh
partikel terkecil yang masih memiliki sifat-sifat besi. Partikel terkecil itulah yang disebut
dengan atom, atom besi. Sampai dengan abad 19, atom diyakini sebagai partikel terkecil yang
sudah tidak dapat dibagi lagi (a = tidak, tomos = terbagi). Akan tetapi, sejak penghujung abad
19 diketahui bahwa atom terbagi lagi menjadi partikel subatom, yaitu proton, elektron dan
neutron. Akan tetapi, jika atom tersebut diuraikan kembali menjadi partikel subatomnya,
maka sifat unsurnya akan hilang. Oleh karena itulah atom didefinisikan sebagai partikel
terkecil dari unsur yang memiliki sifat unsur tersebut.
Molekul adalah gabungan dari atom-atom. Gabungan atom-atom yang sejenis (sama) disebut
molekul unsur dan gabungan dari atom-atom yang tidak sejenis disebut molekul senyawa.
Zat-zat tertentu tersusun atas molekul-molekul unsur, misalnya partikel penyusun gas oksigen
adalah molekul oksigen (O2), dimana setiap molekul oksigen tersebut merupakan gabungan
dari dua atom oksigen. Fosfor padat (kristal fosfor) tersusun atas molekul-molekul fosfor
yang setiap molekulnya merupakan gabungan dari empat atom fosfor (P4). Belerang padat
(kristal belerang) tersusun dari molekul-molekul belerang, dimana setiap molekul belerang
merupakan gabungan dari delapan atom belerang (S8). Atom-atom dalam molekul unsur tidak
mengalami perubahan sifat, artinya sifat molekul unsur sama dengan sifat atom penyusunnya,
misalnya sifat atom oksigen sama dengan sifat molekul oksigen.
Molekul senyawa merupakan gabungan dari atom-atom yang tidak sejenis. Sifat molekul
senyawa yang terbentuk berbeda dengan sifat atom-atom pembentuknya. Beberapa zat
partikel-partikelnya merupakan molekul senyawa, misalnya hidrogen klorida (HCl) tersusun
dari molekul-molekul hidrogen klorida, yang merupakan gabungan dari satu atom hidrogen
dan satu atom klor. Partikel-partikel penyusun air (H2O) adalah molekul air, yang setiap
molekulnya merupakan gabungan dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen.
Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Beberapa senyawa tertentu
tidak tersusun atas molekul tetapi tersusun atas ion-ion, dan disebut dengan senyawa ion.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 13


Suatu senyawa ion terdiri atas suatu ion positif (kation) dan suatu ion negatif (anion). Garam
dapur (natrium klorida), NaCl tersusun atas ion-ion natrium yang bermuatan positif (Na+) dan
ion-ion klorida yang bermuatan negatif (Cl–). Natrium hidroksida (NaOH), terdiri atas ion
natrium positif (Na+) dan ion hidroksida negatif (OH–).

Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pernyataan berikut yang tepat tentang bahan kimia adalah ....
A. setiap bahan kimia merupakan bahan yang berbahaya bagi makhluk hidup.
B. bahan kimia adalah bahan yang dibuat untuk tambahan pada makanan.
C. penyedap makanan adalah bahan kimia yang tidak diperlukan tubuh.
D. bahan kimia merupakan bahan sintetis yang membahayakan kesehatan.
E. pupuk buatan merupakan bahan kimia sintetis yang berbahaya.

2. Bidang yang tidak dipelajari dalam ilmu kimia adalah ....


A. struktur mikroskopik zat
B. sifat-sifat kimia dan sifat fisis zat
C. perubahan struktur dan sifat zat
D. energi yang menyertai perubahan zat
E. pertumbuhan dan perkembangbiakan

3. Contoh peranan ilmu kimia dalam bidang pertanian adalah ....


A. penemuan baja yang digunakan untuk membuat alat pertanian
B. penemuan plastik untuk tempat pembibitan tanaman
C. penemuan bibit tanaman baru yang berumur pendek
D. penelitian komposisi tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tertentu
E. penelitian tentang jamur yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman

4. Pada hakekatnya, ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan yang mengandung tiga komponen,
yaitu ....
A. metode ilmiah, pengetahuan, dan eksperimen
B. produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah
C. metode ilmiah, proses ilmiah, dan eksperimen
D. manfaat, sifat, dan proses ilmu pengetahuan
E. simbol ilmiah, perhitungan ilmiah, dan isi pengetahuan

5. Sikap ilmiah yang tidak dituntut dalam mempelajari ilmu kimia adalah ....
A. jujur dalam mencatat data percobaan walaupun datanya tidak sesuai harapan
B. tidak bosan melakukan percobaan berulang-ulang sampai ditemukan jawaban permasalahan
C. mempertahankan pendapat walaupun pendapat tersebut tidak sesuai dengan fakta yang
didapat
D. melakukan pengamatan secara teliti dan detail terhadap suatu permasalahan
E. melakukan langkah-langkah penemuan secara disiplin sesuai dengan metode ilmiah

6. Pernyataan tentang metode ilmiah berikut yang tidak tepat adalah ....
A. metode ilmiah merupakan metode yang biasa dipakai para ilmuwan dalam memecahkan
masalah.
B. perumusan masalah merupakan hasil observasi dari gejala yang terjadi secara berulang.
C. hipotesis dapat dirumuskan lebih dahulu sebelum masalah ditemukan.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 14


D. penentuan jenis variabel merupakan bagian penting dalam merancang eksperimen.
E. klasifikasi atau pengelompokan merupakan salah satu kegiatan pada proses analisis data.

7. Salah satu langkah dalam metode ilmiah adalah melakukan observasi dan pengamatan. Pada
langkah ini, peneliti melakukannnya dengan cara ....
A. membaca referensi atau studi pustaka
B. melakukan pengukuran
C. menentukan variabel
D. mengelompokkan data
E. menarik kesimpulan

8. Nama alat laboratorium berikut adalah ....


A. gelas kimia
B. tabung reaksi
C. labu erlenmeyer
D. pipet volumetri
E. labu takar

9. Simbol pada botol wadah bahan kimia yang menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut bersifat
korosif adalah ....
A. D.

B. E.

C.

10. Untuk menjaga dari bahaya bahan kimia, maka di dalam laboratorium kimia wajib menggunakan
....
A. jas praktikum dan kacamata
B. topi dan kacamata
C. sarung tangan dan topi
D. sarung tangan dan penutup muka
E. jas praktikum dan topi

11. Pernyataan berikut yang paling tepat tentang campuran dan senyawa adalah ....
A. senyawa adalah campuran homogen dari beberapa unsur.
B. senyawa adalah gabungan dari dua unsur atau lebih melalui reaksi kimia.
C. campuran homogen merupakan gabungan dari dua senyawa berbeda.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 15


D. campuran homogen dari dua unsur atau lebih tidak bisa dipisahkan.
E. tidak ada perbedaan antara campuran dengan senyawa.

12. Berikut ini, yang merupakan partikel-partikel penyusun suatu materi/zat adalah ....
A. unsur, senyawa, dan campuran
B. atom, senyawa, dan molekul
C. atom, unsur, dan molekul
D. atom, molekul dan ion
E. ion, senyawa, dan molekul

13. Atom-atom sejenis bergabung membentuk ....


A. molekul unsur
B. molekul senyawa
C. ion
D. senyawa
E. unsur

14. Perbedaan utama antara gas, zat cair, dan zat padat adalah pada ....
A. jenis zat penyusunnya
B. bentuk dan wujudnya
C. jarak antarpartikelnya
D. massa jenis dan bentuknya
E. bentuk dan ukurannya

15. Pernyataan tentang partikel berikut yang benar adalah ....


A. partikel terkecil dari suatu senyawa adalah ion.
B. atom merupakan partikel terkecil dari penyusun ion
C. molekul unsur merupakan gabungan dari atom-atom sejenis
D. bagian terkecil dari senyawa adalah ion positif dan ion negatif.
E. ion positif dan ion negatif bergabung membentuk senyawa.

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat.


1. Sebutkan lima contoh peranan ilmu kimia dalam kehidupan manusia! (dalam bidang apa saja)
2. Jelaskan pengertian metode ilmiah dan bagaimana langkah – langkah metode ilmiah!
3. Sebutkan peralatan laboratorium yang digunakan untuk pemanasan suatu zat kimia beserta
kegunaannya!
4. Apa kegunaan dari gelas ukur? Bagaimana cara anda menggunakan gelas ukur untuk mengukur
air dengan volume 5 mL?
5. Jika dipandang sepintas, air laut dan akuades akan tampak sama. Tetapi, air laut merupakan
campuran homogen sedangkan akuades merupakan zat tunggal. Jelaskan apa perbedaaan antara
keduanya?
6. Jelaskan pengertian molekul, atom, dan ion. Apa perbedaan antara molekul senyawa dan molekul
unsur?
7. Sikap bagaimana yang perlu Anda perhatikan di dalam melakukan percobaan di laboratorium agar
Anda berhasil dengan baik?

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 16


Lembar Kerja Siswa
1. Buatlah makalah sederhana tentang contoh peranan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari dan
peranan ilmu kimia dalam perkembangan ilmu lain kemudian presentasikan di depan kelas!
2. Perhatikan wacana berikut.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian. Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.
Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai
dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali
ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat
cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia
sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain
virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus
penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu
coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara
lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19). Menurut data yang dirilis Gugus
Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif
hingga 26 Mei 2020 adalah 22.750 orang dengan jumlah kematian 1.391 orang. Dari kedua angka
ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang disebabkan oleh
COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 6,1%. Case fatality rate adalah presentase jumlah
kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.
Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan kelompok usia
adalah sebagai berikut:
 0–5 tahun: 2,3%
 6-17 tahun: 0,65%
 18–30 tahun: 0.9%
 31–45 tahun: 2,52%
 46-59 tahun: 8,83%
 >60 tahun: 17,32%
Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 0,8% berusia 0–5 tahun, 0,6% berusia
6–17 tahun, 3,2% berusia 18–30 tahun, 12,1% berusia 31–45 tahun, 40,2% berusia 46–59 tahun,
dan 43,1% berusia 60 tahun ke atas. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa risiko kematian
pada pasien COVID-19 yang berusia di bawah 50 tahun lebih rendah jika dibandingkan pasien
yang sudah berusia lanjut. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 63,4% penderita yang
meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 36,6% sisanya adalah perempuan.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang
dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 17


tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa
menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
 Batuk kering
 Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang,
yaitu:
 Diare
 Sakit kepala
 Konjungtivitis
 Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
 Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar virus Corona.
Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona
(COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda
berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19.
Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona tapi tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak
perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi
kontak dengan orang lain. Bila muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada
dokter melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan obat apa
yang perlu Anda konsumsi. Bila Anda memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, jangan
langsung ke rumah sakit karena itu akan meningkatkan risiko Anda tertular atau menularkan virus
Corona ke orang lain. Anda bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit agar bisa
diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu Anda.
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun,
kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat
tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19
batuk atau bersin
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda
yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal
bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok,
atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker. Karena mudah
menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien
COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak dengan
pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).
Diagnosis Virus Corona (COVID-19). Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus
Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja
bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala
muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita
atau diduga menderita COVID-19. Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan
melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 18


 Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk
melawan virus Corona
 Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus Corona di dalam
dahak
 CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang sudah
terinfeksi virus Corona, namun bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain.
Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda mutlak
terbebas dari virus Corona.
Pengobatan Virus Corona (COVID-19). Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa
diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan
mencegah penyebaran virus, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah
sakit rujukan
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang
cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar
cairan tubuh
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini:
 Pneumonia (infeksi paru-paru)
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Acute respiratory distress syndrome
 Kematian
Pencegahan Virus Corona (COVID-19). Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah
infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah
dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan
jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol
minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi,
berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus
Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat
sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan
rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam
pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 19


 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu.
Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang
digunakan orang lain.
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah
sakit untuk menjemput.
 Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar
sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur
dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama
orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu
ke tempat sampah.
Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit,
seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda
dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah
penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter
mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
(https://www.alodokter.com/virus-corona)
Dari bacaan di atas, susunlah langkah-langkah metode ilmiah untuk kasus yang terjadi!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 20


BAB II
STRUKTUR ATOM

Kompetensi Dasar :
3.2 Menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr,
dan Mekanika Gelombang.
4.2 Menjelaskan fenomena alam atau hasil percobaan menggunakan model atom.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menganalisis penemuan dan perkembangan model atom dari model atom
Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr, dan Mekanika Gelombang.
2. Peserta didik dapat menentukan susunan atom (jumlah proton, elektron, dan neutron dalam atom)
berdasarkan nomor atom dan nomor massa.
3. Peserta didik dapat mengklasifikasikan atom ke dalam isotop, isobar, dan isoton berdasarkan
nomor atom dan nomor massa.

Materi Pembelajaran
Pernahkah Anda berpikir bagaimana seandainya sepotong besi dipotong menjadi dua, kemudian
setiap bagian dipotong lagi menjadi dua, kemudian setiap bagian yang kecil dipotong menjadi dua lagi,
dan seterusnya sampai bentuk yang terkecil. Kira-kira apa yang akan Anda peroleh? Pernahkah juga
Anda berpikir hamparan pasir di pantai yang dari kejauhan tampak seperti hamparan permadani, tetapi
ketika didekati dan dipegang ternyata hanya butiran-butiran kecil. Nah, seperti itulah juga semua zat
yang ada di dunia ini yang juga tersusun atas partikel-partikel paling kecil yang menyusun zat yang lebih
besar. Partikel terkecil yang menyusun setiap zat di dunia ini oleh para ilmuwan dikenal dengan
sebutan atom.

A. PERKEMBANGAN STRUKTUR ATOM


Setiap materi di alam semesta ini tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil yang oleh para
ahli dikenal dengan nama atom. Sejak dahulu kala pertama manusia berpikir tentang zat penyusun setiap
materi, kemudian dirumuskannya teori atom dan sampai sekarang di zaman yang serba canggih ini,
keberadaan atom sudah diterima semua orang, tetapi bagaimana bentuk sebenarnya atom tersebut serta
penyusunnya belum diketahui secara pasti. Para ahli hanya mereka-reka berdasarkan pengamatan di
laboratorium terhadap gejala yang ditimbulkan jika suatu materi diberi perlakukan tertentu. Dari
pengamatan gejala-gejala tersebut para ahli kemudian membuat teori tentang atom dan
memperkirakan bentuk atom tersebut yang dikenal dengan sebutan model atom. Model-model atom yang
diusulkan oleh para ahli mengalami per-kembangan sampai sekarang dan akan terus berkembang
seiring dengan semakin canggihnya instrumen laboratorium yang ditopang oleh kemajuan iptek yang
luar biasa.

1. MODEL ATOM DALTON


Filsuf Yunani Democritus (470 – 400 SM) mengungkapkan keyakinannya bahwa semua
materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi, yang ia namakan atomos
(berarti tidak dapat dibelah/dibagi). Walaupun gagasan Democritus ini tidak dapat diterima oleh
rekan-rekannya, tetapi gagasan ini tetap bertahan. Baru pada tahun 1808, seorang ilmuwan Inggris
bernama John Dalton memperoleh bukti percobaan dari penyelidikan ilmiah yang mendukung konsep
―atomisme‖.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 21


Pada tahun 1808, John Dalton, seorang ahli kimia di Inggris mengemukakan teori atom.
Hipotesis tentang sifat materi yang merupakan landasan teori atom Dalton dapat dirangkumkan
sebagai berikut:
1) Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang disebut atom. Semua atom unsur tertentu
adalah identik, yaitu mempunyai ukuran, massa, dan sifat kimia yang sama. Atom satu unsur
tertentu berbeda dari atom semua unsur yang lain.
2) Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih. Dalam setiap senyawa, perbandingan
antara jumlah atom dari setiap dua unsur yang ada bisa merupakan bilangan bulat atau pecahan
sederhana.
3) Yang terjadi dalam reaksi kimia hanyalah pemisahan, penggabungan, atau penyusunan ulang
atom-atom; reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan atau pemusnahan atom – atom.

Gambar 2.1 John Dalton (1766 – 1844) adalah ilmuwan Inggris. Sumber: Microsoft Encarta Library
2005.
Model Atom Dalton dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Model Atom Dalton


Pada akhir abad ke 19 berdasarkan penemuan fisika mengenai listrik, memberikan bukti-bukti
bahwa di dalam atom terdapat subatom atau partikel dasar yang terdiri atas elektron, proton, dan
neutron. Atom suatu unsur berbeda dengan atom unsur lain disebabkan oleh perbedaan susunan jumlah
partikel subatom penyusun atom tersebut.
Atom demikian kecilnya sehingga tidak dapat dilihat walaupun dengan mikroskop. Akan
tetapi, sifat atom dapat dipelajari dari gejala yang timbul bila diberi medan listrik, medan magnet, atau
cahaya. Dari gejala-gejala tersebut telah dibuktikan bahwa atom mengandung elektron, proton, dan
neutron yang disebut partikel dasar penyusun atom. Dengan ditemukan partikel-partikel atom
tersebut, maka munculah konsep struktur atom.
Kelemahan teori atom Dalton, yaitu: tidak dapat menjelaskan adanya partikel yang lebih kecil
dari atom yang disebut partikel subatom; dan tidak dapat menerangkan sifat listrik atom.
Teori tentang atom terus berkembang sehingga dikenal model-model atom yaitu: model atom
Thomson, model atom Rutherford, model atom Bohr dan model atom mekanika gelombang.

2. MODEL ATOM THOMSON


Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Penemuan elektron diawali
dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian J.J. Thomson meneliti lebih lanjut
tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini merupakan partikel, sebab dapat
memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan anode.
Sifat sinar katode, antara lain:
1) merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode;

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 22


2) merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling-baling;
3) bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif;
4) dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.

Gambar 2.3 J. J. Thompson (1856- 1909) Sumber: Microsoft Encarta Library 2005.

Gambar 2.4 Tabung sinar katode

Dari hasil percobaan tersebut, J.J. Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan
partikel penyusun atom yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron. J.J. Thomson berhasil
menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m) sebesar 1,76 × 108 C/g.
Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas Chicago, berhasil menentukan besarnya
muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10–19 C. Dengan demikian, maka harga massa 1 elektron dapat
ditentukan dari harga perbandingan muatan dengan massa elektron (e/m). Nilai e/m = 1,76 x 108 C/g,
maka massa 1 elektron = 9,11 x 10–28 gram.
Setelah penemuan elektron, teori Dalton yang mengatakan bahwa atom merupakan partikel
yang tak terbagi, tidak dapat diterima lagi. Pada tahun 1900, J.J. Thomson mengajukan model atom
yang menyerupai roti kismis. Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di
dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Secara keseluruhan, atom bersifat
netral. Tetapi model atom ini mempunyai kelemahan yaitu tidak menyatakan gerakan elektron dalam
atom. Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut :

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 23


Gambar 2.5 Model atom Thomson.
Kelemahan yang dimiliki teori atom Thomson yaitu tidak dapat menjelaskan susunan muatan
positif dan negatif dalam atom tersebut. Untuk mengatasi kelemahan tersebut berkembanglah teori
atom Rutherford.

3. MODEL ATOM RUTHERFORD


a. Penemuan inti atom
Pada tahun 1910, Ernest Rutherford mengawali percobaan hamburan partikel α.
Percobaan hamburan partikel α dilakukan oleh asisten Rutherford, yaitu Hans Geiger dan Ernest
Marsden dengan cara melakukan pengujian benar atau tidaknya model atom J.J. Thomson. Pada
percobaan ini, Geiger-Marsden melakukan percobaan dengan cara seberkas partikel α (inti atom
He yang bermuatan positif) ditembakkan ke suatu lempeng emas tipis. Ramalan yang
diperkirakan oleh Geiger-Marsden jika teori atom J.J. Thomson benar, partikel α akan menembus
lempeng emas tipis tersebut, diteruskan, atau dibelokkan dengan sudut hamburan kecil, yaitu rata-

rata 1°.

Gambar 2.6 Percobaan Rutherford, yaitu penembakan lempeng logam tipis dengan sinar alfa.

Hasil percobaan Geiger-Marsden yang kemudian dirumuskan oleh Ernest Rutherford


adalah sebagai berikut :
 Sebagian besar partikel α menembus lempeng logam tanpa dibelokkan sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar ruang dalam atom adalah kosong.
 Sangat sedikit partikel α yang dipantulkan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa partikel α telah
menumbuk bagian sangat keras dalam atom yang disebut dengan inti atom. Ukuran inti atom
sangat kecil dibandingkan dengan ukuran atom itu sendiri.
 Sebagian kecil partikel α dibelokkan. Maka dapat disimpulkan bahwa muatan inti atom adalah
positif karena sejenis dengan muatan partikel α, yaitu positif.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 24


Dari hasil percobaan hamburan partikel α, maka Rutherford mengajukan model atom
Rutherford yaitu :
 Dalam suatu atom terdapat pusat inti yang di dalamnya tersimpan muatan positif. Inti ini
disebut inti atom atau nukleon.
 Inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron pada jarak yang relatif jauh. Total muatan negatif
elektron sama dengan muatan positif inti atom, sehingga atom secara keseluruhan bermuatan
netral.
 Inti atom menempati suatu volume atom yang sangat kecil tetapi massa atom hampir sama
dengan massa inti atom.
 Gerak elektron diperlukan agar elektron tidak jatuh ke inti atom. Dalam hal ini, gaya
elektrostatis selama mengelilingi inti atom sama dengan gaya sentripetal.
 Dalam reaksi kimia, yang berperan adalah elektron terluar yang disebut dengan elektron
valensi.
Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut :
Inti atom (+)

elektron

Gambar 2.7 Model Atom Rutherford


Kelemahan teori atom Rutherford :
 Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil. Teori atom Rutherford bertentangan
dengan hukum fisika Maxwell. Partikel bermuatan negatif (elektron) yang bergerak
mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan positif) akan mengalami
percepatan dan memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik. Akibatnya, energi
elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya, lintasan elektron akan berupa spiral. Pada
suatu saat, elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke
inti sehingga atom tidak stabil. Padahal, kenyataannya atom stabil.
 Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis
(diskrit/diskontinu). Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil memancarkan
energi, lintasannya berbentuk spiral. Ini berarti spektrum gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan berupa spektrum pita (kontinu). Padahal, kenyataannya dengan spektrometer,
atom hidrogen menunjukkan spektrum garis.

b. Penemuan proton
Keberadaan partikel bermuatan positif yang dikandung oleh atom diisyaratkan oleh
Eugen Goldstein (1850-1930) pada tahun 1886. Dengan ditemukannya elektron, para ilmuwan
semakin yakin bahwa dalam atom pasti ada partikel bermuatan positif untuk mengimbangi
muatan negatif dari elektron. Selain itu, jika seandainya partikel penyusun atom hanya elektron-
elektron, maka jumlah massa elektron terlalu kecil dibandingkan terhadap massa sebutir atom.
Goldstein melakukan sutau percobaan dengan tabung sinar katode dan menemukan fakta
berikut. Apabila katode tidak berlubang, gas di belakang katode tetap gelap. Namun, jika pada
katode diberi lubang, gas di belakang katode menjadi berpijar. Hal ini menunjukkan adanya
radiasi yang berasal dari anode, yang menerobos lubang pada katode dan memijarkan gas di
belakang katode itu. Radiasi itu disebut sinar anode, sinar positif, atau sinar terusan. Hasil

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 25


percobaan menunjukkan bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel (dapat memutar kincir)
yang bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif).

Gambar 2.8 Tabung sinar terusan


Partikel sinar terusan ternyata tergantung pada jenis gas dalam tabung. Artinya, jika gas
dalam tabung diganti, akan dihasilkan partikel sinar terusan dengan ukuran yang berbeda. Partikel
sinar terusan terkecil diperoleh dari gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut proton.
Massa 1 elektron = 9,11 x 10–28 gram
Massa 1 proton = 1.837 x 9,11 x 10–28 gram = 1,673 x 10–24 gram

c. Penemuan neutron
Setelah para ilmuwan mempercayai adanya elektron dan proton dalam atom, maka timbul
masalah baru, yaitu jika hampir semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa elektron
sangat kecil dan dapat diabaikan), ternyata jumlah proton dalam inti belum mencukupi untuk sesuai
dengan massa atom. Jadi, dalam inti pasti ada partikel lain yang menemani proton-proton. Pada
tahun 1932, James Chadwick (1891– 1974) menemukan neutron-neutron, partikel inti yang tidak
bermuatan. Massa sebutir neutron adalah 1,675 x 10–24 gram, hampir sama atau boleh dianggap
sama dengan massa sebutir proton.
Jadi sekarang diketahui dan dipercayai oleh para ilmuwan bahwa inti atom tersusun atas
dua partikel, yaitu proton (partikel yang bermuatan positif) dan neutron (partikel yang tidak
bermuatan). Proton dan neutron mempunyai nama umum, nukleon-nukleon, artinya partikel-
partikel inti.

4. MODEL ATOM BOHR


a. Teori Kuantum Max Planck
Max Planck, ahli fisika dari Jerman, pada tahun 1900 mengemukakan teori kuantum. Planck
menyimpulkan bahwa atom-atom dan molekul dapat memancarkan atau menyerap energi hanya dalam
jumlah tertentu. Jumlah atau paket energi terkecil yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom atau
molekul dalam bentuk radiasi elektromagnetik disebut kuantum. Planck menemukan bahwa energi
foton (kuantum) berbanding lurus dengan frekuensi cahaya.
E=hxf
dengan:
E = energi (J)
h = konstanta Planck (6,626 × 10–34 J s)
f = frekuensi radiasi Hz (s–1)
Salah satu fakta yang mendukung kebenaran dari teori kuantum Max Planck adalah efek
fotolistrik, yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905. Efek fotolistrik adalah keadaan
di mana cahaya mampu mengeluarkan elektron dari permukaan beberapa logam (yang paling terlihat
adalah logam alkali).

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 26


Einstein menerangkan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel foton yang energinya
sebanding dengan frekuensi cahaya. Jika frekuensinya rendah, setiap foton mempunyai jumlah energi
yang sangat sedikit dan tidak mampu memukul elektron agar dapat keluar dari permukaan logam. Jika
frekuensi (dan energi) bertambah, maka foton memperoleh energi yang cukup untuk melepaskan
elektron. Hal ini menyebabkan kuat arus juga akan meningkat. Energi foton bergantung pada
frekuensinya.
𝑐
E = h x f atau E = h x
𝜆
dengan:
h = konstanta Planck (6,626 × 10–34 J s)
f = frekuensi radiasi Hz (s–1)
c = kecepatan cahaya dalam vakum (3 × 108 m s–1)
λ = panjang gelombang (m)

b. Model Atom Bohr


Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan suatu model atom untuk menyempurnakan model
atom Rutherford. Penjelasan Bohr didasarkan pada spektrum atom hidrogen yang terdiri atas beberapa
garis. Spektrum atom yang berupa garis menandakan bahwa atom tersebut hanya dapat
menyerap/memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tertentu saja. Bohr
menyatakan elektron bergerak di sekitar inti atom dengan lintasan berbentuk lingkaran. Hanya
lintasan dengan jari-jari dan energi tertentu saja yang diperbolehkan. Elektron yang bergerak pada
lintasan yang diperbolehkan tidak memancarkan energi. Elektron dapat berpindah lintasan dengan
menyerap atau memancarkan energi.
Bohr melakukan serangkaian percobaan atas dasar postulat Planck tentang cahaya dan
spektrum hidrogen yang terdiri dari garis-garis. Menurut Planck cahaya merupakan paket energi yang
nilainya bergantung pada frekuensi gelombangnya serta hidrogen dapat menyerap dan memancarkan
cahaya dengan energi tertentu. Dari keduanya lahirlah teori atom Bohr yang menyatakan sebagai
berikut.
1) Elektron-elektron dalam mengelilingi inti atom berada pada tingkat- tingkat energi atau orbit
tertentu. Dalam atom terdapat lintasan-lintasan tertentu tempat elektron dapat mengorbit inti
tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi. Lintasan itu, yang juga disebut kulit atom,
adalah orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu. Tiap lintasan ditandai dengan satu
bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum utama (n), mulai dari 1, 2, 3, 4, dan seterusnya,
yang dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, dan seterusnya. Makin besar harga n (makin jauh
dari inti), makin besar energi elektron yang mengorbit pada kulit itu.
2) Elektron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan yang diperbolehkan (lintasan yang ada), dan
tidak boleh berada di antara dua lintasan. Lintasan yang akan ditempati oleh elektron bergantung
pada energinya. Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi
terendah. Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar (ground state).
3) Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penyerapan
sejumlah tertentu energi. Perpindahan elektron ke kulit lebih luar akan disertai penyerapan
energi. Keadaan di mana ada elektron yang menempati tingkat energi yang lebih tinggi disebut
keadaan tereksitasi (excited state). Sebaliknya, perpindahan elektron ke kulit lebih dalam akan
disertai pelepasan energi, yaitu berupa radiasi elektromagnet.

Model atom Bohr dapat digambarkan sebagai berikut :

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 27


Gambar 2.9 Model Atom Niels Bohr
Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain disertai pemancaran atau penyerapan
sejumlah tertentu energi, yang harganya sama dengan selisih kedua tingkat energi tersebut.
ΔE = Ef – Ei

dengan:
ΔE = energi yang menyertai perpindahan elektron (J)
Ef = tingkat energi akhir (J)
Ei = tingkat energi mula-mula (J)
Dari percobaan yang dilakukan, Bohr merumuskan sebagai berikut.
1) Elektron bergerak mengelilingi inti atom dengan lintasan (orbit) tertentu, dengan momen sudut

kelipatan dari , h = tetapan Planck.


2) Selama elektron bergerak pada lintasannya, maka energinya akan tetap, sehingga tidak
memancarkan energi.
3) Selama bergerak mengelilingi inti, elektron dapat berpindah naik atau turun dari satu lintasan ke
lintasan yang lain.
Karena perpindahan elektron berlangsung antara kulit yang sudah tertentu tingkat energinya,
maka atom hanya akan memancarkan radiasi dengan tingkat energi yang tertentu pula. Dengan
demikian dapat dijelaskan penyebab spektrum unsur berupa spektrum garis. Bohr menggunakan
atom hidrogen sebagai model, dan dia berhasil merumuskan jari-jari lintasan dan energi elektron. Jari-
jari lintasan ke-n dalam atom hidrogen memenuhi rumus:
rn = n2 x a0

dengan:
n = kulit ke-1, 2, dan seterusnya
a0 = 0,53 Å (53 pm) → 1 pm = 10–12 m
Energi elektron pada lintasan ke-n adalah:
𝑅𝐻
En = –
𝑛2

dengan:
RH = tetapan (2,179 x 10–18 J)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 28


Gambar 2.10 Model atom hidrogen menurut Niels Bohr
Teori atom Bohr berhasil diterapkan untuk atom hidrogen, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk
memperkirakan spektrum atom lain (yang mempunyai elektron lebih dari satu).

