Anda di halaman 1dari 3

Nama: Astri Aprilia Syafarah

Nim: 231030123450
Kelas: 01IKPP020

Latihan soal materi 5


Soal!

1. Jelaskan pengertian pernikahan dan kedudukannya dalam Islam!


2. Sebutkan 2 hukum pernikahan yang Anda ketahui, dan jelaskan pula alasannya!
3. Sebutkan lima rukun pernikahan menurut agama Islam!
4. Bagaimana Anda menentukan kriteria pasangan hidup dalam pernikahan?
5. Jelaskan apa hikmah pernikahan dalam Islam!

Jawaban!

1. Pernikahan dalam Islam dianggap sebagai institusi yang suci dan diberkahi, memiliki kedudukan
yang tinggi dalam ajaran agama. Pernikahan dalam Islam bukan hanya merupakan ikatan fisik
antara dua individu, tetapi juga merupakan ikatan spiritual dan sosial yang mendalam. Berikut
adalah beberapa poin mengenai pengertian pernikahan dan kedudukannya dalam
Islam:
a) Pemenuhan Kewajiban Agama dan Sosial: Pernikahan dianggap sebagai cara untuk
memenuhi kewajiban agama, seperti menjaga kehormatan dan keturunan, serta
tanggung jawab sosial untuk membentuk masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai
keadilan dan kebenaran.
b) Pelaksanaan Fitrah Manusia: Pernikahan dipandang sebagai pelaksanaan fitrah manusia,
di mana manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk hidup bersama dalam
ikatan yang sah dan terhormat.
c) Kesatuan dan Kerjasama: Pernikahan melibatkan kesatuan antara suami dan istri, yang
diharapkan bekerja sama dalam membangun kehidupan yang baik, sejahtera, dan penuh
berkah.

2. 1. Hukum Nafaqah (Menyediakan Kebutuhan):


- Suami memiliki kewajiban memberikan nafaqah (kebutuhan hidup) kepada istri sesuai
dengan kemampuannya. Ini termasuk menyediakan tempat tinggal, pakaian, dan makanan
yang layak. Hukum ini didasarkan pada ayat Al-Qur'an yang menyatakan, "Dan berikanlah
kepada perempuan (istri) itu nafaqah dengan penuh kelonggaran." (Q.S. Al-Baqarah: 236)
Alasan:
- Kewajiban suami memberikan nafaqah kepada istri adalah bentuk tanggung jawab dan
keadilan dalam rumah tangga. Ini juga mencerminkan prinsip keseimbangan dan saling
melengkapi antara suami dan istri dalam membangun kehidupan berkeluarga.

2. Hukum Monogami:

- Dalam Islam, hukum monogami (memiliki satu istri pada saat yang sama) adalah prinsip yang
dianjurkan, dan poligami (memiliki lebih dari satu istri) dibatasi dan diatur oleh syarat-syarat
yang ketat. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang memiliki dua istri lalu bersikap adil
kepada keduanya, maka dia akan datang pada hari kiamat dengan tangan kanannya (penuh
kebaikan), dan jika tidak, maka tidak ada bagiannya dariku (Rasulullah)." (HR. Bukhari)

Alasan:
- Monogami dianjurkan untuk mendorong keadilan dan kesetaraan di antara istri-istri.
Poligami, meskipun diizinkan dalam kondisi tertentu, diberlakukan dengan syarat adil dan
berlaku bagi suami yang mampu memberikan perlakuan yang sama kepada setiap istri. Hal ini
bertujuan untuk melindungi hak-hak dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat dalam
poligami.

