Anda di halaman 1dari 27

BAB 2

KINEMATIKA GELOMBANG
Dalam bab kinematika gelombang ini kita akan mempelajari tentang terjadinya
gelombang, persamaan gelombang, gelombang sinusoidal, dan nonsinusoidal serta
superposisi gelombang. Sebelum mempelajari bab ini sebaiknya kita sudah memahami
lebih dahulu segala sesuatu yang berkaitan dengan getaran.
2.1.

Gelombang Sinusoidal atau Gelombang Harmonis


Jika sebuah gelombang sinusiodal dengan amplitudo A meter, frekuensi hertz, dan

panjang panjang gelombang meter merambat ke arah sumbu x positif dengan kecepatan
cw m/s, maka gerakan semua titik di sepanjang gelombang mempunyai simpangan y yang
dapat dinyatakan dengan
2
x

y A sin

(t = 0)

(2.3)

yang merupakan bentuk periodik dengan jarak tempuh . Hasil pemotretan selanjutnya saat
t = , yaitu saat seluruh bentuk gelombang telah berpindah ke arah x positif sejauh c w
meter. Jika fungsi f (x) berubah kedudukan ke arah sumbu x positif sejauh a diberikan oleh
persamaan f (x-a), maka persamaan yang menggambarkan bentuk gelombang saat t =
diberikan oleh :
2
x - c w

y A sin

(2.4)

Saat t = 2 (pemotretan ketiga), persamaan bentuk gelombangnya adalah :


2
x - 2c w

y A sin

(2.5)

dan seterusnya, sehingga kita dapat dengan mudah membuat persamaan untuk kasus
sembarang waktu t, dan sembarang posisi x dengan persamaan

36

2
x - c w t

y A sin

(2.6)

Jadi dapat kita lihat, bahwa simpangan merupakan fungsi f (x,t) dan dapat ditulis:
2
x - c w t

f (x,t) = A sin

dengan

2
x - c w t

(2.7)

dinamakan sudut phase gelombang. Untuk selanjutnya, kita

perkenalkan suatu besaran yang didefinisikan sebagai k

2
, yang disebut bilangan

gelombang, yang menyatakan banyaknya gelombang tiap satuan panjang. Satuan bilangan
gelombang adalah 1/m atau m-1. Dengan demikian persamaan (2.7) dapat ditulis sebagai
f(x,t) = A sin kx 2 t
Pada umumnya persamaan gelombang sinus ditulis sebagai berikut
f x, t A sin kx 2 t 0

atau

f x, t A sin kx t 0

(2.8)

0 adalah konstanta phase, yaitu sudut phase gelombang pada x = 0 dan t = 0

cw
t= 0

t=

x
cw
37

2 cw

t = 2

Gambar 2.3. Hasil pemotretan gelombang pada saat t = 0, dan pada saat gelombang sudah
berpindah sejauh cw dan sejauh 2cw

Sampai pada persamaan (2.8) kita masih membatasai diri pada persoalan
gelombang tali. Gelombang semacam ini baik sekali digunakan sebagai contoh penjalaran
gelombang dan sifat gelombang satu dimensi, sebab medium yang digunakan, yaitu tali,
dapat dianggap mempunyai dimensi satu. Jadi tali dianggap hanya mempunyai panjang
saja dan gelombang hanya dapat menjalar disepanjang tali, sehingga hanya ada satu
dimensi arah penjalaran. Dengan mempelajari sifat gelombang pada tali, kita dapat
mempelajari banyak sifat gelombang yang lain.
Contoh 2.1
Cepat rambat gelombang dalam tali adalah 20 m/s. Penggetar yang mempunyai
frekuensi 15 hertz dikaitkan dengan ujung tali tersebut. Carilah dari gelombang
yang muncul dalam tali. Jika amplitudonya 2,0 cm tentukan persamaan gelombang
tali tersebut !
Penyelesaian
Persamaan gelombang secara umum adalah
y = A sin (kx - t)
Panjang gelombang dapat ditentukan
cw
20

1,3 meter

15
2 2 3,14
k

4,83 rad/m

1,3
2 2 3,14 15 94,25 rad/s

A 2 cm 0,02 m

38

Sehingga persamaan gelombang yang merambat pada tali adalah


y = 0,02 sin (4,83 x 94,25 t) meter
Gelombang dua dimensi
Gelombang pada permukaan air merupakan suatu contoh gelombang dua dimensi,
karena medium gelombang ini yaitu permukaan air, mempunyai dimensi dua, yaitu
panjang dan lebar. Gelombang periodik pada permukaan air dapat berupa gelombang
lingkaran atau gelombang lurus. Sebuah gelombang disebut gelombang lingkaran jika
muka gelombang berbentuk lingkaran dan disebut gelombang lurus jika muka gelombang
berbentuk garis lurus.

