KIMIA
Semester 1
untuk kelas 10 IPA
disusun oleh :
Yuliana Ratnasari
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan
kasih-Nya kami dapat menyelesaikan Modul Kimia SMA Kelas X ini. Modul ini disusun sebagai
pelengkap dalam pelajaran Kimia di SMA Marsudirini Bekasi. Materi yang terdapat dalam modul ini
mengacu pada Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Semua materi yang ada diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh
setiap peserta didik dalam bidang kimia.
Penyajian materi bertujuan untuk memperkuat pemahaman konsep dasar kimia di kelas X.
Modul ini dilengkapi dengan daftar istilah penting (glosarium) untuk membantu peserta didik
menemukan istilah, konsep, teori, hukum, dan nama-nama penting. Selain itu, pada setiap akhir bab,
diberikan latihan-latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan uraian agar pemahaman konsep peserta
didik lebih baik. Lembar kerja siswa juga disediakan dalam berbagai format soal.
Modul ini akan terus disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan penulis
demi penyempurnaan modul ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberi kesempatan kami dalam membuat modul dan yang membantu proses penyelesaian modul
ini. Semoga modul Kimia untuk SMA kelas X ini dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dan rekan-
rekan guru kimia dalam mengembangkan pembelajaran ilmu kimia di SMA khususnya di SMA
Marsudirini Bekasi.
Penyusun
Kompetensi Dasar :
3.1 Menjelaskan metode ilmiah, hakikat ilmu Kimia, keselamatan dan keamanan di laboratorium,
serta peran kimia dalam kehidupan.
4.1 Menyajikan hasil rancangan dan hasil percobaan ilmiah.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat memahami ilmu kimia dan peranannya.
2. Peserta didik dapat memahami karakteristik ilmu kimia.
3. Peserta didik dapat menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah untuk memahami fenomena kimia
di sekitarnya.
4. Peserta didik dapat menjelaskan materi dan klasifikasinya.
5. Peserta didik dapat menggunakan peralatan di laboratorium secara tepat.
Materi Pembelajaran
A. ILMU KIMIA DAN PERANANNYA
Kimia memegang peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita akan melihat
begitu banyak penggunaan bahan kimia dalam kehidupan. Udara yang kita hirup adalah materi,
yakni campuran oksigen, nitrogen, dan gas lainnya. Baju yang dipakai terpakai dari materi
berupa serat alami atau pun sintetis (polimer), seperti poliester, buku yang kita pakai terbuat dari
selulosa, mobil yang digunakan merupakan gabungan dari beberapa logam, kaca, dan polimer.
Demikian pula energi yang digunakan untuk menggerakkan mobil tersebut berasal dari
pembakaran materi, yakni bensin atau solar. Kita akan melihat begitu banyak penggunaan bahan
kimia dalam kehidupan. Kita juga akan menemukan bahan kimia dalam rumah tangga seperti
deterjen atau sabun yang kita pakai, makanan yang kita makan dan jangan lupa tubuh kita juga
tersusun dari materi. Segala sesuatu tentang materi dan perubahan inilah yang dipelajari dalam
ilmu kimia.
Tabung reaksi
Untuk menyiapkan Terdapat beberapa
larutan yang akan jenis ukuran : 50 mL,
digunakan. 100 mL, 200 mL, 500
Untuk tempat mL, dan 1000 mL.
mereaksikan zat
dalam volume yang
Gelas kimia (Gelas beker) banyak.
Untuk melarutkan zat
padat kedalam air
Gelas ukur
Pipet volumetri Terdapat beberapa
digunakan untuk jenis ukuran : 10 mL,
mengambil cairan 25 mL, 50 mL, dan
dengan volume 100 mL.
tertentu dengan
ketelitian lebih
tinggi.
Pipet volume
Untuk menjepit Ada yang terbuat dari
tabung reaksi pada kayu atau logam.
saat pemanasan
Pipet tetes
Untuk menghaluskan Hati-hati jangan
(menggerus) zat terlalu keras bila
padat. menggerus zat padat
karena alunya mudah
patah.
Cawan porselin
Untuk wadah Terdapat beberapa
(menyimpan) larutan jenis ukuran : 50 mL,
yang akan 100 mL, 200 mL, dan
digunakan. 500 mL.
Untuk mereaksikan
larutan.
Untuk melakukan
titrasi.
Labu erlenmeyer
Sebagai alat untuk Untuk mematikan api
pemanas dengan tidak perlu ditiup,
bahan bakar spiritus tetapi cukup ditutup
dengan penutup
sumbunya.
Pembakar spiritus
Mengaduk larutan.
Batang pengaduk
Klem buret
Menegakkan corong
atau buret
Statif
Menyaring larutan
Kertas saring
Rak tabung reaksi
digunakan untuk
menempatkan tabung
reaksi.
Buret
Pipet gondok Terdapat beberapa
digunakan untuk jenis ukuran : 10 mL,
mengambil larutan 25 mL, 50 mL, dan
dengan volume 100 mL.
tertentu sesuai
ukuran pipet gondok.
Pipet gondok
Tempat untuk
mereaksikan zat
dalam jumlah kecil.
Plat tetes
Untuk menimbang Zat yang ditimbang
zat harus diletakkan pada
Neraca
Selain alat-alat kimia, di laboratorium juga terdapat bahan-bahan kimia yang berupa zat
padat, cair, atau larutan. Zat-zat tersebut ditempatkan dan disimpan dalam wadah khusus dan
harus diperlakukan dengan cara yang khusus pula.
Tabel 1.2 Sifat bahan kimia dan contohnya.
Sifat bahan kimia Contoh Lambang
Mudah meledak (explosive) Asetilena, ammonium nitrat,
nitroselulosa, TNT
Pada umumnya, bahan kimia di laboratorium bersifat racun, oleh karena itu
penggunaannya dalam praktikum harus sesuai dengan petunjuk dan arahan dari guru atau petugas
laboratorium. Hindarkan kontak langsung dengan bahan kimia, jangan mengambil langsung
bahan kimia dengan tangan, tetapi gunakan alat yang tersedia, misalnya pipet untuk zat cair dan
sendok (spatula) untuk zat padat. Jangan membaui bahan kimia secara langsung apalagi mencicipi
bahan kimia tersebut.
Untuk menjaga keselamatan kerja di laboratorium, maka perlu diperhatikan tata tertib dan
kehati-hatian ketika bekerja di laboratorium. Untuk itu, beberapa hal berikut perlu dijadikan
perhatian:
1. Membaca petunjuk praktikum atau merencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum
memulai praktikum.
2. Menggunakan peralatan kerja (kacamata, jas praktikum, sarung tangan, dan sepatu tertutup).
3. Bagi wanita yang berambut panjang, diharuskan mengikat rambutnya.
4. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
5. Menjaga kebersihan meja praktikum dan lingkungan laboratorium.
6. Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama sehabis praktikum.
7. Bila kulit terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak menyebar.
8. Pastikan bahwa kran gas tidak bocor sewaktu hendak menggunakan bunsen.
9. Pastikan bahwa kran air selalu dalam keadaan tertutup sebelum dan sesudah melakukan
praktikum.
10. Mencium bahan kimia tidak boleh langsung menghirup uapnya dari botol atau wadahnya.
Cara mencium bahan kimia adalah dengan cara mengibaskan tangan di atas botol atau wadah
zat yang mengeluarkan uap kearah hidung sampai bau dapat terdeteksi.
11. Cara pemanasan menggunakan tabung reaksi :
Pergunakan kaca mata laboratorium
Jepit tabung reaki menggunakan penjepit tabung reaksi
Panaskan tabung reaksi pada bagian bawah sambil digeser keatas dan kebawah secara
perlahan
Mulut tabung reaksi diarahkan ke tempat kosong menjauhi praktikan dan teman praktikan
Jika terkena bahan kimia, maka bersikaplah tenang dan jangan panik. Langkah yang harus
diambil adalah meminta bantuan guru, petugas laboratorium, atau teman yang ada di dekat
Anda. Segera bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan air bersih dan jangan
menggaruk kulit yang terkena bahan kimia.
2. Partikel-partikel Materi
Bila logam emas dipotong-potong sedemikian rupa sampai didapat suatu bagian yang sangat
kecil sehingga tidak dapat dibagi lagi, dan masih mempunyai sifat emas, maka bagian terkecil
tersebut disebut sebagai atom emas. Tetapi, bila sebutir gula dihaluskan sedemikian rupa
Gambar 1.2 Perbedaan jarak partikel pada zat padat, zat cair, dan zat gas
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pernyataan berikut yang tepat tentang bahan kimia adalah ....
A. setiap bahan kimia merupakan bahan yang berbahaya bagi makhluk hidup.
B. bahan kimia adalah bahan yang dibuat untuk tambahan pada makanan.
C. penyedap makanan adalah bahan kimia yang tidak diperlukan tubuh.
D. bahan kimia merupakan bahan sintetis yang membahayakan kesehatan.
E. pupuk buatan merupakan bahan kimia sintetis yang berbahaya.
4. Pada hakekatnya, ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan yang mengandung tiga komponen,
yaitu ....
A. metode ilmiah, pengetahuan, dan eksperimen
B. produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah
C. metode ilmiah, proses ilmiah, dan eksperimen
D. manfaat, sifat, dan proses ilmu pengetahuan
E. simbol ilmiah, perhitungan ilmiah, dan isi pengetahuan
5. Sikap ilmiah yang tidak dituntut dalam mempelajari ilmu kimia adalah ....
A. jujur dalam mencatat data percobaan walaupun datanya tidak sesuai harapan
B. tidak bosan melakukan percobaan berulang-ulang sampai ditemukan jawaban permasalahan
C. mempertahankan pendapat walaupun pendapat tersebut tidak sesuai dengan fakta yang
didapat
D. melakukan pengamatan secara teliti dan detail terhadap suatu permasalahan
E. melakukan langkah-langkah penemuan secara disiplin sesuai dengan metode ilmiah
6. Pernyataan tentang metode ilmiah berikut yang tidak tepat adalah ....
A. metode ilmiah merupakan metode yang biasa dipakai para ilmuwan dalam memecahkan
masalah.
B. perumusan masalah merupakan hasil observasi dari gejala yang terjadi secara berulang.
C. hipotesis dapat dirumuskan lebih dahulu sebelum masalah ditemukan.
7. Salah satu langkah dalam metode ilmiah adalah melakukan observasi dan pengamatan. Pada
langkah ini, peneliti melakukannnya dengan cara ....
A. membaca referensi atau studi pustaka
B. melakukan pengukuran
C. menentukan variabel
D. mengelompokkan data
E. menarik kesimpulan
9. Simbol pada botol wadah bahan kimia yang menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut bersifat
korosif adalah ....
A. D.
B. E.
C.
10. Untuk menjaga dari bahaya bahan kimia, maka di dalam laboratorium kimia wajib menggunakan
....
A. jas praktikum dan kacamata
B. topi dan kacamata
C. sarung tangan dan topi
D. sarung tangan dan penutup muka
E. jas praktikum dan topi
11. Pernyataan berikut yang paling tepat tentang campuran dan senyawa adalah ....
A. senyawa adalah campuran homogen dari beberapa unsur.
B. senyawa adalah gabungan dari dua unsur atau lebih melalui reaksi kimia.
C. campuran homogen merupakan gabungan dari dua senyawa berbeda.
12. Berikut ini, yang merupakan partikel-partikel penyusun suatu materi/zat adalah ....
A. unsur, senyawa, dan campuran
B. atom, senyawa, dan molekul
C. atom, unsur, dan molekul
D. atom, molekul dan ion
E. ion, senyawa, dan molekul
14. Perbedaan utama antara gas, zat cair, dan zat padat adalah pada ....
A. jenis zat penyusunnya
B. bentuk dan wujudnya
C. jarak antarpartikelnya
D. massa jenis dan bentuknya
E. bentuk dan ukurannya
Kompetensi Dasar :
3.2 Menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr,
dan Mekanika Gelombang.
4.2 Menjelaskan fenomena alam atau hasil percobaan menggunakan model atom.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menganalisis penemuan dan perkembangan model atom dari model atom
Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr, dan Mekanika Gelombang.
2. Peserta didik dapat menentukan susunan atom (jumlah proton, elektron, dan neutron dalam atom)
berdasarkan nomor atom dan nomor massa.
3. Peserta didik dapat mengklasifikasikan atom ke dalam isotop, isobar, dan isoton berdasarkan
nomor atom dan nomor massa.
Materi Pembelajaran
Pernahkah Anda berpikir bagaimana seandainya sepotong besi dipotong menjadi dua, kemudian
setiap bagian dipotong lagi menjadi dua, kemudian setiap bagian yang kecil dipotong menjadi dua lagi,
dan seterusnya sampai bentuk yang terkecil. Kira-kira apa yang akan Anda peroleh? Pernahkah juga
Anda berpikir hamparan pasir di pantai yang dari kejauhan tampak seperti hamparan permadani, tetapi
ketika didekati dan dipegang ternyata hanya butiran-butiran kecil. Nah, seperti itulah juga semua zat
yang ada di dunia ini yang juga tersusun atas partikel-partikel paling kecil yang menyusun zat yang lebih
besar. Partikel terkecil yang menyusun setiap zat di dunia ini oleh para ilmuwan dikenal dengan
sebutan atom.
Gambar 2.1 John Dalton (1766 – 1844) adalah ilmuwan Inggris. Sumber: Microsoft Encarta Library
2005.
Model Atom Dalton dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3 J. J. Thompson (1856- 1909) Sumber: Microsoft Encarta Library 2005.
Dari hasil percobaan tersebut, J.J. Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan
partikel penyusun atom yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron. J.J. Thomson berhasil
menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m) sebesar 1,76 × 108 C/g.
Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas Chicago, berhasil menentukan besarnya
muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10–19 C. Dengan demikian, maka harga massa 1 elektron dapat
ditentukan dari harga perbandingan muatan dengan massa elektron (e/m). Nilai e/m = 1,76 x 108 C/g,
maka massa 1 elektron = 9,11 x 10–28 gram.
Setelah penemuan elektron, teori Dalton yang mengatakan bahwa atom merupakan partikel
yang tak terbagi, tidak dapat diterima lagi. Pada tahun 1900, J.J. Thomson mengajukan model atom
yang menyerupai roti kismis. Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di
dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Secara keseluruhan, atom bersifat
netral. Tetapi model atom ini mempunyai kelemahan yaitu tidak menyatakan gerakan elektron dalam
atom. Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut :
rata 1°.
