Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PERSAMAAN KUADRAT `

Tujuan :
• Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan memfaktorkan
• Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan melengkapkan
kuadrat sempurna
• Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan rumus kuadrat

1.1. Persamaan Kuadrat


1.1.1. Mencari Akar Persamaan Kuadrat

Bentuk umum persamaan kuadrat adalah :


ax2 + bx + c = 0, dimana a 0

Untuk mencari akar persamaan kuadrat dapat ditempuh dengan beberapa


macam cara, namun dalam modul ini hanya ditunjukkan dua macam cara
yaitu: Pemfaktoran dan dengan menggunakan rumus abc.

Contoh 1.1. Tentukan akar persamaan kuadrat berikut: x2 + 5x + 6 = 0


a = 1, b = 5 dan c = 6
Penyelesaian:
Cara 1: Dengan memfaktorkan.
x2 + 5x + 6 = 0
(x + 2)(x + 3) = 0
X1+2 = 0 atau x2 + 3 =0
X1+2 = 0 atau x2+3 = 0
x1 = -2 atau x2 = -3
Jadi akar kedua bilangan yang memenuhi x2+5x + 6 = 0 adalah:
x1 = -2 atau x2 = -3

Cara 2: Gunakan rumus abc:

x12 = =

1
x12 = =

Jadi x1 = = -2, atau x2 = = -3


Contoh 1.2. Tentukan akar persamaan kuadrat berikut: x2 - 8x + 12 = 0
Penyelesaian:
x2 - 8x + 12 = 0
(x-6)(x-2) = 0
(x-6) = 0 atau (x-2) = 0
X1 – 6 = 0 atau x2 – 2 = 0
x1 = 6 atau x2 = 2
Jadi akar kedua bilangan yang memenuhi x2-8x + 12=0 adalah:
x1 = 6 atau x2 = 2.

Contoh 1.3. Tentukan akar persamaan kuadrat berikut: 2x2-x-6=0


Gunakan rumus abc, dimana a=2, b= -1, dan c= -6, maka diperoleh:
D = b2-4ac = (-1)2-4(2)(-6) = 1 + 48 = 49

x12 = = =

Jadi x1 = = 2, atau x2 = =

1.1.2. Latihan Persaman Kuadrat


Tentukan akar-akar persamaan kuadrat berikut:
1. x2+7x+14=0 3. x2-12x-20=0 5. 4x2-13x-3=0
2. x2-11x+30=0 4. 2x2 +x-15=0 6. x2+5x+3=0

2
1.2. Garis Lurus
1.2.1. Gradien Garis Lurus Jika Diketahui Dua Titik
Y

5
B(8,5)

3
2 A(3,2) 5

1 2 3 4 5 6 7 8 X

Pada gambar di atas, dari titik A ke titik B terdapat suatu kenaikan


(perubahan tegak) sebesar 3 satuan dan suatu run (perubahan mendatar)
sebesar 5 satuan. Dikatakan bahwa garis itu mempunyai tanjakan atau
kemiringan atau gradien . Umumnya, sebuah garis melalui A(x1,y1) dan
B(x2,y2) dengan x1 x2, maka kemiringan atau gradien garis AB yang
biasa disimbol m adalah:

m= =

Contoh 1.4: Tentukan gradien atau kemiringan dari garis yang melalui
a. P(4,2) dan Q(6,8) b. M(3,11) dan N(5,7)
Jawab: a. gradien m = =

b. gradien m = =

3
1.2.2. Mencari Gradien Dari Sebuah Persamaan Garis
Gradien garis dari sebuah persamaan garis ax+by+c=0 adalah m =

atau ditulis sebagai m =

Contoh 1.5: Gradien dari persamaan garis: 6x + 2y - 19 = 0 adalah:


Jawab: m = =

Contoh 1.6: Tentukan gradien dari persamaan garis: 15y = 3x + 7


Jawab: 15y = 3x + 7
3x – 15y + 7 = 0
Jadi m = =

1.2.3. Mencari Persamaan Garis Lurus Melalui Dua Titik


Persamaan garis lurus melalui titik A(x1,y1) dan B(x2,y2) adalah:

y-y1 = m(x-x1) dengan gradien m =

Contoh 1.7: Tentukan persamaan garis lurus melalui A(2,5) dan B(4,13)

Jawab: Gradien garis = m = =

Persaman garis AB adalah y-y1 = m(x-x1)


Jadi diperoleh: y - 5 = 4(x - 2)
y - 5 + 5 = 4x – 8 + 5
y = 4x - 3

Contoh 1.8: Tentukan persamaan garis yang melalui C(1,5) dan D(3,4)

Jawab: m = =

Persaman garis CD adalah y - y1 = m(x - x1)

4
Jadi diperoleh: y–5= (x-1)

y–5= x+

y =- x +

1.2.4. Beberapa masalah aplikasi garis lurus:

Contoh: 1.9
Sebuah perusahaan ingin memasarkan sejenis produk dengan terlebih
dahulu memasang iklan. Jika perusahaan mengeluarkan iklan
Rp.1.000.000, maka keuntungan yang diperoleh adalah Rp.4.000.000.
Jika perusahaan mengeluarkan biaya iklan Rp.3.000.000, maka
keuntungan yang diperoleh adalah: Rp. 14.000.000.
a. Prediksikan bahwa jika perusahaan mengeluarkan biaya iklan
sebesar Rp.4.000.000, berapa keuntungan yang akan diperoleh?
b. Jika perusahaan ingin memperoleh keuntungan sebesar
Rp.40.000.000, berapakah biaya iklan yang harus ia keluarkan?
Jawab:
Persoalan di atas adalah persoalan garis lurus melalui 2 titik yaitu A(1,4)
dan B(3,14) (angka 1, 4, 3, 14 dalam jutaan rph)

Maka m= = =5

Persamaan garis: y-y1=m(x-x1)


y – 4 = 5(x - 1)
y = 5x - 1

a. Jika iklan Rp.5.000.000, berarti x=5


maka y = 5x - 1
y = 5(5) - 1 = 24
Jadi keuntungan yang akan diperoleh sebesar Rp.24.000.000,-
b. Keuntungan Rp.40.000.000 berarti y=40
Maka y = 5x - 1
40 = 5x - 1

5
5x = 41 sehinga x 8,2
Jadi harus dikeluarkan biaya iklan sebesar Rp.8.200.000

1.2.5. Soal-Soal Latihan Garis Lurus


1. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik-titik berikut serta
gambarlah garisnya pada sumbu koordinat.
a. A(2,6) dan B(3,17) b. C(5,2) dan D(8,12)
c. E(-4,3) dan F(7,0) d. G(3,-12) dan H(0,-5)
e. M(7,0) dan N(0,-12) f. P(-5,0) dan Q(0,13)
g. A(0,7) dengan kemiringan 2

2. Tentukan gradien garis lurus berikut dan gambar garisnya:


a. 7x+4y-20=0 b. 3y-15x+17=0 e. -3x-15y=20
c. y=12x-16 d. 4y=5x+20
3. Populasi sebuah tanaman setiap saat bertambah mengikuti sebuah
garis lurus. Pada tahun ke-dua, populasi sebesar 40. Pada tahun ke-
lima, populasinya mencapai 160.
a. Berapa jumlah populasi pada tahun ke-7.
b. Kapan populsi mencapai 300
c. Prediksikan berapa jumlah populasi mula-mula

4. Untuk contoh soal no. 1.9


a. Prediksikan bahwa jika perusahaan mengeluarkan biaya iklan sebesar
Rp.2.000.000, berapa keuntungan yang akan diperoleh?
b. Jika perusahaan ingin memperoleh keuntungan Rp.60.000.000,
berapakah biaya iklan yang harus ia keluarkan?

6
1.3. NILAI MUTLAK (ABSOLUT)
1.3.1. Definisi Nilai Mutlak
Nilai mutlak atau nilai absolut didefinisikan sebagai berikut:

Definisi:
= a jika dan hanya jika a 0
= -a jika dan hanya jika a<0

Atau dapat ditulis dalam simbol matematika sebagai berikut:

Definisi:
= a  a 0
= -a  a<0

Misalnya: = 2, dan = -(-2) = 2,


jadi 0 (Nilai mutlak suatu bilangan selalu positip atau nol).

Contoh 1.10: Tentukan f(1), f(-3), dan f(6) dari f(x) = │2x-5│ + 4x
Jawab: f(1) = │2(1)-5│ + 4(1) = │-3│+ 4 = 3+4 = 7
f(-3) = │2(-3)-5│ +4(-3) = │-11│ - 12 = 11-12 = -1
f(6) = │2(6)-5│ + 4(6) = │7│ + 24 = 31

1.3.2. Persaman Nilai Mutlak


Contoh 1.11 : Tentukan nilai x yang memenuhi: │x-2│ = 12

7
Penyelesaian: Dari definisi bahwa
│a│ = a jhj a 0
-a jhj a<0
Anggap bahwa a=x-2, maka:
kasus 1): │x-2│ = x-2 jika x-2≥0,
x-2 = 12 x≥2
x = 14 x≥2
HP1: x=14

kasus 2): │x-2│ = -(x-2) jika x-2<0


-x+2=12, x< 2
-x = 10 x< 2
x = -10 x< 2
HP2: x = - 10
Untuk kasus 1 dan 2 diperoleh HP: x=14 atau x= -10

Contoh 1.12 : Tentukan nilai x yang memenuhi │9-3x│ =15


Penyelesaian: (i). │9-3x│ = 9-3x jika 9-3x>=0
9-3x=15 -3x>=-9
-3x = 6 x<=-9/-3
x = -2 x<=3
HP1: x = -2
(ii). │9-3x│ = -(9-3x) = 15 jika 9-3x<0
-9+3x = 15 -3x < -9
3x = 15+9 x>-9/-3
x=8 x>3
HP2: x=8
Dari kasus 1 dan 2 didapat HP: x=-2 atau x=8.

