AKIBAT PERCERAIAN
Akibat hukum dari penjatuhan talak, terutama yang berkaitan suami istri adalah terputusnya
hubungan suami istri dan hukum-hukum lainnya baik suami maupun istri. Setelah perceraian terjadi maka
seketika akibat-akibat perceraian tersebut mengikat kedua belah pihak yang bercerai.
Terhadap istri
Perceraian mengakibatkan putusnya hubungan sebagai suami istri menurut Pasal 41 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan huruf c menyatakan bahwa pengadilan dapat
mewajibkan kepada bekas suami untuk memberi upah penghidupan dan atau menentukan sesuatu
kewajiban bagi bekas istri. Seorang suami bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan anak. Bila pihak bapak tidak mampu memenuhi maka pengadilan menentukan
bahwa ibu yang memikul biaya tersebut. Serta pengadilan mewajibkan kepada bekas suami untuk
memberikan biaya penghidupan dan menentukan suatu kewajiban bagi bekas istri.
Terhadap anak
Akibat perceraian terhadap anak, Pasal 41 huruf a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan memandang kekuasaan orang tua merupakan hak individual suami istri. Meskipun terjadi
perceraian ibu dan ayah masih tetap bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan anak tersebut.
Pendampingan
1. Konsultasikan dengan Pengacara: Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah berkonsultasi
dengan seorang pengacara perceraian yang berpengalaman. Pengacara akan membantu Anda
memahami hak-hak Anda, memberikan nasihat hukum, dan membimbing Anda melalui proses
perceraian.
2. Persiapan syarat-syarat : Setelah berkonsultasi dengan pengacara, Anda perlu menyiapkan dokumen-
dokumen dan hal-lain yang diperlukan untuk mengajukan perceraian.
3. Negosiasi: Langkah terakhir adalah bernegosiasi dengan pengacara terkait besaran biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengurus perkara perceraian dari awal hingga akhir.