Anda di halaman 1dari 17

‫َالَّس اَل ُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َك ا ُتُه‬

“ PERNIKAHAN DALAM ISLAM”


Dosen Pembimbing : Moch. Taufiq M.Pdi

 Dian Prawesti (P17211211012)


 Nur Aini Isma (P17211211016)
 Bahrudin (P17211211020)
 Fietria Fortuna A.A (P17211211023)
 Regina Iftitah Adistama (P17211211024)
 Inna Aulia Putri Nararya (P17211213030)
 Nahdah Fitrotul Kalimah (P17211213036)
 Faizatu Nur’aini (P17211214043)
 Moh Fadhil Raihan (P17211214050)
 Dika Nafisatul Azizah (P17211214064)
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM ISLAM
(PERNIKAHAN DALAM ISLAM)

 Istilah nikah berasal dari bahasa Arab, yaitu ( ‫) النكاح‬, adapula yang mengatakan
perkawinan menurut istilah fiqh dipakai perkataan nikah dan perkataan zawaj2.
Sedangkan menurut istilah Indonesia adalah perkawinan. Dewasa ini kerap kali
dibedakan antara pernikahan dan perkawinan, akan tetapi pada prinsipnya perkawinan
dan pernikahan hanya berbeda dalam menarik akar katanya saja.
DASAR HUKUM ISLAM

 Dalam kompilasi hukum islam dijelaskan bahwa perkawinan adalah pernikahan, yaitu akad
yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah. Dari beberapa terminologi yang telah dikemukakan nampak jelas sekali
terlihat bahwa perkawinan adalah fitrah ilahi.
 Para ulama fiqh pengikut mazhab yang empat (Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hanbali) pada
umumnya mereka mendefinisikan perkawinan pada :Akad yang membawa kebolehan (bagi
seorang laki-laki untuk berhubungan badan dengan seorang perempuan) dengan (diawali
dalam akad) lafazh nikah atau kawin, atau makna yang serupa dengan kedua kata tersebut.
“PERNIKAHAN DAN HIKMAHNYA”

 Para ulama fiqh pengikut mazhab yang empat  Pernikahan dan Hikmahnya Perspektif Hukum
(Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hanbali) pada Islam YUDISIA, Vol. 5, No. 2, Desember 2014 289
umumnya mereka mendefinisikan perkawinan ditarik kesimpulan:
pada :Akad yang membawa kebolehan (bagi 1. Hak monopoli dalam memiliki kemanfaatan atas
seorang laki-laki untuk berhubungan badan istrinya hanya dimiliki oleh suami, karena selain
dengan seorang perempuan) dengan (diawali suaminya haram merasakan kenikmatan itu.
dalam akad) lafazh nikah atau kawin, atau 2. Si istri tidak terikat dengan suami, karena ia
makna yang serupa dengan kedua kata mempunyai hak untuk dapat melepaskan diri dari
tersebut. suaminya.
3. Faraj (kemaluan) si istri adalah hak miliknya selaku
pemilik raqabah dan manfa’at, karena jika terjadi
kekeliruan dalam wati syubhat, maka wajib atassuami
tersebut membayar misl kepada istri, bukan kepada
suami.
4. Suami tidak berkewajiban menyetubuhi istrinya,
tetapi si istri berkewajiban menyerahkan faraj
(kemaluannya) sewaktu diminta oleh suaminya.
 Kewajiban suami bukanlah tuntutan akad, tetapi hanya
berkewajiban memelihara moral istri. Jadi kalau si suami
sudah membuktikan kepada istrinya dalam persetubuhan
yang pertama kali bahawa ia impoten, maka hal ini dianggap
cukup untuk memenuhi tuntutan istrinya. Sebagian ulama
Syafi’iyah memandang bahwa akad nikah adalah akad
 Definisi di atas bila dirinci akan ibadah, yaitu membolehkan suami menyetubuhi istrinya.
ditemukan : Jadi bukan akad tamlik bi al- intifa’.
1.Pernikahan ialah ikatan lahir batin
 Hakikat pernikahan yang digambarkan
antara seorang pria dengan seorang
dalam UU No.1 Tahun 1974 itu sejalan
wanita sebagai suami istri.
dengan hakikat pernikahan dalam Islam,
karena keduanya tidak hanya melihat dari
2. Ikatan lahir batin itu ditujukan untuk
Pernikahan dan Hikmahnya Perspektif
membentuk keluarga (rumah tangga)
Hukum Islam YUDISIA, Vol. 5, No. 2,
yang bahagia dan sejahtera.
Desember 2014 291 segi ikatan kontrak
lahirnya saja, tetapi sekaligus ikatan
3. Dasar ikatan lahir batin dan tujuan
pertautan kebatinan antara suami istri
bahagia yang kekal itu berdasarkan pada
yang ditujukan untuk membina keluarga
Ketuhanan Yang Maha Esa
yang kekal dan bahagia, sesuai dengan
kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
“HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI”

 Hak dan Kewajiban Suami Pasal 32


1. Suami istri harus memiliki tempat kediaman yang tetap.
2. Rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
ditentukan oleh suami istri bersama Pasal 33 Suami istri wajib
cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi
bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.