Contoh 1.13: Tentukan nilai x yang memenuhi: │2x-3│= x+1


Penyelesaian:
Kasus 1: │2x-3│= 2x-3 jika 2x-3>=0
2x-3 = x+1 2x >=3
2x-x = 1+3 x > =3/2
x=4 x >= 3/2
HP1: x=4.

8
Kasius 2: │2x-3│ = -(2x-3) jika 2x-3<0
-2x+3 = x+1 2x <3
-2x-x = 1-3 x < 3/2
-3x = -2 x < 3/2
x = 2/3 x < 3/2
HP2: x=2/3
Dari kasus 1 dan kasus 2, maka diperoleh HP: x=4 atau x=2/3

1.3.3. Pertidaksamaan Nilai Mutlak


Beberapa sifat Pertidaksamaan Nilai Mutlak:
1. │x│ < a jika dan hanya jika –a < x < a
2. │x│ > a jika dan hanya jika x < -a atau x > a
3. │x│ < │y│ jika dan hanya jika x2 < y2

Secara simbol matematika ditulis sebagai


1. │x│ < a  –a < x < a
2. │x│ > a  x < -a atau x > a
3. │x│ < │y│  x2 < y2

Contoh 1.14:
a.│x│< 9 maka nilai x yang memenuhi ada pada selang -9<x<9
b. │x│ > 4  x<-4 atau x>4
c. │x│ 15  -15  x  15
d. │x│  30  x  -30 atau x  30

Contoh 1.15: Tentukan himpunan penyelesaian dari: │x+8│< 24


Penyelesaian: Gunakan sifat nomor 1:
│x+8│ < 24
-24 < x+8 < 24
-32 < x < 16

Contoh 1.16: Tentukan himpunan penyelesaian dari: │2x-4│ > 18

9
Penyelesaian: Gunakan sifat nomor 2:
│2x-4│ > 18
2x-4 < -18 atau 2x-4 > 18
2x < -14 atau 2x > 22
Jadi HP: x < -7 atau x > 11

Contoh 1.17: Tentukan himpunan penyelesaian dari: │-2x+6│ 8


Penyelesaian: Gunakan sifat nomor 1:
│-2x+6│ 8
-8 -2x+6 8
-14 -2x 2
7 x -1

Contoh 1.18: │8-2x│> 24


Penyelesaian: gunakan sifat nomor 2:
│8-2x│>24 jhj 8-2x < -24 atau 8-2x > 24
-2x < -24-8 atau -2x > 24-8
-2x < -32 atau -2x > 16
x >16 atau x < -8
Jadi HP nya adalah x > 16 atau x < -8

1.3.4. Soal Latihan


1. Tentukan himpunan penyelesaian dari soal-soal berikut:
a. 2x+22=4x-10 b. –3x-8=5x-21 c. 3x+12>5x+30
a. 6x-25<12x+75
2. Tentukan f(2) dan f(-4) dari f(x)= │2x-3│
3. Tentukan f(0), f(-5), dan f(-7) dari f(x) = │-4x-1│+ 2x
4. Tentukan himpunan penyelesaian dari:
a. │x-14│ = 30 b. │2x-32│ > 64 c. │3x-18│ = 38
d. │3x-25│  60 e. │5x-5│ = 80 f. │7x+2│ = x-2
g. │2x+1│ = 3x-5 h. │x-6│ < 3x-18 i. │5x+10│ ≥ 125

10
4
FUNGSI DAN LIMIT
Tujuan :
2.1. Pendahuluan Limit
Definisi 2.1:
=m didefinisikan sebagai: Jika x mendekati atau menuju
c, maka f(x) mendekati atau menuju m.

Misalnya = 4 artinya: Jika x mendekati atau menuju 2, maka x 2


mendekati 4. Untuk lebih jelas, perhatikan tabel berikut:

X 1.9 1.94 1.97 1.99 . 2 . 2.01 2.02 2.08 2.1


f(x) 3.61 3.76 3.88 3.96 . ? . 4.04 4.08 4.33 4.4
1

Kata ”dekat” mengandung arti bahwa x mendekati c dari dua sisi yaitu
dari sebelah kiri dan sebelah kanan. Pendekatan dari sebelah kiri yaitu
untuk nilai-nilai x yang lebih kecil dari 2, sedangkan untuk pendekatan
dari sebelah kanan adalah untuk nilai x yang lebih besar dari 2. Untuk x
mendekati c dari sebelah kiri disebut limit kiri dan ditulis ,
sedangkan untuk x mendekati c dari sebelah kanan disebut limit kanan
dan ditulis: .

11
2.2. Menentukan nilai fungsi dan limit
Contoh 2.1. Perhatikan gambar berikut:
Y
N
y=f(x)
R
P
M

X
a bc
Gambar-1

Gambar-1 memperlihatkan bahwa y=f(x) adalah sebuah fungsi diskontinu.


Titik yang mengakibatkan fungsi tersebut diskontinu terjadi pada x=a dan
x=c. Beberapa nilai fungsi dan limit dapat diperoleh sebagai berikut:

1. Pada x=a.
f(a) tidak ada nilai pada L tetapi pada N. Jadi f(a) = N.
Limit kiri : = L, dan limit kanan: = L.

Karena limit kiri = limit kanan. maka =L.


2. Pada x=b.
f(b) = M.
Limit kiri: = M, dan limit kanan: = M.

Karena Limit kiri = limit kanan, maka =M


3. Pada x=c.
f(c) = R
= P, dan = R.

12
Karena limit kiri limit kanan di x=c, maka tidak ada atau
tidak terdefinisi dan tidak mempunyai nilai.

Contoh 2.2: Hitung limit dan fungsi yang diberikan serta sketsa grafiknya:

x2+1 jika 0 x<2


f(x) = 2x jika 2 x<4
2-x jika 4 x<6

Hitunglah a. f(0), f(-1), f(1), f(2), f(4), f(5), f(6), f(7).

b. , , ,

c. , ,

d. , ,

e. , ,

Jawab: a. f(0) = 02+1=1, f(-1) tidak ada, f(2)=2(2)=4,


f(4)=2-4=-2, f(5)=2-5=-3, f(6) tidak ada, f(7) tidak ada.

b. = tidak ada, = =1,

jadi tidak ada.

c. = =5 , = 4,

jadi tidak ada.

d. =8 dan =-2, jadi tidak ada

e. = =-4 , tidak ada.

13
Jadi tidak ada.

Grafik fungsi f(x) dapat dilihat pada gambar berikut:


Y

5
4
3

1
2 4 6 X
-2

-4

2.3. Menghitung Limit Fungsi Terhingga.


Teorema 2.2. (Teorema-teorema limit):

a. = +

b. =b

Contoh-contoh: Tentukan nilai limit berikut:

Contoh 2.4. (2x-4) = 2(2) – 4 = 0

14
Contoh 2.5. (2x3+5x-4) = 2(13)+5(1) -4 = 3

Contoh 2.6. = = -2

Contoh 2.7. =

= = -2.

Contoh 2.8: = = =

Contoh 2.9. =

= =-11.

Contoh 2.10. = =
= 2.

Contoh 2.11. =

= = (tidak ada limit)

Contoh 2.12. =

= = -2

2.4. Menghitung limit untuk x

15
Untuk menghitung soal di bawah ini, terlebih dahulu setiap suku baik
pembilang maupun penyebut dibagi dengan pangkat tertinggi, kemudian
gunakan = 0.

Contoh 2.14. = = = 2/10 = 1/5

Contoh 2.15. =

= = 6

Contoh 2.16. = = = 0.

Contoh 2.17. = = (tidak ada limit)

2.5. Soal Latihan

4. Tentukan nilai limit dan sketsa grafik dari fungsi berikut:


f(x) = x2-2 jika -1 x<2
3x-1 jika 2 x<4
Hitunglah: a. f(0), f(-1), f(-2), f(1), f(2), f(3), f(4). f(7)

b. , ,

c. , ,

d. , ,

16
e. Sketsa grafiknya.
5. Hitung limit dan fungsi yang diberikan kemudian sketsa grafiknya:
x2 jika x 0
f(x) = x jika 0<x<1
2+x jika x 1
a. f(-1), f(0), f(-1), f(2), f(-5), f(10).

b. , , ,

c. , , ,

Untuk soal di bawah ini, hitung nilai limit dari fungsi yang diberikan.

6. 7. 8.

9. 10. 11.

12. 13. 14.

15. 16.

17.