5. MODEL ATOM MEKANIKA GELOMBANG


Pada tahun 1923, muncul gagasan de Broglie tentang dualisme materi dan gelombang, Louis
de Broglie mengemukakan bahwa semua materi memiliki sifat gelombang dan setiap partikel yang
bergerak memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang tertentu. Elektron yang bergerak
mengelilingi inti, keberadaan dalam lintasannya tidak pasti. Hal ini tidak sesuai dengan yang
dikemukakan Bohr yaitu elektron bergerak pada lintasan tertentu.
Pada tahun 1926 Erwin Schrodinger dan Werner Heisenberg mengemukakan teori bahwa lokasi
elektron dalam atom tidak dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah daerah
kemungkinan keberadaan elektron. Oleh karena keberadaan elektron diperkirakan dengan mekanika
kuantum maka teori ini disebut teori atom mekanika kuantum.
Menurut teori atom mekanika kuantum, posisi elektron dalam mengelilingi inti atom tidak
dapat diketahui secara pasti sesuai prinsip ketidakpastian Heisenberg. Oleh karena itu, kebolehjadian
(peluang) terbesar ditemukannya elektron berada pada orbit atom tersebut. Dengan kata lain, orbital
adalah daerah kebolehjadian ditemukannya elektron dalam atom.
Menurut model atom mekanika kuantum, gerakan elektron dalam mengelilingi inti atom
memiliki sifat dualisme sebagaimana diajukan oleh de Broglie. Oleh karena gerakan elektron dalam
mengelilingi inti memiliki sifat seperti gelombang maka persamaan gerak elektron dalam mengelilingi
inti harus terkait dengan fungsi gelombang. Persamaan yang menyatakan gerakan elektron dalam
mengelilingi inti atom dihubungkan dengan sifat dualisme materi yang diungkapkan dalam bentuk
koordinat Cartesius. Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Schrodinger. Dari persamaan
Schrodinger ini dihasilkan tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan
kuantum azimut (l), dan bilangan kuantum magnetik (m). Orbital diturunkan dari persamaan
Schrodinger sehingga terdapat hubungan antara orbital dan ketiga bilangan kuantum tersebut.
Gambaran sederhana dari model atom mekanika kuantum adalah sebagai berikut.

Gambar 2.11 Model atom Mekanika Kuantum

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 29


Gambar 2.12 Perkembangan Model Atom

B. SUSUNAN ATOM
Atom terdiri atas inti atom yang dikelilingi oleh elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-
kulit atom. Sedangkan inti atom terdiri atas proton dan neutron. Jadi partikel dasar penyusun atom
adalah proton, neutron dan elektron. Atom mempunyai inti yang bermuatan positif karena
mengandung proton. Inti atom terletak di pusat atom dan hampir seluruh massa atom berpusat pada
inti atom. Elektron mengelilingi inti pada ruang seputar inti. Inti atom jauh lebih kecil daripada
atomnya. Gambaran atom seperti di bawah ini.

Gambar 2.13 Susunan Atom

Sifat-sifat partikel yang menyusun atom (partikel subatom) adalah sebagai berikut.
Massa Muatan
Partikel Lambang Penemu
gram sma Satuan Coulomb
Proton p 1,6726231 x 10-24 1 +1 1,6 x 10-19 Goldstein
-28 -19
Elektron e 9,1093897 x 10 1/1840 -1 1,6 x 10 J.J. Thomson
Neutron n 1,672492716 x 10-24 1 0 (netral) 0 James Chadwick

a. Nomor Atom
Nomor atom suatu unsur dapat digunakan untuk :
 menunjukkan jumlah proton dalam inti atom unsur itu.
 membedakan ciri khas atom unsur.
 membedakan atom suatu unsur dengan atom unsur lain.
 menunjukkan jumlah elektron (untuk atom netral) yang mengelilingi inti atom.

Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron

Nomor atom ditulis di sebelah kiri bawah tanda atom.

Contoh :

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 30


Nomor atom sulfur (S) = 16 atau 16S berarti atom S mempunyai 16 proton dan 16 elektron.

b. Nomor Massa
Nomor massa suatu unsur menyatakan jumlah proton dan neutron.

Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron

Nomor massa ditulis di sebelah kiri atas tanda atom.


Contoh :
Nomor massa C = 12 ditulis 12C

c. Notasi Susunan Atom


Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam suatu atom dinyatakan dengan lambang (notasi) sebagai
berikut.
Keterangan :
A
Z X X : lambang atom (= lambang unsur)
Z : nomor atom = jumlah proton (p) = jumlah elektron (e)
A : nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron = p + n
n : jumlah neutron dalam inti = A – Z
Contoh :
27
13 Al : menyatakan atom aluminium dengan nomor atom 13 dan nomor massa 27. Atom ini
mempunyai jumlah proton = 13, jumlah elektron = 13, dan jumlah neutron = 27 – 13 = 14.

d. Isotop, Isobar, Isoton


 Isotop adalah atom-atom sejenis yang mempunyai nomor atom sama tetapi nomor massa berbeda.
Contoh :
12 13 14
6 C, 6 C, dan 6C

 Isobar adalah atom-atom tidak sejenis yang mempunyai nomor massa sama tetapi nomor atom
berbeda.
Contoh :
14 14
6C dan 7N

 Isoton adalah atom-atom tidak sejenis yang mempunyai jumlah neutron sama.
Contoh :
13 14
6C dan 7N

e. Susunan Ion
Suatu atom dapat kehilangan elektron atau mendapat elektron tambahan. Atom yang
kehilangan elektron akan menjadi ion positif, sedangkan atom yang mendapat tambahan elektron akan
menjadi ion negatif.
Untuk ion (atom bermuatan positif atau negatif) maka notasi ion, jumlah proton, neutron,
dan elektron adalah:
Ion Positif Ion Negatif

A m A m
Notasi
Z X Z X
Jumlah proton (p) p=Z p=Z

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 31


Jumlah neutron (n) n=A–Z n=A–Z
Jumlah elektron (e) e=Z–m e=Z+m

Contoh :
7
Atom 3 Li, jika jumlah elektronnya berkurang satu, maka atom litium berubah menjadi ion Li+.
Sebaliknya, jika atom litium mendapat tambahan 1 elektron, maka terbentuk ion Li─. Susunan atom
Li, ion Li+, dan ion Li─ adalah sebagai berikut.
Spesi Σ Proton Σ Elektron Σ Neutron
Atom Li 3 3 4
+
Ion Li 3 2 4
Ion Li─ 3 4 4

f. Massa Atom dan Massa Atom Relatif

massa rata-rata 1 atom unsur X


Ar unsur X =
massa 1 atom C-12

massa rata-rata 1 atom unsur X


Ar unsur X =
1 sma

Massa rata-rata 1 atom unsur X = Ar unsur X x 1 sma


Contoh :
 Massa rata-rata 1 atom magnesium adalah 4,037 x 10-23 gram, sedangkan massa 1 atom C-12
adalah 1,99268 x 10-23 gram. Berapakah massa atom relatif (Ar) magnesium?
Jawab :

massa rata-rata 1 atom magnesium


Ar magnesium =
massa 1 atom C-12

4,037 x 10-23 gram


=
x 1,99268 x 10-23 gram

= 24,31
 Klorin terdiri dari 75% isotop Cl-35 dan 25% isotop Cl-37. Jika isotop Cl-35 dianggap bermassa
35 sma dan isotop Cl-37 bermassa 37 sma, tentukanlah massa rata-rata satu atom klorin!
Jawab :
Massa rata-rata = (% x massa isotop-1) + (% x massa isotop-2) + …
Massa rata-rata 1 atom Cl = ( x 35 sma) + ( x 37 sma)
= 35,5 sma
 Galium terdiri atas isotop Ga-69 dan Ga-71, sedangkan massa atom relatif Ga adalah 69,8.
Tentukanlah kelimpahan masing-masing isotop galium itu.
Jawab :

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 32


Misalkan kelimpahan isotop Ga-69 = x%
kelimpahan isotop Ga-71 = (100 – x)%
Massa atom relatif sama dengan massa rata-rata isotop, berarti :
Massa rata-rata 1 atom Ga =( x 69 sma) + ( x 71 sma)
69,8 = +
6980 = 69x + 7100 – 71x
-120 = -2x
x = 60
Jadi, kelimpahan isotop Ga-69 = x% = 60%
dan kelimpahan isotop Ga-71 = (100 – x)% = 40%

Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pernyataan berikut yang merupakan postulat Dalton adalah .....
A. Atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi atom unsur lain.
B. Unsur terdiri atas atom-atom yang berbeda.
C. Senyawa terdiri atas dua atau lebih jenis atom.
D. Atom tidak dapat dibagi lagi.
E. Atom terdiri atas partikel-partikel subatom.

2. Massa dan muatan elektron ditemukan oleh ....


A. Henry Becquerel
B. James Chadwick
C. Ernest Rutherford
D. J.J. Thomson
E. R.A. Millikan

3. Partikeldasar penyusun atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Muatan listrik partikel
dasar tersebut berturut-turut adalah ....
A. −1, 0, dan +1
B. −1, +1, dan 0
C. 0, −1, dan +1
D. +1, −1, dan 0
E. +1, 0, dan −1

4. Dalam suatu percobaan ditemukan tetes-tetes minyak dengan muatan sebesar 3,2 x 10−19 C; 4,8 x
10−19 C; dan 6,4 x 10−19 C. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan muatan elektron sebesar
....
A. 1 x 10−19 C
B. 1,6 x 10−19 C
C. 3,2 x 10−19 C
D. 4,8 x 10−19 C
E. 6,4 x 10−19 C

5. Perhatikan bagan percobaan penghamburan sinar alfa berikut.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 33


Partikel alfa yang jatuh pada titik b adalah ....
A. partikel alfa yang menabrak inti atom
B. partikel alfa yang menabrak elektron
C. partikel alfa yang melewati ruang kosong jauh dari inti atom
D. partikel alfa yang melewati ruang kosong di dekat inti atom
E. partikel alfa yang berenergi rendah

6. Partikel penyusun inti atom adalah ....


A. proton
B. neutron
C. neutron dan elektron
D. proton dan neutron
E. proton, elektron, dan neutron

7. Perhatikan gambar berikut.

Gambar tersebut merupakan model atom yang dikemukakan oleh ....


A. J.J. Thomson
B. Ernest Rutherford
C. Niels Bohr
D. Erwin Schrodinger
E. John Dalton

8. Gagasan utama dalam teori atom Niels Bohr adalah tentang ....
A. partikel dasar
B. inti atom
C. tingkat energi dalam atom
D. isotop
E. orbital

9. Perpindahan elektron berikut yang disertai pelepasan energi paling besar adalah ....
A. dari kulit K ke kulit N
B. dari kulit L ke kulit K
C. dari kulit M ke kulit K
D. dari kulit M ke kulit P
E. dari kulit N ke kulit M

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 34


10. Teori mekanika gelombang dikemukakan oleh ....
A. Max Planck
B. Niels Bohr
C. Werner Heisenberg
D. Louis de Broglie
E. Erwin Schrodinger

11. Suatu elektron terdiri dari inti yang bermuatan positif dengan elektron yang mengelilinginya.
Elektron tersebut tidak akan jatuh ke inti karena ....
A. energi tolak-menolak partikel positif dan negatif cukup besar
B. elektron bergerak menurut lintasannya
C. elektron berada dalam keadaan diam tidak bergerak
D. penghalang antara inti dengan elektron
E. elektron jauh dari inti sehingga ada gaya tarik-menarik

12. Penemu proton, elektron, dan neutron berturut-turut yang tepat adalah ....
A. Rutherford, Thomson, dan Bohr
B. Bohr, Thomson, dan Rutherford
C. Goldstein, Chadwick, dan Thomson
D. Thomson, Chadwick, dan Goldstein
E. Goldstein, Thomson, dan Chadwick

13. Teori atom Niels Bohr memiliki kelemahan yaitu ....


A. tidak dapat menjelaskan spektrum unsur halogen
B. bertentangan dengan hukum-hukum fisika klasik dari Maxwell
C. tidak dapat menentukan posisi elektron dengan pasti
D. bertentangan dengan teori atom Dalton bahwa atom-atom suatu unsur identik
E. tidak dapat menentukan perubahan energi pada perpindahan elektron dalam atom

14. Unsur terdiri atas ....


A. 14 proton, 14 elektron, dan 14 neutron
B. 14 proton, 14 elektron, dan 28 neutron
C. 14 proton, 28 elektron, dan 28 neutron
D. 28 proton, 14 elektron, dan 14 neutron
E. 28 proton, 28 elektron, dan 14 neutron

15. Jika diketahui unsur , ion Fe2+ mempunyai ....


A. 24 elektron di sekitar inti
B. 28 elektron di sekitar inti
C. 30 elektron di dalam inti
D. 30 proton di dalam inti
E. 56 neutron di dalam inti

16. Diketahui ion X2− mempunyai 18 elektron dan 16 neutron. Nomor atom unsur X adalah ....
A. 7
B. 10
C. 16
D. 18
E. 20

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 35


17. Atom berisobar dengan ....
A.
B.
C.
D.
+
E.

18. Perhatikan tabel berikut!


Unsur Σ proton Σ Σ
elektron neutron
P 11 11 13
Q 15 15 16
R 12 12 12
S 16 16 16
Unsur yang merupakan pasangan isoton adalah ....
A. P dan Q
B. P dan R
C. Q dan R
D. Q dan S
E. R dan S

19. Berdasarkan lambang atom , jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion Fe3+ adalah ....
A. 26, 56, dan 30
B. 26, 26, dan 30
C. 26, 23, dan 30
D. 26, 30, dan 23
E. 23, 23, dan 30

20. Proton X memiliki jumlah proton = 3, jumlah neutron = 4. Lambang dari atom X tersebut adalah
....
A.
B.
C.
D.
E.

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat.


1. Pada percobaan penembakan partikel sinar alfa pada pelat emas yang sangat tipis ternyata
sebagian besar partikel sinar alfa diteruskan, tetapi sebagian kecil dibelokkan, bahkan ada juga
yang dipantulkan. Apa artinya jika partikel sinar alfa diteruskan, dibelokkan, dan dipantulkan?
2. Siapakah yang menemukan proton, elektron, dan neutron?
3. Sebutkan sifat-sifat partikel sub atom proton, elektron, dan neutron!
4. Diketahui beberapa unsur sebagai berikut :
23 32 39 40 24 24
11 Na 16 S 19 K 20 Ca 11 Na 12 Mg

Tentukanlah pasangan unsur yang merupakan isotop, isobar, dan isoton!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 36


5. Ion S2─ mempunyai jumlah elektron 18 dan jumlah neutron 16. Tentukan nomor atom, nomor
massa, dan tulislah notasi atom S tersebut!
223 +
6. Diketahui 87 Fr , tentukan jumlah proton, neutron, dan elektronnya!
3+
7. Ion Au mempunyai jumlah elektron 76 dan neutron 118. Tentukan nomor atom dan nomor
massa unsur emas!
8. Diketahui ion X3+ mempunyai 28 elektron dan nomor massa 70.
a. Hitunglah jumlah proton, elektron, dan neutron atom netral X!
b. Tulislah notasi dari unsur X!
9. Diketahui ion X2- mempunyai 36 elektron dan nomor massa 79.
a. Hitunglah jumlah proton, elektron, dan neutron atom netral X!
b. Tulislah notasi dari unsur X!
10. Tembaga terdiri atas isotop Cu-63 dan Cu-65, sedangkan massa atom relatif Cu adalah 63,4.
Tentukanlah kelimpahan masing-masing isotop Tembaga tersebut!
11. Jika diketahui massa rata-rata 1 atom unsur X adalah x gram dan massa 1 atom C-12 adalah p
gram, maka berapakah massa atom relatif unsur X?

Lembar Kerja Siswa


1. Isilah tabel di bawah ini!
Gambar Model Atom Penemu Penjelasan Kelebihan Kelemahan
Teori Atom

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 37


2. Buatlah model atom Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr, dan Mekanika Gelombang dari barang
bekas!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 38


BAB III
KONFIGURASI ELEKTRON DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

Kompetensi Dasar :
3.3 Menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar untuk setiap golongan
dalam tabel periodik.
4.3 Menentukan letak suatu unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian bilangan-bilangan kuantum dan bentuk-bentuk orbital.
2. Peserta didik dapat menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
3. Peserta didik dapat menentukan golongan dan periode unsur-unsur dalam sistem periodik.

Materi Pembelajaran
A. BILANGAN KUANTUM
Dalam mekanika kuantum tiga bilangan kuantum diperlukan untuk menggambarkan distribusi
elektron dalam atom. Bilangan–bilangan ini diturunkan dari solusi matematis persamaan Schrodinger
untuk atom hidrogen yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan
kuantum magnetik (m). Ketiga bilangan tersebut digunakan untuk menggambarkan orbital-orbital
atom dan menunjukkan peluang adanya elektron di dalamnya. Selain ketiga bilangan kuantum
tersebut ada bilangan kuantum spin (s) yang menunjukkan perputaran elektron pada sumbunya.

1. Bilangan Kuantum Utama (n)


Bilangan kuantum utama (n) memiliki nilai n = 1, 2, 3, ..., n. Bilangan kuantum ini
menyatakan tingkat energi elektron. Bilangan kuantum utama serupa dengan tingkat-tingkat energi
elektron atau kulit elektron. Bilangan kuantum utama merupakan fungsi jarak yang dihitung dari inti
atom (sebagai titik nol). Semakin besar nilai n, semakin jauh jaraknya dari inti. Peluang ditemukannya
elektron dinyatakan dengan orbital maka dapat dikatakan bahwa orbital berada dalam tingkat-tingkat
energi sesuai dengan bilangan kuantum utama (n). Pada setiap tingkat energi terdapat satu atau lebih
bentuk orbital. Semua bentuk orbital ini membentuk kulit (shell). Kulit adalah kumpulan bentuk
orbital dalam bilangan kuantum utama yang sama. Kulit-kulit ini diberi lambang mulai dari K, L, M,
N, ..., dan seterusnya.
Hubungan bilangan kuantum utama dengan lambang kulit sebagai berikut:
Bilangan kuantum utama (n) 1 2 3 4 ......
Lambang kulit K L M N ......
Jumlah orbital dalam setiap kulit sama dengan n2, n adalah bilangan kuantum utama.
Contoh:
Berapa jumlah orbital pada kulit L?
Penyelesaian:
Jumlah orbital dalam kulit L (n=2) adalah 22 =4.

2. Bilangan Kuantum Azimut ( l )


Bilangan kuantum azimut disebut juga bilangan kuantum momentum sudut, dilambangkan
dengan l. Bilangan kuantum azimut menentukan bentuk orbital. Nilai bilangan kuantum azimut adalah l
= n–1. Oleh karena nilai n merupakan bilangan bulat dan terkecil sama dengan satu maka harga l juga
merupakan deret bilangan bulat 0, 1, 2, …,(n–1). Jadi, untuk n=1 hanya ada satu harga bilangan
kuantum azimut, yaitu 0. Berarti, pada kulit K (n=1) hanya terdapat satu bentuk orbital. Untuk n=2 ada

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 39


dua harga bilangan kuantum azimut, yaitu 0 dan 1. Artinya, pada kulit L (n=2) terdapat dua bentuk
orbital, yaitu orbital yang memiliki nilai l =0 dan orbital yang memiliki nilai l = 1.
Hubungan harga n dengan l adalah harga l mulai dari 0 sampai dengan n-1.
Contoh:
Jika n = 1 maka l = 0; n = 2 maka l = 0, 1.; n = 3 maka l = 0, 1, 2, dan n = 4, maka
l = 0, 1, 2, 3.
Bilangan kuantum azimut juga menyatakan tingkat energi elektron pada subkulit. Subkulit
elektron mempunyai lambang s, p, d, f. Huruf-huruf tersebut berasal dari kata sharp (s), principal (p),
diffuse (d), dan fundamental (f) yang diambil dari nama-nama seri spektrum unsur.
Harga l untuk berbagai subkulit yaitu sebagai berikut: Elektron pada subkulit s memiliki
harga l = 0; Elektron pada subkulit p memiliki harga l = 1; Elektron pada subkulit d memiliki harga l
= 2; Elektron pada subkulit f memiliki harga l = 3.
Tabel 3.1 Bilangan Kuantum Azimut pada Kulit Atom
n Lambang Kulit l
1 K 0 (s)
2 L 0 (s), 1 (p)
3 M 0 (s), 1(p), 2(d)
Contoh:
Pada kulit K (n=1), nilai memiliki harga 0 maka pada kulit K hanya ada satu subkulit atau satu bentuk
orbital, yaitu orbital s.
Pada kulit L (n=2), nilai memiliki harga 0 dan 1 maka pada kulit L ada dua subkulit, yaitu orbital s
dan orbital p (jumlahnya lebih dari satu).

3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik disebut juga bilangan kuantum orientasi sebab bilangan kuantum
ini menunjukkan orientasi (arah orbital) dalam ruang atau orientasi subkulit dalam kulit. Nilai
bilangan kuantum magnetik berupa deret bilangan bulat dari –m melalui nol sampai +m. Untuk l =1,
nilai m= 0, ± l. Jadi, nilai bilangan kuantum magnetik untuk l =1 adalah –l melalui 0 sampai +l.
Contoh:
Untuk l =1, nilai bilangan kuantum magnetik, m=0, ± 1, atau m= –1, 0, +1. Untuk l = 2, nilai
bilangan kuantum magnetik adalah m= 0, ± 1, ± 2, atau m= –2, –1, 0, +1,
+2.
Tabel 3.2 Harga m untuk berbagai subkulit
Subkulit Harga l Harga m Jumlah Orbital
s 0 0 1
p 1 –1, 0, +1 3
d 2 –2, –1, 0, +1, +2 5
f 3 –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3 7

Subkulit-s (l =0) memiliki harga m=0, artinya subkulit-s hanya memiliki satu buah orbital.
Oleh karena m=0, orbital-s tidak memiliki orientasi dalam ruang sehingga bentuk orbital-s
dikukuhkan berupa bola yang simetris. Subkulit-p (l =1) memiliki nilai m= –1, 0, +1. Artinya,
subkulit-p memiliki tiga buah orientasi dalam ruang (3 orbital), yaitu orientasi pada sumbu-x
dinamakan orbital px, orientasi pada sumbu- y dinamakan orbital py, dan orientasi pada sumbu-z
dinamakan orbital pz. Subkulit-d (l =2) memiliki harga m= –2, –1, 0, +1, +2. Artinya, subkulit-d
memiliki lima buah orientasi dalam ruang (5 orbital), yaitu pada bidang-xy dinamakan orbital dxy, pada

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 40


bidang-xz dinamakan orbital dxz, pada bidang-yz dinamakan orbital dyz, pada sumbu x2–y2 dinamakan
orbital 2−2 dxy , dan orientasi pada sumbu z2 dinamakan orbital 2 dz.
Harga bilangan kuantum n, l, dan m untuk berbagai bilangan kuantum dapat digambarkan
seperti Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Harga bilangan kuantum pada n, l, dan m untuk berbagai bilangan kuantum

Tabel 3.4 Gambaran dan jumlah orbital berdasarkan bilangan kuantum magnetik

Contoh
Tentukan nilai n, l, dan m dalam kulit M? Berapakah jumlah orbital dalam kulit tersebut?
Jawab:
Kulit M berada pada tingkat energi ke-3 sehingga: n=3, l = 0, 1, 2. Pada l =0, nilai m= 0. Jadi, hanya
ada 1 orbital-s. Pada l =1, nilai m= –1, 0, +1. Jadi, ada 3 orbital -p, yakni px, py, pz. Pada l = 2, nilai
m= –2, –1, 0, +1, +2. Jadi, ada 5 orbital-d, yakni dxy, dxz, dyz,2−2 dxy dan 2 dz. Jadi, dalam kulit M
terdapat 9 orbital.

4. Bilangan Kuantum Spin (s)


Di samping bilangan kuantum n, l, dan m, masih terdapat satu bilangan kuantum lain.
Bilangan kuantum ini dinamakan bilangan kuantum spin, dilambangkan dengan s. Bilangan kuantum
ini memberikan gambaran arah perputaran elektron pada sumbunya sendiri. Ditemukan dari hasil
pengamatan radiasi uap perak yang dilewatkan melalui medan magnet, oleh Otto Stern dan W.
Gerlach.
Pengamatan terhadap atom-atom unsur lain, seperti atom Li, Na, Cu, dan Au selalu menghasilkan
gejala yang serupa. Atom-atom tersebut memiliki jumlah elektron ganjil. Munculnya sifat magnet dari
berkas uap atom disebabkan oleh spin atau putaran elektron pada porosnya. Berdasarkan percobaan
Stern-Gerlach, dapat disimpulkan bahwa ada dua macam spin elektron yang berlawanan arah dan
saling meniadakan. Pada atom yang jumlah elektronnya ganjil, terdapat sebuah elektron yang spinnya
tidak ada yang meniadakan. Akibatnya, atom tersebut memiliki medan magnet.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 41


Bilangan kuatum spin dengan lambang s, menyatakan arah perputaran elektron pada
sumbunya. Bilangan kuantum ini memiliki dua harga yang berlawanan tanda, yaitu + ½ dan – ½. Tanda
(+) menunjukkan putaran searah jarum jam biasa ditulis sebagai tanda panah ke atas, dan tanda (–)
arah sebaliknya biasa ditulis sebagai tanda panah ke bawah.

Gambar 3.1 Perputaran elektron pada sumbunya

Contoh Soal
1) Tentukan harga bilangan kuantum n, l , m dari elektron-elektron pada subkulit 3p.
Penyelesaian
Nomor kulit = 3, n = 3. Subkulit = p → l = 1. Bilangan kuantum m = -1, 0, +1
Jadi, elektron-elektron pada subkulit 3p memiliki harga n = 3, l = 1, m = -1, 0, +1
2) Tentukan subkulit dan kulit dari elektron yang memiliki harga bilangan kuantum n = 2, l = 0, m =
0.
Penyelesaian:
n = 2, elektron pada kulit ke-2
l = 0, elektron pada subkulit s

B. BENTUK ORBITAL
Elektron-elektron bergerak pada setiap orbitalnya. Orbital-orbital mempunyai bentuk yang
berbeda-beda sesuai dengan arah gerakan elektron di dalam atom. Bentuk orbital ditentukan oleh
bilangan kuantum azimut. Bilangan kuantum ini diperoleh dari suatu persamaan matematika yang
mengandung trigonometri (sinus dan cosinus). Berbagai bentuk orbital adalah sebagai berikut.

1. Orbital-s
Orbital-s memiliki bilangan kuantum azimut, l = 0 dan m= 0. Oleh karena nilai m
sesungguhnya suatu tetapan (tidak dipengaruhi oleh sudut) maka orbital-s tidak memiliki orientasi
dalam ruang sehingga orbital-s berupa kulit bola simetris di sekeliling inti.

Orbital 1s Orbital 2s
Gambar 3.2 Bentuk orbital s

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 42


2. Orbital-p
Orbital-p memiliki bilangan kuantum azimut, l = 1 dan m = 0, ±l. Oleh karena itu, orbital-p
memiliki tiga orientasi dalam ruang sesuai dengan bilangan kuantum magnetiknya. Oleh karena nilai
m sesungguhnya mengandung sinus maka bentuk orbital-p menyerupai bentuk sinus dalam ruang,
Ketiga orbital-p memiliki bentuk yang sama, tetapi berbeda dalam orientasinya. Orbital-px memiliki
orientasi ruang pada sumbu-x, orbital-py memiliki orientasi pada sumbu-y, dan orbital-pz memiliki
orientasi pada sumbu-z. Makna dari bentuk orbital-p adalah peluang terbesar ditemukannya elektron
dalam ruang berada di sekitar sumbu x, y, dan z. Adapun pada bidang xy, xz, dan yz, peluangnya
terkecil.

2px 2py 2pz


Gambar 3.3 Tiga jenis orbital 2p

3. Orbital-d
Orbital-d memiliki bilangan kuantum azimut l = 2 dan m = 0, ±1, ±2. Akibatnya, terdapat lima
orbital-d yang melibatkan sumbu dan bidang, sesuai dengan jumlah bilangan kuantum magnetiknya.
Bentuk orbital d terdiri atas lima orbital yaitu dx2 – y2, dxz, dz2, dxy, dan dyz. Orbital dxy, dxz, dyz, dan
dx2–y2 memiliki bentuk yang sama, tetapi orientasi dalam ruang berbeda. Orientasi orbital-dxy berada
dalam bidang xy, demikian juga orientasi orbital-orbital lainnya sesuai dengan tandanya. Orbital dx2–
y2 memiliki orientasi pada sumbu x dan sumbu y. Adapun orbital d 2memiliki bentuk berbeda dari
keempat orbital yang lain. Jumlah elektron maksimum yang dapat menempati suatu orbital tertentu
ditunjukan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Bilangan Kuantum dan Orbital Atom
Jumlah
n l m orbital s maksimum
elektron
1 0 0 1s +1/2 , – 1/2 2 2
2 0 0 2s +1/2 , – ½ 2 8
1 –1, 0, +1 2p +1/2 , – 1/2 6
3 0 0 3s +1/2 , – 1/2 2 18
1 –1, 0, +1 3p +1/2 , – 1/2 6
2 –2, –1, 0, +1, +2 3d +1/2 , – 1/2 10
4 0 0 4s +1/2 , – 1/2 2 32
1 –1, 0, +1 4p +1/2 , – 1/2 6
2 –2, –1, 0, +1, +2 4d +1/2 , – 1/2 10
3 –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3 4f +1/2 , – 1/2 14

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 43


Gambar 3.4 Lima jenis orbital 3d

C. KONFIGURASI ELEKTRON
Persamaan Schrodinger hanya dapat diterapkan secara pasti untuk atom berelektron tunggal
seperti hidrogen, sedangkan pada atom berelektron banyak tidak dapat diselesaikan. Kesulitan utama
pada atom berelektron banyak adalah bertambahnya jumlah elektron sehingga menimbulkan
tarikmenarik antara elektron-inti dan tolak-menolak antara elektron-elektron semakin rumit. Oleh
karena itu, untuk atom berlektron banyak digunakan metode pendekatan berdasarkan hasil penelitian
dan teori para ahli.

