PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang sempurna dan
indah luar biasa. Maka dalam segala aspek kehidupan, Allah SWT mengatur
kebesaran orang-orang dengan keputusan yang menyelamatkan orang dari rasa
malu. Di antara pedoman tersebut adalah pernikahan. Pernikahan dianjurkan oleh
Allah SWT untuk menjaga manusia dari kekafiran. Begitupun sebagai susunan
atas Naluri manusia terdiri dari perasaan menyukai jenis kelamin lain.
Hal ini sesuai dengan sunnatullah yang mana Allah SWT menciptakan
semua makhluknya secara berpasang pasangan. Sebagaimana ditegaskan dalam
QS. Yaasiin: 36 yang menjelaskan bahwa semua makhluk Allah diciptakan
dengan pasangan masing masing, agar makhluk mulia bernama manusia ini bisa
memenuhi nalurinya tanpa harus merusak kemulian manusia, Allah SWT
mensyariatkan perkawinan sebagai jalan keluar atas semua masalah tersebut.
Untuk mewujudkan itu semua, kedua pihak baik suami atau istri perlu
memahami, mengerti dan memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing.
Keduanya tidak diperbolehkan berbuat semaunya sendiri. Karena berpasangan,
maka sudah seyogyanya dalam memenuhi hak dan kewajiban tersebut harus
dilandasi dengan beberapa prinsip, diantaranya kesamaan, keseimbangan dan
keadilan diantara keduanya.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mempelajari dan memahami apa hak dan kewajiban suami istri.
2. Untuk mempelajari dan memahami apa hak dan kewajiban suami terhadap
istri.
3. Untuk mempelajari dan memahami apa hak dan kewajiban istri terhadap
suami.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila suatu akad nikah telah dilaksanakan secara sah, maka perjanjian
perkawinan itu akan menimbulkan akibat yang halal. Selain itu, ini akan
menghasilkan hak dan kewajiban sebagai pasangan. Pasangan yang menjalankan
komitmen dan fokus pada kewajibannya justru ingin mewujudkan keharmonisan
dan ketenangan hati sehingga kebahagiaan suami dan pasangan semakin besar.
Yang tersirat dalam hak adalah yang didapat dari seseorang untuk orang
lain, sedangkan yang tersirat dalam kewajiban adalah bagaimana seharusnya
seseorang memperlakukan orang lain. Jika pasangan sama-sama menyelesaikan
kewajiban masing-masing, maka akan timbul ketenangan sejati yang
mendatangkan kepuasan ideal dalam kehidupan berumah tangga. Dengan
demikian tujuan hidup akan terpenuhi sesuai dengan tuntutan yang tegas, yaitu
sakinah, mawaddah wa rahma.
Yang dimaksud dengan hak bersama suatu pasangan adalah persamaan kebebasan
bersama antara suami dan isteri terhadap satu sama lain. Adapun hak bersama
dalah:
a) Sepasang suami istri diperbolehkan untuk berhubungan satu sama lain dan
melakukan hubungan seksual. Kegiatan ini merupakan kebutuhan bersama
di antara pasangan yang diperbolehkan dengan cara yang sesuai.
b) Haramnya menikah, atau setidak-tidaknya haram bagi seorang suami
untuk menikah dengan ayah orang terdekatnya, saudara laki-lakinya, anak-
anaknya, dan cucu-cucunya. Demikian pula, adalah tabu bagi pasangan
untuk menikahi ibu, gadis kecil, dan seluruh cucu-cucunya.
c) Hak atas warisan bersama timbul karena adanya ikatan perkawinan yang
sah, apabila ada yang meninggal dunia setelah ikatan perkawinan itu
3
selesai, maka pihak yang lain dapat memperoleh harta itu, padahal
keduanya belum pernah mengadakan hubungan seksual.
d) Keduanya wajib berbuat baik, sehingga dapat terjalin adanya kedekatan
dan keharmonisan.
e) Anak-anak yang dilahirkan ke dunia oleh pasangannya juga dilahirkan ke
pasangannya (dalam hal originasi terjadi karena hubungan setelah
menikah). Kelola segala sesuatunya dengan baik di antara pasangan untuk
menciptakan kehidupan yang bersahabat dan tenang.
