Anda di halaman 1dari 17

MODEL RANGKAIAN LISTRIK 1 & 2

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1.SARIAHNI CITRA P. SINAGA (17150043)

2.DESTRI NAWATY SAMOSIR (17150053)

3.REDYTIA RTR PELAWI (17150067)

GROUP :B

DOSEN PENGASUH : YANTI M.MARBUN,MPd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2020
PEMBAHASAN

MODEL RANGKAIAN LISTRIK I

A. Hukum-Hukum Dasar

Suatu rangkaian listrik sederhana terdiri atas sumber tenaga (misalnya baterai),
resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C) seperti gambar di bawah ini.

Gambar 11.1
Rangkaian listrik

1.Resistor(R)
Ketika aliran listrik mengalir melalui suatu bagian (segmen) dari rangkaian
listrik, ada energi listrik yang hilang. Hal ini menyebabkan potensial pada ujung
segmen akan lebih rendah daripada potensial pada ujung yang lain. Suatu bagian
(segmen) rangkaian listrik di antara dua titik di mana sejumlah energi listrik
hilang disebut resistor.Contoh,elemen pemanas atau filamen dari bola lampu
merupakan resistor yang baik. Elemen tersebut merubah energi listrik menjadi
panas atau cahaya. Penurunan voltase pada resistor dan aliran listrik yang
mengalir melalui resistor tersebut dimodelkan dengan menggunakan hukum Ohm
yaitu penurunan voltase ER di antara dua titik ujung dari sebuah resistor
sebanding dengan kuat arus listrik I yang mengalir melalui resistor atau
ER = R I, (11.1)

Keterangan:
ER : Penurunan voltase ( beda tegangan ) pada resistor dengan satuan Volt( V ).
R : Konstanta yang disebut resistan atau besar tahanan dari resistor dengan
satuan ohm ( Ω )
I : Kuat arus dengan satuan ampere (A).
2. Induktor ( L )
Suatu aliran listrik yang tidak konstan, I (t) melalui suatu segmen rangkaian
listrik menciptakan suatu medan magnet yang juga tidak konstan yang
menginduksi suatu penurunan voltase di antara titik-titik ujung segmen. Induksi
yang terjadi ini bisa cukup besar dan diatur dalam segmen rangkaian listrik dalam
bentuk geometri tertentu ( sepertikoil ). Alat ini disebut dengan induktor. Induksi
yang terjadi dimodelkan dengan menggunakan hukum Faraday, yaitu: penurunan
voltase EL pada suatu induktor sebanding dengan laju perubahan dari kuat arus
listrik
dI dI
atau EL = L , (11.2)
dt dt
Keterangan:
EL : Penurunan voltase (beda tegangan) pada induktor dengan satuan Volt (V).
L : Konstanta yang disebut indultan atau besar induksi dari induktor dengan
satuan Henry ( H ).
dI
:Laju perubahan dari kuat arus dengan satuan ampere per detik.
dt

3. Kapasitor
Suatu kapasitor terdiri atas 2 piringan yang dipisahkan oleh suatu insulator
seperti udara. Jika kedua ujung dari suatu kapasitor dihubungkan dengan suatu
sumber voltase, maka akan terjadi muatan yang berbeda tanda pada kedua
piringan tersebut.Kita memperhatikan muatan total q(t) pada kapasitor dan
t

mengamati bahwa jika muatan awal adalah q(t) = q(t ) + ∫ I (s) ds untuk t ≥ t0.
t0

dq
Berdasarkan persamaan q(t) (10.3), diperoleh = I (t). Suatu kapasitor seperti
dt
suatu tangki air yang digunakan untuk menyimpan air dan merupakan sumber
tekanan. Penurunan voltase yang terjadi ketika aliran listrik melalui kapasitor
dimodelkan dengan hukum Coulomb yaitu penurunan voltase EC ketika aliran
listrik mengalir melalui suatu kapasitor sebanding dengan muatan pada kapasitor
atau
t
1 1
Ec = q (t) = (q(t0) + ∫ I (s) ds ) (11.4)
C C t0

Ketangan:
Ec : Penurunan voltase (beda tegangan) pada kapasitor dengan satuan Volt (V).
C : Konstanta yang disebut kapasitan atau besar kapasitor dengan satuan.
Farad(F)
q(t) : Besar muatan listrik dengan satuan Coulomb.