Gambar 2.6 Percobaan Rutherford, yaitu penembakan lempeng logam tipis dengan sinar alfa.
elektron
b. Penemuan proton
Keberadaan partikel bermuatan positif yang dikandung oleh atom diisyaratkan oleh
Eugen Goldstein (1850-1930) pada tahun 1886. Dengan ditemukannya elektron, para ilmuwan
semakin yakin bahwa dalam atom pasti ada partikel bermuatan positif untuk mengimbangi
muatan negatif dari elektron. Selain itu, jika seandainya partikel penyusun atom hanya elektron-
elektron, maka jumlah massa elektron terlalu kecil dibandingkan terhadap massa sebutir atom.
Goldstein melakukan sutau percobaan dengan tabung sinar katode dan menemukan fakta
berikut. Apabila katode tidak berlubang, gas di belakang katode tetap gelap. Namun, jika pada
katode diberi lubang, gas di belakang katode menjadi berpijar. Hal ini menunjukkan adanya
radiasi yang berasal dari anode, yang menerobos lubang pada katode dan memijarkan gas di
belakang katode itu. Radiasi itu disebut sinar anode, sinar positif, atau sinar terusan. Hasil
c. Penemuan neutron
Setelah para ilmuwan mempercayai adanya elektron dan proton dalam atom, maka timbul
masalah baru, yaitu jika hampir semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa elektron
sangat kecil dan dapat diabaikan), ternyata jumlah proton dalam inti belum mencukupi untuk sesuai
dengan massa atom. Jadi, dalam inti pasti ada partikel lain yang menemani proton-proton. Pada
tahun 1932, James Chadwick (1891– 1974) menemukan neutron-neutron, partikel inti yang tidak
bermuatan. Massa sebutir neutron adalah 1,675 x 10–24 gram, hampir sama atau boleh dianggap
sama dengan massa sebutir proton.
Jadi sekarang diketahui dan dipercayai oleh para ilmuwan bahwa inti atom tersusun atas
dua partikel, yaitu proton (partikel yang bermuatan positif) dan neutron (partikel yang tidak
bermuatan). Proton dan neutron mempunyai nama umum, nukleon-nukleon, artinya partikel-
partikel inti.
dengan:
ΔE = energi yang menyertai perpindahan elektron (J)
Ef = tingkat energi akhir (J)
Ei = tingkat energi mula-mula (J)
Dari percobaan yang dilakukan, Bohr merumuskan sebagai berikut.
1) Elektron bergerak mengelilingi inti atom dengan lintasan (orbit) tertentu, dengan momen sudut
dengan:
n = kulit ke-1, 2, dan seterusnya
a0 = 0,53 Å (53 pm) → 1 pm = 10–12 m
Energi elektron pada lintasan ke-n adalah:
𝑅𝐻
En = –
𝑛2
dengan:
RH = tetapan (2,179 x 10–18 J)
B. SUSUNAN ATOM
Atom terdiri atas inti atom yang dikelilingi oleh elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-
kulit atom. Sedangkan inti atom terdiri atas proton dan neutron. Jadi partikel dasar penyusun atom
adalah proton, neutron dan elektron. Atom mempunyai inti yang bermuatan positif karena
mengandung proton. Inti atom terletak di pusat atom dan hampir seluruh massa atom berpusat pada
inti atom. Elektron mengelilingi inti pada ruang seputar inti. Inti atom jauh lebih kecil daripada
atomnya. Gambaran atom seperti di bawah ini.
Sifat-sifat partikel yang menyusun atom (partikel subatom) adalah sebagai berikut.
Massa Muatan
Partikel Lambang Penemu
gram sma Satuan Coulomb
Proton p 1,6726231 x 10-24 1 +1 1,6 x 10-19 Goldstein
-28 -19
Elektron e 9,1093897 x 10 1/1840 -1 1,6 x 10 J.J. Thomson
Neutron n 1,672492716 x 10-24 1 0 (netral) 0 James Chadwick
a. Nomor Atom
Nomor atom suatu unsur dapat digunakan untuk :
menunjukkan jumlah proton dalam inti atom unsur itu.
membedakan ciri khas atom unsur.
membedakan atom suatu unsur dengan atom unsur lain.
menunjukkan jumlah elektron (untuk atom netral) yang mengelilingi inti atom.
Contoh :
b. Nomor Massa
Nomor massa suatu unsur menyatakan jumlah proton dan neutron.
Isobar adalah atom-atom tidak sejenis yang mempunyai nomor massa sama tetapi nomor atom
berbeda.
Contoh :
14 14
6C dan 7N
Isoton adalah atom-atom tidak sejenis yang mempunyai jumlah neutron sama.
Contoh :
13 14
6C dan 7N
e. Susunan Ion
Suatu atom dapat kehilangan elektron atau mendapat elektron tambahan. Atom yang
kehilangan elektron akan menjadi ion positif, sedangkan atom yang mendapat tambahan elektron akan
menjadi ion negatif.
Untuk ion (atom bermuatan positif atau negatif) maka notasi ion, jumlah proton, neutron,
dan elektron adalah:
Ion Positif Ion Negatif
A m A m
Notasi
Z X Z X
Jumlah proton (p) p=Z p=Z
Contoh :
7
Atom 3 Li, jika jumlah elektronnya berkurang satu, maka atom litium berubah menjadi ion Li+.
Sebaliknya, jika atom litium mendapat tambahan 1 elektron, maka terbentuk ion Li─. Susunan atom
Li, ion Li+, dan ion Li─ adalah sebagai berikut.
Spesi Σ Proton Σ Elektron Σ Neutron
Atom Li 3 3 4
+
Ion Li 3 2 4
Ion Li─ 3 4 4
= 24,31
Klorin terdiri dari 75% isotop Cl-35 dan 25% isotop Cl-37. Jika isotop Cl-35 dianggap bermassa
35 sma dan isotop Cl-37 bermassa 37 sma, tentukanlah massa rata-rata satu atom klorin!
Jawab :
Massa rata-rata = (% x massa isotop-1) + (% x massa isotop-2) + …
Massa rata-rata 1 atom Cl = ( x 35 sma) + ( x 37 sma)
= 35,5 sma
Galium terdiri atas isotop Ga-69 dan Ga-71, sedangkan massa atom relatif Ga adalah 69,8.
Tentukanlah kelimpahan masing-masing isotop galium itu.
Jawab :
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pernyataan berikut yang merupakan postulat Dalton adalah .....
A. Atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi atom unsur lain.
B. Unsur terdiri atas atom-atom yang berbeda.
C. Senyawa terdiri atas dua atau lebih jenis atom.
D. Atom tidak dapat dibagi lagi.
E. Atom terdiri atas partikel-partikel subatom.
3. Partikeldasar penyusun atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Muatan listrik partikel
dasar tersebut berturut-turut adalah ....
A. −1, 0, dan +1
B. −1, +1, dan 0
C. 0, −1, dan +1
D. +1, −1, dan 0
E. +1, 0, dan −1
4. Dalam suatu percobaan ditemukan tetes-tetes minyak dengan muatan sebesar 3,2 x 10−19 C; 4,8 x
10−19 C; dan 6,4 x 10−19 C. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan muatan elektron sebesar
....
A. 1 x 10−19 C
B. 1,6 x 10−19 C
C. 3,2 x 10−19 C
D. 4,8 x 10−19 C
E. 6,4 x 10−19 C
8. Gagasan utama dalam teori atom Niels Bohr adalah tentang ....
A. partikel dasar
B. inti atom
C. tingkat energi dalam atom
D. isotop
E. orbital
9. Perpindahan elektron berikut yang disertai pelepasan energi paling besar adalah ....
A. dari kulit K ke kulit N
B. dari kulit L ke kulit K
C. dari kulit M ke kulit K
D. dari kulit M ke kulit P
E. dari kulit N ke kulit M
11. Suatu elektron terdiri dari inti yang bermuatan positif dengan elektron yang mengelilinginya.
Elektron tersebut tidak akan jatuh ke inti karena ....
A. energi tolak-menolak partikel positif dan negatif cukup besar
B. elektron bergerak menurut lintasannya
C. elektron berada dalam keadaan diam tidak bergerak
D. penghalang antara inti dengan elektron
E. elektron jauh dari inti sehingga ada gaya tarik-menarik
12. Penemu proton, elektron, dan neutron berturut-turut yang tepat adalah ....
A. Rutherford, Thomson, dan Bohr
B. Bohr, Thomson, dan Rutherford
C. Goldstein, Chadwick, dan Thomson
D. Thomson, Chadwick, dan Goldstein
E. Goldstein, Thomson, dan Chadwick
16. Diketahui ion X2− mempunyai 18 elektron dan 16 neutron. Nomor atom unsur X adalah ....
A. 7
B. 10
C. 16
D. 18
E. 20
19. Berdasarkan lambang atom , jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion Fe3+ adalah ....
A. 26, 56, dan 30
B. 26, 26, dan 30
C. 26, 23, dan 30
D. 26, 30, dan 23
E. 23, 23, dan 30
20. Proton X memiliki jumlah proton = 3, jumlah neutron = 4. Lambang dari atom X tersebut adalah
....
A.
B.
C.
D.
E.
Kompetensi Dasar :
3.3 Menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar untuk setiap golongan
dalam tabel periodik.
4.3 Menentukan letak suatu unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian bilangan-bilangan kuantum dan bentuk-bentuk orbital.
2. Peserta didik dapat menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
3. Peserta didik dapat menentukan golongan dan periode unsur-unsur dalam sistem periodik.
Materi Pembelajaran
A. BILANGAN KUANTUM
Dalam mekanika kuantum tiga bilangan kuantum diperlukan untuk menggambarkan distribusi
elektron dalam atom. Bilangan–bilangan ini diturunkan dari solusi matematis persamaan Schrodinger
untuk atom hidrogen yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan
kuantum magnetik (m). Ketiga bilangan tersebut digunakan untuk menggambarkan orbital-orbital
atom dan menunjukkan peluang adanya elektron di dalamnya. Selain ketiga bilangan kuantum
tersebut ada bilangan kuantum spin (s) yang menunjukkan perputaran elektron pada sumbunya.
Subkulit-s (l =0) memiliki harga m=0, artinya subkulit-s hanya memiliki satu buah orbital.
Oleh karena m=0, orbital-s tidak memiliki orientasi dalam ruang sehingga bentuk orbital-s
dikukuhkan berupa bola yang simetris. Subkulit-p (l =1) memiliki nilai m= –1, 0, +1. Artinya,
subkulit-p memiliki tiga buah orientasi dalam ruang (3 orbital), yaitu orientasi pada sumbu-x
dinamakan orbital px, orientasi pada sumbu- y dinamakan orbital py, dan orientasi pada sumbu-z
dinamakan orbital pz. Subkulit-d (l =2) memiliki harga m= –2, –1, 0, +1, +2. Artinya, subkulit-d
memiliki lima buah orientasi dalam ruang (5 orbital), yaitu pada bidang-xy dinamakan orbital dxy, pada
Tabel 3.4 Gambaran dan jumlah orbital berdasarkan bilangan kuantum magnetik
Contoh
Tentukan nilai n, l, dan m dalam kulit M? Berapakah jumlah orbital dalam kulit tersebut?
Jawab:
Kulit M berada pada tingkat energi ke-3 sehingga: n=3, l = 0, 1, 2. Pada l =0, nilai m= 0. Jadi, hanya
ada 1 orbital-s. Pada l =1, nilai m= –1, 0, +1. Jadi, ada 3 orbital -p, yakni px, py, pz. Pada l = 2, nilai
m= –2, –1, 0, +1, +2. Jadi, ada 5 orbital-d, yakni dxy, dxz, dyz,2−2 dxy dan 2 dz. Jadi, dalam kulit M
terdapat 9 orbital.
Contoh Soal
1) Tentukan harga bilangan kuantum n, l , m dari elektron-elektron pada subkulit 3p.
Penyelesaian
Nomor kulit = 3, n = 3. Subkulit = p → l = 1. Bilangan kuantum m = -1, 0, +1
Jadi, elektron-elektron pada subkulit 3p memiliki harga n = 3, l = 1, m = -1, 0, +1
2) Tentukan subkulit dan kulit dari elektron yang memiliki harga bilangan kuantum n = 2, l = 0, m =
0.
Penyelesaian:
n = 2, elektron pada kulit ke-2
l = 0, elektron pada subkulit s
B. BENTUK ORBITAL
Elektron-elektron bergerak pada setiap orbitalnya. Orbital-orbital mempunyai bentuk yang
berbeda-beda sesuai dengan arah gerakan elektron di dalam atom. Bentuk orbital ditentukan oleh
bilangan kuantum azimut. Bilangan kuantum ini diperoleh dari suatu persamaan matematika yang
mengandung trigonometri (sinus dan cosinus). Berbagai bentuk orbital adalah sebagai berikut.
1. Orbital-s
Orbital-s memiliki bilangan kuantum azimut, l = 0 dan m= 0. Oleh karena nilai m
sesungguhnya suatu tetapan (tidak dipengaruhi oleh sudut) maka orbital-s tidak memiliki orientasi
dalam ruang sehingga orbital-s berupa kulit bola simetris di sekeliling inti.
Orbital 1s Orbital 2s
Gambar 3.2 Bentuk orbital s
3. Orbital-d
Orbital-d memiliki bilangan kuantum azimut l = 2 dan m = 0, ±1, ±2. Akibatnya, terdapat lima
orbital-d yang melibatkan sumbu dan bidang, sesuai dengan jumlah bilangan kuantum magnetiknya.