2. Kewajiban Suami Istri
a) Ikuti terus dan ajari anak cucu yang dibawa ke dunia dari pernikahan.
b) Menjaga kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
Hak dan Kewajiban suami istri diatur secara lengkap dalam Peraturan Perkawinan
pada bagian V, yang materinya pada dasarnya sesuai dengan apa yang tergambar
dalam kitab fiqh yang disimak sebagai berikut:
Pasal 30
Sepasang suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk memelihara keluarga
yang merupakan landasan pembangunan masyarakat.
Pasal 31
1. Hak dan kedudukan istri adalah seimbangi dengan hak dan kedudukan suami
dalam keluarga dan dalam kegiatan bersama di muka umum.
3. Suami adalah pimpinan keluarga dan istri adalah ibu rumah tangga.
Pasal 32
2. Rumah kediaman yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditentukan oleh suami
istri secara bersama-sama
4
Pasal 33
Pasal 34
Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
Dalam Kompilasi Hukum Islam, kewajiban suami istri dijelaskan secara rinci
sebagai berikut:
Pasal 77
Pasal 78
2. Rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh suami istri
bersama.
5
a. Ditaati dalam hal-hal yang tidak maksiat.
Adapun kewajiban suami terhadap istri dapat di bagi menjadi dua bagian:
Menggauli istrinya secara baik dan patut. Hal ini sesuai dengan frman
Allah dalam surat an-Nisa ayat 19:
Hal ini sesuai dengan frman Allah dalam surat ar-Rum ayat 21:
6
baik. Sesungguhnya wanita itu tercipta dari tulang rusuk yang bengkok.
Bila engkau biarkan akan tetap bengkok, tapi jika engkau luruskan akan
patah. Maka nasihatilah wanita itu dengan baik. (HR. Buukhari)
Dalam Kompilasi Hukum Islam, kewajiban suami terhadap istri dijelaskan secara
rinci sebagai berikut:
Pasal 80
1. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi
mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh
suami istri bersama.
Pasal 81
1. Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi istri dan anak-anaknya, atau
bekas istri yang masih dalam iddah.
2. Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri selama dalam
ikatan perkawinan, atau dalam iddah talak atau iddah wafat.
7
3. Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak-anaknya dari
gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa amat dan tenteram. Tempat
kediaman juga berfungsi sebagai harta kekayaan, serta sebagai tempat menata dan
mengatur alat-alat rumah tangga.
Pasal 82
1. Suami yang mempunyai istri lebih dari seorang berkewajiban memberi tempat
tinggal dan biaya hidup kepada masing-masing istri secara berimbang menurut
besar kecilnya keluarga yang ditanggung masing-masing istri, kecuali jika ada
perjanjian perkawinan.
2. Dalam hal para istri rela dan ikhlas suami dapat menempatkan istrinya dalam
suatu tempat kediaman.
Pasal 83
Kewajiban Istri
8
1. Kewajiban utama bagi seorang istri adalah berbakti lahir batin kepada suami di
dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam.
Pasal 84
2. Selama istri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap istri yang disebut dalam
pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku, kecuali hal-hal untuk kepentingan
anaknya.
3. Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali sesudah istri
tidak nusyuz.
4. Ketentuan ada atau tidak adanya nusyuz dari istri harus didasarkan atas bukti
yang sah.
9
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Menurut kompilasi hukum Islam dalam kewajiban dan hak suami istri
memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah,
mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Selain
itu, suami istri wajib mempunyai tempat kediaman yang tetap yang ditentukan
oleh bersama. Dalam pasal 80 ayat (1) suami adalah pemimpin terhadap istri dan
rumah tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang
penting-penting diputuskan oleh suami istri bersama.
10
DAFTAR PUSTAKA
Suseno G., Putra O.G., Gustiawan R., Syahwitri A., Handayani A.M.
2018. Hak dan Kewajiban Suami Istri.
https://www.scribd.com/document/401706266/MAKALAH-HAK-DAN-
KEWAJIBAN-SUAMI-ISTRI-FIX-docx. Diterbitkan pada 12 Maret,
2019. Diakses pada 24 Oktober 2023.
11