Disusun oleh :
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
perceraian. Dewasa ini banyak kasus perceraian yang terjadi di kalangan
masyarakat, apapun alasannya mengapa kalangan masyarakat sering terjadi kasus
perceraian, mungkin mereka belum banyak memahami hak dan kewajiban suami
terhadap istri atau sebaliknya.
Salah satu kasus dimana suami sedang dalam kondisi sakit baik fisik
maupun jiwa menyebabkan kewajibanya tidak bisa terpenuhi sehingga meraka
yang sedang sakit merasakan dosa dan penyesalan. Akan tetapi kondisi terseebut
bisa menjadi hikmah untuk memperbaikai kedepannya atau sebagai awal retaknya
hubungan suami istri.
1.2 Masalah
BAB 2
2
TINJAUAN TEORI
3
c. Suami isteri wajib mengasuh dan memelihara anak-anak, mengenai
pertumbuhan jasmani, ruhani, pendidikan agama,
d. Suami isteri wajib memlihara kehormatan
e. Jika suami isteri melalaikan kewajiban dapat mengajukan gugatan
ke Pengadilan Agama
2. Kewajiban Suami (Psl.80).
a. Suami adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah tangganya,
mengenai urusan rumah tangga yang penting diputuskan oleh
suami isteri bersama.
b. Suami wajib melindungi isteri dan memberi segala keperluan
hidup berumah tangga sesuai kemampuan
c. Suami wajib memberi pendidikan agama kepada isteri, memberi
kesempatan belajar pengetahuan, dst.
d. Sesuai dgn penghasilan suami menanggung:
1) Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri.
2) Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan
bagi isteri dan anak.
3) Biaya pendidikan bagi anak.
e. Kewajiban suami pada ayat (4) huruf a dan b mulai berlaku
sesudah ada tamkin sempurna dari isterinya.
f. Isteri dapat membebaskan suami dari kewajiban sebagaimana
tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.
g. Kewajiban tersebut gugur apabila isteri nusyuz.
4
Suami wajib memberi nafkah yang halal kepada isteri sesuai
dengan kemampuan dengan tidak memaksakan diri untuk mendapatkan
harta yang tidak halal. Meskipun demikian suami wajib berusaha
mendapatkan nafkah lebih yang halal agar membawa kehidupan bahagia
dunia akhirat.
Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka
untuk menyempitkan (hati) mereka. (QS.Ath-Thalaq : 6)
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang
Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan member kelapangan sesudah
kesempitan. QS. Ath-Thalaq : 7)
Isteri wajib mensyukuri pemberian suami meskipun belum cukup
karena dengan bersyukur Allah akan memberi lebih kepada keluarga tsb.
Abdullah bin Amr berkata, Rasulullah saw bersabda: “Allah tidak akan
memperhatikan seorang isteri yang tidak pernah mensyukuri pemberian
suaminya , juga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diberikan
suaminya kepadanya” (HR. Nasai).
5
satu dinar yang anda sedekahkan kepada keluargamu, maka sedekah
yang anda berikan kepada keluargamulah yang jauh lebih besar
pahalanya” (HR. Muslim).
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir meka hendaklah ia
memuliakan tetangganya (HR. Musklim)
Tidaklah kamu menginfakkan satu nafkah pun dengan maksud untuk
mengharapkan keridhaan Allah, kecuali kamu akan mendapatkan
pahalanya, sampai apa yang kamu berikan untuk makan isteri kamu“
(HR. Bukhari)
3. Menjadi pemimpin / imam bagi isterinya dan mendidik isteri agar
menjadi lebih baik.
Sebagai pemimpin /imam laki – laki harus bisa menjadi contoh dan
panutan isteri dan anak-anaknya. seperti kewajiban sholat berjamaah di
masjid bagi suami saja dan sholat berjamaah bersama isteri dan anaknya
dirumah kemudian memberikan nasehat agama bagi keluarganya.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat
kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh
karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar. (QS. An-Nisa 34)
6
BAB 3
PEMBAHASAN
2.3 Temuan Kasus
Dijumpai dibangsal rumah sakit jiwa dimana pasien sering mengeluh ingin
pulang karena ingin kerja dan menafkahi keluarganya, klien mengatakan
merasa berdosa karena meninggalkan keluarganya (anak dan istrinya). Klien
mengatakan sudah sehat namun belum ada advise dokter untuk pulang atau
masih perlu perawatan. Hal yang paling ditakutkan adalah perceraian yang
mungkin saja bisa terjadi.