BAB III
TURUNAN
3.1. Definisi Turunan

17
Andaikan P adalah suatu titik tetap pada kurva y=f(x), dan andaikan Q
adalah sebuah titik berdekatan yang dapat dipindah-pindahkan pada kurva
tersebut. Garis yang melalui P dan Q disebut talibusur. Garis singgung di
P adalah posisi pembatas (jika ada) dari talibusur itu bila Q bergerak ke
arah P sepanjang kurva (gambar 3.1).
Y
y=f(x)

talibusur

Q(c+h,f(c+h))

Garis singgung

f(c+h)-f(c)

P(c,f(c))
h

X
c c+h
gambar 3.1
Andaikan kurva tersebut adalah grafik dari persamaan y=f(x), maka P
mempunyai koordinat (c,f(c)), titik Q mempunyai koordinat (c+h,f(c)+h),
dan talibusur yang melalui P dan Q mempunyai kemiringan yaitu :

Akibatnya, garis singgung - jika tidak tegak lurus - adalah garis yang
melalui P dengan kemiringan Mtan yang memenuhi:

Secara umum, hal ini dinyatakan dalam sebuah definisi sebagai berikut:

18
Definisi 3.1. (Definisi Turunan)
Turunan fungsi f adalah fungsi lain f’(dibaca “f aksen”)
yang nilainya pada sebarang bilangan x adalah:

asalkan limit ini ada

Contoh 3.1: Gunakan definisi turunan untuk mencari turunan dari


f(x)=3x+7

Jawab: =

= = = 3

Contoh 3.2: Gunakan definisi untuk mencari turunan dari f(x) = 5x2-2

Jawab: =

= =

= = = 10x

Soal-soal latihan Definisi Turunan


Gunakan definisi turunan untuk mencari turunan dari:
1. f(x) = 7x+6 2. f(x) = 8-4x 3. f(x) = 7x2
3.2. Dalil-Dalil Turunan Fungsi
Beberapa aturan pencarian turunan dapat diberikan sebagai berikut:

19
Teorema 3.1. (aturan kepangkatan)
Jika = xn, dengan n bilangan-bilangan bulat positif,
maka = nxn-1, atau ditulis d(xn) = nxn-1

Teorema 3. 2: (Aturan Rantai) :


Andaikan y=f(u) dan u=g(x). Jika g terdiferensialkan di x
dan f terdiferensialkan di u=g(x), dy/dx = dy/du . du/dx

Teorema 3.3: (aturan perkalian):


Andaikan f dan g fungsi-fungsi yang dapat didiferensialkan, maka
= f(x)g’(x) + g(x)f’(x), atau d[f(x)g(x)] = f(x) dg(x) + g(x) df(x)

Teorema 3.4: (aturan pembagian):


Andaikan f dan g fungsi-fungsi yang dapat didiferensialkan dengan g(x)

0 maka

Dalil-dalil di atas dapat dinyatakan secara lebih singkat sebagai berikut:

Rumus-rumus dasar turunan


1. y=un maka y’=nun-1 (aturan kepangkatan)
2. y=uv, maka (aturan perkalian)

3. y= , maka (aturan pembagian)

Contoh 3.3:
a. d(x2) = 2x, b. d(x9) = 9x8, c. d(3x5) = 3.5x4 = 15x4
d. y = x9-2x7+9x maka y’ = 9x8-14x6+9
e. y = 6x5+3x4-9x+4 maka y’ = 30x4+12x3-9

20
Contoh 3.4: Tentukan dy/dx dari y = (2x4-3x)6
Jawab: Misalkan u = 2x4-3x, maka u’ = du/dx = 8x3-3
y = u6, maka dy/du = 6u5
Dengan menerapkan aturan rantai,
dy/dx = dy/du . du/dx
= 6u5 . (8x3-3) = 6(2x4-3x)5( 8x3-3) = (48x3-18)( 2x4-3x)5

Dengan cara singkat (tanpa pemisalan):


d(2x4-3x)6 = 6(2x4-3x)5 d(2x4-3x) = 6(2x4-3x)5 (8x3-3)
= (48x3-18)( 2x4-3x)5

Contoh 3.5: y=(5x-2)8 maka y’ = 8(5x-2)7.d(5x-2)


= 8(5x-2)7 . 5 = 40(5x-2)7

Contoh 3.6: Cari turunan dari y = x2(3x+1)4


Misalkan u=x2 maka u’=2x.
v = (3x+1)4 maka v’ = 4(3x+1)3.3 = 12(3x+1)3
= u’v + uv’
= 2x((3x+1)4 + x2.12(3x+1)3 = 2x((3x+1)4 + 12x2(3x+1)3
= (3x+1)3{2x(3x+1)+12x} = (3x+1)3{6x2+14x}.

Contoh 3.7: Cari turunan dari: f(x) =


Penyelesaian:
Misalkan u = 5x+2, maka u’=5
v = 3x-1, maka v’=3

= = =

21
Contoh 3.8: Cari turunan dari f(x) =

Penyelesaian: =

Soal-Soal latihan Aturan Pencarian Turunan


Gunakan aturan pencarian turunan untuk mencari turunan dari:
1. y = 6x8-3x5+7x-18 2. y = 9x7-10x2-8x

3. y = x5 - x4 + 5x – 4 4. y = x1/2 + x2/5

5. y = x3/2 + 3x4/5 6. y = (3x5-7)9

7. y = (2x-1)3(3x+4) 8. 9.

Tugas :
1. y = 6xN- Nx5+7x-18
2. y = (3x5-7)N
3. y = (2x-1)N(Nx+4)

4.

Keterangan N adalah NIM 3 digit terakhir di jumlahan sampai dapat 1


digit.

3.3. Turunan Fungsi Trigonometri


Rumus-rumus dasar turunan fungsi trigonometri:
d(sin x) = cos x d(cot x) = -cosec2x

22
d(cos x) = -sin x d(sec x) = sec x . tan x
d(tan x) = sec2x d(cosec x) = -cosec x . cot x

y = f(x) = sin x maka y’ = f’(x) = cos x


y = f(x) = cos x maka y’ = f’(x) = -sin x
y = f(x) = tan x maka y’ = f’(x) = sec2 x
y = f(x) = cotan x maka y’ = f’(x) = -cosec2 x
y = f(x) = sec x maka y’ = f’(x) = sec x . tan x
y = f(x) = cosec x maka y’ = f’(x) = -cosec x . cotan x

y = sin (2x) maka y’ = cos 2x . 2


= 2 cos 2x

Contoh 3.9: y = sin(2x). Tentukan dy/dx


Jawab : misalkan u=2x, maka du/dx = 2
y = sin u, maka dy/du = cos u
dy/dx = dy/du . du/dx = cos u (2) = 2 cos u = 2 cos(2x)
Dengan cara singkat:
d(sin2x) = cos2x d(2x) = cos2x . 2 = 2cos2x

Contoh 3.10: y=cos4x maka y’ = cos4x d(4x) = -sin4x . 4 = -4 sin4x

Y = sin2x = (sin x)2


Contoh 3.11: y = sin2x y’=………
misalkan u=sinx, maka du/dx = cosx
jadi y = u2, maka dy/du = 2u
dy/dx = dy/du . du/dx = 2u.cosx = 2 sinx cosx
Dengan cara singkat:
d(sin2x) = 2 sinx d(sinx) = 2 sinx cosx

Contoh 3.12: y = cos5 7x y’=………

23
Y= (cos 7x)5
misalkan u=cos7x, maka du/dx = -7 sin7x
jadi y = u5, maka dy/du = 5u4
dy/dx = dy/du . du/dx = 5u4.(-7 sin7x) = - 35 cos4 7x sin7x
Dengan cara singkat:
d(cos5 7x) = 5 cos4 7x d(cos7x) = 5 cos4 7x (-7sin7x)
= -35 cos4 7x sin7x

Contoh 3.13: y=tan 3x, maka y’ = sec23x d(3x) = 3 sec23x

Contoh 3.14: y= 5 sec2x, maka y’= 5.sec2x tan2x d(2x)


= 5.2 sec2x tan2x = 10 sec2x tan2x

Soal Latihan Turunan Fungsi Trigonometri


Cari turunan dy/dx dari :
1. y = sin9x 2. y = cos13x
3. y = 4 sin 5x
Y’ = 4 cos 5x . 5
= 20 cos 4x

4. y = 5 cos x

Missal u = x, maka du/dx =


Y = 5 cos u
Dy/du = 5 (-sin u)
Dy/dx = dy/du . du/dx
= -5sin u.

= - 5. sin u

=- sin x

24
5. y = tan8x 6. y = 7 sec x

y’= 7 sec x . tan x.

y’ = sec x . tan x
7. y = cos7x 8. y = tan3x 9. y = sin54x
9
10. y = cos x 11. y = sin10x 12. y = cos123x
13. y = 7 sec4x
Y’= 7. Sec 4x . tan 4x . 4
Y’ = 28 sec 4x . tan 4x

14. y = cosec9x 15. y = tan9x


16. y = cot 7x
Y’ = -cosec2 7x . 7
= -7 cosec 2 7x

Y = cot 7x
Mis u=7x maka u’ = du/dx= 7
Y = cot u
Dy/du = -cosec2 u
Dy/dx = dy/du . du/dx
= -cosec2 u. 7
= -7 cosec2 7x

3.4. Turunan Fungsi Invers Trigonometri


Pandang fungsi berikut:
y = sin x, maka fungsi inversnya dapat ditulis:
x = sin-1y atau x = arc siny

Rumus-rumus dasar turunan fungsi invers trigonometri:


Misalkan u adalah fungsi dalam x yang dapat didiferensialkan, maka

25
(arc sin u) = , (arc cot u) = -

(arc cos u) = - , (arc sec u)=

(arc tan u) = , (arc cosec u) = -

Contoh 3.15:

a. y = arc sin2x maka y’= d(2x) =

b. y = arc cos x2 maka y’= - d(x2) = -

c. y = arc tan 3x2 maka y’= d(3x2) =

d. y = arc tan(4x-6) maka y’ = d(4x-6)

Soal Latihan Turunan Fungsi Invers Trigonometri


1. y = arc sin 8x 2. y = arc cos 10x 3. y = arc sin(5x+2)
7
4. y = arc cos(5x +4) 5. y = arc tan(8x) 6. y = arc sec9x

7. y = arc sin 8. y = x2arc cosx

3.5. Turunan Fungsi Eksponensial Dan Logaritma Natural


Rumus dasar turunan fungsi exponensial dan logaritma natural:.

