Anda di halaman 1dari 10

ADAB SUAMI ISTRI

Anggun Kurniasari
@ibu.peradaban
(Founder @bridetalk.id)

TIM @JAGONYAPRANIKAH
PENTINGNYA ADAB SUAMI ISTRI

‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda :

‫َخْيُر ُكْم َخْيُر ُكْم َألْه ِلِه َو َأَنا َخْيُر ُكْم َألْه ِلي‬

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling
baik bagi keluargaku”. (HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977)

Betapa pentingnya kita memiliki adab yang baik di keluarga. Ini parameter keberhasilan sebaik-
baiknya manusia itu diukur ketika dia baik terhadap keluarganya. Dan baik terhadap keluarga ini
kita mulai dengan menjaga adab antara pasangan suami dan istri. Khalifah Umar Bin Khattab saat
ingin memilih pemimpin juga menjadikan adab terhadap keluarga ini sebagai salah satu
parameter. Khalifa Umar berkata bahwa jika anda saja tidak bisa mengayomi keluarga anda,
bagaimana bisa anda mengayomi umat nanti. Ini penting banget karena ini menjadi parameter
bagaimana kita nanti berinteraksi di ruang lingkup sosial yang lebih besar lagi yaitu masyarakat.
Apakah saya sudah layak untuk menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat, maka itu diukur
dari bagaimana kita berinteraksi dengan keluarga.

PASANGAN ADALAH PAKAIAN

Rasulullah adalah sebaik-baiknya orang yang baik terhadap keluarganya, maka kita perlu banyak
meneladani bagaimana Rasul jika di keluarganya. Akhlaknya Rasulullah tidak jauh-jauh dari
Qur'an, maka kita mengambil banyak referensi dari Alquran salah satunya Surat Al-Baqarah : 187 :

"Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian
bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat
menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima taubatmu dan memaafkan kamu..."

Pada dasarnya hukum pernikahan adalah untuk menyalurkan syahwat, tapi maksudnya syahwat
ini perlu disalurkan di tempat yang tepat. Kalau tidak disalurkan di tempat yang tepat maka dia
akan dosa, tetapi kalau disalurkan di tempat yang benar maka bisa bernilai pahala. Jadi Allah
ingin memberikan gambaran bahwa memang pernikahan untuk menyalurkan syahwat dan jadi
bernilai ibadah. Allah mengetahui fitrah manusia yang memang butuh menyalurkan syahwat
hingga pernikahan ini akan menjadi pakaian untuk menyalurkan syahwat sesuai dengan yang
dikehendaki oleh syariat (Allah ridhai).

TIM @JAGONYAPRANIKAH
PASANGAN ADALAH PAKAIAN (LANJUTAN)

Karakteristik pakaian :

1) Melindungi syahwat
Maksudnya supaya syahwat bisa tersalurkan di tempat yang memang benar.

2) Menutup aib
Salah satu adab suami istri yang sangat ditekankan di dalam fiqih & syariat ini yaitu seorang
pasangan harus menutupi aib pasangannya; sejelek apapun aib yang dimiliki oleh pasangan. Kalau
kita perlu curhat karena kalau tidak bisa dipendam sendiri sehingga aibnya akan kebuka, maka ini
perlu mediator berwenang baik itu psikolog ataupun ustadz ataupun pihak keluarga yang niatnya
untuk memediasi. jadi ah curhatku nanti akan ada otaknya

3) Memperindah (menutupi kekurangan dan menonjolkan keindahan)


Diharapkan pasangan ini bisa memperindah sosok kita. Jadi ketika kita bersama pasangan, bisa
lebih upgrade lagi, bisa menutupi kekurangan dan juga bahkan bisa menonjolkan kelebihan kita.
Dalam Qur'an juga diseutkan kata "libasa" (pakaian) pada surat Al-Furqan ayat 47 :

‫َو ُه َو اَّلِذ ْي َجَع َل َلُكُم اَّلْي َل ِلَب اًس ا َّو الَّن ْو َم ُس َب اًتا َّو َجَع َل الَّن َه اَر ُنُش ْو ًر ا‬

"Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia
menjadikan siang untuk bangkit berusaha."

