Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD REJA HANAFI

NPM : 21.108
PRODI : HUKUM
MATA KULIAH : HUKUM PERKAWINAN DAN KEWARISAN ISLAM
DOSEN AMPU : HJ. FATIMAH ASYARI, SH.,M.HUM

TUGAS MERANGKUM MATERI KE 7 dan 8


• HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI-ISTRI
- BAGIAN KESATU (umum)
1. Suami istri memikul kewajiban yang luhur
2. Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi
bantuan lahir batin.
3. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak
mereka, baik pertumbuhan jasmani, rohani, kecerdasan dan pendidikan agamanya.
4. Suami istri wajib memelihara kehormatannya.
5. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan
gugatan kepada pengadilan agama.
6. Suami istri harus mempunya kediaman yang tetap.
- BAGIAN KEDUA (kedudukan suami istri)
1. Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.
2. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kewajiban seuami dalam
rumah tangga dan pergaulan di masyarakat.
- BAGIAN KETIGA (Kewajiban Suami)
1. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya.
2. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
berumah tangga sesuai kemampuannya.
3. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan memberi
kesempatan belajar pengetahuan.
4. Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung: nafkah, kiswah dan tempat
kediaman bagi istri; biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan
bagi istri dan anak; biaya pendidikan bagi anak
- BAGIAN KEEMPAT (Tempat Kediaman)
1. Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi isteri dan anak‐anaknya.
2. Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk isteri selama dalam
ikatan perkawinan, atau dalam iddah talak atau iddah wafat.
3. Tempat kediaman disediakan untuk melindungi isteri dan anak‐anaknya dari
gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tenteram. Tempat
kediaman juga berfungsi sebagai tempat menyimpan harta kekayaan, sebagai
tempat menata dan mengatur alat‐alat rumah tangga.
4. Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan kemampuannya serta
disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya, baik berupa alat
perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang lainnya.
- BAGIAN KELIMA (Kewajiban Suami yang Beristeri Lebih Dan Seorang)
1. Suami yang mempunyai isteri lebih dari seorang berkewajiban memberikan tempat
tinggal dan biaya hidup kepada masing‐masing isteri secara berimbang menurut
besar kecilnya jumlah keluarga yang ditanggung masing‐masing isteri, kecuali jika
ada perjanjian perkawinan.
2. Dalam hal para isteri rela dan ihlas, suami dapat menempatkan isterinya dalam satu
tempat kediaman
- BAGIAN KEENAM (Kewajiban istri)
1. Kewajiban utama bagi seoarang isteri ialah berbakti lahir dan batin kepada suami
di dalam yang dibenarkan oleh hukum islam.
2. Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari‐hari dengan
sebaik‐baiknya.
3. Isteri dapat dianggap nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban‐kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kecuali dengan alasan yang sah
4. Selama isteri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap isterinya tersebut pada pasal
80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal‐hal untuk kepentingan anaknya.
5. Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali sesudah isteri
nusyuz
6. Ketentuan tentang ada atau tidak adanya nusyuz dari isteri harus didasarkan atas
bukti yang sah.
• KAWIN HAMIL
- Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang
menghamilinya.
- Selama seseorang masih dalam keadaan ihram, tidak boleh melangsungkan perkawinan
dan juga boleh bertindak sebagai wali nikah.
- Apabila terjadi perkawinan dalam keadaan ihram, atau wali nikahnya masih berada
dalam ihram perkawinannya tidak sah.
• BERISTERI LEBIH SATU ORANG
- Hal ini terbatas hanya sampai empat istri
- Syarat utama, seorang suami harus mampu berlaku adil.
- Suami yang hendak beristeri lebih dari satu harus mendapatkan ijin dar pengadilan
agama. Jika tidak, istri kedua hingga keempat tidak mempunai kekuatan hukum.
- Syarat lainnya, harus ada persetujuan istri dan kepasstian suami mampu menjamin
keperluan hidup istri dan anak.

Anda mungkin juga menyukai