Bentuk orbital d terdiri atas lima orbital yaitu dx2 – y2, dxz, dz2, dxy, dan dyz. Orbital dxy, dxz, dyz, dan
dx2–y2 memiliki bentuk yang sama, tetapi orientasi dalam ruang berbeda. Orientasi orbital-dxy berada
dalam bidang xy, demikian juga orientasi orbital-orbital lainnya sesuai dengan tandanya. Orbital dx2–
y2 memiliki orientasi pada sumbu x dan sumbu y. Adapun orbital d 2memiliki bentuk berbeda dari
keempat orbital yang lain. Jumlah elektron maksimum yang dapat menempati suatu orbital tertentu
ditunjukan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Bilangan Kuantum dan Orbital Atom
Jumlah
n l m orbital s maksimum
elektron
1 0 0 1s +1/2 , – 1/2 2 2
2 0 0 2s +1/2 , – ½ 2 8
1 –1, 0, +1 2p +1/2 , – 1/2 6
3 0 0 3s +1/2 , – 1/2 2 18
1 –1, 0, +1 3p +1/2 , – 1/2 6
2 –2, –1, 0, +1, +2 3d +1/2 , – 1/2 10
4 0 0 4s +1/2 , – 1/2 2 32
1 –1, 0, +1 4p +1/2 , – 1/2 6
2 –2, –1, 0, +1, +2 4d +1/2 , – 1/2 10
3 –3, –2, –1, 0, +1, +2, +3 4f +1/2 , – 1/2 14
C. KONFIGURASI ELEKTRON
Persamaan Schrodinger hanya dapat diterapkan secara pasti untuk atom berelektron tunggal
seperti hidrogen, sedangkan pada atom berelektron banyak tidak dapat diselesaikan. Kesulitan utama
pada atom berelektron banyak adalah bertambahnya jumlah elektron sehingga menimbulkan
tarikmenarik antara elektron-inti dan tolak-menolak antara elektron-elektron semakin rumit. Oleh
karena itu, untuk atom berlektron banyak digunakan metode pendekatan berdasarkan hasil penelitian
dan teori para ahli.
Contoh:
Konfigurasi elektron dari atom-atom 2He, 3Li, 7N, 11Na, 18Ar, 22Ti, dan 26Fe adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.6 Konfigurasi elektron dari beberapa atom
Lambang Unsur Nomor Atom Elektron Konfigurasi Elektron
2He 2 2 1s2
3Li 3 3 1s2 2s1
7N 7 7 1s2 2s2 2p3
11Na 11 11 1s2 2s2 2p6 3s1
18Ar 18 18 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
22Ti 22 22 1s 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2
2
2) Aturan Hund
Konfigurasi elektron dapat pula ditulis dalam bentuk diagram orbital. Contoh diagram orbital:
1s 2s 2p
Aturan Hund disusun berdasarkan data spektroskopi atom. Aturan ini menyatakan sebagai berikut.
a) Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama, misalnya ketiga
orbital-p atau kelima orbital-d. Oleh karena itu, Elektron- elektron pada subkulit akan
berpasangan setelah semua orbital terisi satu elektron, sehingga elektron-elektron tidak
berpasangan sebelum semua orbital terisi.
Misal konfigurasi elektron pada diagram orbital dari unsur O dengan nomor atom 8 adalah:
bukan
1s2 2s2 2p4 1s2 2s2 2p4
.
b) Elektron-elektron menempati orbital-orbital dengan tingkat energi sama, misalnya orbital pz,
px, py. Oleh karena itu, energi paling rendah dicapai jika spin elektron searah
Contoh
Buat konfigurasi elektron dan diagram orbital dari titanium, dan besi, dengan nomor atom
berturut-turut 22, dan 26!
Catatan:
Untuk orbital yang berisi 2 elektron atau berpasangan (↿⇂) disebut orbital penuh dan yang
berisi 1 elektron (↿) disebut orbital setengah penuh. Penulisan konfigurasi elektron suatu atom
dapat disingkat dengan menuliskan lambang atom golongan VIIIA pada periode sebelumnya
diikuti konfigurasi sisanya.
Contoh:
2 2 4
8O : 1s 2s 2p ditulis 8O : (He) 2s2 2p4
2 2 6 2 5
17Cl : 1s 2s 2p 3s 3p ditulis 17Cl : (Ne) 3s2 3p5
2 2 6 2 6 2 3
23V : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d ditulis 23V : (Ar) 4s2 3d3
Ada dua cara menuliskan konfigurasi elektron Mangan
2. 25Mn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2 atau 25Mn : (Ar) 3d 4s
5 2
Menurut cara 1. Subkulit-subkulit ditulis sesuai dengan urutan tingkat energinya; sedangkan
pada cara 2. Subkulit-subkulit dari kulit yang sama dikumpulkan. Pada dasarnya kedua cara di
atas sesuai dengan aturan Aufbau (dalam prioritas pengisian orbital, yaitu dimulai dari tingkat
energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi), hanya berbeda dalam hal penulisannya saja.
Ada konfigurasi elektron yang tidak sesuai dengan aturan, misalnya pada Cr dan Cu. Hal ini
menggambarkan sifat unsur-unsur tersebut dan berkaitan dengan kestabilan elektron pada
konfigurasinya. Berdasarkan hal tersebut, konfigurasi elektron ada yang mempunyai orbital
penuh dan orbital setengah penuh, kedua konfigurasi ini relatif lebih stabil.
Contoh
4 2 9 2
24Cr : (Ar)3d 4s : 29Cu : (Ar) 3d 4s :
E. ELEKTRON VALENSI
Elektron valensi adalah elektron yang dapat digunakan untuk pembentukan ikatan kimia. Unsur-
unsur golongan utama hanya menggunakan elektron kulit terluar untuk berikatan, yaitu elektron
pada subkulit ns dan np (n = kulit terluar); sedangkan unsur transisi dapat menggunakan elektron
(n-1)d, di samping elektron kulit terluarnya. Jadi, elektron valensi unsur transisi adalah elektron
pada subkulit (n-1)d dan ns. Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh :
Tentukan kulit valensi dan jumlah elektron valensi unsur-unsur berikut.
1. Cl (Z = 17)
2 2 6 2 5 2 5
Konfigurasi elektron Cl : 1s 2s 2p 3s 3p atau [Ne] 3s 3p
Kulit valensi : 3s dan 3p
Jumlah elektron valensi : 2 + 5 = 7
2. Fe (Z = 26)
2 2 6 2 6 2 6 6 2
Konfigurasi elektron Fe : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d atau [Ar] 3d 4s
Kulit valensi : 3d dan 4s
Jumlah elektron valensi : 6 + 2 = 8
F. ELEKTRON TERAKHIR
Elektron terakhir adalah elektron yang terakhir digambarkan ketika menyusun konfigurasi
elektron. Elektron terakhir terletak pada subkulit yang mempunyai tingkat energi paling besar,
yaitu elektron yang terletak pada subkulit terakhir menurut kaidah Hund.
4
Jadi, elektron valensi dari S adalah 6, sedangkan elektron terakhir dari S terletak pada subkulit 3p
yang bertanda garis merah dan mempunyai n = 3, l = 1, m = –1, dan s = –½.
2. Triade Dobereiner
Hukum ini dikemukakan oleh Johan Wolfgang Dobereiner pada tahun 1829. Hukum ini
berbunyi : Jika tiga unsur di dalam triade disusun menurut kenaikan massa atomnya, massa atom
unsur di tengah (ke-2) sama dengan massa atom rata-rata unsur ke-1 dan ke-3. Ketiga unsur yang
memiliki kemiripan sifat ini disebut unsur triade. Berikut ini adalah daftar unsur Triade
Dobereiner.
Triade 1 Triade 2 Triade 3 Triade 4 Triade 5
Li Ca S Cl Mn
Na Sr Se Br Cr
K Ba Te I Fe
Contoh Pengelompokan Sifat Unsur.
Triade Ar Rata – rata Ar unsur pertama dan ketiga
Kalsium 40
Strontium 88 = 88,5
Barium 137
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18. Cr 19. Ti 20. Mn 21. Fe
22. Co&Ni 23. Cu 24. Zn 25. Y 26. In 27. As 28. Se
Kelemahan hukum periodik Mendeleev adalah adanya tempat-tempat kosong dalam tabel
periodik yang terbentuk atau hukum periodik tidak terpenuhi. Adapun kelebihannya adalah unsur-
unsur yang belum ditemukan dapat diramalkan sifat-sifatnya secara tepat.
Golongan
Golongan adalah susunan unsur-unsur dalam SPU ke arah tegak (vertikal). Secara garis
besar unsur-unsur dalam tabel periodik modern dibagi dalam dua golongan, yaitu :
1. Golongan utama (A), meliputi :
a) Golongan IA disebut golongan alkali
b) Golongan IIA disebut golongan alkali tanah
c) Golongan IIIA disebut golongan boron/aluminium
d) Golongan IVA disebut golongan karbon/silikon
e) Golongan VA disebut golongan nitrogen/fosfor
f) Golongan VIA disebut golongan oksigen/sulfur
g) Golongan VIIA disebut golongan halogen
h) Golongan VIIIA/O disebut golongan gas mulia/gas inert
2. Golongan transisi (B), meliputi :
Golongan IB sampai VIIIB di bagian atas disebut unsur transisi luar. Dua baris unsur yang
ditempatkan di bagian bawah Tabel Periodik disebut unsur transisi dalam, yaitu terdiri dari:
a) Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57 – 70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini mempunyai
sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga disebut lantanoida atau lantanida.
b) Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89 – 102 (14 unsur). Ke-14 unsur ini sangat mirip
dengan aktinium, sehingga disebut aktinoida atau aktinida.
Periode
Periode adalah susunan unsur-unsur dalam SPU ke arah mendatar (horizontal). Periode
dibagi dua, yaitu :
1. Periode pendek, meliputi :
a) Periode 1 terdiri atas 2 unsur
b) Periode 2 terdiri atas 8 unsur
c) Periode 3 terdiri atas 8 unsur
2. Periode panjang, meliputi :
Dalam tabel periodik unsur, unsur diatur dalam blok berdasarkan pada jenis orbital atom yang
terisi. Tabel periodik dibagi menjadi kelompok "A" dan "B" . Kelompok A mengandung unsur
dimana orbital s dan p yang terisi elektron. Unsur dalam kelompok A memiliki konfigurasi elektron
dan sifat kimia yang sama, kelompok B terdiri dari unsur transisi yang mengandung satu atau dua
elektron dalam orbital s terluarnya dan orbital d yang terisi pada kulit sebelumnya.
Lithium, natrium, dan kalium, unsur pada kolom paling kiri dari tabel periodik (Golongan
IA), memiliki elektron tunggal dalam orbital s nya (ns1). Berilium dan magnesium. Golongan IIA,
memiliki dua elektron di kulit terluarnya, ns2, sementara boron dan aluminium (Golongan IIIA)
memiliki tiga elektron di kulit terluarnya, ns2np1 pengamatan serupa juga sama untuk unsur grup A
lainnya. Berikut ini tabel periodik yang dilengkapai konfigurasi elektron dari masing- masing
golongan.
Gambar 3.9 menunjukkan interpretasi tabel periodik, bersama daftar lengkap konfigurasi
elektron terluar. Lokasi tersebut dikenal sebagai blok s, blok p, blok d dan blok f. Hubungan antara
konfigurasi elektron dengan periode dan golongan ditunjukkan dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Ciri khas elektron valensi berdasarkan golongan
1. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur pada Tabel Periodik untuk Golongan
Utama
Letak unsur pada tabel periodik dapat ditentukan dengan mengetahui nomor golongan dan
nomor periode. Nomor golongan dan nomor periode dapat ditentukan dari konfigurasi elektron.
Nomor golongan ditentukan dari jumlah elektron pada kulit terluar. Nomor periode ditentukan
dari nomor kulit terbesar.
Contoh:
terluarnya adalah
Jadi, 14Si terletak pada golongan IVA dan periode 3.
2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur pada Tabel Periodik untuk Golongan
Transisi
Penentuan letak unsur pada tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron untuk unsur
transisi berbeda dengan unsur golongan utama. Coba perhatikan gambar 3.10
Nomor golongan unsur transisi ditentukan dari jumlah elektron 3d dengan 4s. Untuk
golongan IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB, nomor golongan diambil dari jumlah elektron
pada subkulit 3d dan 4s. Golongan IB dan IIB diambil dari jumlah elektron pada subkulit 4s.
Nomor periode tetap diambil dari nomor kulit (bilangan kuantum utama) terbesar. Pada unsur
transisi ada tiga kolom yang diberi nomor golongan yang sama yaitu golongan VIIIB.
3. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Bilangan Kuantum dan Letak Unsur dalam Tabel
Periodik
Penentuan letak unsur bila diketahui harga bilangan kuantum elektron suatu atom atau
bila diketahui konfigurasi elektron atom tersebut contohnya adalah sebagai berikut.
Contoh:
Elektron terakhir suatu unsur memiliki harga bilangan kuantum: n = 3, l = 2, m = -1, s = + ½.
Letak unsur tersebut pada tabel periodik adalah:
Kulit elektron dari unsur tersebut:
n=3 kulit ke-3
l=2 subkulit d
m = –1 pengisian elektron terakhir dikolom kedua dari kiri.
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pernyataan berikut yang paling tepat untuk subkulit adalah ....
A. Suatu lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu
B. Suatu daerah dalam ruang dengan kebolehjadian menemukan elektron.
C. Sekumpulan orbital dengan tingkat energi yang sama.
D. Sekumpulan orbital dengan bentuk yang sama.
E. Sekumpulan orbital dengan bentuk dan tingkat energi yang sama.
2. Ukuran dan bentuk orbital berturut-turut tergantung pada bilangan kuantum ....
A. utama dan azimut
B. azimut dan magnetik
C. utama dan magnetik
D. spin dan azimuth
E. magnetik dan spin
4. Deret bilangan kuantum yang menyatakan kedudukan suatu elektron pada subkulit 3p adalah ....
n l m s
A. 3 1 0 −½
B. 3 2 +1 −½
C. 3 1 +2 +½
D. 3 1 −2 −½
E. 3 0 −1 −½
5. Jumlah maksimum elektron yang dapat berada pada subkulit 4p adalah ....
A. 6
B. 10
C. 14
D. 18
E. 32
6. Dua elektron dalam satu orbital harus mempunyai spin yang berlawanan. Pernyataan ini sesuai
dengan ....
A. kaidah Hund
B. prinsip aufbau
C. prinsip larangan Pauli
7. Suatu unsur Y memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2 4p4 dan jumlah neutron 45. Notasi
unsur tersebut adalah ....
A.
B.
C.
D.
E.
39
8. Konfigurasi elektron yang paling tepat dari unsur 19 K adalah ....
2 2 6 2 6 1
A. 1s 2s 2p 3s 3p 3d
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4d1
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d1
9. Jika nomor atom belerang adalah 16, maka konfigurasi elektron dari ion S2– adalah ....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 4s2
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 4s2
10. Diketahui nomor atom Ni = 28. Konfigurasi elektron ion Ni2+ adalah ....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d7
11. Ion berikut yang mempunyai konfigurasi elektron : [Ar] 3d4 adalah ....
A. 20Ca2+
B. 22Ti2+
C. 24Cr2+
D. 25Mn2+
E. 26Fe2+
12. Diketahui atom dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p5. Pernyataan di bawah
ini yang benar adalah ....
