tmalvisalden@gmail.com
Program Studi Ilmu Hukum Universitas Islam Negri Ar-Raniry Banda Aceh
Abstract : Perkawinan atau pernikahan merupakan salah satu dari bidang al-Ahwal
al-Syakhshiyyah. Pernikahan adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara
seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menetapkan hak-hak dan kewajiban
di antara keduanya. Secara fikih apabila rukun dan syarat pernikahan sudah
terpenuhi maka akad pernikahan itu adalah sah. Namun, apabila dihubungkan
dengan hukum positif, selain harus memenuhi rukun dan syarat tersebut, akad nikah
harus dicatat di KUA agar memperoleh legalisasi secara hukum dan untuk menjaga
agar tercipta ketertiban administrasi pernikahan.
1) Asas Keadilan: Setiap pasangan harus diperlakukan dengan adil dan tidak
diskriminatif dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan pernikahan.
2) Asas Kesamaan: Pasangan dalam pernikahan harus memiliki kesamaan dalam
agama, status sosial, dan kepribadian, sehingga mereka dapat hidup harmonis
dan saling memenuhi kebutuhan satu sama lain.
3) Asas Kebebasan: Pasangan harus memiliki kebebasan untuk memilih
pasangan hidupnya dan menentukan jangka waktu pernikahannya.
4) Asas Kepastian: Pasangan harus memiliki kepastian mengenai hak dan
kewajiban masing-masing dalam pernikahan, termasuk dalam hal hak waris dan
hak perceraian.
Adapun prinsip-prinsip dalam dalam filih munakahat yaitu saling rela (ridha),
berbuat ayak (ma’ruf), berusaha menciptakan kondisi yang lebih baik (ihsan),
tulus (nihlah), musyawarah dan perdamaian (ishlah)
Kesimpulan