MENAFKAHI,DAN KDRT
DISUSUN OLEH:
Al-QUR’AN
1 Perkawinan adalah tuntutan kodrat hidup dan tujuannya
antara lain adalah untuk memperoleh keturunan, guna
melangsungkan kehidupan
HADITS
2
4
Meskipun Al-Quran telah memberikan ketentuan-ketentuan hukum
perkawinan dengan sangat terperinci sebagaimana disebutkan diatas,
tetapi masih diperlukan adanya penjelasan- penjelasan dari sunnah.
IJTIHAD
4 ketentuan hukum dengan ijtihad misalnya mengenai harta bersama yang diperoleh
selama perkawinan berlangsung, perkawinan wanita hamil karena zina, akibat
pembatalan pertunangan, terhadap hadiah-hadiah pertunangan dan sebagainya..
Hukum perkawinan
diindonesia
“Nikah Adalah sunnahku,maka barang siapa yang tidak suka dengan sunnahku bukan
golonganku”.
Hukum islam memandang perkawinan sebagai sebuah
institusi yang terdiri dari tiga unsur: Legal,Sosial,dan
Agama.Dari sisi legalnya,Perkawinan memang sebuah
kontrak,karena itu ia tidak dapat dilakukan tanpa
adanya persetujuan oleh kedua belah pihak dan tanpa
perjanjian untuk memutuskan hubungan tersebut.
Dari sisi Sosialnya,Bahwa perkawinan memberi
penghormatan kepada wanita karena wanita yang
sudah menikah mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi disbanding sebelum menikah,Disamping
itu,melalui perkawinan adat poligami yang tidak
terbatas dan hak perceraian yang mutlak dari laki-laki
dapat dikurangi.Sedangkan dari sisi
Agamanya,Perkawinan merupakan perjanjian yang
sacral,dan tidak dapat dilakukan tanpa keterlibatan
para ahli agama.Terlebih lagi perkawinan juga
merupakan terbentuknya masyarakat,karena didalam
perkawinan manusia mempunyai sarana untuk
melangsungkan ras manusia.Karena itulah,mengapa
islam melihat perkawinan sebagai sesuatu institusi
yang harus dipertahankan selamanya.
Rukun Syarat
Perkawinan
Rukun yaitu sesuau yang mesti ada
untuk menetukan sah dan tidaknya
suatu pekerjaan (ibadah),dan
sesuatu itu termasuk dalam
Undang-undang perkawinan rangkaian pekerjaan itu.Dengan
tidak menyebutkan sama sekali demikian rukun merupakan pondasi
rukun-rukun perkawinan,namun dalam suatu akad pernikahan.
menyebutkan syarat-syarat yang
harus dipenuhi dalam
melangsungkan pernikahan
syarat yaitu hal-hal yang melekat
sebagaimana telah diatur
pada masing-masing unsure yang
didalam pasal 6 sampai menjadi bagian dari suatu
12.Adapun syarat usia perbuatan hokum atau peristiwa
perkawinan,Jika dia pria
mencapai usia 19 (Sembilan
belas) tahun dan pihak wanita
sudah mencapai usia 17 (Tujuh
belas) tahun.
perbedaan antara syarat dan rukun perkawinan adalah “rukun
perkawinan”sebagian dari hakikat perkawinan.Sedangkan
syarat perkawinan merupakan sesuatu yang harus ada
didalam perkawinan
Syarat Ijab danQabul
Salah satu dasar Hukum wajib nafkah terdapat didalam Q.s Al-Talaq : 6
yang mempunyai arti:
1. Zaujiyyah (Sebab Pernikahan) Yaitu karena 2. Qarabah (Sebab Keturunan) Yaitu sebab hubungan
ikatan pernikahan yang sah, diwajibkan atas kekerabatan, dalam hal ini fuqaha’ berbeda
suami member belanja kepada istrinya yang pendapat.Kalangan Malikiyah menilai qarabah yang
ta’at, baik berupa makanan, pakaian, tempat wajib nafkah hanya ada hubungan orang tua dan
tinggal maupun perkakas rumah tangga dan anak (walid wal walad). Kalangan Syafi’iyah, menilai
kebutuhan lainnya sesuai dengan masing- qarabah dalam hubungan orang tua dan anak, dan
masing lingkungan dan kekuatan suami hubungan cucu dan kakek (ushul dan furu’).
Hanafiyah menilai qarabah dalam konteks
mahramiyah, tidak terbatas ushul dan furu.