A. memiliki elektron valensi = 5
B. memiliki elektron valensi = 7
C. memiliki elektron valensi = 10
D. konfigurasi elektron pendek [Kr] 4p5
E. konfigurasi elektron pendek [Kr] 4s2
14. Jumlah elektron tidak berpasangan yang terdapat dalam unsur Sn (Z = 50) adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
15. Diketahui ion Co2+ mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d7. Jumlah elektron yang tidak
berpasangan dalam ion tersebut adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
16. Banyaknya orbital yang ditempati oleh elektron yang telah berpasangan dalam atom yang
bernomor 25 adalah ....
A. 4
B. 7
C. 10
D. 13
E. 15
17. Berikut ini, deretan bilangan kuantum yang tidak mungkin ada dalam atom 9 F adalah ....
A. n = 1, ℓ = 0, m = 0, s = –½
B. n = 1, ℓ = 0, m = 0, s = +½
C. n = 2, ℓ = 1, m = –1, s = –½
D. n = 2, ℓ = 1, m = –1, s = +½
E. n = 3, ℓ = 2, m = +2, s = +½
18. Berikut ini adalah deretan bilangan kuantum yang dimiliki oleh suatu elektron. Deretan bilangan
kuantum yang tidak mungkin adalah ....
A. n = 3, ℓ = 0, m = 0, s = –½
B. n = 3, ℓ = 1, m = +1, s = +½
C. n = 3, ℓ = 1, m = +2, s = –½
D. n = 3, ℓ = 2, m = –1, s = +½
E. n = 3, ℓ = 2, m = +2, s = +½
20. Jika elektron terakhir suatu unsur memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 2, m = 0, s = +½; nomor
atom unsur tersebut adalah ....
A. 14
B. 20
C. 23
D. 27
E. 30
22. Hukum periodik yang menyatakan bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor
atomnya adalah ....
A. triade Dobereiner
B. sistem oktaf Newlands
C. sistem periodik Mendeleev
D. sistem periodik modern (Moseley – Lothar Meyer)
E. sistem periodik bentuk pendek
23. Unsur dengan konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 dalam sistem periodik terletak pada ....
A. periode 2 dan golongan IVA
B. periode 2 dan golongan IVB
C. periode 4 dan golongan IIA
D. periode 4 dan golongan IVA
E. periode 4 dan golongan IIB
24. Unsur dengan nomor atom 50 dalam sistem periodik terletak pada ....
A. periode 4 dan golongan IVA
B. periode 4 dan golongan VA
C. periode 5 dan golongan IVA
D. periode 5 dan golongan VA
E. periode 5 dan golongan VIIA
25. Struktur elektron (pada keadaan dasar) dari suatu atom unsur adalah sebagai berikut.
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d7 5s2
Unsur tersebut terletak pada golongan dan periode ....
A. IIA dan 5
B. VA dan 7
26. Konfigurasi elektron dari unsur X dalam orbital adalah sebagai berikut.
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
Di dalam sistem periodik, letak unsur X ....
A. golongan IIA dan periode 6
B. golongan IIIA dan periode 5
C. golongan IVA dan periode 4
D. golongan VA dan periode 2
E. golongan VA dan periode 3
28. Elektron terakhir suatu atom unsur netral mempunyai bilangan kuantum n = 4; l = 2; m = −1; dan
s = +½. Unsur tersebut dalam sistem periodik unsur terletak dalam ....
A. periode 3 dan golongan IVB
B. periode 3 dan golongan VIIIB
C. periode 4 dan golongan IB
D. periode 4 dan golongan VIIIB
E. periode 5 dan golongan IVB
29. Unsur yang terletak pada blok s dalam sistem periodik adalah ....
A. dan
B. dan
C. dan
D. dan
E. dan
30. Konfigurasi elektron suatu unsur yang terletak pada golongan VIA dan periode 3 dalam sistem
periodik adalah ....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Nomor Atom
1
LAMBANG ATOM
Nama Atom
Massa Atom
H
Hidrogen
1,008
1s1
Konfigurasi elektron
Cara permainannya adalah sebagai berikut: Seluruh kartu dari semua kelompok dikocok dan
dibagi rata untuk setiap kelompok dalam keadaan terbalik. Dalam hitungan waktu tertentu
anggota kelompok harus menempelkan kartu unsur pada periode dan golongan yang tepat
pada Tabel Periodik Unsur yang telah dibuat. Kelompok yang menempelkan semua kartu
unsur dengan tepat dan paling cepat kelompok tersebut menjadi pemenangnya.
Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis kemiripan sifat unsur dalam golongan dan keperiodikannya.
4.4 Menyajikan hasil analisis data-data unsur dalam kaitannya dengan kemiripan dan sifat
keperiodikan unsur.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menentukan sifat-sifat periodik unsur dari tabel periodik unsur.
2. Peserta didik dapat menganalisis tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan).
Materi Pembelajaran
Hampir semua unsur di alam ditemukan dalam bentuk senyawanya. Hal ini disebabkan unsur
itu belum stabil sehingga mudah bereaksi dengan unsur lainnya. Kereaktifan suatu unsur bergantung
pada harga jari-jari atom, energi ionisasi,afinitas elektronnya, dan keelektronegatifan. Unsur-unsur
ada yang berwujud padat, cair dan gas. Unsur-unsur periode 3 pada tabel periodik dari kiri ke kanan
berupa padatan (Na , Mg , Al , Si , P , S) kemudian berupa gas (Cl , Ar). Natrium yang paling bersifat
logam dan Argon bukan logam.
Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor
atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat-
sifat periodik yang akan dibahas, meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
keelektronegatifan, titik leleh dan titik didih, sifat logam dan nonlogam, serta kereaktifan.
A. JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit elektron terluar. Ukuran jari-jari atom
dari suatu unsur ditentukan dengan sinar X, dengan mengukur jarak inti atom terhadap pasangan
elektron bersama dalam ikatannya. Cara pengukuran jari-jari atom logam dan non logam ditunjukkan
seperti pada gambar 4.1.
Kecenderungan jari-jari atom dalam satu golongan dan periode pada tabel periodik tertera
pada Gambar 4.3.
1
1 8
1 8 18
1 8 18
8 8 8 18
2 2 2 2
8
11
Na 19
K 37
Rb 55
Cs
Gambar 4.4 Jari-jari atom unsur-unsur dalam satu golongan, dari atas ke bawah makin besar.
1 2 3 7
8 8 18 18
8 8 8 8
2 2 2 2
19
K 20
Ca 31
Ga 35
Br
Gambar 4.5 Jari-jari atom unsur-unsur dalam satu periode, dari kiri ke kanan makin kecil.
Beberapa unsur pada bagian kiri tabel periodik bereaksi dengan unsur lain dengan
melepaskan elektron dan membentuk ion positif, misalnya Li membentuk ion Li+ dan Na membentuk
Na+. Ukuran jari-jari ion berbeda dengan ukuran jari-jari atomnya seperti yang tertera pada gambar
4.6.
Gambar 4.6 Jari-jari atom dan ion dari unsur-unsur golongan utama
(Sumber: Whitten, Chemistry 2010)
Berdasarkan gambar di atas ukuran ion positif selalu lebih kecil dari ukuran atom netralnya
sedangkan ukuran ion negatif selalu lebih besar dari ukuran atom netralnya. Contohnya unsur-unsur
golongan VIIA (F, Cl, Br, I) memiliki konfigurasi elektron terluar ns2np5. Unsur ini dapat
melengkapi orbital p terluar dengan mengikat elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia. Dengan
demikian, ketika sebuah atom fluorin (dengan tujuh elektron di kulit terluarnya mengikat satu
elektron, ia menjadi ion fluoride, F- yang memiliki delapan elektron di kulit terluarnya. Kedelapan
elektron menolak satu sama lain lebihkuat dari pada tujuh elektron pada atom F yang asli, maka awan
elektron ion mengembang sehingga ion F- jauh lebih besar ukurannya dari F atom netral (lihat pada
gambar). Jadi kesimpulan untuk jari-jari ion dibandingkan dengan jari-jari atom :
Jari-jari ion positif lebih pendek daripada jari-jari atomnya
Jari-jari ion negatif lebih panjang daripada jari-jari atomnya
Kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dalam satu golongan atau satu perioda dapat dipelajari
melalui gambar grafik 4.8 berikut.
C. AFINITAS ELEKTRON
Afinitas elektron merupakan besarnya energi yang menyertai penambahan 1 elektron pada
suatu atom netral dalam wujud gas membentuk ion bermuatan -1. Afinitas elektron juga dinyatakan
dalam kJ/mol.
Tabel 4.1 Afinitas elektron unsur-unsur golongan utama (kJ/mol)
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
H He
Periode 1
-73 +21
Li Be B C N O F Ne
Periode 2
-60 +240 -27 -122 0 -141 -328 +29
Na Mg Al Si P S Cl Ar
Periode 3
-53 +230 -44 -134 -72 -200 -349 +35
K C Ga Ge As Se Br Kr
Periode 4
-48 +156 -30 -120 -77 -195 -325 +39
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
Periode 5
-47 +168 -30 -121 -101 -190 -295 +41
Cs Ba Tl Pb Bi Po At Rn
Periode 6
-45 +52 -30 -110 -110 -180 -270 +41
D. KEELEKTRONEGATIFAN
Pada tahun 1932, Linus Pauling ahli kimia dari Amerika membuat besaran lain yang dikenal
dengan skala keelektronegatifan. Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu
atom untuk menangkap elektron dari atom lain dalam senyawanya. Unsur dengan keelektronegatifan
tinggi (non logam) merupakan unsur yang mudah menangkap elektron untuk membentuk anion.
Unsur dengan kelektronegatifan yang rendah (logam) merupakan unsur yang mudah melepaskan
elektron untuk membentuk kation. Harga keelektronegatifan unsur ditentukan dalam Skala Pauling
seperti pada Gambar 4.9.
Pada tabel dapat dilihat keelektrongatifan fluor memiliki harga keelektronegatifan terbesar
yaitu 4, artinya fluor paling mudah menarik elektron dari atom lain. Fransium dengan harga
keelektronegatifan paling rendah yaitu 0,7 merupakan unsur yang sangat sukar menarik elektron atau
lebih mudah melepaskan elektronnya.
Kecenderungan untuk keelektronegatifan adalah sebagai berikut:
Dalam satu golongan unsur dari atas ke bawah, sifat keelektronegatifan makin kecil sebab gaya
tarik inti makin lemah.
Dalam satu periode unsur dari kiri ke kanan, sifat keelektronegatifan makin besar.
Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini karena
sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada golongan
VIIA.
Gambar 4.10 Persebaran sifat logam, metaloid, dan nonlogam dalam sistem periodik.
G. KEREAKTIFAN
Reaktif artinya mudah bereaksi. Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya
melepas atau menarik elektron. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur makin ke bawah semakin
reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur
bukan logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena
semakin sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam
alkali), sedangkan nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan
dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA.
Golongan VIIIA bersifat tidak reaktif.
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
2. Unsur A, B, dan C merupakan unsur – unsur yang terdapat dalam satu golongan. Jika energi
ionisasi unsur – unsur tersebut berturut – turut 419, 403, dan 496, maka urutan unsur tersebut dari
atas ke bawah adalah ....
A. A – B – C
B. A – C – B
C. B – A – C
D. C – A – B
E. C – B – A
4. Di antara unsur – unsur: 11 Na, 12 Mg, 13 Al, 19 K, dan 20 Ca, yang sifat logamnya paling kuat
adalah ....
A. Na
B. Mg
C. Al
D. K
E. Ca
5. Di antara unsur – unsur berikut, unsur yang energi ionisasinya paling besar adalah ....
A. 11 Na
B. 10 Ne
C. 9F
D. 1H
E. 2 He
B. 11 Na
C. 12 Mg
D. 18 Ar
8. Dalam periode yang sama, bila dibandingkan dengan unsur golongan alkali tanah, maka unsur
golongan alkali mempunyai sifat – sifat ....
A. energi ionisasinya lebih besar
B. afinitas elektronnya lebih kecil
C. jari – jari atomnya lebih panjang
D. keelektronegatifannya lebih besar
E. kurang reaktif
9. Jika jari – jari atom (Å) unsur – unsur Li, Na, K, Be, dan B secara acak adalah 2,03; 1,23; 1,57;
0,80; dan 0,89; maka jari – jari atom Li adalah ....
A. 2,03 Å
B. 1,57 Å
C. 1,23 Å
D. 0,89 Å
E. 0,80 Å
10. Unsur A, B, C, D, dan E berturut – turut mempunyai nomor atom 2, 3, 7, 13, dan 15. Pasangan
unsur yang berada dalam satu golongan adalah ....
A. B dan D
B. C dan D
C. A dan C
D. C dan E
E. A dan D
24 40
11. Perhatikan notasi unsur 12 Mg dan 20 Ca.Pernyataan yang tepat tentang kedua unsur tersebut
adalah ....
A. jari –jari atom Mg lebih besar dari Ca
B. jari – jari atom Mg lebih kecil dari Ca
C. energi ionisasi atom Mg lebih kecil dari Ca
D. keelektronegatifan atom Mg lebih kecil dari Ca
E. atom Mg dan Ca terletak dalam satu periode
12. Pernyataan tentang sifat keperiodikan berikut yang tidak tepat adalah ....
A. dalam satu golongan, semakin besar nomor atomnya semakin panjang jari – jari atomnya
B. dalam satu periode, semakin besar nomor atomnya semakin panjang jari – jari atomnya
C. energi ionisasi cenderung meningkat sepanjang periode dari kiri ke kanan
D. dalam satu golongan, semakin besar nomor atomnya semakin kecil energi ionisasinya
15. Dari unsur-unsur di bawah ini, yang mempunyai jari-jari atom paling besar adalah ….
A. 1H
B. 3 Li
C. 11 Na
D. 19 K
E. 37 Rb
16. Harga ionisasi pertama dari unsur-unsur K, L, M, N dan O berturut-turut 1062, 579, 1256, 495
dan 1620 kJ mol-1. Jika unsur-unsur tersebut terletak dalam satu periode, maka urutan unsur-unsur
dari kiri ke kanan adalah ….