 Hak dan Kewajiban Suami Pasal 34


1. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
berumah tangga sesuai dengan kemampuannya
2. Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaikbaiknya
3. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan
gugatan pada pengadilan.
 Beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan kewajiban suami terhadap istri:

1. Suami wajib melindungi istri 2. Suami wajib memberikan segala sesuatu keperluan
Ayat di atas menerangkan tentang peringatan agar suami tidak hidup berumah tangga
cepat-cepat mengambil putusan menyangkut kehidupan rumah sesuai dengan kemampuannya. (Abdul Haris Na’im,
tangganya, kecuali setelah menimbang dan menimbangnya, 2008:81-82). Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah 296
karena nalar tidak jarang gagal mengetahui akibat sesuatu. Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam.
(M. Quraish Shihab, 2002:384)

3. Suami wajib memberi pendidikan agama


kepada istrinya dan memberikan
kesempatan belajar pengetahuan yang
berguna dan bermanfaat.
4. Suami wajib menanggung nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri.
Allah berfirman dalam QS At-Thalaq ayat 2, Juz 28:
‫َفِاَذ ا َبَلۡغ َن َاَج َلُهَّن َفَاۡم ِس ُك ۡو ُهَّن ِبَم ۡع ُر ۡو ٍف َاۡو َفا ُقۡو ُهَّن ِبَم ۡع ُر ۡو ٍف َّو َاۡش ِهُدۡو ا َذ َو ۡى َع ۡد ٍل ِّم ۡن ُك ۡم َو َاِقۡي ُم وا الَّش َهاَد َة ِهّٰلِل‌ؕ ٰذ‬
‫ِر‬
‫ِلُك ۡم ُيۡو َع ُظ ِبٖه َم ۡن َك اَن ُيۡؤ ِم ُن ِباِهّٰلل َو اۡل َيۡو ِم اٰاۡل ِخ ِر‌ۙ  َو َم ۡن َّيـَّتـِق َهّٰللا َيۡج َع ْل َّلٗه َم ۡخ َر ًج ا‬

Artinya: Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujuklah
(kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah
kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan
bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,
5. Suami wajib menanggung biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya
pengobatan bagi isteri dan anak.
Hal ini terdapat dalam firman Allah SWT QS An-nisa 34:
‫َالِّر َج اُل َقَّو اُم ْو َن َع َلى الِّنَس ۤا ِء ِبَم ا َفَّض َل ُهّٰللا َبْع َض ُهْم َع ٰل ى َبْع ٍض َّو ِبَم ٓا َاْنَفُقْو ا ِم ْن َاْم َو اِلِهْم ۗ َفالّٰص ِلٰح ُت ٰق ِنٰت ٌت ٰح ِفٰظ ٌت ِّلْلَغْيِب ِبَم ا َح ِفَظ ُهّٰللا‬
‫َۗو اّٰل ِتْي َتَخ اُفْو َن ُنُش ْو َز ُهَّن َفِع ُظْو ُهَّن َو اْهُجُر ْو ُهَّن ِفى اْلَم َض اِج ِع َو اْض ِر ُبْو ُهَّن ۚ َفِاْن َاَطْعَنُك ْم َفاَل َتْبُغ ْو ا َع َلْيِهَّن َس ِبْياًل ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع ِلًّيا‬
‫َك ِبْيًرا‬
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian
mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah
memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka
yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah
menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah
kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan
(kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-
cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.
“TALAK DAN RUJUK DAN IDDHA”
 Talak, Ruju’ dan Iddah
a. Pengertian talak
Talak berasal dari kata thalaqa yang berarti melepaskan dan meninggalkan.
Sedangkan secara istilah talak adalah melepaskan ikatan pernikahan dan
mengakhiri hubungan sebagai suami istri.

b. Pengertian rujuk adalah :


1. Rujuk berasal dari kata raja'a yang berarti kembali.
2. Menurut Istilah rujuk adalah bersatunya kembali seorang suami kepada
istri yang telah dicerai sebelum habis masa menunggunya ( iddah )
3. Rujuk ini dapat dilakukan apabila dalam keadaan diantara talak Raj'i.

c. Pengertian Iddah
Iddah adalah masa menunggu, yaitu seorang perempuan yang telah
diceraikan oleh suaminya, yang disebabkan karena suaminya meninggal
atau suaminya masih hidup, untuk menunggu dinikahi oleh laki-laki lain.
 Penjelasan :
Dalil-Dalil yang berkaitan dengan talaq, rujuk dan iddah
Q.S. Al-Baqarah : 228

