Fitrah Pernikahan
Dari Anas Radhiyallahu anhu ia berkata, “ Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri
Nabi Shallallahu ‘alaih wa sallam untuk bertanya tentang ibadah Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam, Lalu setelah mereka diberitahukan ( tentang ibadah Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam), mereka menganggap ibadah Beliau itu sedikit sekali.
Mereka berkata, “Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam! Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diberikan ampunan atas
semua dosa-dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang”. Salah seorang
dari mereka mengatakan, “ Adapun saya, maka saya akan shalat malam selama-
lamanya.” Lalu orang yang lainnya menimpali,” Adapun saya, maka sungguh saya akan
puasa terus menerus tanpa berbuka”. Kemudian yang lainnya lagi berkata, “Sedangkan
saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selamanya”. Kemudian Rosulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, seraya bersabda, “benarkah kalian
yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allah! Sesungguhnya aku adalah orang yang
paling takut kepada Allah dan paling taqwa kepada-Nya diantara kalian. Akan tetapi aku
berpuasa dan aku juga berbuka (tidak berpuasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur,
dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka
ia tidak termasuk golonganku” ( HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim)
1. Pernikahan merupakan fitrah atau tabiat yang ditetapkan Allah SWT untuk
manusia.
2. Pernikahan bukan penghalang manusia dalam beribadah kepada Allah SWT.
Fungsi Pernikahan
“ Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka menikahlah. Karena itu
lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang
belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”
(HR. Bukhari no 5065 dan muslim no 1400).
Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Rosulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam memerintahkan kami untuk menikah dan melarang membujang dengan
larangan yang keras.” Baliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Nikahilah
wanita yang subur dan penyayang. Karena aku akan berbangga dengan banyaknya
ummatku di hadapan para Nabi pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)
1. Untuk menundukkan pandangan yang haram
2. Untuk mengendalikan nafsu seksual
3. Sarana pengembangbiakan manusia secara sah
4. Membangkitkan rasa bangga dan kehebatan pada pihak yang memiliki jumlah
orang yang banyak (jika orang sholih banyak, maka dakwah akan semakin
mudah tersebar dan nilai² Islam semakin bisa dinikmati banyak orang).
5. Pernikahan dapat mencapai fungsinya jika dilakukan untuk memenuhi perintah
agama.
Tujuan dan Keutamaan Pernikahan
“Wahai manusia! Bertakwalah kepda Tuhan mu yang telah menciptakan kamu dari diri
yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya dan
dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan
(peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu.” (QS. An-Nisaa 1)
Kewajiban Materil
a. Maskawin
Maskawin ialah harta yang harus dibayarkansuami kepada istrinya yang biasa kita sebut
mahar. Mahar merupkan bentuk penghormatan dan penghargaan seorang suami kepada
istrinya. Maskawin tidak menempati posisi rukun maupun syarat sah pernikahan.
Meskipun bukan merupakan syarat syahnya pernikahan maupun rukun pernikahan tapi
maskawain adalah pemberian yang wajib diberikan oelh suami pada istri sebagai bentuk
penghargaan pada wanita yang sudah mau dijadikan sebagai istri dan mau menerima laki-
laki itu sebagai suaminya. Maskawin merupakan hak penuh dari istri, sebagaimana harta
miliknya yang lain. Seorang istri bisa memiliki hak penuh untuk menggunakan harta
maskawin sesuai dengan kehendak hatinya dengan syarat sudah aqil baliq dan memiliki
kesehatan mental. Istri juga bisa menghadiahkan maskawinnya pada suaminya maka itu
diperkenankan. Dan bila istri tidak meminta mahar pun tidak apa2.
b. Nafkah
Tidak boleh membeda-bedakan nafkah antara satu yang lainnya.
Hadist dari Muawiyah al musyairi meriwayatkan, terdapat seorang laki-laki yang
bertanya pada Rosulullah sholallahu’alaihiwasallam apakah hak istri yang harus dipenuhi
oleh suami, Rosulullah menjawab yaitu kau berikan dia makan bila kamu makan, kamu
berikan dia pakaian bila kamu menggunakan pakaian dan jangan pernah kamu pukul
wajahnya dan jangan kamu rusak wajahnya dan jangan kamu tinggalkan dia kecuali
didalam rumah (hadist riwayat ahmad, abu daud dan ibnu majah)