Anda di halaman 1dari 5

TATA CARA PENGAJUAN CERAI BAGI LAKI-LAKI

PENGERTIAN PERKAWINAN SERTA DASAR HUKUMNYA


Pengertian “rumah tangga” tidak tercantum dalam ketentuan khusus, tetapi yang dapat dijumpai
adalah pengertian “keluarga” yang tercantum dalam Pasal 1 ke 30 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981
tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, yang berbunyi: “Keluarga adalah mereka yang
mempunyai hubungan darah sampai derajad tertentu atau hubungan perkawinan.” Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menyatakan bahwa perkawianan adalah ikatan lahir
batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Asas-asas atau prinsip-prinsip
yang tercantum dalam undang-undang ini antara lain tujuan perkawinan adalah membentuk dan membina
keluarga yang kekal, bahagia lahir dan batin. Untuk itu suami istri harus saling membantu dan melengkapi,
agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya untuk mencapai kesejahteraan spiritual dan
meteriil. Dengan demikian kata “rumah tangga” mencakup pengertian dan memberikan gambaran yang
kuat adanya kehangatan, rasa aman dan cinta kasih.
Dalam suatu perkawinan semua orang menghendaki kehidupan rumah tangga yang bahagia,
kekal, dan sejahtera, sesuai dengan tujuan dari perkawinan yang terdapat dalam UU No.1 tahun 1974.
Akan tetapi, tidak semua orang dapat membentuk suatu keluarga yang dicita-citakan tersebut, hal ini
dikarenakan adanya perceraian, baik cerai mati, cerai talaq, maupun cerai atas putusan hakim. Perceraian
merupakan lepasnya ikatan perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri,
yang dilakukan di depan sidang Pengadilan, yaitu Pengadilan Negeri untuk non muslim dan Pengadilan
Agama bagi yang beragama Islam.

PENGAJUAN PERCERAIAN BAGI LAKI-LAKI


Dalam hal pengajuan gugatan cerai, bagi yang beragama Islam dapat mengajukan ke Pengadilan
Agama, sedangkan bagi yang beragama selain Islam diajukan ke Pengadilan Negeri. Terdapat perbedaan
penamaan untuk laki-laki beragama islam yang yang ingin menceraikan istrinya di Pengadilan Agama di
sebut Permohonan cerai talak.

PENGAJUAN PERCERAIAN BAGI LAKI-LAKI DI PENGADILAN AGAMA (PA)


Laki-laki dapat mengajukan permohonan cerai talak di Pengadilan Agama dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Permohonan diajukan ke PA tempat kediaman istri, kecuali apabila istri dengan sengaja meninggalkan
tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa izin pemohon (nunyus)
b. Jika istri bertempat tinggal di luar negeri, permohonan diajukan kepada PA yang daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman pemohon.
c. Jika keduanya bertempat tinggal di luar negeri, maka permohonan diajukan kepada PA yang daerah
hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada PA Jakarta Pusat.
d. Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua belah pihak,
e. Jika perdamaian tidak berhasil, hakim akan melakukan pemeriksaan gugatan dalam sidang tertutup.
f. Setelah pemeriksaan perkara berakhir, hakim membacakan putusan perceraian dalam sidang terbuka;
g. Perceraian dianggap terjadi beserta segala akibat-akibatnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada
daftar pencatatan kantor pencatatan oleh pegawai pencatat.

PENGAJUAN PERCERAIAN BAGI LAKI-LAKI DI PENGADILAN NEGERI (PN)


Laki-laki dapat mengajukan Gugatan Perceraian di Pengadilan Negeri dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Gugatan diajukan ke PN yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat;
b. Jika tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak diketahui atau tidak mempunyai tempat kediaman
yang tetap atau tergugat berada di luar negeri, gugatan diajukan di pengadilan tempat kediaman
penggugat;
c. Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua belah pihak,
d. Jika perdamaian tidak berhasil, hakim akan melakukan pemeriksaan gugatan dalam sidang tertutup.
e. Setelah pemeriksaan perkara berakhir, hakim membacakan putusan perceraian dalam sidang terbuka;
f. Perceraian dianggap terjadi beserta segala akibat-akibatnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada
daftar pencatatan kantor pencatatan oleh pegawai pencatat.

ALASAN ALASAN PERCERAIAN


Penting untuk diketahui bahwa untuk dapat melakukan perceraian, baik karena talak atau cerai
gugat, diperlukan alasan yang jelas. Hal ini sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 39 ayat (2) UU
Perkawinan. Pasal tersebut menyatakan bahwa untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan,
bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami istri. Terkait hal ini, UU Perkawinan dan
KHI mengatur sejumlah alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar untuk perceraian.