Dari Ustadz Budi Ashari dijelaskan bahwa ternyatanya ada masih ada hubungannya. Sebagaimana
malam, maka pasangan pun juga perlu menjadi pakaian seperti halnya malam. Jadi diharapkan
seorang pasangan bisa setenang malam. Bagaimana pasangan yang setenang malam itu sehingga
bisa menjadi pakaian bagi pasangannya? Karakterisiknya :

a. Seorang pasangan perlu untuk memadamkan jiwanya, hatinya, dan lisannya dari berapi-api dan
menjadi sosok yang meneduhkannya. Seorang pasangan itu harus bisa menjadi sandaran bagi
pasangannya. Ketika di rumah itu tenang, bisa ngecharge energi.

b. Lisan yang tenang, yang bisa memilih kata-kata dan momentum yang tepat untuk berbicara.

c. Sosok yang mampu mengistirahatkan dan mengisi jiwa. Hal ini karena kita punya tujuan "Baitii
Jannatii". Ini memang yang dikehendaki oleh Syariah bagaimana rumah kita ini bisa benar-benar
suport aktivitas kita dan bahkan menumbuhkan diri kita. Karena pasangan adalah tempat pulang
terbaik, tempat istirahat setelah beraktivitas. Baik istri maupun suami sama-sama bisa nyaman di
rumah, menjadikan rumah seindah surga.
Jadi kita pun juga perlu melayakkan diri kita menjadi calon penghuni surga kalau kita ingin rumah
kita setenang dan seindah surga. Ciri-ciri karakteristik penghuni surga itu seperti mengucapkan
salam, tersenyum, selalu merasa bahagia, tidak ada kata-kata kasar. Maka di rumah kita pun kita
harus mulai melatih diri kita untuk menjadi calon penghuni surga.

TIM @JAGONYAPRANIKAH
HARMONISASI PASANGAN

Landasan dalam Quran Surat An-Nisa ayat 34 :

"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian
mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah
memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang
taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga
(mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri
nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu)
pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk
menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar."

Kita bicara tentang peran & kewajiban suami dan istri. Maka kita akan lebih mudah nanti untuk
menjaga adab-adab karena biasanya kita bisa tahu batasannya. Laki-laki itu adalah qawwamah
karena dua hal yaitu laki-laki ini punya kelebihan dan juga laki-laki ini memberikan nafkah.
Dilebihkan ini ternyata bukan hanya bicara tentang kelebihan fisik misalnya laki-laki kita lebih kuat
atau secara mental secara akal lebih bisa logis dibandingkan perempuan. Ternyata bukan hanya
terkait itu saja tapi memang potensi apapun yang dimiliki oleh laki-laki hingga laki-laki itu layak
untuk menjadi pemimpin dan seorang yang wanita yang dipimpin itu ridha untuk dipimpin. Seorang
laki-laki perlu tahu kelebihannya apa supaya nanti bisa mengangkat qawwamnya. Qawwamah ini
juga didukung dengan nafkah.

Sedangkan perempuan biaya perannya adalah qanitat dan hafidhzat. Qanitat artinya adalah taat,
tapi taat kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah. Artinya adalah jiwa followership. Kalau
laki-laki sebagai leader, maka perempuan punya peran sebagai followers. Selain itu, hafidzhat
yang artinya menjaga. Perempuan punya peran manajerial. Perempuan adalah pemimpin di rumah
suaminya. Ketika kita tahu perannya seperti apa maka tidak akan ada tumpang tindih. Biasanya
yang membuat terjadinya friksi dalam rumah tangga itu karena ada tumpang tindih peran.

