Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang:
secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata)
secara aljabar (melalui rumus eksplisit)
secara visual (melalui grafik atau kurva ketinggian)
Suatu fungsi dua variabel adalah suatu aturan yang memberikan sebuah bilangan riil unik
pada masing-masing pasangan bilangan terurut bilangan riil (x,y) di dalam sebuah himpunan
D; dan bilangan riil unik tersebut dinyatakan oleh f (x,y).
Himpunan D merupakan daerah asal (domain) dari f.
Himpunan nilai yang digunakan f merupakan daerah hasil (range) dari f.
Dengan kata lain,
f ( x, y) | ( x, y) D
Jika z f ( x, y) , maka x dan y merupakan variabel bebas (independent variables)
sementara z merupakan variabel tak bebas (dependent variable).
Fungsi dua variabel tidak lain adalah fungsi yang daerah asalnya berupa himpunan
bagian dari ℝ2 dan daerah nilainya merupakan himpunan bagian dari ℝ. Perhatikan contoh
berikut.
>> Contoh 1
Misalkan f ( x, y) 9 x 2 y 2 .
a. Hitunglah f (1, 2) .
b. Carilah daerah asal fungsi f.
c. Carilah daerah hasil fungsi f.
Jawab:
a. f (1, 2) 9 12 22 4 2
b. Fungsi f tidak akan terdefinisi jika kurang dari 0. Jadi, y
f ( x, y) 0 → 9 x2 y 2 0 3
9 x y 0
2 2
9 x2 y 2
x2 y 2 9 –3
3 x
Dengan demikian,
D ( x, y) | x 2 y 2 9 .
–3 x2 y 2 9
Jika f adalah suatu fungsi dua variabel dengan daerah asal D, maka grafik f adalah himpunan
semua titik (x,y,z) di ℝ3 sedemikian sehingga z = f (x,y) dan (x,y) berada di D.
>> Contoh 2
Sketsakan grafik fungsi z f ( x, y) 6 3x 2 y .
Jawab:
Grafik f mempunyai persamaan z 6 3x 2 y atau 3x 2 y z 6 yang menyatakan
bidang. Bagian dari grafik ini terletak pada oktan pertama, yang disketsakan pada gambar
berikut. z
(0,0,6)
y
(0,3,0)
(2,0,0)
x
>> Contoh 3
Sketsakan grafik fungsi z 13 36 9 x 2 4 y 2 .
Jawab:
Perhatikan bahwa z 0 . Jika kedua ruasnya dikuadratkan dan kemudian disederhanakan,
x2 y 2 z 2
maka diperoleh 9 x2 4 y 2 9 z 2 36 atau 1 yang berbentuk elipsoida. Grafik
4 9 4
fungsinya adalah setengah bagian atas dari elipsoida, yang disketsakan pada gambar berikut.
z 13 36 9 x 2 4 y 2
Kurva Ketinggian
f (x,y) = c
>> Contoh 4
Gambarkan peta kontur untuk permukaan yang mempunyai fungsi z 13 36 9 x 2 4 y 2
dengan z 0 , z 1 , z 1,5 , z 1, 75 , dan z 2 .
Jawab:
x2 y 2
Saat z 0 , diperoleh 9 x 2 4 y 2 36 atau 1 yang berbentuk elips.
4 9
x2 y 2
Saat z 1 , diperoleh 9 x 4 y 27 atau
2 2
1 yang berbentuk elips.
3 27 4
63 x2 y 2
Saat z 1,5 , diperoleh 9 x 2 4 y 2 atau 1 yang berbentuk elips.
4 63
36
63
16
135 x2 y2
Saat z 1,75 , diperoleh 9 x 2 4 y 2 atau 1 yang berbentuk elips.
16 135
144
135
64
B. Turunan Parsial
Notasi untuk turunan parsial pertama dari fungsi dua variabel adalah sebagai berikut.