A. N, L, K, M, O
B. O, N, M, L, K
C. N, L, M, K, O
D. M, K, L, N, O
E. O, M, K, L, N
17. Di antara unsur berikut ini manakah yang paling stabil (paling sukar bereaksi)?
A. logam alkali
B. logam alkali tanah
C. golongan halogen
D. golongan gas mulia
E. golongan karbon
20. Unsur A dan B mempunyai afinitas elektron berturut-turut +240 kJ mol−1 dan −328 kJ mol−1. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ....
A. unsur A lebih mudah menyerap elektron daripada unsur B
B. ion B− lebih stabil daripada atom B
C. ion A− lebih stabil daripada atom A
D. unsur A lebih bersifat nonlogam daripada B
E. unsur A lebih sukar melepas elektron daripada unsur B
Kompetensi Dasar :
3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta
kaitannya dengan sifat zat.
4.5 Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan karakteristik senyawa ion atau
senyawa kovalen berdasarkan beberapa sifat fisika.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menjelaskan kecenderungan atom-atom dalam membentuk ikatan.
2. Peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen beserta contoh
senyawanya.
3. Peserta didik dapat menentukan senyawa yang memiliki ikatan ion, kovalen dan kovalen
koordinasi.
4. Peserta didik dapat menjelaskan kepolaran senyawa dalam hubungannya dengan
keelektronegatifan.
5. Peserta didik dapat menjelaskan proses pembentukan ikatan logam.
6. Peserta didik dapat memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa dan
membandingkan sifat fisisnya.
7. Peserta didik dapat membandingkan hubungan ikatan kimia dengan sifat fisik senyawa melalui
pengamatan.
Materi Pembelajaran
Pada umumnya atom tidak dalam keadaan bebas tetapi bergabung dengan atom lain
membentuk senyawa/molekul. Atom-atom memiliki kecenderungan saling bereaksi untuk mencapai
konfigurasi elektron stabil yang menyerupai konfigurasi elektron atom-atom gas mulia, yaitu 8
elektron pada kulit terluar. Kecenderungan inilah yang menyebabkan atom-atom berikatan satu
dengan lainnya. Ikatan yang terjadi mengakibatkan terjadinya gaya tarik antar atom. Gaya tarik yang
mengikat atom-atom disebut ikatan kimia. Pembentukan ikatan bergantung pada keadaan elektron
valensi dari atom-atom yang berikatan untuk bergabung membentuk molekul. Pembentukan molekul
dapat terjadi dengan cara transfer elektron atau pemakaian elektron secara bersama-sama pada kulit
terluar. Jenis dan kekuatan ikatan yang terjadi sangat menentukan sifat molekul yang terbentuk.
Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif (atom yang
melepaskan elektron) dan ion negatif (atom yang menerima elektron) sehingga senyawa ion yang
terbentuk bersifat polar. Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis (1875 –
1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman (1853 – 1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia.
1. Unsur-unsur gas mulia (golongan VIIIA/18) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi
elektronnya memiliki susunan elektron yang stabil.
2. Setiap unsur berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti yang dimiliki oleh unsur gas mulia,
yaitu dengan cara melepaskan elektron atau menangkap elektron maupun pemakaian elektron
secara bersama-sama.
3. Kecenderungan atom-atom unsur untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar disebut kaidah
oktet.
Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan membentuk ikatan agar dapat
menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat. Kecenderungan
ini disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat dicapai dengan
melepas, menangkap, atau memasangkan elektron.
Contoh : Konfigurasi elektron
2 2 6
10Ne : 2 8 atau 1s 2s 2p
1 +
11Na : 2 8 1 atau [Ne] 3s dengan melepas 1 elektron akan menyerupai neon membentuk ion Na
2 5
17Cl : 2 8 7 atau [Ne] 3s 3p dengan menyerap 1 elektron akan menyerupai argon membentuk ion
Cl─
2 6
18Ar : 2 8 8 atau [Ne] 3s 3p
Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Na Na+
Cl Cl─
Dalam mempelajari materi ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami terlebih dahulu tentang
lambang Lewis. Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Elektron dalam
lambang Lewis dapat dinyatakan dalam titik atau silang kecil.
Tabel 5.2 Lambang Lewis unsur-unsur periode 2 dan 3
Pada magnesium klorida (MgCl2), setiap atom logam magnesium melepaskan dua elektron
pada kulit terluarnya dan membentuk ion Mg2+. Dua elektron ini diserahkan kepada dua atom
nonlogam klor sehingga terbentuk dua ion klorida (Cl─).
Mg (2, 8, 2) → Mg2+ (2, 8) + 2e (x1)
Cl (2, 8, 7) + e → Cl─ (2, 8, 8) (x2)
─
Mg (2, 8, 2) + 2Cl (2, 8, 7) → Mg (2, 8) + 2Cl (2, 8, 8) → MgCl2
2+
Cl x Cl
x 2+
Mg + Mg + MgCl2
x
Cl x
Cl
Pada aluminium fluorida (AlF3), Al melepas 3 elektron membentuk ion Al3+, sedangkan F
menyerap 1 elektron membentuk ion F─.
Al (2, 8, 3) → Al3+ (2, 8) + 3e (x1)
F (2, 7) +e → F─ (2, 8) (x3)
Al (2, 8, 3) + 3F (2, 7) → Al (2, 8) + 3F─ (2, 8) → AlF3
3+
F xF
Ikatan ion hanya dapat terbentuk apabila unsur-unsur yang berikatan mempunyai perbedaan
daya tarik elektron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan keelektronegatifan yang besar ini
memungkinkan terjadinya serah- terima elektron. Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
1) Berbentuk kristal dalam wujud padat
2) Bersifat keras tapi rapuh
3) Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
4) Memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
5) Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit
2. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena penggunaan bersama pasangan elektron.
Ikatan kovalen terjadi antara sesama unsur nonlogam yang memasangkan elektron valensinya
sehingga membentuk pasangan elektron bersama.
a. Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang menggunakan sepasang elektron. Sebagai
contoh, yaitu ikatan kovalen pada molekul hidrogen. Masing-masing atom H mempunyai 1
elektron. Untuk mencapai konfigurasi stabil gas mulia terdekat, yaitu He (Z = 2), dua atom
hidrogen saling memasangkan elektron valensinya. Pasangan elektron tersebut menjadi milik
bersama, artinya ditarik oleh kedua inti atom yang berikatan. Dengan demikian, kedua atom
tersebut saling terikat. Pembentukan molekul hidrogen digambarkan dengan lambang Lewis
sebagai berikut.
Konfigurasi atom H adalah :
H:1 (memerlukan 1 elektron)
H:1 (memerlukan 1 elektron)
Hx + x H Hx x H H H H2
Contoh yang lain adalah pembentukan molekul Cl2. Pembentukan ikatan dalam Cl2 dapat
digambarkan sebagai berikut.
Konfigurasi atom Cl adalah :
Cl : 2 8 7 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2 8 7 (memerlukan 1 elektron)
Contoh yang lain adalah pembentukan senyawa antarunsur nonlogam, hidrogen fluorida
(HF). Pembentukan ikatan kovalen antara atom H dengan atom F tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut.
Konfigurasi elektron atom H dan atom F adalah :
H:1 (memerlukan 1 elektron)
F:2 7 (memerlukan 1 elektron)
Hx + F Hx F H F HF
Contoh yang lain adalah penentuan rumus kimia senyawa yang terjadi antara hidrogen
(H) dan oksigen (O) sebagai berikut.
Konfigurasi elektron H dan O adalah :
H:1 (memerlukan 1 elektron) (x2) Rumus molekul senyawa
O:2 6 (memerlukan 2 elektron) (x1) yang terbentuk adalah H2O
Hx
+ O Hx O H O H2O
Hx x
H H
Contoh yang lain adalah penentuan rumus kimia senyawa yang terjadi antara nitrogen (N)
dan hidrogen (H) sebagai berikut.
Konfigurasi elektron N dan H adalah :
N:2 5 (memerlukan 3 elektron) (x1) Rumus molekul senyawa
H:1 (memerlukan 1 elektron) (x3) yang terbentuk adalah NH3
Hx H
H
x
Hx + N Hx N H N NH3
x
H H
Hx
Rumus Lewis Rumus Struktur Rumus Molekul
Ikatan yang terbentuk : ikatan kovalen tunggal
O + O O O O O O2
Contoh yang lain adalah penentuan rumus kimia senyawa yang terjadi antara karbon (C)
dan oksigen (O) sebagai berikut.
Konfigurasi elektron C dan O adalah :
C:2 4 (memerlukan 4 elektron) (x1) Rumus molekul senyawa
O:2 6 (memerlukan 2 elektron) (x2) yang terbentuk adalah CO2
x O
x x O
x C x + O x C x O C O CO2
x
O
N + N N N N N N2
Pasangan elektron yang dipakai bersama-sama disebut pasangan elektron ikatan (PEI), sedangkan
yang tidak dipakai bersama-sama dalam ikatan disebut pasangan elektron bebas (PEB). Misalnya:
Molekul H2O mengandung 2 PEI dan 2 PEB
Molekul NH3 mengandung 3 PEI dan 1 PEB
Molekul CH4 mengandung 4 PEI dan tidak ada PEB
Cl H Cl
Cl
H x
H x H N B Cl
H x N B Cl
H x N + B Cl
H x H Cl
H x Cl
Cl
Contoh lain adalah ion ammonium dan ion hidronium masing-masing mengandung satu
+
ikatan kovalen koordinasi. Ion hidronium, H3O dibentuk dari molekul air yang mengikat ion
hidrogen melalui reaksi: H2O + H+ → H3O+. Struktur Lewisnya ditulis sebagai berikut.
Tanda panah (→) menunjukkan pasangan elektron ikatan kovalen koordinasi berasal dari atom
oksigen. Ion amonium, NH4+ dibentuk dari NH3 dan ion H+ melalui reaksi: NH3 + H → NH4 .
+ +
Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D = 3,33 × 10–30 C m. Momen dipol dari beberapa
senyawa diberikan dalam Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Momen Dipol Beberapa Zat
Senyawa Perbedaan Momen Dipol (D)
Keelektronegatifan
HF 1,8 1,91
HCl 1,0 1,03
HBr 0,8 0,79
HI 0,5 0,38
3. IKATAN LOGAM
Kawat tembaga digunakan sebagai penghantar listrik dalam kabel, besi digunakan untuk
setrika sebagai penghantar panas, dan emas atau perak digunakan untuk perhiasan dalam bentuk yang
indah. Apa penyebab logam memiliki sifat tersebut? Hal ini disebabkan atom-atom pada logam
tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi bergabung melalui ikatan logam.
Tahap pertama yang harus dilakukan untuk menggambar struktur Lewis adalah menentukan
atom-atom mana yang saling berikatan. Contohnya, pada CO2, kedua atom oksigen terikat pada atom
karbon sebagai pusat molekulnya, sehingga strukturnya tidak mungkin berupa O-O=C. Sesungguhnya,
satu-satunya cara yang pasti untuk menentukan bagaimana atom-atom ini berikatan adalah melalui
percobaan. Pada senyawa biner sederhana dan ion-ion poliatom, seperti CO2 dan CO32–, atom pusat
biasanya disebutkan pertama kali. Contohnya, karbon adalah atom pusat dalam CO2 dan CO32–,
nitrogen adalah atom pusat dalam NH3, NO2, dan NO3–, sulfur adalah atom pusat dalam SO3 dan
SO42–. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk H2O dan H2S dan untuk molekul-molekul seperti HClO atau
SCN. Perkiraan yang tepat memang tidak mungkin dibuat dengan cara ini. Setelah susunan atom
dalam molekul diketahui, dapat dilanjutkan dengan menempatkan elektron-elektron valensinya. Hal
ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap berikut.
1) Hitung jumlah seluruh elektron valensi yang dimiliki oleh seluruh atom dalam molekul atau ion
poliatom. Untuk ion poliatom yang bermuatan negatif, tambahkan elektron sesuai besar
muatannya. Sebaliknya, untuk ion poliatom yang bermuatan positif, kurangi jumlah elektron
sesuai besar muatannya.
2) Letakkan sepasang elektron diantara dua atom yang berikatan.
Jika atom pusat masih belum memenuhi aturan oktet, bentuklah ikatan rangkap sehingga aturan
ini dipenuhi oleh setiap atom yang berikatan.
Contoh:
Harus diperhatikan pula bahwa hal ini tidak berlaku untuk senyawa-senyawa yang menyimpang
dari aturan oktet, seperti BCl3 dan BeCl2.
Contoh: Struktur Lewis untuk formaldehida, CH2O, dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Tuliskan kerangka molekulnya.
2. Hitung jumlah elektron valensi yang ada pada H2CO. Jumlah elektron valensi = 2 + 4 + 6 =
12.
3. Letakkan sepasang elektron diantara dua atom yang berikatan.
4. Letakkan sisa elektron pada atom ujung yang lebih elektronegatif, yaitu O
5. Sampai tahap ini, atom C belum oktet tetapi sudah tidak ada elektron untuk membuatnya
oktet. Struktur oktet dapat dicapai dengan menggeser pasangan elektron bebas pada atom O
menjadi elektron ikatan.
Senyawa ion merupakan penghantar listrik yang baik dalam larutan maupun lelehan atau
leburannya. Sifat penghantar listrik yang baik tersebut disebabkan adanya gerakan ion-ion dalam
leburan senyawa atau larutannya. Senyawa ion juga umumnya mudah larut dalam air.
Metana memiliki fase gas. Pada setiap molekulnya terdapat ikatan kovalen yang relatif kuat.
Di antara molekul-molekul CH4 terdapat gaya antarmolekul yang lemah. Pada saat dipanaskan,
masing-masing molekul CH4 mudah berpisah sehingga titik didih metana rendah. Pada intan, atom C
dengan C lainnya berikatan kovalen sangat kuat membentuk struktur raksasa sehingga titik didihnya
tinggi. Senyawa dengan struktur molekul raksasa tidak larut dalam air dan tidak menghantarkan listrik
kecuali grafit, yaitu karbon pada batu baterai dan isi pensil.
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Di antara unsur berikut ini manakah yang paling stabil (paling sukar bereaksi)?
