MUHAMMAD AMARUDDIN
DOSEN PENGAMPU:
Dr,H,Ma'sum anhsori MA
Alhamdulillah segala puji dan syukur atas rakhmat dan nikmat serta hidayah
dari Allah SWT, kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Hukum Perkawinan Islam ini, dengan judul “Hak Dan Kewajiban Suami Istri”.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Dan Kewajiban Suami Istri........................................2
B. Kewajiban Istri Terhadap Suami.........................................................4
C. Hak Dan Kewajiban Bersama Antara Suami Dan Istri........................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................10
B. Saran ................................................................................................10
DAFTAR KEPUSTAKAAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlu diketahui bahwa kehidupan rumah tangga tidak lepas dari
permasalahan, baik masalah yang sepele hingga masalah yang membutuhkan
kedewasaan berpikir agar terhindar dari pertengkaran yang berkepanjangan.
Sehingga hal ini membutuhkan saling memahami antar suami istri, perlu
mengetahui hak dan kewajiban suami terhadap istri atau hak dan kewajiban
istri terhadap suami.
Dewasa ini banyak kasus perceraian yang terjadi di kalangan masyarakat,
apapun alasannya mengapa kalangan masyarakat sering terjadi kasus
perceraian, mungkin mereka belum banyak memahami hak dan kewajiban
suami terhadap istri atau sebaliknya. Maka dipandang perlu untuk kita
mengkaji dan membahas hal tersebut secara mendalam.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah didalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian hak dan kewajiban suami istri?
2. Sebutkan Kewajiban Istri terhadap Suami?
3. Apa sajakah hak dan kewajiban bersama antara suami dan istri?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Pengertian hak dan kewajiban suami istri.
2. Untuk Mengetahui Kewajiban Istri terhadap Suami.
3. Untuk Mengetahui hak dan kewajiban bersama antara suami dan istri.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqh Munakahat Dan
Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: KENCANA 2006), h 159
2
2. Kewajiban istri terhadap suaminya, yang merupakan hak suami dari
istrinya.
3. Hak bersama suami istri.
4. Kewajiban bersama suami istri.
5. Hak suami atas istri.
6. Hak istri atas suami.2
Kewajiban Suami terhadap Istri, Adapun kewajiban suami terhadap istri
dapat di bagi menjadi dua bagian:
a) Kewajiban yang bersifat materi yang disebut nafkah.
b) Kewajiban yang tidak bersifat materi.
Dalam Kompilasi Hukum Islam, kewajiban suami terhadap istri
dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
Dalam pasal 80 berbunyi:
1. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi
mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan
oleh suami istri bersama.
2. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
3. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan member
kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi
agama, dan bangsa.
2
Ibid., h 159
3
Tempat kediaman juga berfungsi sebagai harta kekayaan, sebagai tempat
menata dan mengatur alat-alat rumah tangga.
4. Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan kemampuannya
serta disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya, baik
berupa alat perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang lainnya.
4
Dari istri tidak ada yang berbentuk materi secara langsung, yang ada adalah
kewajiban dalam bentuk non materi, Yakni:
a) Menggauli suami secara layak dengan kodratnya. Hal ini dapat dipahami
dari ayat yang menuntut suami menggauli istrinya dengan baik, karena
perintah untuk menggauli itu berlaku timbale balik.
b) Memberikan rasa tenang dalam rumah tangga untuk suaminya, dan
memberikan rasa cinta dan kasih sayang kepada suaminya dalam batas-
batas kemampuannya.
c) Menjauhkan dirinya dari segala sesuatu perbuatan yang tidak disenangi
oleh suaminya.
d) Menjauhkan dirinya dari memperlihatkan muka yang tidak enak
dipandang dan suara yang tidak enak didengar.
e) Tidak mempersulit suami, dan selalu mendorong suami untuk maju.
f) Selalu berhemat dan suka menabung.5
5
Abd Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta: KENCANA 2006), Hal. 163
5
4. Hak saling mendapat warisan akibat dari ikatan pernikahan yang sah,
bilamana salah seorang meninggal dunia sesudah sempurnanya ikatan
pernikahan, pihak yang lain dapat mewarisi hartanya, meskipun belum
pernah melakukan hubungan seksual.6
Pasal 32
1. Suami harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.
2. Rumah kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditentukan oleh
suami istri bersama.
6
Abd Rahman Ghazaly, ibid., h 165.
6
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai, hormat dan menghormati, setia, dan member
bantuan lahir batin satu sam lain.
Pasal 34
Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.7
Hak-hak isteri yang menjadi kewajiban suami dapat dibagi dua: hak-hak
kebendaan, yaitu mahar (maskawin) dan nafkah, dan hak-hak bukan kebendaan,
misalnya berbuat adil diantara para istri (dalam perkawinan poligami), tidak
berbuat yang merugikan istri dan sebagainya.
a. Hak-hak Kebendaan
1. Mahar (Maskawin)
Dalam surah An-Nisa ayat 24 memerintahkan, “Dan berikanlah maskawin
kepada perempuan-perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian wajib.
Apabila mereka dengan senang hati memberikan sebagian maskawin itu
kepadamu, ambillah dia sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya.”
Dari ayat Al-Qur’an tersebut dapat diperoleh suatu pengertian bahwa mas
kawin itu adalah harta pemberian wajib dari suami kepada istri, dan merupakan
hak penuh bagi istri yang tidak boleh diganggu oleh suami, suami hanya
dibenarkan ikut makan mas kawin apabila diberikan oleh istri dengan sukarela.