Q
Muka
gelombang

Gambar 2.4. Gelombang lurus sinus menjalar pada arah

Dalam medium berdimensi dua, vektor kecepatan gelombang dinyatakan dengan

vektor v . Bilangan gelombang juga harus dinyatakan dengan vektor


hubungan

k
v

k yang

memenuhi

, dengan sebagai frekuensi gelombang. Jadi arah sinar gelombang

dapat dinyatakan oleh vektor gelombang

k .

Pada Gambar 2.4. sudut phase gelombang di

titik P sama dengan sudut phase gelombang di titik Q, karena kedua titik ini terletak pada
muka gelombang yang sama. Sudut phase di titik Q adalah
Q kx 't

dan sudut phase di titik P adalah

P kx't kr cos t k .r t

39

Selanjutnya, suatu gelombang lurus atau gelombang datar dapat kita nyatakan dengan
fungsi gelombang

y A sin k .r t 0

(2.9)
2

dengan k adalah vektor bilangan gelombang yang mempunyai besar

dan mempunyai

arah sama dengan arah rambat gelombang.


Contoh 2.2
Suatu gelombang yang menjalar pada permukaan air mempunyai persamaan

y 5 cos k. r t cm

k 2 (3i 4 j ) m 1

dengan

dan

10 rad / det .

Tentukan panjang gelombangnya. Tentukan pula besar sudut phase dan simpangannya

pada

dan pada saat t = 10 detik


r 10i 15 j

Penyelesaian
Panjang gelombang dapat ditentukan dengan persamaan

2
k

k 2 (3i 4 j )m 1 atau k (6i 8j ) m 1


2

k kx ky

6 2 8 2

10

2
2

0,2m = 20 cm
k
10

Sudut phase gelombang di

dan pada saat t = 10 detik, adalah


r 10i 15 j

k .r t 6 10 8 15 10 10 80

Simpangannya adalah
y 5 cos 80 cm 5cm

2.2. Persamaan Diferensial Gelombang

40

rad

Sudah dijelaskan di awal bahwa gelombang merupakan gejala perambatan


gangguan dengan sumber gangguan berupa sistem getaran. Telah kita ketahui pula bahwa
sistem getaran mempunyai fungsi yang bergantung kepada waktu, yaitu f(t), dan
persamaan diferensial getaran mempunyai bentuk
d2 f
2 f 0
2
dt

Untuk persamaan gelombang haruslah ada tambahan variabel dari perambatan (dimensi
ruang), sehingga persamaan gelombang dapat dinyatakan seperti persamaan (2.8).
f x, t A sin kx t 0

Untuk 0 = 0, maka persamaan gelombang mempunyai bentuk


f x, t A sin kx t

(2.10)

persamaan tersebut adalah periodik untuk koordinat ruang x dan waktu t, sehingga
persamaan diferensialnya berisi

d2 f
d2 f
dan
yang dapat dituliskan sebagai berikut
dt 2
dx 2

f x, t A sin kx t
df
Acos kx t
dt
d 2f
2 Asin kx t
dt 2
df
kA cos kx t
dx
d 2f
k 2 A sin kx t
2
dx

Jika

d 2f
2 d f
c w , maka 2 c w
k
dt
dx 2

(2.11)

Persamaan (2.11) berlaku secara umum untuk segala macam gelombang bebas satu
dimensi, baik gelombang transversal maupun longitudinal. Persamaan ini juga tidak
bergantung pada jenis medium.

41

Jika

d
kx t
dt

sebagai

x konstan

kx t
t

dinamakan diferensial parsial dan dapat dituliskan

, maka

kx t d A sin kx t

t
t
d kx t
A cos kx t

Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk gelombang satu dimensi


2
2f
2 f
cw
2
t
x 2

atau

(2.12)

2f
2f

const
t2
x2

(2.13)

Persamaan (2.12) disebut dengan persamaan gelombang dalam bentuk diferensial, yang
mempunyai solusi
f x, t f x c w t atau
f x, t f x c w t

tanda (-) artinya gelombang merambat ke kanan, dan (+) menyatakan arah rambatnya ke
kiri. Fungsi f(x - cwt) tidak selalu mempunyai bentuk sinusiodal, tetapi dapat mempunyai
beberapa bentuk, misalnya pulsa, segitiga, bujursangkar dan sebagainya, atau yang disebut
dengan gelombang nonsinusiodal. Sebagai contoh, marilah kita lihat persamaan gelombang
yang dinyatakan dengan

f x c w t Ae

x cwt 2

a2

dengan A = amplitudo dan a = lebar pulsa. Pada t = 0

f x c w t Ae

x2

a2

42

Fungsi ini mempunyai bentuk pulsa eksponensial yang merambat kearah positif dengan
cepat rambat cw, setelah t detik, pulsa menempuh jarak cw t seperti pada Gambar 2.5.
f(x,t)
A

