Anda di halaman 1dari 13

HAK DAN KEWAJIBAN

ISTERI

KELOMPOK 6
1. Krisdianawati
2. Anita Catur Rini
3. Nur Wachid S.N
Pengertian
• Hak adalah sesuatu yang merupakan
milik atau dapat dimiliki oleh isteri
yang diperoleh dari hasil
perkawinannya
• Kewajiban adalah hal-hal yang harus
dilaksanakan atau diadakan oleh
seorang isteri untuk memenuhi hak
dari pihak yang lain
Hak Isteri
• Bersifat Materi
– Hak menerima mahar (al Baqarah ayat
236- 237, An Nisa ayat 4, 20, dan 21)
– Hak atas nafkah (Ath Thalaaq (65) ayat 7)
– Hak atas tempat kediaman (Al Thalaaq
ayat 6)
• Bersifat Non-Materi
– Menggauli isteri dengan baik (An Nisa
ayat 19, Al Baqarah ayat 222 dan 223,
HR At Tirmizi)
– Suami menjaga dan memelihara isteri
(At Tahrim (66) ayat ( 6)
– Berlaku adil terhadap isteri-isterinya
(An Nisa ayat 3)
Undang-Undang Perkawinan

Hak dan Kewajiban Isteri


Hak dan Kedudukan Isteri
dalam Perkawinan (Pasal 31)
• Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang
dengan hak dan kedudukan suami dalam
kehidupan rumah tangga dan pergaulan
hidup bersama dalam masyarakat
• Berhak untuk melakukan
perbuatan hukum
• Isteri adalah ibu rumah tangga
Kewajiban Isteri

Mengatur urusan rumah tangga


sebaik-baiknya (Pasal 34 ayat (2))
KOMPILASI HUKUM ISLAM

Hak dan Kewajiban Isteri


Hak dan Kedudukan Isteri
• Isteri adalah ibu rumah tangga
• Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang
dengan hak dan kedudukan suami dalam
kehidupan rumah tangga dan pergaulan
hidup bersama dalam masyarakat
• Behak untuk melakukan perbuatan
hukum
Kewajiban Isteri
• Pada Pasal 83 ditentukan
– Kewajiban utama bagi seorang isteri ialah
berbakti lahir dan batin kepada suami di
dalam batas-batas yang diberikan oleh
hukum Islam
– Isteri menyelenggarakan dan mengatur
keperluan rumah tangga sehari-hari
dengan sebaik-baiknya.
AKIBAT MELALAIKAN
KEWAJIBAN
Akibat Melalaikan
Kewajiban
• Isteri yang melalaikan kewajibannya terhadap
pasangannya, dapat diajukan gugatan oleh
pasangannya ke Pengadilan Agama (Pasal 34
ayat (3) UU Perkawinan dan Pasal 77 ayat
(5) KHI)
• Apabila isteri tidak mau melaksanakan
kewajibannya sebagaimana yang disebutkan
dalam Pasal 83 ayat (1) KHI, maka ia dapat
dianggap nusyuz kecuali dengan alasan
yang sah (Pasal 84 ayat (1) KHI)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai