Anda di halaman 1dari 5

Ujian Tengah Semester Genap 2021/2022 Hukum Perdata

Nama : Olivia Cherie Comeito


NIM : 032111133069
Kelas : A-2

1. Soal/Pertanyaan Kasus 1
A. Apakah orangtua Enji dapat menuntut pembatalan perkawinan tersebut dengan
alasan profesi Ayu Ting Ting sebagai penyanyi ? Jelaskan argumentasi saudara
serta berikan dasar hukumnya !
Penuntutan pembatalan perkawinan menurut pasal 22 UUP 1/1974 adalah dapat
dibatalkan jika tidak memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan,
syarat-syarat tersebut tercantum di dalam pasal 6 sampai dengan pasal 12 UUP
1/1974, sehingga alasan profesi Ayu Ting-Ting sebagai penyanyi tidak dapat menjadi
alasan bagi orang tua Enji untuk melakukan penuntutan pembatalan perkawinan,
walaupun di dalam pasal 23 UUP 1/1974 bahwa salah satu pihak yang dapat
mengajukan pembatalan merupakan para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas
dari suami atau istri (orang tua) tetapi alasan tersebut tidak dapat digunakan karena
tidak melanggar syarat-syarat perkawinan yang tertera di dalam pasal 6 sampai
dengan pasal 12 tersebut.

B. Apakah tuntutan pembatalan perkawinan atas dasar alasan tersebut di atas


dapat diterima dan dikabulkan ? Jelaskan argumentasi saudara serta berikan
dasar hukumnya !

Karena alasan profesi tidak termasuk di dalam syarat-syarat untuk membatalkan


perkawinan yang tercantum pada pasal 6 sampai dengan pasal 12 UUP 1/1974, maka
tuntutan pembatalan perkawinan atas dasar alasan tersebut di atas tidak dapat diterima
dan dikabulkan.

C. Apa perbedaan mendasar antara pencegahan perkawinan dengan pembatalan


perkawinan serta akibat hukumnya bagi calon suami-istri/suami-istri? Jelaskan
argumentasi saudara serta berikan dasar hukumnya !
Perbedaan antara pencegahan perkawinan dengan pembatalan perkawinan adalah, jika
pencegahan, artinya merupakan upaya untuk menghalangi suatu perkawinan antara
calon pasangan suami-istri yang tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan
perkawinan (perkawinan belum terjadi). Sedangkan pembatalan perkawinan
merupakan upaya hukum untuk membatalkan suatu perkawinan antara pasangan
suami-istri yang tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan
sebagaimana yang diatur di dalam pasal 6 sampai dengan pasal 12 UUP
(perkawinannya sudah terjadi).
Akibat hukum dari pencegahan perkawinan adalah perkawinan tersebut tidak akan
dilaksanakan karena menurut pasal 13 UUP, perkawinan tersebut dapat dicegah jika
tidak dipenuhinya syarat-syarat perkawinan.
Akibat hukum dari pembatalan perkawinan tercantum di dalam pasal 28 UUP, yang
berbunyi :
(1) Batalnya suatu perkawinan dimulai setelah keputusan Pengadilan mempunyai
kekuatan hukum yang tetap dan berlaku sejak berlangsungnya perkawinan.
Sehingga keputusan pengadilan mengenai pembatalan perkawinan berlaku surut sejak
saat terjadinya perkawinan atau dengan kata lain perkawinan dianggap tidak pernah
terjadi secara hukum dan istri tidak memperoleh hak nafkah.

D. Apa status hukum anak yang dilahirkan oleh Ayu Ting Ting ? Jelaskan dengan
memberikan argumentasi hukumnya.

Status hukum dari anak yang dilahirkan oleh Ayu Ting-Ting ialah tetap merupakan
anak yang sah, karena sesuai dengan bunyi pasal 28 Ayat 2 huruf A UUP :

(2) Keputusan tidak berlaku surut terhadap :


a. anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut,

Sehingga anak yang dilahirkan dari perkawinan yang dibatalkan tersebut, secara
hukum dianggap sebagai anak yang sah.

2. Soal/Pertanyaan Kasus 2

A. Seandainya perceraian tersebut didasarkan pada alasan “istri tidak dapat


melahirkan keturunan”, apakah perceraian antara Rina Nose dan Ridwan
Federani Anwar dapat dikabulkan? Jelaskan dengan memberikan argumentasi
hukumnya.

