NIM : 201217694
Kelas : 2020B
Hukum Keluarga:
1. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Perdata itu? apa pula yang dimaksud dengan HAK itu?
Jawab:
Hukum Perdata adalah hukum yang bersifat privat, yang menitikberatkan dalam mengatur
mengenai hubungan antara orang perorangan, dengan kata lain menitikberatkan kepada
kepentingan perseorangan. Akibat dari ketentuan-ketentuan dalam hukum perdata yang terdapat
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Per) hanya berdampak langsung bagi para
pihak yang terlibat, dan tidak berakibat secara langsung pada kepentingan umum.
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak
lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang
sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena
telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
2. Apa yang dimaksud dengan kewenangan hukum? dan apa pula kecakapan hukum itu?
Jawab:
Kewenangan Hukum merupakan kewenangan khusus, yang hanya berlaku untuk orang
tertentu dan untuk tindakan hukum tertentu saja. Kewenangan bertindak diberikan dengan
mengingat akan tindakan, untuk mana diberikan kewenangan bertindak sehingga tidak ada
ketentuan umum tentang kewenangan Hukum.
Kecakapan hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum mempunyai hak dan
kewajiban sehingga memiliki kewenangan untuk bertindak. Berlakunya manusia sebagai
pembawa hak mulai dari saat ia dilahirkan dan berakhir pada saat ia meninggal dunia.
1
soal1/Perdata-2 /zk/’01
3. Ketentuan yang mengatur tentang Hukum Perkawinan menurut UU No. 1 Tahun 1974 tidak
diatur secara menyeluruh dan masih memakai aturan yang ada dalam KUH Perdata. Sebutkan
alasan yuridis yang mengatur hal tersebut diatas dengan menyebutkan pasal-pasalnya di dalam
UU No. 1 tahun 1974.
Jawab:
Ketentuan yang mengatur tentang Hukum Perkawinan menurut UU No. 1 Tahun 1974 tidak
diatur secara menyeluruh dan masih memakai aturan yang ada dalam KUH Perdata. Perjanjian
Perkawinan di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
atau Burgerlijk Wetboek (BW), Undang-Undang Nomor 1 tahun l974 tentang Perkawinan
disertai dengan Peraturan Pelaksanaan Nomor 9 Tahun 1975, dan Inpres Nomor 1 Tahun 1974
tentang Kompilasi Hukum Islam. Dengan demikian, maka di Indonesia telah terjadi unifikasi
dalam bidang Hukum Perkawinan. Perjanjian Perkawinan dalam KUHPerdata atau Burgerlijk
Wetboek (BW) masih tetap berlaku, sepanjang masalah yang berkaitn dengan tersebut tidak
diatur dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun l974, dan Inpres Kompilasi Hukum
Islam Nomor 1 Tahun 1974.
Bab V tentang Perjanjian Perkawinan di UU No. 1 tahun 1974 hanya berisi satu pasal, yaitu
pasal 29 yang hanya mengatur tentang kapan perjanjian kawin itu dibuat, tentang keabsahanya,
tentang saat berlakunya dan tentang dapat diubahnya perjanjian itu. Jadi sama sekali tidak
mengatur tentang materi perjanjian secara lengkap seperti yang diatur dalam KUH Perdata pada
Bab VII tentang Perjanjian Perkawinan
4. Apa pengertian perkawinan itu? Dan bagaimanakah perkawinan itu sah menurut UU No. 1
tahun 1974., jelaskan dengan menyebutkan dasar hukumnya!
Jawab:
Berdasarkan Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Perkawinan ialah ikatan
lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya
dan kepercayaannya itu. (Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan).
soal1/Perdata-2 /zk/’01
5. Perkawinan menimbulkan 3 akibat penting dalam hukum keluarga. Coba sebutkan ketiga
akibat tersebut.
Jawab:
Perkawinan yang dilakukan berdasarkan Pasal 2 ayat (1 dan 2) UU No. 1 Tahun 1974
mempunyai 3 akibat hukum:
a. kedudukan suami, isteri dimana meletakkan hak dan kewajiban bagi suami dan isteri;
b. kedudukan harta bersama dalam perkawinan karena kedudukan harta dalam perkawinan
akan sangat menentukan pembagiannya apabila terjadi perceraian dalam kehidupan
rumah tangga suami dan isteri
c. kewajiban orang tua kepada anak dan sebaliknya serta perwalian.
