Anda di halaman 1dari 1

hak dan kewajiban suami istri diatur dalam UU No.

1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan

dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI). Pasal 31 1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang

dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama

dalam masyarakat.

Ayat-ayat yang merupakan pengulangan yaitu pasal 80 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam adalah

pengulangan dari ketentuan pasal 34 ayat (1) Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan, sedangkan ayat-ayat yang lain merupakan ketentuan baru yang belum diatur

sebelumnya adapun yang diatur dalam kedua ayat tersebut adalah: “Suami adalah pembimbing

terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenal hal-hal urusan rumah tangga yang

penting-penting diputuskan oleh suami istri secara bersama.” Dalam pasal 80 ayat (3) dijelaskan

pula: Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan memberikan kesempatan

belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

Ketentuan ayat ini menjelaskan bahwa secara yusridis formal suami berkewajiban memenuhi

(pasal 80 ayat 4 huruf a) dan apabila istri itu terikat oleh perkawinan yang sah, dan istri

mempunyai kapasitas serta telah berperan sebagai istri.

Nikah siri menurut hukum positi adalah Perkawinan yang dilakukan tidak sesuai dengan UU No.

1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Pada peraturan perundang-undangan tersebut menyebutkan

bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan

kepercayaannya itu, dan tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai