Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUANA

A. Latar Belakang Masalah

Perlu diketahui bahwa kehidupan rumah tangga tidak lepas daripermasalahan, baik
masalah yang sepele hingga masalah yang membutuhkankedewasaan berpikir agar terhindar
dari pertengkaran yang berkepanjangan.Sehingga hal ini membutuhkan saling memahami
antar suami istri, perlumengetahui hak dan kewajiban suami terhadap isteri atau hak dan
kewajiban isteriterhadap suami

Maka dipandang perlu untuk kita mengkaji dan membahashal tersebut secara mendalam.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Apa pengertian hak dan kewajiban suami istri?
2. Bagaimana hak dan kewajiban suami terhadap istri dan sebaliknya?
3. Apa sajakah hak dan kewajiban bersama antara suami dan istri?

C.Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua tentang hak dan kewajiban suami terhadap istri atau sebaliknya

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Rumah Tangga Yang dimaksud dengan hak adalah
apa-apa yang diterima oleh seseorang dariorang lain, sedangkan yang dimaksud dengan
kewajiban adalah apa yang harus dilakukan seseorang terhadap orang lain. Hak adalah
kekuasaan seseoranguntuk melakukan sesuatu, sedangkan Kewajiban adalah sesuatu yang
harusdikerjakan.Adanya hak dan kewajiban antara suami istri dalam kehidupan rumah
tanggadapat dilihat dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Contoh dalam Al-Qur’an
pada surat al-baqarah ayat 228:

ِ ‫ال بّنِ ْهيَ َل ْعيِ ّذ الُ ْل‬


ٌ‫ث ُمنَلهَو‬ ِ ‫ّلر َل ِو ْف ُورْ َع ْم‬
ِ ‫ة ََج َر ّدنِ ْهيَ َل ِعالَج‬

"Bagi istri itu ada hak-hak berimbang dengan kewajiban-kewajibannya secara makruf dan
bagi suami setingkat lebih dari istri.”Ayat ini menjelaskan bahwa istri mempunyai hak dan
istri juga mempunyaikewajiban. Kewajiban istri merupakan hak bagi suami. Meskipun
demikian,suami mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi, yaitu sebagai kepala
keluarga.

Upaya menjaga keharmonisan keluarga : terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah,


warohmah.

1. Memahami bahwa Suami istri ibarat pakaian

Dalam hal ini Allah SWT menggambarkan hubungan suami istri seperti yang terdapat dalam
surat Al - Nisa (4) ayat ke 19 :

‫ىن لباس لكم وأنتم لباس هلن‬

Ayat tersebut menggambarkan bahwa suami istri itu layaknya pakaian yang dikenakan di badan.
Yang mana dengan pakaian tersebut seseorang bisa tertutupi aurat ataupun aibnya. Begitu juga
suami, dengan adanya istri ia akan tertutupi dari kejelakannya, dan sebaliknya. Sebab itulah,
maka suami istri harus kompak dan searah dalam mengatur rumah tangga.
2. Menggauli isteri dengan baik, dapat mencakup:

 Sikap menghargai, menghormati, dan perlakuan-perlakuan yang baik, serta

meningkatkan taraf hidupnya dalam bidang-bidang agama, akhlak, dan ilmu pengetahuan
yang diperlukan.

Hadits riwayat Turmudzi dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah r.a. mengajarkan, “Orang-
orang mukmin yang paling baik budi perangainya, dan orang-orang yang paling baik di
antara kamu adalah yang paling baik perlakuannya terhadap isteri-isterinya.”

Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. mengajarkan, “Bersikap baiklah
kamu terhadap isteri-isterimu sebab orang perempuan diciptakan berkodrat seperti tulang
rusuk; yang paling lengkung adalah tulang rusuk bagian atas; apabila kamu biarkan akan
tetap meluruskannya, ia akan patah dan apabila kamu biarkan akan tetap lengkung,
bersikap baiklah kamu terhadap para isteri.

3. Suami adalah pemimpin keluarga

Merupakan sebuah sunatullah atau hukum alam jika dalam keberlangsungan sebuah
organisasi apapun, termasuk dalam hal ini keluarga membutuhkan adanya seorang
pemimpin yang memimpin jalannya roda organisasi sesuai dengan yang diharapkan oleh
semua pihak. Dalam masalah keluarga, suami lah yang menjadi pemimpin sesuai dengan
apa yang disebutkan dalam al Qur’an (QS al Nisa (4) : 34) :

‫الرجاؿ قواموف على النساء مبا فضل اهلل بعضهم على بعض ومبا أنفقوا من أمواهلم‬

Yang mana ayat di atas secara eksplisit menerangkan bahwa suami menjadi pemimpin
dalam keluarga, yang mana hal itu dikarenakan dua hal. Pertama adalah anugrah kelebihan
yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaum suami, baik itu berkaitan dengan fisik maupun
hal batin yang umumnya lebih kuat dari wanita. Yang kedua adalah adanya kewajiban
memberikan nafkah yang menempel pada suami.

Anda mungkin juga menyukai