26
y = eu maka y’ = eu

y = ln u, maka y’ =

Contoh 3.16:
a. y = e4x maka y’= e4xd(4x) = e4x . 4 = 4e4x
b. y = maka y’ = d(x3) = .3x2 = 3x2

c. y = maka y’ = d(2x4) = 8x3


d. y = esinx maka y’ = esinx d(sinx) = cosx esinx.
e. y = x3ex maka gunakan rumus perkalian (uv)’=u’v+uv’
misalkan u = x3 maka u’=3x2
v = ex maka v’=ex
Jadi y’ = 3x2 ex + x3 ex = ex(3x2+x3)

f. y = ln(2x) maka y’ = d(2x) = =

g. y = ln(2x4) maka y’ = d(2x4) = =

h. y = ln(3x5-7) maka y’ = d(3x5-7) =


i. y = x2 lnx maka gunakan rumus perkalian (uv)’=u’v+uv’
misalkan u = x2 maka u’=2x
v = ln x maka v’=

Jadi y’ = 2x lnx + x2 ( ) = 2x lnx + x

Soal Latihan Turunan Fungsi exponensial dan logaritma natural

27
1. y = e9x 2. y = 3. y = ecosx 4. y=x7ex
5. y = esin3x 6. y = x9e2x 7. y = excosx 8. y = x8lnx
9. y = exlnx 10. y = ln(ex) 11. y = ln(cosx)

3.7. Turunan Fungsi implisit


Contoh 3.17: Carilah y’ dari: xy - 5x = 0
Jawab: y + xy’ – 5 = 0
xy’ = 5 – y

y’ =

Contoh 3.18: Cari y’ dari: x2y3 – xy – 4x7 = 0


Jawab: 2xy3 + x2(3y2y’) – 2xx6 = 0
3x2y2y’ = -2xy3 + 2xx6

y’ =

Contoh 3,19: Cari y’ dari: cos(xy) = 2x


Jawab: Sin(xy) d(xy) = 2
Sin(xy) (y + xy’) = 2
y sin(xy) + x sin(xy)y’ = 2
x sin(xy)y’ = 2 - y sin(xy)

y’ =

3.8. Turunan Tingkat Tinggi

28
Contoh 3.20: Cari turunan kedua dari: f(x) = x4 – 5x3 + 20x2
Jawab: f’(x) = 4x3 – 15x2 + 40x
F2(x) = 12x2 – 30x + 40

Contoh 3.21:
Cari turunan ketiga dari: f(x) = Cos2x
Jawab: f’(x) = - 2 sin2x
f2(x) = - 4 cos2x
f3(x) = 8 sin 2x

3.9. Masalah Kecepatan Benda Dan Model Matematis Turunan


Contoh 3.22:
Sebuah titik bergerak sepanjang garis koordinat mendatar sedemikian
sehingga posisinya pada saat t dinyatakan oleh
s = t3 - 12t2 + 36t – 30
Di sini s diukur dalam meter dan t dalam detik.
a) Kapan kecepatan 0 ?
b) Kapan kecepatan positif ?
c) Kapan titik bergerak mundur (yaitu, ke kiri)
d) Kapan percepatannya positif ?

Penyelesaian :
a) v = ds/dt = 3t2- 24t +36 = 3(t-2)(t-6). Jadi v = 0 pada t = 2 dan t = 6
b) v > 0 bilamana (t -2)(t-6) > 0. Kita pelajari bagaimana memecahkan
persamaan persamaan kuadrat dalam pasal 1.3. Penyelesaiannya
adalah {t : t < 2 atau t > 6 }atau dalam notasi selang, (- , 2 ) (6,
); lihat gambar

29
c) Titik bergerak ke kiri bilamana v < 0 – yaitu , bilamana (t-2)(t-6)<0
.Ketaksamaan ini mempunyai penyelesaian berupa selang (2,6).

d) a=dv/dt = 6t-24 = 6(t-4). Jadi a>0 bilamana t>4. Gerakan titik


secara skematik dapat dilihat pada gambar:

Contoh 3.4:
Terjemahkanlah berikut ini kedalam bahasa turunan.
Kantor berita Antara melaporkan bulan Mei 2007 bahwa pengangguran
bertambah dengan tingkat yang semakin tinggi. Disamping itu, harga
makanan naik tetapi dengan tingkat yang lebih lambat dari pada
sebelumnya. Tafsirkan pernyataan ini kedalam bentuk Kalkulus.
Jawab:
Andaikan u=f(t) menyatakan jumlah orang yang menganggur pada waktu
t. Walaupun u sebenarnya meloncat dalam besaran satuan, kita ikuti
kebiasaan baku dalam menyatakan u oleh sebuah kurfa mulus seperti
dalam gambar di bawah. Untuk mengatakan: Pengangguran bertambah

adalah ; Selanjutnya untuk mengatakan bahwa ia bertambah pada

tingkat yang semakin tinggi adalah

Demikian juga, jika p=g(t) mewakili harga makanan pada waktu t, maka

dp/dt>0 tetapi . Lihat gbr berikut:

30
v=f(t) v=g(t)

Soal-Soal Latihan Kecepatan Benda dan Model Matematis Turunan

1. Andaikan sebuah bola dilempar ke atas dari puncak sebuah gedung


yang tingginya 160 kaki dengan kecepatan awal 60 kaki/detik.
a. Kapan ia mencapai ketinggian maksimum?
b. Berapa ketinggian maksimumnya?
c. Kapan ia membentur tanah?
d. Dengan laju berapa ia membentur tanah?
e. Berapa percepatan pada t=27?

2. Sebuah benda dilempar langsung ke atas pada ketinggian s=-


16t2+48t+256 kaki setelah t detik.
a. Berapa kecepatan awalnya?
b. Kapan ia mencapai ketinggian maksimum?
c. Kapan ia membentur tanah?
d. Dengan laju berapa ia membentur tanah?

3. Terjemahkanlah berikut ini kedalam bahasa turunan matematika


a. Harga sebuah mobil terus bertambah dalam tingkat yang makin
lama makin tinggi
b. Dalam 2 tahun terakhir ini, Amerika Serikat mengurangi konsumsi
minyaknya, akan tetapi dalam tingkat ynag makin lama makin
rendah
c. Populasi di dunia terus berkembang, akan tetapi dalam tingkat yang
makin lama makin rrendah
d. Mobil itu makin lama makin cepat pada tingkat perubahan yang tetap
e. Sudut menara miring di Piza terhadap garis vertikal bertambah lebih cepat
f. Keuntungan perusahaan Bahana bertambah dengan lambat

31
g. Perusahaan Flobamora telah merugi, akan tetapi dalam waktu
dekat nanti situasi ini akan berubah.

Soal-Soal Campuran Turunan Fungsi


A. Carilah turunan pertama dari:
1. y = x8-3x7+12x+5 2. x3/7+3x1/5 3.(6x5-8)9 4. (3x9-4)11

5. y = 6. y = 7. y = sin 17x 8. y = sin12x

9. y = cos104x 10. y = tan8x 11. y = sec21x 12. y = tan 5x12


13. y = sin 8x12 14. y = e18x 15. y = e(6x-4) 16. y = ln(3x9)
17. y = ln(5x9-3) 18. y = x17ex 19. y = x8sinx 20. y = x5 lnx
21. y = sin124x 22. y = cos145x

B. Untuk soal-soal di bawah ini (nomor 23 s/d 28), carilah turunan


kedua dan ketiga dari : soal nomor: 1, 3, 7, 9, 15.

BAB IV
APLIKASI TURUNAN

4.1. Maksimum Dan Minimum


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi masalah untuk
mendapatkan jalan terbaik dalam melakukan sesuatu. Sebagai contoh
seorang pedagang berusaha untuk memperoleh laba yang optimal dari
hasil penjualannya. Dia berusaha menekan biaya sekecil mungkin.
Masalah seperti ini perlu dilakukan analisis untuk menentukan nilai

32
optimal yaitu nilai maksimum ataupun minimum sesuai dengan masalah
yang dihadapi.
Andaikan diberikan sebuah fungsi f dengan daerah asal S. (gambar 4.1).
Kita ingin menentukan dimana nilai maksimum dan minimum terjadi
pada daerah tersebut.
Y

max

y=f(x)

min

[ ] X
S
(gambar 4-1)
Dari gambar 4-1, kita dapat menurunkan definisi sebagai berikut:

Definisi:
Andaikan S daerah asal f memuat titik c. Maka:
(i). F(c) adalah nilai maksimum f pada S jika f(c) f(x) untuk
semua x di S.
(ii). F(c) adalah nilai minimum f pada S jika f(c) f(x) untuk
semua x di S.
(iii) f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai
maksimum atau minimum.

Teorema Titik Kritis:


Andaikan f didefinisikan pada selang I yang memuat titik c.

33
Jika f© adalah titik ekstrim, maka c haruslah suatu titik
kritis, yakni c berupa salah satu:
(i) titik ujung dari I
(ii) Titik stasioner dari f( =0)
(iii) Titik singular dari f( tidak ada).