Perhatikan bahwa karena muatan listrik biasanya cukup besar, maka kapasitor
biasanya hanya menyimpan sebagian kecil dari muatan pada voltase tertentu,
karena itu C biasanya sangat kecil berkisar 10-5 atau 10-6 F).Untuk memodelkan
arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian, kita memerlukan suatu rumus
yang menghubungkan penurunan voltase melalui berbagai komponen yang telah
disebutkan di atas. Ada dua hukum yang digunakan dalam pemodelan rangkaian
listrik, yaitu: Hukum Kirchoff-I dan Hukum Kirchoff-II.

B.Model Rangkaian Listrik Tanpa Kapasitor.


Pada model ini rangkaian listrik terdiri atas sumber tenaga, resistor, dan
kapasitor.Dengan menggunakan hukum dasar tentang resistor, induktor, dan
dI dI R E
hukum Kirchoff-II diperoleh ER + EL = E atau R I + L = E,atau + I=
dt dt L L
(11. 5).Persamaan diferensial (11.5) merupakan persamaan diferensial linier order
pertama yang dapat diselesaikan dengan mencari faktor integral terlebih dahulu.
Untuk memahami penyelesaian persamaan diferensial di atas, perhatikan contoh
berikut ini.
Contoh 11.1
Suatu rangkaian listrik terdiri atas resistor 10 ohm, induktor 0,5 Henry, dan
sumber tenaga E(t) = 100 sin(40t). Jika kuat arus mula-mula adalah nol, tulislah
persamaan diferensial yang memodelkan rangkaian listrik di atas dan carilah
besar kuat arus pada waktu t > 0.
Pembahasan :
Karena rangkaian listrik tidak memiliki induktor, maka persamaan diferensial
yang memodelkan rangkaian listrik adalah persamaan diferensial(11.5).Jika
disubstitusi R = 10, L = 0,5, dan E(t) = 100 sin(40t) ke persamaan diferensial
dI
(11.5), diperoleh + 20I = 200 sin(40t). Selanjutnya diketahui kuat arus mula-
dt
mula adalah nol, berarti I(0) = 0. Jadi,kita harus menyelesaikan masalah nilai awal
dI
+ 20I = 200 sin(40t), I(0) = 0.Kita mencari faktor integral terlebih dahulu,
dt
20 dt

yaitu eksponen dari integral koefisien I . Jadi, μ(t) = ∫I = e20t ,Selanjutnya


e

dI
kalikan kedua ruas persamaan diferensial dengan faktor integral, diperoleh e20t
dt
+ 20e20t I = 200 e20t sin(40t). Perhatikan bahwa ruas kiri persamaan diferensial
d 20t
dapat ditulis sebagai turunan dari hasil kali faktor integral dengan I, yaitu (e I
dt
) = 200 e20t sin(40t). Dengan mengintegralkan kedua ruas terhadap t diperoleh
(untuk mengintegralkan ruas kanan digunakan metode pengintegralan parsial)
e20t I(t) = 2 e20t (sin(40t) – 2 cos(40t) ) + C.Dengan membagi kedua ruas dengan
faktor integral diperoleh I(t) = 2(sin(40t) – 2 cos(40t)) + C e-20t Selanjutnya
dengan mensubstitusikan nilai awal I(0) = 0, diperoleh C = 4. Jadi, solusi masalah
nilai awal adalah I(t) = 2(sin(40t) – 2 cos(40t)) + 4e-20t atau I(t) 2 √ 5 sin(40t –
1,12) + 4e-20t (11.6).Perhatikan bahwa dalam perhitungan di atas, kita telah
menggunakan identitas trigonometri sin(α – β) = sin α cos β – cos α sin β,
a sin α – b cos α =√ a 2+b 2 sin (α – β). Untuk mencari nilai β, ruas kanan
dijabarkan sehingga diperoleh a sin α – b cos α =√ a 2+b 2 sin α cos β – √ a 2+b 2
1 2
cos α sin β. Jadi, pada contoh di atas, cos β sin β = Jadi, tan β = 2. Karena
√5 √5
sin β dan cos β bernilai positif, berarti β di kuadran I. Jadi β = 1,12 radian.

Interpretasi dari penyelesaian I(t).