3.2 Hukum Meninggalkan Kewajiban Bagi Suami Yang Sedang Sakit Jiwa
Islam menganggap dosa besar bagi seorang suami yang mengabaikan
kewajiban ini, sebagaimana disebutkan didalam riwayat Abu Daud dari
Abdullah bin 'Amr, ia berkata; Rasulullah saw bersabda:
7
"Cukuplah dosa bagi seseorang dengan ia menyia-nyiakan orang yang
menjadi tanggungannya." Didalam sabdanya saw yang lain yang
diriwayatkan oleh Muslim disebutkan : "Cukuplah seseorang itu dikatakan
berdosa orang-orang yang menahan makan (upah dan sebagainya) orang
yang menjadi tanggungannya."
Islam tidaklah menuntut besar kecilnya penghasilan atau rezeki yang didapat
seseorang akan tetapi yang dituntut darinya hanyalah berusaha semaksimal
mungkin untuk bisa mendapatkan rezekinya itu, sebagaimana diriwayatkan
oleh Bukhori dari Az Zubair bin Al 'Awam dari Nabi saw bersabda:
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh seorang dari kalian
yang mengambil talinya lalu dia mencari seikat kayu bakar dan dibawa
dengan punggungnya kemudian dia menjualnya lalu Allah mencukupkannya
dengan kayu itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada
manusia, baik manusia itu memberinya atau menolaknya".
Suami adalah sandaran sebuah keluarga, karena memang untuk yang
demikianlah ia diciptakan.
قواممممون علمممى النسممماء بمممما فضمممل اممم بعضمممهم علمممى بعمممض و بمممما انفقممموا ممممن امممموالهم
قواممممون علمممى النسممماء بمممما فضمممل اممم بعضمممهم علمممى بعمممض و بمممما انفقممموا ممممن امممموالهم
٣٤ فالصمممممممممالحات قانتمممممممممات حافظمممممممممات للغيمممممممممب بمممممممممما حفمممممممممظ اممممممممم النسممممممممماء
"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita,karena Allah telah
melebikan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Qs. An-Nisa :34.
Tetapi jika terjadi mereka tidak mampu memberikan sesuatu untuk
keluarganya seperti nafkah lantaran ia cacat, sakit, dsb, maka ini adalah suatu
ilat pengecualian.
Hal ini juga telah terjadi dalam kisah Nabi Ayub As. yang perlu diingat bagi
para wanita tatkala ia bekerja menggantikan posisi suami adalah senantiasa
meminta ridhonya dan jaganlah memandang hina dia,.
كان جميع ما في الراض ذهبا و فضة و حملته امراة الي بيت زوجها ثم فخرت عليه الياام بقولهمما مممن
انممممممت انممممممما المممممممال لممممممي ول مممممممال لممممممك احبممممممط امممممم عملهمممممما و لممممممو كممممممان كممممممثيرا
"Sekiranya semua yang ada di bumi ini berupa emas dan perak, lalu dibawa
8
oleh wanita ke rumah suaminya, kemudian dia berbangga diri terhadapnya
pada suatu hari dengan mengatakan : kau,sesungguhnya harta ini punyaku
sedang kamu tidak berharta", maka Allah akan membatalkan
amalnya,sekalipun banyak. Abdurrahman As-syafi'i.
9
Serial Fiqh Munkahat V Hak dan kewajiban Suami Isteri oleh Aep
Saefulloh.
