Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANDIRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA

Disusun oleh:
Bintang Aona Nur Saputra
XII MIPA 3
Absen 02
Tahun ajaran 2021/2022
SMA NEGERI 1 SRAGI
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI......................................................................................................................2
BAB 1.
PENDAHULUAN.............................................................................................3
1.1 Latar Belakang Penelitian...........................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN
PUSTAKA........................................................................................................4
2.1 Landasan Teori...........................................................................................4
2.2 Hipotesis ....................................................................................................5
BAB 3. METODE
PENELITIAN..................................................................................................6
3.1 Metode Penelitian.......................................................................................6
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................6
3.3 Alat dan Bahan............................................................................................6
3.4 Langkah Kerja.............................................................................................6
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN.............................................7
4.1 Hasil Pengamatan.......................................................................................7
4.2 Pembahasan................................................................................................7
BAB 5.
KESIMPULAN..................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................10
LAMPIRAN.........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Sel volta atau sel Galvani adalah bagian dari sel elektrokimia yang di dalamnya
terjadi reaksi redoks spontan yang menghasilkan listrik. Dalam sel volta, katoda
adalah kutub positif (tempat terjadinya reaksi reduksi), sedangkan anoda adalah
kutub
negatif (tempat terjadinya reaksi oksidasi).
Reaksi kimia sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pemakaian
baterai, dan lainnya. Sebenarnya banyak sumber alergi alternatif yang bisa
didapatkan
sebagai pengganti baterai, dan sejenisnya. Salah satunya adalah memanfaatkan
buahbuahan.
Buah-buahan juga menghasilkan energi listrik, karena terdapat zat elektrolit di
dalamnya. Beberapa buah-buahan banyak mengandung asam sehingga dimungkinkan
buah-buahan dapat digunakan sebagai larutan elektrolitnya. Buah-buahan pada
umumnya banyak mengandung air sehingga jika suatu logam dicelupkan akan timbul
beda potensial antara logam dan air sehingga terjadi potensial elektroda. Salah
satunya
adalah buah pisang. Kandungan zat kimia dalam buah pisang dapat diubah menjadi
energi listrik dalam suatu rangkaian sel volta.
B. Rumusan Masalah
Apakah buah pisang bisa menghasilkan energi listrik?
C. Tujuan Penelitian
1. Menguji buah pisang apakah merupakan sel volta yang mempunyai daya hantar
listrik
2. Memenuhi tugas mandiri kimia Bapak Agus Suharyono, S.Pd., M.Pd
selaku pemberi tugas sekaligus guru kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
1. Pengertian dan Prinsip Sel Volta
Melansir Super Kimia SMA karya Drs. Wirawan J. Sarosa (2010:224), sel
volta merupakan sumber arus listrik yang pertama kali ditemukan. Penemunya
adalah Volta dan Galvani.
Sel volta adalah sel yang menghasilkan energi listrik karena adanya redoks
spontan. Dengan kata lain, sel volta akan mengubah energi kimia menjadi energi
listrik. Potensi listrik yang dihasilkan sel volta dapat ditentukan dengan alat yang
diberi nama voltmeter atau potensiometer. Adapun prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan pada rangkaian sel volta, di antaranya:
a. Energi kimia diubah menjadi energi listrik.
b. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, sementara pada katoda terjadi reaksi
reduksi.
c. Anoda merupakan kutub negatif dan katoda adalah kutub positif.
d. Prinsip kerja sel volta adalah elektron yang mengalir dari anoda menuju
katoda.
2. Kegunaan Sel Volta
Sejauh ini, aplikasi terpenting penggunaan sel volta adalah baterai.
Baterai merupakan sel elektrokimia yang dapat menghasilkan arus listrik yang
terjadi secara spontan.
Berikut beberapa jenis sel volta yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari hari, dikutip dari Belajar Kimia secara Menarik karangan Das Salirawati
dkk (2007:56).
a. Sel Aki
Aki adalah jenis baterai yang digunakan untuk kendaraan bermotor. Aki
menjadi pilihan praktis karena mampu menghasilkan energi listrik yang cukup
besar dan dapat diisi ulang. Sel aki terdiri atas anoda timbal dan katoda timbal
dioksida. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, sementara pada anoda terjadi reaksi
oksidasi.
b. Sel Kering (Baterai)
Baterai kering pertama kali ditemukan Leclanche yang mendapatkan hak
paten atas penemuannya di tahun 1866. Sel kering terdiri atas suatu slinder seng
yang berisi campuran batu kawi, salmiakki, karbon, dan sedikit air. Seng
befungsi sebagai anoda, sedangkan katoda digunakan elektroda inert, yaitu
grafit yang dicelupkan ke dalam pasta. Pasta disini befungsi sebagai oksidator.