Perhatikan bahwa penyelesaian I(t) terdiri atas jumlah fungsi sinus dan
fungsi eksponen. Jika t bertambah besar, maka fungsi eksponen menuju nol (lihat
Gambar 11.2). Penyelesaian ini disebut penyelesaian transien. Jadi, pada dasarnya
jika t bertambah besar, penyelesaian I(t) akan didominasi oleh fungsisinus. Oleh
karena itu fungsi trigonometri ini disebut penyelesaian dalam keadaan seimbang.

Gambar 11.2
Grafik Suku Eksponen dari I (t).

Gambar 11.3
Grafik Suku Trigonometri dari I (t)
Gambar 11.4
Grafik Solusi I (t).

C. MODEL RANGKAIAN LISTRIK TANPA INDUKTOR

Pada model ini rangkaian listrik terdiri atas sumber tenaga, resistor, dan
kapasitor. Dengan menggunakan hukum dasar tentang resistor, kapasitor, dan
q
hukum Kirchoff-II diperoleh ER + EC = E atau R I + = E Karena
C

dq dq q dq 1 E
I= , diperoleh R= + =E atau + q= (11.7)
dt dt C dt RC R

Contoh 11.2
Suatu rangkaian listrik terdiri atas resistor 10 ohm, kapasitor 2 x 10-4
farad,dan sumber tenaga E(t) = 100 volt. Jika muatan pada kapasitor mula-mula
adalah nol, tulislah persamaan diferensial yang memodelkan rangkaian listrik di
atas, dan carilah besar muatan dan kuat arus pada waktu t > 0.
Pembahasan:
Karena rangkaian listrik tidak memiliki kapasitor, maka persamaan diferensial
yang memodelkan rangkaian listrik adalah persamaan diferensial (11.7). Jika
disubstitusi R = 10, C = 2 x 10-4, dan E(t) = 100 ke persamaan diferensial (11.7),
dq
maka diperoleh + 500q = 10.
dt
Selanjutnya, diketahui muatan pada kapasitor mula-mula adalah nol, berarti q(0)
=0. Jadi, kita harus menyelesaikan masalah nilai awal

dq
+ 500 q = 10, q(0) = 0.
dt

Kita mencari faktor integral terlebih dahulu, yaitu eksponen dari integral koefisien
500 dt

q. Jadi, μ(t) = ∫ ¿ e 500 t Selanjutnya kedua ruas persamaan diferensial dikalikan


e

dengan faktor integral sehingga diperoleh


dq
e 500 t + 500e 500 t q = 10e 500 t
dt

Perhatikan bahwa ruas kiri persamaan diferensial dapat dituliskan sebagai


d
turunan hasil kali faktor integral dengan q sebagai berikut (e 500 t q) = 10
dt
1
e 500 t . Dengan mengintegralkan kedua ruas terhadap t, diperoleh e 500 t q(t) =
50
e 500 t + + C.

1
Jika kedua ruas dikalikan dengan faktor integral, diperoleh q(t) = + Ce 500 t
50

−1
Dengan mensubstitusikan nilai awal q(0) = 0, diperoleh C = Jadi, penyelesaian
50
1 1
masalah nilai awal adalah q(t) = - = e 500 t
50 50

dq
dan kuat arus I(t) = = 10 e 500 t
dt

1
Perhatikan bahwa jika t terus bertambah, maka q(t) menuju = 0,02 (lihat
50
Gambar 11.5), sedangkan kuat arus I(t) menuju nol. (lihat Gambar 11.6).
Gambar 11.5
Grafik Solusi q(t)

MODEL RANGKAIAN LISTRIK II

A.Bentuk Umum
Hukum-Hukum Dasar Pada Model Rangkaian Listrik I

1. Hukum Ohm : ER = R I,
dq
2. Hukum Faraday : E L= L
dt
1 dq
3. Hukum Coulomb : Ec = q , dengan l =
c dt
4. Hukum Kirchoff-II yang menyatakan bahwa jumlah beda tegangan pada resistor,
inductor, dan kapasitor sana dengan beda tegangan yang dihasilkan sumber tenaga.
Berdasarkan keempat hokum diatas,diperoleh persamaan
E L + E R + EC = E,
atau
dl 1
L +RI+ q=E ( 11.8 )
dt C

dq dl d 2 q
Karena I = , diperoleh = . Dengan mensubstitusikan kepersamaan (11.8)
dt dt d t 2
diatas diperoleh persamaan diferensial orde kedua dalam q sebagai berikut :
2
d q dq 1
L= 2 +R + q=E
dt dt C