1. Tingkat Energi Orbital


Pada atom berelektron banyak, setiap orbital ditandai oleh bilangan kuantum n, l, m, dan s.
Bilangan kuantum ini memiliki arti sama dengan yang dibahas sebelumnya. Perbedaannya terletak
pada jarak orbital dari inti. Pada atom hidrogen, setiap orbital dengan nilai bilangan kuantum utama
sama memiliki tingkat-tingkat energi sama atau terdegenerasi. Misalnya, orbital 2s dan 2p memiliki
tingkat energi yang sama. Demikian pula untuk orbital 3s, 3p, dan 3d.
Pada atom berelektron banyak, orbital-orbital dengan nilai bilangan kuantum utama sama
memiliki tingkat energi yang sedikit berbeda. Misalnya, orbital 2s dan 2p memiliki tingkat energi
berbeda, yaitu energi orbital 2p lebih tinggi. Perbedaan tingkat energi elektron pada atom berelektron
banyak ditunjukkan pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Diagram tingkat energi orbital Atom berelektron banyak

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 44


2. Distribusi Elektron dalam Atom
Kulit terdiri atas subkulit yang berisi orbital-orbital dengan bilangan kuantum utama yang
sama. Jumlah orbital dalam setiap kulit dinyatakan dengan rumus n2 dan jumlah maksimum elektron
yang dapat menempati setiap kulit dinyatakan dengan rumus 2n2.
Contoh:
1) Berapa jumlah orbital dan jumlah maksimum elektron dalam kulit M?
Penyelesaian:
Kulit M memiliki bilangan kuantum, n = 3 maka jumlah orbital dalam kulit M adalah 32 = 9
orbital dan jumlah maksimum elektronnya sebanyak 2.32 = 18 elektron.
Subkulit terdiri atas orbital-orbital yang memiliki bilangan kuantum azimut yang sama. Jumlah
orbital, dalam setiap subkulit dinyatakan dengan rumus (2l + 1). Oleh karena setiap orbital
maksimum dihuni oleh dua elektron maka jumlah elektron dalam setiap subkulit dinyatakan
dengan rumus 2(2l + 1).
2) Berapa jumlah orbital dalam subkulit-p dan berapa jumlah elektron dalam subkulit itu?
Penyelesaian:
Subkulit p memiliki harga = 1 maka jumlah orbitalnya sama dengan {2(1) + 1} = 3 orbital.
Sebaran elektron dalam subkulit-p adalah 2{2(1) + 1} = 6 elektron.
3) Menentukan Sebaran Elektron dalam Kulit. Berapa jumlah orbital dan jumlah maksimum elektron
yang menghuni tingkat energi ke-3 (kulit M)? Bagaimana sebaran orbital dalam setiap subkulit
dan sebaran elektronnya pada tingkat energi itu? Jawab
a. Jumlah orbital pada kulit M (n= 3) dihitung dengan rumus n2. Jadi, pada kulit M ada 9 orbital.
b. Jumlah maksimum elektron yang dapat menghuni kulit M sebanyak 2n2 = 18 elektron.
c. Sebaran orbital dalam setiap subkulit pada n= 3 dihitung dari rumus (2l + 1).
Untuk n= 3, nilai l = n–1 = 0, 1, 2. Oleh karena ada 3 subkulit, sebaran orbital dalam tiap
subkulit adalah sebagai berikut.
[2(0) + 1)] = 1
[2(1) + 1)] = 3
[2(2) + 1)] = 5
Pada subkulit s (l =0) terdapat 1 orbital-s
Pada subkulit p (l =1) terdapat 3 orbital-p
Pada subkulit d (l =2) terdapat 5 orbital-d
d. Sebaran elektron yang menghuni tiap-tiap subkulit ditentukan dari rumus 2(2 l + 1), yaitu:
2(2(0) + 1) = 2 elektron; 2(2(1) + 1) = 6 elektron; 2(2(2) + 1) = 10 elektron
Jadi, orbital-s (l = 0) maksimum ditempati oleh 2 elektron, orbital-p (l = 1) maksimum
ditempati oleh 6 elektron, dan orbital-d (l = 2) maksimum ditempati oleh 10 elektron.

3. Aturan dalam Konfigurasi Elektron


Penulisan konfigurasi elektron untuk atom berelektron banyak didasarkan pada aturan aufbau, aturan
Hund, dan prinsip larangan Pauli.
1) Aturan Membangun (Aufbau)
Aturan pengisian elektron ke dalam orbital-orbital dikenal dengan prinsip Aufbau (bahasa Jerman,
artinya membangun). Menurut Aufbau, elektron dalam atom sedapat mungkin memiliki energi
yang terendah maka berdasarkan urutan tingkat energi orbital, pengisian konfigurasi elektron
dimulai dari tingkat energi yang paling rendah ke tingkat energi yang tertinggi. Cara pengisian
elektron pada subkulit dapat digambarkan seperti Gambar 3.6.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 45


(a) (b)
Gambar 3.6 (a) Tingkat-tingkat energi subkulit elektron periode ke-1 sampai ke-7
(b) Cara distribusi elektron pada subkulit
Tingkat energi elektron ditentukan oleh bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum utama
dengan n = 1 merupakan tingkat energi paling rendah, kemudian meningkat ke tingkat energi
yang lebih tinggi, yaitu n = 2, n = 3, dan seterusnya. Jadi, urutan kenaikan tingkat energi elektron
adalah (n = 1) < (n = 2) < (n =3) < … < (n = n).
Setelah tingkat energi elektron diurutkan berdasarkan bilangan kuantum utama, kemudian
diurutkan lagi berdasarkan bilangan kuantum azimut sebab orbital- orbital dalam atom berelektron
banyak tidak terdegenerasi. Berdasarkan bilangan kuantum azimut, tingkat energi terendah adalah
orbital dengan bilangan kuantum azimut terkecil atau l = 0. Jadi, urutan tingkat energinya adalah s
< p < d < f < [ l = (n–1)].
Terdapat aturan tambahan, yaitu aturan (n+1). Menurut aturan ini, untuk nilai (n+l) sama, orbital
yang memiliki energi lebih rendah adalah orbital dengan bilangan kuantum utama lebih kecil,
contoh: 2p (2+1 = 3) < 3s (3+0 =3), 3p (3+1 = 4) < 4s (4+0 =4), dan seterusnya.
Jika nilai (n+ 1) berbeda maka orbital yang memiliki energi lebih rendah adalah orbital dengan
jumlah (n+ 1) lebih kecil,
contoh: 4s (4+0 = 4) < 3d (3+2 =5).
Dengan mengacu pada aturan aufbau maka urutan kenaikan tingkat energi elektron-elektron
dalam orbital adalah sebagai berikut.
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < …
Urutan subkulit dari energi terendah sampai tertinggi yaitu sebagai berikut. 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s,
3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, 6f, 7d

Contoh:
Konfigurasi elektron dari atom-atom 2He, 3Li, 7N, 11Na, 18Ar, 22Ti, dan 26Fe adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.6 Konfigurasi elektron dari beberapa atom
Lambang Unsur Nomor Atom Elektron Konfigurasi Elektron
2He 2 2 1s2
3Li 3 3 1s2 2s1
7N 7 7 1s2 2s2 2p3
11Na 11 11 1s2 2s2 2p6 3s1
18Ar 18 18 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
22Ti 22 22 1s 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2
2

26Fe 26 26 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6


Sumber: Ebbing, General Chemistry

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 46


Prinsip Aufbau adalah: Elektron-elektron dalam suatu atom selalu berusaha menempati
subkulit yang tingkat energinya rendah. Jika subkulit yang tingkat energinya rendah sudah
penuh, baru elektron berikutnya akan mengisi subkulit yang tingkat energinya lebih tinggi.

2) Aturan Hund
Konfigurasi elektron dapat pula ditulis dalam bentuk diagram orbital. Contoh diagram orbital:

1s 2s 2p
Aturan Hund disusun berdasarkan data spektroskopi atom. Aturan ini menyatakan sebagai berikut.
a) Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama, misalnya ketiga
orbital-p atau kelima orbital-d. Oleh karena itu, Elektron- elektron pada subkulit akan
berpasangan setelah semua orbital terisi satu elektron, sehingga elektron-elektron tidak
berpasangan sebelum semua orbital terisi.
Misal konfigurasi elektron pada diagram orbital dari unsur O dengan nomor atom 8 adalah:

bukan
1s2 2s2 2p4 1s2 2s2 2p4
.
b) Elektron-elektron menempati orbital-orbital dengan tingkat energi sama, misalnya orbital pz,
px, py. Oleh karena itu, energi paling rendah dicapai jika spin elektron searah
Contoh
Buat konfigurasi elektron dan diagram orbital dari titanium, dan besi, dengan nomor atom
berturut-turut 22, dan 26!

Catatan:
Untuk orbital yang berisi 2 elektron atau berpasangan (↿⇂) disebut orbital penuh dan yang
berisi 1 elektron (↿) disebut orbital setengah penuh. Penulisan konfigurasi elektron suatu atom
dapat disingkat dengan menuliskan lambang atom golongan VIIIA pada periode sebelumnya
diikuti konfigurasi sisanya.
Contoh:
2 2 4
8O : 1s 2s 2p ditulis 8O : (He) 2s2 2p4
2 2 6 2 5
17Cl : 1s 2s 2p 3s 3p ditulis 17Cl : (Ne) 3s2 3p5
2 2 6 2 6 2 3
23V : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d ditulis 23V : (Ar) 4s2 3d3
Ada dua cara menuliskan konfigurasi elektron Mangan

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 47


1. 25Mn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5 atau 25Mn : (Ar) 4s 3d
2 5

2. 25Mn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2 atau 25Mn : (Ar) 3d 4s
5 2

Menurut cara 1. Subkulit-subkulit ditulis sesuai dengan urutan tingkat energinya; sedangkan
pada cara 2. Subkulit-subkulit dari kulit yang sama dikumpulkan. Pada dasarnya kedua cara di
atas sesuai dengan aturan Aufbau (dalam prioritas pengisian orbital, yaitu dimulai dari tingkat
energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi), hanya berbeda dalam hal penulisannya saja.
Ada konfigurasi elektron yang tidak sesuai dengan aturan, misalnya pada Cr dan Cu. Hal ini
menggambarkan sifat unsur-unsur tersebut dan berkaitan dengan kestabilan elektron pada
konfigurasinya. Berdasarkan hal tersebut, konfigurasi elektron ada yang mempunyai orbital
penuh dan orbital setengah penuh, kedua konfigurasi ini relatif lebih stabil.
Contoh
4 2 9 2
24Cr : (Ar)3d 4s : 29Cu : (Ar) 3d 4s :

: (Ar) 3d5 4s1 : : (Ar) 3d10 4s1:

3) Prinsip Larangan Pauli


Menurut Wolfgang Pauli, tidak ada dua elektron di dalam atom memiliki empat bilangan kuantum
yang sama. Aturan ini disebut Prinsip larangan Pauli. Makna dari larangan Pauli adalah jika
elektron-elektron memiliki ketiga bilangan kuantum (n, l, m) sama maka elektron-elektron tersebut
tidak boleh berada dalam orbital yang sama pada waktu bersamaan. Akibatnya, setiap orbital
hanya dapat dihuni maksimum dua elektron dan arah spinnya harus berlawanan.Sebagai
konsekuensi dari larangan Pauli maka jumlah elektron yang dapat menghuni subkulit s, p, d, f, …,
dan seterusnya berturut-turut adalah 2, 6, 10, 14, ..., dan seterusnya. Hal ini sesuai dengan rumus:
2(2 l + 1).
Tabel 3.7 Konfigurasi elektron unsur-unsur
Konfigurasi elektron Konfigurasi elektron Konfigurasi elektron
1 H hidrogen: 1s1 41 Nb niobium: [Kr] 4d3 5s2 81 Tl talium: [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p1
2 He helium: 1s2 42 Mo molibdenum: [Kr] 4d5 5s1 82 Pb timbal: [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2
3 Li litium: [He] 2s1 43 Tc teknesium: [Kr] 4d5 5s2 83 Bi bismut: [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p3
4 Be berilium: [He] 2s2 44 Ru rutenium: [Kr] 4d6 5s2 84 Po polonium: [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p4
5 B boron: [He] 2s2 2p1 45 Rh rodium: [Kr] 4d7 5s2 85 At astatin: [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p5
6 C karbon: [He] 2s2 2p2 46 Pd paladium: [Kr] 4d8 5s2 86 Rn radon: [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6
7 N nitrogen: [He] 2s2 2p3 47 Ag perak: [Kr] 4d10 5s1 87 Fr fransium: [Rn] 7s1
8 O oksigen: [He] 2s2 2p4 48 Cd kadmium: [Kr] 4d10 5s2 88 Ra radium: [Rn] 7s2
9 F fluorin: [He] 2s2 2p5 49 In indium: [Kr] 4d10 5s2 5p1 89 Ac aktinium: [Rn] 6d1 7s2
10 Ne neon: [He] 2s2 2p6 50 Sn timah: [Kr] 4d10 5s2 5p2 90 Th torium: [Rn] 6d2 7s2
11 Na natrium: [Ne] 3s1 51 Sb antimon: [Kr] 4d10 5s2 5p3 91 Pa protaktinium: [Rn] 5f2 6d1 7s2
12 Mg magnesium: [Ne] 3s2 52 Te telurium: [Kr] 4d10 5s2 5p4 92 U uranium: [Rn] 5f3 6d1 7s2
13 Al aluminium: [Ne] 3s2 3p1 53 I iodin: [Kr] 4d10 5s2 5p5 93 Np neptunium: [Rn] 5f4 6d1 7s2
14 Si silikon: [Ne] 3s2 3p2 54 Xe xenon: [Kr] 4d10 5s2 5p6 94 Pu plutonium: [Rn] 5f6 7s2
15 P fosforus: [Ne] 3s2 3p3 55 Cs caesium: [Xe] 6s1 95 Am americium: [Rn] 5f7 7s2
16 S belerang: [Ne] 3s2 3p4 56 Ba barium: [Xe] 6s2 96 Cm curium: [Rn] 5f7 6d1 7s2
17 Cl klorin: [Ne] 3s2 3p5 57 La lantanum: [Xe] 5d1 6s2 97 Bk berkelium: [Rn] 5f9 7s2
18 Ar argon: [Ne] 3s2 3p6 58 Ce cerium: [Xe] 4f2 6s2 98 Cf californium: [Rn] 5f10 7s2
19 K kalium: [Ar] 4s1 59 Pr praseodymium: [Xe] 4f3 6s2 99 Es einsteinium: [Rn] 5f11 7s2
20 Ca kalsium: [Ar] 4s2 60 Nd neodymium: [Xe] 4f4 6s2 100 Fm fermium: [Rn] 5f12 7s2
21 Sc skandium: [Ar] 3d1 4s2 61 Pm prometium: [Xe] 4f5 6s2 101 Md mendelevium: [Rn] 5f13 7s2
22 Ti titanium: [Ar] 3d2 4s2 62 Sm samarium: [Xe] 4f6 6s2 102 No nobelium: [Rn] 5f14 7s2
23 V vanadium: [Ar] 3d3 4s2 63 Eu europium: [Xe] 4f7 6s2 103 Lr lawrencium: [Rn] 5f14 6d1 7s2
24 Cr kromium: [Ar] 3d5 4s1 64 Gd gadolinium: [Xe] 104 Rf rutherfordium: [Rn] 5f14 6d2 7s2
4f7 5d1 6s2
25 Mn mangan: [Ar] 3d5 4s2 65 Tb terbium: [Xe] 4f9 6s2 105 Db dubnium: [Rn] 5f14 6d3 7s2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 48


26 Fe besi: [Ar] 3d6 4s2 66 Dy dysprosium: [Xe] 4f10 6s2 106 Sg seaborgium: [Rn] 5f14 6d4 7s2
27 Co kobalt: [Ar] 3d7 4s2 67 Ho holmium: [Xe] 4f11 6s2 107 Bh bohrium: [Rn] 5f14 6d5 7s2
28 Ni nikel: [Ar] 3d8 4s2 68 Er erbium: [Xe] 4f12 6s2 108 Hs hassium: [Rn] 5f14 6d6 7s2
29 Cu tembaga: [Ar] 3d10 4s1 69 Tm thulium: [Xe] 4f13 6s2 109 Mt meitnerium: [Rn] 5f14 6d7 7s2
30 Zn seng: [Ar] 3d10 4s2 70 Yb ytterbium: [Xe] 4f14 6s2 110 Ds darmstadtium: [Rn] 5f14 6d8 7s2
31 Ga galium: [Ar] 3d10 4s2 4p1 71 Lu lutesium: [Xe] 4f14 5d1 6s2 111 Rg roentgenium: [Rn] 5f14 6d9 7s2
32 Ge germanium: [Ar] 3d10 4s2 4p2 72 Hf hafnium: [Xe] 4f14 5d2 6s2 112 Cn copernicium: [Rn] 5f14 6d10 7s2
33 As arsenik: [Ar] 3d10 4s2 4p3 73 Ta tantalum: [Xe] 4f14 5d3 6s2 113 Nh nihonium: [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p1
34 Se selenium: [Ar] 3d10 4s2 4p4 74 W wolfram: [Xe] 4f14 5d4 6s2 114 Fl flerovium: [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p2
35 Br bromin: [Ar] 3d10 4s2 4p5 75 Re rhenium: [Xe] 4f14 5d5 6s2 115 Mc moskovium: [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p3
36 Kr kripton: [Ar] 3d10 4s2 4p6 76 Os osmium: [Xe] 4f14 5d6 6s2 116 Lv livermorium: [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p4
37 Rb rubidium: [Kr] 5s1 77 Ir iridium: [Xe] 4f14 5d7 6s2 117 Ts tenesin: [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p5
38 Sr stronsium: [Kr] 5s2 78 Pt platina: [Xe] 4f14 5d9 6s1 118 Og oganeson: [Rn] 5f14 6d10 7s2 7p6
39 Y yttrium: [Kr] 4d1 5s2 79 Au emas: [Xe] 4f14 5d10 6s1
40 Zr zirkonium: [Kr] 4d2 5s2 80 Hg raksa: [Xe] 4f14 5d10 6s2

D. KONFIGURASI ELEKTRON ION


Terbentuknya ion pada suatu atom akibat penambahan dan pengurangan elektronnya. Ion
tunggal yang bermuatan x+ terbentuk dari atom netralnya dengan melepas x elektron. Elektron
yang dilepas itu merupakan elektron dari kulit terluar. Ion tunggal bermuatan x– terbentuk dari
atom netralnya dengan menyerap x elektron. Elektron yang diserap itu mengisi orbital dengan
tingkat energi terendah yang belum penuh. Konfigurasi elektronnya dapat ditulis seperti contoh
berikut
Contoh:
1. Konfigurasi elektron dari ion F– (nomor atom F = 9)
Konfigurasi elektron 9F = 1s2 2s2 2p5; Konfigurasi elektron F– = 1s2 2s2 2p6
2. Konfigurasi elektron dari ion Fe3+ (nomor atom Fe = 26)
Konfigurasi elektron 26Fe = (Ar) 4s2 3d6: Konfigurasi elektron Fe3+ = (Ar) 4s0 3d5

E. ELEKTRON VALENSI
Elektron valensi adalah elektron yang dapat digunakan untuk pembentukan ikatan kimia. Unsur-
unsur golongan utama hanya menggunakan elektron kulit terluar untuk berikatan, yaitu elektron
pada subkulit ns dan np (n = kulit terluar); sedangkan unsur transisi dapat menggunakan elektron
(n-1)d, di samping elektron kulit terluarnya. Jadi, elektron valensi unsur transisi adalah elektron
pada subkulit (n-1)d dan ns. Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh :
Tentukan kulit valensi dan jumlah elektron valensi unsur-unsur berikut.
1. Cl (Z = 17)
2 2 6 2 5 2 5
Konfigurasi elektron Cl : 1s 2s 2p 3s 3p atau [Ne] 3s 3p
Kulit valensi : 3s dan 3p
Jumlah elektron valensi : 2 + 5 = 7
2. Fe (Z = 26)
2 2 6 2 6 2 6 6 2
Konfigurasi elektron Fe : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d atau [Ar] 3d 4s
Kulit valensi : 3d dan 4s
Jumlah elektron valensi : 6 + 2 = 8

F. ELEKTRON TERAKHIR
Elektron terakhir adalah elektron yang terakhir digambarkan ketika menyusun konfigurasi
elektron. Elektron terakhir terletak pada subkulit yang mempunyai tingkat energi paling besar,
yaitu elektron yang terletak pada subkulit terakhir menurut kaidah Hund.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 49


Contoh :
Atom belerang dengan lambang S mempunyai nomor atom 16.
2 2 6 2 4 2 4
Konfigurasi elektron 16S : 1s 2s 2p 3s 3p atau [Ne] 3s 3p
Diagram orbitalnya:

4
Jadi, elektron valensi dari S adalah 6, sedangkan elektron terakhir dari S terletak pada subkulit 3p
yang bertanda garis merah dan mempunyai n = 3, l = 1, m = –1, dan s = –½.

G. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR


1. Pengelompokan atas Logam dan Nonlogam
Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier yang mengelompokkan unsur
ke dalam logam dan nonlogam. Pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal.
Oleh karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur tersebut
kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lain, artinya belum terlihat adanya kemiripan
anatara unsur yang satu dengan yang lainnya.

2. Triade Dobereiner
Hukum ini dikemukakan oleh Johan Wolfgang Dobereiner pada tahun 1829. Hukum ini
berbunyi : Jika tiga unsur di dalam triade disusun menurut kenaikan massa atomnya, massa atom
unsur di tengah (ke-2) sama dengan massa atom rata-rata unsur ke-1 dan ke-3. Ketiga unsur yang
memiliki kemiripan sifat ini disebut unsur triade. Berikut ini adalah daftar unsur Triade
Dobereiner.
Triade 1 Triade 2 Triade 3 Triade 4 Triade 5
Li Ca S Cl Mn
Na Sr Se Br Cr
K Ba Te I Fe
Contoh Pengelompokan Sifat Unsur.
Triade Ar Rata – rata Ar unsur pertama dan ketiga
Kalsium 40
Strontium 88 = 88,5
Barium 137

3. Hukum Oktaf Newlands


Pada tahun 1864, seorang ahli kimia dari Inggris bernama A.R. Newlands mengumumkan
penemuannya yang disebut hukum oktaf. Newlands menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa
atom relatifnya. Ternyata unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8, unsur ke-2 dan ke-9,
dan seterusnya) menunjukkan kemiripan sifat. Daftar unsur yang disusun Newlands berdasarkan
hukum oktaf diberikan pada tabel berikut.
Daftar Oktaf Newlands

1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18. Cr 19. Ti 20. Mn 21. Fe
22. Co&Ni 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. In 27. As 28. Se

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 50


Hukum oktaf Newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan, kira-kira
sampai dengan kalsium (Ar = 40). Jika diteruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan.
Misalnya, Ti mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan C maupun Si.

4. Sistem Periodik Mendeleev


Pada tahun 1869, seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitry Ivanovich Mendeleev,
berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan
bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya, jika
unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang
secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam
satu lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur tempat unsur-unsur
disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut periode. Susunan Mendeleev
merupakan sistem periodik pertama, biasa disebut dengan sistem periodik unsur bentuk pendek.
Tabel 3.8 Sistem Periodik Mendeleev
Periode Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Gol. V Gol. VI Gol. VII Gol. VIII
1 H=1
2 Li = 7 Be = 9,2 B = 11 C = 12 N = 14 O = 16 F = 19
3 Na = 23 Mg = 24 Al = 27,3 Si = 28 P = 31 S = 32 Cl = 35,5
4 K = 39 Ca = 40 - = 44 Ti = 48 V = 51 Cr = 52 Mn = 55 Fe = 56, Co = 59
5 (Cu = 63) Zn = 65 - = 68 - = 72 As =75 Se = 78 Br = 80
6 Rb = 85 Sr = 87 ?Yt = 88 Zr = 90 Nb = 94 Mo = 96 - = 100 Ru = 104, Rh = 104,
Pd = 106, Ag = 108
7 (Ag = 108) Cd = 112 In = 113 Sn = 118 Sb = 122 Te = 125 J = 127
8 Cs = 133 Ba = 137 ?Di = 138 - - - - -----
9 (-) - - - - -
10 - - ?Er = 178 ?La = 180 Ta = 182 W = 184 - Os = 195, Ir = 197,
Pt = 198, Au = 199
11 (Au = 199) Hg = 200 Ti = 204 Pb = 207 Bi = 208 - -
12 - - - Th = 231 - U = 240 - ----

Kelemahan hukum periodik Mendeleev adalah adanya tempat-tempat kosong dalam tabel
periodik yang terbentuk atau hukum periodik tidak terpenuhi. Adapun kelebihannya adalah unsur-
unsur yang belum ditemukan dapat diramalkan sifat-sifatnya secara tepat.

5. Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley


Sistem periodik modern sering disebut dengan sistem periodik panjang. Hukum periodik
modern berbunyi, ―Sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik nomor atomnya‖. Ini berarti jika
unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, kesamaan sifat-sifat unsur berulang
secara periodik.
Tahun 1913, Henry Moseley menemukan bahwa urutan kenaikan nomor atom sama
dengan urutan kenaikan massa atom. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengelompokan unsur-
unsur berdasarkan kenaikan nomor atom adalah sistem periodik modern dan kemudian sering
disebut tabel periodik unsur. Di dalam sistem periodik modern ditemukan keteraturan
pengulangan sifat dalam periode (baris) dan kemiripan sifat dalam golongan (kolom).

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 51


Gambar 3.7 Tabel Periodik Unsur

 Golongan
Golongan adalah susunan unsur-unsur dalam SPU ke arah tegak (vertikal). Secara garis
besar unsur-unsur dalam tabel periodik modern dibagi dalam dua golongan, yaitu :
1. Golongan utama (A), meliputi :
a) Golongan IA disebut golongan alkali
b) Golongan IIA disebut golongan alkali tanah
c) Golongan IIIA disebut golongan boron/aluminium
d) Golongan IVA disebut golongan karbon/silikon
e) Golongan VA disebut golongan nitrogen/fosfor
f) Golongan VIA disebut golongan oksigen/sulfur
g) Golongan VIIA disebut golongan halogen
h) Golongan VIIIA/O disebut golongan gas mulia/gas inert
2. Golongan transisi (B), meliputi :
Golongan IB sampai VIIIB di bagian atas disebut unsur transisi luar. Dua baris unsur yang
ditempatkan di bagian bawah Tabel Periodik disebut unsur transisi dalam, yaitu terdiri dari:
a) Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57 – 70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini mempunyai
sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga disebut lantanoida atau lantanida.
b) Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89 – 102 (14 unsur). Ke-14 unsur ini sangat mirip
dengan aktinium, sehingga disebut aktinoida atau aktinida.

 Periode
Periode adalah susunan unsur-unsur dalam SPU ke arah mendatar (horizontal). Periode
dibagi dua, yaitu :
1. Periode pendek, meliputi :
a) Periode 1 terdiri atas 2 unsur
b) Periode 2 terdiri atas 8 unsur
c) Periode 3 terdiri atas 8 unsur
2. Periode panjang, meliputi :

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 52


a) Periode 4 terdiri atas 18 unsur
b) Periode 5 terdiri atas 18 unsur
c) Periode 6 terdiri atas 32 unsur
d) Periode 7 terdiri atas 32 unsur

H. HUBUNGAN KONFIGURASI ELEKTRON DENGAN SISTEM PERIODIK UNSUR


Untuk mempelajari hubungan konfigurasi elekton dengan letak unsur pada tabel periodik
yang digunakan adalah Tabel Periodik Modern

Gambar 3.8 Tabel Periodik Unsur

Dalam tabel periodik unsur, unsur diatur dalam blok berdasarkan pada jenis orbital atom yang
terisi. Tabel periodik dibagi menjadi kelompok "A" dan "B" . Kelompok A mengandung unsur
dimana orbital s dan p yang terisi elektron. Unsur dalam kelompok A memiliki konfigurasi elektron
dan sifat kimia yang sama, kelompok B terdiri dari unsur transisi yang mengandung satu atau dua
elektron dalam orbital s terluarnya dan orbital d yang terisi pada kulit sebelumnya.
Lithium, natrium, dan kalium, unsur pada kolom paling kiri dari tabel periodik (Golongan
IA), memiliki elektron tunggal dalam orbital s nya (ns1). Berilium dan magnesium. Golongan IIA,
memiliki dua elektron di kulit terluarnya, ns2, sementara boron dan aluminium (Golongan IIIA)
memiliki tiga elektron di kulit terluarnya, ns2np1 pengamatan serupa juga sama untuk unsur grup A
lainnya. Berikut ini tabel periodik yang dilengkapai konfigurasi elektron dari masing- masing
golongan.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 53


Gambar 3.9 Blok s, p, d, dan f pada Tabel Periodik Unsur (Sumber: Jack, Chemistry 12)

Gambar 3.9 menunjukkan interpretasi tabel periodik, bersama daftar lengkap konfigurasi
elektron terluar. Lokasi tersebut dikenal sebagai blok s, blok p, blok d dan blok f. Hubungan antara
konfigurasi elektron dengan periode dan golongan ditunjukkan dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Ciri khas elektron valensi berdasarkan golongan

1. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur pada Tabel Periodik untuk Golongan
Utama
Letak unsur pada tabel periodik dapat ditentukan dengan mengetahui nomor golongan dan
nomor periode. Nomor golongan dan nomor periode dapat ditentukan dari konfigurasi elektron.
Nomor golongan ditentukan dari jumlah elektron pada kulit terluar. Nomor periode ditentukan
dari nomor kulit terbesar.
Contoh:

11Na mempunyai konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s1

Jadi, 11Na terletak pada golongan IA dan periode 3.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 54


14Si mempunyai konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 dilihat dari konfigurasi elektron

terluarnya adalah
Jadi, 14Si terletak pada golongan IVA dan periode 3.

2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur pada Tabel Periodik untuk Golongan
Transisi
Penentuan letak unsur pada tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron untuk unsur
transisi berbeda dengan unsur golongan utama. Coba perhatikan gambar 3.10

Gambar 3.10 Konfigurasi elektron unsur transisi dan golongannya

Nomor golongan unsur transisi ditentukan dari jumlah elektron 3d dengan 4s. Untuk
golongan IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB, nomor golongan diambil dari jumlah elektron
pada subkulit 3d dan 4s. Golongan IB dan IIB diambil dari jumlah elektron pada subkulit 4s.
Nomor periode tetap diambil dari nomor kulit (bilangan kuantum utama) terbesar. Pada unsur
transisi ada tiga kolom yang diberi nomor golongan yang sama yaitu golongan VIIIB.

3. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Bilangan Kuantum dan Letak Unsur dalam Tabel
Periodik
Penentuan letak unsur bila diketahui harga bilangan kuantum elektron suatu atom atau
bila diketahui konfigurasi elektron atom tersebut contohnya adalah sebagai berikut.
Contoh:
Elektron terakhir suatu unsur memiliki harga bilangan kuantum: n = 3, l = 2, m = -1, s = + ½.
Letak unsur tersebut pada tabel periodik adalah:
Kulit elektron dari unsur tersebut:
n=3 kulit ke-3
l=2 subkulit d
m = –1 pengisian elektron terakhir dikolom kedua dari kiri.

s=+½ artinya elektron pertama pada orbital m = –1.


Diagram elektron

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 55


Nomor atom unsur 22, golongan IVB, dan periode 4.

Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pernyataan berikut yang paling tepat untuk subkulit adalah ....
A. Suatu lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu
B. Suatu daerah dalam ruang dengan kebolehjadian menemukan elektron.
C. Sekumpulan orbital dengan tingkat energi yang sama.
D. Sekumpulan orbital dengan bentuk yang sama.
E. Sekumpulan orbital dengan bentuk dan tingkat energi yang sama.