Prosedur menghitung nilai maksimum atau minimum suatu fungsi kontinu


f pada selang tertutup I.
Langkah 1: Carilah titik-titik kritis dari f pada I
Langkah 2: Hitunglah nilai f pada setiap titik kritis. Yang terbesar
adalah nilai maksimum dan yang terkecil adalah nilai minimum.

Contoh 4.1: Carilah nilai-nilai maksimum dan minimum dari:


f(x)=2x3-6x2 pada selang [-2,3]
Penyelesaian:
Langkah 1: Titik-titik kritis adalah:
a. Titik ujung x= -2 dan x=3
b. Titik stasioner: = 6x2-12x = 0.
6x(x-2) = 0
6x=0 atau x-2=0
x1=0 atau x2=2
Dari a dan b diperoleh titik kritis adalah: x=-2, x=0, x=2, dan x=3

Langkah 2: hitung nilai f(x) untuk setiap titik kritis


f(x) = 2x3-6x2
f(-2) = 2(-23) – 6(-2) = -40
f(0) = 2(03) – 6(0) = 0
f(2) = 2(23) – 6(2) = -8
f(3) = 2(33) – 6(3) = 0
Jadi nilai maximum = 0 terjadi di x=0 dan x=3
Nilai minimum = -40 terjadi di x=-2

Contoh 4.2: Carilah nilai-nilai maksimum dan minimum dari:


f(x)=x3-27x pada selang [-1,4]

34
Penyelesaian:
Langkah 1: Titik-titik kritis adalah:
a. Titik ujung x=-1 dan x=4
b. Titik stasioner: =3x2-27=0. Diperoleh x1=-3 dan x2=3
Karena x=-3 diluar selang [-1,4] maka x=-3 tidak termasuk
sebagai titk kritis.
Jadi titik kritisnya adalah: x = -1, x = 3, dan x = 4
Langkah 2: hitung nilai f(x) untuk setiap titik kritis
f(x)=x3-27x
f(-1) = (13) – 27(1) = 8
f(3) = (33) – 27(3) = 0
f(4) = (43) – 27(4) = 28
Jadi nilai maximum = 28 terjadi di x = 4
Nilai minimum = 0 terjadi di x=3

35
4.2. Masalah-masalah Praktis Turunan
Contoh 4.3:
Kotak persegi panjang dibuat dari selembar papan. Panjang 24 inci dan
x
lebar 9 inci, dengan memotong bujur sangkar identik pada keempat pojok
dan melipat keatas sisi-sisinya, seperti dalam gambar 4.3 Bagaimana
ukuran kotak agar volumenya maksimum?. Berapakah volume tersebut?
x

(gambar 4-3)

Penyelesaian:
Langkah 1: Merumuskan model matematika:
Misalkan x adalah sisi bujur sangkar yang harus dipotong dan kemudian
dibentuk sesuai dalam ukuran seperti gambar di atas, maka:
Panjang =24-2x,
Lebar = 9-2x
Tinggi = x

Maka Volume Kotak adalah:


V = panjang * lebar * tinggi
= (24-2x)(9-2x)x = 216x-66x2+4x3
Dalam hal ini, x tidak boleh lebih kecil dari 0 dan tidak lebih besar dari
4,5. (Mengapa?)
Jadi masalahnya sekarang adalah memaksimumkan V=216x-66x 2+4x3
pada selang [0 , 4,5].

Langkah 2: Cari Titik Stationer dan titik kritis:


=0
216-132x+12x2 = 0
12(18-11x+x2) = 0
12(9-x)(2-x) = 0
(9-x)=0 atau 2-x)=0
x1= 9, dan x2=2.

36
Dengan demikian titik kritisnya adalah: x=0, x=2, dan x=4,5. Untuk x=9
tidak merupakan titik kritis karena berada diluar selang [0, 4,5].

Langkah 3: Uji titik-titk kritis pada V.:


V=216x-66x2+4x3
V(0) = 216(0) - 66(02) + 4(03) = 0
V(2) = 216(2) - 66(22) + 4(23) = 200
V(4,5) = 216(4,5) - 66(4,52) + 4(4,53) = 0

Nilai maksimum = 200 terjadi di x = 2.

Dengan demikian disimpulkan bahwa volume maximum adalah 200 inci


kubik jika kotak tersebut diberi ukuran:
Tinggi = x=2 (karena pada x=2 volume mencapai nilai maximum)
panjang = 24-2x = 24-4 = 20 inci
Lebar = 9-2x = 9-45 = 5 inci

Contoh 4.4:
Seorang peternak mempunyai 100 meter kawat berduri yang akan dipakai
untuk membuat pagar identik yang berdampingan seperti diperlihatkan
dalam gambar 4.4. Berapa ukuran seluruh kelilingnya agar luas
maksimum?
Penyelesaian:
Langkah 1: Merumuskan model matematika
y

x x x
(gambar 4.4)

Misalkan lebar = x, dan panjang = y.


Pada gambar terlihat ada 3 buah sisi lebar (tegak) dan 2 buah sisi panjang
(datar). Karena tersedia 100 meter kawat, maka diperoleh persamaan:
3x + 2y = 100,

37
atau y = 50 - x
Maka Luas (L) adalah:
L = Panjang x Lebar
= xy = x(50 - x) = 50x - x2

Karena harus terdapat tiga sisi sepanjang x, kita lihat bahwa 0 x .

Jadi masalah kita sekarang adalah memaksimumkan L = 50x - x2 pada

selang [0, ].

Langkah 2: Mencari Titik stationer dan titik kritis.


=0
50 -3x = 0
x=

Jadi ada tiga buah titik kritis yaitu: x=0, x= , dan x=

Langkah 3: Uji titik-titk kritis pada


L(0) = 0, L( ) = 416,67 , dan L( )=0

Jadi nilai maksimum = 416,67 terjadi pada x= .


Dengan demikian, luas maksimum adalah 416,67 m 2, dan ukuran pagar
yang maksimum adalah:
Panjang = x = meter,

Lebar = y =50 - x = 50 - ( ) = 25 meter.

38
4.3. Aplikasi Bidang Ekonomi-Management

Dalam setiap bidang usaha, seseorang atau sebuah perusahan berupaya


agar mendapat keuntungan yang optimal. Hal seperti ini dapat dihitung
dengan menggunakan teori-teori Kalkulus Diferensial.

Pandang sebuah perusahaan khas, PT Antara. Untuk memudahkan,


anggap bahwa Antara menghasilkan dan memasarkan sebuah barang;
mungkin berupa TV, aki kendaraan, atau sabun dalam peti, atau yang
lainnya. Jika Antara menjual x satuan barang tahun ini, Antara akan
mampu membebankan harga p(x) untuk tiap satuan. Kita tunjukkan
bahwa p tergantung pada x karena bilamana Antara memperbesar
keluarannya, kemungkinan Antara akan perlu mengurangi harga tiap
satuan agar dapat menjual seluruh hasil keluarannya. Pendapatan total
yang dapat diharapkan Antara diberikan oleh R(x)=xp(x), yaitu banyak
satuan barang dikali harga tiap satuan.

Untuk memproduksi dan memasarkan x satuan, Antara akan mempunyai


biaya total C(x). Ini biasanya jumlah dari biaya tetap (keperluan kantor,
pajak, dsb) ditambah biaya variabel yang secara langsung tergantung pada
banyaknya satuan yang diproduksi.

Konsep dan tujuan dasar dari perusahan adalah total laba P(x), yakni
selisih antara pendapatan dan biaya yang dapat dirumuskan sebagai:
P(x)=R(x)-C(x)=xp(x)-c(x).
Dalam hal ini perusahaan ingin memaksimumkan total laba.

Penggunaan kata Marjinal


Jika fungsi biaya C(x), harga p(x), pendapatan R(x), dan keuntungan
P(x), maka kita dapat mendefinisikan:
= biaya marjinal, = harga marjinal

= pendapatan, = keuntungan marjinal

39
Contoh 4.5:
Andaikan C(x) = 8300 + 3,25x + 40 rupiah. Cari biaya rata-rata tiap
satuan dan biaya marjinal dan hitung mereka bilamana x=1000.
Penyelesaian:

Biaya rata-rata = =

Biaya marjinal = = 3,25 + x-2/3


Pada x=1000, akan diperoleh

= = 11,95.

dan = 3,25 + (1000)-2/3 = 3,38.


Ini berarti bahwa rata-rata biaya tiap satuan adalah Rp.11.950 untuk
memproduksi 1000 satuan yang pertama. Sedangkan untuk memproduksi
satuan-satuan tambahan di atas 1000 hanya memerlukan biaya Rp.3.380.

Soal-soal latihan Aplikasi Turunan


1. Petani Badu mempunyai 80 kaki kawat berduri yang ia rencanakan
untuk memagari kandang persegi panjang sepanjang satu sisi
gudangnya sepanjang 100 kaki. Sisi sepanjang gudang tidak
memerlukan kawat duri. Berapa ukuran kandang yang mempunyai
luas maksimum?

2. Developer ingin membangun rumah BTN type 36 (luas lantai 36 m 2).


Lantai berbentuk persegi panjang. Karena luas sudah ditentukan,
maka developer ingin mencari keuntungan dengan jalan menentukan
ukuran yang ideal agar diperoleh keliling minimum, sebab dengan
keliling yang minimum, maka biaya pembangunan tembok dapat
berkurang.
a. Berapakah ukuran yang seharusnya agar diperoleh keliling
minimum?
b. Jika perkiraan biaya untuk membangun dinding tembok per m 2
adalah Rp.500.000, berapakah perbedaan biaya jika dibangun
rumah ukuran panjang=6m, lebar=6m dan tinggi=2,5m jika

40
dibandingkan dengan ukuran panjang=9m, lebar=4m dan
tinggi=2,5m ?