Jika z f ( x, y) , maka:
f z
f x ( x, y) f x f ( x, y)
x x x
f z
f y ( x, y) f y f ( x, y )
y y y
>> Contoh 5
Tentukan f x (1, 2) dan f y (1, 2) jika f ( x, y) x 2 y 3 y3 .
Jawab:
f x ( x, y) 2 xy ; sehingga f x (1, 2) 2(1)(2) 4 .
f y ( x, y) x 2 9 y 2 ; sehingga f y (1, 2) (1)2 9(2)2 37 .
Pada turunan parsial tingkat tinggi, secara umum prosesnya sama dengan turunan
parsial pertama (tingkat satu). Dalam turunan parsial kedua (tingkat dua), diperoleh:
>> Contoh 6
x
Tentukan turunan parsial kedua dari f ( x, y) xe y sin x3 y 2 .
y
Jawab:
Tentukan terlebih dahulu f x dan f y .
1 x x x
fx ey cos 3x 2 y 2 f y xe y 2
cos 2 x3 y
y y y y
1 x x 2
x 2x x
f xx 2
sin 6 xy 2 ; f yy xe y 4 sin 3 cos 2 x3
y y y y y y
x x 1 x x x 1 x
f xy e y 3 sin 2 cos 6 x 2 y ; f yx e y 3
sin 2 cos 6 x 2 y
y y y y y y y y
Perhatikan pada Contoh 6 bahwa f xy f yx . Hal ini merupakan kasus khusus yang memiliki
kriteria sebagai berikut.
Misalkan f xy dan f yx merupakan fungsi yang kontinu pada suatu himpunan buka S. Maka,
f xy f yx di setiap titik pada himpunan buka S.
Andaikan f adalah suatu fungsi tiga variabel, f (x,y,z). Maka, turunan parsial f terhadap
x di (a,b,c):
f (a h, b, c) f (a, b, c)
f x (a, b, c) lim
h 0 h
Jadi, f x (a, b, c) dapat diperoleh dengan memperlakukan y dan z sebagai konstanta dan
mendiferensialkan f ( x, y, z ) terhadap x. Turunan parsial terhadap y dan z juga didefinisikan
dengan cara yang serupa.
>> Contoh 7
Tentukan f xxyz jika f ( x, y, z) sin(3x yz) .
Jawab:
f x 3cos(3x yz ) f xx 9sin(3x yz )
f xxy 9 z cos(3x yz )
f xxyz 9cos(3x yz ) 9 yz sin(3x yz )
Berikut ini adalah definisi formal dari limit fungsi dua variabel.
>> Contoh 8
Hitunglah lim [ x 2 y 3 x3 y 2 3x 2 y] .
( x , y ) (1,2)
Jawab:
lim [ x 2 y 3 x3 y 2 3x 2 y ] 12 23 13 22 3 1 2 2
( x , y ) (1,2)
8 4 3 4
11
Ada beberapa fungsi yang memerlukan penangan khusus. Perhatikan Contoh 9 berikut.
>> Contoh 9
x2 y 2
Perlihatkan bahwa lim tidak ada.
( x , y ) (0,0) x 2 y 2
Jawab:
x2 y 2
Misalkan f ( x, y ) . Pertama, hampiri (0,0) sepanjang sumbu-x, yang berarti bahwa
x2 y 2
x 2 02
y 0 . Maka, f ( x, 0) 2 1 untuk semua x 0 sehingga:
x 02
x 2 02
lim 1
( x ,0) (0,0) x 2 02
x2 y 2 x2 y 2
Karena f ( x, y ) 2 memiliki dua limit yang berbeda, maka lim tidak ada.
x y2 ( x , y ) (0,0) x 2 y 2
i 1 j 1
p ( x, y )
>> Jika f ( x, y ) dengan p( x, y) , q( x, y) adalah fungsi polinomial, maka:
q( x, y )
p( x, y ) p(a, b)
lim ; q(a, b) 0
( x , y ) ( a ,b ) q ( x, y ) q ( a, b)
>> Jika lim p( x, y) L 0 dan lim q( x, y) 0 , maka:
( x , y )( a ,b ) ( x , y ) ( a ,b )
p ( x, y )
lim
( x , y ) ( a , b ) q ( x, y )
tidak ada.