2. Ukuran dan bentuk orbital berturut-turut tergantung pada bilangan kuantum ....
A. utama dan azimut
B. azimut dan magnetik
C. utama dan magnetik
D. spin dan azimuth
E. magnetik dan spin

3. Gambar di bawah ini menunjukkan orbital ....


A. dxy
B. dxz
C. dyz
D. dx2 – y2
E. dz2

4. Deret bilangan kuantum yang menyatakan kedudukan suatu elektron pada subkulit 3p adalah ....
n l m s
A. 3 1 0 −½
B. 3 2 +1 −½
C. 3 1 +2 +½
D. 3 1 −2 −½
E. 3 0 −1 −½

5. Jumlah maksimum elektron yang dapat berada pada subkulit 4p adalah ....
A. 6
B. 10
C. 14
D. 18
E. 32

6. Dua elektron dalam satu orbital harus mempunyai spin yang berlawanan. Pernyataan ini sesuai
dengan ....
A. kaidah Hund
B. prinsip aufbau
C. prinsip larangan Pauli

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 56


D. prinsip ketidakpastian Heisenberg
E. hipotesis de Broglie

7. Suatu unsur Y memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2 4p4 dan jumlah neutron 45. Notasi
unsur tersebut adalah ....
A.
B.
C.
D.
E.

39
8. Konfigurasi elektron yang paling tepat dari unsur 19 K adalah ....
2 2 6 2 6 1
A. 1s 2s 2p 3s 3p 3d
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4d1
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d1

9. Jika nomor atom belerang adalah 16, maka konfigurasi elektron dari ion S2– adalah ....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 4s2
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 4s2

10. Diketahui nomor atom Ni = 28. Konfigurasi elektron ion Ni2+ adalah ....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d7

11. Ion berikut yang mempunyai konfigurasi elektron : [Ar] 3d4 adalah ....
A. 20Ca2+
B. 22Ti2+
C. 24Cr2+
D. 25Mn2+
E. 26Fe2+

12. Diketahui atom dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p5. Pernyataan di bawah
ini yang benar adalah ....
A. memiliki elektron valensi = 5
B. memiliki elektron valensi = 7
C. memiliki elektron valensi = 10
D. konfigurasi elektron pendek [Kr] 4p5
E. konfigurasi elektron pendek [Kr] 4s2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 57


13. Mangan (nomor atom 25) mempunyai kulit valensi dan elektron valensi berturut-turut ....
A. 4s dan 2
B. 3d dan 5
C. 3d dan 4s, dan 7
D. 4p dan 5
E. 4s dan 4p, dan 7

14. Jumlah elektron tidak berpasangan yang terdapat dalam unsur Sn (Z = 50) adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

15. Diketahui ion Co2+ mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d7. Jumlah elektron yang tidak
berpasangan dalam ion tersebut adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

16. Banyaknya orbital yang ditempati oleh elektron yang telah berpasangan dalam atom yang
bernomor 25 adalah ....
A. 4
B. 7
C. 10
D. 13
E. 15

17. Berikut ini, deretan bilangan kuantum yang tidak mungkin ada dalam atom 9 F adalah ....
A. n = 1, ℓ = 0, m = 0, s = –½
B. n = 1, ℓ = 0, m = 0, s = +½
C. n = 2, ℓ = 1, m = –1, s = –½
D. n = 2, ℓ = 1, m = –1, s = +½
E. n = 3, ℓ = 2, m = +2, s = +½

18. Berikut ini adalah deretan bilangan kuantum yang dimiliki oleh suatu elektron. Deretan bilangan
kuantum yang tidak mungkin adalah ....
A. n = 3, ℓ = 0, m = 0, s = –½
B. n = 3, ℓ = 1, m = +1, s = +½
C. n = 3, ℓ = 1, m = +2, s = –½
D. n = 3, ℓ = 2, m = –1, s = +½
E. n = 3, ℓ = 2, m = +2, s = +½

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 58


19. Keempat bilangan kuantum elektron terluar dari atom yaitu ....
A. (4, 0, 0, −½)
B. (4, 0, 1, −½)
C. (4, 0, 0, +½)
D. (4, 1, 1, +½)
E. (4, 0, 1, +½)

20. Jika elektron terakhir suatu unsur memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 2, m = 0, s = +½; nomor
atom unsur tersebut adalah ....
A. 14
B. 20
C. 23
D. 27
E. 30

21. Kelompok unsur berikut yang merupakan triade adalah ....


A. Ar – Cl – S
B. Cl – Br – I
C. B – C – N
D. Li – Na – Mg
E. K – Ca – Sc

22. Hukum periodik yang menyatakan bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor
atomnya adalah ....
A. triade Dobereiner
B. sistem oktaf Newlands
C. sistem periodik Mendeleev
D. sistem periodik modern (Moseley – Lothar Meyer)
E. sistem periodik bentuk pendek

23. Unsur dengan konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 dalam sistem periodik terletak pada ....
A. periode 2 dan golongan IVA
B. periode 2 dan golongan IVB
C. periode 4 dan golongan IIA
D. periode 4 dan golongan IVA
E. periode 4 dan golongan IIB

24. Unsur dengan nomor atom 50 dalam sistem periodik terletak pada ....
A. periode 4 dan golongan IVA
B. periode 4 dan golongan VA
C. periode 5 dan golongan IVA
D. periode 5 dan golongan VA
E. periode 5 dan golongan VIIA

25. Struktur elektron (pada keadaan dasar) dari suatu atom unsur adalah sebagai berikut.
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d7 5s2
Unsur tersebut terletak pada golongan dan periode ....
A. IIA dan 5
B. VA dan 7

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 59


C. VIIA dan 5
D. IIB dan 7
E. VIIIB dan 5

26. Konfigurasi elektron dari unsur X dalam orbital adalah sebagai berikut.
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
Di dalam sistem periodik, letak unsur X ....
A. golongan IIA dan periode 6
B. golongan IIIA dan periode 5
C. golongan IVA dan periode 4
D. golongan VA dan periode 2
E. golongan VA dan periode 3

27. Suatu atom unsur X mempunyai susunan elektron berikut.


1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1
Unsur tersebut adalah ....
A. logam alkali
B. unsur halogen
C. unsur golongan IB
D. unsur transisi
E. salah satu unsur lantanida

28. Elektron terakhir suatu atom unsur netral mempunyai bilangan kuantum n = 4; l = 2; m = −1; dan
s = +½. Unsur tersebut dalam sistem periodik unsur terletak dalam ....
A. periode 3 dan golongan IVB
B. periode 3 dan golongan VIIIB
C. periode 4 dan golongan IB
D. periode 4 dan golongan VIIIB
E. periode 5 dan golongan IVB

29. Unsur yang terletak pada blok s dalam sistem periodik adalah ....
A. dan
B. dan
C. dan
D. dan
E. dan

30. Konfigurasi elektron suatu unsur yang terletak pada golongan VIA dan periode 3 dalam sistem
periodik adalah ....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 60


II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat.
39
1. Buatlah konfigurasi elektron dari unsur 19 K!
2–
2. Tuliskan konfigurasi elektron dari ion 52 Te menurut Aufbau!
3. Tuliskan konfigurasi elektron dari ion berikut berdasarkan gas mulia!
a. 24Cr2+
b. 26Fe2+
4. Berapa jumlah elektron yang tidak berpasangan dalam atom 42Mo?
5. Berapa banyaknya orbital yang ditempati oleh elektron yang telah berpasangan dalam atom yang
bernomor 25?
24
6. Unsur X memiliki notasi unsur 12 X. Tuliskan harga keempat bilangan kuantum elektron terakhir
dari unsur X!
7. Tentukan kulit valensi dan elektron valensi dari unsur Mn (nomor atom 25)!
8. Ion X2─ memiliki konfigurasi elektron [18Ar] 3d10 4s2 4p6. Tentukan nilai keempat bilangan
kuantum elektron terakhir atom X!
9. Sebutkan urutan perkembangan sistem periodik unsur!
10. Sebutkan dasar penyusunan sistem periodik Mendeleev dan Moseley!
11. Jika elektron terakhir dari atom A mempunyai bilangan kuantum n = 4, ℓ = 2, m = –1, s = +½.
Tentukan periode dan golongan dari unsur tersebut!
12. Tentukan konfigurasi unsur yang terletak di periode 5 golongan alkali tanah!
13. Jika konfigurasi elektron suatu unsur 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d65s2. Tentukan periode dan
golongan unsur tersebut!
14. Konfigurasi elektron dari unsur X dalam orbital adalah sebagai berikut.
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑

Tentukan letak unsur X!

Lembar Kerja Siswa


1. Diketahui nomor atom nikel 28
a. Tuliskan konfigurasi elektron atom nikel!
b. Tuliskan konfigurasi elektron singkat berdasarkan gas mulia!
c. Gambarkan diagram orbitalnya!
d. Berapa jumlah kulit yang dimiliki?
e. Berapa jumlah subkulit yang dimiliki?
f. Berapa jumlah orbital yang terisi elektron?
g. Berapa jumlah elektron tunggal?
h. Tentukan keempat bilangan kuantum elektron terakhirnya!
i. Tentukan letak unsur Ni dalam sistem periodik unsur!

2. Diketahui atom Cr mempunyai nomor atom 24.


a. Tuliskan konfigurasi elektron atom Cr!
b. Tuliskan konfigurasi elektron singkat berdasarkan gas mulia!
c. Gambarkan diagram orbitalnya!
d. Berapa jumlah kulit?
e. Berapa jumlah sub kulit?
f. Berapa jumlah orbital yang terisi elektron?
g. Berapa jumlah elektron tunggal?
h. Tentukan keempat bilangan kuantum elektron terakhirnya!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 61


i. Tentukan letak unsur Cr dalam sistem periodik unsur!
j. Bagaimana konfigurasi elektron dari ion Cr2+?

3. Permainan Kartu Unsur


 Dalam satu kelas buat 8 kelompok.
 Tiap kelompok akan membuat satu bagan Tabel Periodik Unsur yang hanya berisi kotak-
kotak kosong dengan ukuran tertentu dan diseragamkan untuk satu kelas.
 Selain itu tiap kelompok membuat kartu-kartu unsur sejumlah 15 kartu acak yang dibagi dari
unsur-unsur yang terdapat pada Sistem Periodik Unsur
 Buat kartu seperti gambar berikut.

Nomor Atom
1
LAMBANG ATOM

Nama Atom

Massa Atom
H
Hidrogen
1,008
1s1
Konfigurasi elektron
 Cara permainannya adalah sebagai berikut: Seluruh kartu dari semua kelompok dikocok dan
dibagi rata untuk setiap kelompok dalam keadaan terbalik. Dalam hitungan waktu tertentu
anggota kelompok harus menempelkan kartu unsur pada periode dan golongan yang tepat
pada Tabel Periodik Unsur yang telah dibuat. Kelompok yang menempelkan semua kartu
unsur dengan tepat dan paling cepat kelompok tersebut menjadi pemenangnya.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 62


BAB IV
SIFAT PERIODIK UNSUR

Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis kemiripan sifat unsur dalam golongan dan keperiodikannya.
4.4 Menyajikan hasil analisis data-data unsur dalam kaitannya dengan kemiripan dan sifat
keperiodikan unsur.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menentukan sifat-sifat periodik unsur dari tabel periodik unsur.
2. Peserta didik dapat menganalisis tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan).

Materi Pembelajaran
Hampir semua unsur di alam ditemukan dalam bentuk senyawanya. Hal ini disebabkan unsur
itu belum stabil sehingga mudah bereaksi dengan unsur lainnya. Kereaktifan suatu unsur bergantung
pada harga jari-jari atom, energi ionisasi,afinitas elektronnya, dan keelektronegatifan. Unsur-unsur
ada yang berwujud padat, cair dan gas. Unsur-unsur periode 3 pada tabel periodik dari kiri ke kanan
berupa padatan (Na , Mg , Al , Si , P , S) kemudian berupa gas (Cl , Ar). Natrium yang paling bersifat
logam dan Argon bukan logam.
Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor
atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat-
sifat periodik yang akan dibahas, meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
keelektronegatifan, titik leleh dan titik didih, sifat logam dan nonlogam, serta kereaktifan.

A. JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit elektron terluar. Ukuran jari-jari atom
dari suatu unsur ditentukan dengan sinar X, dengan mengukur jarak inti atom terhadap pasangan
elektron bersama dalam ikatannya. Cara pengukuran jari-jari atom logam dan non logam ditunjukkan
seperti pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Jari-jari Cl2


(Sumber: Whitten, Chemistry 2010)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 63


Gambar 4.2 Jari-jari Al dan Cl2
(Sumber: Silberberg, General Chemistry, 2007)

Kecenderungan jari-jari atom dalam satu golongan dan periode pada tabel periodik tertera
pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Jari-jari atom


(Sumber: Silberberg, General Chemistry, 2007)

Dari gambar tersebut dapat diperoleh gambaran sebagai berikut:


1) Dalam satu golongan unsur dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar karena jumlah kulit
elektron makin banyak, sehingga kulit terluar makin jauh dari inti atom. Dalam satu golongan
unsur periode ke-1 mempunyai jari-jari paling kecil dan ukuran jari-jari naik sampai unsur periode
ke-7.

1
1 8
1 8 18
1 8 18
8 8 8 18
2 2 2 2
8

11
Na 19
K 37
Rb 55
Cs
Gambar 4.4 Jari-jari atom unsur-unsur dalam satu golongan, dari atas ke bawah makin besar.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 64


2) Dalam satu periode unsur dari kiri ke kanan, jari-jari atomnya makin kecil karena muatan inti
makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kuat, sedangkan jumlah kulit tetap.
Akibatnya, elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Dalam tiap-tiap periode
unsur golongan 1A mempunyai jari-jari paling besar dan ukuran jari-jari menurun sampai unsur
golongan VIIIA.

1 2 3 7
8 8 18 18
8 8 8 8
2 2 2 2

19
K 20
Ca 31
Ga 35
Br
Gambar 4.5 Jari-jari atom unsur-unsur dalam satu periode, dari kiri ke kanan makin kecil.

Beberapa unsur pada bagian kiri tabel periodik bereaksi dengan unsur lain dengan
melepaskan elektron dan membentuk ion positif, misalnya Li membentuk ion Li+ dan Na membentuk
Na+. Ukuran jari-jari ion berbeda dengan ukuran jari-jari atomnya seperti yang tertera pada gambar
4.6.

Gambar 4.6 Jari-jari atom dan ion dari unsur-unsur golongan utama
(Sumber: Whitten, Chemistry 2010)

Berdasarkan gambar di atas ukuran ion positif selalu lebih kecil dari ukuran atom netralnya
sedangkan ukuran ion negatif selalu lebih besar dari ukuran atom netralnya. Contohnya unsur-unsur
golongan VIIA (F, Cl, Br, I) memiliki konfigurasi elektron terluar ns2np5. Unsur ini dapat
melengkapi orbital p terluar dengan mengikat elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia. Dengan
demikian, ketika sebuah atom fluorin (dengan tujuh elektron di kulit terluarnya mengikat satu
elektron, ia menjadi ion fluoride, F- yang memiliki delapan elektron di kulit terluarnya. Kedelapan
elektron menolak satu sama lain lebihkuat dari pada tujuh elektron pada atom F yang asli, maka awan
elektron ion mengembang sehingga ion F- jauh lebih besar ukurannya dari F atom netral (lihat pada
gambar). Jadi kesimpulan untuk jari-jari ion dibandingkan dengan jari-jari atom :
 Jari-jari ion positif lebih pendek daripada jari-jari atomnya
 Jari-jari ion negatif lebih panjang daripada jari-jari atomnya

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 65


B. ENERGI IONISASI
Besarnya energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron yang terkait paling lemah
dari suatu atom netral dalam keadaan gas menjadi ion positif disebut energi ionisasi. Energi ionisasi
biasanya dinyatakan dalam kJ/mol.
Energi Ionisasi pertama (IE1), juga disebut potensial ionisasi pertama, adalah jumlah
minimum energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah dari sebuah
atom gas untuk membentuk ion dengan muatan +1.
Contoh: Untuk kalsium, energi ionisasi pertama, IE1 adalah 590 kJ / mol:
Ca(g) + 590 kJ → Ca+(g) + e-
Energi ionisasi kedua (IE2) adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron kedua:
Ca+ (g) + 1145 kJ → Ca2+ (g) + e-
IE2 selalu lebih besar dari IE1 karena lebih sulit untuk melepaskan elektron dari ion bermuatan
positif. Harga energi ionisasi pertama dari unsur-unsur pada tabel periodik tertera pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Harga energi ionisasi pertama

Kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dalam satu golongan atau satu perioda dapat dipelajari
melalui gambar grafik 4.8 berikut.

Gambar 4.8 Grafik energi ionisasi pertama


(Sumber: Whitten, Chemistry 2010)

Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom adalah :

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 66


 Dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil. Hal ini disebabkan dari
atas ke bawah, jari-jari atom bertambah besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar
semakin lemah, sehingga elektron terluar makin mudah dilepaskan.
 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung bertambah karena gaya tarik inti
bertambah.
Ada beberapa perkecualian yang perlu diperhatikan. Golongan IIA, VA, dan VIIIA ternyata
mempunyai energi ionisasi yang sangat besar, bahkan lebih besar daripada energi ionisasi unsur di
sebelah kanannya, yaitu IIIA dan VIA. Hal ini terjadi karena unsur-unsur golongan IIA, VA, dan
VIIIA mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil, sehingga elektron sukar dilepaskan.

C. AFINITAS ELEKTRON
Afinitas elektron merupakan besarnya energi yang menyertai penambahan 1 elektron pada
suatu atom netral dalam wujud gas membentuk ion bermuatan -1. Afinitas elektron juga dinyatakan
dalam kJ/mol.
Tabel 4.1 Afinitas elektron unsur-unsur golongan utama (kJ/mol)
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
H He
Periode 1
-73 +21
Li Be B C N O F Ne
Periode 2
-60 +240 -27 -122 0 -141 -328 +29
Na Mg Al Si P S Cl Ar
Periode 3
-53 +230 -44 -134 -72 -200 -349 +35
K C Ga Ge As Se Br Kr
Periode 4
-48 +156 -30 -120 -77 -195 -325 +39
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
Periode 5
-47 +168 -30 -121 -101 -190 -295 +41
Cs Ba Tl Pb Bi Po At Rn
Periode 6
-45 +52 -30 -110 -110 -180 -270 +41

Beberapa hal berikut perlu diperhatikan untuk memahami afinitras elektron.


a. Penyerapan elektron ada yang disertai pelepasan energi, ada pula yang disertai penyerapan energi.
b. Jika penyerapan elektron disertai pelepasan energi, afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negatif.
c. Jika penyerapan elektron disertai penyerapan energi, afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
positif.
d. Unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai daya tarik atau afinitas
elektron yang lebih besar daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Dengan kata
lain, semakin negatif nilai afinitas elektron, semakin besar kecenderungannya menarik elektron
membentuk ion negatif.
e. Unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif berarti ion negatif yang dibentuknya
lebih stabil daripada atom netralnya.
f. Sebaliknya, unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif berarti ion negatif yang dibentuknya
kurang stabil daripada atom netralnya.
Kecenderungan untuk afinitas elektron adalah sebagai berikut:

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 67


1) Dalam satu golongan, afinitas elektron cenderung berkurang dari atas ke bawah.
2) Dalam satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah dari kiri ke kanan.
3) Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas
elektron bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen.

D. KEELEKTRONEGATIFAN
Pada tahun 1932, Linus Pauling ahli kimia dari Amerika membuat besaran lain yang dikenal
dengan skala keelektronegatifan. Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu
atom untuk menangkap elektron dari atom lain dalam senyawanya. Unsur dengan keelektronegatifan
tinggi (non logam) merupakan unsur yang mudah menangkap elektron untuk membentuk anion.
Unsur dengan kelektronegatifan yang rendah (logam) merupakan unsur yang mudah melepaskan
elektron untuk membentuk kation. Harga keelektronegatifan unsur ditentukan dalam Skala Pauling
seperti pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Keelektronegatifan unsur-unsur

Pada tabel dapat dilihat keelektrongatifan fluor memiliki harga keelektronegatifan terbesar
yaitu 4, artinya fluor paling mudah menarik elektron dari atom lain. Fransium dengan harga
keelektronegatifan paling rendah yaitu 0,7 merupakan unsur yang sangat sukar menarik elektron atau
lebih mudah melepaskan elektronnya.
Kecenderungan untuk keelektronegatifan adalah sebagai berikut:
 Dalam satu golongan unsur dari atas ke bawah, sifat keelektronegatifan makin kecil sebab gaya
tarik inti makin lemah.
 Dalam satu periode unsur dari kiri ke kanan, sifat keelektronegatifan makin besar.
Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini karena
sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada golongan
VIIA.

E. TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH


Titik didih dan titik leleh termasuk sifat fisis yang mempunyai sifat keperiodikan.
Kecenderungan perubahan titik leleh dan titik didih dalam sistem periodik adalah sebagai berikut.
a. Unsur-unsur logam dalam satu golongan dari atas ke bawah, titik leleh dan titik didihnya
cenderung makin rendah, sedangkan untuk unsur-unsur nonlogam cenderung makin tinggi. Atau

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 68


unsur-unsur golongan IA – IVA, titik leleh dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah;
unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik leleh dan titik didihnya makin tinggi.
b. Unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan, titik lelehnya naik sampai maksimum pada
golongan IVA kemudian turun secara teratur, sedangkan titik didih akan naik sampai maksimum
pada golongan IIIA kemudian turun secara teratur. Titik leleh dan titik didih terendah dimiliki
oleh unsur golongan VIIIA.

F. SIFAT LOGAM DAN NONLOGAM


Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan melepas
elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari
konfigurasi elektron, unsur- unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi
yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron (memiliki
keelektronegatifan yang besar).
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logam dan
nonlogam dalam sistem periodik unsur adalah:
a. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam
bertambah.
b. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat nonlogam
berkurang.
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur, sedangkan
unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Akan tetapi, golongan unsur yang paling
bersifat nonlogam adalah golongan VIIA, bukan golongan VIIIA. Batas logam dan nonlogam pada
sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal, sehingga unsur- unsur di
sekitar daerah perbatasan antara logam dan nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus sifat
nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon.

Gambar 4.10 Persebaran sifat logam, metaloid, dan nonlogam dalam sistem periodik.

G. KEREAKTIFAN
Reaktif artinya mudah bereaksi. Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya
melepas atau menarik elektron. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur makin ke bawah semakin
reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur
bukan logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena
semakin sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam
alkali), sedangkan nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan
dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA.
Golongan VIIIA bersifat tidak reaktif.
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 69


1. Pernyataan yang tepat dari sifat keperiodikan sistem periodik unsur adalah ....
A. dalam satu periode, semakin besar nomor atomnya semakin panjang jari – jari atomnya
B. dalam satu golongan, semakin besar nomor atomnya semakin pendek jari – jarinya
C. sepanjang periode dari kiri ke kanan, semakin mudah melepaskan elektron valensinya
D. untuk periode yang sama, afinitas unsur golongan IA lebih besar daripada unsur golongan IIA
E. untuk unsur segolongan, atom unsur periode 2 lebih mudah melepaskan elektron daripada
atom unsur periode 3

2. Unsur A, B, dan C merupakan unsur – unsur yang terdapat dalam satu golongan. Jika energi
ionisasi unsur – unsur tersebut berturut – turut 419, 403, dan 496, maka urutan unsur tersebut dari
atas ke bawah adalah ....
A. A – B – C
B. A – C – B
C. B – A – C
D. C – A – B
E. C – B – A

3. Dalam sistem periodik unsur, logam terdapat pada ....


A. golongan – golongan di sebelah kiri
B. periode atas
C. golongan – golongan di sebelah kanan
D. periode – periode bawah
E. bagian kanan periode

4. Di antara unsur – unsur: 11 Na, 12 Mg, 13 Al, 19 K, dan 20 Ca, yang sifat logamnya paling kuat
adalah ....
A. Na
B. Mg
C. Al
D. K
E. Ca

5. Di antara unsur – unsur berikut, unsur yang energi ionisasinya paling besar adalah ....
A. 11 Na

B. 10 Ne

C. 9F

D. 1H

E. 2 He

6. Unsur yang sifatnya mirip dengan unsur 17 X adalah unsur ....


A. 9F

B. 11 Na

C. 12 Mg

D. 18 Ar

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 70


E. 19 K

7. Diketahui beberapa atom unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut.


A:2 8 6 B:2 8 8 1 C:2 8 1
Pernyataan yang benar tentang ketiga unsur tersebut adalah ....
A. unsur C mempunyai energi ionisasi yang paling rendah
B. unsur B mempunyai sifat yang mirip dengan unsur A
C. jari – jari atom A lebih panjang daripada jari – jari atom C
D. unsur A mempunyai keelektronegatifan paling besar
E. afinitas elektron unsur B lebih besar daripada unsur C

8. Dalam periode yang sama, bila dibandingkan dengan unsur golongan alkali tanah, maka unsur
golongan alkali mempunyai sifat – sifat ....
A. energi ionisasinya lebih besar
B. afinitas elektronnya lebih kecil
C. jari – jari atomnya lebih panjang
D. keelektronegatifannya lebih besar
E. kurang reaktif

9. Jika jari – jari atom (Å) unsur – unsur Li, Na, K, Be, dan B secara acak adalah 2,03; 1,23; 1,57;
0,80; dan 0,89; maka jari – jari atom Li adalah ....
A. 2,03 Å
B. 1,57 Å
C. 1,23 Å
D. 0,89 Å
E. 0,80 Å

10. Unsur A, B, C, D, dan E berturut – turut mempunyai nomor atom 2, 3, 7, 13, dan 15. Pasangan
unsur yang berada dalam satu golongan adalah ....
A. B dan D
B. C dan D
C. A dan C
D. C dan E
E. A dan D

24 40
11. Perhatikan notasi unsur 12 Mg dan 20 Ca.Pernyataan yang tepat tentang kedua unsur tersebut
adalah ....
A. jari –jari atom Mg lebih besar dari Ca
B. jari – jari atom Mg lebih kecil dari Ca
C. energi ionisasi atom Mg lebih kecil dari Ca
D. keelektronegatifan atom Mg lebih kecil dari Ca
E. atom Mg dan Ca terletak dalam satu periode

12. Pernyataan tentang sifat keperiodikan berikut yang tidak tepat adalah ....
A. dalam satu golongan, semakin besar nomor atomnya semakin panjang jari – jari atomnya
B. dalam satu periode, semakin besar nomor atomnya semakin panjang jari – jari atomnya
C. energi ionisasi cenderung meningkat sepanjang periode dari kiri ke kanan
D. dalam satu golongan, semakin besar nomor atomnya semakin kecil energi ionisasinya

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 71


E. dalam satu periode, semakin besar nomor atomnya semakin tinggi afinitas elektronnya

13. Diketahui nomor atom: 6 C, 2+


12 Mg, 12 Mg , dan 13 Al
3+
. Urutkan jari – jari atom yang dimulai dari
jari – jari paling besar adalah ....
2+ 3+
A. 6 C, 12 Mg, 12 Mg , 13 Al
2+ 3+
B. 12 Mg, 6 C, 12 Mg , 13 Al
2+ 3+
C. 6 C, 12 Mg , 12 Mg, 13 Al
3+ 2+
D. 13 Al , 12 Mg , 12 Mg, 6 C
3+ 2+
E. 13 Al , 12 Mg, 12 Mg , 6 C

14. Pernyataan berikut yang tidak benar adalah ....


A. dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat nonlogam bertambah
B. dalam satu periode dari kiri ke kanan nomor atom bertambah
C. dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah
D. dalam satu periode dari kiri ke kanan massa atom bertambah
E. dalam satu golongandari atas ke bawah sifat logam bertambah

15. Dari unsur-unsur di bawah ini, yang mempunyai jari-jari atom paling besar adalah ….
A. 1H

B. 3 Li

C. 11 Na

D. 19 K

E. 37 Rb

16. Harga ionisasi pertama dari unsur-unsur K, L, M, N dan O berturut-turut 1062, 579, 1256, 495
dan 1620 kJ mol-1. Jika unsur-unsur tersebut terletak dalam satu periode, maka urutan unsur-unsur
dari kiri ke kanan adalah ….
A. N, L, K, M, O
B. O, N, M, L, K
C. N, L, M, K, O
D. M, K, L, N, O
E. O, M, K, L, N

17. Di antara unsur berikut ini manakah yang paling stabil (paling sukar bereaksi)?
A. logam alkali
B. logam alkali tanah
C. golongan halogen
D. golongan gas mulia
E. golongan karbon

18. Diberikan sebagian unsur-unsur dalam sistem periodik sebagai berikut.


Golongan
VI A VII A IA II A
Periode

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 72


II A B C D
III E F G H
IV I J K L
Unsur yang paling elektronegatif adalah ….
A. A
B. B
C. D
D. F
E. L

19. Perhatikan gambar berikut.


P Q
E P GOLONGAN S
R
I R T
O
D
E
Unsur yang mempunyai afinitas elektron terbesar adalah ....
A. P
B. Q
C. R
D. S
E. T

20. Unsur A dan B mempunyai afinitas elektron berturut-turut +240 kJ mol−1 dan −328 kJ mol−1. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ....
A. unsur A lebih mudah menyerap elektron daripada unsur B
B. ion B− lebih stabil daripada atom B
C. ion A− lebih stabil daripada atom A
D. unsur A lebih bersifat nonlogam daripada B
E. unsur A lebih sukar melepas elektron daripada unsur B

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat.


1. Apakah yang dimaksud dengan :
a. Jari-jari atom
b. Energi ionisasi
c. Afinitas elektron
d. Keelektronegatifan
12 16 20 23 39
2. Diketahui unsur-unsur : 6 A, 8 B, 10 C, 11 D, dan 19 E. Tentukanlah :
a. Letaknya dalam tabel sistem periodik unsur
b. Unsur-unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar dan terkecil
c. Unsur-unsur yang mempunyai energi ionisasi terbesar dan terkecil
d. Unsur-unsur yang mempunyai afinitas elektron terbesar dan terkecil
e. Unsur yang paling elektronegatif
f. Unsur yang paling elektropositif
3. Diketahui unsur-unsur : 3 Li, 4 Be, 5 B, 9 F. Tentukan:

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 73


a. Unsur yang paling elektropositif
b. Unsur yang paling elektronegatif
c. Unsur yang mempunyai energi ionisasi terbesar
d. Unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar
e. Unsur yang terletak pada golongan IIIA
4. Diketahui unsur-unsur : 11 Na, 19 K, 37 Rb, 55 Cs. Tentukan:
a. Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut
b. Unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar
c. Unsur yang mempunyai energi ionisasi terbesar
d. Unsur yang mempunyai keelektronegatifan terbesar
e. Unsur yang paling elektropositif
5. Diketahui tabel unsur P, Q, dan R sebagai berikut.
Unsur Titik Leleh Titik Didih Energi Ionisasi Konfigurasi Elektron
P –200 °C –167 °C 1.600 kJ/mol 2, 7
Q –230 °C –233 °C 2.000 kJ/mol 2, 8
R 97 °C 890 °C 450 kJ/mol 2, 8, 1
a. Bagaimana wujud P, Q, dan R pada suhu kamar?
b. Pada golongan dan periode berapa unsur P, Q, dan R terletak pada sistem periodik
unsur modern?
c. Unsur manakah yang dapat menghantarkan arus listrik?
6. Sebutkan unsur-unsur logam dalam sistem periodik unsur modern!
7. Sebutkan unsur-unsur nonlogam dalam sistem periodik unsur modern!
8. Apakah yang dimaksud dengan unsur metaloid? Sebutkan contohnya!
9. Diketahui unsur 11 Na dan 17 Cl. Unsur manakah yang mempunyai afinitas elektron terbesar?
Jelaskan alasan Anda!
10. Mengapa jari-jari atom 13Al lebih kecil daripada jari-jari atom 12Mg dalam periode yang sama?