Ada yang berpendapat bahwa isteri sakit bukan kewajiban suami
berdasarkan pada QS. Athalaq ayat 7 :
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya
dst…
Tidak wajib karena dikhawatirkan isteri yang sakit meminta nafkah
lebih dari kemampuan suami untuk berobat yang sebenarnya suami tidak
mampu memberikannya sedangkan dimungkinkan ada cara lain yang
bias digunakan untuk berobat yang sesuai dengan kemampuan nafkah
suami )
Tapi ada juga ulama yang berpendapat itu adalah kewajiban suami
karena keadaan isteri tergantung pada suami sehingga saat sehat atau
tidak sehat tanggung jawab suami. Untuk itu penulis berpendapat
tergantung kondisinya isteri sakit bisa menjadi tanggung suami dan bisa
juga tidak menjadi tanggung jawab suami. Wanita muslimah yang
menginginkan seorang lelaki kaya berhati-hatilah sebelum tahu benar-
benar dari mana harta itu berasal. Apakah didapatkan dengan jalan halal
atau haram dengan mengandalkan kekuasaan / menyalahgunakan
wewenang karena nantinya harta tsb yang akan menjerumuskan ke
neraka sesuai dengan ayat At Takasur diatas. Tidak banyak tapi berkah
karena didapatkan dengan jalan yang baik .. lebih baik lagi harta halal
banyak dan membawa berkah
“Ambillah apa yang mencukupi untuk kamu dan untuk anak kamu
dengan jalan yang baik” (HR. Bukhari Muslim).
Janganlah kamu merasa bahwa rizqimu telat datangnya, karena
sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga telah datang
kepadanya rizqi terakhir (yang telah ditentukan) untuknya, maka
tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, yaitu dengan
mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.” (Riwayat Ibnu
Majah, Abdurrazzaq, Ibnu Hibban, dan Al Hakim, serta dishohihkan oleh
Al Albani)
10
4.1 Sikap Istri Jika Suami Tidak Mampu Menafkahi
a. Istri boleh menafkai keluarganya
Dalam keluarga terkadang kewajiaban wanita setelah menikah juga
diharuskan untuk membantu perekonomian suaminya yang masih belum
mampu mencukupi untuk menghidupkan keluarga.
Jika suami tidak bisa memberikan harta karena dalam kesusahan atau
kemiskinan, maka istri dianjurkan untuk ridha sekaligus bersabar dengan
itu, dan sebaiknya istri membantu untuk mencari nafkah keluarga.
“kedua wanita itu menjawab,’ kami tidak dapat memberi minum ternak
kami sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan ternakny,
sedang bapak kami termasuk orang yang tua yang lanjut umurnya.
Surat al Qashash:23
Apabila istri mempunyai pekerjaan dan cukup biaya untuk menafkahi
keluarga, dan pengobatan suaminya. Hal tersebut menjadi boleh asalkan
ada keridhoan dan kerelaannya. Bila ia telah memeberikan sebagian yang
ia miliki atau semuanya maka boleh saja menjadi halal bagi suaminya
Allah SWT bersabda :
“Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita ( yang kamu nikahi)
sebagai pemberian dengan penuh keralaan. Kemudian jika mereka
menyerakhkan kepada kamu sebagian dari mas kawin itu dengan senang
hati, maka makanlah (ambbillah) pemberian itu ( sebagai makanan) yang
sedap lagi baik akibatnya.” An nisa 4:4
Istri yang bekerja dan mempunyai penghasilan, jika ia memberikan
penghasilannya untuk membantu keperluan keluarga, maka itu hanya
sebagai sedekah saja, dan itu tetap menjadi penghasilan dan harta istri, tak
ada kewajiban (sebenarnya) dalam membantu keluarga dengan uang atau
harta tersebut, hingga suami sebenarnya sama sekali tidak boleh
menguasai harta atau mengambil harta istrinya tanpa izin istrinya.