>> Contoh 10
x2 y 2 1
Perlihatkan bahwa lim tidak ada.
( x , y ) (0,0) x2 y 2
Jawab:
lim p( x, y) lim [ x 2 y 2 1] 1
( x , y )(0,0) ( x , y ) (0,0)
lim q( x, y) lim [ x 2 y 2 ] 0
( x , y )(0,0) ( x , y ) (0,0)
x2 y 2 1
Berdasarkan Teorema 2, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada. lim
( x , y ) (0,0) x2 y 2
Selanjutnya akan dibahas mengenai fungsi kontinu.
Hal di atas mengartikan bahwa kekontinuan f ( x, y) pada suatu titik (a,b) ditentukan
oleh:
(1) f ( x, y) mempunyai nilai di (a,b),
(2) f ( x, y) mempunyai limit di (a,b), dan
(3) nilai f ( x, y) di (a,b) sama dengan limitnya di (a,b).
Jika g suatu fungsi dua variabel yang kontinu di (a,b) dan f suatu fungsi satu variabel yang
kontinu di g(a,b), maka fungsi komposisi f ∘ g yang didefinisikan oleh (f ∘ g)(x,y) = (f (g(x,y))
kontinu di (a,b).
>> Contoh 11
Perlihatkan bahwa f ( x, y) cos x3 4 xy y 2 adalah kontinu di setiap titik dari bidang.
Jawab:
D. Keterdiferensialan
Suatu fungsi f dikatakan dapat terdiferensialkan di 𝒑 jika terdapat suatu vektor 𝒎 sedemikian
sehingga
f (𝒑 + 𝒉) = f (𝒑) + 𝒎 𝒉 + |𝒉| 𝜀(𝒉)
dengan 𝜀 𝒉 → 0 saat 𝒉 → 𝟎.
Jika vektor 𝒎 ada, maka sifatnya unik (tunggal). Vektor 𝒎 ini disebut sebagai vektor
gradien f di 𝒑 dan dilambangkan ∇f (𝒑) [baca: grad f ]. Jadi, jika fungsi f terdiferensialkan
di 𝒑 maka fungsi f memiliki gradien ∇f (𝒑) dan
f (𝒑 + 𝒉) = f (𝒑) + ∇f (𝒑) 𝒉 + |𝒉| 𝜀(𝒉)
dengan 𝜀 𝒉 → 0 saat 𝒉 → 𝟎.
Dari definisi di atas, dapat ditarik beberapa aspek, yaitu:
1) Turunan f ( x) merupakan suatu bilangan, sedangkan gradien ∇f (𝒑) merupakan suatu
vektor.
2) ∇f (𝒑) 𝒉 merupakan hasil kali titik dari dua vektor.
3) Definisi tersebut memiliki arti pada sembarang dimensi.
Teorema 4
Jika f fungsi dua variabel terdiferensialkan di 𝒑 = x, y , maka turunan parsial pertama dari
f ada di 𝒑 dan
f f
∇f (𝒑) = (𝒑) 𝒊 + (𝒑) 𝒋
x y
Serupa dengan fungsi dua variabel, Jika g adalah fungsi tiga variabel yang terdiferensialkan
di 𝒑 = x, y, z , maka turunan parsial pertama dari g ada di 𝒑 dan
g g g
∇g (𝒑) = (𝒑) 𝒊 + (𝒑) 𝒋 + (𝒑) 𝒌
x y z
Teorema 5
Teorema 6
Teorema 7
>> Contoh 13
Carilah turunan berarah fungsi f ( x, y) x 2 y 3 4 y di titik (2, 1) dalam arah vektor
𝒗 = 2 𝒊 + 5 𝒋.