Lembar Kerja Siswa


1. Lengkapi tabel berikut.
Sifat Periodik Dari atas ke Dari kiri ke Terbesar Terkecil
bawah kanan
Jari-jari atom
Energi ionisasi
Afinitas elektron
Keelektronegatifan

2. Diberikan data sebagai berikut :


2 A 3B 4 C 7 D 8E 9F 11 G 17 H

Analisislah sifat keperiodikan unsur dengan menjawab pertanyaan berikut.


a. Tuliskanlah konfigurasi elektron dari unsur-unsur tersebut!
b. Tentukanlah letak (periode dan golongan) dari masing-masing unsur!
c. Gambarkan bagan posisi dari setiap unsur!
d. Tentukanlah jari-jari atom terbesar dan terkecil!
e. Tentukanlah energi ionisasi terbesar dan terkecil!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 74


f. Tentukanlah afinitas elektron terbesar dan terkecil!
g. Tentukanlah keelektronegatifan terbesar dan terkecil!
h. Tentukanlah unsur mana yang paling reaktif!
i. Tentukanlah unsur manakah yang merupakan unsur alkali, alkali tanah, gas mulia, dan
halogen!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 75


BAB V
IKATAN KIMIA

Kompetensi Dasar :
3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta
kaitannya dengan sifat zat.
4.5 Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan karakteristik senyawa ion atau
senyawa kovalen berdasarkan beberapa sifat fisika.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menjelaskan kecenderungan atom-atom dalam membentuk ikatan.
2. Peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen beserta contoh
senyawanya.
3. Peserta didik dapat menentukan senyawa yang memiliki ikatan ion, kovalen dan kovalen
koordinasi.
4. Peserta didik dapat menjelaskan kepolaran senyawa dalam hubungannya dengan
keelektronegatifan.
5. Peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan ikatan logam.
6. Peserta didik dapat memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa dan
membandingkan sifat fisisnya.
7. Peserta didik dapat membandingkan hubungan ikatan kimia dengan sifat fisik senyawa melalui
pengamatan.

Materi Pembelajaran
Pada umumnya atom tidak dalam keadaan bebas tetapi bergabung dengan atom lain
membentuk senyawa/molekul. Atom-atom memiliki kecenderungan saling bereaksi untuk mencapai
konfigurasi elektron stabil yang menyerupai konfigurasi elektron atom-atom gas mulia, yaitu 8
elektron pada kulit terluar. Kecenderungan inilah yang menyebabkan atom-atom berikatan satu
dengan lainnya. Ikatan yang terjadi mengakibatkan terjadinya gaya tarik antar atom. Gaya tarik yang
mengikat atom-atom disebut ikatan kimia. Pembentukan ikatan bergantung pada keadaan elektron
valensi dari atom-atom yang berikatan untuk bergabung membentuk molekul. Pembentukan molekul
dapat terjadi dengan cara transfer elektron atau pemakaian elektron secara bersama-sama pada kulit
terluar. Jenis dan kekuatan ikatan yang terjadi sangat menentukan sifat molekul yang terbentuk.
Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif (atom yang
melepaskan elektron) dan ion negatif (atom yang menerima elektron) sehingga senyawa ion yang
terbentuk bersifat polar. Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis (1875 –
1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman (1853 – 1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia.
1. Unsur-unsur gas mulia (golongan VIIIA/18) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi
elektronnya memiliki susunan elektron yang stabil.
2. Setiap unsur berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti yang dimiliki oleh unsur gas mulia,
yaitu dengan cara melepaskan elektron atau menangkap elektron maupun pemakaian elektron
secara bersama-sama.
3. Kecenderungan atom-atom unsur untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar disebut kaidah
oktet.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 76


 Konfigurasi elektron gas mulia
Dibandingkan dengan unsur-unsur lain, unsur gas mulia merupakan unsur yang paling stabil.
Kestabilan ini disebabkan karena susunan elektronnya berjumlah 8 elektron di kulit terluar, kecuali helium
(mempunyai konfigurasi elektron penuh). Hal ini dikenal dengan konfigurasi oktet, kecuali helium
dengan konfigurasi duplet.
Tabel 5.1 Konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia
Lambang Unsur Konfigurasi elektron Elektron Valensi
2
2He 1s 2 2
2 2 6
10Ne 1s 2s 2p 2, 8 8
2 6
18Ar [Ne] 3s 3p 2, 8, 8 8
10 2 6
36Kr [Ar] 3d 4s 4p 2, 8, 18, 8 8
10 2 6
54Xe [Kr] 4d 5s 5p 2, 8, 18, 18, 8 8
14 10 2 6
86Rn [Xe] 4f 5d 6s 6p 2, 8, 18, 32, 18, 8 8

Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan membentuk ikatan agar dapat
menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat. Kecenderungan
ini disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat dicapai dengan
melepas, menangkap, atau memasangkan elektron.
Contoh : Konfigurasi elektron
2 2 6
10Ne : 2 8 atau 1s 2s 2p
1 +
11Na : 2 8 1 atau [Ne] 3s dengan melepas 1 elektron akan menyerupai neon membentuk ion Na
2 5
17Cl : 2 8 7 atau [Ne] 3s 3p dengan menyerap 1 elektron akan menyerupai argon membentuk ion
Cl─
2 6
18Ar : 2 8 8 atau [Ne] 3s 3p
Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Na Na+

Cl Cl─

Dalam mempelajari materi ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami terlebih dahulu tentang
lambang Lewis. Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Elektron dalam
lambang Lewis dapat dinyatakan dalam titik atau silang kecil.
Tabel 5.2 Lambang Lewis unsur-unsur periode 2 dan 3

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 77


A. JENIS-JENIS IKATAN KIMIA
1. IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain.
Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap
elektron (bukan logam / nonlogam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion
positif. Sedangkan atom nonlogam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara
ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion
(ikatan elektrovalen).
Garam dapur atau natrium klorida (NaCl) merupakan contoh yang mudah untuk memahami
terjadinya ikatan ion. Pada NaCl terjadi serah terima elektron, yaitu atom natrium melepaskan sebuah
elektron valensinya sehingga terbentuk ion natrium (Na+) dan elektron ini diterima oleh atom klor
sehingga terbentuk ion klorida (Cl─).
Na (2, 8, 1) → Na+ (2, 8) + e (x1)
Cl (2, 8, 7) + e → Cl─ (2, 8, 8) (x1)

Na (2, 8, 1) + Cl (2, 8, 7) → Na (2, 8) + Cl (2, 8, 8) → NaCl
+

Dengan menggunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.

Gambar 5.1 Susunan Ion dalam Kristal Natrium Klorida, NaCl

Pada magnesium klorida (MgCl2), setiap atom logam magnesium melepaskan dua elektron
pada kulit terluarnya dan membentuk ion Mg2+. Dua elektron ini diserahkan kepada dua atom
nonlogam klor sehingga terbentuk dua ion klorida (Cl─).
Mg (2, 8, 2) → Mg2+ (2, 8) + 2e (x1)
Cl (2, 8, 7) + e → Cl─ (2, 8, 8) (x2)

Mg (2, 8, 2) + 2Cl (2, 8, 7) → Mg (2, 8) + 2Cl (2, 8, 8) → MgCl2
2+

Pembentukan MgCl2 digambarkan dengan lambang Lewis sebagai berikut.

Cl x Cl

x 2+
Mg + Mg + MgCl2
x

Cl x
Cl

Pada aluminium fluorida (AlF3), Al melepas 3 elektron membentuk ion Al3+, sedangkan F
menyerap 1 elektron membentuk ion F─.
Al (2, 8, 3) → Al3+ (2, 8) + 3e (x1)
F (2, 7) +e → F─ (2, 8) (x3)
Al (2, 8, 3) + 3F (2, 7) → Al (2, 8) + 3F─ (2, 8) → AlF3
3+

Pembentukan AlF3 digambarkan dengan lambang Lewis sebagai berikut.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 78


F x
F
x 3+
Al + Al + AlF3
x
x
F xF

F xF

Ikatan ion hanya dapat terbentuk apabila unsur-unsur yang berikatan mempunyai perbedaan
daya tarik elektron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan keelektronegatifan yang besar ini
memungkinkan terjadinya serah- terima elektron. Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
1) Berbentuk kristal dalam wujud padat
2) Bersifat keras tapi rapuh
3) Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
4) Memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
5) Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit

2. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena penggunaan bersama pasangan elektron.
Ikatan kovalen terjadi antara sesama unsur nonlogam yang memasangkan elektron valensinya
sehingga membentuk pasangan elektron bersama.
a. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang menggunakan sepasang elektron. Sebagai
contoh, yaitu ikatan kovalen pada molekul hidrogen. Masing-masing atom H mempunyai 1
elektron. Untuk mencapai konfigurasi stabil gas mulia terdekat, yaitu He (Z = 2), dua atom
hidrogen saling memasangkan elektron valensinya. Pasangan elektron tersebut menjadi milik
bersama, artinya ditarik oleh kedua inti atom yang berikatan. Dengan demikian, kedua atom
tersebut saling terikat. Pembentukan molekul hidrogen digambarkan dengan lambang Lewis
sebagai berikut.
Konfigurasi atom H adalah :
H:1 (memerlukan 1 elektron)
H:1 (memerlukan 1 elektron)

Hx + x H Hx x H H H H2

Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul


Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen tunggal

Contoh yang lain adalah pembentukan molekul Cl2. Pembentukan ikatan dalam Cl2 dapat
digambarkan sebagai berikut.
Konfigurasi atom Cl adalah :
Cl : 2 8 7 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2 8 7 (memerlukan 1 elektron)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 79


Cl Cl Cl2
Cl + Cl Cl Cl

Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul


Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen tunggal

Contoh yang lain adalah pembentukan senyawa antarunsur nonlogam, hidrogen fluorida
(HF). Pembentukan ikatan kovalen antara atom H dengan atom F tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut.
Konfigurasi elektron atom H dan atom F adalah :
H:1 (memerlukan 1 elektron)
F:2 7 (memerlukan 1 elektron)

Hx + F Hx F H F HF

Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul


Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen tunggal

Contoh yang lain adalah penentuan rumus kimia senyawa yang terjadi antara hidrogen
(H) dan oksigen (O) sebagai berikut.
Konfigurasi elektron H dan O adalah :
H:1 (memerlukan 1 elektron) (x2) Rumus molekul senyawa
O:2 6 (memerlukan 2 elektron) (x1) yang terbentuk adalah H2O

Hx
+ O Hx O H O H2O
Hx x
H H

Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul


Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen tunggal

Contoh yang lain adalah penentuan rumus kimia senyawa yang terjadi antara nitrogen (N)
dan hidrogen (H) sebagai berikut.
Konfigurasi elektron N dan H adalah :
N:2 5 (memerlukan 3 elektron) (x1) Rumus molekul senyawa
H:1 (memerlukan 1 elektron) (x3) yang terbentuk adalah NH3
Hx H
H
x
Hx + N Hx N H N NH3
x
H H
Hx
Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul
Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen tunggal

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 80


Contoh dalam meramalkan rumus kimia senyawa kovalen berdasarkan aturan oktet dan
menggambarkan proses pembentukan ikatan kovalen antara unsur X (Z = 7) dengan unsur Y (Z =
9) adalah sebagai berikut.
Konfigurasi elektron unsur X dan Y adalah :
X:2 5 (memerlukan 3 elektron) (x1) Rumus molekul senyawa
Y:2 7 (memerlukan 1 elektron) (x3) yang terbentuk adalah XY3
Pembentukan ikatan yang terjadi dapat digambarkan dengan lambang Lewis sebagai berikut.
x x
x
x Y x
xx x x
x x
x Y x Y
x x x x x
x X x
x Y x + x Y x X Y X XY3
xx xx x
x
x x x Y xx Y
x x xx
x Y
xx

Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul


Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen tunggal

b. Ikatan Kovalen Rangkap Dua


Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan yang menggunakan dua pasang elektron.
Sebagai contoh, ikatan rangkap dalam molekul oksigen (O2). Oksigen (Z = 8) mempunyai 6
elektron valensi, sehingga untuk mencapai konfigurasi oktet harus memasangkan 2 elektron.
Pembentukan ikatan dalam molekul oksigen dapat digambarkan sebagai berikut.
Konfigurasi elektron atom O adalah :
O:2 6 (memerlukan 2 elektron) (x1) Rumus molekul senyawa
O:2 6 (memerlukan 2 elektron) (x1) yang terbentuk adalah O2

O + O O O O O O2

Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul


Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen rangkap dua

Contoh yang lain adalah penentuan rumus kimia senyawa yang terjadi antara karbon (C)
dan oksigen (O) sebagai berikut.
Konfigurasi elektron C dan O adalah :
C:2 4 (memerlukan 4 elektron) (x1) Rumus molekul senyawa
O:2 6 (memerlukan 2 elektron) (x2) yang terbentuk adalah CO2

x O
x x O
x C x + O x C x O C O CO2
x
O

Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul


Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen rangkap dua

c. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 81


Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan yang menggunakan tiga pasang elektron.
Sebagai contoh ikatan rangkap tiga dalam molekul nitrogen (N2). Nitrogen (Z = 7) mempunyai 5
elektron valensi, sehingga untuk mencapai konfigurasi oktet harus memasangkan 3 elektron.
Pembentukan ikatannya dapat digambarkan sebagai berikut.
Konfigurasi elektron atom N adalah :
N:2 5 (memerlukan 3 elektron) (x1) Rumus molekul senyawa
N:2 5 (memerlukan 3 elektron) (x1) yang terbentuk adalah N2

N + N N N N N N2

Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul


Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen rangkap tiga

Pasangan elektron yang dipakai bersama-sama disebut pasangan elektron ikatan (PEI), sedangkan
yang tidak dipakai bersama-sama dalam ikatan disebut pasangan elektron bebas (PEB). Misalnya:
 Molekul H2O mengandung 2 PEI dan 2 PEB
 Molekul NH3 mengandung 3 PEI dan 1 PEB
 Molekul CH4 mengandung 4 PEI dan tidak ada PEB

d. Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang
digunakan bersama berasal dari satu atom saja. Sebagai contoh, amonia (NH3) dapat bereaksi
dengan boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3.BCl3. Atom N dalam NH3 sudah oktet
dan mempunyai sepasang elektron bebas. Di pihak lain, atom B dalam BCl 3 sudah memasangkan
semua elektron valensinya, namun belum oktet. Atom N (dari NH3) dan atom B (dari BCl3) dapat
berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari atom N. Dalam
menggambarkan struktur molekul, ikatan kovalen koordinasi dinyatakan dengan garis berpanah
dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron. Rumus Lewis dan rumus struktur NH3.BCl3
sebagai berikut.

Cl H Cl
Cl
H x
H x H N B Cl
H x N B Cl
H x N + B Cl
H x H Cl
H x Cl
Cl

Contoh lain adalah ion ammonium dan ion hidronium masing-masing mengandung satu
+
ikatan kovalen koordinasi. Ion hidronium, H3O dibentuk dari molekul air yang mengikat ion
hidrogen melalui reaksi: H2O + H+ → H3O+. Struktur Lewisnya ditulis sebagai berikut.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 82


Pada molekul H2O, atom oksigen mempunyai dua pasang elektron bebas. H+ tidak mempunyai
elektron. Untuk membentuk ikatan digunakan salah satu pasangan elektron bebas dari oksigen
sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi. Ikatan ini bisa dituliskan sebagai berikut.

Tanda panah (→) menunjukkan pasangan elektron ikatan kovalen koordinasi berasal dari atom
oksigen. Ion amonium, NH4+ dibentuk dari NH3 dan ion H+ melalui reaksi: NH3 + H → NH4 .
+ +

Struktur Lewisnya ditulis sebagai berikut.

Pasangan elektron ikatan kovalen koordinasi berasal dari atom nitrogen.

e. Kepolaran Senyawa Kovalen


Di atas telah dijelaskan hakikat ikatan kovalen, yaitu ikatan yang terbentuk karena
menggunakan pasangan elektron bersama. Namun demikian, kedudukan pasangan elektron milik
bersama itu tidak selalu simetris terhadap kedua atom yang berikatan. Pasangan elektron akan
lebih dekat ke arah atom yang mempunyai keelektronegatifan lebih besar. Hal ini mengakibatkan
polarisasi atau pengutuban ikatan. Berikut daftar keelektronegatifan beberapa unsur.
Tabel 5.3 Daftar keelektronegatifan beberapa unsur
Unsur Keelektronegatifan
H 2,1
C 2,5 Hx x H
N 3,0
Cl 3,0
O 3,5
F 4,0 H x Cl

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 83


Pada molekul H2 di atas, kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris
terhadap kedua atom H. Dalam molekul tersebut, muatan negatif (elektron) tersebar secara
homogen. Ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen nonpolar
Pada molekul HCl, pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom Cl, karena Cl
mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. akibatnya, pada HCl terjadi polarisasi,
dimana atom Cl lebih negatif daripada atom H. Ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen polar.
Contoh molekul dengan ikatan kovalen nonpolar adalah H2, Cl2, N2, O2, F2, CH4, BeCl2,
BF3, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh molekul dengan ikatan kovalen polar adalah H2O,
NH3, HCl, HF, dan lain sebagainya. Kepolaran suatu zat dapat ditentukan dengan mengamati
perilaku zat itu dalam medan magnet. Zat polar tertarik ke dalam medan magnet, sedangkan zat
nonpolar tidak. Kepolaran juga dapat dinyatakan dengan momen dipol.
Kepolaran dinyatakan dengan momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara muatan (Q)
dengan jarak (r).
μ=Q×r

Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D = 3,33 × 10–30 C m. Momen dipol dari beberapa
senyawa diberikan dalam Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Momen Dipol Beberapa Zat
Senyawa Perbedaan Momen Dipol (D)
Keelektronegatifan
HF 1,8 1,91
HCl 1,0 1,03
HBr 0,8 0,79
HI 0,5 0,38

f. Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet


1) Pengecualian Aturan Oktet
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.
 Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam
kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap
belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BeF2, BCl3, BF3 dan AlBr3.

 Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.


Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17. Kemungkinan
rumus Lewis untuk NO2 sebagai berikut.

 Senyawa yang melampaui aturan oktet.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 84


Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8
elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron).
Beberapa contoh adalah PCl5, SF4, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5.
Perhatikan rumus Lewis dari PCl5, SF6, dan ClF3 berikut ini.

2) Kegagalan Aturan Oktet


Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun
postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan
Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat
oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih
banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun
unsur postransisi tidak memenuhi aturan oktet.

3. IKATAN LOGAM
Kawat tembaga digunakan sebagai penghantar listrik dalam kabel, besi digunakan untuk
setrika sebagai penghantar panas, dan emas atau perak digunakan untuk perhiasan dalam bentuk yang
indah. Apa penyebab logam memiliki sifat tersebut? Hal ini disebabkan atom-atom pada logam
tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi bergabung melalui ikatan logam.

Gambar 5.2 Ikatan Logam (Sumber: Ebbing, General Chemistry, 2012.)

Atom logam mempunyai keelektronegatifan rendah, artinya mereka cenderung mudah


melepaskan elektron terluarnya. Jika atom logam melepaskan elektron maka terbentuk kation atau ion
positif. Berdasarkan sinar X, logam-logam membentuk kisi kristal. Struktur kisi logam tersusun dalam
kation-kation. Elektron-elektron dari atom logam ditemukan di dalam kisi-kisi logam dan bebas
bergerak di antara semua kation, membentuk lautan elektron. Gaya elektrostatik antarmuatan (+)
logam dan muatan (–) dari elektron akan menggabungkan kisi- kisi logam tersebut. Tarik-menarik
dari kation di dalam lautan elektron yang bertindak sebagai perekat dan menggabungkan kation-kation
disebut ikatan logam. Mengapa logam dapat menghantarkan listrik? Elektron yang bebas bergerak
pada lautan elektron menyebabkan logam dapat menghantarkan listrik sehingga logam banyak
digunakan sebagai penghantar listrik dalam kabel. Logam pada umumnya titik didihnya tinggi,

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 85


penghantar panas yang baik dan dapat ditempa. Atom logam dengan atom logam tersusun rapat
membentuk struktur raksasa sehingga logam mempunyai titik leleh dan kekerasan yang tinggi. Dengan
demikian, logam banyak digunakan sebagai penghantar panas. Ada logam yang mudah dibentuk
dengan ditempa maka logam banyak digunakan untuk perhiasan atau pajangan dengan bentuk yang
indah.

B. STRUKTUR LEWIS DAN MUATAN FORMAL


Keadaan elektron valensi suatu unsur dapat digambarkan dengan menggunakan notasi khusus
yang disebut struktur Lewis. Struktur ini dikembangkan oleh G.N. Lewis. Struktur Lewis suatu unsur
digambarkan sebagai simbol atomnya yang dikelilingi oleh sejumlah titik, lingkaran, atau tanda silang
yang melambangkan elekron valensinya. Contohnya, hidrogen, dengan satu elektron valensi,
digambarkan sebagai H•. Pembentukan ikatan yang terjadi antar atom dapat lebih mudah dipahami
dengan menggunakan struktur Lewisnya. Contoh struktur Lewis untuk beberapa senyawa disajikan di
bawah ini.

Jika sepasang elektron yang digunakan bersama ditulis sebagai – , maka

Gambar 5.3 Struktur Lewis CH4, NH3, H2O, CO2

Tahap pertama yang harus dilakukan untuk menggambar struktur Lewis adalah menentukan
atom-atom mana yang saling berikatan. Contohnya, pada CO2, kedua atom oksigen terikat pada atom
karbon sebagai pusat molekulnya, sehingga strukturnya tidak mungkin berupa O-O=C. Sesungguhnya,
satu-satunya cara yang pasti untuk menentukan bagaimana atom-atom ini berikatan adalah melalui
percobaan. Pada senyawa biner sederhana dan ion-ion poliatom, seperti CO2 dan CO32–, atom pusat
biasanya disebutkan pertama kali. Contohnya, karbon adalah atom pusat dalam CO2 dan CO32–,
nitrogen adalah atom pusat dalam NH3, NO2, dan NO3–, sulfur adalah atom pusat dalam SO3 dan
SO42–. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk H2O dan H2S dan untuk molekul-molekul seperti HClO atau
SCN. Perkiraan yang tepat memang tidak mungkin dibuat dengan cara ini. Setelah susunan atom
dalam molekul diketahui, dapat dilanjutkan dengan menempatkan elektron-elektron valensinya. Hal
ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap berikut.
1) Hitung jumlah seluruh elektron valensi yang dimiliki oleh seluruh atom dalam molekul atau ion
poliatom. Untuk ion poliatom yang bermuatan negatif, tambahkan elektron sesuai besar
muatannya. Sebaliknya, untuk ion poliatom yang bermuatan positif, kurangi jumlah elektron
sesuai besar muatannya.
2) Letakkan sepasang elektron diantara dua atom yang berikatan.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 86


3) Lengkapi konfigurasi oktet atom-atom (ingatlah bahwa kulit valensi atom hidrogen hanya dapat
diisi dua elektron )
Konfigurasi oktet atom :

Jika atom pusat masih belum memenuhi aturan oktet, bentuklah ikatan rangkap sehingga aturan
ini dipenuhi oleh setiap atom yang berikatan.
Contoh:

Harus diperhatikan pula bahwa hal ini tidak berlaku untuk senyawa-senyawa yang menyimpang
dari aturan oktet, seperti BCl3 dan BeCl2.
Contoh: Struktur Lewis untuk formaldehida, CH2O, dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Tuliskan kerangka molekulnya.

2. Hitung jumlah elektron valensi yang ada pada H2CO. Jumlah elektron valensi = 2 + 4 + 6 =
12.
3. Letakkan sepasang elektron diantara dua atom yang berikatan.

4. Letakkan sisa elektron pada atom ujung yang lebih elektronegatif, yaitu O

5. Sampai tahap ini, atom C belum oktet tetapi sudah tidak ada elektron untuk membuatnya
oktet. Struktur oktet dapat dicapai dengan menggeser pasangan elektron bebas pada atom O
menjadi elektron ikatan.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 87


Jadi struktur Lewis H2CO adalah :

C. SIFAT FISIS SENYAWA ION DAN KOVALEN


Sifat fisis senyawa ion umumnya berbeda dengan senyawa kovalen. Hal ini disebabkan oleh
cara pembentukan ikatan yang berbeda. Misalnya titik leleh garam dapur NaCl jauh berbeda dengan
titik leleh gula C12H22O11 karena garam dapur termasuk senyawa ion sedangkan gula termasuk
senyawa kovalen.
1. SIFAT FISIS SENYAWA ION
Senyawa ion umumnya mempunyai titik didih dan titik leleh relatif tinggi, karena energi yang
diperlukan untuk memutuskan gaya Coulomb antara ion-ion relatif tinggi.
Tabel 5.5 Titik leleh senyawa ion
Senyawa Titik Leleh (⁰ C) Senyawa Titik Leleh
(⁰ C)
NaF 990 MgCl2 714
NaCl 801 CaCl2 774
NaBr 755 SrCl2 870
NaI 651 BaCl2 955
Silberberg,
Chemistry: The Molecullar Nature of Matter and Change

Senyawa ion merupakan penghantar listrik yang baik dalam larutan maupun lelehan atau
leburannya. Sifat penghantar listrik yang baik tersebut disebabkan adanya gerakan ion-ion dalam
leburan senyawa atau larutannya. Senyawa ion juga umumnya mudah larut dalam air.

2. SIFAT FISIS SENYAWA KOVALEN


Senyawa kovalen ada yang membentuk struktur molekul sederhana misalnya CH4 dan H2O,
ada juga yang membentuk struktur molekul raksasa seperti SiO2. Selain itu, ada atom- atom yang
membentuk struktur kovalen raksasa contohnya karbon dalam intan. Titik didih senyawa kovalen
bervariasi, ada yang rendah dan sangat tinggi.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 88


Tabel 5.6 Titik didih senyawa kovalen
Molekul Sederhana Struktur Molekul Raksasa
Zat Titik Didih (oC) Zat Titik Didih (oC)
Metana, CH4 -161 Intan, C 4830
Air, H2O 100 Silikon, Si 2355
Klor, Cl2 -35 Silika, SiO2 2230
Sumber: Zumdhal, Chemistry

Metana memiliki fase gas. Pada setiap molekulnya terdapat ikatan kovalen yang relatif kuat.
Di antara molekul-molekul CH4 terdapat gaya antarmolekul yang lemah. Pada saat dipanaskan,
masing-masing molekul CH4 mudah berpisah sehingga titik didih metana rendah. Pada intan, atom C
dengan C lainnya berikatan kovalen sangat kuat membentuk struktur raksasa sehingga titik didihnya
tinggi. Senyawa dengan struktur molekul raksasa tidak larut dalam air dan tidak menghantarkan listrik
kecuali grafit, yaitu karbon pada batu baterai dan isi pensil.

3. PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DENGAN SENYAWA KOVALEN


Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen
Titik didih Tinggi Rendah
Daya hantar listrik Padat : tidak menghantar Padat : tidak menghantar
Lelehan : menghantar Lelehan : tidak menghantar
Larutan : menghantar Larutan:ada yang menghantar
Kelarutan dalam air Umumnya larut Umumnya tidak larut
(pelarut polar)
Kelarutan dalam Umumnya tidak larut Umumnya larut
pelarut nonpolar

Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Di antara unsur berikut ini manakah yang paling stabil (paling sukar bereaksi)?
A. logam alkali
B. logam alkali tanah
C. golongan halogen
D. golongan gas mulia
E. golongan karbon

2. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut.


P:2 8 7 S:2 8 8
Q:2 8 8 1 T : 2 8 18 4
R : 2 8 18 2
Di antara unsur di atas, yang paling stabil (paling sukar membentuk ikatan kimia) adalah ….
A. P
B. Q
C. R
D. S
E. T
3. Manakah di antara spesi berikut yang konfigurasi elektronnya tidak sama dengan neon
(konfigurasi : 2 8)?

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 89


A. Na+ (Z = 11)
B. Mg2+ (Z = 12)
C. F─ (Z = 9)
D. O2─(Z = 8)
E. S2─ (Z = 16)

4. Unsur X dengan konfigurasi elektron : 2 8 7 dapat mencapai aturan oktet dengan cara ….
A. melepas 7 elektron
B. memasangkan 1 elektron
C. menyerap atau memasangkan 1 elektron
D. menerima sepasang elektron
E. menyerap 1 elektron

5. Suatu atom memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


 Afinitas elektron sangat kecil
 Energi ionisasi sangat kecil
 Mempunyai konfigurasi elektron 2 8 8 1
Pernyataan yang tepat tentang atom tersebut adalah ….
A. atom tersebut cenderung berikatan kovalen
B. atom tersebut cenderung berikatan kovalen polar
C. atom tersebut cenderung berikatan kovalen koordinasi
D. atom tersebut cenderung berikatan elektrovalen (ion)
E. atom tersebut cenderung tidak mau berikatan

6. Pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan ion adalah ….


A. 11 Y dan 19 Z

B. 6P dan 8 Q
C. 12 R dan 8 Q
D. 16 M dan 7 X
E. 15 A dan 17 B

7. Unsur A (Z = 11) dan unsur B (Z = 16) dapat membentuk senyawa dengan rumus kimia dan jenis
ikatan ….
A. AB, ionik
B. AB, kovalen
C. A2B, ionik
D. A2B, kovalen
E. AB2, ionic

8. Nomor atom unsur-unsur P, Q, R, S dan T berturut-turut adalah 9, 12, 16, 17 dan 18. Rumus
kimia senyawa dan ikatan kimia yang mungkin terbentuk dari pasangan unsur di atas adalah ….
A. PR2, ionik
B. PS, ionik
C. QR, kovalen
D. QS2, ionik
E. ST3, kovalen

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 90


9. Unsur P (nomor atom 20) dan unsur Q (nomor atom 9) dapat membentuk senyawa dengan jenis
ikatan dan rumus empiris ….
A. ion, PQ
B. kovalen, PQ2
C. ion, PQ2
D. kovalen, P2Q
E. ion, P2Q

10. Ikatan kovalen dapat terbentuk antara unsur ….


A. Logam alkali dengan halogen
B. Logam alkali tanah dengan halogen
C. Logam alkali dengan gas mulia
D. Halogen dengan golongan oksigen
E. Golongan oksigen dengan logam alkali

11. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut.


P :2
Q :2 8 2
R :2 7
S :2 8
T :2 4
Ikatan kovalen dapat terbentuk antara pasangan ….
A. P dengan R
B. R dengan S
C. P dengan T
D. S dengan T
E. R dengan T

12. Diketahui susunan elektron unsur :


P : 2, 8, 1 R : 2, 8, 7
Q : 2, 8, 4 S : 2, 8, 8, 2
Pasangan yang dapat membentuk ikatan kovalen adalah ….
A. P dan Q
B. Q dan R
C. S dan R
D. P dan R
E. Q dan S

13. Rumus Lewis molekul senyawa dari P dan Q sebagai berikut.


..
P:Q:P
..

Kemungkinan unsur P dan Q adalah ….