‫َو اْلُم َطَّلٰق ُت َيَتَر َّبْص َن ِبَاْنُفِس ِهَّن َثٰل َثَة ُقُر ْۤو ٍۗء َو اَل َيِح ُّل َلُهَّن َاْن َّيْك ُتْم َن َم ا َخ َلَق ُهّٰللا ِفْٓي َاْر َح اِم ِهَّن ِاْن ُك َّن ُيْؤ ِم َّن ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِۗر‬
‫ࣖ َو ُبُع ْو َلُتُهَّن َاَح ُّق ِبَر ِّد ِهَّن ِفْي ٰذ ِلَك ِاْن َاَر اُد ْٓو ا ِاْص اَل ًحاۗ َو َلُهَّن ِم ْثُل اَّلِذ ْي َع َلْيِهَّن ِباْلَم ْع ُر ْو ِۖف َو ِللِّر َج اِل َع َلْيِهَّن َد َر َج ٌةۗ َو ُهّٰللا َع ِز ْيٌز َحِكْيٌم‬

Artinya: Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali
quru'. Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahim
mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan para suami mereka lebih berhak
kembali kepada mereka dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki perbaikan. Dan mereka
(para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut.
Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
HUKUM PERNIKAHAN DALAM AGAMA

 Hukum Pernikahan Beda Agama dalam Islam Pembahasan pernikahan


beda agama ini akan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Pernikahan dengan Non Muslim/ kafir.
2. Pernikahan dengan ahli kitab. Dalam pembedaan dua kategori antara non
muslim/kafir dengan ahli kitab ini memang terdapat sebuah pembedaan yang
menimbulkan konsekuensi dalam hukumnya, non muslim/ kafir adalah orang-
orang yang mengingkari Tuhan,19 sementara pengertian ahli kitab adalah
orang yang menganut salah satu agama Samawi yang mempunyai kitab suci
seperti Taurat, Injil , dan
Zabur.
3. Pernikahan dengan non muslim/ kafir Definisi kafir dan muslim
merupakan definisi yang sangat luas, para ulama’ berpendapat bahwa istilah
non muslim atau kafir disimpulkan oleh pakar AlQur’an, Syeikh Muhammad
Abduh, segala aktifitas yang bertentangan dengan ajaran tujuan agama21.

Tentu saja maksudnya tidak mengarah pada suatu


kelompok agama saja, akan tetapi mencakup sejumlah agama dengan
segala bentuk kepercayaan dan variasi ritualnya. Al Qur’an
menyebutkan kelompok non muslim ini secara umum seperti terdapat
dalam QS. surat Al-Hajj: 17 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani,
orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi
Keputusan di antara mereka pada hari kiamat.
Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu”.22 Dalam ayat Al Qur’an
tadi terdapat lima kelompok yang dikategorikan sebagai non muslim, yaitu
Yahudi,
Nasrani, ash-Shabi’ah atau ashShabiin, al-Majus, al-Musyrikun. Masing-
masing kelompok secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama,
Yahudi adalah kaum bangsa Israel yang mengamalkan ajaran nabi
Musa/Taurat. Kedua, Nasrani/Nashara yang diambil dari nama Nashiroh
(tempat lahir nabi Isa), mereka adalah kelompok yang mengajarkan ajaran
nabi Isa. Ketiga, Ash-Shabi’ah, yaitu kelompok yang mempercayai pengaruh
planet terhadap alam semesta.
Keempat, Al-Majus yaitu para penyembah api yang mempercayai bahwa jagat
raya dikontrol oleh dua sosok Tuhan, yaitu Tuhan Cahaya dan Tuhan
Gelap yang masing-masingnya bergerak kepada yang baik dan yang
jahat, yang bahagia dan yang celaka dan seterusnya23, dan AlMusyrikun, kelompok
yang mengakui ketuhanan Allah SWT, tapi dalam ritual mempersekutukannya dengan
yang lain seperti
penyembahan berhala, matahari dan malaikat. Dari pengertian Non muslim/kafir diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa lawan dari kata kafir adalah mukmin orang yang
mengimani Allah. Dalam surat AlMumtahanah menjelaskan bahwa adanya pelarangan
untuk tetap meneruskan hubungan pernikahan dengan wanita kafir, sampai
mereka,beriman kepada Allah. Larangan pernikahan beda agama dengan non
muslim/kafir secara global telah disepakati oleh para ulama’24. Lebih lanjut, Ibnu Katsir
menjelaskan bahwa larangan pernikahan dengan non muslim atau kafir juga didasarkan
pada surat Al-Baqoroh: 221. Beliau
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan musyrik dalam ayat tersebut adalah
penyembah berhala.
‫َو َع َلْيُك ُم الَّس َالُم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َك اُتُه‬

Anda mungkin juga menyukai