3. Sebuah perusahan menawarkan rancangan harga sebagai berikut: $30


per seribu untuk pesanan sebanyak 50.000 atau kurang, dengan harga
per seribu yang turun dengan 37 ½  untuk tiap seribu di atas 50.000.
Cari jumlah pesanan yang akan membuat penerimaan perusahaan
maximum.

41
DAFTAR PUSTAKA

Ayres, F.J.R. 1985. Diferensial dan Integral Kalkulus, seri buku schaum
Ed.2. Erlangga, Jakarta.

Martono K. 2007. Teori, Soal-Jawab dan Pembahasan Kalkulus, Ed.2,


Jilid 1-5, ITB, Bandung.

Purcell, E.J. 2005. Kalkulus dan Geometri analitis, jilid 1, Ed. 5,


Erlangga. Jakarta.

42
BAB I
APLIKASI TURUNAN

1.1. Maksimum Dan Minimum

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi masalah untuk


mendapatkan jalan terbaik dalam melakukan sesuatu. Sebagai contoh
seorang pedagang berusaha untuk memperoleh laba yang optimal dari
hasil penjualannya. Dia berusaha menekan biaya sekecil mungkin.
Masalah seperti ini perlu dilakukan analisis untuk menentukan nilai
optimal yaitu nilai maksimum ataupun minimum sesuai dengan masalah
yang dihadapi.
Andaikan sebuah fungsi f dengan daerah asal S. (gambar 1.1). Kita ingin
tenntukan dimana nilai maksimum dan minimum pada daerah tersebut.
Y

max

min
[ ] X
a b
(gambar 1-1)

Dari gambar 1-1, kita dapat menurunkan definisi sebagai berikut:

Definisi:
Andaikan S daerah asal f memuat titik c. Kita katakan bahwa:

43
(i). f(c) adalah nilai maksimum f pada S jika f© f(x) untuk
semua x di S.
(ii). f(c) adalah nilai minimum f pada S jika f© f(x) untuk
semua x di S.
(iii) f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai
maksimum atau minimum.

Dimana terjadinya nilai ekstrim? Hal ini dinyatakan dalam teorema


berikut:

Teorema Titik Kritis:


Andaikan f didefinisikan pada selang I yang memuat titik c.
Jika f© adalah titik ekstrim, maka c haruslah suatu titik
kritis, yakni c berupa salah satu:
(iv) titik ujung dari I
(v) Titik stasioner dari f(f’©=0)
(vi) Titik singular dari f(f’© tidak ada).

Prosedur menghitung nilai maksimum atau minimum suatu fungsi kontinu


f pada selang tertutup I.
Langkah 1: Carilah titik-titik kritis dari f pada I
Langkah 2: Hitunglah nilai f pada setiap titik kritis. Yang terbesar
adalah nilai maksimum dan yang terkecil adalah nilai
minimum.
Contoh 1.1:
Carilah nilai-nilai maksimum dan minimum dari: f(x)=2x 3-6x2
pada selang [-2,3]
Penyelesaian:
Langkah 1: Titik-titik kritis adalah:
c. Titik ujung x= -2 dan x=3
d. Titik stasioner: f’(x) = 6x2-12x = 0. Diperoleh x1=0 dan x2=2
Jadi titik kritisnya adalah: x=-2, x=0, x=2, dan x=3
Langkah 2: hitung nilai f(x) untuk setiap titik kritis diperoleh:
f(-2)=-40, f(0)=0, f(2)=-8, f(3)=0

44
Jadi nilai maximum = 0 terjadi di x=0 dan x=3
Nilai minimum = -40 terjadi di x=-2

Contoh 1.2: Carilah nilai-nilai maksimum dan minimum dari:


f(x)=x3-27x pada selang [-1,4]
Penyelesaian:
Langkah 1: Titik-titik kritis adalah:
c. Titik ujung x=-1 dan x=4
d. Titik stasioner: f’(x)=3x2-27=0. Diperoleh x1=-3 dan x2=3
Karena x=-3 diluar selang [-1,4] maka x=-3 tidak termasuk
sebagai titk kritis.
Jadi titik kritisnya adalah: x = -1, x = 3, dan x = 4
Langkah 2: hitung nilai f(x) untuk setiap titik kritis
f(-1) = 8, f(3) = 0, f(4) = 28
Jadi nilai maximum = 28 terjadi di x = 4
Nilai minimum = 0 terjadi di x = 3

2.2. Masalah-masalah Praktis Turunan

Contoh 1.3:
Kotak persegi panjang dibuat dari selembar papan. Panjang 24 inci
dan lebar 9 inci, dengan memotong bujur sangkar identik pada
keempat pojok dan melipat keatas sisi-sisinya, seperti dalam
gambar 4.3 Bagaimana ukuran kotak agar volumenya maksimum?.
Berapakah volume tersebut?

(gambar 1-3)

Penyelesaian:
Andaikan x adalah sisi bujur sangkar yang harus dipotong dan kemudian
dibentuk sesuai dalam ukuran seperti gambar di atas, maka kita dapatkan:

45
Panjang =24-2x,
Lebar = 9-2x
Tinggi = x

Selanjutnya andaikan V adalah volume kotak, maka


V = panjang * lebar * tinggi
= (24-2x)(9-2x)x = 216x-66x2+4x3
Dalam hal ini, x tidak boleh lebih kecil dari 0 dan tidak lebih besar dari
4,5. Jadi masalah kita adalah memaksimumkan V=216x-66x 2+4x3 pada
selang [0 , 4,5].
Selanjutnya titik stasioner didapatkan dengan mendiferensialkan V dan
menyamakannya dengan 0.
V’(x) = 216-132x+12x2 = 12(18-11x+x2) = 12(9-x)(2-x) = 0
sehingga x1= 9, dan x2=2.
Dengan demikian titik kritisnya adalah: x=0, x=2, dan x=4,5. Untuk x=9
tidak merupakan titik kritis karena berada diluar selang [0, 4,5].
Uji titik-titk tersebut diperoleh:
V(0) = 0, V(2) = 200, V(4,5) = 0
Dengan demikian disimpulkan bahwa volume maximum adalah 200 inci
kubik jika kotak tersebut diberi ukuran:
Tinggi =x=2 (karena pada x=2 volume mencapai nilai maximum)
panjang = 24-2x = 24-4 = 20 inci
Lebar = 9-2x = 9-45 = 5 inci

Contoh 1.4:
Seorang peternak mempunyai 100 meter kawat berduri yang akan dipakai
untuk membuat pagar identik yang berdampingan seperti diperlihatkan
dalam gambar 4.4
Berapa ukuran seluruh kelilingnya agar luas maksimum?
Penyelesaian:
y

x x x

46
(gambar 4.4)

y
Andaikan lebar = x, dan panjang = y. Pada gambar terlihat ada 3 buah
sisi lebar (tegak) dan 2 buah sisi panjang (datar). Karena tersedia 100
meter kawat, maka diperoleh persamaan:
3x + 2y = 100,
atau y = 50 - x
Luas total A diberikan oleh:
A= xy = x(50 - x) = 50x - x2

Karena harus terdapat tiga sisi sepanjang x, kita lihat bahwa 0 x .


Jadi masalah kita sekarang adalah memaksimumkan
A = 50x - x2 pada selang [0, ].

Titik stasioner: A’(x) = 50-3x=0, sehingga x=

Jadi ada tiga buah titik kritis yaitu: x=0, x= , dan x=

Uji titik tersebut: A(0)=0, A( )=416,67 , dan A( )=0

Jadi nilai maksimum = 416,67 terjadi pada x= .

Dengan demikian, luas maksimum adalah , dan ukuran pagar yang


maksimum adalah:
Panjang = x = meter,

Lebar = y =50 - x = 50 - ( ) = 25 meter.

47
1.3. Aplikasi Bidang Ekonomi-Management

Dalam setiap bidang usaha, seseorang atau sebuah perusahan berupaya


agar mendapat keuntungan yang optimal. Hal seperti ini dapat dihitung
dengan menggunakan teori-teori Kalkulus Diferensial.

Pandang sebuah perusahaan khas, PT Antara. Untuk memudahkan,


anggap bahwa Antara menghasilkan dan memasarkan sebuah barang;
mungkin berupa TV, aki kendaraan, atau sabun dalam peti, atau yang
lainnya. Jika Antara menjual x satuan barang tahun ini, Antara akan
mampu membebankan harga p(x) untuk tiap satuan. Kita tunjukkan
bahwa p tergantung pada x karena bilamana Antara memperbesar
keluarannya, kemungkinan Antara akan perlu mengurangi harga tiap
satuan agar dapat menjual seluruh hasil keluarannya. Pendapatan total
yang dapat diharapkan Antara diberikan oleh R(x)=xp(x), yaitu banyak
satuan barang dikali harga tiap satuan.

Untuk memproduksi dan memasarkan x satuan, Antara akan mempunyai


biaya total C(x). Ini biasanya jumlah dari biaya tetap (keperluan kantor,
pajak, dsb) ditambah biaya variabel yang secara langsung tergantung pada
banyaknya satuan yang diproduksi.

Konsep dan tujuan dasar dari perusahan adalah total laba P(x), yakni
selisih antara pendapatan dan biaya yang dapat dirumuskan sebagai:
P(x)=R(x)-C(x)=xp(x)-c(x).
Dalam hal ini perusahaan ingin memaksimumkan total laba yang
diperoleh.