Perhatikan bahwa jika tidak ada inductor ( L = 0) dalam rangkai listrik,maka


persamaan ( 11.8 ) berubah menjadi persamaan diferensial orde pertama.
dq 1
R + q = E,
dt C
yang sudah dipelajari pada Kegiatan Belajar 1

Selanjutnya jika rangkaian listrik tidak memuat kapasitor ( C1 =0), maka


persamaan (11.9) berubah menjadi
2
d q dq
L = 2 + R = E,
dt dt
atau akan diperoleh suatu persamaan diferensial orde pertama dalam I
dI
L= + R I = E, yang sudah dipelajari pada Kegiatan Belajar 1
dt
Kemudian,jika kedua ruas persamaan (11.8) diturunkan (dideferensialkan) terhadap
t,maka diperoleh:
2
d l dl 1 dq dE
L 2 +R + =
dt dt C dt dt
dq
dengan mensubstitusikan I = kepersamaan diatas ,diperoleh persamaan diferensial
dt
orde kedua dalam I sebagai berikut :
2
d l dl 1 dE
L 2 +R + I =
dt dt C dt
Persamaan diferensial (11.9) dan (11.10) merupakan model matematika untuk
suatu rangkaian listrik yang memuat resistor, induktor, kapasitor, dan sumber
tenaga.

Contoh 11.3
Suatu rangkaian listrik terdiri atas sumber tenaga yang diberikan oleh E = 100
1
sin(60t) volt, resistor 2 Ω, inductor 0,1 H, dan kapasitor farad . Jika arus awal
260
dan muatan awal pada kapasitor masing-masing bernilai nol. Carilah muatan pada
kapasitor pada sebarang waktu
t > 0.
Pembahasan:
Dengan menerapkan nilai-nilai diatas untuk persamaan diferensial (11.9) maka
diperoleh:
2
d q dq
0,1 2 + 2 + 260 q = 100sin (60t)
dt dt
Jika kedua ruas persamaan (11.11) dikalikan dengan 10,maka diperoleh
d2q dq
2 + 20
+ 2600q = 1000 sin(60t) (11.12)
dt dt
Karena keadaan awal muatan bernilai nol,diperoleh nilai awal
q(0) = 0 (11.13)
Selanjutnya,karena pada keadaan awal kuat arus I bernilai nol,dan karena
dq
I= , diperoleh nilai awal kedua
dt
dq
(0) = 0 (11.14)
dt
Pertama-tama kita harus mencari penyelesaian komplementer yaitu penyelesaian
persamaan diferensial homogeny yang berkorespondensi yang artinya ruas kanan
persamaan diferensial (11.12) dibuat nol.
d2q dq
2 + 20
+ 2600q = 0 (11.15)
dt dt
Persamaan karakteristik dari persamaan diferensial homogeny (11.15) adalah
persamaan kuadrat
r + 20r + 2600 = 0 (11.16)
2

Penyelesaian persamaan karakteristik (11.16) dapat diperoleh dengan menggunakan


rumus akar persamaan kuadrat.
−20 ± √ 202−4 (1)(2600) −20 ± √ −10.000
r 1,2 = =
2(1) 2
−20 ±100 i
=
2
= -10 ± 50i
Jadi,penyelesaian komplementer dari persamaan diferensial (11.12) adalah
q c(t) = e−10 t (A sin(50t) + B cos(50t)) (11.17)
Selanjutnya dicari particular dengan menggunakan metode koefisien tak tentu . Karena
suku tak homogeny merupakan fungsi sinus,sehingga kita menggunakan kombinasi
fungsi kosinus dan fungsi sinus untuk memisalkan penyelesaian particular yaitu:
q p(t) = K 1cos(60t) + K 2sin(60t)