6. Sebutkan keadaan yang menyebabkan putusnya perkawinan menurut KUH Perdata dan
Bandingkan dengan UU No. 1 Tahun 1974.
Menurut Pasal 199 KUH Perdata,putusnya perkawinan karena:
a. Kematian,artinya salah satu pihak suami atau istri meninggal dunia;
b. Keadaan tidak hadir si suami atau istri selama 10 tahun diikuti perkawinan baru;
c. Putusan hakim setelah adanya perpisahan meja makan dan ranjang.
soal1/Perdata-2 /zk/’01
d. Antara calon mempelai pria dan calon mempelai wanita tdak dalam hubungan
darah/keluarga yang tidak boleh kawin (Pasal 8);
e. Tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan pihak lain (Pasal 9);
b. Bagi suami isteri yang bercerai, lalu kawin lagi satu sama lain dan bercerai lagi untuk
kedua kalinya, agama dan kepercayaan mereka tidak melarang mereka untuk kawin
ketiga kalinya (Pasal 10);
c. Tidak berada dalam waktu tunggu bagi calon mempelai wanita yang janda.
Hukum Benda:
soal1/Perdata-2 /zk/’01
Unsur didalam hak, antara lain subjek hukum, objek hukum, adanya hubungan hukum dan
perlindungan hukum.
2. Apa itu benda? apa pembagian benda yang paling penting menurut saudara? pentingnya
mengenai hal apa saja, sebutkan!
Jawab:
Menurut Pasal 499 KUHPerdata, pengertian benda (zaak) adalah segala sesuatu yang dapat
menjadi obyek hak milik. Yang dapat menjadi obyek hak milik dapat berupa barang dan dapat
pula berupa hak, seperti hak cipta, hak paten, dan lain- lain.
Berdasarkan Pasal 504 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”), benda
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu benda bergerak dan benda tidak bergerak.
a. Benda yang bergerak karena sifatnya ialah benda yang tidak tergabung dengan tanah atau
dimaksudkan untuk mengikuti tanah atau bangunan, jadi misalnya barang perabot rumah
tangga.
b. Benda yang bergerak karena penetapan undang-undang ialah misalnya vruchtgebruik dari
suatu benda yang bergerak, lijfrenten, surat-surat sero dari suatu perseroan perdagangan,
surat-surat obligasi negara, dan sebagainya.
c. Benda tidak bergerak karena sifatnya (Pasal 506 KUHPer) misalnya tanah dan segala sesuatu
yang melekat atau didirikan di atasnya, atau pohon-pohon dan tanaman-tanaman yang
akarnya menancap dalam tanah atau buah-buahan di pohon yang belum dipetik, demikian
juga barang-barang tambang.
d. Benda tidak bergerak karena peruntukannya atau tujuan pemakaiannya (Pasal 507 KUHPer)
misalnya pabrik dan barang-barang yang dihasilkannya, penggilingan-penggilingan, dan
sebagainya. Juga perumahan beserta benda-benda yang dilekatkan pada papan atau dinding
seperti cermin, lukisan, perhiasan, dan lain-lain
e. Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang misalnya, hak pakai hasil, dan hak
pakai atas kebendaan tidak bergerak, hak pengabdian tanah, hak numpang karang, hak usaha,
dan lain-lain (Pasal 508 KUHPer).
3. Apa itu hak kebendaan? jelaskan sifat-sifatnya dan bandingkan dengan hak perseorangan.
Jawab:
Hak kebendaan adalah adalah hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda dan
dapat dipertahankan terhadap siapapun. Hak kebendaan bersifat absolut, artinya hak ini dapat
dipertahankan terhadap setiap orang, sedangkan hak perorangan bersifat relatif, artinya hanya
5
soal1/Perdata-2 /zk/’01
dapat dipertahankan terhadap pihak tertentu. Hak kebendaan memberikan wewenang yang sangat
luas kepada pemiliknya. Hak ini dapat dijual, dijaminkan, disewakan, atau dapat dipergunakan
sendiri, sedangkan hak perorangan memberikan wewenang yang terbatas. Pemilik hak
perorangan hanya dapat menikmati apa yang menjadi haknya.