TIM @JAGONYAPRANIKAH
SAAT MELAMPAUI BATAS

Ketika tumpang tindih itu terjadi, ada yang melampaui batas. Jika perempuan-perempuan yang
nusyuz (melampaui batas), solusinya adalah pertama memberikan nasehat kepada perempuan.
Kemudian diberi nasihat tapi belum belum ada efek jera, maka kita bisa menaikkan level bentuk
yang ada fisiknya yaitu memisah ranjang. Tahap selanjutnya, ini seringkali dijadikan senjata orang
yang tidak suka dengan dengan konsep Islam (mengatakan mengajarkan KDRT, boleh memukul
perempuan), padahal sebenarnya konsep dari ayat ini adalah treatment yang memang dilakukan
secara berjenjang. Jadi tidak bisa langsung dipukul, tapi seringkali secara prakteknya kebablasan.
Pukulan ini adalah last choice dan harus diukur efeknya sebagaimana punishment dalam
pendidikan. Kita harus memandang pukulan ini sebagai takdzib bukan sebagai pelampiasan emosi.

Bagaimana jika suami nusyuz? Maka disebutkan dalam Qur'an Surat An-Nisa ayat 128 :

"Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh, maka
keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi
mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu memperbaiki (pergaulan
dengan istrimu) dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap acuh tak acuh), maka sungguh,
Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Apa solusinya? Keduanya dapat mengadakan perdamaian. Kenapa tidak caranya seperti kepada
perempuan nusyuz? Hal ini untuk menjaga qawwamah suami. Ketika suami kehilangan qowamah
maka hancurlah rumah tangga. Pendekatan punishment perempuan dan laki-laki itu berbeda. Pada
dasarnya laki-laki itu "tidak bisa dinasehati" karena laki-laki itu punya ego. Maka caranya dengan
perdamaian dan ini dilakukan oleh mediator.

TIM @JAGONYAPRANIKAH
SAAT TERJADI KONFLIK

Saat terjadi konflik, di dalam Qur'an Surat An-Nisa ayat 35 :

"Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru
damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya
(juru damai itu) bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-
istri itu. Sungguh, Allah Maha teliti, Maha Mengenal."

Laki-laki itu akan lebih mendengar ketika ada mediator. caranya rembuk bareng dan ada orang
yang ikut membantu terlibat. Solusinya adalah perlu ada mediator dipanggil dari kedua belah
pihak. Mediator ini harus seimbang (harus dari pihak suami dan istri).

Juru damai ini memang harus ada niat melakukan perbaikan. Karena kadang-kadang sudah ada
tendensi di salah satu pihak, maka harus dalam kondisi netral. Bahkan kalau bisa tau ilmunya
sehingga bisa jadi lebih mudah untuk memediasi. Kalau tidak ada dari pihak keluarga yang bisa
menjadi mediator, keluarga menunjuk orang yang berkapasitas misalnya ustadz/ustadzah yang
biasa mengaji sama beliau.

Ustadz Adi Hidayat pernah membahas terkait sakinah. Sakinah (kenyamanan) yang seringkali kita
ingin capai dalam sebuah rumah tangga bisa dilakukan dengan namanya sabar. Sabar itu sifatnya
adalah cahaya. Seperti halnya cahaya matahari, sifatnya cahaya matahari yaitu butuh panas agar
bisa bercahaya. Ternyata memang pada dasarnya sabar ini bisa muncul ketika memang ada panas
(konflik, ujian). Ketika kita ingin mencapai sakinah dalam rumah seringkali memang kita perlu diuji
dulu. Konflik bukan sesuatu yang yang harus dihindari. Ketika ada konflik dalam rumah tangga
harapannya bisa sama-sama mendewasakan, membuat saling mengerti, saling memahami.
Makanya doa terbaik ketika kita menikah itu bukan "semoga sakinah mawaddah warohmah". Ini
berarti perlu ada ujian dulu biar untuk mencapai sakinah. Rasulullah mengajarkandoa
"Barakallahu". Yang dituju doa untuk pasangan muda adalah berkah. Keberkahan ini jadi
bertambahnya kebaikan meskipun misalnya nanti terjadi konflik. Barakah makanya kita perlu keep
karena menjadi refleksi bersama ketika nanti kita menghadapi konflik dalam rumah tangga, kita
harus mencari keberkahan di sana apa yang membuat pasangan dan juga keluarga nanti bisa
bertambah kebaikan dari konflik-konflik yang terjadi.