Jawab:
Diketahui 𝒑 = (2, 1) .
Langkah pertama, cari terlebih dahulu vektor gradien di (2, 1) , yaitu ∇ f (2, –1).
f f
∇f (𝒑) = (𝒑) 𝒊 + (𝒑) 𝒋
x y
f f
∇f (𝑥, 𝑦) = (𝑥, 𝑦) 𝒊 + (𝑥, 𝑦) 𝒋
x y
∇f (𝑥, 𝑦) = 2xy 3 𝒊 + (3x 2 y 2 4) 𝒋
∇f (2, –1) = 4 𝒊 + 8 𝒋
Perhatikan bahwa 𝒗 bukanlah vektor satuan. Jadi, langkah selanjutnya adalah mencari vektor
satuan dari 𝒗.
F. Aturan Rantai
>> Contoh 15
Diketahui z 3x 2 y 2 dengan x 2s 7t dan y 5st . Tentukanlah z / t .
Jawab:
z z x z y
t x t y t
6 x 7 (2 y ) 5s
42 x 10 ys
42(2 s 7t ) 10(5st ) s
84 s 294t 50 s 2t
>> Contoh 16
Jika w x 2 y 2 z 2 xy dengan x st , y s t , dan z s 2t . Tentukan w / t
Jawab:
w w x w y w z
t x t y t z t
(2 x y )( s) (2 y x)(1) (2 z )(2)
(2 xs ys ) (2 y x) 4 z
2( st ) s ( s t ) s 2( s t ) ( st ) 4( s 2t )
2s 2t s 2 ts 2s 2t st 4s 8t
2s 2t s 2 2st 2s 10t
>> Contoh 17
Tentukan dy / dx jika x3 x2 y 10 y 4 0 .
Jawab:
Misalkan F ( x, y) x3 x 2 y 10 y 4 0 . Maka,
dy F / x 3x 2 2 xy
2
dx F / y x 40 y 3
x0 , y0 , z0
>> Contoh 18
Cari persamaan bidang singgung dan garis normal terhadap permukaan x2 y 2 2 z 2 23 di
titik (1,2,3).
Jawab:
Misalkan F ( x, y, z ) x 2 y 2 2 z 2 , dengan x0 1, y0 2, z0 3 .
Fx ( x, y, z) 2 x Fy ( x, y, z ) 2 y Fz ( x, y, z ) 4 z
Fx (1, 2,3) 2 Fy (1, 2,3) 4 Fz (1, 2,3) 12
Persamaan bidang singgungnya adalah:
Fx ( x0 , y0 , z0 )( x x0 ) Fy ( x0 , y0 , z0 )( y y0 ) Fz ( x0 , y0 , z0 )( z z0 ) 0
Fx (1, 2,3)( x 1) Fy (1, 2,3)( y 2) Fz (1, 2,3)( z 3) 0
2( x 1) 4( y 2) 12( z 3) 0
Dan, garis normalnya adalah:
x x0 y y0 z z0
Fx ( x0 , y0 , z0 ) Fy ( x0 , y0 , z0 ) Fz ( x0 , y0 , z0 )
x 1 y2 z 3
Fx (1, 2,3) Fy (1, 2,3) Fz (1, 2,3)
x 1 y 2 z 3
2 4 12
Misalkan z = f (x,y) dengan f suatu fungsi yang terdiferensialkan, dan misalkan dx dan
dy berupa variabel-variabel. Diferensial dari variabel tak bebas, dz, disebut juga diferensial
total dari f dan ditulis df ( x, y) , didefinisikan oleh:
dz df ( x, y) f x ( x, y)dx f y ( x, y)dy
Bidang singgung
Walaupun dz bukanlah merupakan suatu aproksimasi yang baik terhadap ∆z, dapat
dilihat bahwa penghampiran ini akan semakin baik jika Δx dan Δy semakin kecil.