Hal ini diperkuat dengan dalilnya: hadis dari Abu Said Al- Khudri, bahwa
suatu ketika, Zainab (istri Ibnu Mas’ud) hendak membayar zakat perhiasan
yang dia miliki. Kemudian beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, Bolehkah istri memberikan zakatnya kepada suaminya dan
anak yatim dalam asuhannya? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
11
bersabda,“Ya, silakan. Dia mendapat dua pahala: pahala menjaga
hubungan kekerabatan dan pahala bersedekah.” (HR. Bukhari 1466)
Dalam hal ini tersirat jika kondisi diatas menandakan jika istri Ibnu
Mas’ud sangat kaya raya, dan suaminya adalah orang miskin. Ini
menunjukkan jika Ibnu Mas’ud sama sekali tidak menguasai harta istrinya,
meski dia adalah seorang yang miskin. Dan Istrinya juga memiliki
dedikasi baik, terbukti untuk memberikan sebagian hartanya sebagai zakat
maal untuk suaminya itu. Jadi sangat jelas kewajiban nafkah itu
sebenarnya ada di pundak suami.
Dari uraian di atas tersebut jelaslah jika kebutuhan nafkah itu memang
kewajiban suami, melalaikan kewajiban itu adalah sesuatu yang zalim.
Jika istri bekerja, itu memang melakukan tugas untuk membantu
memenuhi kebutuhan rumah tangga atau untuk menerapkan ilmunya dan
membantu sesamanya. Penghasilan istri adalah mutlak milik istrinya. Jika
ia membagi penghasilan itu untuk keluarga, itu sebagai sedekah baik
untuknya, suami dilarang mengotak-atik harta istri tanpa ridhanya, bahkan
sebaliknya istri tak perlu membutuhkan ridha suami saat suami melalaikan
nafkah keluarga dan istri saat ia berpunya, atau mampu menafkahi dengan
layak, dengan catatan harus dengan ma’ruf, mengambil sesuai dengan
kebutuhan.
b. Perpisahan
Jika suami tidak mampu menafkahi istrinya maka para ulama berbeda
pendapat tentang boleh dan tidaknya istri menuntut perpisahan dengan
suaminya;
Pendapat pertama: istri tidak berhak menuntut perpisahan dengan
suaminya, tetapi harus bersabar dan suami harus berusaha semaksimal
mungkin walaupun harus berhutang. Hal ini didasari oleh firman Allah;
‘’Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah
tangguh sampai dia berkelapangan.’’ (QS.Al-Baqarah 280)
Pendapat ke dua: istri berhak memilih antara bersabar dan menunggu
usaha suaminya, atau menuntut perpisahan dengan suaminya, hal ini
didasari oleh firman Allah; ‘’(Seorang Suami) boleh menahan/ rujuk
12
dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan (istrinya) dengan cara yang
baik’’. (QS.al-Baqarah 229)
Ayat di atas menjelaskan bahwa wanita boleh ditahan (tidak dicerai), atau
boleh juga dicerai tetapi keduanya harus dengan cara yang patut/baik,
sedangkan menahan istri dalam keadaan kurang nafkah atau tidak ada
nafkahnya, bukan termasuk menahan istri dengan cara yang patut,
sehingga boleh bagisang istri memilih.
Pendapat yang kuat:
Pendapat kedua ini yang lebih mendekati kebenaran, dan dikuatkan oleh
beberapa hal:
- Ada sebuah hadits dari Abu Hurairah, beliau berkata Rasulullah
bersabda tentang kewajiban suami menafkahi istrinya;
‘’Mulailah (memberi nafkah) kepada orang yang menjadi tanggunganmu,
(kalau tidak) maka istrimu akan mengatakan, nafkahilah aku atau
ceraikan aku.’’ (HR.Bukhori 4936)
- Berkata Ibnul Mundzir,’’Telah sah bahwa Umar bin Khotob
memerintahkan para tentara (yang bepergian) untuk tetap memberi
nafkah, kalau tidak maka harus menceraikan istrinya.
13
BAB 4
KESIMPULAN
SARAN-SARAN
1. Bagi seorang perawat penting untuk bisa menjelaskan bagaimana hukum
suami (pasien sakit jiwa ) yang sudah menikah dalam kewajibannya dan
mengarahkan untuk kesembuhannya.
2. Bagi perawat motivasi sangat penting namun melihat status pendidikan
agara apa yang disampaikan tersampaikan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15