C t

t =0

C t

C t
x
Gambar 2.5. Gelombang pulsa eksponensial dilihat pada saat yang berbeda
Meskipun persamaan (2.12) diturunkan untuk kasus khusus gelombang satu
dimensi yaitu f (x,t) yang merambat dalam arah x, tetapi bentuk persamaannya berlaku
secara umum. Untuk gelombang tiga dimensi f (r,t) dalam koordinat Cartesius, persamaan
gelombangnya adalah
2 f
2
cw 2 f
2
t

(2.13a)

dengan operator del (nabla)


i

Persamaan

f
f
f
j
k
x
y
y

(2.13a)

mengungkapkan

(2.13b)
persamaan

gelombang

datar,

yaitu

muka

gelombangnya (tempat kedudukan titik-titik yang berphase sama berupa bidang datar).
Untuk gelombang bola, dengan transformasi ke koordinat bola, persamaan (2.13a)
menjadi
2 f 2 f
1 2 f

r 2 r r c w 2 t 2

(2.13c)

Untuk tempat yang jauh dari sumber r >>, gelombang bola dapat dipandang sebagai
gelombang datar, karena jari-jari muka gelombang mendekati tak hingga, sehingga muka
gelombangnya mendekati bidang datar.
43

Contoh 2.3
Jelaskan manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang mengungkapkan secara
nyata sebuah gelombang merambat dan berapakah kecepatannya
a. f A x 2t 2
b. f A sin x 2 4t
Penyelesaian
Suatu fungsi akan merupakan fungsi gelombang merambat jika memenuhi
persamaan gelombang umum (Persamaan 2.12). Untuk itu marilah kita lihat apakah fungsi
yang tertulis dalam soal a dan b memenuhi persamaan (2.12)
a. f A x 2t 2
f
2 A x 2t
x

2 f
2A
x 2

(2.14)

f
2 A x 2t 2 4 A x 2t
t

2 f
4 A 2 8 A
t 2

(2.15)

Dari persamaan (2.14) dan (2.15) maka dapat disimpulkan bahwa


2 f
2 f
, dengan mengingat persamaan (2.12), maka fungsi tersebut adalah

4
t 2
x 2

menyatakan persamaan gelombang merambat, dengan kecepatan rambatnya sebesar


cw

4 2.

b. f A sin x 2 4t

44

f
2 xA cos x 2 4t
x

2 f
2 x A sin x 2 4t 2 x A cos x 2 4t
2
x

(2.16)

f
4 A cos x 2 4t
t

2 f
16 A sin x 2 4t
t 2

(2.17)

Dari persamaan (2.16) dan (2.17), dapat disimpulkan bahwa


2f
2f

const
t2
x2

sehingga fungsi

f A sin x 2 4t

bukan persamaan

gelombang merambat
2.3.

Superposisi Gelombang
Kita telah mengetahui bahwa jika suatu gelombang merambat melalui suatu titik,

maka gelombang itu akan menimbulkan gangguan di titik tersebut. Gangguan ini dapat
berupa besaran vektor dan dapat pula berupa besaran skalar. Gangguan yang berupa
besaran vektor, misalnya kuat medan listrik dan magnet pada gelombang elektromagnetik
serta simpangan elemen dawai pada gelombang transversal dalam dawai tegang. Gangguan
skalar misalnya perubahan tekanan pada gelombang bunyi. Semua gangguan tersebut
bergantung kepada posisi titik yang kita tinjau dan juga tergantung pada waktu (saat
terjadinya gangguan).
Pada bagian ini kita akan membahas apa yang terjadi jika kita mempunyai dua atau
lebih gelombang yang sejenis melalui suatu titik atau melalui deretan titik-titik dalam
ruang atau yang melalui suatu daerah dalam ruang. Sebagai contoh dua gelombang bunyi
yang sama-sama berada di udara.
Prinsip superposisi yaitu sifat yang menyatakan bahwa resultan gangguan di setiap
titik dalam suatu medium adalah jumlah aljabar dari masing-masing gelombang yang
membentuknya. Untuk pembahasan berikut ini kita batasi pada gelombang sinus.