4. Hak kebendaan apa saja yang langsung menimbulkan kenikmatan? dan apa pula
yang menimbulkan jaminan?
Jawab:
a. Hak kebendaan yang memberikan jaminan : gadai, hipotek, hak tanggungan, fidusia
b. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan : hak milik, bezit, hak eigendom, hak pakai,
hak mendiami.
5. Apa yang Anda ketahui tentang lembaga jaminan. Dimanakah dapat Anda temukan ketentuan
Hukum Jaminan ?
Jawab:
Hukum jaminan adalah aturan hubungan hukum antara penjamin (debitur) dan penerima
jaminan (kreditur) sebagai akibat dari pengenaan hutang (kredit) tertentu dengan jaminan (benda
atau orang tertentu).
KUH Perdata memuat aturan yang mengatur tentang jaminan secara umum dinyatakan
dalam Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata, menurut Pasal 1131 KUH Perdata “Segala barang-
barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada,
menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitur itu.” Alhasil, berdasarkan pasal
ini, seluruh harta benda seseorang otomatis menjadi jaminan atas utang. Barang-barang tersebut
menjadi jaminan bersama bagi semua kreditor terhadap mereka, menurut Pasal 1132 KUH
Perdata, dan hasil penjualan barang tersebut dibagi sesuai dengan rasio hutang masing-masing,
kecuali ada alasan yang sah untuk didahulukan.
Jaminan kebendaan dibagi menjadi 4 jenis, yaitu gadai (Pasal 1150 - 1160 KUH Perdata),
Hak Tanggungan (Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan), jaminan
fidusia (Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia), dan hipotek (Pasal
1162 – 1176 KUHPerdata). Yang membedakan keempatnya adalah benda yang dapat dijaminkan
untuk masing-masing jenis jaminan.
soal1/Perdata-2 /zk/’01
5. Sebutkan sifat-sifat dari Gadai dan fiducia?
Jawab:
a. Sifat - sifat Gadai
1) Bersifat memaksa, berkaitan dengan adanya penyerahan secara fisik benda gadai dari
Debitur/Pemberi Gadai kepada Kreditur/Penerima Gadai;
2) Dapat beralih atau dipindahkan, benda gadai dapat dialihkan atau dipindahkan oleh
Penerima Gadai kepada Kreditur lain namun dengan persetujuan dari Pemberi Gadai;
3) Bersifat individualiteit, sesuai Pasal 1160 KUH Perdata, bahwa benda gadai melekat
secara utuh pada utangnya meskipun karena meninggalnya debitur atau kreditur
diwariskan secara terbagi-bagi, namun hak gadai atas benda yang digadaikan tidak dapat
hapus dengan begitu saja hingga seluruh utang telah dilunasi;
4) Bersifat menyeluruh (totaliteit), berarti hak kebendaan atas gadai mengikuti segala
ikutannya yang melekat dan menjadi satu kesatuan dengan benda terhadap mana hak
kebendaan diberikan;
5) Mengikuti bendanya (Droit de suite), pemegang hak gadai dilindungi hak kebendaannya,
ke tangan siapapun kebendaan yang dimiliki dengan hak kebendaan tersebut beralih,
pemilik berhak untuk menuntut kembali dengan atau tanpa disertai ganti rugi;
6) Bersifat mendahulu (droit de preference), bahwa Penerima Gadai mempunyai hak yang
didahulukan terhadap kreditur lainnya untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil
eksekusi benda gadai;
7) Sebagai Jura in re Aliena (yang terbatas), gadai hanya semata-mata ditujukan bagi
pelunasan utang. Gadai tidaklah memberikan hak kepada Pemegang Gadai/Penerima
Gadai untuk memanfaatkan benda yang digadaikan, terlebih lagi mengalihkan atau
memindahkan penguasaan atas benda yang digadaikan tanpa izin dari Pemberi gadai.