TIM @JAGONYAPRANIKAH
PERTANYAAN KE-1

Bagaimana agar ngasih tahu ke seseorang yang lebih tua usianya dari kita dan sudah menikah
untuk menjaga lisannya agar tidak berkata kasar kepada pasangannya?

JAWABAN KE-1

Di Qur'an surat An-Nisa ayat 35, saat konflik itu perlu ada mediator dari masing-masing keluarga.
Begitupun nanti ada melihat sesuatu yang tidak tepat atau melampaui batas (berkata kasar,
nusyuz) kita bisa memediasi dengan mediator. Mediator ini biasanya orang yang lebih dewasa.
Jadi kita bisa nitip ke misalnya orang yang memang dipercaya ataupun disegani oleh pasangan
tersebut untuk memberikan nasehat. Itu akan lebih efektif daripada kita langsung yang bicara.
Orang cenderung menilai dari dari pengalaman seseorang. Jadi dicari kira-kira yang bisa jadi
mediator dari pihak laki-laki maupun dari pihak istri.

TIM @JAGONYAPRANIKAH
PERTANYAAN KE-2

Bagaimana kalau anak atau kita sendiri yang menjadi mediator orang tua (saat terjadi konflik)?
Karena yang tahu kondisi orang tua itu minimal dari keluarga diri sendiri dulu sebelum orang lain
yang menjadi mediator.

JAWABAN KE-2

Kalau konteksnya kita melihat yang bertengkar pada orang tua kita dan yang tahu kondisi itu
anaknya. Caranya cari mediator yang memang membuat nyaman, membuat sama-sama ridha
satu sama lain dan itu juga disegani. Kalau anak itu jarang didengar oleh orang tua karena melihat
pengalaman. Bagaimanapun juga orang tua seperti leader dan kita masih dalam tanggungan
orang tua. Maka perlu ada orang lain. Kita bicara baik-baik dengan keluarga yang kayaknya beliau
sosok yang didengar oleh orang tua saya. Tapi kalau khawatir nanti membuka aib, itu bisa juga
sebenarnya karena pada dasarnya kita boleh membicarakan aib kalau niatnya memang untuk
menyelesaikan masalah dan memang harus orang yang berkapasitas. Tapi kalau tidak ada figur
atau malah orang tua kita justru yang figur mediator lain, kita bisa lewat orang lain misalnya guru
mengaji atau orang yang disegani. Kalau misalnya memang lebih berat lagi, bisa lewat psikolog.
Ini tergantung nanti permasalahannya apa dan lain-lain.

TIM @JAGONYAPRANIKAH
PERTANYAAN KE-3

Bagaimana misalkan pasangan kita tidak tahu ilmu tentang adab suami istri. Pada saat istri
memberitahu suami, suami merasa digurui dan tidak mau mengerti. Sebagai istri harusnya
bagaimana?

JAWABAN KE-3

Menasehati suami itu memang berat. Apalagi suami itu punya pride/ego itu sebagai leader,
sebagai qawwamah. Bukan perannya istri itu untuk menasehati suami karena memang yang perlu
mendidik dalam rumah tangga itu adalah qawwamnya. Sebagai istri, pertama berdo'a. Berdo'a itu
senjata paling ampuh sambil kita juga memberikan masukan tanpa menggurui. Lebih utama kita
lewat do'a kita minta kepada Allah untuk buka hatinya supaya apa yang kita sampaikan itu sampai
ke hatinya.