A. logam alkali
B. logam alkali tanah
C. golongan halogen
D. golongan gas mulia
E. golongan karbon
4. Unsur X dengan konfigurasi elektron : 2 8 7 dapat mencapai aturan oktet dengan cara ….
A. melepas 7 elektron
B. memasangkan 1 elektron
C. menyerap atau memasangkan 1 elektron
D. menerima sepasang elektron
E. menyerap 1 elektron
B. 6P dan 8 Q
C. 12 R dan 8 Q
D. 16 M dan 7 X
E. 15 A dan 17 B
7. Unsur A (Z = 11) dan unsur B (Z = 16) dapat membentuk senyawa dengan rumus kimia dan jenis
ikatan ….
A. AB, ionik
B. AB, kovalen
C. A2B, ionik
D. A2B, kovalen
E. AB2, ionic
8. Nomor atom unsur-unsur P, Q, R, S dan T berturut-turut adalah 9, 12, 16, 17 dan 18. Rumus
kimia senyawa dan ikatan kimia yang mungkin terbentuk dari pasangan unsur di atas adalah ….
A. PR2, ionik
B. PS, ionik
C. QR, kovalen
D. QS2, ionik
E. ST3, kovalen
14. Rumus Lewis molekul senyawa dari unsur X dan Y sebagai berikut.
Kemungkinan unsur X dan Y adalah ….
X Y X Unsur X Unsur Y
A. Hidrogen (Z=1) karbon (Z=6)
B. Hidrogen (Z=1) oksigen (Z=8)
C. Natrium (Z=11) oksigen (Z=8)
D. Belerang (Z=16) hidrogen (Z=1)
E. Oksigen (Z=8) klorin (Z=17)
15. Di antara kelompok senyawa berikut, yang merupakan kelompok senyawa kovalen adalah ….
A. SO3, Na2SO4, dan H2S
B. KCl, Na2O, dan NH3
C. HF, NaF, dan CaF2
D. NH3, NaCl, dan NCl3
E. CO2, CH4, dan HCl
16. Di antara kelompok senyawa berikut ini yang hanya berikatan kovalen adalah …. (diketahui
nomor atom H=1, C=6, N=7, O=8, Na=11, Cl=17, K=19, Br=35, Ba=56)
A. CH4 dan H2O
B. KCl dan CCl4
C. NH3 dan KNO3
D. NaCl dan H2O
E. Ba(OH)2 dan HBr
17. Unsur X dan Y masing-masing mempunyai 6 dan 7 elektron valensi. Rumus kimia dan jenis
ikatan yang sesuai jika kedua unsur itu bersenyawa adalah ….
A. XY6, ionik
B. X2Y, ionik
C. XY2, ionik
D. XY2, kovalen
E. X2Y, kovalen
18. Unsur P (nomor atom = 15) bersenyawa dengan Cl (nomor atom = 17) membentuk PCl 3.
Banyaknya pasangan elektron bebas pada atom pusat P dalam senyawa PCl3 adalah ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
B. O2 ( 8 O)
C. H2 ( 1 H)
D. NH3 ( 7 N; 1 H)
E. N2 ( 7 N)
21. Gambar di samping menyatakan rumus Lewis dari HNO3 ( 1 H; 7 N; 8 O). Ikatan kovalen
koordinasi ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1 .. 1
B. 2 2 : O :
C. 3 .. .. ..
D. 4 H : O : N :: O
E. 5 .. ..
3 4 5
25. Di antara senyawa berikut yang tidak memenuhi kaidah oktet adalah ….
A. NH3
B. H2O
C. CCl4
D. SO2
E. BF3
27. Berikut ini yang merupakan senyawa yang bersifat polar adalah ….
A. HF
B. CH4
C. Cl2
D. CO2
E. CCl4
28. Diketahui nilai keelektronegatifan unsur H = 2,1; O = 3,5; C = 2,5; N = 3,0; dan Cl = 3,0.
Pasangan senyawa kovalen non-polar dan kovalen polar berturut-turut adalah ….
A. Cl2 dan O2
B. Cl2 dan N2
C. NH3 dan HCl
D. CCl4 dan HCl
E. NH3 dan H2O
29. Ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron oleh atom logam
disebut ….
A. ikatan kovalen biasa
B. ikatan kovalen koordinasi
C. ikatan logam
D. ikatan ion
E. ikatan hidrogen
4. Unsur A mempunyai massa atom 27 dan intinya mengandung 14 neutron. Unsur B mengandung
16 proton dan 16 neutron.
a. Ikatan apa yang terbentuk antara A dan B?
b. Tuliskanlah mekanisme reaksi pembentukan ikatan yang terjadi!
c. Gambarkan struktur elektron menurut Lewis!
5. Unsur Si dengan nomor atom 14 berikatan dengan unsur Cl yang memiliki nomor atom 17.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur Si dan Cl?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!
d. Tentukan senyawa yang terbentuk bersifat polar atau nonpolar! Jelaskan alasannya!
6. Unsur N dengan nomor atom 7 berikatan dengan unsur H yang memiliki nomor atom 1.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur N dan H?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!
d. Tentukan senyawa yang terbentuk bersifat polar atau nonpolar! Jelaskan alasannya!
7. Unsur C dengan nomor atom 6 berikatan dengan unsur H yang memiliki nomor atom 1.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur C dan H?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!
8. Unsur C dengan nomor atom 6 berikatan dengan unsur S yang memiliki nomor atom 16.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur C dan S?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!
10. Unsur P (nomor atom 15) dengan unsur Cl (nomor atom 17) membentuk senyawa PCl5.
a. Gambarkan rumus Lewis dan rumus struktur senyawa tersebut!
b. Apakah senyawa tersebut memenuhi kaidah oktet?Jelaskan!
11. Unsur B (nomor atom 5) dengan unsur Cl (nomor atom 17) membentuk senyawa BCl3.
a. Gambarkan rumus Lewis dan rumus struktur senyawa tersebut!
b. Apakah senyawa tersebut memenuhi kaidah oktet?Jelaskan!
O O
H O P O H H O P O H
O O
b.
H O O H H O O H
c.
H C N H C N
d.
O N O N O O N O N O
e.
O P O P O O P O P O
O O O O
H C C C H H C C C H
H H H H H H
g.
H O H O
H C C O H H C C O H
H H
h.
H H H H
H C C C C H H C C C C H
H H H H
i.
H F H F
H N B F H N B F
H F H F
j.
H H H H
H C C O H H C C O H
H H H H
k.
H O H H O H
H C C C H H C C C H
H H H H
2. Percobaan Kepolaran Senyawa
Kompetensi Dasar :
3.5. Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta
kaitannya dengan sifat zat
4.5. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan karakteristik senyawa ion atau
senyawa kovalen berdasarkan beberapa sifat fisika
V. HASIL PENGAMATAN
Rumus Aliran zat cair
Buret Bahan
Kimia Struktur Dibelokkan Tidak dibelokkan
1. Air
2. Etanol
3. Aseton
4. Karbon tetraklorida
VIII. KESIMPULAN
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Kompetensi Dasar :
3.6 Menerapkan Teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan Teori Domain
elektron dalam menentukan bentuk molekul.
4.6 Membuat model bentuk molekul dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan
sekitar atau perangkat lunak komputer.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menerapkan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi (VSEPR) dan teori
domain elektron dalam menentukan bentuk molekul.
2. Peserta didik dapat menentukan besar sudut ikatan pada suatu molekul.
3. Peserta didik dapat menjelaskan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.
4. Peserta didik dapat menentukan kepolaran senyawa berdasarkan harga keelektronegatifan unsur
pembentuknya dan bentuk molekulnya.
Materi Pembelajaran
Molekul-molekul senyawa memiliki bentuk molekul atau geometri molekul tertentu. Bentuk
ini dapat mempengaruhi terjadinya suatu proses atau reaksi kimia juga menyebabkan perbedaan sifat-
sifat dari berbagai molekul. Bentuk molekul dapat dijelaskan melalui teori Tolakan Pasangan
Elektron Kulit Valensi maupun teori Hibridisasi.
A. TEORI TOLAKAN PASANGAN ELEKTRON KULIT VALENSI
Bentuk molekul merujuk pada susunan tiga dimensi dari atom-atom dalam molekul. Di dalam
suatu molekul terdapat suatu atom yang menjadi pusat dan dikelilingi oleh atom-atom lain yang
berikatan baik ikatan tunggal, rangkap dua atau tiga. Struktur lewis dari suatu molekul
menggambarkan posisi pasangan elektron yang mengelilingi atom pusat baik pasangan elektron ikatan
(PEI) atau pasangan elektron bebas (PEB).
Untuk molekul yang relatif kecil atom pusatnya mengandung dua hingga enam ikatan,
bentuknya dapat diramalkan dengan menggunakan teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi
atau lebih dikenal dengan teori Valence Shell Electron Pair Repulsion (VSEPR). Teori ini didasarkan
pada asumsi bahwa pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas yang mengelilingi atom
pusat cenderung berada sejauh mungkin satu sama lainnya karena saling tolak menolak.
Teori VSEPR dapat digambarkan dengan menggunakan model sederhana yaitu balon-balon
yang diikat. Di dalam setiap ikatan balon-balon akan tolak menolak sejauh mungkin. Posisi balon
pada masing-masing ikatan adalah seperti gambar berikut.
Bentuk geometri molekul tersebut merupakan bentuk dari molekul yang memiliki ikatan
kovalen tunggal, dan semua pasangan elektron pada atom pusat berupa pasangan elektron ikatan.
Bagaimana dengan molekul yang memiliki ikatan kovalen rangkap dua atau tiga? Untuk menjawab ini
digunakan teori domain elektron. Teori domain elektron merupakan penyempurnaan dari teori
VSEPR. Domain elektron berarti suatu wilayah yang ditempati oleh elektron. Domain elektron dapat
pula disebut kelompok elektron. Prinsip teori domain elektron adalah: setiap elektron ikatan (baik itu
ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga) berarti 1 domain dan setiap pasangan elektron bebas
dinyatakan sebagai 1 domain. Ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga daya tolak menolaknya
disamakan dengan ikatan tunggal.
Untuk menentukan geometri molekul teori VSEPR menggunakan teori domain elektron.
Antar domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak sehingga domain elektron
akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa, sehingga tolak-menolak di antaranya
menjadi minimum.
Melalui teori ini, dapat meramalkan bentuk molekul dan ion secara sistematis. Untuk
mempelajari ini, molekul-molekul dibagi kedalam dua golongan, yaitu molekul dengan atom pusat
yang memiliki pasangan elekton ikatan saja dan molekul yang memiliki pasangan elektron bebas dan
ikatan seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Bentuk-bentuk molekul dituliskan dalam beberapa rumus dengan lambang huruf- huruf, ada
beberapa huruf yang melambangkan atom pusat, pasangan elektron ikatan, dan pasangan elektron
bebas yaitu:
A = atom pusat
X = jumlah pasangan elektron ikatan
E = jumlah pasangan elektron bebas
Berbagai bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron dijelaskan sebagai berikut.
1. Bentuk molekul dengan dua pasangan elektron atau dua domain elektron di sekitar atom
pusat.
Pada uraian ini bentuk molekul hanya diambil dari molekul-molekul yang hanya mengandung
dua unsur saja sepeti CH4, H2O, XeF6 dan dilambangkan dengan A dan X. Bentuk molekul dengan
dua pasangan elektron di sekitar atom pusat tertera pada tabel berikut.
Tabel 6.1 Bentuk Molekul dengan Dua Domain Elektron
Dua domain elektron yang berada di sekitar atom pusat akan tolak menolak membentuk
susunan elektron linier.
2. Bentuk molekul dengan tiga pasangan elektron atau tiga domain elektron di sekitar atom
pusat.
Bentuk molekul atau ion dengan tiga domain elektron di sekitar atom pusat tertera pada tabel berikut.
Tabel 6.2 Bentuk molekul dengan tiga domain elektron
Struktur Lewis Klasifikasi Bentuk Molekul Keterangan
–
NO3 AX3 Ion nitrat memiliki empat pasangan
elektron, dua pasang elektron membentuk
ikatan tunggal dan dua pasang elektron
membentuk ikatan rangkap. Bentuk ion
–
NO3 adalah segitiga planar dengan sudut
ONO 120⁰ .
3. Bentuk molekul dengan empat pasangan elektron atau empat domain di sekitar atom pusat
Bentuk molekul dengan empat pasangan elektron di sekitar atom pusat tertera pada tabel berikut.
Tabel 6.3 Bentuk molekul dengan empat pasangan elektron
Struktur Lewis Klasifikasi Bentuk Molekul Keterangan
Empat pasangan elektron terikat yang berada di sekitar atom pusat akan tolak menolak
sehingga terbentuk struktur ruang elektron tetrahedral dengan sudut-sudut ikatan yang sama yaitu
109,5⁰ . Jika ada PEB diantara pasangan elektron tersebut maka sudut-sudut ikatan yang dibentuk
oleh PEB akan lebih kecil dari 109,5⁰ .
4. Bentuk molekul dengan lima pasangan elektron atau lima domain di sekitar atom pusat
Bentuk molekul atau ion dengan lima pasangan elektron di sekitar atom pusat tertera pada tabel
berikut.
Lima pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat akan tolak menolak sehingga
terbentuk struktur ruang elektron bipiramidal trigonal.
5. Bentuk molekul dengan enam pasangan elektron atau enam domain di sekitar atom pusat
Enam pasangan elektron di sekitar atom pusat akan membentuk struktur ruang elektron oktahedral.
Contoh molekul tertera pada tabel berikut.
Tabel 6.5 Bentuk molekul dengan enam domain elektron
Struktur Lewis Klasifikasi Bentuk Molekul Keterangan
VSEPR
SF6 AX6 Molekul yang mengandung enam
pasangan elektron yang mengelilingi atom
pusat membentuk molektul oktahedral.
Semua sudut ikatan adalah 90⁰ .
Enam pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat akan tolak menolak sehingga
terbentuk struktur ruang elektron oktahedral.
Dari bentuk-bentuk molekul yang ada pada contoh-contoh ternyata bentuk molekul sangat
dipengaruhi oleh jumlah pasangan elektron yang mengelilingi atom pusat baik PEI atau PEB. Bentuk
molekul akan lebih rumit jika atom pusatnya memiliki pasangan elektron bebas dan pasangan elektron
ikatan. Dalam molekul tersebut terdapat tiga jenis gaya tolak antara pasangan elektron ikatan, antara
pasangan elektron bebas, dan antara pasangan elektron ikatan dengan pasangan elektron bebas. Secara
umum, gaya tolak menurun menurut urutan berikut :
Elektron-elektron dalam suatu ikatan ditahan oleh gaya tarik inti kedua atom yang berikatan.