Unsur P Unsur Q
A. natrium ( 11 Na) oksigen ( 8 O)

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 91


B. sulfur ( 16 S) hidrogen ( 1 H)
C. oksigen ( 8 O) klorin ( 17 Cl)
D. hidrogen ( 1 H) karbon ( 6 C)
E. hidrogen ( 1 H) oksigen ( 8 O)

14. Rumus Lewis molekul senyawa dari unsur X dan Y sebagai berikut.
Kemungkinan unsur X dan Y adalah ….
X Y X Unsur X Unsur Y
A. Hidrogen (Z=1) karbon (Z=6)
B. Hidrogen (Z=1) oksigen (Z=8)
C. Natrium (Z=11) oksigen (Z=8)
D. Belerang (Z=16) hidrogen (Z=1)
E. Oksigen (Z=8) klorin (Z=17)

15. Di antara kelompok senyawa berikut, yang merupakan kelompok senyawa kovalen adalah ….
A. SO3, Na2SO4, dan H2S
B. KCl, Na2O, dan NH3
C. HF, NaF, dan CaF2
D. NH3, NaCl, dan NCl3
E. CO2, CH4, dan HCl

16. Di antara kelompok senyawa berikut ini yang hanya berikatan kovalen adalah …. (diketahui
nomor atom H=1, C=6, N=7, O=8, Na=11, Cl=17, K=19, Br=35, Ba=56)
A. CH4 dan H2O
B. KCl dan CCl4
C. NH3 dan KNO3
D. NaCl dan H2O
E. Ba(OH)2 dan HBr

17. Unsur X dan Y masing-masing mempunyai 6 dan 7 elektron valensi. Rumus kimia dan jenis
ikatan yang sesuai jika kedua unsur itu bersenyawa adalah ….
A. XY6, ionik
B. X2Y, ionik
C. XY2, ionik
D. XY2, kovalen
E. X2Y, kovalen

18. Unsur P (nomor atom = 15) bersenyawa dengan Cl (nomor atom = 17) membentuk PCl 3.
Banyaknya pasangan elektron bebas pada atom pusat P dalam senyawa PCl3 adalah ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 92


19. Diketahui beberapa unsur dengan nomor atom sebagai berikut.
1 A; 6 B; 8 C; 9 D; 15 E; dan 17 F

Di antara molekul berikut yang mempunyai ikatan rangkap dua adalah ….


A. A2C
B. BC2
C. ED3
D. F2
E. BA4

20. Molekul yang memiliki ikatan kovalen rangkap tiga adalah …


A. CO2 ( 6 C; 8 O)

B. O2 ( 8 O)
C. H2 ( 1 H)
D. NH3 ( 7 N; 1 H)

E. N2 ( 7 N)

21. Gambar di samping menyatakan rumus Lewis dari HNO3 ( 1 H; 7 N; 8 O). Ikatan kovalen
koordinasi ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1 .. 1
B. 2 2 : O :
C. 3 .. .. ..
D. 4 H : O : N :: O
E. 5 .. ..
3 4 5

22. Gambar di samping menyatakan rumus elektron BF3.NH3.


Ikatan kovalen dan kovalen koordinat ditunjukkan oleh 2 .. 3
nomor …. 1
H : F :
A. 1 dan 2 ..
.. ..
B. 2 dan 3 4
H : N : B : F :
C. 3 dan 4 .. .. ..
D. 4 dan 5
H : F :
E. 1 dan 5
..
5
23. Penyebab terjadinya ikatan logam adalah ….
A. gaya tarik elektrostatis
B. gaya tarik menarik antara elektron dan muatan positifnya
C. gaya tarik menarik antara elektron dan neutron
D. aliran elektron dari satu atom ke atom yang lain
E. serah terima elektron antara dua atom
24. Berikut ini merupakan sifat fisis senyawa ion, kecuali ….
A. Kristalnya konduktor
B. Titik leleh tinggi
C. Keras

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 93


D. Lelehannya elektrolit
E. Mudah larut dalam air

25. Di antara senyawa berikut yang tidak memenuhi kaidah oktet adalah ….
A. NH3
B. H2O
C. CCl4
D. SO2
E. BF3

26. Kepolaran suatu senyawa dipengaruhi oleh ….


A. Keelektronegatifan, momen dipol, energi ionisasi
B. Keelektronegatifan, jari-jari atom, energi ionisasi
C. Keelektronegatifan, jari-jari atom, afinitas elektron
D. Momen dipol, keelektronegatifan, bentuk molekul
E. Momen dipol, bentuk molekul, jari-jari atom

27. Berikut ini yang merupakan senyawa yang bersifat polar adalah ….
A. HF
B. CH4
C. Cl2
D. CO2
E. CCl4

28. Diketahui nilai keelektronegatifan unsur H = 2,1; O = 3,5; C = 2,5; N = 3,0; dan Cl = 3,0.
Pasangan senyawa kovalen non-polar dan kovalen polar berturut-turut adalah ….
A. Cl2 dan O2
B. Cl2 dan N2
C. NH3 dan HCl
D. CCl4 dan HCl
E. NH3 dan H2O

29. Ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron oleh atom logam
disebut ….
A. ikatan kovalen biasa
B. ikatan kovalen koordinasi
C. ikatan logam
D. ikatan ion
E. ikatan hidrogen

30. Perhatikan tabel berikut.


Titik Titik Daya hantar
Kelarutan
Zat leleh didih Padatan Lelehan
dalam air
(°C) (°C)
A 1.070 1.900 Tidak larut Baik Baik
B 44 280 Tidak larut Sangat buruk Sangat buruk
C −39 357 Larut Sangat buruk Baik
D 1.100 2.140 Larut Sangat buruk Baik

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 94


E −185 −6 Tidak larut Sangat buruk Sangat buruk
Tabel di atas menyangkut berbagai sifat fisikdari 5 jenis zat. Zat yang tergolong senyawa logam,
senyawa ion, dan senyawa kovalen, berturut-turut adalah ....
a. A, B, dan C
b. A, B, dan D
c. A, C, dan E
d. A, D, dan B
e. C, D, dan E

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat.


1. Unsur 20 Ca dan unsur 17 Cl saling berikatan.
a. Ikatan apa yang terbentuk antara Ca dan Cl?
b. Tuliskanlah mekanisme reaksi pembentukan ikatan yang terjadi!
c. Gambarkan struktur elektron menurut Lewis!

2. Unsur 19 K dan unsur 8 O saling berikatan.


a. Ikatan apa yang terbentuk antara K dan O?
b. Tuliskanlah mekanisme reaksi pembentukan ikatan yang terjadi!
c. Gambarkan struktur elektron menurut Lewis!

3. Unsur 12 Mg dan unsur 7N saling berikatan.


a. Ikatan apa yang terbentuk antara Mg dan N?
b. Tuliskanlah mekanisme reaksi pembentukan ikatan yang terjadi!
c. Gambarkan struktur elektron menurut Lewis!

4. Unsur A mempunyai massa atom 27 dan intinya mengandung 14 neutron. Unsur B mengandung
16 proton dan 16 neutron.
a. Ikatan apa yang terbentuk antara A dan B?
b. Tuliskanlah mekanisme reaksi pembentukan ikatan yang terjadi!
c. Gambarkan struktur elektron menurut Lewis!

5. Unsur Si dengan nomor atom 14 berikatan dengan unsur Cl yang memiliki nomor atom 17.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur Si dan Cl?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!
d. Tentukan senyawa yang terbentuk bersifat polar atau nonpolar! Jelaskan alasannya!

6. Unsur N dengan nomor atom 7 berikatan dengan unsur H yang memiliki nomor atom 1.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur N dan H?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!
d. Tentukan senyawa yang terbentuk bersifat polar atau nonpolar! Jelaskan alasannya!

7. Unsur C dengan nomor atom 6 berikatan dengan unsur H yang memiliki nomor atom 1.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur C dan H?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 95


d. Tentukan senyawa yang terbentuk bersifat polar atau nonpolar! Jelaskan alasannya!

8. Unsur C dengan nomor atom 6 berikatan dengan unsur S yang memiliki nomor atom 16.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur C dan S?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!

9. Diketahui nomor atom H = 1, N = 7, dan O = 8.


a. Gambarkan struktur Lewis pada molekul HNO3!
b. Tentukan banyaknya ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua dan ikatan kovalen
koordinasi yang terdapat dalam molekul HNO3!

10. Unsur P (nomor atom 15) dengan unsur Cl (nomor atom 17) membentuk senyawa PCl5.
a. Gambarkan rumus Lewis dan rumus struktur senyawa tersebut!
b. Apakah senyawa tersebut memenuhi kaidah oktet?Jelaskan!

11. Unsur B (nomor atom 5) dengan unsur Cl (nomor atom 17) membentuk senyawa BCl3.
a. Gambarkan rumus Lewis dan rumus struktur senyawa tersebut!
b. Apakah senyawa tersebut memenuhi kaidah oktet?Jelaskan!

12. Unsur S dengan unsur F membentuk molekul SF6.


a. Gambarkan rumus Lewis dan rumus struktur senyawa tersebut!
b. Apakah senyawa tersebut memenuhi kaidah oktet?Jelaskan!

Lembar Kerja Siswa


1. Gambarkan rumus Lewis dan rumus struktur dari molekul berikut menurut kerangka molekul
yang disediakan berikut ini :
Gambar rumus Lewis Gambar rumus struktur
a.
H H

O O

H O P O H H O P O H

O O

b.
H O O H H O O H
c.
H C N H C N

d.
O N O N O O N O N O

e.
O P O P O O P O P O

O O O O

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 96


f.
H H

H C C C H H C C C H

H H H H H H

g.
H O H O

H C C O H H C C O H
H H

h.
H H H H
H C C C C H H C C C C H
H H H H

i.
H F H F

H N B F H N B F

H F H F

j.
H H H H

H C C O H H C C O H

H H H H

k.
H O H H O H

H C C C H H C C C H

H H H H
2. Percobaan Kepolaran Senyawa

MENYELIDIKI KEPOLARAN SENYAWA

Kompetensi Dasar :
3.5. Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta
kaitannya dengan sifat zat
4.5. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan karakteristik senyawa ion atau
senyawa kovalen berdasarkan beberapa sifat fisika

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 97


I. TUJUAN
Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa.

II. DASAR TEORI


Senyawa terbentuk dari ikatan dua atau lebih atom yang tidak sejenis. Ikatan kimia ada 2, yaitu
ikatan ion dan ikatan kovalen. Pada praktikum ini, kita akan menyelidiki kepolaran senyawa
kovalen.
Ikatan kovalen ada 2, yaitu kovalen polar dan non polar. Pada ikatan kovalen polar terdapat gaya
tarik elektrostatis antara kedua atom yang berikatan. Gaya ini disebabkan salah satu atom lebih
negatif sedangkan atom lainnya lebih positif, sehingga pasangan elektron ikatan (PEI) lebih
tertarik ke atom yang lebih negatif. Pada ikatan kovalen non polar, PEI tertarik ke semua atom
yang berikatan dengan sama kuat. Kepolaran senyawa dapat diketahui apabila senyawa tersebut
dikenakan medan listrik.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Buret (1 buah)
2. Statif (1 buah)
3. Klem (1 buah)
4. Batang polietena / penggaris plastik / magnet
5. Gelas kimia (4 buah)
6. Corong (1 buah)
B. Bahan
1. Air (H2O)
2. Aseton (CH3COCH3)
3. Etanol (C2H5OH)
4. Karbon tetraklorida (CCl4)

IV. CARA KERJA


1. Pasanglah buret pada statifnya.
2. Isilah buret dengan air.
3. Sediakan gelas kimia sebagai penampung di bawah buret.
4. Gosoklah batang polietena/penggaris plastik pada rambut kering secara searah sehingga
bermuatan.
5. Buka kran buret hingga air di dalam buret mengalir dan dekatkan batang polietena/penggaris
plastik yang telah digosok dengan rambut ke air yang keluar dari buret tersebut.
6. Amati dan catat apa yang terjadi dengan aliran air itu pada tabel pengamatan.
7. Lakukanlah langkah 2 - 6 tersebut untuk larutan etanol, aseton dan terakhir karbon
tetraklorida. Untuk setiap penggantian larutan, buret dicuci dulu dengan air biasa dengan cara
memasukkan air ke dalam buret kemudian dialirkan sampai 2 atau 3 kali.

V. HASIL PENGAMATAN
Rumus Aliran zat cair
Buret Bahan
Kimia Struktur Dibelokkan Tidak dibelokkan
1. Air
2. Etanol
3. Aseton
4. Karbon tetraklorida

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 98


VI. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
VII. PERTANYAAN
1. Apakah penyebab aliran zat cair dapat dibelokkan oleh medan magnet ?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Diantara ke-4 zat cair di atas, manakah yang bersifat polar dan manakah yang bersifat non
polar ?
Yang bersifat polar adalah :
…………………………………………………………………………………………………
Yang bersifat non polar adalah :
…………………………………………………………………………………………………
3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kepolaran suatu zat? Terapkan jawaban anda pada
hasil pengamatan ke-4 zat cair diatas!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 99


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

VIII. KESIMPULAN

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 100


BAB VI
BENTUK GEOMETRI MOLEKUL

Kompetensi Dasar :
3.6 Menerapkan Teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan Teori Domain
elektron dalam menentukan bentuk molekul.
4.6 Membuat model bentuk molekul dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan
sekitar atau perangkat lunak komputer.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menerapkan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi (VSEPR) dan teori
domain elektron dalam menentukan bentuk molekul.
2. Peserta didik dapat menentukan besar sudut ikatan pada suatu molekul.
3. Peserta didik dapat menjelaskan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.
4. Peserta didik dapat menentukan kepolaran senyawa berdasarkan harga keelektronegatifan unsur
pembentuknya dan bentuk molekulnya.

Materi Pembelajaran
Molekul-molekul senyawa memiliki bentuk molekul atau geometri molekul tertentu. Bentuk
ini dapat mempengaruhi terjadinya suatu proses atau reaksi kimia juga menyebabkan perbedaan sifat-
sifat dari berbagai molekul. Bentuk molekul dapat dijelaskan melalui teori Tolakan Pasangan
Elektron Kulit Valensi maupun teori Hibridisasi.
A. TEORI TOLAKAN PASANGAN ELEKTRON KULIT VALENSI
Bentuk molekul merujuk pada susunan tiga dimensi dari atom-atom dalam molekul. Di dalam
suatu molekul terdapat suatu atom yang menjadi pusat dan dikelilingi oleh atom-atom lain yang
berikatan baik ikatan tunggal, rangkap dua atau tiga. Struktur lewis dari suatu molekul
menggambarkan posisi pasangan elektron yang mengelilingi atom pusat baik pasangan elektron ikatan
(PEI) atau pasangan elektron bebas (PEB).
Untuk molekul yang relatif kecil atom pusatnya mengandung dua hingga enam ikatan,
bentuknya dapat diramalkan dengan menggunakan teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi
atau lebih dikenal dengan teori Valence Shell Electron Pair Repulsion (VSEPR). Teori ini didasarkan
pada asumsi bahwa pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas yang mengelilingi atom
pusat cenderung berada sejauh mungkin satu sama lainnya karena saling tolak menolak.
Teori VSEPR dapat digambarkan dengan menggunakan model sederhana yaitu balon-balon
yang diikat. Di dalam setiap ikatan balon-balon akan tolak menolak sejauh mungkin. Posisi balon
pada masing-masing ikatan adalah seperti gambar berikut.

Gambar 6.1 Bentuk geometri balon-balon dalam ikatan

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 101


Jika sudut antara balon dengan balon diukur didapat data sebagai berikut.

Gambar 6.2 Bentuk molekul dan sudut ikatannya

Bentuk geometri molekul tersebut merupakan bentuk dari molekul yang memiliki ikatan
kovalen tunggal, dan semua pasangan elektron pada atom pusat berupa pasangan elektron ikatan.
Bagaimana dengan molekul yang memiliki ikatan kovalen rangkap dua atau tiga? Untuk menjawab ini
digunakan teori domain elektron. Teori domain elektron merupakan penyempurnaan dari teori
VSEPR. Domain elektron berarti suatu wilayah yang ditempati oleh elektron. Domain elektron dapat
pula disebut kelompok elektron. Prinsip teori domain elektron adalah: setiap elektron ikatan (baik itu
ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga) berarti 1 domain dan setiap pasangan elektron bebas
dinyatakan sebagai 1 domain. Ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga daya tolak menolaknya
disamakan dengan ikatan tunggal.
Untuk menentukan geometri molekul teori VSEPR menggunakan teori domain elektron.
Antar domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak sehingga domain elektron
akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa, sehingga tolak-menolak di antaranya
menjadi minimum.
Melalui teori ini, dapat meramalkan bentuk molekul dan ion secara sistematis. Untuk
mempelajari ini, molekul-molekul dibagi kedalam dua golongan, yaitu molekul dengan atom pusat
yang memiliki pasangan elekton ikatan saja dan molekul yang memiliki pasangan elektron bebas dan
ikatan seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 6.3 Ikatan dan pasangan elektron pada molekul

Bentuk-bentuk molekul dituliskan dalam beberapa rumus dengan lambang huruf- huruf, ada
beberapa huruf yang melambangkan atom pusat, pasangan elektron ikatan, dan pasangan elektron
bebas yaitu:
A = atom pusat
X = jumlah pasangan elektron ikatan
E = jumlah pasangan elektron bebas
Berbagai bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron dijelaskan sebagai berikut.
1. Bentuk molekul dengan dua pasangan elektron atau dua domain elektron di sekitar atom
pusat.
Pada uraian ini bentuk molekul hanya diambil dari molekul-molekul yang hanya mengandung
dua unsur saja sepeti CH4, H2O, XeF6 dan dilambangkan dengan A dan X. Bentuk molekul dengan
dua pasangan elektron di sekitar atom pusat tertera pada tabel berikut.
Tabel 6.1 Bentuk Molekul dengan Dua Domain Elektron

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 102


Struktur Lewis Klasifikasi Bentuk Molekul Keterangan

BeCl2 AX2 Berilium klorida memiliki dua pasangan


elektron yang mengelilingi atom pusat dan
berada pada ujung-ujung yang berlawanan
satu garis lurus agar keduanya berada
sejauh mungkin satu sama lain. Sudut Cl-
Be-Cl diramalkan 180⁰ , dan molekulnya
berbentuk linier.
CO2 AX2 Karbon dioksida memiliki dua kelompok
pasangan atau domain elektron yang
membentuk ikatan rangkap. Dua kelompok
ini tolak menolak sejauh mungkin
sehingga CO2 membentuk linier.

Dua domain elektron yang berada di sekitar atom pusat akan tolak menolak membentuk
susunan elektron linier.

2. Bentuk molekul dengan tiga pasangan elektron atau tiga domain elektron di sekitar atom
pusat.
Bentuk molekul atau ion dengan tiga domain elektron di sekitar atom pusat tertera pada tabel berikut.
Tabel 6.2 Bentuk molekul dengan tiga domain elektron
Struktur Lewis Klasifikasi Bentuk Molekul Keterangan

BF3 AX3 Boron trifluorida memiliki tiga pasangan


elektron. Dalam susunan yang paling stabil,
ketiga ikatannya mengarah pada titik sudut
segitiga sama sisi. Bentuk molekul BF3
adalah segitiga datar dengan sudut 120⁰ .


NO3 AX3 Ion nitrat memiliki empat pasangan
elektron, dua pasang elektron membentuk
ikatan tunggal dan dua pasang elektron
membentuk ikatan rangkap. Bentuk ion

NO3 adalah segitiga planar dengan sudut
ONO 120⁰ .

SO2 AX2E Belerang dioksida memiliki empat pasangan


elektron pada atom pusat. Dua PEI ikatan
rangkap dan satu adalah PEB. Susunan
dari domain elektron adalah segitiga datar.
Tapi karena salah satunya PEB, maka
molekul SO2 memiliki bentuk V atau bentuk
“tekuk” atau berbentuk sudut dengan sudut
OSO lebih kecil dari 120⁰ .

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 103


Tiga pasangan elektron terikat yang berada di sekitar atom pusat akan tolak menolak sehingga
terbentuk susunan elektron segitiga planar. Jika ada satu PEB maka geometri molekul berbentuk
sudut.

3. Bentuk molekul dengan empat pasangan elektron atau empat domain di sekitar atom pusat
Bentuk molekul dengan empat pasangan elektron di sekitar atom pusat tertera pada tabel berikut.
Tabel 6.3 Bentuk molekul dengan empat pasangan elektron
Struktur Lewis Klasifikasi Bentuk Molekul Keterangan

CH4 AX4 Metana mengandung empat ikatan


kovalen. Atom C terletak pada pusat
tetrahedral dan empat atom H terletak
pada sudut-sudutnya. Sudut ikatan H-C-H
adalah 109,5⁰ .

NH3 AX3E Amonia mengandung 4 pasang elektron, 3


PEI dan 1 PEB. Struktur ruang elektron
membentuk tetrahedral. Oleh karena ada 1
PEB yang daya tolaknya lebih kuat dari
PEI maka bentuk molekul NH3 adalah
piramida segitiga dengan sudut H-N-H
adalah 107,5º.

H2O AX2E2 Air mengandung empat pasangan elektron


pada atom pusat O. Dua PEI dan dua PEB.
Struktur ruang keempat pasangan elektron
adalah tetrahedral. Tapi karena ada 2 PEB,
maka molekul H2O memiliki bentuk V atau
bentuk “tekuk” dengan sudut H-O-H
adalah 104,5º.

Empat pasangan elektron terikat yang berada di sekitar atom pusat akan tolak menolak
sehingga terbentuk struktur ruang elektron tetrahedral dengan sudut-sudut ikatan yang sama yaitu
109,5⁰ . Jika ada PEB diantara pasangan elektron tersebut maka sudut-sudut ikatan yang dibentuk
oleh PEB akan lebih kecil dari 109,5⁰ .

4. Bentuk molekul dengan lima pasangan elektron atau lima domain di sekitar atom pusat
Bentuk molekul atau ion dengan lima pasangan elektron di sekitar atom pusat tertera pada tabel
berikut.

Tabel 6.4 Bentuk molekul dengan lima domain elektron


Rumus Klasifikasi Bentuk Molekul Keterangan
Molekul

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 104


PCl5 AX5 Molekul yang mengandung lima pasangan
AsF5 elektron yang mengelilingi atom pusat
membentuk molekul bipiramida segitiga.
Sudut antara dua ikatan ekuatorial adalah
120⁰ , sudut antara ikatan aksial dan ikatan
ekuatorial adalah 90⁰ .

SF4 AX4E Molekul yang mengandung lima pasang


XeO2F2 elektron dengan 4 PEI dan 1 PEB memiliki
bentuk molekul Seesaw atau jungkat-
jungkit.

ClF3 AX3E2 Molekul yang mengandung lima pasang


BrF3 elektron dengan 3 PEI dan 2 PEB memiliki
bentuk molekul T-Shape atau bentuk T.

XeF2 AX2E3 Molekul yang mengandung lima pasang


elektron dengan 3 PEI dan 2 PEB memiliki
bentuk molekul Linier.

Lima pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat akan tolak menolak sehingga
terbentuk struktur ruang elektron bipiramidal trigonal.

5. Bentuk molekul dengan enam pasangan elektron atau enam domain di sekitar atom pusat
Enam pasangan elektron di sekitar atom pusat akan membentuk struktur ruang elektron oktahedral.
Contoh molekul tertera pada tabel berikut.
Tabel 6.5 Bentuk molekul dengan enam domain elektron
Struktur Lewis Klasifikasi Bentuk Molekul Keterangan
VSEPR
SF6 AX6 Molekul yang mengandung enam
pasangan elektron yang mengelilingi atom
pusat membentuk molektul oktahedral.
Semua sudut ikatan adalah 90⁰ .

BrF5 AX5E Molekul yang mengandung enam pasang


XeOF4 elektron dengan 5 PEI dan 1 PEB memiliki
bentuk molekul piramida segiempat.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 105


XeF4 AX4E2 Molekul yang mengandung enam pasang
elektron dengan 4 PEI dan 2 PEB memiliki
bentuk molekul segiempat planar.

Enam pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat akan tolak menolak sehingga
terbentuk struktur ruang elektron oktahedral.
Dari bentuk-bentuk molekul yang ada pada contoh-contoh ternyata bentuk molekul sangat
dipengaruhi oleh jumlah pasangan elektron yang mengelilingi atom pusat baik PEI atau PEB. Bentuk
molekul akan lebih rumit jika atom pusatnya memiliki pasangan elektron bebas dan pasangan elektron
ikatan. Dalam molekul tersebut terdapat tiga jenis gaya tolak antara pasangan elektron ikatan, antara
pasangan elektron bebas, dan antara pasangan elektron ikatan dengan pasangan elektron bebas. Secara
umum, gaya tolak menurun menurut urutan berikut :

Elektron-elektron dalam suatu ikatan ditahan oleh gaya tarik inti kedua atom yang berikatan.
Elektron-elektron ini mempunyai ―distribusi ruang‖ yang lebih kecil dibandingkan pasangan elektron
bebas. Pasangan elektron ikatan mengalami tolakan yang lebih kuat dari pasangan elektron bebas
tetangganya dan dari pasangan elektron ikatan.
Untuk meramalkan bentuk molekul menggunakan teori VSEPR, ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan.
1) Tulis struktur Lewis molekul tersebut.
2) Hitung jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat (pasangan elektron ikatan dan pasangan
elektron bebas). Perlakukan ikatan rangkap dan ikatan rangkap tiga seolah-olah seperti ikatan
tunggal.
3) Gunakan Tabel 6.1 sampai dengan 6.5 untuk memperkirakan bentuk molekulnya.
4) Dalam memperkirakan sudut ikatan, perhatikan bahwa pasangan elektron bebas saling tolak-
menolak lebih kuat dengan pasangan elektron bebas yang lain atau dengan pasangan elektron
ikatan dibandingkan tolak-menolak antara pasangan elektron ikatan lainnya. Contoh
memperkirakan bentuk molekul dari beberapa molekul.

Contoh:
a. Molekul AsH3 ••
 Stuktur Lewis AsH3 = H—As–– H

H
 Jumlah pasangan elektron di sekeliling As = 4 pasang ( 3 PEI dan 1 PEB )
 Klasifikasi VSEPR = AX3E
 Bentuk molekul AsH3 adalah segitiga piramida

Gambar 6.4 Molekul AsH3

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 106


 Sudut H-As-H tidak dapat diramalkan secara tepat, tetapi lebih kecil dari 109,5⁰ karena
tolakan antara pasangan elektron ikatan dengan pasangan elektron bebas pada As lebih besar
daripada tolakan antara pasangan elektron ikatan.

b. Molekul OF2 ••
 Struktur Lewis OF2 = F— O –– F
••
 Jumlah pasangan elektron di sekeliling O = 4 pasang (2PEI dan 2 PEB)
 Klasifikasi VSEPR = AX2E2
 Bentuk molekul OF2 adalah menekuk atau bentuk V

Gambar 6.5 Molekul OF2


 Sudut F-O-F lebih kecil daripada 109,5⁰ karena gaya tolak-menolak yang lebih kuat antara
pasangan elektron bebas dan pasangan elektron ikatan.

B. TEORI HIBRIDISASI
Hibridisasi merupakan gambaran mekanika kuantum tentang ikatan kimia. Hibridisasi adalah
proses dimana orbital atom bergabung membentuk orbital hibrida yang memiliki tingkat energi yang
sama. Orbital-orbital ini kemudian berinteraksi dengan orbital atom yang lain untuk membentuk
ikatan kimia. Berbagai bentuk molekul dapat dihasilkan dari hibridisasi yang berbeda. Konsep
hibridisasi dapat menjelaskan pengecualian aturan oktet dan juga menjelaskan pembentukan ikatan
rangkap dua dan ikatan rangkap tiga.

1. Hibridisasi pada molekul yang memiliki ikatan tunggal


Hibridisasi sp
Contoh molekul yang menggunakan hibridisasi sp untuk membentuk ikatan adalah BeCl2. Untuk
berikatan dengan 2 atom Cl, Be memerlukan 2 orbital yang terisi satu elektron. Pada keadaan
dasarnya Be tidak memiliki orbital setengah penuh
Diagram orbital untuk elektron valensi Be :
2s 2p
Satu elektron 2s dapat tereksitasi ke orbital 2p menghasilkan 2 orbital setengah penuh

Diagram orbital Be untuk elektron tereksitasi :


2s 2p
Pada keadaan tereksitasi, Be memiliki dua orbital yang tersedia untuk ikatan, yaitu 2s dan 2p. Tetapi,
jika dua atom Cl bergabung dengan Be dalam keadaan tereksitasi ini, elektron dari satu atom Cl akan
berpasangan dengan elektron 2s dan elektron dari satu atom Cl yang lain akan berpasangan dengan
elektron 2p. Dua ikatan BeCl tersebut tidak identik dan ini bertentangan dengan bukti percobaan.
Dalam molekul BeCl2 yang sebenarnya, kedua ikatan BeCl identik. Jadi orbital 2s dan 2p harus
berhibridisasi dahulu, untuk membentuk dua orbital hibrida sp yang identik.
Diagram orbital Be terhibridisasi

orbital sp orbital 2p kosong

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 107


Kedua orbital hibrida ini terletak pada garis yang sama, sehingga sudut diantaranya adalah 180⁰ .
Maka setiap ikatan BeCl terbentuk akibat tumpang- tindih dari satu orbital hibrida sp dari Be dengan
satu orbital 3p dari Cl, dan menghasilkan molekul BeCl2 yang memiliki geometri linier.

Gambar 6.6 Bentuk orbital pada BeCl2

Hibridisasi sp2
Hibridisasi sp2 pada BF3 uraiannya sama dengan BeCl2
Diagram orbital B adalah

Diagram orbital B tereksitasi

Pencampuran orbital 2s dan dua orbital 2p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2

ketiga orbital sp2 ini terletak pada bidang yang sama, dan membentuk sudut 120o antara satu dengan
2
lainnya. Setiap ikatan BF terbentuk dari tumpeng tindih orbital hibrida sp boron dan orbital 2p
fluorin. Molekul BF3 berbentuk segitiga datar dengan semua sudut FBF sama dengan 120o. Hal ini
sesuai dengan hasil percobaan juga ramalan teori VSEPR.

Gambar 6.7 Bentuk orbital pada BF3

Hibridisasi sp3
Molekul CH4 memiliki bentuk molekul tetrahedral berdasarkan teori VSEPR.
Diagram orbital C adalah
Diagram orbital C tereksitasi

Pencampuran orbital 2s dan tiga orbital 2p mengasilkan empat orbital hibrida sp3

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 108


Gambar Orbital sp3 pada CH4 adalah sebagai berikut.

Gambar 6.8 Bentuk orbital sp3

Hibridisasi sp3d
Molekul PCl5 memiliki bentuk molekul bipiramida trigonal berdasarkan teori VSEPR.
Diagram orbital P adalah

Diagram orbital P tereksitasi :

Pencampuran orbital 2s dan tiga orbital 2p dan 1 orbital 3d mengasilkan lima orbital hibrida sp3d

Orbital sp3d orbital 3d kosong


Lima elektrón yang tidak berpasangan pada orbital sp3d akan berpasangan dengan elektrón dari atom
Cl. Bentuk orbital PCl5 adalah bipiramidal trigonal.