Q.S. An-Nisa: 24 mengajarkan, “Isteri-isteri yang telah kamu campuri, berikanlah
kepada mereka mahar sempurna, sebagai suatu kewajiban, dan tidak ada halangan
kamu perlakukan mahar itu sesuai dengan kerelaanmu (suami istri), setelah
ditentukan wujudnya dan kadarnya”.
Adapun yang menjadi hak suami yang wajib dipenuhi oleh istri hanya merupakan
hak-hak bukan kebendaan, sebab menurut hukum Islam istri tidak dibebani hak
kebendaan yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.8
7
Ibid., h 166
8
Eka Rahmi Yanti, Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dan Kaitan Dengan Nusyuz Dan Dayyuz
Dalam Nash, Bandung:Cv Pustaka Setia ,2020, h 8
7
Dari ayat tersebut diperoleh ketentuan bahwa istri berhak atas mahar
penuh apabila telah dicampuri. Mahar merupakan suatu kewajiban atas suami, dan
istri harus tahu berapa besar dan apa wujud mahar yang menjadi haknya itu.
Setelah itu, dibolehkan terjadi persetujuan lain tentang mahar yang menjadi hak
istri itu, misalnya istri merelakan haknya atas mahar, mengurangi jumlah,
mengubah ujud atau bahkan membebaskannya.
Hadits Nabi riwayat Ahmad, Hakim, dan Baihaqi dari Aisyah mengajarkan,
“Perempuan-perempuan yang paling besar mendatangkan berkah Allah untuk
suaminya adalah yang paling ringan biayanya.” Yang dimaksud dengan ringan
biayanya ialah yang tidak memberatkan suami, sejak dari mahar sampai kepada
nafkah, pakaian, dan perumahan dalam hidup perkawinan.
Hadits riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, dan Nasai dari Sahl
Bin Sa’ad menyatakan bahwa Nabi pernah mengawinkan salah seorang
sahabatnya dengan maskawin mengajar membaca Al-Qur’an yang dihafalnya
(menurut salah satu riwayat, yang dihafalnya itu adalah Surah Al-Baqarah dan Ali
Imran).
2. Nafkah
Yang dimaksud dengan nafkah adalah mencukupkan segala keperluan
istri,meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pembantu rumah tangga, dan
pengobatan, meskipun istri tergolong kaya.
Q.S. Ath-Thalaq 6 mengajarkan, “Tempatkanlah isteri-isteri dimana kamu tinggal
menurut kemampuanmu; janganlah kamu menyusahkan istri-istri untuk
menyempitkan hati mereka. Apabila isteri-isteri yang kamu talak itu dalam
keadaan hamil, berikanlah nafkah kepada mereka hingga bersalin … “ Ayat
berikutnya (Ath-Thalaq :7) memerintahkan, “ Orang yang mampu hendaklah
memberi nafkah menurut kemampuannya, dan dan orang yng kurang mampu pun
supaya memberi nafkah dari harta pemberian Allah kepadanya; Allah tidak akan
membebani kewajiban kepada seseorang melebihi pemberian Allah kepadanya".
b. Hak-hak Bukan Kebendaan
8
Hak-hak bukan kebendaan yang wajib ditunaikan suami terhadap isterinya,
disimpulkan dalam perintah Q.S. An-Nisa: 19 agar para suami menggauli istri-
istrinya dengan makruf dan bersabar terhadap hal-hal yang tidak disenangi, yang
terdapat pada isteri.
Menggauli istri dengan makruf dapat mencakup:
a. Sikap menghargai, menghormati, dan perlakuan-perlakuan yang baik, serta
meningkatkan taraf hidupnya dalam bidang-bidang agama, akhlak, dan
ilmu pengetahuan yang diperlukan.
b. Melindungi dan menjaga nama baik istri
c. Memenuhi kebutuhan kodrat (hajat) biologis istri.9
9
Miftah faridl, Rumahku Surgaku, Jakarta: GEMA INSANI, 2005, h 60
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian penulisan makalah tersebut dapat kami simpulkan bahwa Hak dan
kewajiban Istri yaitu Hak hak istri yang menjadi kewajiban suami dapat dibagi
dua: hak-hak kebendaan, yaitu mahar (mas kawin) dan nafkah, hak hak bukan
kebendaan, misalnya berbuat adil diantara para istri (dalam perkawinan poligami),
tidak berbuat yang merugikan istri dan sebagainya. Hak dan kewajiban suami
yaitu Hak-hak suami dapat disebutkan pada pokoknya ialah hak ditaati mengenai
hal-hal yang menyangkut hidup perkawinan dan hak memberi pelajaran kepada
istri dengan cara yang baik dan layak dengan kedkan suami istri. akan datang.
Orang yang sukses ialah orang yang berhasil dalam kegiatan organisasinya.
B. Saran
Kami selaku penulis makalah yang masih dalam tahap belajar dalam materi
yang kami bahas. Di mana materi ini membahas masalah bagian waris paman
dari pihak ayah dan ibu. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca dan dapat menjadi rujukan untuk kedepannya. Kami juga
mengharapkan kritik yang bersifat membangun dari pembaca makalah ini
untuk perbaikan makalah ini nantinya.
10
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Iim Fahimah, Hak Dan Kewajiban Istri Terhadap Suamiversi Kitab `Uqûd Al-
Lujjain, Dalam Jurnal: MIZANI: Wacana Hukum, Ekonomi dan
Keagamaan Volume 6, No. 2, 2019.
Eka Rahmi Yanti, Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dan Kaitan Dengan Nusyuz
Dan Dayyuz Dalam Nash, Bandung:Cv Pustaka Setia ,2020.