Elektron-elektron ini mempunyai ―distribusi ruang‖ yang lebih kecil dibandingkan pasangan elektron
bebas. Pasangan elektron ikatan mengalami tolakan yang lebih kuat dari pasangan elektron bebas
tetangganya dan dari pasangan elektron ikatan.
Untuk meramalkan bentuk molekul menggunakan teori VSEPR, ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan.
1) Tulis struktur Lewis molekul tersebut.
2) Hitung jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat (pasangan elektron ikatan dan pasangan
elektron bebas). Perlakukan ikatan rangkap dan ikatan rangkap tiga seolah-olah seperti ikatan
tunggal.
3) Gunakan Tabel 6.1 sampai dengan 6.5 untuk memperkirakan bentuk molekulnya.
4) Dalam memperkirakan sudut ikatan, perhatikan bahwa pasangan elektron bebas saling tolak-
menolak lebih kuat dengan pasangan elektron bebas yang lain atau dengan pasangan elektron
ikatan dibandingkan tolak-menolak antara pasangan elektron ikatan lainnya. Contoh
memperkirakan bentuk molekul dari beberapa molekul.
Contoh:
a. Molekul AsH3 ••
Stuktur Lewis AsH3 = H—As–– H
H
Jumlah pasangan elektron di sekeliling As = 4 pasang ( 3 PEI dan 1 PEB )
Klasifikasi VSEPR = AX3E
Bentuk molekul AsH3 adalah segitiga piramida
b. Molekul OF2 ••
Struktur Lewis OF2 = F— O –– F
••
Jumlah pasangan elektron di sekeliling O = 4 pasang (2PEI dan 2 PEB)
Klasifikasi VSEPR = AX2E2
Bentuk molekul OF2 adalah menekuk atau bentuk V
B. TEORI HIBRIDISASI
Hibridisasi merupakan gambaran mekanika kuantum tentang ikatan kimia. Hibridisasi adalah
proses dimana orbital atom bergabung membentuk orbital hibrida yang memiliki tingkat energi yang
sama. Orbital-orbital ini kemudian berinteraksi dengan orbital atom yang lain untuk membentuk
ikatan kimia. Berbagai bentuk molekul dapat dihasilkan dari hibridisasi yang berbeda. Konsep
hibridisasi dapat menjelaskan pengecualian aturan oktet dan juga menjelaskan pembentukan ikatan
rangkap dua dan ikatan rangkap tiga.
Hibridisasi sp2
Hibridisasi sp2 pada BF3 uraiannya sama dengan BeCl2
Diagram orbital B adalah
Pencampuran orbital 2s dan dua orbital 2p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2
ketiga orbital sp2 ini terletak pada bidang yang sama, dan membentuk sudut 120o antara satu dengan
2
lainnya. Setiap ikatan BF terbentuk dari tumpeng tindih orbital hibrida sp boron dan orbital 2p
fluorin. Molekul BF3 berbentuk segitiga datar dengan semua sudut FBF sama dengan 120o. Hal ini
sesuai dengan hasil percobaan juga ramalan teori VSEPR.
Hibridisasi sp3
Molekul CH4 memiliki bentuk molekul tetrahedral berdasarkan teori VSEPR.
Diagram orbital C adalah
Diagram orbital C tereksitasi
Pencampuran orbital 2s dan tiga orbital 2p mengasilkan empat orbital hibrida sp3
Hibridisasi sp3d
Molekul PCl5 memiliki bentuk molekul bipiramida trigonal berdasarkan teori VSEPR.
Diagram orbital P adalah
Pencampuran orbital 2s dan tiga orbital 2p dan 1 orbital 3d mengasilkan lima orbital hibrida sp3d
Hibridisasi sp3d2
Molekul SF6 memiliki bentuk molekul oktahedral berdasarkan teori VSEPR.
Diagram orbital S adalah
Pencampuran orbital 2s dan tiga orbital 2p dan 2 orbital 3d mengasilkan lima orbital hibrida sp3d2
3. Hibridisasi dalam molekul yang mengandung ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga
Konsep hibridisasi dapat pula diterapkan pada molekul dengan ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap
tiga.
Kedua orbital hibrida sp pada setiap atom membentuk satu ikatan sigma dengan orbital 1s
hidrogen dan ikatan sigma lain dengan atom C lainnya. Dua ikatan pi terbentuk akibat tumpang-tindih
secara menyamping orbital 2py dan 2pz yang tidak terhibridisasi. Jadi, ikatan tersusun atas satu ikatan
sigma dan dua ikatan pi.
Aturan hibridisasi dalam molekul yang mengandung ikatan rangkap;
jika atom pusat membentuk satu ikatan rangkap dua, molekul itu terhibridisasi sp2
jika atom pusat tersebut membentuk dua ikatan rangkap dua atau satu ikatan rangkap tiga,
molekul itu terhibridisasi sp.
Perhatikan bahwa aturan ini berlaku hanya pada atom-atom unsur perioda kedua. Atom-atom
unsur perioda ketiga dan seterusnya yang membentuk ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga
lebih rumit dan tidak akan dibahas disini.
Hibridisasi pada molekul dengan jumlah pasangan elektron berbeda tertera pada tabel 6.6.
Tabel 6.6 Macam-macam Hibridisasi
Molekul Pasangan Bentuk molekul tanpa pasangan Hibridisasi atom
elektron elektron bebas pusat
BeH2 2 linier sp
BF3 3 trigonal planar sp2
CH4 4 tetrahedral sp3
NH3 4 trigonal piramida sp3
H2S 4 Bentuk V sp3
PF5 5 bipiramidal trigonal sp3d
BrF3 5 bentuk -T sp3 d
TeCl4 5 Seesaw atau jungkat-jungkit sp3d
XeF2 5 linier sp3d
SF6 6 oktahedral sp3d2
XeF4 6 segiempat planar sp3d2
δ (delta) melambangkan muatan parsial. Pemisahan muatan ini dapat dibuktikan dengan medan listrik
ketika muatan listrik didekatkan, molekul HCl mengarahkan ujung negatifnya ke arah lempeng positif
dan ujung positifnya ke arah lempeng negatif.
Panah di atas menunjukkan arah momen dipol ikatan C=O dari atom karbon yang kurang
elektronegatif ke atom oksigen yang lebih elektronegatif. Pada molekul CO2 terdapat dua momen
dipol, yaitu momen dipol dalam masing- masing ikatan polar C=O. Momen ikatan adalah suatu
besaran vektor, yang berarti bahwa besaran itu memiliki nilai dan arah. Momen dipol yang terukur
sama dengan jumlah vektor momen-momen ikatan. Kedua momen dipol dari ikatan antara C dan O
dalam CO2 besarnya sama. Karena arahnya berlawanan dalam molekul CO2 yang linear, jumlah
momen dipolnya sama dengan nol. Sehingga CO2 bersifat non polar.
Pada molekul CCl4 kelektronegatifan Cl lebih besar dari pada C maka Cl cenderung bermuatan
negatif dan C bermuatan positif. Ikatan C-Cl pada CCl4 adalah ikatan polar. Bentuk molekul CCl4
adalah tetrahedral, arah kutub positif ke kutub negatif pada molekul ini saling berlawanan maka dipol
yang terjadi saling meniadakan, akibatnya CCl4 bersifat nonpolar.
Dari contoh-contoh bentuk molekul dapat disimpulkan ternyata molekul yang simetris atau molekul
yang hanya memiliki PEI saja bersifat non-polar, sedangkan molekul yang mengandung PEB bersifat
polar.
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Molekul XCl3 mempunyai momen dipol sama dengan nol. Bentuk molekul tersebut adalah ....
A. linear
B. trigonal planar
C. tetrahedral
D. trigonal piramida
E. segi empat planar
2. Sudut ikatan dalam molekul air adalah 104,5°, lebih kecil dari sudut tetrahedral (109,5°). Hal itu
terjadi karena ....
A. dalam molekul air terdapat 4 pasangan elektron yang ekuivalen
B. gaya tolak pasangan elektron bebas > pasangan elektron ikatan
C. gaya tolak pasangan elektron bebas = pasangan elektron ikatan
D. gaya tolak pasangan elektron bebas < pasangan elektron ikatan
4. Jika diketahui nomor atom X adalah 5 dan atom Y dengan nomor atom 9 dan terbentuk senyawa
dengan rumus XY3, bentuk molekul dan kepolarannya dalah ....
A. linear, nonpolar
B. trigonal planar, nonpolar
C. tetrahedral, polar
D. oktahedral, polar
E. trigonal piramida, polar
5. Molekul berikut yang memiliki tipe AX2E2 berdasarakan teori domain elektron adalah ....
A. CH4
B. H2O
C. XeF4
D. SCl4
E. IF3
8. Jika atom X (nomor atom 4) dan Y (nomor atom 17) berikatan, bentuk molekul dan sifat
kepolaran yang terbentuk adalah ....
A. segi empat planar dan polar
B. linear dan polar
C. tetrahedral dan nonpolar
D. oktahedral dan nonpolar
E. linear dan nonpolar
10. Senyawa kovalen X2Y terbentuk dari atom dengan nomor atom X dan Y berturut-turut 17 dan 8.
Bentuk molekul yang sesuai untuk senyawa kovalen tersebut adalah ....
A. linear
B. segitiga datar
C. bentuk V
D. piramida segitiga
E. tetrahedral
11. Suatu senyawa mempunyai 3 pasangan elektron terikat dan 1 pasangan elektron bebas, maka
senyawa tersebut mempunyai bentuk molekul ....
A. tetrahedral
B. bidang empat
C. piramida trigonal
D. segi empat datar
E. oktahedral
12. Suatu molekul mempunyai 5 pasang elektron di sekitar atom pusat. Dua diantaranya merupakan
pasangan elektron bebas. Bentuk molekul yang paling mungkin adalah ....
A. segitiga datar
B. tetrahedron
C. segitiga piramida
D. bentuk T
E. bentuk V
13. Molekul XeF4 mempunyai 4 pasang elektron ikatan dan 2 pasang elektron bebas. Bentuk molekul
yang paling mungkin adalah ....
A. tetrahedron
B. segiempat datar
C. limas segiempat
D. oktahedron
E. segitiga bipiramida
A B C
SMA MARSUDIRINI E
BEKASID| E-Modul Kimia| X IPA 115
15. Dalam senyawa NH3 dimana nomor atom 7N dan 1H maka dalam atom pusat N terjadi hibridisasi
dan rumus tipe molekulnya berturut turut adalah ….
A. dsp2 dan AX3E
B. sp2 dan AX3E
C. sp3 dan AX3E
D. sp2 dan AX3
E. sp3 dan AX3
Kompetensi Dasar :
3.7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifat fisika zat.
4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar ion, atom dan molekul dalam menjelaskan sifat-sifat fisik zat
di sekitarnya.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi molekul yang dapat membentuk ikatan hidrogen.
2. Peserta didik dapat menentukan gaya dipol-dipol atau gaya dispersi dari gambar molekul dan gaya
antar molekulnya.
3. Peserta didik dapat menjelaskan sifat fisik senyawa berdasarkan interaksi antar molekulnya.
Materi Pembelajaran
Gaya yang terjadi antar atom bermacam-macam sehingga terbentuk ikatan ion, ikatan
kovalen, dan ikatan logam. Di antara molekul-molekul pun dapat mengalami gaya tarik-menarik
walaupun sangat lemah. Gaya-gaya ini disebut gaya antarmolekul, contohnya gaya van der Waals
yang terdiri dari gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terimbas, dan gaya dipol sesaat-dipol terimbas
(gaya dispersi atau gaya London). Selain itu ada ikatan hidrogen. Gaya antarmolekul jauh lebih
lemah daripada gaya intramolekul. Gaya antarmolekul dapat mempengaruhi sifat fisik molekul-
molekul.
Posisi molekul-molekul polar akan otomatis berubah karena adanya gaya dipol- dipol, contohnya:
Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat dibandingkan gaya dispersi (gaya London), sehingga zat
polar cenderung mempunyai titik cair dan titik didih lebih tinggi dibandingkan zat nonpolar yang
massa molekulnya kira-kira sama. Contohnya normal butana dan aseton. Gaya dipol-dipol yang
terdapat pada zat polar menambah gaya dispersi dalam zat itu. Dalam membandingkan zat- zat yang
mempunyai massa molekul relatif (Mr) kira-kira sama, adanya gaya dipol-dipol dapat menghasilkan
perbedaan sifat yang cukup nyata. Misalnya, normal butana dengan aseton. Akan tetapi dalam
membandingkan zat dengan massa molekul relatif (Mr) yang berbeda jauh, gaya dispersi menjadi
lebih penting. Misalnya, HCl dengan HI, HCl (momen dipol = 1,08) lebih polar dari HI (momen dipol =
0,38). Kenyataannya, HI mempunyai titik didih lebih tinggi daripada HCl. Fakta itu menunjukkan
bahwa gaya Van der Waals dalam HI lebih kuat daripada HCl. Berarti, lebih polarnya HCl tidak
cukup untuk mengimbangi kecenderungan peningkatan gaya dispersi akibat pertambahan massa
molekul dari HI.
Berdasarkan gambar tersebut, gaya dispersi adalah gaya tarik-menarik yang timbul sebagai
hasil dipol-dipol yang terinduksi sementara dalam atom atau molekul. Gaya dispersi sangat lemah,
Dari F2 ke I2 jumlah elektron makin banyak maka tarik menarik antar molekul- molekulnya
makin kuat dan titik didih dari F2 ke I2 makin besar. Begitu pula pada gas mulia akibat terjadinya gaya
London titik didih dari He ke Xe makin besar.
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu
molekul disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk
molekul. Pada umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami
polarisasi. Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat dikatakan
bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London. Misalnya, radon (Ar = 222)
mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (Ar = 4), 221 K untuk Rn dibandingkan
dengan 4 K untuk He. Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi
dibandingkan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana mempunyai titik
cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan neopentana. Kedua zat itu mempunyai massa
molekul relatif yang sama besar.
Gaya dispersi (gaya London) merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya
bertarikan hanya berdasarkan gaya London, yang mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah
dibandingkan dengan zat lain yang massa molekul relatifnya kira-kira sama. Jika molekul-molekulnya
kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar, misalnya hidrogen (H2), nitrogen (N2),
metana (CH4), dan gas-gas mulia.