45

2.4.1. Superposisi dua gelombang sinus yang memiliki amplitudo sama tapi frekuensi
berbeda
Kita bahas terlebih dulu dua gelombang sinus yang mempunyai amplitudo sama,
tetapi mempunyai frekuensi berbeda yaitu 1 dan 2 ,yang keduanya merambat dalam
arah positif. Dua gelombang tersebut mempunyai bilangan gelombang yang berbeda yaitu
k1 dan k2. Persamaan dua gelombang tersebut adalah

f 1 x, t A sin k1 x 1t , dan
f 2 x, t A sin k 2 x 2 t
Hasil penjumlahan dua gelombang adalah

f x, t A sin k1 x 1t sin k 2 x 2 t

(2.18)

Ingat bahwa
sin sin 2 sin



cos
2
2

(2.19)

maka
k1 k 2 x 1 2 t
k k x 1 2 t
cos 1 2

2
2

f x, t 2 A sin

(2.20)
Jika 1 dan 2 mempunyai harga yang persis sama, demikian juga k 1 dan k2, maka
persamaan gelombang resultan adalah

f x, t 2 A sin k1 x 1t

(2.21)

Dalam persamaan (2.21) tampak bahwa gelombang resultan mempunyai amplitudo dua
kali amplitudo gelombang asal.
Layangan
Jika 1 dan 2 mempunyai harga yang berselisih sedikit, demikian juga k1 dan
k2, sehingga dapat dinyatakan bahwa
1 2 dengan berharga kecil

(2.22)

demikian juga
k1 k 2 k dengan k berharga kecil

maka persamaan gelombang resultan adalah

46

(2.23)


k
x
t
2
2

f x, t 2 A sin k1 x 1t cos

Karena

1 2 21

1
2
2

Dan

k1 k 2 2k1 k

k1
2
2

(2.24)

Dari persamaan (2.24) dapat dilihat bahwa gelombang resultan merupakan gelombang
harmonis, yang mempunyai amplitudo

k
x
t
2
2

AR x, t 2 A cos

(2.25)

Amplitudo ini juga berbentuk gelombang yang merambat dengan kecepatan

2
k
k
2

(2.26)

amplitudo gelombang berbentuk amplop atau group gelombang, sehingga disebut


gelombang group. Kecepatan gelombang group dinyatakan dengan
d

k
dk

cg

(2.27)

dengan panjang gelombangnya adalah

2
k
2

(2.28)

Dari persamaan (2.24) kecepatan gelombang harmonis disebut kecepatan phase


c ph

1
k1

(2.29)

dan panjang gelombangnya adalah

2
k1

(2.30)

Jika kita gambarkan masing-masing gelombang dan superposisinya ini, seperti


Gambar 2.6. Pada gambar tampak bahwa hasil superposisi kedua gelombang berupa
gelombang group (amplop) dengan kecepatan gelombangnya disebut kecepatan group.

47

Gambar 2.6. Hasil superposisi dua gelombang dengan perbedaan frekuensi yang kecil
Jika kita memotret gelombang resultan yang dinyatakan dalam persamaan (2.24)
atau kita potret gelombang tersebut pada saat t = 0, maka
f x,0 2 A sin k1 x cos

k
x
2

(2.31)

Karena k<< k maka panjang gelombang yang berkaitan dengan

k
adalah
2

2
2
1

,
dengan
demikian
>
karena
dan adalah panjang gelombang
1
k
k1
2

layangan.
Periode layangan =

1
2

Dan frekuensi layangan adalah =

(2.32)

1 2
2

(2.33)

Contoh terjadinya layangan adalah jika dua sumber gelombang bunyi yang masing-masing
mempunyai frekuensi dengan beda sedikit, misal 567 Hz dan 570 Hz yang dibunyikan
bersama-sama, maka akan kita dengar bunyi layangan dengan frekuensi 7 layangan per
detik.
Contoh 2.4
Dua buah gelombang sinusiodal mempunyai persamaan
f 1 x, t 2 sin 5 x 1500t dan f 2 x, t 2 sin 5,1x 1530t . Tentukan

a. persamaan gelombang resultannya


b. frekuensi layangan
c. panjang gelombang layangan
Penyelesaian
a. Persamaan gelombang resultannya adalah

48

30
0,1
f x, t 4 sin 5,05 x 1515t cos
x
t
2
2

b, Frekuensi layangan adalah

30

4,8 Hz
2
2
2

c. Panjang gelombang layangan = k 0,1 62,8m


Gelombang dispersif dan nondispersif
Gelombang yang diungkapkan dengan persamaan (2.13) mempunyai cepat rambat
cw

yang konstan. Grafik frekuensi sudut


k

sebagai fungsi bilangan gelombang k

ditunjukkan pada Gambar 2.7. Hubungan antara

dan

k disebut dengan hubungan

dispersif. Gelombang dengan kecepatan konstan, tak bergantung frekuensi disebut dengan
gelombang nondispersif.

