Anda di halaman 1dari 2

Nama :Karima Az Zahra

Kelas :III B

Nim :200510244

Mk :Hukum Perkawinan (UAS)

Soal

1.Sebutkan dan jelaskan apakah pengertian perkawinan?.

2.Apa sajakah asas-asas hukum perkawinan di Indonesia? Sebutkan dan jelaskan!

3.Jelaskan tentang:

a.Pentingnya perjanjian pra-nikah, lengkapi dengan dasar hukumnya!

b.Perjanjian post nikah (perjanjian perkawinan) dan lengkapi dengan dasar hukum!

c.Pentingnya dispensasi nikah! Lengkapi dengan contoh!.

4. Apakah dampak putusnya perkawinan terhadap hak asuh anak dan harta bersama?. Lengkapi dengan
contoh!.

5.Bagaimanakah caranya seorang mantan suami hendak rujuk dengan mantan isterinya? Jelaskan!

Jawab

1. Perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri.
2. Asas-asas perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
a. Asas Kesepakatan (Bab II Pasal 6 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974), yaitu harus ada kata
sepakat antara calon suami dan isteri.
b. Asas monogami (Pasal 3 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974).Pada asasnya, seorang pria hanya
boleh memiliki satu isteri dan seorang wanita hanya boleh memiliki satu suami, namun ada
perkecualian (Pasal 3 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974), dengan syarat-syarat yang diatur
dalam Pasal 4-5.
c. Perkawinan bukan semata ikatan lahiriah melainkan juga batiniah.
d. Supaya sah perkawinan harus memenuhi syarat yang ditentukan undang-undang (Pasal 2
UU No. 1 Tahun 1974).
e. Perkawinan mempunyai akibat terhadap pribadi suami dan isteri.
f. Perkawinan mempunyai akibat terhadap anak/keturunan dari perkawinan tersebut.
g. Perkawinan mempunyai akibat terhadap harta suami dan isteri tersebut.
3. Pentingnya perjanjian pranikah: sangat penting karena perjanjian pra nikah bisa melindungi
suami atau istri dari beban hutang pasangan masing-masing,perjanjian ini juga bisa melindungi
hak istri jika pasangannya poligami. Perjanjian ini dibuat berdasarkan komitmen atau
kesepakatan kedua individu yang terlibat dalam ikatan pernikahan.Dasar hukumnya ialah Pasal
29 ayat (1) UU Perkawinan.
Perjanjian post nikah: Perjanjian pasca nikah atau post-nuptial agreement adalah perjanjian
dengan kekuatan hukum yang mengikat dalam bentuk akta notaris atas persetujuan suami dan
istri untuk memisahkan harta bersama yang diperoleh selama masih dalam ikatan
perkawinan.Dasar hukum nya Pasal 29 ayat (1) UU Perkawinan.

Pentingnya dispensasi nikah: pemberian izin kawin oleh pengadilan kepada calon suami atau
isteri yang belum berusia 19 tahun untuk melangsungkan perkawinan Untuk memberikan hak
kepada seseorang untuk menikah meski belum mencapai batas minimum usia pernikahan.
Artinya, seseorang boleh menikah diluar ketentuan jika keadaan menghendaki dan tidak ada
pilihan lain. Selain itu pentingnya dispensasi nikah adalah untuk menghindari terjadinya
penyimpangan dan menimbang bahwa kemudhoratan yang timbul akibat ditolaknya
permohonan dispensasi lebih besar dibanding dengan kemudharatan yang terjadi akibat dari
pernikahan dibawah usia itu sendiri.contoh seorang anak dibawah umur melakukan
permohonan atau dispensasi nikah agar dapat menikah karena keadaan yang mendesak.

4. Terhadap hak mengasuh anak, mengenai hak mengasuh anak yang masih dibawah umur
(Haddanah) dalam kasus ini diserahkan kepada ibunya karena pemeliharaan anak yang belum
mumayyiz atau belum berumur adalah hak ibunya. Faktor-faktor lain yang menjadi dasar hakim
dalam memberikan hak pengasuhan anak yang masih dibawah umur pada ibunya adalah: faktor
agama, faktor lingkungan dan faktor kesanggupan dan kemampuan.

Harta yang diperoleh dalam perkawinan merupakan harta bersama. Terhadap harta
tersebut,isteri maupun suami memiliki sebagian hak atas obyek yang disengketakan.

Contoh: Akibat hukum putusnya perkawinan terhadap harta perkawinan dan hak mengasuh
anak dalam kasus suami berpindah agama (Murtad),maka keputusannya adalah seperti yang di
atas.
5. Tata cara rujuk:Orang yang akan rujuk, harus datang bersama istrinya ke Kantor Urusan Agama
yang mewilayahi tempat tinggal istri, dengan membawa dan menyerahkan surat-surat sebagai
berikut :
 Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga (KK) masing-masing 1 (satu) lembar.
 Surat Keterangan untuk rujuk dari Kepala Desa/Lurah tempat berdomisili (blanko model R1).
 Akta Cerai asli beserta lampiran putusan dari Pengadilan Agama.

Sebelum rujuk dicatat akan diperiksa terlebih dahulu :

 Apakah suami yang akan merujuk itu memenuhi syarat-syarat rujuk.


 Apakah rujuk yang akan dilakukan itu masih dalam masa iddah talak raj’i.
 Apakah perempuan yang akan dirujuk itu bekas istrinya.
 Apakah ada persetujuan bekas istri.

Anda mungkin juga menyukai