Untuk treatment suami, Ustadz Budi Ashari mengingatkan salah satu hadist yang intinya lakukan
tugasmu da minta hakmu kepada Allah. Jadi memang tugas kita adalah cukup untuk menunaikan
peran-peran kita sebagai istri yang qanitat & hafidhat. Kita minta hak kita kepada Allah. Itu
berlaku baik di kontes rumah tangga maupun di misalnya di kondisi pemerintahan yang zalim, atau
kondisi yang lainnya. Ini bisa dua hal gitu bisa dalam ruang lingkup kecil dalam keluarga ataupun
yang besar. Jadi kalau kita merasa sudah melakukan kewajiban kita tapi kita tidak mendapatkan
hak kita, maka kita hak kepada Allah. Selain itu juga berdoa.

Kalau misalnya itu sudah dilakukan, tapi kita masih merasa ada tekanan dalam diri kita kembali ke
surat An-Nisa ayat 35, kita perlu mediator. Setelah mediator yang membantu untuk mengatasi,
karena bagaimanapun juga ketika laki-laki itu nusyuz, pada Quran surat An-Nisa ayat 128, laki-laki
ini tidak peka, acuh, memang perlu ada proses perdamaian yang dilakukan oleh mediator. kita cari
orang yang memang disegani oleh suami untuk bisa memberikan masukan dan ini membantu kita
untuk menyelesaikan masalah-masalah.

TIM @JAGONYAPRANIKAH
PERTANYAAN KE-4

Bagaimana cara mengajak pasangan untuk ikut belajar di kelas pernikahan atau rumah tangga
ataupun parenting? Karena biasanya yang ikut kelas hanya istrinya dan suami tidak mau. Akhirnya
istrinya lebih banyak pengetahuannya, tapi suami itu tetap pengambil keputusan. Akhirnya ilmu
yang didapatkan istri sulit diterapkan karena suami punya pemikiran sendiri.

JAWABAN KE-4

Secara psikologi perempuan itu belajarnya memang secara komunal (senang kumpul, bareng-
bareng belajarnya) sedangkan cara laki-laki belajar yang efektif biasanya lewat buku atau lebih
nyaman untuk nanya langsung ke guru atau murabbi atau mentor atau ustadz yang beliau lihat. Ini
sebagai clue buat kita. Kita tidak bisa berekspektasi karena masing-masing orang juga pola
belajarnya beda-beda. Tetapi perempuan cenderung komunal, nyaman belajar bareng-bareng,
sedangkan laki-laki itu tidak nyaman belajar bareng-bareng. Mislanya laki-laki mencari tahu sendiri
ketimbang belajar bareng-bareng. Maka kalau misal kita ingin suami sama-sama belajar biar
sefrekuensi, masuk lewat referensi suami nyaman mencari informasi lewat mana. Kalau dia lebih
nyaman untuk nonton YouTube, yang kita rekomendasikan chanel youtube barangkali mau
dibahas. Atau bisa merekomendasikan buku atau barangkali Ustadz yang beliau suka itu juga
membahas hal yang sama dengan yang kita pelajari. Jadi bisa jadi bahan obrolan pillow talk. Jadi
maksudnya lebih smooth lagi. Kita perlu tahu cara belajar suami sehingga kita bisa masuk lewat
cara tersebut.

Biasanya alasan klasik laki-laki yang sebenarnya dibenarkan juga, tapi biasanya laki-laki itu
cenderung capek karena mungkin mereka bekerja memikirkan mencari nafkah dan lain
sebagainya. Laki-laki itu tipe orang yang kalo ada masalah diselesaikan sendiri sehingga kadang-
kadang dilihat dari luar tidak apa-apa tapi kayak capek. Pemikiran laki-laki itu banyak bercabang,
bisa mikirin pasangannya, anaknya, kerjaan, cuma tida dibicarakan. Walaupun tidak dibenarkan
juga kalau memang niat belajar pada akhirnya belajarnya juga. Bisa dicoba cari tahu tipe-tipe
belajar suaminya seperti apa atau pasangannya seperti apa, nanti ambil celah.

TIM @JAGONYAPRANIKAH

Anda mungkin juga menyukai