Slope =

k
Gambar 2.7. Hubungan

dan k untuk gelombang nondispersif

Selama merambat, gelombang nondispersif mempunyai pola yang tetap. Bila gelombang
berupa pulsa, maka pulsa akan merambat tanpa mengalami deformasi, seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.8.
Cw t

x
49

Gambar 2.8. Pola gelombang nondispersif


Jika kecepatan rambat gelombang tergantung pada frekuensi gelombang, maka
gelombang tersebut dinamakan gelombang dispersif. Pada gelombang dispersif, hubungan
antara frekuensi dengan panjang gelombang k tidak linier. Kecepatan gelombang
dispersif dinyatakan dengan c g

. Gambar 2.9 menggambarkan hubungan


k
dk

antara frekuensi dan panjang gelombang k dalam gelombang dispersif.

d
kecepatan group
dk

Q
k
Gambar 2.9. Dalam gelombang dispersif, kecepatan group
dengan kecepatan phase

d
tidak sama
dk

Dalam medium dispersif, pulsa yang merambat mengalami perubahan bentuk,


semakin lama, tinggi pulsa makin pendek dan lebar pulsa makin besar, seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.10. Untuk gelombang mekanik, hampir semua medium bersifat dispersif,
misal gelombang yang merambat pada tali, maka semakin lama, tinggi pulsa makin rendah
dan akhirnya hilang sama sekali. Sedangkan contoh untuk gelombang nondispersif adalah
gelombang elektromagnet yang merambat dalam hampa.
Hubungan kecepatan group dan kecepatan gelombang (kecepatan phase) adalah
c ph

Sedangkan
cg

Karena k

maka c ph k
k

dc ph
d d c ph k

c ph k
dk
dk
dk

(2.34)

2
maka dk 22 d , sehingga persamaan (2.34) dapat dituliskan

dc ph
2

2
2 d

c g c ph

50

c g c ph

dc ph

(2.35)

Berarti kecepatan group tergantung pada panjang gelombang medium. Medium yang
mempunyai sifat seperti ini disebut medium dispersif. Pada gelombang dispersif, kecepatan
group tidak sama dengan kecepatan phase atau
d

dk
k

(2.36)
CP t

CP C A
CA t
P
A

A
x

Gambar 2.10. Dalam medium dispersif, pulsa yang merambat mengalami perubahan
bentuk.

Contoh 2.5.
Suatu gelombang mempunyai hubungan

-k

(hubungan dispersif) yang

dinyatakan dengan 10 3 k 3 10 2 k 3 .
a. Selidikilah apakah gelombang tersebut dispersif atau nondispersif
b. Carilah kecepatan phase dan kecepatan group pada k = 100 rad/m
Penyelesaian
a. Kecepatan phase gelombang =
Kecepatan group =

= 1000 3x 10-2 k2

d
1000 9 10 2 k 2
dk

Karena kecepatan phase

kecepatan group, maka gelombang tersebut bersifat

dispersif.
b. Pada saat k = 100 rad/m, kecepatan phase gelombang adalah = 700 rad/m
kecepatan group gelombang adalah = 100 rad/m
51

2.4.2. Superposisi dua gelombang yang mempunyai frekuensi dan amplitudo sama,
tetapi phase berbeda
Misal dua gelombang tersebut mempunyai persamaan masing-masing adalah
y1 f 1 x, t A sin kx t

dan

y 2 f 2 x, t A sin k x t

Hasil superposisi kedua gelombang tersebut adalah


y y1 y 2

y A sin kx t sin k x t
y 2 A cos

sin k x t
2
2

(2.37)

Gelombang resultan adalah gelombang harmonis, yang mempunyai frekuensi sama dengan
frekuensi gelombang penyusun, tetapi mempunyai amplitudo sebesar
2 A cos

2 A cos
2

(2.38)

Jika << , maka besarnya amplitudo hampir sama dengan 2A, dan jika

1
, maka besarnya amplitudo mendekati harga nol.
2

Jika = 0, maka besar amplitudo sama dengan 2A, dalam hal ini jika dua
gelombang yang bersuperposisi mempunyai phase sama, dikatakan bahwa dua
gelombang tersebut saling konstruktif.
Jika

1
, maka besarnya amplitudo sama dengan nol, atau dalam hal ini dua
2

gelombang yang bersuperposisi mempunyai phase yang berlawanan dan hasilnya


adalah nol, dikatakan bahwa dua gelombang tersebut saling destruktif

Y = Y1 + Y2
Y2
Y1
(a)