Selain sebagai anoda, seng juga berguna untuk wadah komponen dalam baterai.
c. Baterai Alkali
Ditinjau dari namanya, komponen baterai ini mengandung unsur alkali.
Susunan baterai alkali berbeda dengan baterai kering. Daya baterai alkali juga
dua kali lebih besar daripada baterai kering. Reaksi redoks yang terjadi pada
baterai alkali prinsipnya sama dengan baterai kering, yaitu oksidasi logam seng
dan reduksi mangan dioksida. Namun, hasil yang terjadi berbeda dikarenakan
baterai alkali melibatkan ion hidroksida dari pasta KOH. Contoh penggunaan
baterai alkali adalah alat tape recorder dan camera.
d. Baterai Litium
Litium merupakan unsur yang lebih banyak ada dalam bentuk ionnya
pada sebuah larutan. Hal ini yang membuat baterai litium dapat diisi ulang
dengan proses sederhana (disetrum). Umumnya, baterai litium terdiri atas
karbon sebagai anoda, dan litium kobalt dioksida sebagai katoda dengan
elektrolit berupa garam litium. Contoh benda yang menggunakan jenis baterai
lithium adalah handphone dan laptop.
3. Buah Pisang sebagai Zat Elektrolit Penghantar Listrik
Pisang (Musa paradisiaca) adalah pohon jenis Tema (pohon dengan
batang yang lunak dan tidak berkayu) dari suku Musaceae dengan batang yang
kuat dan daun yang besar memanjang dan berwama hijau tua. Dalam pisang
terkandung banyak serat dan beberapa vitamin seperti air, gula, protein, lemak
dan minyak, serat selulosa, pati dan asam tanin, vitamin A, vitamin B, vitamin
B1, B2, B6, dan B12, vitamin D, vitamin Z, kalsium, fosfor, besi, sodium,
kalium (potassium), Magnesium (Mg) dan Seng (Zn). Pisang diteliti dan diuji
mampu untuk menghasilkan elektron yang bisa menghasilkan tenaga listrik.
Kandungan zat elektrolit dalam kalium kulit pisang dapat menghantarkan listrik.
Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat.
Jumlah Magnesium (Mg) hanyalah 15% dari jumlah pisang keseluruhan dan
Seng (Zn) berfungsi sebagai elektron positif yang baik.
B. Hipotesis Penelitian
Buah pisang dapat menghasilkan energi listrik dan bisa membuat lampu
menyala.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif, karena data yang
diperoleh berasal dari hasil eksperimen yang mengacu pada rumusan masalah dan
tujuan, diungkapkan melalui teori dan bahan-bahan dokumenter yang relevan,
kemudian dijadikan kesimpulan.
B. Waktu dan Tempat Pengamatan
Penelitian dilaksanakan di Desa Klunjukan, Kecamatan Sragi, Kabupaten
Pekalongan dan berlangsung tanggal 18 Desember 2021.
C. Alat dan Bahan
1. Penjepit buaya
2. Kabel
3. Pisang 4 buah
4. Koin
5. Paku
6. Lampu LED
D. Langkah kerja
1. Siapkan bahan dan alat.
2. Kupas kabel agar diperoleh tembaga.
3. Lilitkan tembaga kabel pada penjepit buaya.
4. Tancapkan koin dan paku pada setiap buah pisang.
5. Sambungkan koin dan paku pada pisang yang lain dengan menggunakan kabel
yang telah dililitkan pada penjepit buaya. Warna merah disambungkan pada
koin sebagai katoda dan warna hitam dijepitkan pada paku sebagai anoda.
6. Sambungkan penjepit buaya dari koin pada sisi positif lampu dan penjepit
buaya dari paku ke sisi negatif lampu LED.
7. Lampu LED akan menyala.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil eksperimen pada praktikum ini, percobaan membuat energi
alternatif yaitu dengan rangkaian sel volta menggunakan buah-buahan berhasil
dilakukan. Dengan menyalanyanya lampu pada rangkaian tersebut membuktikan
bahwa buah pisang yang diuji coba memberikan terjadinya perubahan, yaitu
perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
B. Pembahasan
Alcssandro Volta (1745-1827) menemukan bahwa pasangan logam tertentu
dapat membangkitkan GGL, gaya gerak listrik ini menyebabkan arus listrik mengalir
dalam suatu rangkaian. Pasangan logam tersebut adalah Cu (tembaga) dan Zn (seng).