Penggunaan kata Marjinal


Jika fungsi biaya C(x), harga p(x), pendapatan R(x), dan keuntungan
P(x), maka kita dapat mendefinisikan:
= biaya marjinal

= harga marjinal

48
= pendapatan

= keuntungan marjinal

Contoh 1.5:
Andaikan C(x) = 8300 + 3,25x + 40 rupiah. Cari biaya rata-rata tiap
satuan dan biaya marjinal dan hitung mereka bilamana x=1000.
Penyelesaian:

Biaya rata-rata = =

Biaya marjinal = = 3,25 + x-2/3


Pada x=1000, akan diperoleh

= = 11,95.

dan = 3,25 + (1000)-2/3 = 3,38.


Ini berarti bahwa rata-rata biaya tiap satuan adalah Rp.11.950 untuk
memproduksi 1000 satuan yang pertama. Sedangkan untuk memproduksi
satuan-satuan tambahan di atas 1000 hanya memerlukan biaya Rp.3.380.

1.4. Soal-soal latihan bab I

4. Petani Badu mempunyai 80 kaki kawat berduri yang ia rencanakan


untuk memagari kandang persegi panjang sepanjang satu sisi
gudangnya sepanjang 100 kaki. Sisi sepanjang gudang tidak
memerlukan kawat duri. Berapa ukuran kandang yang mempunyai
luas maksimum?

5. Developer ingin membangun rumah BTN type 36 (luas lantai 36 m 2).


Lantai berbentuk persegi panjang. Karena luas sudah ditentukan,
maka developer ingin mencari keuntungan dengan jalan menentukan
ukuran yang ideal agar diperoleh keliling minimum, sebab dengan

49
keliling yang minimum, maka biaya pembangunan tembok dapat
berkurang.
c. Berapakah ukuran yang seharusnya agar diperoleh keliling
minimum?
d. Jika perkiraan biaya untuk membangun dinding tembok per m 2
adalah Rp.500.000, berapakah perbedaan biaya jika dibangun
rumah ukuran panjang =6m, lebar =6m dan tinggi=2,5m jika
dibandingkan dengan ukuran panjang =9m, lebar =4m dan
tinggi=2,5m ?

6. Sebuah perusahan menawarkan rancangan harga sebagai berikut: $30


per seribu untuk pesanan sebanyak 50.000 atau kurang, dengan harga
per seribu yang turun dengan 37 ½  untuk tiap seribu di atas 50.000.
Cari jumlah pesanan yang akan membuat penerimaan perusahaan
maximum.

A. BAB II

INTEGRAL SEBAGAI ANTI TURUNAN

2.1. Pendahuluan
Pandang turunan dan anti turunan fungsi berikut:
Turunan

50
y=x2, maka dy/dx =2x
2
y=x + 1 maka dy/dx =2x
y=x2 + 5 maka dy/dx =2x
y=x2 - 100 maka dy/dx =2x

Anti Turunan

Dari hubungan di atas, terlihat bahwa anti turunan dari 2x adalah salah
satu dari antara x2 , x2+1 , x2+5 , ataupun x2-100.

Secara umum, anti turunan atau Integral dari 2x dapat ditulis sebagai:
= x2 + c ; dimana c konstanta sebarang.

2.2. Beberapa rumus dasar Integral:

a.

b.

c. = arc tan( ) + c

51
d. = arc sin +c

e.

f. = arc cot( ) + c

g. = arc cos +c

i.

Contoh 2.1: a. =

b. =

= =

c. =

52
= =

d. = =

e. = = =

Contoh 2.2.: = x5 + x4 - 2x + c

Contoh 2.3: = x7 + x5 + x3 - 5x + c

Contoh 2.4: Hitung

= x13 + x6 + x2 - 5x + c

= x13 + x6 + 2x2 - 5x + c

Contoh 2.5: Hitung


Penyelesaian: ada ralat
Mis: u=x2-9 maka du/dx = 2x/1
1.du = 2x dx
½ du = x dx

Jadi =

53
= ½ . 1/6 u6 + c = (x2-9)6 + c

Dengan cara singkat sebagai berikut:

= ½ . 1/6 (x2-9)6 + c

= (x2-9)6 + c

Contoh 2.6: Hitung


Mis u = 2x4+1, maka du/dx = 8x3
x3dx = 1/8 du

jadi = =

= 1/8 . 1/7 u7 + c
= 1/56 (2x4+1)7+c
Dengan cara singkat ditulis sebagai berikut:

= 1/8 . 1/7 (2x4+1)7+c


= 1/56 (2x4+1)7+c

Contoh 2.7: =

Mis u = 6x5 + 1 maka du/dx = 30x4

54
x4dx = 1/30 du
= 1/30
= 1/30 . -1/6 (6x5+1)-6 + c
= -1/180 (6x5+1)-6 + c

Contoh 2.8. Hitung


2

Mis u = x – 2x maka du/dx = 2x – 2

= 2(x -1)

Penyelesaian:

= ½ . ¼ (x2-2x)4 + c
= 1/8 (x2-2x)4 + c

Contoh 2.9: Hitung (gunakan rumus b)

Penyelesaian:
Misalkan u = 4x2+9 maka du/dx = 8x
du = 8x dx
1/8 du = x dx

55
jadi =

= =1/8 ln u + c

= 1/8 ln(4x2+9) + c

Dengan cara singkat:

= 1/8 ln(4x2+9) + c

Contoh 2.10: Hitung (gunakan rumus c)

Penyelesaian: =

Misalkan u=2x, maka du=2dx


½ du = dx

Jadi = =½

= ½ . 1/3 arc tan +c

= 1/6 arc tan +c

Cara singkat:

56
= =

= ½ .1/3 arc tan + c = 1/6 arc tan +c

Contoh 2.11: (gunakan rumus a)

Penyelesaian:
Misalkan u= 4x2+9 maka du=8xdx
1/8 du = xdx

Jadi = =

= 1/8.1/-4 u-4 + c = -1/32 (4x2+9)-4 + c


Cara singkat:

= 1/8 .-1/4 (4x2+9)-4 + c


= -1/32 (4x2+9)-4 + c

Contoh 2.12: (gunakan rumus b)

Penyelesaian:

57
=

= 1/20 ln(5x4 – 2) + c

Contoh 2.13: (rumus a)

Penyelesaian: =

= 1/20.1/-7 (5x4-2)-7 + c

Contoh 2.14: Tentukan (rumus c)

Misalkan u = x maka du = dx

Jadi =

= arc tan + c

= arc tan + c

Cara singkat:

= = arc tan + c

58
Contoh 2.15: Tentukan (rumus c)

Penyelesaian:

=7 =7

= 7. arc tan( )+c

= arc tan( )+c

Contoh 2.16: Tentukan

Penyelesaian: =

= + c

Contoh 2.17: Tentukan

Penyelesaian: Integral tersebut berbentuk

59
Misalkan u=3x, maka du=3dx sehingga 1/3du=dx

Jadi =

= = arc sin +c

Contoh 2.18: Hitung


Misalkan u=2x, maka du/dx = 2
½ du = dx

jadi = = ½ eu + c = ½ e2x + c

Cara singkat:

= = ½ e2x + c

Contoh 2.19: Hitung

Penyelesaian:

= = +c

Contoh 2.20: =

60
= +c

Contoh 2.21: = = ln(ex-2) + c

Contoh Soal-soal Kombinasi

Contoh 2.22: Tentukan

Penyelesaian:

= + 2

= - 2x + 2

= - 2x + 2 ln +c

Contoh 2.23: = +

= +5

= ½ ln(x2+9) + arc tan + c

61
Contoh 2.24: =

= -

= -

= x + 2 ln(x+1) + c

Contoh 2.25: =

= ½ ln(x2+6x+13)

contoh 2.26: =

= -

= -

= ln(x2+6x+13) -

= ln(x2+6x+13) -

62
= ln(x2+6x+13) - + c

1.3. Soal-Soal Latihan Bab II

1. 2.

3. 4.

5. 6.

7. 8.

9. 10.

11. 12.

13. 14.

15. 16.

17.

63
BAB III
INTEGRAL FUNGSI TRIGONOMETRI

3.1. Rumus-rumus dasar integral fungsi trigonometri:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.
= ln(sec u) + c
8.
= ln(sin u) + c

Contoh 3.1: Hitung

64
Penyelesaian:
Misalkan u=2x, maka du/dx = 2
½ du = dx

jadi =

= ½ (- cos u) + c = - ½ cos(2x) + c
Dengan cara singkat dikerjakan sebagai berikut:
= ½ = - ½ cos(2x) + c

Contoh 3.2: Hitung


Misalkan u=3x, maka du/dx = 3
1/3 du = dx

jadi =

= 1/3 sin u + c = 1/3 sin(3x) + c


Dengan cara singkat dikerjakan sebagai berikut:
= 1/3 = 1/3 sin(3x) + c

Contoh 3.3.: = 1/10 = 1/10 sin5x2 + c


Mis u = 5x2 maka du/dx = 10x, sehingga xdx = 1/10 du

65
=
2

=1/10 sin u + c = 1/10 sin 5x + c

Contoh 3.4: = =-

Contoh 3.5: = =

Contoh 3.6: = = -cosex + c


Mis u = ex maka du/dx = ex
Sehingga du = ex dx

= - cos u + c
x

= -cos e + c

Contoh 3.7: = =

Contoh 3.8: =

Misal u = 5x4 maka du/dx = 20x3


20 x3 dx = du
X3dx = 1/20 du

66
= 1/20 tan (u) + c
= 1/20 tan 5x4 + c

Contoh 3.9: = = - ¼ cot4x +

Contoh 3.10: =

= 1/3 sec 3x + c

Contoh 3.11: =

= - ½ cosec2x + c

Contoh 3.12. =

= 1/12 sec 4x3 + c

Contoh 3.13. = = 1/3 ln (sec 3x) + c

Contoh 3.14: = = 1/5 ln(sin 5x) + c

3.2. Hasil Selanjutnya Tentang Integral Fungsi Trigonometri:


Untuk menyelesaikan integral fungsi trigonometri di atas, kita perlu
mengingat kembali kesamaan fungsi trigonometri berikut:

Sin2x + cos2x = 1
tan2x + 1 = sec2x

67
Rumus sudut rangkap:
Sin(2x) = 2 sin x cos x
Sin2x = ½ (1 – cos(2x))
Cos2x = ½ (1 + cos(2x))

3.2.1. Beberapa bentuk integral fungsi trigonometri:

1.