Jika dalam perceraian tersebut didasarkan pada alasan “istri tidak dapat melahirkan
keturunan”, maka perceraian tersebut tidak dapat dikabulkan karena pada pasal 39
ayat 2 UUP jo. Pasal 19 PP No. 9 tahun 1975 dimana terdapat 6 alasan yang dapat
dijadikan dasar perceraian meskipun dalam hal ini sifatnya alternatif. Perceraian juga
tidak boleh dilakukan hanya karena tidak subur salah satu pasangan sehingga
menyebabkan tidak memiliki anak. Karena perkawinan dibangun untuk menerima
pasangan dalam keadaan sehat maupun sakit. Jika dalam hal ini Rina Nose dan
Ridwan Federani sepakat untul melakukan poligini maka harus memenuhi Pasal 4
ayat 2 UUP dan memenuhi syarat-syarat perkawinan yang dicantumkan Pasal 6 jo.
Pasal 12 UUP 1/1974.

B. Jelaskan perbedaan yang mendasar antara perceraian dengan poligami


(poligini)! Uraikan dan berikan argumentasi yuridisnya!

Terdapat perbedaan persyaratan dalam perceraian dan poligami, Perceraian dapat


dilakukan sesuai dengan pasal 39 ayat 2 UUP 1/1974 jo. Pasal 19 PP 9/1974 yang
memuat 6 alasan yang bersifat alternatif, yaitu :

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan;

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa
izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang
lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang


membahayakan pihak yang lain;

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;
f. Antarasuami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan
tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Sedangkan alasan dari poligami harus memenuhi persyaratan yang tercantum di


dalam Pasal 4 ayat 2 UUP yang berbunyi :

(2) Pengadilan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini hanya memberi izin kepada suami
yang akan beristri lebih dari seorang apabila:

a. istri tidak dapat memnjalankan kewajibannya sebagai isteri;


b. istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan;
c. istri tidak dapat melahirkan keturunan.

C. Jelaskan apa akibat hukum perceraian baik terhadap pasangan suami-istri yang
bercerai, anak-anak, serta harta perkawinan! Uraikan argumentasi yuridis
saudara !

Akibat hukum dari perceraian tercantum di dalam pasal 41 UUP 1/1974 yang meliputi
:

a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya,
semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai
penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusan.

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan
yang diperlukan anak itu, bilaman bapak dalam kenyataannya tidak dapt memberi
kewajiban tersebut pengadilan dapat menentukan bahwa ikut memikul biaya tersebut.

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya


penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri.

Sehingga, selain hubungan perkawinan antara suami dan isteri berakhir, orang tua
(ayah dan ibu) tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anaknya, kewajiban
tersebut tercantum di dalam pasal 45 UUP 1/1974, lalu tanggung jawab biaya
memelihara dna mendidik anak berada di Pundak ayah/bapak dan jika ayah kurang
atau tidak memiliki kemampuan, maka ibu dapat ikut menanggungnya sesuai
penetapan pengadilan, dan yang terakhir mantan suami tetap berkewajiban
memberikan biaya hidup dan atau suatu kewajiban kepada bekas istri.

D. Seandainya satu bulan setelah perkawinan mereka sepakat untuk mengatur


harta benda dalam perkawinan tersebut terpisah dan berada dalam kekuasaan
masing-masing, upaya hukum apa yang harus ditempuh? Jelaskan secara runtut
syarat formil dan materiil yang wajib diperhatikan sertakan argumentasi dan
dasar hukumnya !

Upaya hukum yang dapat ditempuh adalah dengan menghadap notaris untuk membuat
Akta Pembagian Harta Bersama atau mengajukan gugatan pembagian harta bersama
ke Pengadilan Negeri di tempat tinggal tergugat. Pembagian harta bersama baru bisa
diajukan apabila perceraian sudah mendapat putusan yang berkekuatan hukum tetap.
Hal ini sesuai dengan Pasal 37 Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan yang menyebutkan bahwa apabila terjadi perceraian maka harta
bersama diatur menurut hukumnya masing-masing. Syarat materil adalah syarat yang
mengenai atau berkaitan dengan diri pribadi seseorang yang akan
melangsungkan pembagian harta bersama yang harus dipenuhi, sedangkan syarat
formil adalah syarat yang berkaitan dengan tata cara (prosedur) untuk
melangsungkan pembagian harta bersama dalam perkawinan . Menurut putusan MK
perjanjian perkawinan sebelum atau selama (setelah) perkawinan berlangsung di
perluas yakni kapanpun bisa, atas persetujuan Bersama. Menurut putusan MK
perjanjian perkawinan tidak hanya disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan tetapi
dapat juga oleh notaris.

Anda mungkin juga menyukai