>> Contoh 19
Diketahui z f ( x, y) 2 x3 xy y 3 . Hitunglah Δz dan dz jika (x,y) berubah dari (2,1) ke
(2,03, 0,98) .
Jawab:
z f (2, 03, 0,98) f (2,1)
2(2, 03)3 (2, 03)(0,98) (0,98)3 2(2)3 2(1) 13
0, 779062
maksimum lokal
maksimum global
minimum global
S
minimum lokal
Jika f kontinu pada suatu himpunan tertutup yang terbatas S, maka f mencapai suatu nilai
maksimum (global) dan suatu minimum (global) dua-duanya di sana.
Misalkan f didefinisikan pada suatu himpunan S yang mengandung 𝒑𝟎 . Jika f (𝒑𝟎 ) adalah
suatu nilai ekstrem, maka 𝒑𝟎 haruslah berupa suatu titik kritis; yaitu, 𝒑𝟎 merupakan salah
satu dari:
a. suatu titik batas dari S, atau
b. suatu titik stasioner dari f, atau
c. suatu titik singular dari f.
Teorema 12
Jika f mempunyai maksimum atau minimum lokal di 𝒑𝟎 dan turunan parsial pertama dari f
ada, maka f x (𝒑𝟎 ) = 0 dan f y (𝒑𝟎 ) = 0.
Perhatikan Teorema 12 di atas. Jika diketahui 𝒑𝟎 merupakan suatu titik maksimum atau
minimum lokal dari f, maka nilai f x (𝒑𝟎 ) dan f y (𝒑𝟎 ) pastilah sama dengan 0. Namun, jika
diketahui f x (𝒑𝟎 ) = 0 dan f y (𝒑𝟎 ) = 0, hal ini tidak menjamin terdapat ekstrem lokal di titik
𝒑𝟎 . Untuk lebih jelasnya, simak Contoh 20 dan Contoh 21 berikut ini.
>> Contoh 20
y2
Cari nilai-nilai maksimum atau minimum lokal dari f ( x, y ) x 2 x
2
.
4
Jawab:
y2
f ( x, y ) x 2 2 x → f x ( x, y) 2 x 2
4
y
→ f y ( x, y )
2
Selanjutnya, buatlah turunan parsial pertamanya sama dengan nol,
f x ( x, y ) 2 x 2 0 2 x 2 x 1
y
f y ( x, y ) 0 y0
2
sehingga diperoleh satu-satunya titik kritis, yaitu (1,0).
02
Perhatikan bahwa f (1, 0) 1 2(1) 1 .
2
4
Dengan melengkapkan kuadrat sempurna, diperoleh:
y2
f ( x, y ) x 2 2 x
4
y2
x 2x 11
2
4
y2
x2 2x 1 1
4
2
y
( x 1) 2 1
4
>> Contoh 21
Cari nilai-nilai maksimum atau minimum lokal dari f ( x, y) x 2 y 2 .
Jawab:
f ( x, y) x 2 y 2 → f x ( x, y) 2 x
→ f y ( x, y) 2 y
Selanjutnya, buatlah turunan parsial pertamanya sama dengan nol,
f x ( x, y ) 2 x 0 x 0
f y ( x, y ) 2 y 0 y 0
sehingga diperoleh satu-satunya titik kritis, yaitu (0,0). Perhatikan bahwa titik (0,0) ini
tidaklah memberikan keterangan mengenai suatu maksimum ataupun minimum dari f. Maka,
f (0,0) 0 tidak dapat menjadi nilai ekstrem untuk f sehingga f ( x, y) x 2 y 2 tidak
memiliki nilai ekstrem. Dari Contoh 21 ini, titik (0,0) disebut sebagai titik pelana (saddle
point) dari f.
Untuk itu, terdapat kriteria untuk menentukan apa yang terjadi di suatu titik stasioner.