52

Y2
Y = Y1 + Y2
(b)
Y1
Gambar 2.11. Superposisi dua gelombang a. Superposisi konstruktif, b. Superposisi
destruktif
2.4.3. Superposisi dua gelombang harmonis dengan frekuensi sama, tetapi amplitudo
dan phase awal berbeda.
Jika kedua gelombang mempunyai amplitudo a1 dan a2, serta memiliki frekuensi
yang sama maka persamaan dua gelombang tersebut masing-masing dapat dituliskan
y1 = a1 sin (kx - t - 1)
y2 = a2 sin (kx - t - 2 )
Hasil superposisi dari dua gelombang dapat ditentukan dengan dua cara :

Cara aljabar
Dengan penjumlahan aljabar, gelombang resultan dapat dituliskan
y = a1 sin (kx - t - 1) + a2 sin (kx - t - 2)

(2.39)

= a1 sin (X - 1) + a2 sin (X - 2)
= a1 sin X cos 1 a1 cos X sin 1 + a2 sin X cos 2 a2 cos X sin 2
= ( a1 cos 1 + a2 cos 2 ) sin X - ( a1 sin 1 + a2 sin 2 ) cos X
............(2.40)
Karena a1, a2, 1 dan 2 konstan, sehingga dapat dituliskan bahwa
a1 cos 1 + a2 cos 2 = A cos

(2.41)

a1 sin 1 + a2 sin 2

(2.42)

= A sin

Jika persamaan (2.41) dan (2.42) dikuadratkan kemudian dijumlahkan, maka hasilnya
dapat dituliskan
A2 ( cos2 + sin2 ) = a12 ( cos2 1 + sin2 1 ) + a22 ( cos2 2 + sin2 2 )
53

+ 2 a1 a2 ( cos 1 cos 2 + sin 1 sin 2 )


Atau

A2 = a12 + a22 + 2 a1 a2 cos ( 1 - 2 )

(2.43)
(2.44)

dengan 1 - 2 adalah beda phase kedua gelombang.


Jika persamaan (2.42) dibagi dengan persamaan (2.41), maka diperoleh
tn =

a1 sin 1 a2 sin 2
a1 cos1 a2 cos 2

(2.45)

Sehingga persamaan gelombang resultan dapat dituliskan


y = A cos sin X A sin cos X
y = A sin ( X - )
atau

y = A sin (kx - t - )

(2.46)

Cara fasor
Misal kita mempunyai dua fungsi gelombang yang dinyatakan dengan

y1 x, t a1 cos kx t 1 dan y 2 x, t a 2 cos kx t 2


Hasil superposisi kedua gelombang ini dapat dinyatakan dengan fungsi gelombang
y R y1 x, t y 2 x, t AR cos kx t 0 R

(2.47)

Untuk menyelesaikan hal ini, tiap suku pada persamaan (2.47) kita pandang sebagai suatu
vektor. Untuk gelombang pertama

y1 x, t a1 cos 1 a1 cos kx t 1 , kita pandang sebagai vektor

y1 a11

dengan

1 kx t 1

yaitu suatu vektor yang panjangnya sama dengan amplitudo gelombang a1 dan membuat
sudut 1 kx t 1 dengan sumbu x. Jadi arah vektor ini dinyatakan oleh sudut
phasenya, terutama tetapan phasenya, oleh karena itu disebut fasor.

y1

Arah acuan

a1
x
54

Gambar 2.13. vektor y1 a 11


Dengan menggunakan fasor, superposisi kedua gelombang pada persamaan (2.47)
merupakan jumlah fasor

y R y1 y 2

AR

a1
a2
1

0R

x
Gambar 2.14. penjumlahan fasor
Dari diagram pada Gambar 2.14 dapat dilihat bahwa
AR2 = a12 + a22 + 2 a1 a2 cos ( 1 - 2 )

(2.49)

Dengan 1 - 2 adalah beda phase kedua gelombang


tn 0 R =

a1 sin 1 a 2 sin 2
a1 cos 1 a 2 cos 2

(2.50)

Sehingga persamaan gelombang resultan dapat dituliskan


y R AR cos kx t 0 R

(2.51)

Contoh 2.6
Dua buah gelombang, masing-masing dinyatakan dengan fungsi gelombang

y1 5 sin kx t 45 0 dan y 2 3 cos kx t 30 0


Tentukan fungsi gelombang superposisinya !
Penyelesaian

55

y1 5 sin kx t 450

y1 5 cos kx t 450 5 cos kx t 1350


2

y2 3 cos kx t 300

Fungsi gelombang superposisi adalah


y R AR cos kx t 0 R

Amplitudo gelombang resultan dapat ditentukan dengan :