Hibridisasi sp3d2
Molekul SF6 memiliki bentuk molekul oktahedral berdasarkan teori VSEPR.
Diagram orbital S adalah

Diagram orbital P terhibridisasi tereksitasi :

Pencampuran orbital 2s dan tiga orbital 2p dan 2 orbital 3d mengasilkan lima orbital hibrida sp3d2

Orbital sp3d 2 orbital 3d kosong


3 2
Enam elektrón yang tidak berpasangan pada orbital sp d akan berpasangan dengan elektrón dari atom
F. Bentuk orbital SF6 adalah oktahedral.

2. Hibridisasi pada atom pusat yang memiliki pasangan elekton bebas.


Atom O memiliki satu orbital s dan 2p. Penyusunan orbital hibridanya ádalah:
Diagram orbital kulit terluar O adalah

Diagram orbital O terhibridisasi

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 109


Pada O terdapat dua pasangan elektrón bebas dan dua elektrón yang belum berpasangan akan
berikatan dengan hidrogen.
Konfigurasi elektrón pada molekul H2O adalah :

3. Hibridisasi dalam molekul yang mengandung ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga
Konsep hibridisasi dapat pula diterapkan pada molekul dengan ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap
tiga.

Molekul etena, C2H4


C2H4 mengandung ikatan rangkap diantara karbon-karbon dan memiliki geometri datar.
Setiap atom karbon terhibridisasi sp2. Pada molekul ini hanya orbital 2px dan 2py yang bergabung
dengan orbital 2s, dan orbital 2pz tetap tidak berubah. Orbital 2pz tegak lurus terhadap bidang orbital
hibrida. Sekarang bagaimana kita menjelaskan ikatan pada atom C? Setiap atom karbon menggunakan
tiga orbital hibrida sp2 untuk membentuk dua ikatan dengan dua orbital 1s dari hidrogen dan satu
ikatan dengan orbital hibrida sp2 atom C disebelahnya. Sebagai tambahan, dua orbital 2pz dari dua
atom C yang tidak terhibridisasi membentuk ikatan lain dengan saling tumpang-tindih secara
menyamping.
Ikatan kovalen dalam C2H4 terdiri dari ikatan sigma dan ikatan pi. Ikatan yang dibentuk oleh
atom C-C dan C-H. Ketiga ikatan yang dibentuk adalah ikatan sigma yaitu ikatan kovalen yang
terbentuk akibat tumpang-tindih orbital-orbital ujung ke ujung, dengan kerapatan elektron yang
terkonsentrasi diantara inti atom yang berikatan. Jenis ikatan C-C yang kedua disebut ikatan pi (π),
yaitu ikatan kovalen yang terbentuk akibat tumpang-tindih orbital-orbital secara menyamping dengan
kerapatan electron yang terkonsentrasi di atas dan di bawah bidang molekul. Orbital-orbital yang
membentuk ikatan pada etena tertera pada gambar 6.9.

Gambar 6.9 Ikatan sigma dan pi pada etena

Gambar lain dari orbital pada etena adalah sebagai berikut :

Gambar 6.10 Ikatan pada etena

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 110


Molekul asetilena, C2H2
Molekul asetilena mengandung ikatan rangkap tiga diantara karbon-karbon, karenanya
molekul tersebut linier, kita dapat menjelaskan geometrinya dan ikatannya dengan mengasumsikan
bahwa setiap atom C terhibridisasi sp dengan mencampurkan orbital 2s dengan orbital 2px seperti
ditunjukkan pada gambar.

Gambar 6.11 Ikatan pada etuna

Kedua orbital hibrida sp pada setiap atom membentuk satu ikatan sigma dengan orbital 1s
hidrogen dan ikatan sigma lain dengan atom C lainnya. Dua ikatan pi terbentuk akibat tumpang-tindih
secara menyamping orbital 2py dan 2pz yang tidak terhibridisasi. Jadi, ikatan tersusun atas satu ikatan
sigma dan dua ikatan pi.
Aturan hibridisasi dalam molekul yang mengandung ikatan rangkap;
 jika atom pusat membentuk satu ikatan rangkap dua, molekul itu terhibridisasi sp2
 jika atom pusat tersebut membentuk dua ikatan rangkap dua atau satu ikatan rangkap tiga,
molekul itu terhibridisasi sp.
Perhatikan bahwa aturan ini berlaku hanya pada atom-atom unsur perioda kedua. Atom-atom
unsur perioda ketiga dan seterusnya yang membentuk ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga
lebih rumit dan tidak akan dibahas disini.

Hibridisasi pada molekul dengan jumlah pasangan elektron berbeda tertera pada tabel 6.6.
Tabel 6.6 Macam-macam Hibridisasi
Molekul Pasangan Bentuk molekul tanpa pasangan Hibridisasi atom
elektron elektron bebas pusat
BeH2 2 linier sp
BF3 3 trigonal planar sp2
CH4 4 tetrahedral sp3
NH3 4 trigonal piramida sp3
H2S 4 Bentuk V sp3
PF5 5 bipiramidal trigonal sp3d
BrF3 5 bentuk -T sp3 d
TeCl4 5 Seesaw atau jungkat-jungkit sp3d
XeF2 5 linier sp3d
SF6 6 oktahedral sp3d2
XeF4 6 segiempat planar sp3d2

C. HUBUNGAN BENTUK MOLEKUL DAN KEPOLARAN SENYAWA

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 111


Molekul-molekul yang memiliki ikatan kovalen ada yang bersifat polar. Ukuran kuantitatif
kepolaran ikatan adalah momen dipol (µ), yang merupakan hasil kali muatan Q dan jarak antar
muatan r :
µ=Qxr
Momen dipol biasanya dinyatakan dalam satuan debye (D), yang diambil dari nama seorang
kimiawan Belanda-Amerika Peter Debye. Faktor konversinya adalah 1 D = 3,336 x 10–30 C m, C
adalah Coulomb, m = meter.
Molekul diatomik yang mengandung atom-atom yang berbeda (misalnya: HCl, CO, dan NO)
memiliki momen dipol sehingga membentuk molekul polar. Molekul diatomik yang mengandung
atom-atom yang sama (contohnya: H2, O2, dan F2) membentuk molekul nonpolar karena molekul-
molekul itu tidak memiliki momen dipol.
Molekul yang tersusun atas tiga atau lebih atom, ada tidaknya momen dipol ditentukan oleh
kepolaran ikatan dan bentuk molekul.

Molekul Asam Klorida (HCl)


Pada molekul HCl terjadi pergeseran kerapatan elektron dari H ke Cl karena atom Cl lebih
elektronegatif daripada atom H. Pergeseran kerapatan elektron dilambangkan dengan menempatkan
panah tanda (↦) yang menunjukkan momen dipol di atas struktur Lewis untuk menunjukkan arah
pergeseran.

δ (delta) melambangkan muatan parsial. Pemisahan muatan ini dapat dibuktikan dengan medan listrik
ketika muatan listrik didekatkan, molekul HCl mengarahkan ujung negatifnya ke arah lempeng positif
dan ujung positifnya ke arah lempeng negatif.

Karbon dioksida (CO2)


Pada molekul CO2 terdapat ikatan polar, tetapi CO2 tidak memiliki momen dipol. Untuk
menjelaskannya perhatikan gambar dan uraian berikut.

Panah di atas menunjukkan arah momen dipol ikatan C=O dari atom karbon yang kurang
elektronegatif ke atom oksigen yang lebih elektronegatif. Pada molekul CO2 terdapat dua momen
dipol, yaitu momen dipol dalam masing- masing ikatan polar C=O. Momen ikatan adalah suatu
besaran vektor, yang berarti bahwa besaran itu memiliki nilai dan arah. Momen dipol yang terukur
sama dengan jumlah vektor momen-momen ikatan. Kedua momen dipol dari ikatan antara C dan O
dalam CO2 besarnya sama. Karena arahnya berlawanan dalam molekul CO2 yang linear, jumlah
momen dipolnya sama dengan nol. Sehingga CO2 bersifat non polar.

Molekul Air (H2O)


Molekul air terdiri dari satu atom O dan dua atom H dengan keelektronegatifan O = 3,5 dan H = 2,1.
Struktur Lewis H2O

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 112


Pada molekul air terdapat dua ikatan kovalen dan dua pasang elektron bebas. Molekul air bentuknya
menekuk atau membentuk sudut. Perbedaan keelektronegatifan O dan H menyebabkan elektrón lebih
tertarik ke oksigen, sehingga atom O cenderung bermuatan negatif, H bermuatan positif.
Akibatnya ikatan O-H bersifat polar dengan arah momen dipol seperti pada gambar. Karena momen
dipol ini tidak saling meniadakan maka molekul H2O bersifat polar.

Molekul karbón tetraklorida (CCl4)

Pada molekul CCl4 kelektronegatifan Cl lebih besar dari pada C maka Cl cenderung bermuatan
negatif dan C bermuatan positif. Ikatan C-Cl pada CCl4 adalah ikatan polar. Bentuk molekul CCl4
adalah tetrahedral, arah kutub positif ke kutub negatif pada molekul ini saling berlawanan maka dipol
yang terjadi saling meniadakan, akibatnya CCl4 bersifat nonpolar.

Tabel 6.7 Momen Dipol beberapa Molekul Polar


Molekul Bentuk Momen Dipol (D) Molekul Geometri Momen Dipol
HF Linier 1,92 H2O Bentuk V 1,87
HCl Linier 1,08 H2S Bentuk V 1,10

HBr Linier 0,78 NH3 Piramida segitiga 1,46

HI Linier 0,38 SO2 Bentuk V 1,60

Dari contoh-contoh bentuk molekul dapat disimpulkan ternyata molekul yang simetris atau molekul
yang hanya memiliki PEI saja bersifat non-polar, sedangkan molekul yang mengandung PEB bersifat
polar.

Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Molekul XCl3 mempunyai momen dipol sama dengan nol. Bentuk molekul tersebut adalah ....
A. linear
B. trigonal planar
C. tetrahedral
D. trigonal piramida
E. segi empat planar

2. Sudut ikatan dalam molekul air adalah 104,5°, lebih kecil dari sudut tetrahedral (109,5°). Hal itu
terjadi karena ....
A. dalam molekul air terdapat 4 pasangan elektron yang ekuivalen
B. gaya tolak pasangan elektron bebas > pasangan elektron ikatan
C. gaya tolak pasangan elektron bebas = pasangan elektron ikatan
D. gaya tolak pasangan elektron bebas < pasangan elektron ikatan

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 113


E. volume atom oksigen lebih besar dari hidrogen

3. Atom pusat dalam molekul NH3 mengalami hibridisasi ....


A. sp
B. sp2
C. sp3
D. sp3d
E. sp3d2

4. Jika diketahui nomor atom X adalah 5 dan atom Y dengan nomor atom 9 dan terbentuk senyawa
dengan rumus XY3, bentuk molekul dan kepolarannya dalah ....
A. linear, nonpolar
B. trigonal planar, nonpolar
C. tetrahedral, polar
D. oktahedral, polar
E. trigonal piramida, polar

5. Molekul berikut yang memiliki tipe AX2E2 berdasarakan teori domain elektron adalah ....
A. CH4
B. H2O
C. XeF4
D. SCl4
E. IF3

6. Diketahui konfigurasi elektron:


N = 1s2 2s2 2p3
Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Bentuk molekul dari senyawa yang terjadi jika kedua unsur tersebut berikatan sesuai aturan oktet
adalah ....
A. linear
B. segitiga piramida
C. tetrahedral
D. segitiga bipiramida
E. oktahedral

7. Sifat-sifat senyawa SF6 salah satunya adalah ....


A. bentuk molekulnya tetrahedral
B. mempunyai hibridisasi sp3
C. mempunyai 2 PEB
D. mempunyai 6 PEI
E. bersifat polar

8. Jika atom X (nomor atom 4) dan Y (nomor atom 17) berikatan, bentuk molekul dan sifat
kepolaran yang terbentuk adalah ....
A. segi empat planar dan polar
B. linear dan polar
C. tetrahedral dan nonpolar
D. oktahedral dan nonpolar
E. linear dan nonpolar

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 114


9. Suatu senyawa terbentuk dari dua buah unsur dan . Senyawa tersebut memiliki bentuk
molekul dan kepolaran berturut-turut ....
A. tetrahedral dan polar
B. tetrahedral dan nonpolar
C. bentuk V dan polar
D. bentuk V dan nonpolar
E. oktahedral dan nonpolar

10. Senyawa kovalen X2Y terbentuk dari atom dengan nomor atom X dan Y berturut-turut 17 dan 8.
Bentuk molekul yang sesuai untuk senyawa kovalen tersebut adalah ....
A. linear
B. segitiga datar
C. bentuk V
D. piramida segitiga
E. tetrahedral

11. Suatu senyawa mempunyai 3 pasangan elektron terikat dan 1 pasangan elektron bebas, maka
senyawa tersebut mempunyai bentuk molekul ....
A. tetrahedral
B. bidang empat
C. piramida trigonal
D. segi empat datar
E. oktahedral

12. Suatu molekul mempunyai 5 pasang elektron di sekitar atom pusat. Dua diantaranya merupakan
pasangan elektron bebas. Bentuk molekul yang paling mungkin adalah ....
A. segitiga datar
B. tetrahedron
C. segitiga piramida
D. bentuk T
E. bentuk V

13. Molekul XeF4 mempunyai 4 pasang elektron ikatan dan 2 pasang elektron bebas. Bentuk molekul
yang paling mungkin adalah ....
A. tetrahedron
B. segiempat datar
C. limas segiempat
D. oktahedron
E. segitiga bipiramida

14. Konfigurasi elektron unsur P dan Q adalah sebagai berikut.


P : 1s2 2s2 2p2
Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Jika P dan Q membentuk senyawa PQ4, bentuk molekulnya adalah ....

A B C
SMA MARSUDIRINI E
BEKASID| E-Modul Kimia| X IPA 115
15. Dalam senyawa NH3 dimana nomor atom 7N dan 1H maka dalam atom pusat N terjadi hibridisasi
dan rumus tipe molekulnya berturut turut adalah ….
A. dsp2 dan AX3E
B. sp2 dan AX3E
C. sp3 dan AX3E
D. sp2 dan AX3
E. sp3 dan AX3

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat.


1. Perkirakan bentuk molekul dari:
a. SF4 (nomor atom S = 16, F = 9)
b. PCl5 (nomor atom P = 15, Cl = 17)
c. SO3 (nomor atom S = 16, O = 8)
d. IF3 (nomor atom I = 53, F = 9)
2. Apakah prinsip utama dari teori VSEPR dalam menentukan bentuk suatu molekul?
3. Belerang dapat memebentuk senyawa SF2, SF4, dan SF6.
a. Tentukan hibridisasi dalam masing-masing senyawa tersebut!
b. Mengapa tidak dikenal senyawa SF3 atau SF5?
c. Tentukan geometri masing-masing senyawa tersebut!
4. Di antara molekul berikut, manakah yang mempunyai sudut ikatan lebih besar:
a. NH3 atau CH4
b. H2O atau CO2
c. PCl3 atau BCl3
5. Atom A (nomor atom 16) dan atom B (nomor atom 17) bergabung membentuk senyawa AB 2.
Tentukanlah:
a. Jenis ikatan yang terdapat pada AB2
b. Jumlah pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas
c. Bentuk molekul AB2 disertai gambarnya.

Lembar Kerja Siswa


1. Lengkapi tabel berikut ini.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 116


SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 117
SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 118
SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 119
SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 120
2. Buatlah model bentuk molekul dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitarmu!
(misalnya lencak dan tusuk gigi, bola pingpong dan tusuk sate, plastisin/lilin mainan/malam dan
tusuk sate, atau bola dari bahan styrofoam dan tusuk sate).

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 121


BAB VII
GAYA ANTAR MOLEKUL

Kompetensi Dasar :
3.7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifat fisika zat.
4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar ion, atom dan molekul dalam menjelaskan sifat-sifat fisik zat
di sekitarnya.

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi molekul yang dapat membentuk ikatan hidrogen.
2. Peserta didik dapat menentukan gaya dipol-dipol atau gaya dispersi dari gambar molekul dan gaya
antar molekulnya.
3. Peserta didik dapat menjelaskan sifat fisik senyawa berdasarkan interaksi antar molekulnya.

Materi Pembelajaran
Gaya yang terjadi antar atom bermacam-macam sehingga terbentuk ikatan ion, ikatan
kovalen, dan ikatan logam. Di antara molekul-molekul pun dapat mengalami gaya tarik-menarik
walaupun sangat lemah. Gaya-gaya ini disebut gaya antarmolekul, contohnya gaya van der Waals
yang terdiri dari gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terimbas, dan gaya dipol sesaat-dipol terimbas
(gaya dispersi atau gaya London). Selain itu ada ikatan hidrogen. Gaya antarmolekul jauh lebih
lemah daripada gaya intramolekul. Gaya antarmolekul dapat mempengaruhi sifat fisik molekul-
molekul.

A. GAYA VAN DER WAALS


Gaya van der Waals dapat terjadi pada molekul-molekul polar dan molekul- molekul
nonpolar. Pada molekul-molekul polar gaya ini disebut gaya dipol-dipol, pada molekul polar dan
nonpolar disebut gaya dipol-dipol terimbas, sedangkan pada molekul nonpolar disebut gaya dispersi
(gaya London).
1. Gaya Dipol-Dipol
Molekul yang sebaran muatannya tidak simetris, bersifat polar dan mempunyai dua ujung
yang berbeda muatan (dipol). Dalam zat polar, molekul- molekulnya cenderung menyusun diri dengan
ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol) negatif dari molekul di dekatnya. Suatu gaya tarik-
menarik yang terjadi disebut gaya tarik dipol-dipol.
Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul polar, yaitu antara
molekul-molekul yang memiliki momen dipol. Asal gaya ini adalah gaya elektrostatik dimana makin
besar momen dipolnya makin kuat gayanya. Molekul hidrogen klorida bersifat polar artinya memiliki
kutub positif dan kutub negatif. Pada molekul hidrogen klorida terdapat ikatan kovalen dimana atom
klor lebih elektronegatif dari pada hidrogen maka pasangan elektron cenderung tertarik oleh Cl
sehingga molekul HCl jadi memiliki dipol.
Dua molekul yang masing-masing memiliki dipol akan selalu tarik-menarik dengan posisi
bagian (-) berdekatan dengan bagian (+). Gaya dipol-dipol pada asam klorida HCl dapat digambarkan
seperti gambar 7.1.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 122


Gambar 7.1 Gaya dipol-dipol pada HCl

Posisi molekul-molekul polar akan otomatis berubah karena adanya gaya dipol- dipol, contohnya:

Gambar 7.2 Posisi molekul pada gaya dipol-dipol

Contoh gaya dipol-dipol pada triklorometan CHCl3 digambarkan:

Gambar 7.3 Posisi molekul triklorometan pada gaya dipol-dipol

Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat dibandingkan gaya dispersi (gaya London), sehingga zat
polar cenderung mempunyai titik cair dan titik didih lebih tinggi dibandingkan zat nonpolar yang
massa molekulnya kira-kira sama. Contohnya normal butana dan aseton. Gaya dipol-dipol yang
terdapat pada zat polar menambah gaya dispersi dalam zat itu. Dalam membandingkan zat- zat yang
mempunyai massa molekul relatif (Mr) kira-kira sama, adanya gaya dipol-dipol dapat menghasilkan
perbedaan sifat yang cukup nyata. Misalnya, normal butana dengan aseton. Akan tetapi dalam
membandingkan zat dengan massa molekul relatif (Mr) yang berbeda jauh, gaya dispersi menjadi
lebih penting. Misalnya, HCl dengan HI, HCl (momen dipol = 1,08) lebih polar dari HI (momen dipol =
0,38). Kenyataannya, HI mempunyai titik didih lebih tinggi daripada HCl. Fakta itu menunjukkan
bahwa gaya Van der Waals dalam HI lebih kuat daripada HCl. Berarti, lebih polarnya HCl tidak
cukup untuk mengimbangi kecenderungan peningkatan gaya dispersi akibat pertambahan massa
molekul dari HI.

2. Gaya Dipol-Dipol Terimbas


Berikutnya akan dibahas tentang gaya antarmolekul yang lain, yaitu gaya tarik dipol-dipol
terimbas. Gaya antarmolekul seperti ini terjadi antara molekul polar dengan molekul nonpolar.
Misalnya antara asam fluorida (HF) dengan karbon tetraklorida (CCl4). Dalam hal ini, dipol dari
molekul polar akan mengimbas molekul nonpolar di sekitarnya sehingga mengalami dipol sesaat.
Hasilnya adalah suatu gaya tarik elektrostatis antara dipol dan dipol sesaat.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 123


HF CCl4 HF CCl4
Polar nonpolar Polar Polar terimbas
Gambar 7.4 Gaya dipol-dipol terimbas. Molekul polar dapat mengimbas molekul nonpolar di
sekitarnya sehingga mengalami dipol sesaat sehingga terjadi suatu gaya tarik antarmolekul.

3. Gaya Dipol Sesaat-Dipol Terimbas (Gaya London atau Gaya Dispersi)


Antarmolekul nonpolar terjadi tarik-menarik yang lemah akibat terbentuknya dipol
sesaat. Pada waktu membahas struktur elektron, kita mengacu pada peluang untuk menemukan
elektron di daerah tertentu pada waktu tertentu. Elektron senantiasa bergerak dalam orbit. Perpindahan
elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat
nonpolar menjadi polar, sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara itu
disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berpindah milyaran kali dalam 1 detik. Pada saat
berikutnya, dipol itu hilang atau bahkan sudah berbalik arahnya.
Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul di sekitarnya, sehingga
membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik antarmolekul yang lemah.
Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh Fritz London pada tahun 1928. Oleh
karena itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi).
Pada molekul nonpolar misalnya pada Cl2, Br2 dan I2 elektron tersusun dengan merata di
antara atom-atom. Pada suatu saat, molekul tersebut bisa memiliki dipol akibat gerakan elektron-
elektron yang menyebabkan elektron tersebut berada di dekat salah satu atom. Dipol yang terjadi tidak
permanen atau dipol sesaat, tetapi dapat menimbulkan gaya tarik- menarik antar molekul-molekul
nonpolar tadi. Terjadinya gaya London dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Molekul Cl2 yang nonpolar


b. Dipol sesaat terjadi antar Cl2 yang berdekatan
c. Susunan molekul-molekul Cl2 yang terjadi karena gaya London
Gambar 7.5 Gaya London pada molekul nonpolar

Berdasarkan gambar tersebut, gaya dispersi adalah gaya tarik-menarik yang timbul sebagai
hasil dipol-dipol yang terinduksi sementara dalam atom atau molekul. Gaya dispersi sangat lemah,

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 124


tetapi dapat bertahan sehingga antarmolekul dapat mengalami tarik-menarik. Molekul yang lebih
besar lebih mudah membentuk momen dipol sesaat karena awan elektronnya lebih mudah berayun.
Gaya dispersi berkaitan dengan titik didih senyawa, makin kuat gaya dispersi titik didih senyawa
makin tinggi. Titik didih halogen dan gas mulia dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel. 7.1 Titik didih unsur halogen dan gas mulia


Nama Unsur Titik Didih (°C) Nama Unsur Titik Didih (°C)
Fluor -188 Radon - 269
Klor -34,0 Helium - 246
Brom -72 Neon - 186
Iodium 185 Argon - 152
Krypton - 108
Xenon - 62

Dari F2 ke I2 jumlah elektron makin banyak maka tarik menarik antar molekul- molekulnya
makin kuat dan titik didih dari F2 ke I2 makin besar. Begitu pula pada gas mulia akibat terjadinya gaya
London titik didih dari He ke Xe makin besar.
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu
molekul disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk
molekul. Pada umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami
polarisasi. Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat dikatakan
bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London. Misalnya, radon (Ar = 222)
mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (Ar = 4), 221 K untuk Rn dibandingkan
dengan 4 K untuk He. Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi
dibandingkan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana mempunyai titik
cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan neopentana. Kedua zat itu mempunyai massa
molekul relatif yang sama besar.
Gaya dispersi (gaya London) merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya
bertarikan hanya berdasarkan gaya London, yang mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah
dibandingkan dengan zat lain yang massa molekul relatifnya kira-kira sama. Jika molekul-molekulnya
kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar, misalnya hidrogen (H2), nitrogen (N2),
metana (CH4), dan gas-gas mulia.

B. IKATAN HIDROGEN
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen terjadi ikatan hidrogen. Titik
didih senyawa ―hidrida‖ dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA, diberikan pada gambar
7.6.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 125


Gambar 7.6 Titik didih senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA.

Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, yaitu titik
didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul. Kecenderungan itu sesuai dengan yang
diharapkan karena dari CH4 ke SnH4 massa molekul relatif meningkat, sehingga gaya Van der Waals
juga makin kuat. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF,
H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibandingkan anggota
lain dalam kelompoknya. Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang
sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul HF, H2O, dan NH3 ber sifat polar,
gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh
ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen. Oleh karena unsur F, O, dan N sangat elektronegatif, maka
ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam senyawa-senyawa itu sangat positif.
Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau
N) dari molekul tetangganya melalui pasangan elektron bebas pada atom unsur berkeelektronegatifan
besar itu.

Gambar 7.7 Ikatan kovalen dan ikatan hidrogen pada air

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 126


Gambar 7.8 Ikatan hidrogen antara molekul HF

Ikatan hidrogen dapat pula terjadi antar senyawa yang berbeda misalnya antara molekul asam format
dengan air.

Gambar 7.9 Ikatan hidrogen antara molekul HCOOH dan H2O.

Dapat disimpulkan bahwa ikatan hidrogen adalah jenis ikatan khusus akibat interaksi dipol-
dipol yang memiliki atom H yang terikat pada O, F dan N seperti pada H2O, NH3, HF, CH3OH dsb.

Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Perhatikan grafik berikut.

Dari grafik titik didih tersebut, kelompok senyawa yang memiliki ikatan hidrogen adalah ....
A. H2O, H2S, H2Te
B. HF, HCl, HBr
C. NH3, PH3, AsH3
D. CH4, NH3, PH3

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 127


E. H2O, HF, NH3

2. Titik didih SiH4 lebih tinggi daripada CH4 karena ....


A. molekul SiH4 polar, sedangkan CH4 nonpolar
B. molekul SiH4 berikatan hidrogen, sedangkan CH4 tidak
C. struktur SiH4 berupa molekul raksasa, sedangkan CH4 berupa molekul sederhana
D. molekul SiH4 mempunyai dipol permanen, sedangkan CH4 tidak
E. massa molekul relatif SiH4 lebih besar daripada CH4

3. Perhatikan senyawa-senyawa berikut.


(1) H2O
(2) NaCl
(3) CaCl2
(4) CH4
(5) F2
Senyawa yang jenis gaya antar molekulnya gaya London adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

4. Ikatan van der waals ada 3 macam, yaitu ikatan van der Waalss antara molekul polar dengan
polar, polar dengan non polar dan non polar dengan non polar. Ikatan van der waals yang paling
kuat terjadi antar molekul berikut ...
A. CH4 dan CH4
B. HCl dan HCl
C. HCl dan CH4
D. H2 dan HCl
E. H2 dan H2

5. Gaya dispersi pada molekul-molekul non polar terjadi akibat adanya .…


A. dipol-dipol permanen
B. dipol-dipol sesaat
C. imbasan dipol permanen
D. gaya elektrostatis molekul polar
E. ikatan hidrogen

6. Gaya antar-molekul yang bekerja pada molekul HF sehingga mempunyai titik didih yang lebih
tinggi daripada HCI adalah ....
A. gaya orientasi
B. gaya dispersi
C. ikatan hidrogen
D. gaya imbas
E. ikatan kovalen

7. Di bawah ini yang merupakan pernyataan yang tepat mengenai perbandingan kekuatan gaya Van
der Waals dengan ikatan hidrogen adalah ....
A. gaya Van der Waals = ikatan hidrogen

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 128


B. gaya Van der Waals > ikatan hidrogen
C. gaya Van der Waals < ikatan hidrogen
D. gaya Van der Waals dan ikatan hidrogen tidak dapat diukur
E. gaya Van der Waals tidak dapat dibandingkan dengan ikatan hidrogen

8. Ikatan yang terdapat dalam molekul (antara atom N dengan atom H) dan antarmolekul NH 3
berturut-turut adalah ....
A. ion dan gaya van der Waals
B. ion dan gaya dispersi
C. kovalen koordinasi dan gaya dipol-dipol
D. kovalen dan ikatan hidrogen
E. kovalen dan gaya London

9. Pasangan senyawa berikut yang keduanya hanya mempunyai gaya dispersi (gaya London) adalah
....
A. CO2 dan HCl
B. CH4 dan O2
C. NH3 dan H2S
D. C2H5OH dan CH3OCH3
E. CH3COOH dan C4H10

10. Pasangan senyawa berikut yang keduanya mempunyai ikatan hidrogen adalah ....
A. H2S dan HF
B. H2O dan HCl
C. HF dan HI
D. HCl dan HI
E. H2O dan HF

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat.


1. Tentukan jenis ikatan yang terjadi dan gambarkan mekanisme terbentuknya ikatan antara molekul
molekul berikut:
a. C2H5OH dengan C2H5OH
b. N2 dengan N2
c. HCl dengan HCl
Dari ketiga ikatan antar molekul di atas urutkan dari ikatan paling lemah sampai ikatan yang
paling kuat!
2. Diketahui molekul HF, HCl, HBr, HI. Gambarkan grafik titik didih vs Mr dari molekul-molekul
tersebut! Urutkan titik didihnya mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil dan jelaskan
mengapa demikian!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 129


3. Perhatikan grafik berikut ini.

Jelaskan keempat grafik di atas! Urutkan titik didihnya mulai dari yang terbesar sampai yang
terkecil untuk setiap grafik dan jelaskan mengapa demikian!
4. Diketahui massa molekul dari beberapa zat sebagai berikut. N2 = 28, O3 = 48, F2 = 38 Ar = 40, dan
Cl2 = 71. Susunlah zat-zat itu berdasarkan titik didihnya dan jelaskan alasan Anda!
5. Ramalkan titik didih unsur-unsur halogen, dari atas ke bawah bertambah atau berkurang?
6. Urutkan interaksi antarpartikel ikatan kovalen, ikatan Van der Waals, dan ikatan hidrogen, dimulai
dari yang terlemah!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 130


SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.


