- Amaliatul Jannah
- Miskatu Nuril A
DASAR HUKUM PERKAWINAN
- Davi FH ISLAM
- sirojul muhlasin
- M khusni M
- Abdul latif
PENDAHULUAN
1. Imam syafi’I
E
TM
SE L EC
Nikah menurut arti sebenarnya ialah akad yang dengannya menjadi halal hubungan
kelamin antara pria dan Wanita. Sedangkan menuruut arti kiasan Nikah ialah setubuh.
2. Imam abuhanifah
Nikah menurut arti sebenarnya ialah setubuh dan menurut arti kiasan ialah akad yang
dengannya menjadi halal hubungan kelamin.
3. Sebagian ulama
Nikah berarti kedua-duanya akad yaitu akad dan setubuh. Apabila ditinjau dari segi
adanya kepastian hukum dan pemakaian perkataan nikah didalam al-qur’an dan hadis,
maka nikah dengan arti akad atau perjanjian perikatan adalah lebih tepat dan lebih banyak
dipakai, daripada nikah dengan artian setubuh dengan adanya kepastiaan hukum
terjadinya pernikahan sangatlah diperlukan.
5
a. Jumhur ulama menyatakan sunnah alasannya adalah bahwa amar (anjuran) dalam
ayat An Nisa ‘(4) ayat 3 dan Al Baqoroh(2) ayat 282
b. Madzhab Daud Ad Dhohiri: perkawinan wajib bagi orang yang kuasa dan mampu.
Alasannya bahwa anjuran dalam Al Qur’an dan hadis adalah wajib
c. Imam Maliki menurut beliau hukum dapat wajib dan sunnah dan dalam hal
tertentu dapat pula haram.
7
3. Haram: bagi seseorang yang mempunyai kesanggupan untuk kawin tetapi kalu ia
kawin menimbulkan kerugian kepada pihak lain, atau dengan kata lain tidak mampu
menafkahi.
5. Mubah: bagi seseorang yang menganggap bahwa perkawinan itu tidak ada gunanya.
8
Aspek perkawinan
Bila ditinjau secara yuridis, maka perkawinan/pernikahan adalah suatu
perjanjian dan bukan amal ibadah. Namun demikian terdapat aspek lain
yang sangat penting dan sering dilupakan orang, dan aspek-aspek
perkawinan dalam Hukum Islam yaitu;
• Aspek Hukum
• Aspek Ibadah
• Aspek Sosial
9
Tujuan Pernikahan
Undang-undang perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 telah merumuskan pengertian perkawinan sekaligus
tujuan perkawinan yaitu berbunyi:“ikatan lahir batin antara seorang pria dan Wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang Bahagia dan kekal berdasarkan Yang Maha
Esa”. Sedangkan Komplikasi hukum islam (KHI) Pengertian perkawinan adalah akad yang sangat kuat
atau miitsaaqon gholiidhan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakah ibadah
(pasal2KHI).
Moral dan tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha ESA menempatkan perkawinan pada kedudukan
yang sangat luhur. Perkawinan bukanlah sekedar pemenuhan nafsu seksual, tetapi memikul tanggung
jawab pembinaan keturunan dan ketentraman hidup manusia, baik jasmaniah maupun rohaniah,
lahiriah maupun batiniah.
kesimpulan
•Dasar hukum perkawinan dalam agama Islam terdapat dalam Al-
Quran dan Hadis.