3. Rukun pernikahan dalam agama Islam adalah komponen-komponen pokok yang harus ada dan
dilaksanakan dalam sebuah pernikahan. Berikut adalah lima rukun pernikahan menurut agama
Islam:
 Ijab dan Qabul:
-Ijab: Pernyataan atau tindakan dari pihak laki-laki yang menyatakan niat untuk menikahi wanita
dengan memberikan mas kawin.
-Qabul: Pernyataan atau 2indakan dari pihak perempuan yang menerima tawaran pernikahan
dari laki-laki.
Kedua komponen ini menandai kesepakatan dan persetujuan antara kedua belah pihak untuk
menjalani ikatan pernikahan.
 Wali (Walinya): Kehadiran seorang wali (walinya) yang sah, biasanya ayah atau wali yang sah
secara agama, sebagai perwakilan dari pihak perempuan dalam memberikan izin atau
persetujuan pernikahan. Kehadiran wali menjamin bahwa pernikahan dilakukan dengan
kesadaran dan persetujuan dari keluarga perempuan.
 Saksi: Adanya dua orang saksi yang adil dan Muslim yang menyaksikan ijab dan qabul serta
menyatakan persetujuan mereka terhadap pernikahan. Kehadiran saksi memastikan
transparansi dan sahnya pernikahan di mata masyarakat.
 Mas Kawin (Mahar): Pemberian mas kawin sebagai bentuk tanggung jawab finansial dari pihak
laki-laki kepada pihak perempuan. Mas kawin ini menjadi hak eksklusif perempuan. Mas kawin
tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai perlindungan ekonomi bagi perempuan.
 Ijma (Kesepakatan): Kesepakatan atau persetujuan dari kedua belah pihak, serta persetujuan
dari wali (jika ada), saksi, dan masyarakat sekitar. Kesepakatan ini mencerminkan aspek moral
dan sosial dalam pernikahan Islam, serta menunjukkan keterlibatan dan persetujuan dari
berbagai pihak.
4. Dalam dunia tanpa emosi dan preferensi, tentu saja saya akan menggunakan data dan logika
untuk menentukan kriteria pasangan hidup. Tapi, beruntungnya, kita hidup di dunia yang
penuh dengan nuansa dan kompleksitas emosi manusia! Nah, kalau saya harus menentukan
kriteria pasangan hidup, mungkin saya akan mempertimbangkan hal-hal berikut:
 Kesamaan Nilai dan Keyakinan: Memastikan bahwa pasangan memiliki nilai-nilai dan
keyakinan yang sejalan, karena kesamaan ini bisa menjadi dasar kestabilan hubungan
dan harmoni dalam rumah tangga.
 Komunikasi Efektif: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik sangat penting.
Pasangan harus bisa saling mendengarkan, memahami, dan berkomunikasi secara
terbuka tanpa takut mengungkapkan perasaan atau ide-ide mereka.
 Kesepakatan dalam Rencana Masa Depan: Memastikan bahwa pasangan memiliki visi
yang sejalan mengenai rencana masa depan, termasuk perencanaan keluarga, karier,
dan tujuan hidup lainnya.
 Keseimbangan Antara Kemandirian dan Ketergantungan: Pasangan sebaiknya mampu
mempertahankan kemandirian individu, sambil tetap menghargai dan mendukung satu
sama lain. Keseimbangan ini penting agar hubungan tidak terasa terlalu membebani
atau membatasi.
 Kepercayaan dan Kesetiaan: Kepercayaan dan kesetiaan merupakan dasar dari
hubungan yang kuat. Pasangan harus dapat mengandalkan satu sama lain dan setia
dalam menghadapi cobaan hidup.

5. Hikmah atau kebijaksanaan pernikahan dalam Islam sangatlah luas dan mendalam. Beberapa
hikmah pernikahan dalam Islam antara lain:
 Melengkapi Separuh Agama: Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah setiap orang di
antara kamu memilih pasangan hidup yang beragama, karena agama akan menjadi
penolongmu di dunia dan akhirat." (HR. Muslim). Hikmahnya adalah bahwa pernikahan
membantu melengkapi separuh agama, di mana pasangan dapat saling mendukung
dalam menjalankan kewajiban agama dan mencapai keberkahan hidup.
 Mewarisi dan Melanjutkan Keturunan: Pernikahan dianggap sebagai cara untuk
melanjutkan keturunan, sehingga dapat menjadi bentuk amal jariyah (amalan yang terus
memberikan pahala) bagi pasangan yang menjalankannya dengan niat yang baik.
 Pembentukan Keluarga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah: Hikmah pernikahan
termasuk membentuk keluarga yang di dalamnya terdapat kedamaian (sakinah), kasih
sayang (mawaddah), dan rahmat (warahmah). Ini menciptakan lingkungan yang penuh
kehangatan dan saling mendukung.
 Pertukaran Kasih Sayang dan Perhatian: Pernikahan membawa kebahagiaan dan kasih
sayang di antara pasangan, memberikan kesempatan untuk saling memberikan
perhatian, dukungan, dan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari.
 Pengendalian Nafsu dan Pencegahan Zina: Islam mengajarkan bahwa pernikahan adalah
sarana yang sah untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional manusia. Dengan
menjalankan pernikahan, individu dapat mengendalikan nafsu dan mencegah terjadinya
zina.

Anda mungkin juga menyukai