A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan hak-hak suami dan istri dalam keluarga
2. Menjelaskan kewajiban suami dan istri dalam keluarga
3. Menjelaskan upaya pembinaan keluarga dan pendidikan anak-anak
4. Menjelaskan perceraian sebagai solusi penyelesaian masalah keluarga
B. URAIAN MATERI
1. Pernikahan dan Tanggung Jawab Keluarga
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran, tujuan pernikahan adalah untuk
menciptakan keluarga yang sakinah, yaitu tenteram, damai, sejahtera lahir batin, serta
dilandasi dengan sikap mawaddah wa-rahmah (penuh cinta dan kasih sayang). Allah Swt.
berfirman:
Menurut Sayyid Sabiq, hak dan kewajiban isteri ada tiga bentuk. Pertama, hak
finansial, yaitu mahar dan nafkah. Kedua, hak nonfinansial, seperti hak untuk diperlakukan
secara adil (apabila sang suami menikahi perempuan lebih dari satu orang). Ketiga, hak
untuk tidak disengsarakan atau disakiti.
Hak yang bersifat materi ada dua, yaitu: (1) Mahar atau Maskawin, (2) Nafkah
Lahir berupa uang atau harta benda
Dari Ibnu Umar r.a. yang berkata: Rasulullah Saw. bersabda: Barang yang halal dibenci
Allah adalah talak”. (HR Abu Dawud dan Ibn Majah. Al-Hakim menilainya hadis sahih,
dan Abu Hatim menilainya hadis mursal).
b. Macam-macam Talak
1. Talak Sunni dan Talak Bidh‘i
Ditinjau dari segi keadaan istri, talak terdiri atas talak sunni dan talak bidh‟i. Talak
sunni adalah talak yang dijatuhkan suami ketika istrinya sedang suci, tidak sedang haid
atau tidak sedang dicampuri. Sedangkan talak bidh‟i adalah talak yang dijatuhkan suami
ketika istrinya sedang haid atau telah dicampuri. Talak bidh‟i hukumnya haram.
اُ َوالطَََّل ُق ِ ِ ِ ُ ث ِجد ٌ صلَّى هللاُ عَلَْي ِو َو َسلَّ َم ثَََل ِ ِ َعن اَِِب ُىري رةَ ر
ُ ََ ُّى َّن جد َو َى ُُْْ َّن جد الن َ ال َر ُس ْو ُل هللا
َ َ ق،ال
َ َض َي هللاُ َع ْنوُ ق َ ََْ ْ
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: ada tiga perkara yang apabila
disungguhkan jadi dan bila main-main pun tetap jadi yaitu nikah, talak, dan rujuk. (HR
Al-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud. Al-Hakim menilainya hadis sahih)
Kemudian jika suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak
halal lagi baginya hingga ia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang
lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (mantan suami pertama dan
istri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-
hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kamu yang mengetahui.
(Al-Baqarah 2:230)
c. ‘Iddah
Iddah adalah masa penunggu bagi wanita yang ditalak oleh suaminya sampai ia
dapat menikahi kembali dengan laki-laki lain. Lamanya masa iddah bagi seorang
perempuan sebagai berikut:
1. Perempuan yang masih mengalami haid secara normal, iddahnya tiga kali suci,
sebagaimana firman Allah Swt:
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru (suci)… .
(QS Al-Baqarah [2]: 228)
2. Perempuan yang tidak lagi mengalami haid (menopouse) atau belum mengalaminya
sama sekali, iddahnya tiga bulan, sebagaimana firman Allah:
3. Perempuan yang ditinggal mati suaminya, „iddahnya empat bulan sepuluh hari,
sebagaimana firman Allah Swt:
4. Perempuan yang sedang hamil, iddahnya sampai melahirkan, sebagaimana firman Allah.
...Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka
melahirkan kandungannya. (QS Ath-Thalaq [65]: 4)
Perempuan yang berada pada masa iddah diharamkan menerima lamaran laki-laki
lain, selain mantan suaminya (bagi perempuan yang ditalak raj‟i). Mantan suaminya itu
wajib memberikan nafkah sampai habis masa iddahnya.
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Jelaskan maksud pernikahan sebagai tanggung jawab terhadap keluarga!
2. Jelaskan 3 hak dan kewajiban suami terhadap istrinya!
3. Jelaskan 3 hak dan kewajiban istri terhadap istrinya
4. Jelaskan cara yang Anda lakukan dalam membinaan keluarga dan mendidik anak-
anak!
5. Apabila hubungan suami-istri tidak dapat dipertahankan, Islam membolehkan
perceraian. Kemukakan 2 (dua) alasan yang tepat dalam menempuh jalan
perceraian!
Untuk Non-Muslim
1. Bagaimana pandangan agama Anda tentang pernikahan sebagai tanggung jawab
terhadap keluarga? Jelaskan
2. Apakah agama Anda mengajarkan hak-hak dan kewajiban antara suami-istri?
Jelaskan hak-hak dan kewajiban suami terhadap istrinya dalam agama Anda!
3. Jelaskan pula hak-hak dan kewajiban istri terhadap suaminya dalam agama Anda!
4. Jelaskan bagaimana cara Anda membina keluarga dan mendidik anak-anak!
5. Apabila hubungan suami-istri tidak dapat dipertahankan, apakah agama Anda
membolehkan perceraian? Jika dibolehkan, kemukakan 2 (dua) alasan yang tepat
dalam menempuh jalan perceraian!
DAFTAR PUSTAKA
Daud Ali, Mohammad, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004
Gazalba, Sidi, Masyarakat Islam, Pengantar Sosiologi dan Sosiolografi, Jakarta: Bulan
Bintang, 1979
Al-Ghazâli, Abû Hâmid, Ihyâ‟ „Ulûm al-Dîn, Beirut: Dâr al-Fikr, t.t.
Habsyi, Muhammad Bagir, Fiqih Praktis Menurut Al-Quran, As-Sunnah, dan Pendapat
para Ulama, Bandung: Karisma, 2002
Nasution, Ahmad Taufik, Metode Menjernihkan Hati, Melejitkan Kecerdasan Emosi dan
Sprititual Melalui Rukun Iman, Bandung: Al-Bayan, 2004
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, Bandung: Penerbit Mizan, 1992
Suryana Af, A. Toto, dkk., Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Bandung:
Tiga Mutiara, 1997