2. dan

3. dan

4. dan

3.2.1.a. Jenis 1:
Apabila m atau n ganjil positif sedangkan eksponen yang lain sebarang, maka
keluarkan sin x atau cos x dan gunakan kesamaan sin2x + cos2x = 1.

Contoh 3.15: Hitung

Misalkan u = sin x, maka du/dx = cos x


cosx dx = du
Jadi =

68
= 1/3 u3 + c = 1/3 sin3x + c
Dengan cara singkat :
= = 1/3 sin3x + c

Contoh 3.16: = = - ¼ cos4x +


c

Contoh 3.17: =

= 1/5 . 1/3 sin35x + c = 1/15 sin35x + c

Contoh 3.18: =

=
= 1/3 sin3x - 1/5 sin5x + c

Contoh 3.19: = = +c

atau dapat juga diselesaikan sebagai berikut:

= = +c

3.2.1.b Jenis 2: ,

69
untuk n bilangan bulat ganjil dan positif, maka keluarkan faktor sinx
atau cosx kemudian gunakan kesamaan sin2x + cos2x = 1

Contoh 3.20: =

=
= sin x - 1/3 sin3x + c

untuk n bilangan bulat genap dan positif, maka uraikan dalam faktor
sin2x atau cos2x kemudian gunakan kesamaan sudut rangkap
.
Contoh 3.21: =

=½x–½.½
= ½ x – ¼ sin(2x) + c

3.2.1.c. Jenis 3: dan


Dalam kasus tangen, keluarkan faktor tan 2x = sec2x – 1; Dalam kasus
cotangen, keluarkan faktor cot2x = cosec2x - 1
Contoh 3.22: =

70
= -

= -

= ¼ tan4x - +

= ¼ tan4x - +
= ¼ tan4x – ½ tan2x + ln(cos x) +c

3.2.1.d. Jenis 4: ,
Contoh 3.23 :(Untuk n genap, m sebarang).
=

= +

= +
= -2 tan-1/2x + 2/3 tan3/2x + c

Contoh 3.24, = -
= -ecosx + c

Soal-soal latihan Bab 3


1. 2.

71
3. 4.

5. 6.

7. 8.

9. 10.

11. 12.

13. 14.

15.

72
BAB IV
INTEGRAL PARSIAL

Andaikan u dan v masing-masing fungsi dalam x, maka


(uv)’ = u’v + uv’ atau
d(uv) = vd(u) + ud(v)
dengan mengintegralkan kedua ruas dari persamaan di atas, kita
dapatkan:
uv = +

atau = uv -
Dengan demikian bentuk umum integral parsial adalah:

Bentuk Umum
= uv - Integral Parsial

Contoh 4.1: Tentukan


Penyelesaian:
Kita menulis sebagai dengan cara:
Misalkan u = x, u’ = du/dx = 1
maka du = dx
dv = sin x dx , maka v = -cos x

73
= uv -

Jadi = (x)(-cos x) -

= -x cos x +
= -x cos x + sin x + c

Contoh 4.2:
Penyelesaian:
Misalkan u = x, maka du = dx
dv = cos 2x dx , maka v = ½ sin 2x
= uv -

Jadi = (x) (½ sin 2x) -

= ½ x sin 2x – ½(-1/2 cos 2x) + c


= ½ x sin 2x +1/4 cos 2x + c

Contoh 4.3:
Penyelesaian:
Misalkan u = x, maka du = dx
dv = e , maka v = ex
x

= uv -

Jadi = xex - = xex - ex + c = ex(x-1) + c

Contoh 4.4:

74
Penyelesaian:
Misalkan u = x, maka du = dx
dv = e , maka v = ½ e2x
2x

= uv -

Jadi = ½ xe2x -

= ½ xe2x – ¼ e2x + c = e2x( 1/2 x – 1/4) + c

Contoh 4.5: Tentukan


Penyelesaian:
Misalkan u = ln x, maka du = 1/x dx
dv = dx, maka v = x
= uv -

jadi = x ln x -

= x ln x – x + c

Contoh 4.6: Tentukan


Misalkan u = ex, maka du/dx=ex
dv = sin x dx, maka v = -cosx
= uv -
sehingga
= -ex cos x +

75
Selanjutnya kita hitung dengan memisalkan
u = ex, maka du/dx=exdx
dv = cos x dx, maka v = sinx
kita peroleh: = ex sin x -
jadi:
= -ex cos x + ex sin x -

= -ex cos x + ex sin x + c

= ½ ex (sin x - cos x) + K

Soal-Soal Latihan Bab IV


1. 2. 3.

4. 5. 6.

7. 8.

BAB V
INTEGRAL TERTENTU

76
5.1. APLIKASI INTEGRAL (LUAS BIDANG)
Contoh 5.1: Hitung luas daerah yang dibatasi oleh kurva y=x, sumbu X
dan ordinat x=1 dan x=3
Penyelesaian:

y=x

1 3

Dari soal dan gambar diketahui bahwa batas integral adalah x=1 sampai
x=3. Jadi ditulis Luas L adalah sebagai berikut:

L= =

= =

= 4 satuan luas
Contoh 5.2: Hitung luas daerah yang dibatasi oleh kurva y=x 2, y=0, x=2
dan x=5
Penyelesaian:
Grafik fungsi dan daerah arsiran yang akan dihitung luasannya
dapat dilihat sebagai berikut:

77
y=x2

2 5

L= =

= 39 satuan kuadrat

Contoh 5.3:
Gambar daerah perpotongan dan hitunglah luas daerah yang
dibatasi oleh: y=x2 dan y = x+2
Penyelesaian:

78
Grafik fungsi dan daerah yang akan dihitung luasannya seperti
pada gambar berikut:

y=x2 y=x+2

Kesaman dari kedua fungsi di atas adalah:


y=x2, dan y= x + 2
x2=x+2
x2-x-2=0
(x-2)(x+1)=0
x=2 atau x=-1

Jadi luas daerah L adalah:

79
L =

= (

={ }–{

= (2 + 4 – 8/3) – (1/2 -2 +1/3)

= ( 6/3 + 12/3 – 8/3) – (5/6 -12/6)

= (10/3) – (-7/6)

= 20/6 + 7/6 = 27/6

= satuan luas

80
Contoh 5.4:
Gambar daerah perpotongan dan hitung luas daerah yang
dibatasi oleh kedua kurva berikut: y=x2-1 dan y=-x2+7
Penyelesaian:

y=x2-1

y=-x2+ 7

Dari kedua fungsi diperoleh kesamaan berikut:


-x2+7 = x2-1
-2x2 + 8 = 0
-2x2 = -8
x2 = 4
x = 2 atau x = -2

81
Jadi Luas L = = +

atau L = 2

= 2[

=2{ }-( )}

=2{0–( )}

= 2( )

82
Contoh 5.5:
Gambar daerah perpotongan dan hitung luas daerah yang
dibatasi oleh kedua kurva berikut: y=x2-2x dan y=3x-x2
Penyelesaian:

y=x2-2x

y=3x-x2

mencari batas integral:


3x-x2 = x2-2x
-x2 – x2 = -2x – 3x
-2x2 = -5x
0 = 2x2 – 5x
2x2-5x = 0
2x(x-5/2) = 0

83
2x = 0, dan (x-5/2) = 0
x=0 atau x = 5/2
Jadi batas integral adalah x=0 sampai x = 5/2

Jadi Luas L=

= -0

= satuan luas

Soal-Soal Latihan Bab V


Cari luas yang dibatasi garis-garis sebagai berikut:
1. y=x2, y=0, x=1, x=3
2. y=4x-x2, y=0, x=1, x=3
3. x=1+y2, x=10
4. y=9-x2, y=x+3
5. y=2-x2, y=-x

6. y=tanx, x=0, x=

7. y=x2-4, y=8-2x2
8. y=x2-4x, y=4x2

84
9. y=x3, y=0, x=-1, x=2

DAFTAR PUSTAKA

Ayres F.JR, 1985, Diferensial dan Integral Kalkulus, seri buku


schaum, , Ed.2, Erlangga, Jakarta

Martono K, 1992, Teori soal, jawab dan pembahasan Kalkulus


Integral, Ed.2, ITB, Bandung

Purcell, E. J, 1987, Kalkulus dan Geometri analitis, jilid 1, Ed. 5,


Erlangga, Jakarta

85

Anda mungkin juga menyukai