Anda di halaman 1dari 19

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

FIQIHMUNAKAHAT
FIQIH MUNAKAHAT
DOSENPENGAMPU
DOSEN PENGAMPU: :AHMAD
AHMADMIFTAHUDDIN
MIFTAHUDDIN
M.H.I
M.H.I
ACHMAD SUPRIYANTO
SYARI’AH
SEMESTER IV
PERLU
DIPAHAMI ???
Hak adalah apa-apa yang diterima dari
seseorang untuk orang lain

Kewajiban adalah apa yang harus


dilakukan oleh seseorang terhadap orang
lain
v
Dalam pengurusan rumah tangga masing-masing suami istri mempunyai hak
dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut secara garis besar dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1) Suami istri wajib saling cinta-mencintai, hormat-menghormati,


saling setia dan saling memberikan bantuan lahir dan batin.
2) Suami istri wajib memikul kewajiban yang luhur untuk membina dan
menegakan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera lahir dan
batin.
3) Suami istri mempunyai kewajiban mengasuh dan memelihara anak-
anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun
kecerdasan.
4) Suami istri wajib menjaga kehormatan masing-masing.
5) Suami istri dihalalkan saling bergaul menghalalkan hubungan
seksual.
Undang-undang yang mengatur
-Hak dan kewajiban suami-istri dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 terdapat dalam
Bab VI pasal 30-34
30-34.

-Dalam Kompilasi Hukum Islam Bab XII Hak dan Kewajiban Suami Istri, yaitu:
1. Pasal 77 77 78 79
2. Pasal 78
3. Pasal 79
4. Pasal 80 80 81 82
5. Pasal 81
6. Pasal 82
7. Pasal 83
83 84
8. Pasal 84
DokumenCounter
Dokumen Counterlegal
legaldraft
draftKHI
KHIHak
Hakdan
danKewajiban
Kewajiban
Suami-Istrisendiri
Suami-Istri sendiridiatur
diaturdalam:
dalam:

BABXIXIHAK
BAB HAKDAN
DANKEWAJIBAN
KEWAJIBANSUAMI
SUAMIISTRI
ISTRI

1. Pasal 45
4545 4646
2. Pasal 46
3. Pasal 47
4747 4848
4. Pasal 48
Dalil Al-Qur’an

‫ون عَىَل ال ِن ّ َسا ِء ِب َما فَضَّ َل اهَّلل ُ ب َ ْعضَ ه ُْم عَىَل ٰ ب َ ْع ٍض َو ِب َما َأنْ َف ُقوا‬ َ ‫ّ ِالر َج ُال قَ َّوا ُم‬
َ ‫ات ِللْ َغ ْي ِب ِب َما َح ِف‬
‫ظ ا ُهَّلل‬ ٌ ‫ات َحا ِف َظ‬ ٌ ‫الصا ِل َح ُات قَا ِن َت‬ ‫ف‬ ۚ ‫ِم‬ ‫ه‬‫ل‬ِ
َّ ْ ‫ۚ ِم ْن َأ ْم َوا‬ 
َ
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita
yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)
Dalam pasal 30 disebutkan: ”suami-istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi
sendiri dasar dari susunan masyarakat.”
 
Dalam pasal 31 dijelaskan pula mengenai hak dan kewajiban suami-istri, yaitu:
1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukam suami dalam kehidupan rumah tangga dan
pergaulan hidup bersama dalam masyarakat;
2) Masing-masing pihak berhak melakukan perbuatan hukum;
3) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.
 
Pasal 32 menyatakan bahwa:
4) Suami-istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap;
5) Rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini ditentukan oleh suami istri bersama.
 
Pasal 33 menyatakan : “Suami-istri wajib saling mencintai, menghormati, setia, dan memberi bantuan lahir dan batin yang
satu kepada yang lain.”
 