soal1/Perdata-2 /zk/’01
6. Sebutkan pengertian istilah di bawah ini:
a. traditio brevu manu
Tradition brevu manu/levering met de korte hand yaitu jika orang yang akan mengambil
alih bezit itu sudah memegang benda tersebut sebagai houder.
b. occupation
Occupation/originair/asli yaitu memperoleh bezit tanpa bantuan orang lain yang lebih
dulu membezitnya. Baik benda bergerak maupun tidak bergerak dapat diperoleh dengan
cara ini. Occupation terhadap benda bergerak hanya berlaku untuk benda bergerak yang
tidak ada pemiliknya.
c. Fiduciaire eigendom overdracht
Fiduciare Eigendom Overdracht (F.E.O.) yaitu penyerahan hak milik secara kepercayaan.
d. bezit dan unsurnya
bezit adalah kedudukan seseorang yang menguasai suatu kebendaan baik dengan diri
sendiri maupun dengan perantaraan orang lain dan yang mempertahankan atau
menikmatinya selaku orang yang memiliki kebendaan itu.
Unsur bezit:
1) Corpus yaitu adanya hubungan antara orang yang bersangkutan dengan bendanya. Hal
ini dapat terjadi apabila orang tersebut menguasai benda itu.
2) Animus yaitu adanya kemauan atau keinginan dari orang tersebut untuk menguasai
benda itu serta menikmatinya seolah-olah kepunyaan sendiri.
Hukum Perikatan
soal1/Perdata-2 /zk/’01
2. Apa yang disebut dengan prestasi itu?
Jawab:
Prestasi adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Prestasi merupakan objek perikatan.
Dalam ilmu hukum kewajiban adalah suatu beban yang ditanggung oleh seseorang yang
bersifat kontraktual/perjanjian (perikatan).
3. Sebutkan sumber perikatan itu? dan sebutkan apa saja yang menjadi bagian dari
sumber perikatan dengan membuat skemanya!
Jawab:
Dalam perikatan terdapat 2 sumber perikatan, yaitu perikatan yang lahir karena perjanjian
dan perikatan yang lahir karena undang-undang. Hal demikian telah diatur dalam Pasal 1233
KUHPerdata.
Pada bagian lain hubungan hukum perikatan juga dapat terjadi karena berdasar undang-
undang. Berdasarkan Pasal 1352 KUHPerdata, perikatan yang lahir dari undang-undang terdiri
dari dua bagian, yaitu:
a. Perikatan yang bersumber dari undang-undang saja.
Contoh:
1) Pasal 104 KUHPerdata tentang perkawinan
2) Pasal 625 KUHPerdata tentang pekarangan
soal1/Perdata-2 /zk/’01
4. Apa yang dimaksud dengan syarat sahnya perjanjian? sebutkan pasal yang mengaturnya!
Jawab:
Perjanjian memiliki sejumlah syarat supaya dianggap sah secara hukum. Syarat sah perjanjian
itu diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata, khususnya Pasal 1320, antara lain:
a. Kata Sepakat antara Para Pihak yang Mengikatkan Diri Kata sepakat antara para pihak yang
mengikatkan diri, yakni para pihak yang mengadakan perjanjian harus saling setuju dan seia
sekata dalam hal yang pokok dari perjanjian yang akan diadakan tersebut.
b. Cakap untuk Membuat Suatu Perjanjian Cakap untuk membuat suatu perjanjian, artinya
bahwa para pihak harus cakap menurut hukum, yaitu telah dewasa (berusia 21 tahun) dan
tidak di bawah pengampuan. (Pasal 1330 KUHPerdata)
c. Mengenai Suatu Hal Tertentu Mengenai suatu hal tertentu, artinya apa yang akan
diperjanjikan harus jelas dan terinci (jenis, jumlah, dan harga) atau keterangan terhadap
objek, diketahui hak dan kewajiban tiap-tiap pihak, sehingga tidak akan terjadi suatu
perselisihan antara para pihak.
d. Suatu sebab yang Halal Suatu sebab yang halal, artinya isi perjanjian itu harus mempunyai
tujuan (causa) yang diperbolehkan oleh undang-undang, kesusilaan, atau ketertiban umum
+++++++Selesai++++++
10
soal1/Perdata-2 /zk/’01
11
soal1/Perdata-2 /zk/’01