AR 5 2 3 2 2 5 3 cos 135 0 30 0 5,022


AR 2,24

Tetapan phasenya dapat ditentukan dengan


tg 0 R

5 sin 135 0 3 sin 30 0


3,535 1,5

2,172
0
0
3,535 2,598
5 cos 135 3 cos 30

0 R 65,28 0

Jadi fungsi gelombang superposisi adalah

y R 2,24 cos kx t 65,28 0

2.4.4. Analisis Fourier


Telah diketahui bahwa getaran garpu tala adalah contoh dari getaran harmonis
tunggal sederhana. Jika kita mendengar suatu nada, kita katakan bahwa gelombang bunyi
yang berasal dari garpu tala masuk ke telinga kita. Seperti halnya garpu tala, udara yang
dilewati gelombang bunyi bergetar secara harmonis, yaitu dengan naik turunnya tekanan
udara yang dilewati gelombang bunyi tersebut. Gelombang bunyi yang berasal dari garpu
tala tersebut adalah gelombang sinusoidal murni dengan frekuensi tertentu.
Bila beberapa nada murni kita dengar secara serentak, gelombang resultan tidak
lagi merupakan fungsi sinus tunggal, tetapi jumlah dari fungsi-fungsi sinus. Misal
gelombang radio yang dipancarkan oleh statsion pemancar bukan gelombang sinus murni,
tetapi merupakan gabungan dari beberapa gelombang sinus. Metode untuk mempelajari hal
ini dikenal dengan analisis Fourier. Contoh penjumlahan fungsi-fungsi harmonis
f ( x) sin x

1
1
1
sin 3 x sin 5 x sin 7 x ............... (2.52)
3
5
7

56

1
0

sin x

-1
1
0

sin x + 1/3 sin 3x

1
0

sin x + 1/3 sin 3x + 1/5 sin 5x

-1

1
0

sin x + 1/3 sin 3x + 1/5 sin 5x


+ 1/7 sin 7x

-1
Gambar 2.16. penjumlahan fungsi-fungsi harmonis menghasilkan fungsi
nonharmonis (tetapi masih periodik)

Bila f(t) suatu fungsi periodik sembarang dengan periode T, maka


f t f t T

(2.53)

t (waktu)

57

Gambar 2.17. Fungsi periodik bentuk sembarang dengan periode T


Karena sin 2 n t

cos 2 n t dengan n bilangan bulat merupakan fungsi


T dan
T

periodik, maka suatu fungsi periodik dapat kita tuliskan


2t
4t
f t a 0 a1 cos
a 2 cos
............
T
T
2t
4t
................ b1 sin
b2 sin
.............
T
T

f t a 0 a n cos
n 1

2nt
2nt
bn sin
T
T
n 1

(2.54)

an dan bn adalah koefisien yang belum diketahui yang besarnya harus dicari untuk
f(t). Selanjutnya dengan menganggap x

menentukan fungsi

2t
, maka persamaan
T

(2.54) dapat ditulis sebagai

n 1

n 1

f x a 0 a n cos nx bn sin nx

(2.55)

dan periode fungsi menjadi 2 . Untuk menentukan an dan bn, marilah kita ingat kembali
bahwa

,m n
0 ,m n

sin mx cos nx dx 0

cos mx cos nx dx

sin mx sin nx dx

,mn
0 ,m n

Hal ini dapat dibuktikan dengan mudah, jika kita mengingat

cos mx cos nx

1
cos m n x cos m n x
2

sin mx sin nx

1
cos m n x cos m n x
2

58

sin mx cos nx

1
sin m n x sin m n x
2

Persamaan (2.55) dikalikan dengan cos nx, kemudian diintegralkan dengan interval 0
sampai 2 , maka diperoleh
an

Untuk

f x cos nxdx (n = 1, 2, 3, ..)

menentukan

bn,

Persamaan

(2.55)

kita

(2.56)
kalikan

dengan

sin

nx,

dan

mengintegralkannya, sehingga kita peroleh


bn

f x sin nxdx (n = 1, 2, 3, ..)

(2.57)

Sedangkan koefisien ao dapat ditentukan dengan


a0

1
2

f x dx

(2.58)

Jadi ao adalah harga rata-rata dari fungsi f(x)


Contoh 2.7
Tentukan deret Fourier untuk gelombang bujursangkar yang tampak seperti gambar
di bawah ini.
f (x)
+1
0

-1
Penyelesaian
f

1, 0 x
1, x 2

Fungsi f(x) pada persoalan ini berbentuk fungsi ganjil (tidak simetri disekitar titik
nol), sehingga ao = 0, dan juga an = 0

59

bn

1 sin nxdx

sin nxdx

1 1
1

cos nx 0 cocnx
n
n

1 1
1
2 2
n
n

= 0,

1 sin nxdx

sin nxdx

untuk n ganjil
untuk n genap

Dengan demikian : b1

4
4
4
, b3
, b5
,.