Sumber tegangan pertama yang dapat mengalirkan arus listrik cukup besar adalah
elemen Volta. H2SO4 yang dipakai sebagai elektrolit akan terdisosiasi menjadi H+
dan SO2 Energi yang diperlukan untuk menggerakkan elektron-elektron dari elektroda
Zn ke elektroda Cu dan jumlah energi per satuan muatan yang tersedia dani elemen
Volta dinyatakan dalam satuan volt atau joule per coulomb. Adanya gelembunggelembung

ini dikarenakan gas hidrogen tidak dapat bersenyawa dengan Cu,


akibatnya menghalangi jalannya aliran listrik sehingga lampu tidak menyala. Sebagai
kutub positif (anoda) dalam elemen Volta adalah Cu sedangkan Zn sebagai kutub
negatif (katoda) dan H2SO4 encer sebagai larutan elektrolit yang berakibat terdisosiasi
menjadi ion 2H+ dan SO²
Sel volta atau sel galvani adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua
buah elektroda (katoda dan anoda) yang dapat menghasilkan energi listrik akibat
terjadinya reaksi redoks secara spontan pada kedua elektroda tersebut. Sel
Elektrokimia adalah sel yang disusun untuk menjadikan suatu reaksi redoks
menghasilkan energi listrik yang selanjutnya diubah menjadi energi kimia atau
sebaliknya. Susunan dasar sel volta terdiri dari pelat tembaga sebagai elektoda positif
(katoda), seng sebagai elektroda negatif (anoda), dan larutan asam sulfat encer sebagai
elektrolit. Prinsip kerja sel sederhana (volta) ketika kedua kutub dihubungkan dengan
kawat,terjadi reaksi kimia. Seng dari pelat seng melarut dalam asam, sehingga ion-ion
seng positif pergi kedalam larutan dan mengakibatkan seng menjadi bermuatan
negatif, Elektron dari pelat seng bergerak melalui kawat penghubung menuju pelat
tembaga. Pada pelat tembaga ini elektron dapat ditangkap oleh ion-ion positif
hidrogen yang terdapat larutan asam, sehingga ion hidrogen berubah menjadi gas
hidrogen. Jika pelat tembaga dan seng dihubungkan dengan lampu pijar kecil, lampu
pijar akan menyala.
Pisang dalam dunia fisika dikenal sebagai sumber energi alternatif yang belum
dimanfaatkan secara luas. Dari tiap 100 gram pisang terdapat 136 kalori yang jika
dihitung, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan apel. Selain itu, pisang kaya akan
mineral seperti kalium (potassium), magnesium (Mg), fosfor, dan besi.
Pisang diteliti dan diuji mampu untuk menghasilkan elektron yang bisa
menghasilkan tenaga listrik. Kandungan zat elektrolit dalam kalium kulit pisang
dapat
menghantarkan listrik. Pada dasarnya konstruksi dari baterai berbahan pisang ini
sama
dengan baterai lainnya. Pada reaksi yang terjadi antara kalium dengan garam akan
membentuk sebuah kalium klorida. Dimana kalium klorida ini adalah sebuah
elektrolit
kuat yang bisa menjadi ion dan menghantarkan sebuah arus listrik. Selain itu, dalam
cara membuat energi alternatif menjadi baterai juga terdapat sebuah kandungan
magnesium (Mg) dan juga seng (Zn).
Magnesium (Mg) ini juga bisa melakukan reaksi dengan klorida sehingga bisa
menghasilkan sebuah elektrolit yang kuat. Jumlah magnesium (Mg) dalam kulit
pisang
sendiri jumlahnya hanya 14% dari keseluruhan kandungan pisang. Akan tetapi jumlah
ini sudah cukup untuk menjadikan baterai buah pisang. Kandungan seng (Zn) pada
pisang juga masuk dalam elektrolit yang baik. Pada baterai buah pisang ini seng
berfungsi sebagai elektron positif yang sangat baik. Akan tetapi kandungan seng
pada
kulit pisang ini terbilang kecil yang hanberkisar 2%. Jadi pada baterai buah pisang
ini
zat yang paling berperan adalah kalium.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa:
1. Buah Pisang mengandung zat elektrolit yang dapat menjadi energi alternatif
sebagai sumber arus listrik sehingga pada lampu LED dapat menyala.
2. Tembaga (kabel dan koin) dan paku merupakan elektroda yang cukup baik dalam
menghantarkan arus listrik.
3. Lampu LED menyala sebagai penanda bahwa terdapat arus listrik pada lampu
tersebut.
4. Semakin banyak buah pisang maka akan semakin terang nyala lampu LED
5. Buah pisang dapat menghantarkan arus listrik karena mengandung unsur senyawa
kimia
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Martin. 2002. IPA FISIKA SMP KELAS 3. Jakarta. Erlangga
Pintar, Kelas. 2020. APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG SEL VOLTA.
www.kelaspintar.id (diakses tanggal 15 Desember 2021)
Indonesia, environtment. 2016. KULIT PISANG SEBAGAI PENGGANTI
BATERAI. Environtment-indonesia.com (diakses tanggal 15 Desember 2021)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai