Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI DAN HARTA DALAM

PERKAWINAN MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM

OLEH: ZIKRULLAH

A. PENDAHULUAN

Perkawinan tidak hanya menyatukan seorang pria dan wanita dalam sebuah
rumah/ keluarga, tetapi juga membawa konsekuensi hukum bagi suami istri maupun
terhadap anak mereka. Pada prinsipnya suatu perkawinan bertujuan untuk selamanya
dan memberikan kesenangan serta kebahagian bagi pasangan suami istri yang
bersangkutan (Rochaeti, 2013:651). Namun fakta membuktikan banyak faktor yang
memicu keretakan bangunan rumah tangga.Dengan putusnya suatu perkawinan maka
menimbulkan akibat hukum yang merupakankonsekuensi dari hubungan antara suami
danistri. Akibat hukum yang ditimbulkan adalah hak asuh anak (hadhonah), nafkah
‘iddah, danmut’ah, masa idah istri, nafkah istri dan anak, dan harta bersama (Mulyo,
1985: 212-213).

Harta bersama merupakan hasil darihubungan hukum kekeluargaan dan


hubunganhukum kekayaannya terjalin sedemikian eratnya,sehingga keduanya tidak
dapat dipisahkan (Satrio,1991: 5). Pembagian harta bersama antara suami istri pasca
perceraian menjadi persoalan yang rumit, sehingga tidak heran banyaknya gugatan
harta bersama pasca terjadinya perceraian. Mengenai pembagian harta bersama atau
gonogini dalam Kompilasi Hukum Islam dalam Pasal 97 disebutkan: “Janda
atau duda cerai masing-masing berhak seperdua atas harta peninggalan
bersama selama tidak ditentukan lain dalam perjanjian pernikahan.” Kemudian
dalam Pasal 128-129 KUHPerdata, dinyatakan bahwa apabila putusnya tali
perkawinan antara suami dan istri,maka harta bersama itu dibagi dua antara suami
istri.

1
Indonesia sebagai negara yang menganut supremacy of law mengindikasikan
segala tindakan dan keputusan penyelenggara negara harus berdasarkan hukum
(Hayat, 2015: 406).Indonesia juga menganut tradisi civil law yangcenderung
mengutamakan hukum tertulis dalam bentuk peraturan perundang-undangan
(Ashidiqqie, 2014: 7). Oleh karena itu, setiap
putusan hakim di Indonesia harus berdasarkankepada hukum tertulis. Hal ini
bertujuanuntuk menjamin adanya kepastian hukum danmenghindari adanya
perbedaan putusan hakimyang satu dengan putusan hakim yang lainnya.

B. PEMBAHASAN
1. Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Kompilasi Hukum Islam
Dan terdapat juga hak dan kewajiban suami dalam Pasal 79 KHI
menegaskan :
a. Suami adalah kepala keluarga, dan istri Ibu rumah tangga.
b. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan berumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
c. Masing- masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

Kandungan pasal 79 KHI tersebut didasarkan pada Q.S Al- Nisa/ 4; 32.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. Karena bagi orang laki-laki
ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita ada bagian
dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-
Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Pasal 80 KHI mengatur kewajiban suami terhadap istri dan keluarganya,


sebagai berikut :

2
a. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangga, akan tetapi mengenai
hal-hal urusan rumah tangga yang penting penting –penting di putuskan oleh suami
istri bersama.
b. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
rumah tangga sesuai dengan kemampuanya.
c. Suami wajib memberi pendidikan agama kepada istrinya dan memberi kesempatan
belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
d. Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung :
1) Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri.
2) Biaya rumah tangga, biaya perawatan , dan biaya pengobatan bagi istri dan anak.
3) biaya pendidikan bagi anak.
4) Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat 4 huruf a dan b mulai
berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari istrinya.
5) Istri dapat memebebaskan suaminya dari kewajiban terhadap suaminya dari
kewajiban terhadap dirinya sebagaimana tersebut pada ayat 4 huruf a dan b.
6) kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat 5 gugur apabila istri Nusyuz

Dasar hukum dari ketentuan pasal 80 Kompilasi hukum Islam adalah Q.S An-nisa 4;
34.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah telah
melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena
mereka laki-lak telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka
wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah
Maha Tinggi lagi Maha besar”.

3
Dalam pasal 81 KHI mengatur juga
1. Suami menyediakan tempat tinggal kediaman bagi istri dan anak-anaknya atau
bekas istri yang masih dalam iddah
2. Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri selama dalam ikatan
perkawinan atau dalam iddahtalak atau iddah wafat.
3. Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak dari gangguan pihak
lain, sehingga mereka merasa aman da tentram. Tempat kediaman juga berfungsi
sebagai tempat menyimpan harta kekeyaan, sebagai tempat menata dan mengatur
alat-alat rumah tangga.

Pasal 81 KHI tersebut sejalan dengan apa yang dijelaskan Allah dalam
Q.S At-Thalaq/65:6.

“ Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggalmenurut


kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan
(hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudahditalaq) itu sedang hamil,
Maka berikanlah kepada mereka nafkahnyahingga mereka bersalin, kemudian jika
mereka menyusukan (anakanak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka
upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan
jikakamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anakitu)
untuknya.

Dalam pasal 83 Kompilasi Hukum Islam mengatur juga kewajiban istri


kepada suami yaitu :
a. kewajiban utama istri ialah berbakti lahir bathin kepada suami di dalam batasan –
batasan yang dibenarkan oleh hukum Islam.

4
b. Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari –hari dengan
sebaik –baiknya.1

1
GUMELAR, M. M. (2019). (GUMELAR, 2019) HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI
ISTRI MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) DAN COUNTER LEGAL DRAFT
KOMPILASI HUKUM ISLAM (CLD KHI) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA).

GUMELAR, M. M. (2019). HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI MENURUT KOMPILASI HUKUM
ISLAM (KHI) DAN COUNTER LEGAL DRAFT KOMPILASI HUKUM ISLAM (CLD KHI).

Anda mungkin juga menyukai