d qp
Diperoleh = - 60 K 1 sin(60 t) + 60 K 2cos(60t),
dt
d2q p
dan = - 3.600 K 1cos(60t) – 3.600 K 2sin(60t)
d t2
Dengan mensubstitusikan penyelesaian particular dan turunanya ke persamaan
diferensial tal homogeny maka diperoleh :
-3.600 K 1cos(60t) – 3.600 K 2sin(60t) – 1.200 K 1sin(60t) + 1.200 K 2cos(60t)
+ 2.600 K 1cos(60t) + 2.600 K 2sin(60t)
= 1.000 sin(60t)
atau
(-1.000 K 1 + 1.200 K 2 ¿cos(60t) + (-1.200 K 1 – 1.000 K 2) sin(60t)
= 1.000 sin(60t)
Persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :
( -5 K 1+ 6 K 2) cos(60t) + ( -6 K 1 - 5 K 2) sin(60t) = 5 sin(60t)
Dengan menyamakan koefisien cos(60t) dan sin(60t) pada kedua ruas secara berturut-
turut diperoleh :
- 5K 1 + 6K 2 = 0
- 6 K 1 - 5K 2 = 5
Dengan menyelesaikan system persamaan diatas diperoleh
30 25
K1 = - dan K 2 = -
61 61

Jadi,penyelesaian particular adalah


30 25
q p(t) = - cos(60t) - sin(60t) (11.18)
61 61
Dengan demikian penyelesaian umum persamaan diferensial tak homogeny
(11.12) adalah q(t) = q c(t) + q p(t)
30 25
= e−10 t ( A sin(50t) + B cos(50t) - cos(60t) - sin (60t)
61 61
(11.19)
Kemudian dicari nilai konstanta A dan B dengan menggunakan nilai awal
dq
q(0) = 0 dan (0) = 0 ,Kemudian mendeferensialkan q(t) terhadap t sehingga
dt
diperoleh
dq
(t) = -10e−10 t (A sin(50t) + B cos (50t)) + e−10 t (50 A cos(50t) - 50B sin(50t)
dt
1.800 1.500
+ sin (60t) - cos (60t) (11.20)
61 61
Dengan mensubstitusikan nilai awal q(0) = 0 kepersamaan q(t) diperoleh
30
0=B-
61
atau
30
B=
61
dq dq
Selanjutnya dengan mensubstitusikan nilai awal (0) = 0 kepersamaan (t)
dt dt
diperoleh
1.500
0 = 50A – 10B -
61
atau
36
A=
61
Jadi,penyelesaian masalah nilai awal yang terdiri atas persamaan diferensial tak
homogen (11.12) yang dilengkapi dengan nilai 1QS2awal (11.13) dan (11.14)
adalah:
36 30 36 25
q(t) = e−10( sin(50t) + cos(50t)) - cos(60t) - sin(60t).
61 61 61 61
atau
6 −10 t 5
q(t) = e (6 sin(50t) + 5 cos(50t) - (5 sin(60t) + 6 cos(60t)).
61 61
Dengan menggunakan identitas trigometri
b
a sin α + b cos α = √ a2 +b 2 sin(α + β ), dengan tan β =
a
diperoleh penyelesaian masalah nilai awa (11.12) – (11.14) adalah
6 √ 61 −10 t 5 √ 61
q(t) = e sin(50t – 0,69) - sin(60t-0,88) (11.21)
61 61

Interpretasi dari Penyelesaian


Perhatikan bahwa suku pertama dalam penyelesaian q(t) (11.21) akan menuju
nol jika t terus bertambah besar. Suku ini disebut penyelesaian transien, yaitu
penyelesaian yang menuju nol jika t terus bertambah besar. Dengan demikian,
seiring dengan bertambahnya waktu, maka penyelesaian q(t) (11.21) hanyalah
tersisa suku kedua saja yang merupakan fungsi periodik. Jadi, jika t terus
bertambah besar, penyelesaian q(t) (11.21) akan merupakan penyelesaian yang
periodik.

Gambar 11.7
Gambar Suku Pertama Solusi q(t)

Gambar 11.8

Gambar Suku Kedua Solusi q(t)


RANGKUMAN
Pada bagian ini kita mempelajari suatu rangkaian listrik yang terdiri atas
induktor, resistor, kapasitor, dan sumber tenaga. Rangkaian listrik tersebut dapat
dimodelkan sebagai persamaan diferensial linier tak homogen orde kedua.
Penyelesaian persamaan diferensial tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan
metode variasi parameter. Penyelesaian yang diperoleh dapat terdiri atas
penyelesaian transient (penyelesaian yang menuju nol jika t terus bertambah
sehingga akhirnya dapat diabaikan) dan penyelesaian dalam keadaan seimbang.

Gambar 11.8

Gambar Suku Kedua Solusi q(t)

Anda mungkin juga menyukai