3. Milk (Sebab Milik) Yaitu sebab kepemilikan atas sesuatu, dalam hal
ini pemilik budak.Dalam konteks kekinian, sebab milk ini dapat
dipahami dalam konteks yang luas, yaitu hubungan kepemilikan
(kegiatan berorientasi tanggungan/ihtibas) seseorang terhadap
sesuatu yang hidup, termasuk jasa pembantu, memelihara hewan,
tumbuhan dan lain-lain.
KDRT menurut UUPKDRT
adalah: perbuatan KDRT (Kekerasan Dalam
terhadap seseorang Rumah Tangga)
terutama perempuan
yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis,
dan/atau penelantaran
atau perampasan
kemerdekaan secara
melawan hukum dalam
lingkup rumah tangga,
KDRT adalah kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga. Kekerasan ini bukan hal yang
biasa terjadi semacam ketegangan atau konflik sehari-hari seperti beda pendapat, perdebatan,
pertengkaran, saling mengejek atau memaki sesaat. KDRT lebih buruk lagi. Lazimnya
pelakunya mempunyai status dan kekuasaan yang lebih besar, baik dari segi ekonomi,
kekuatan fisik maupun status sosial dalam keluarga. Dengan kata lain KDRT adalah kekerasan
yang biasa terjadi jika di dalam rumah tangga dimana relasi antara pelaku dan korban
• Bentuk-bentuk
KDRT
bentuk KDRT dapat dibagi dua, yaitu fisik dan non fisik (psikis).
Mulai dari korban diremehkan, tidak dihargai, dihina, diejek,
ditelantarkan secara emosional dan ekonomi, sampai ditampar,
ditendang, dipukul, bahkan dibunuh. Dua bentuk KDRT ini
2. Penelantaran Rumah Tangga adalah: (1)
diderivasikan ke dalam empat ranah berdasarkan perspektif
menelantarkan orang dalam lingkup rumah
kekuasaan dan kontrol pelaku, sebagaimana tertuang dalam
tangganya padahal menurut hukum yang berlaku
UU PKDRT.
baginya atau karena persetujuan atau perjanjian
dia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau
1. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang pemeliharaan kepada orang tersebut. (2)
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, penelantaran pada ayat 1 juga berlaku bagi setiap
hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak orang yang mengakibatkan ketegantungan
berdaya, dan atau penderitaan psikis berat pada ekonomi daengan cara membatasi dan atau
seseorang (pasal 7). Misalnya pelaku melakukan melarang untuk bekerja layak di dalam atau di luar
berbagai kekerasan seperti mencaci, mengejek, rumah sehingga korban berada di bawah kendali
memaki, menghina, yang menyebabkan korban terlukai orang tersebut (Pasal 18).
secara psikologis sehingga menjadi stress, stress
pasca trauma (pelaku sengaja membuat korban takut
dan cemas), depresi, atau pelaku tidak memiliki belas
kasih.
3. Penelantaran rumah tangga atau
memakai istilah lain sebagai 4. Kekerasan seksual adalah a) pemaksaan hubungan seksual yang
kekerasan ekonomi ini dapat dilakukan terhadap orang-orang yang menetap dalam lingkup sebuah
dibahasakan lain dengan setiap rumah tangga; b) pemaksaan hubungan seksual terhadap seseorang
perbuatan yang mengakibatkan oleh salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan tujuan
kerugian secara ekonomi dan komersil dan atau tujuan tertentu (Pasal 8). Derivasi dari pasal ini
terlantarnya anggota keluarga. mungkin dapat dijabarkan sebagai berikut: setiap perbuatan yang
berupa pelecehan seksual, pemaksaan hubungan seksual,
pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan atau tidak
disukai korban, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain
untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu. Contoh kekerasan ini
seperti pencabulan dan pemerkosaan.
1. Perlunya keimanan yang kuat dan akhlaq yang baik dan berpegang teguh
pada agamanya sehingga Kekerasan dalam rumah tangga tidak terjadi
dan dapat diatasi dengan baik dan penuh kesabaran.
2. Harus tercipta kerukunan dan kedamaian di dalam sebuah keluarga,
karena didalam agama itu mengajarkan tentang kasih sayang terhadap
ibu, bapak, saudara, dan orang lain. Sehingga antara anggota keluarga
dapat saling mengahargai setiap pendapat yang ada.
3. Harus adanya komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar tercipta
sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah
rumah tangga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara kedua
belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam
rumah tangga.
4. Butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan
sebagainya antar anggota keluarga. Sehingga rumah tangga dilandasi
dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya, maka
mudah bagi kita untuk melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa
kepercayaan maka yang timbul adalah sifat cemburu yang kadang
berlebih dan rasa curiga yang kadang juga berlebih-lebihan
TERIMA KASIH