Diketahui bahwa f (𝒑) mempunyai turunan parsial kedua kontinu di suatu lingkungan dari
𝒑𝟎 , dan ∇f (𝒑𝟎 ) = 𝟎. Misalkan,
D = D (𝒑𝟎 ) = f xx (𝒑𝟎 ) f yy (𝒑𝟎 ) – [ f xy (𝒑𝟎 )] 2
Maka,
(a) Jika D 0 dan f xx (𝒑𝟎 ) > 0, maka f (𝒑𝟎 ) adalah nilai minimum lokal.
(b) Jika D 0 dan f xx (𝒑𝟎 ) < 0, maka f (𝒑𝟎 ) adalah nilai maksimum lokal.
(c) Jika D 0 , maka f (𝒑𝟎 ) bukanlah nilai ekstrem. Atau, 𝒑𝟎 merupakan titik pelana.
(d) Jika D 0 , maka tidak dapat disimpulkan.
Untuk mengingat rumus D, akan lebih mudah bila dituliskan sebagai determinan:
f xx f xy
D f xx f yy f xy f yx f xx f yy ( f xy )2
f yx f yy
>> Contoh 22
Carilah jarak terpendek dari titik (1,0, 2) ke bidang x 2 y z 4 .
Jawab:
Jarak sebarang titik ( x, y, z ) ke titik (1,0, 2) adalah:
d ( x 1)2 y 2 ( z 2)2
Karena x 2 y z 4 , maka z 4 x 2 y , sehingga d ( x 1)2 y 2 (6 x 2 y)2 .
Selanjutnya, nilai d dapat diminimumkan dengan persamaan yang lebih sederhana:
d 2 f ( x, y) ( x 1)2 y 2 (6 x 2 y)2
Lalu,
Cara lain untuk pengerjaan Contoh 22 akan dibahas pada subbab selanjutnya.
I. Metode Lagrange
>> Contoh 23
Carilah jarak terpendek dari titik (1,0, 2) ke bidang x 2 y z 4 .
Jawab:
Jarak sebarang titik ( x, y, z ) ke titik (1,0, 2) adalah:
d ( x 1)2 y 2 ( z 2)2
Selanjutnya, nilai d dapat diminimumkan dengan persamaan yang lebih sederhana:
d 2 f ( x, y, z) ( x 1)2 y 2 ( z 2)2
Lalu, karena x 2 y z 4 , maka x 2 y z 4 0 , sehingga diperoleh kendalanya:
g ( x, y, z) x 2 y z 4 0
Dengan menggunakan Teorema 14,
∇f (𝒑) = 𝜆 ∙ ∇g (𝒑)
f ( x, y, z) g ( x, y, z)
diperoleh:
2( x 1) 1 2( x 1) x 1
2
y
2( z 2) 1 2( z 2) z 2
2
Karena g ( x, y, z) x 2 y z 4 0 , maka:
x 2y z 4 0
1 2 2 4 0
2 2
5
3 5 0 3 5
3
11 5 7
Jadi, x 1 x ; y y ; z 2 z .
2 6 3 2 6
Titik kritis yang diperoleh adalah 116 , 53 , 76 . Dengan demikian, jarak terdekatnya adalah:
d 2 f ( 116 , 53 , 76 )
( 116 1) 2 ( 53 ) 2 ( 76 2) 2
( 56 ) 2 ( 53 ) 2 ( 65 ) 2
d ( 56 ) 2 ( 53 ) 2 ( 65 ) 2
5
6
6
3. Tentukan apakah limit di bawah ini memiliki hasil atau tidak. Jika memiliki hasil,
tentukanlah limitnya.
x2 y 2 sin( x 2 y 2 )
a. lim b. lim
( x , y ) (0,0) x 4 y 4 ( x , y ) (0,0) 5 x 2 5 y 2
w w w
6. Jika w f (r s, s t , t r ) , tentukanlah .
r s t
9. Carilah volume maksimum dari suatu silinder yang memiliki luas permukaan 24𝜋.