3
5

Maka rentetan gelombang bujursangkar dapat dituliskan dalam ekspansi Fourier, sebagai
f x

4
1
1
1

sin x sin 3 x sin 5 x sin 7 x ...........

3
5
7

SOAL-SOAL
2.1. Jelaskan mana di antara fungsi-fungsi berikut ini yang menyatakan sebuah gelombang
berjalan dan berapakah kecepatannya
a. Y = A sin (x2 -2xt + t2)
b. Y = A exp (x 3t)
c. Y = A sin2(x 2t)
2.2. Gelombang pada seutas tali dinyatakan oleh (x,t) = 10 sin (10x - 4t) dalam SI.
Tentukan:
a.

Kecepatan rambat gelombang v, , k, , T

b.

Kecepatan berosilasi maksimum

c.

Pergeseran kedudukan titik x = 0 dan x = 1/5 m pada t = nT/8, n = 0.1,2,..8 detik


dan beda phase osilasi tersebut

d.

Bentuk gelombang pada t = 0 dan t = 0,5 s (gambarkan pergeseran phasenya)

60

2.3. Sebuah titik A yang bergetar harmonis menghasilkan gelombang transversal berjalan
dengan cepat rambat 60 m/s. Frekuensi getaran 10 Hz dan amplitudo 2 cm. Jika titik A
memulai gerakannya ke arah atas, hitunglah phase, simpangan, arah gerak titik B pada
gelombang itu. Titik B berada 5 m dari A, pada saat A telah bergetar s.
2.4. Sepotong tali AB yang sangat panjang ditegangkan. Ujung A digetarkan transversal
dengan frekuensi 5 Hz dan amplitudo 5 cm. Cepat rambat gelombang yang terjadi 1,8
m/s. Berapakah simpangan titik P yang berjarak 1 m dari A, setelah A digetarkan
selama 2 s.
2.4.

Suatu gelombang pada permukaan air diketahui mempunyai persamaan


y 10 cos k r t

dengan

k 2 3i 2 j m 1 sedangkan 5 rad / s . Tentukan simpangan gelombang pada

dan pada saat t=10 s. Tentukan berapa panjang gelombangnya.


r 10i 15 j m
2.6. Suatu gelombang lurus pada permukaan air menjalar dengan arah membuat sudut
sebesar 30

terhadap sumbu x. Bila diketahui frekuensi getar sumber 60 Hz dan

panjang gelombangnya 2 cm, sedang pada posisi r 0 dan pada saat t =0, simpangan
gelombang sama dengan nol, saat itu medium sedang bergerak ke bawah. Bila
amplitudo gelombang 0,5 cm. Tentukan fungsi gelombang tersebut, dan tentukan pula

simpangan gelombang pada posisi r 3i 2 j pada saat t = 2 s.

2.7. Suatu gelombang mempunyai hubungan dispersif -k yang diberikan oleh persamaan
= 103k 3 . 10-5 k3 rad/s
a.

Plot grafik terhadap k untuk 0 k 3 . 103 rad/m

b.

Tunjukkan apakah gelombang tersebut terdispersi atau tidak

c.

Tentukan kecepatan grup dan kecepatan phase pada k = 103 rad/m

2.8.

Dua gelombang merambat dalam satu garis yang sama dengan persamaan
y1 = 25 sin (kx - t - /4) dan y2 = 15 sin (kx - t - /6) dalam SI. Tentukan
a.

Superposisi antara y1 dan y2

b.

Amplitudo resultannya

c.

Sudut phase awal


61

2.9. Tentukan persamaan gelombang resultan dari perpaduan 2 gelombang yang


mempunyai persamaan y1 = 6 sin (kx - t-45o) dan y2 = 6 cos (kx - t+60o)
2.10. Tentukan deret Fourier untuk fungsi yang mempunyai bentuk gigi gergaji seperti
gambar berikut ini
f (x)
+1
- 3

- 2

DAFTAR PUSTAKA
Crawford,F.S.,1968. Waves. New York:McGraw-hill Book Comp[any
Hirose, K and K.E Longren , 1985. Introduction to Wave Phenomena. Singapore: John
Wiley and Sons.
Jenkins and White. 1988. Fundamentals of Optics. Tokyo : McGraw-Hill International
Book Company
M.O. Tjia, 1994. Gelombang. Jakarta: Dabara Publisher
Pain, H.J.

1989 . The Physics of Vibrations and Waves.. Singapore: McGraw-Hill

Publishing Company.
Sutrisno. 1984. Fisika Dasar : Gelombang Dan Optik. Bandung : Penerbit ITB
Zahara Muslim. 1998. Gelombang dan Optika. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Tinggi

62

Anda mungkin juga menyukai