Pasal 34 menyatakan sebagai berikut:
6) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan
kemampuannya;
7) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya;
8) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.
Pasal 77
1) Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk
menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan
rahmah yang menjadi sendi dari susunan masyarakat.
2) Suami istri wajib saling cinta-mencintai hormat-
menghormati, setia dan memeberi bantuan lahir batin yang 
satu kepada yang lain.
3) Suami istri memiliki kewajiban untuk mengasuh dan 
memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan
jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan
agama.
4) Suami istri wajib memelihara kehormatannya.
5) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-
masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.
Pasal 78
1) Tentang kedudukan suami istri
2) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang  tetap .
3) Rumah kediaman  yang dimaksud dalam ayat (1), ditetukan
oleh suami istri bersama.
Pasal 79
1) Mengatur kedudukan suami istri
2) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.
3) Hak dan kedudukan  istri adalah  seimabang dengan  hak
dan  kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan
pergaulan hidup bersama dalam
4) Masing-masing pihak berhak untuk melalukan perbuatan
hukum.
Pasal 80
Tentang kewajiban suami
1. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi  mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang
penting-penting diputuskan oleh suami istri bersama.
2. Suami melindungi istrinya dan memeberikan segala susuatu  keperluan  hidup berumah  tangga sesuai dengan kemampuannya.
3. Suami wajib memeberikan pendidikan agama kepada istrinya dan  memberikan kesempatan belajar pengetahuan yang berguna
dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
4. Sesuai dengan pengasilannya, suami menaggung :
5. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri .
6. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak.
7. Baiaya pendidikan bagi anak .
8. Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat (4) huruf a dan b diatas mulai berlaku sesudah ada tamkin
sempurna dari istrinya.
9. Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.
10. Kewajiaban suami sebagaimana dimaksud ayat 5 gugur apabila istrinya nusyuz. [12]
Pasal 81
1) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi istri dan
anak-anaknya atau bekas istri yang  masih dalam  ‘iddah.
2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk
istri selama dalam ikatan perkawinan, atau dalam ‘iddah
talak atau ‘iddah
3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan
anak-anaknya dari gangguan pihak lain, sehingga mereka
merasa aman dan tentram. Tempat kediaman juga berfungsi
sebagai tempat menyimpan harta kekayaan, sebagai tempat
menata dan mengatur alat-alat rumah tangga.
4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan
kemampuannya serta disesuaikan dengan keadaan
lingkungan tempat tinggalnya, baik berupa alat-alat
perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang
lainnya.
Pasal 82
1) Suami yang mempunyai istri lebih dari seseorang
berkewajiban memberi tempat tinggal dan biaya hidup
kepada masing-masing istri secara berimbang menurut besar
kecilnya jumlah keluarga yang ditanggung masing-masing
istri, kecuali jika ada perjanjian perkawinan .
2) Dalam hal para istri rela dan ikhlas, suami dapat
menempatkan istrinya dalam satu tempat kediaman.
Pasal 83
Tentang kewajiban istri
1) Kewajiban utama bagi seorang istri adalah berbakti lahir
dan batin kepada suami didalam batas-batas yang
dibenarkan oleh hukum islam.
2) Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan  rumah 
tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya.
Pasal 84
1) Istri dapat dianggap nuyuz jika tidak mau melaksanakan
kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal
83 ayat (1) kecuali dengan alasan yang sah.
2) Selama istri dalam nusyuz, kewaiban suami terhadap
istrinya tersebut pada pasal 80 ayat (4) a dan b tidak berlaku
kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya.
3) Kewajiban suami pada ayat (2) diatas berlaku kembali
sesudah istri tidak nusyuz.
4) Ketentuan tentang ada atau tidak adanya nausyuz dari istri
harus didasarkan atas bukti yang sah.
Bagian Kesatu Umum
Pasal 45
1) Kedudukan, hak, dan kewajiban suami istri adalah setara,
baik dalam kehidupan rumah tangga, maupun kehidupan
bersama di masyarakat.
2) Suami istri memiliki hak dan kewajiban untuk menegakkan
kehidupan rumah tangga sakinah yang mawaddah, rahmah,
dan mashlahah.
Bagian Kedua Hak
Pasal 46
Suami dan istri berhak:
1. Memilih dan memeluk suatu agama;
2. Memilih peran dalam kehidupan rumah tangga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan
bersama;
3. Menentukan jangka waktu perkawinan;
4. Menentukan pilihan memiliki keturunan atau tidak;
5. Menentukan jumlah anak, jarak kelahiran, dan alat
kontrasepsi yang dipakai;
6. Menentukan tempat kediaman bersama;
7. Memiliki usaha ekonomi produktif;
8. Melakukan perbuatan hukum.
9. Hak dimiliki oleh kedua belah pihak setelah akad nikah
dilangsungkan. Bagian Ketiga Kewajiban
Pasal 47
Suami dan istri berkewajiban:
1. Saling mencintai, menghormati, menghargai, melindungi
dan menerima segala perbedaan yang ada;
2. Saling mendukung dan memberikan segala keperluan hidup
berumah tangga sesuai dengan kemampuan masing-masing;
3. Mengelola urusan kehidupan rumah tangga berdasarkan
kesepakatan bersama;
4. Saling memberikan kesempatan untuk mengembangkan
potensi diri;
5. Mengasuh, memelihara, dan mendidik anak-anak mereka.
6. Kewajiban tersebut berlaku bagi kedua belah pihak setelah
akad nikah dilangsungkan. Bagian Keempat Nusyuz
Pasal 48
1. Suami atau istri dianggap nusyuz apabila tidak
melaksanakan kewajiban atau melanggar hak sebagaimana
diatur dalam pasal 46 dan 47.
2. Akibat nusyuz, pihak yang dirugikan dapat mengajukan
permohonan kepada Pengadilan Agama.
3. Selama suami atau istri nusyuz, kewajiban terhadap salah
satu pihak kepada pihak lain tidak berlaku kecuali hal-hal
yang berkaitan dengan kepentingan anak.
4. Ketentuan tentang ada atau tidaknya nusyuz, dalam pasal 45
ayat 1 menyebutkan bahwa kedudukan hak dan kewajiban
suami istri setara dalam kehidupan rumah tangga maupun
dimasyarakat. Sedangkan suami menjadi kepala rumah
tangga dalam kompilasi hukum islam (KHI).

Anda mungkin juga menyukai