B. IKATAN HIDROGEN
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen terjadi ikatan hidrogen. Titik
didih senyawa ―hidrida‖ dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA, diberikan pada gambar
7.6.
Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, yaitu titik
didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul. Kecenderungan itu sesuai dengan yang
diharapkan karena dari CH4 ke SnH4 massa molekul relatif meningkat, sehingga gaya Van der Waals
juga makin kuat. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF,
H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibandingkan anggota
lain dalam kelompoknya. Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang
sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul HF, H2O, dan NH3 ber sifat polar,
gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh
ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen. Oleh karena unsur F, O, dan N sangat elektronegatif, maka
ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam senyawa-senyawa itu sangat positif.
Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau
N) dari molekul tetangganya melalui pasangan elektron bebas pada atom unsur berkeelektronegatifan
besar itu.
Ikatan hidrogen dapat pula terjadi antar senyawa yang berbeda misalnya antara molekul asam format
dengan air.
Dapat disimpulkan bahwa ikatan hidrogen adalah jenis ikatan khusus akibat interaksi dipol-
dipol yang memiliki atom H yang terikat pada O, F dan N seperti pada H2O, NH3, HF, CH3OH dsb.
Uji Kompetensi
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Perhatikan grafik berikut.
Dari grafik titik didih tersebut, kelompok senyawa yang memiliki ikatan hidrogen adalah ....
A. H2O, H2S, H2Te
B. HF, HCl, HBr
C. NH3, PH3, AsH3
D. CH4, NH3, PH3
4. Ikatan van der waals ada 3 macam, yaitu ikatan van der Waalss antara molekul polar dengan
polar, polar dengan non polar dan non polar dengan non polar. Ikatan van der waals yang paling
kuat terjadi antar molekul berikut ...
A. CH4 dan CH4
B. HCl dan HCl
C. HCl dan CH4
D. H2 dan HCl
E. H2 dan H2
6. Gaya antar-molekul yang bekerja pada molekul HF sehingga mempunyai titik didih yang lebih
tinggi daripada HCI adalah ....
A. gaya orientasi
B. gaya dispersi
C. ikatan hidrogen
D. gaya imbas
E. ikatan kovalen
7. Di bawah ini yang merupakan pernyataan yang tepat mengenai perbandingan kekuatan gaya Van
der Waals dengan ikatan hidrogen adalah ....
A. gaya Van der Waals = ikatan hidrogen
8. Ikatan yang terdapat dalam molekul (antara atom N dengan atom H) dan antarmolekul NH 3
berturut-turut adalah ....
A. ion dan gaya van der Waals
B. ion dan gaya dispersi
C. kovalen koordinasi dan gaya dipol-dipol
D. kovalen dan ikatan hidrogen
E. kovalen dan gaya London
9. Pasangan senyawa berikut yang keduanya hanya mempunyai gaya dispersi (gaya London) adalah
....
A. CO2 dan HCl
B. CH4 dan O2
C. NH3 dan H2S
D. C2H5OH dan CH3OCH3
E. CH3COOH dan C4H10
10. Pasangan senyawa berikut yang keduanya mempunyai ikatan hidrogen adalah ....
A. H2S dan HF
B. H2O dan HCl
C. HF dan HI
D. HCl dan HI
E. H2O dan HF
Jelaskan keempat grafik di atas! Urutkan titik didihnya mulai dari yang terbesar sampai yang
terkecil untuk setiap grafik dan jelaskan mengapa demikian!
4. Diketahui massa molekul dari beberapa zat sebagai berikut. N2 = 28, O3 = 48, F2 = 38 Ar = 40, dan
Cl2 = 71. Susunlah zat-zat itu berdasarkan titik didihnya dan jelaskan alasan Anda!
5. Ramalkan titik didih unsur-unsur halogen, dari atas ke bawah bertambah atau berkurang?
6. Urutkan interaksi antarpartikel ikatan kovalen, ikatan Van der Waals, dan ikatan hidrogen, dimulai
dari yang terlemah!
(a) (b)
pada label berturut-turut adalah larutan nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)
3. Contoh peranan zat kimia untuk menyelesaikan masalah global adalah ....
A. produksi bahan bakar dari alam yang dapat diperbarui
B. pupuk untuk pertanian
C. pengawet makanan agar tahan lama
D. peralatan listrik
E. peralatan rumah tangga
7. Vanadium termasuk logam unsur transisi dengan notasi . Konfigurasi vanadium pada keadaan
dasar adalah ....
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d4
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 4s2
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s0
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2
Data yang berhubungan dengan tepat ditunjukkan oleh noasi unsur ....
A. V
B. W
C. X
D. Y
E. Z
9. Ion X2─ memiliki konfigurasi elektron [18Ar] 3d10 4s2 4p6. Nilai keempat bilangan kuantum
elektron terakhir atom X adalah ….
A. n = 4, ℓ = 1, m = +1, s = –½
B. n = 4, ℓ = 1, m = –1, s = +½
C. n = 4, ℓ = 1, m = –1, s = –½
D. n = 5, ℓ = 0, m = 0, s = +½
E. n = 5, ℓ = 0, m = 0, s = –½
12. Jika jari – jari atom (Å) unsur – unsur Li, Na, K, Be, dan B secara acak adalah 2,03; 1,23; 1,57;
0,80; dan 0,89; maka jari – jari atom Na adalah ....
A. 2,03 Å
B. 1,57 Å
C. 1,23 Å
D. 0,89 Å
E. 0,80 Å
Q: [Ar] ↑
4s1
R: [Ar] ↑↓
4s2
Grafik yang tepat untuk mengggambarkan hubungan keelektronegatifan dengan nomor atom
keempat unsur tersebut adalah ....
16. Pernyataan yang tidak tepat dari sifat keperiodikan pada sistem periodik unsur adalah ....
A. jari-jari atom dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin panjang
B. energi ionisasi dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar
C. afinitas elektron dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil
D. jari-jari atom dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin panjang
E. keelektronegatifan dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar
17. Di antara unsur – unsur: 11 Na, 12 Mg, 13 Al, 19 K, dan 20 Ca, yang sifat logamnya paling kuat
adalah ....
A. Na
B. Mg
C. Al
20. Senyawa-senyawa di bawah ini yang seluruhnya berikatan ion adalah ....
A. CaCl2, CaO, H2O, danN2O5
B. MgCl2, SrO, NO2, dan SO2
C. KCl, NaCl, SrCl2, dan PCl5
D. KCl, CaO, NaCl, dan MgCl2
E. BaCl2, CaCl2, SrCl2, dan SF6
23. Rumus Lewis molekul senyawa dari unsur X dan Y adalah sebagai berikut
X
Y Y
.. .. ..
A. 1 dan 2 3
1
B. 2 dan 3 H F
C. 2 dan 5
H N
.. .. .. .. .. .. ..
B F 4
D. 3 dan 5 .. . .. . ..
E. 4 dan 5 H F . .. .
5
25. Senyawa berikut yang tidak memenuhi kaidah oktet adalah ....
A. BF3, SF4, dan IF3
B. BF3, SO3, dan IF3
C. BF3, SO3, SF4, dan IF3
D. SO3, NH3, dan SF4
E. BF3, SO3, NH3, SF4, dan IF3
27. Perhatikan data tiga atom unsur dan geometri molekul berikut!
, , dan
No Tipe Jumlah Geometri Molekul
Molekul PEB
(1) AX3 0
segitiga planar
bengkok
(3) AX4 0
tetrahedral
(4) AX3E 1
piramida segitiga
(5) AX4E 1
jungkat-jungkit
Tipe dan geometri molekul SF4 dan NF3 secara berturut-turut ditunjukkan oleh nomor ....
A. (2) dan (4)
B. (3) dan (1)
C. (3) dan (5)
D. (4) dan (3)
E. (5) dan (4)
29. Dalam senyawa NH3 dimana nomor atom 7N dan 1H maka dalam atom pusat N terjadi hibridisasi
dan rumus tipe molekulnya berturut turut adalah ….
A. dsp2 dan AX3E
B. sp2 dan AX3E
C. sp3 dan AX3E
D. sp2 dan AX3
E. sp3 dan AX3
30. Jika nomer atom 4Be dan 17Cl maka senyawa BeCl2 mempunyai bentuk molekul dan bersifat
(polar atau non polar) berturut turut adalah ….
A. bengkok dan non polar
B. linear dan non polar
C. bengkok dan polar
D. huruf V dan polar
E. linear dan polar
31. Yang merupakan pasangan senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen nonpolar berturut-turut
adalah ….
A. Cl2 dan O2
B. Cl2 dan N2
C. HCl dan CCl4
D. NH3 dan HCl
E. NH3 dan H2O
33. Ikatan van der waals ada 3 macam, yaitu ikatan van der Waalss antara molekul polar dengan
polar, polar dengan non polar dan non polar dengan non polar. Ikatan van der waals yang paling
kuat terjadi antar molekul berikut ...
A. CH4 dan CH4
B. HCl dan HCl
C. HCl dan CH4
D. H2 dan HCl
E. H2 dan H2
34. Pasangan senyawa berikut yang keduanya hanya mempunyai gaya dispersi (gaya London) adalah
....
A. CH4 dan O2
B. CO2 dan HCl
C. NH3 dan H2S
D. C2H5OH dan CH3OCH3
E. CH3COOH dan C4H10
35. Titik didih SiH4 lebih tinggi daripada CH4 karena ....
A. molekul SiH4 polar, sedangkan CH4 nonpolar
B. molekul SiH4 berikatan hidrogen, sedangkan CH4 tidak
C. struktur SiH4 berupa molekul raksasa, sedangkan CH4 berupa molekul sederhana
D. molekul SiH4 mempunyai dipol permanen, sedangkan CH4 tidak
E. massa molekul relatif SiH4 lebih besar daripada CH4
2. Unsur P yang memiliki nomor atom 15 berikatan dengan unsur F dengan nomor atom 9.
a. Ikatan apakah yang terbentuk antara unsur P dan F?
b. Bagaimana rumus kimia/molekul senyawa itu?
c. Gambarkan struktur Lewis serta tuliskan rumus strukturnya!
d. Tentukanlah senyawa yang terbentuk bersifat polar atau non polar!
b. H2O
c. SF6
d. ClF3
Afinitas elektron Energi yang menyertai penyerapan elektron oleh suatu atom dalam wujud gas
untuk membentuk ion negatif.
Azas ketidakpastian Sesuatu yang yang melekat terhadap setiap pengukuran, gagasan yang
dikemukakan oleh Werner Heisenberg yang mengatakan ketidakmungkinan menentukan posisi
dan kelajuan elektron dengan ketelitian tinggi secara bersamaan.
Atom Bagian terkecil dari unsur yang terlibat dalam reaksi kimia. Semua zat terdiri atas atom dalam
komposisi tertentu.
Aturan (hukum) oktet Kecenderungan unsur-unsur untuk mencapai konfigurasi oktet gas mulia
terdekat.
Bakteri aerob Bakteri yang membutuhkan oksigen dalam aksi penguraiannya.
Bensin Salah satu bahan bakar minyak yang digunakan pada kendaraan bermotor.
Bilangan kuantum Parameter yang digunakan untuk menggambarkan tingkat energi, posisi dan
bentuk orbital.
Bilangan oksidasi Muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa jika semua elektron
ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif.
Blok s, p, d, dan f Pembagian sistem periodik berdasarkan konfigurasi elektronnya.
BOD Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan sampah organik secara biologis.
Derajat ionisasi disosiasi (α) Perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mula-
mula.
DO Salah satu parameter kualitas air, yaitu jumlah oksigen terlarut. Air bersih mempunyai DO sekitar
10 ppm pada suhu 25⁰ C.
Domain elektron Adalah daerah keberadaan elektron di sekitar atom pusat.
Efek fotolistrik Satu fenomena di mana cahaya (foton) menyebabkan elektron lepas dari permukaan
logam.
Elektrolit Lelehan atau larutan zat yang dapat menghantarkan listrik.
Elektrolit kuat Elektrolit yang daya hantar listriknya baik meski konsentrasinya relatif rendah.
Elektrolit lemah Elektrolit yang daya hantar listriknya relatif buruk meski konsentrasinya relatif
besar.
Elektron valensi Elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kimia. Untuk unsur-unsur
golongan utama, elektron valensi adalah elektron pada kulit terluar.
Energi ionisasi Energi yang diperlukan untuk melepas elektron dari atom netral dalam wujud gas
sehingga membentuk ion positif dalam wujud gas.
Foton partikel cahaya (gelombang elektromagnet).
Gas mulia Unsur-unsur golongan VIIIA yang merupakan kelompok unsur paling stabil (paling sukar
bereaksi).
Gaya dipol-dipol Gaya tarik-menarik antarmolekul polar.
Gaya dispersi Adalah gaya tarik antar molekul nonpolar sebagai akibat interaksi dipol sesaat dengan
dipol terimbas.
Gaya van der Waals Keseluruhan gaya tarik-menarik antar molekul, meliputi gaya dipol-dipol dan
gaya dispersi.
Gelombang partikel Gagasan tentang dualisme gelombang elektromagnet, yaitu sebagai gelombang
sekaligus sebagai partikel.
Golongan Lajur-lajur vertikal dalam sistem periodik unsur.
Halogen Unsur-unsur golongan VIIA yang merupakan kelompok unsur nonlogam yang sangat reaktif
dan dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.
Devi, Poppy Kamalia. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran
Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi A. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Hasanah, Santi Setiani. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran
Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Purba, Michael dan Sarwiyati, Eti. 2016. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Rahayu, Yayu Sri. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran Kimia
Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi C. Jakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
IPA) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Silberberg, Martin S. 2000. Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change. Second Edition.
USA: Mc. Graw Hill Companies.
Silberberg, M.S., 2007. Principles of General Chemistry. Second Edition. New York: McGraw-Hill.
Suwardi; Soebiyanto; Widiasih, Th Eka. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia untuk SMA & MA
Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi; Saputro, Agung Nugroho Catur; Mahardiani, Lina; Yamtinah, Sri dan Mulyani, Bakti.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Utami, Budi; Saputro, Agung Nugroho Catur; Mahardiani, Lina; Yamtinah, Sri dan Mulyani, Bakti.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Whitten, Kenneth W., Davis, Raymond E., Peck, M. Larry., Stanley, George G. 2010. Chemistry.
Ninth Edition. International Edition. USA. Brooks/Cole Cengange Learning.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tabel_konfigurasi_elektron
https://id.wikipedia.org/wiki/Metaloid