1. Perhatikan langkah-langkah dalam metode ilmiah berikut!
1) Hasil eksperimen
2) Merumuskan masalah
3) Menyusun hipotesis
4) Mengadakan eksperimen
5) Menarik kesimpulan
Urutan metode ilmiah yang benar adalah ....
A. 2) – 1) – 4) – 3) – 5)
B. 2) – 3) – 4) – 1) – 5)
C. 3) – 4) – 1) – 2) – 5)
D. 5) – 4) – 1) – 2) – 3)
E. 2) – 1) – 3) – 5) – 4)

2. Di laboratorium terdapat zat kimia berikut.


(1) Aseton (C3H6O)
(2) Benzena (C6H6)
(3) Kalium sianida (KCN)
(4) Asam sulfat (H2SO4)
(5) Hidrogen peroksida (H2O2)
Setiap botol zat kimia tersebut diberi label. Zat yang terdapat simbol:

(a) (b)
pada label berturut-turut adalah larutan nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

3. Contoh peranan zat kimia untuk menyelesaikan masalah global adalah ....
A. produksi bahan bakar dari alam yang dapat diperbarui
B. pupuk untuk pertanian
C. pengawet makanan agar tahan lama
D. peralatan listrik
E. peralatan rumah tangga

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 131


4. Perhatikan gambar model atom berikut.

Berikut beberapa pernyataan mengenai model atom:


(1) tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif yang tersebar merata di seluruh
bagian atom
(2) atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron yang
bermuatan negatif
(3) tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan
magnet terhadap atom-atom, dan spektrum atom yang berelektron lebih banyak
(4) atom merupakan partikel yang bersifat netral
Pasangan pernyataan yang tepat mengenai gambar model atom tersebut adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

5. Kegagalan teori atom Rutherford adalah tidak dapat menjelaskan ....


A. mengapa elektron yang ukurannya kecil tidak tertarik ke dalam inti atom yang bermuatan
positif
B. seberapa jauh jarak antara inti atom dengan elektron sehingga elektron tidak tertarik ke inti
atom
C. mengapa inti atom sangat kecil dibandingkan ukuran atom secara keseluruhan
D. bagaimana elektron-elektron selama mengelilingi inti atom tidak bertabrakan
E. mengapa atom hidrogen mempunyai spektrum yang berupa garis

6. Berdasarkan pada pengamatannya, Niels Bohr menyatakan bahwa ….


A. elektron dalam atom selalu memancarkan energi
B. atom adalah bagian terkecil dari materi yang tak terbagi lagi
C. atom merupakan partikel yang bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron
D. adanya lintasan-lintasan elektron dalam atom yang mempunyai tingkat energi
E. elektron dalam atom baru akan memancarkan energi bila berada di salah satu lintasan

7. Vanadium termasuk logam unsur transisi dengan notasi . Konfigurasi vanadium pada keadaan
dasar adalah ....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d4
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 4s2
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s0
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 132


8. Perhatikan data lima notasi unsur (bukan lambang unsur sebenarnya) berikut!
Notas Jumlah Letak
i
Proto Neutro Diagram orbital & Konfigurasi elektron Golonga Period
Unsu
n n n e
r
14 14 IV A 3
[Ne] ↑↓ ↑ ↑
3s2 3p2
2 2 II A 1
↑↓
1s2
54 77 VI A 6
[Kr] ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
6s2 6p6
24 28 IV B 4
[Ar] ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑
4s2 3d4
22 48 IV B 4
[Ar
↑↓ ↑ ↑
]
4s 3d
2 2

Data yang berhubungan dengan tepat ditunjukkan oleh noasi unsur ....
A. V
B. W
C. X
D. Y
E. Z

9. Ion X2─ memiliki konfigurasi elektron [18Ar] 3d10 4s2 4p6. Nilai keempat bilangan kuantum
elektron terakhir atom X adalah ….
A. n = 4, ℓ = 1, m = +1, s = –½
B. n = 4, ℓ = 1, m = –1, s = +½
C. n = 4, ℓ = 1, m = –1, s = –½
D. n = 5, ℓ = 0, m = 0, s = +½
E. n = 5, ℓ = 0, m = 0, s = –½

10. Pasangan unsur-unsur di bawah ini yang merupakan isoton adalah ….


59 64
A. 27 Co dan 29 Cu
45 45
B. 21 Sc dan 22 V
201 204
C. 80 Hg dan 80 Hg
98 127
D. 43 Tc dan 52 Te
236 238
E. 92 U dan 94 Pu

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 133


11. Elektron terakhir suatu atom unsur netral mempunyai bilangan kuantum n = 4; l = 2; m = −1; dan
s = +½. Unsur tersebut dalam sistem periodik unsur terletak dalam ....
A. periode 5 dan golongan IVB
B. periode 4 dan golongan VIIIB
C. periode 4 dan golongan IB
D. periode 3 dan golongan VIIIB
E. periode 3 dan golongan IVB

12. Jika jari – jari atom (Å) unsur – unsur Li, Na, K, Be, dan B secara acak adalah 2,03; 1,23; 1,57;
0,80; dan 0,89; maka jari – jari atom Na adalah ....
A. 2,03 Å
B. 1,57 Å
C. 1,23 Å
D. 0,89 Å
E. 0,80 Å

13. Unsur P dan Q mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.


P : 1s2 2s2 2p6 3s1
Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Pernyataan berikut yang tidak benar tentang kedua unsur tersebut adalah ....
A. Unsur P dan Q terletak satu periode dalam sistem periodik panjang.
B. Unsur P mempunyai jari-jari atom lebih besar daripada unsur Q.
C. Unsur P mempunyai energi ionisasi lebih besar daripada unsur Q.
D. Unsur P lebih mudah membentuk ion positif daripada unsur Q.
E. Unsur Q lebih mudah membentuk ion negatif daripada unsur P.

14. Perhatikan konfigurasi elektron beberapa unsur berikut!


L: [Ne] ↑↓ ↑↓ ↑ ↑
2 4
3s 3p
M: [Ne] ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
3s2 3p5

Q: [Ar] ↑
4s1
R: [Ar] ↑↓
4s2
Grafik yang tepat untuk mengggambarkan hubungan keelektronegatifan dengan nomor atom
keempat unsur tersebut adalah ....

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 134


15. Unsur A dan B mempunyai afinitas elektron berturut-turut +240 kJ mol−1 dan −328 kJ mol−1. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ....
A. unsur A lebih mudah menyerap elektron daripada unsur B
B. ion B− lebih stabil daripada atom B
C. ion A− lebih stabil daripada atom A
D. unsur A lebih bersifat nonlogam daripada B
E. unsur A lebih sukar melepas elektron daripada unsur B

16. Pernyataan yang tidak tepat dari sifat keperiodikan pada sistem periodik unsur adalah ....
A. jari-jari atom dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin panjang
B. energi ionisasi dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar
C. afinitas elektron dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil
D. jari-jari atom dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin panjang
E. keelektronegatifan dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar

17. Di antara unsur – unsur: 11 Na, 12 Mg, 13 Al, 19 K, dan 20 Ca, yang sifat logamnya paling kuat
adalah ....
A. Na
B. Mg
C. Al

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 135


D. K
E. Ca

18. Perhatikan gambar berikut:


P Q
E P GOLONGAN T S
R R
I
O
D
E
Pernyataan yang tidak benar tentang unsur-unsur tersebut adalah ….
A. P dan R tergolong logam
B. T dan S tergolong non logam
C. Q mempunyai elektronegativitas terbesar
D. S merupakan unsur halogen
E. Q mempunyai jari-jari atom terkecil

19. Unsur X dan Y mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.


X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Y : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Rumus kimia dan jenis ikatan dari senyawa X dengan Y adalah ....
A. XY, ionik
B. XY2, ionik
C. X2Y, ionik
D. XY2, kovalen
E. X2Y5, kovalen

20. Senyawa-senyawa di bawah ini yang seluruhnya berikatan ion adalah ....
A. CaCl2, CaO, H2O, danN2O5
B. MgCl2, SrO, NO2, dan SO2
C. KCl, NaCl, SrCl2, dan PCl5
D. KCl, CaO, NaCl, dan MgCl2
E. BaCl2, CaCl2, SrCl2, dan SF6

21. Perhatikan notasi 2 unsur yang tak sebenarnya berikut ini!


dan
Jika kedua unsur tersebut membentuk senyawa kovalen dan memenuhi kaidah oktet, struktur
Lewis yang tepat dari senyawa yang terbentuk adalah ....

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 136


22. Unsur P (nomor atom 15) bersenyawa dengan unsur Cl (nomor atom 17) membentuk PCl 3.
Banyaknya pasangan elektron bebas dan pasangan elektron ikatan pada atom pusat dalam
senyawa PCl3 berturut – turut adalah ….
A. 0 dan 4
B. 1 dan 3
C. 2 dan 2
D. 3 dan 1
E. 4 dan 0

23. Rumus Lewis molekul senyawa dari unsur X dan Y adalah sebagai berikut

X
Y Y

Kemungkinan unsur X dan Y adalah ....


Unsur X Unsur Y
A. Hidrogen Karbon
B. Hidrogen Oksigen
C. Natrium Oksigen
D. Belerang Hidrogen
E. Oksigen Klorin

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 137


24. Gambar di samping menyatakan rumus elektron BF3.NH3. Ikatan kovalen dan kovalen koordinasi
ditunjukkan oleh nomor .... 2

.. .. ..
A. 1 dan 2 3
1
B. 2 dan 3 H F
C. 2 dan 5
H N
.. .. .. .. .. .. ..
B F 4
D. 3 dan 5 .. . .. . ..
E. 4 dan 5 H F . .. .
5

25. Senyawa berikut yang tidak memenuhi kaidah oktet adalah ....
A. BF3, SF4, dan IF3
B. BF3, SO3, dan IF3
C. BF3, SO3, SF4, dan IF3
D. SO3, NH3, dan SF4
E. BF3, SO3, NH3, SF4, dan IF3

26. Perhatikan tabel berikut.


Titik Titik Daya hantar
Kelarutan
Zat leleh didih Padatan Lelehan
dalam air
(°C) (°C)
A 1.070 1.900 Tidak larut Baik Baik
B 44 280 Tidak larut Sangat buruk Sangat buruk
C −39 357 Larut Sangat buruk Baik
D 1.100 2.140 Larut Sangat buruk Baik
E −185 −6 Tidak larut Sangat buruk Sangat buruk
Tabel di atas menyangkut berbagai sifat fisikdari 5 jenis zat. Zat yang tergolong senyawa logam,
senyawa ion, dan senyawa kovalen, berturut-turut adalah ....
A. A, B, dan C
B. A, B, dan D
C. A, C, dan E
D. A, D, dan B
E. C, D, dan E

27. Perhatikan data tiga atom unsur dan geometri molekul berikut!
, , dan
No Tipe Jumlah Geometri Molekul
Molekul PEB
(1) AX3 0

segitiga planar

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 138


(2) AX2E 1

bengkok
(3) AX4 0

tetrahedral
(4) AX3E 1

piramida segitiga
(5) AX4E 1

jungkat-jungkit

Tipe dan geometri molekul SF4 dan NF3 secara berturut-turut ditunjukkan oleh nomor ....
A. (2) dan (4)
B. (3) dan (1)
C. (3) dan (5)
D. (4) dan (3)
E. (5) dan (4)

28. Konfigurasi elektron unsur P dan Q adalah sebagai berikut.


P : 1s2 2s2 2p2
Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Jika P dan Q membentuk senyawa PQ4, bentuk molekulnya adalah ....

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 139


A B C D E

29. Dalam senyawa NH3 dimana nomor atom 7N dan 1H maka dalam atom pusat N terjadi hibridisasi
dan rumus tipe molekulnya berturut turut adalah ….
A. dsp2 dan AX3E
B. sp2 dan AX3E
C. sp3 dan AX3E
D. sp2 dan AX3
E. sp3 dan AX3

30. Jika nomer atom 4Be dan 17Cl maka senyawa BeCl2 mempunyai bentuk molekul dan bersifat
(polar atau non polar) berturut turut adalah ….
A. bengkok dan non polar
B. linear dan non polar
C. bengkok dan polar
D. huruf V dan polar
E. linear dan polar

31. Yang merupakan pasangan senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen nonpolar berturut-turut
adalah ….
A. Cl2 dan O2
B. Cl2 dan N2
C. HCl dan CCl4
D. NH3 dan HCl
E. NH3 dan H2O

32. Perhatikan grafik berikut.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 140


Dari grafik titik didih tersebut, kelompok senyawa yang memiliki ikatan hidrogen adalah ....
A. H2O, H2S, H2Te
B. HF, HCl, HBr
C. NH3, PH3, AsH3
D. CH4, NH3, PH3
E. H2O, HF, NH3

33. Ikatan van der waals ada 3 macam, yaitu ikatan van der Waalss antara molekul polar dengan
polar, polar dengan non polar dan non polar dengan non polar. Ikatan van der waals yang paling
kuat terjadi antar molekul berikut ...
A. CH4 dan CH4
B. HCl dan HCl
C. HCl dan CH4
D. H2 dan HCl
E. H2 dan H2

34. Pasangan senyawa berikut yang keduanya hanya mempunyai gaya dispersi (gaya London) adalah
....
A. CH4 dan O2
B. CO2 dan HCl
C. NH3 dan H2S
D. C2H5OH dan CH3OCH3
E. CH3COOH dan C4H10

35. Titik didih SiH4 lebih tinggi daripada CH4 karena ....
A. molekul SiH4 polar, sedangkan CH4 nonpolar
B. molekul SiH4 berikatan hidrogen, sedangkan CH4 tidak
C. struktur SiH4 berupa molekul raksasa, sedangkan CH4 berupa molekul sederhana
D. molekul SiH4 mempunyai dipol permanen, sedangkan CH4 tidak
E. massa molekul relatif SiH4 lebih besar daripada CH4

II. URAIAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER I KIMIA (PEMINATAN IPA)


1. Diberikan unsur-unsur dengan notasi sebagai berikut :
2 B 9C 11 D 12 E 14 F 16 G 17 H 18 I 19 J

Dari data unsur di atas,


a. Tentukanlah jari-jari atom terbesar dan terkecil!
b. Tentukanlah energi ionisasi terbesar dan terkecil!
c. Tentukanlah afinitas elektron terbesar dan terkecil!
d. Tentukanlah keelektronegatifan terbesar dan terkecil!
e. Tentukanlah unsur logam dan non logam yang paling reaktif!
f. Tentukanlah unsur manakah yang merupakan unsur alkali, alkali tanah, gas mulia, dan
halogen!
g. Tentukanlah unsur manakah yang merupakan unsur logam, semi logam, dan non logam!

2. Unsur P yang memiliki nomor atom 15 berikatan dengan unsur F dengan nomor atom 9.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur P dan F?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!
d. Tentukanlah senyawa yang terbentuk bersifat polar atau non polar!

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 141


e. Tentukan berapa jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB)
pada atom pusat P!

3. Lengkapilah tabel berikut ini!


Senyawa Gambar Gambar Rumus Bentuk Gambar Sifat Hibridisasi
rumus rumus tipe molekul bentuk kepolaran
Lewis struktur molekul molekul (polar /
nonpolar)
a. BCl3

b. H2O

c. SF6

d. ClF3

Notasi atom pusat 5 B, 8 O, 16S, 17Cl

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 142


GLOSARIUM

Afinitas elektron Energi yang menyertai penyerapan elektron oleh suatu atom dalam wujud gas
untuk membentuk ion negatif.
Azas ketidakpastian Sesuatu yang yang melekat terhadap setiap pengukuran, gagasan yang
dikemukakan oleh Werner Heisenberg yang mengatakan ketidakmungkinan menentukan posisi
dan kelajuan elektron dengan ketelitian tinggi secara bersamaan.
Atom Bagian terkecil dari unsur yang terlibat dalam reaksi kimia. Semua zat terdiri atas atom dalam
komposisi tertentu.
Aturan (hukum) oktet Kecenderungan unsur-unsur untuk mencapai konfigurasi oktet gas mulia
terdekat.
Bakteri aerob Bakteri yang membutuhkan oksigen dalam aksi penguraiannya.
Bensin Salah satu bahan bakar minyak yang digunakan pada kendaraan bermotor.
Bilangan kuantum Parameter yang digunakan untuk menggambarkan tingkat energi, posisi dan
bentuk orbital.
Bilangan oksidasi Muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa jika semua elektron
ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif.
Blok s, p, d, dan f Pembagian sistem periodik berdasarkan konfigurasi elektronnya.
BOD Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan sampah organik secara biologis.
Derajat ionisasi disosiasi (α) Perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mula-
mula.
DO Salah satu parameter kualitas air, yaitu jumlah oksigen terlarut. Air bersih mempunyai DO sekitar
10 ppm pada suhu 25⁰ C.
Domain elektron Adalah daerah keberadaan elektron di sekitar atom pusat.
Efek fotolistrik Satu fenomena di mana cahaya (foton) menyebabkan elektron lepas dari permukaan
logam.
Elektrolit Lelehan atau larutan zat yang dapat menghantarkan listrik.
Elektrolit kuat Elektrolit yang daya hantar listriknya baik meski konsentrasinya relatif rendah.
Elektrolit lemah Elektrolit yang daya hantar listriknya relatif buruk meski konsentrasinya relatif
besar.
Elektron valensi Elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kimia. Untuk unsur-unsur
golongan utama, elektron valensi adalah elektron pada kulit terluar.
Energi ionisasi Energi yang diperlukan untuk melepas elektron dari atom netral dalam wujud gas
sehingga membentuk ion positif dalam wujud gas.
Foton partikel cahaya (gelombang elektromagnet).
Gas mulia Unsur-unsur golongan VIIIA yang merupakan kelompok unsur paling stabil (paling sukar
bereaksi).
Gaya dipol-dipol Gaya tarik-menarik antarmolekul polar.
Gaya dispersi Adalah gaya tarik antar molekul nonpolar sebagai akibat interaksi dipol sesaat dengan
dipol terimbas.
Gaya van der Waals Keseluruhan gaya tarik-menarik antar molekul, meliputi gaya dipol-dipol dan
gaya dispersi.
Gelombang partikel Gagasan tentang dualisme gelombang elektromagnet, yaitu sebagai gelombang
sekaligus sebagai partikel.
Golongan Lajur-lajur vertikal dalam sistem periodik unsur.
Halogen Unsur-unsur golongan VIIA yang merupakan kelompok unsur nonlogam yang sangat reaktif
dan dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 143


Hibridisasi Pembastaran orbital-orbital atom dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-
orbital yang setingkat.
Hidrat Zat yang mengandung beberapa molekul air sebagai bagian dari rumus molekulnya.
Hipotesis (hukum) Avogadro Gas-gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama
pula, asal diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Dikemukakan oleh Avogadro untuk
menjelaskan hukum Gay-Lussac.
Hukum kekekalan massa Massa zat sesudah reaksi sama dengan massa zat sebelum reaksi.
Ditemukan oleh Antoine Laurent Lavoisier.
Hukum kelipatan berganda Untuk dua jenis unsur yang dapat membentuk dua atau lebih macam
senyawa, jika massa salah satu unsur dalam kedua senyawa itu sama, maka perbandingan
massa unsur yang kedua merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Hukum oktaf Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, ternyata unsur-
unsur yang berselisih satu oktaf menunjukkan kemiripan sifat.
Hukum perbandingan tetap Senyawa kimia terbentuk dari unsur-unsurnya dengan perbandingan
tertentu. Ditemukan oleh Joseph Proust.
Hukum perbandingan volume Volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi merupakan bilangan bulat
dan sederhana asal diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Ditemukan oleh Gay-Lussac.
Ikatan hidrogen Adalah ah salah satu gaya antar molekul yang cukup kuat, terjadi karena interaksi
antara atom hidrogen yang terikat pada atom berkeelektronegatifan besar (N, O, dan F) dengan
atom berkeelektronegatifan besar (N, O, dan F) dari molekul lain di sekitarnya. Zat yang
berikatan hidrogen mempunyai titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.
Ikatan ion Gaya tarik-menarik listrik antara ion-ion yang berbeda muatan.
Ikatan kimia Gaya yang mengukuhkan atom-atom dalam molekul atau gabungan ion ion.
Ikatan kovalen Ikatan karena memiliki pasangan elektron yang digunakan bersama.
Ikatan kovalen koordinasi Ikatan kovalen dimana pasangan elektron ikatan berasal dari salah satu
atom saja, sedangkan atom yang satu lagi hanya menyediakan tempat.
Ikatan kovalen nonpolar Ikatan kovalen antara atom-atom yang mempunyai keelektronegatifan
sama.
Ikatan kovalen polar Ikatan kovalen antara atom-atom yang berbeda keelektronegatifan.
Ikatan logam Gaya yang mengukuhkan atom-atom dalam logam. Merupakan gaya tarik listrik antara
ion-ion positif logam dengan lautan elektron valensi yang menyelimutinya.
Ikatan rangkap Ikatan kovalen dengan dua pasang elektron yang digunakan bersama.
Ikatam rangkap tiga Ikatan kovalen dengan tiga pasang elektron yang digunakan bersama.
Ikatan tunggal Ikatan kovalen dengan sepasang elektron yang digunakan bersama.
Inti atom Bagian yang padat dan bermuatan positif dari atom, yang berada di pusat atom, dan terdiri
atas proton dan neutron.
Ion Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion negatif (anion) yang mempunyai elektron
lebih banyak daripada spesi netralnya. Ion positif (kation) mempunyai elektron lebih sedikit
daripada spesi netralnya.
Isobar Atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Isoton Atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi mempunyai nomor massa yang sama.
Isotop Atom-atom dari unsur yang sama tetapi berbeda nomor massanya.
IUPAC Himpunan kimia sedunia. Himpunan Kimia Indonesia disebut HKI.
Jari-jari atom Jarak inti dengan elektron kulit terluar.
Keelektronegatifan Bilangan yang menyatakan kecenderungan relatif suatu unsur untuk menarik
elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan kovalen.
Kemolaran Satu cara menyatakan kepekatan larutan, yaitu menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam
tiap liter larutan, M = .

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 144


Konfigurasi elektron Persebaran elektron pada kulit-kulit atomnya.
Konfigurasi penuh Konfigurasi elektron dengan sub kulit terakhir yang terisi penuh (s2, p6, d10, atau
f14).
Konfigurasi setengah penuh Konfigurasi elektron dengan subkulit terakhir yang terisi setengah
penuh (s1, p3, d5, atau f7).
Kulit atom Lintasan elektron mengitari inti atom.
Lambang Lewis Lambang atom disertai elektron-elektron valensi.
Logam alkali Unsur-unsur golongan IA kecuali hidrogen. Merupakan unsur logam yang reaktif.
Logam alkali tanah Unsur-unsur golongan IIA. Merupakan unsur logam yang cukup reaktif, tetapi
kurang reaktif dibandingkan unsur logam alkali seperiode.
Lumpur aktif Metode pengolahan limbah dengan pengaruh bakteri aerob dan penyediaan oksigen
yang cukup.
Massa molar (Mr) Massa 1 mol zat. Massa molar zat sama dengan Ar atau Mr nya dalam satuan
gram.
Mol Satuan jumlah zat. Satu mol zat mengandung 6,02 x 1023 partikel.
Molekul Spesi netral yang terdiri atas beberapa atom sejenis atau berbeda. Molekul unsur terdiri atas
sejenis atom, sedang molekul senyawa terdiri atas dua jenis atau lebih atom.
Momen dipol Ukuran kepolaran, dinyatakan dalam Debye (D).
Nama sistematis Nama senyawa berdasarkan tata nama IUPAC.
Nama trivial Nama senyawa bukan berdasarkan tata nama IUPAC, tetapi nama yang lazim
digunakan di masyarakat atau perdagangan.
Nilai Nisbah muatan terhadap massa partikel. Nilai untuk elektron adalah 1,76 x 108 C g–1.
Nomor atom Jumlah proton dalam inti atom. Disebut juga nomor proton. Nomor atom khas untuk
setiap unsur.
Nomor massa Bilangan yang menyatakan jumlah proton dan neutron dalam inti.
Nonelektrolit Zat yang lelehan atau larutannya tidak dapat menghantar listrik.
Oksidasi Pelepasan elektron atau pertambahan bilangan oksidasi.
Oksidator Zat yang mengoksidasi zat lain; menyerap elektron.
Oktet berkembang Unsur dalam senyawa dengan jumlah elektron lebih dari delapan pada kulit
luarnya. Oktet berkembang dapat terjadi pada unsur periode ketiga atau periode yang lebih
tinggi.
Orbital Daerah disekitar inti dengan kebolehjadian terbesar untuk menemukan elektron. Setiap
orbital mempunyai bentuk dan tingkat energi tertentu.
Partikel subatom Partikel penyusun atom, yaitu proton, elektron, neutron, dan berbagai partikel
lainnya.
Periode Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik unsur.
Persamaan reaksi Satu cara pemaparan proses reaksi.
Pereaksi pembatas Pereaksi yang habis bereaksi terlebih dahulu.
Radiasi elektromagnet Pancaran energi berupa gelombang yang tidak mempunyai massa dan
muatan.
Radiasi partikel Radiasi yang merupakan hamburan partikel kecil, ada yang netral, ada pula yang
bermuatan.
Reaksi disproporsionasi Reaksi redoks dimana pereduksi dan pengoksidasinya sama.
Reaksi ionisasi Reaksi pengubahan suatu zat menjadi ion-ionnya.
Reaksi redoks Reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Reduksi Penyerapan elektron atau penurunan bilangan oksidasi.
Reduktor Zat yang mereduksi zat lain; melepas elektron.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 145


Resonansi Alternatif-alternatif struktur Lewis yang ekuivalen untuk suatu spesi (molekul atau ion
poliatom).
Rumus empiris Rumus yang menyatakan perbandingan paling sederhana atom-atom dalam satu
senyawa.
Rumus kimia Lambang zat, terdiri dari lambang atom dan angka indeks yang menyatakan jumlah
atau perbandingan atom dalam zat.
Rumus molekul Lambang molekul, terdiri atas lambang atom dan angka indeks yang menyatakan
jumlah atom-atom dalam tiap molekul.
Satuan massa atom (sma) Satuan massa untuk partikel atomik. 1 sma = massa satu atom C-12; 1
24
sma = 1,6 x 10 gram.
Senyawa kovalen polar Senyawa molekul yang mempunyai dwikutub (mengalami polarisasi), terjadi
karena bentuk molekul tidak simetris sehingga kutub positif dan kutub negatif tidak saling
meniadakan.
Senyawa kovalen nonpolar Senyawa molekul yang mempunyai dwikutub yang mana karena bentuk
molekulnya yang simetris, kutub-kutub listriknya itu saling meniadakan.
Sinar alfa atau partikel alfa (α) Sinar radioaktif bermuatan positif, terdiri dari inti helium dengan
muatan +2 dan massa 4 sma ( ).
Sinar beta (β) Sinar radioaktif bermuatan negatif. Partikel sinar beta adalah elektron ( – ).
Sinar gamma (γ) Sinar radioaktif yang tidak mempunyai massa dan muatan, merupakan radiasi
elektromagnet ( ).
Sinar katode Radiasi elektron yang berasal dari katode dalam tabung hampa.
Sinar radioaktif Radiasi yang berasal dari zat radioaktif, terdiri atas sinar alfa, beta, dan gamma.
Senyawa anorganik Senyawa di luar senyawa organik.
Senyawa organik Golongan senyawa karbon dengan sifat-sifat khas yang membedakannya dari
senyawa anorganik.
Sistem periodik Mendeleev Daftar unsur-unsur yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom
relatif dan kemiripan sifat. Mendeleev menemukan hukum periodik yang mengatakan bahwa
sifat-sifat unsur merupakan fungsi massa atom relatifnya.
Spektrum garis Spektrum yang hanya mengandung beberapa panjang gelombang secara terputus-
putus. Unsur yang tereksitasi menghasilkan spektrum garis.
Spektrum kontinu Spektrum yang mengandung semua panjang gelombang secara sinambung. Zat
yang berpijar menghasilkan spektrum kontinu. Pelangi tergolong spektrum kontinu.
Stoikiometri Perhitungan dalam ilmu kimia.
Struktur kovalen raksasa Struktur zat di mana partikelnya saling terikat dengan jaringan ikatan
kovalen. Contohnya adalah intan, grafit, dan silika. Zat dengan struktur kovalen raksasa
mempunyai titik leleh dan titik didih yang sangat tinggi.
Struktur Lewis Rumus elektron, gambaran tentang cara atom-atom saling terkait dalam molekul atau
ion poliatom.
Teori (model) atom Suatu rekaan tentang susunan partikel dalam atom.
Teori atom Dalton Teori yang menyatakan bahwa materi terdiri atas partikel-partikel kecil tak
terbagi. Merupakan gagasan ilmiah yang pertama tentang partikel materi.
Teori atom Niels Bohr Teori yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti yang bermuatan positif
dan elektron-elektron yang beredar mengitari inti bagaikan planet-planet mengitari matahari.
Teori atom Rutherford Teori yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti yang pejal dan
bermuatan positif serta elektron yang beredar mengitarinya. Sebagian besar massa atom
terpusat pada intinya.
Teori atom Thomson Teori yang menyatakan bahwa atom terdiri atas materi bermuatan positif dan
elektron-elektron yang tersebar di dalamnya bagaikan kismis dalam roti kismis.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 146


Teori domain elektron Cara meramalkan bentuk geometri molekul berdasarkan tolak menolak antar
pasangan elektron disekitar atom pusatnya. Oleh karena saling tolak-menolak, maka domain
elektron akan mengambil posisi sedemikian rupa sehingga tolak-menolak di antaranya menjadi
minimum.
Teori kuantum Teori yang pada dasarnya merupakan gagasan tentang partikel cahaya, bahwa energi
radiasi bersifat diskret, dipancarkan atau diserap dalam bentuk paket-paket kecil yang disebut
kuanta.
Tetapan Avogadro (L) Bilangan yang menyatakan jumlah partikel dalam 1 mol zat, yaitu 6,02 x
1023.
Triade Kelompok tiga unsur dengan sifat-sifat yang bermiripan. Dalam satu triade berlaku bahwa
massa atom relatif unsur yang kedua sama dengan rata-rata massa atom relatif unsur yang
pertama dan ketiga.
Unsur golongan utama Unsur-unsur dalam golongan-golongan A.
Unsur transisi Unsur-unsur dalam golongan-golongan B.
Unsur transisi dalam Unsur-unsur lantanida dan aktinida.
Volume molar Volume per mol gas. Volume molar gas bergantung pada suhu dan tekanan
pengukurannya. Pada STP, Vm = 22,4 L mol–1; pada RTP, Vm = 24,4 L mol–1.

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 147


DAFTAR PUSTAKA

Devi, Poppy Kamalia. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran
Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi A. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Hasanah, Santi Setiani. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran
Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Purba, Michael dan Sarwiyati, Eti. 2016. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Rahayu, Yayu Sri. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran Kimia
Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi C. Jakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Silberberg, Martin S. 2000. Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change. Second Edition.
USA: Mc. Graw Hill Companies.

Silberberg, M.S., 2007. Principles of General Chemistry. Second Edition. New York: McGraw-Hill.

Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Suwardi; Soebiyanto; Widiasih, Th Eka. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia untuk SMA & MA
Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Utami, Budi; Saputro, Agung Nugroho Catur; Mahardiani, Lina; Yamtinah, Sri dan Mulyani, Bakti.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Utami, Budi; Saputro, Agung Nugroho Catur; Mahardiani, Lina; Yamtinah, Sri dan Mulyani, Bakti.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Whitten, Kenneth W., Davis, Raymond E., Peck, M. Larry., Stanley, George G. 2010. Chemistry.
Ninth Edition. International Edition. USA. Brooks/Cole Cengange Learning.

https://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_konfigurasi_elektron

https://id.wikipedia.org/wiki/Metaloid

SMA MARSUDIRINI BEKASI | E-Modul Kimia| X IPA 148

Anda mungkin juga menyukai