Alasan Perceraian dalam UU Perkawinan


Dalam Penjelasan Pasal 39 ayat (2) UU Perkawinan diterangkan adanya 6 sebab yang dapat dijadikan
alasan perceraian, baik untuk menjatuhkan talak maupun cerai gugat. Adapun alasan-alasan yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Salah satu pihak atau pasangan melakukan zina, merupakan pemabuk, pemadat, penjudi, dan
perbuatan lainnya yang sukar disembuhkan.
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa
alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya.
3. Salah satu pihak atau pasangan mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang lebih berat
setelah perkawinan berlangsung.
4. Salah satu pihak atau pasangan melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak yang lain.
5. Salah satu pihak atau pasangan mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri.
6. Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan
akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Alasan Perceraian dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI)


Dalam Kompilasi Hukum Islam atau KHI, alasan perceraian diatur secara tegas dalam Pasal 116 KHI.
Pasal tersebut memuat delapan sebab yang dapat dijadikan alasan perceraian, yakni sebagai berikut.
1. Salah satu pihak atau pasangan berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan.
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa
alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya.
3. Salah satu pihak atau pasangan mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang lebih berat
setelah perkawinan berlangsung.
4. Salah satu pihak atau pasangan melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak lain.
5. Salah satu pihak atau pasangan mendapat cacat berat atau penyakit dengan akibat tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri.
6. Di antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan
akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
7. Suami melanggar taklik talak.
8. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam rumah tangga.

PERSYARATAN MENGAJUKAN PERCERAIAN


1. Pengadilan Agama: Jika Anda ingin mengajukan cerai talak, maka dibutuhkan beberapa syarat untuk
pengajuannya di pengadilan agama, yaitu:
a. Surat Permohonan
b. Buku nikah asli atau duplikat,
c. KTP Pemohon (yang mengajukan Permohonan cerai talak)
d. Surat izin atasan untuk TNI/PNS/POLRI
e. Jika istri tidak diketahui alamat pastinya maka membutuhkan surat keterangan lurah yang
diketahui camat setempat.
f. Persyaratan point b sampai d di fotocopy kemudian dibubuhi materai di Negazelen di Kantor POS
2. Pengadilan Negeri : Jika Anda ingin mengajukan gugatan perceraian, maka dibutuhkan beberapa
syarat untuk pengajuannya di pengadilan negeri, yaitu:
a. Surat gugatan
b. Surat Nikah asli. atau duplikat,
c. KTP Penggugat (yang mengajukan Gugatan cerai).
d. KK terbaru dan masih berlaku.
e. Surat izin atasan untuk TNI/PNS/POLRI
f. Persyaratan point b sampai d di fotocopy kemudian dibubuhi materai di Negazelen di Kantor POS

AKIBAT PERCERAIAN
Akibat hukum dari penjatuhan talak, terutama yang berkaitan suami istri adalah terputusnya
hubungan suami istri dan hukum-hukum lainnya baik suami maupun istri. Setelah perceraian terjadi maka
seketika akibat-akibat perceraian tersebut mengikat kedua belah pihak yang bercerai.
Terhadap istri
Perceraian mengakibatkan putusnya hubungan sebagai suami istri menurut Pasal 41 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan huruf c menyatakan bahwa pengadilan dapat
mewajibkan kepada bekas suami untuk memberi upah penghidupan dan atau menentukan sesuatu
kewajiban bagi bekas istri. Seorang suami bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan anak. Bila pihak bapak tidak mampu memenuhi maka pengadilan menentukan
bahwa ibu yang memikul biaya tersebut. Serta pengadilan mewajibkan kepada bekas suami untuk
memberikan biaya penghidupan dan menentukan suatu kewajiban bagi bekas istri.
Terhadap anak
Akibat perceraian terhadap anak, Pasal 41 huruf a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan memandang kekuasaan orang tua merupakan hak individual suami istri. Meskipun terjadi
perceraian ibu dan ayah masih tetap bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan anak tersebut.

PROSEDUR PENGAJUAN PERCERAIAN


Mandiri
Setelah mengetahui seluruh syarat yang diperlukan, berikut adalah langkah dalam mengurus
perceraian yaitu:
1. Mempersiapkan syarat-syarat berupa dokumen: langkah pertama yang harus kamu lakukan untuk
mengurus surat cerai tentunya adalah dengan mengumpulkan seluruh dokumen yang dibutuhkan
terlebih dahulu.
2. Membuat surat gugatan/Permohonan: Setelah datang ke pengadilan, kamu diharuskan untuk
membuat surat gugatan yang dilengkapi dengan alasan terjadinya perceraian tersebut.
3. Mengajukan gugatan cerai ke pengadilan: Pengajuan gugatan cerai ke pengadilan yang dilayangkan
ke Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama.
4. Mempersiapkan dan membayar biaya perceraian: Biaya perceraian sejatinya berbeda-beda di setiap
pengadilan dan untuk setiap pasangan. Hal tersebut bergantung pada kebijakan setiap pengadilan.
5. Mempelajari prosedur dan tata cara persidangan: Langkah mengurus surat cerai selanjutnya adalah
mempelajari prosedur dan tata cara persidangan. Pertama, hakim akan berusaha untuk mendamaikan
kedua pihak melalui mediasi. Untuk itu, pada persidangan pertama, suami dan istri wajib hadir.
6. Mempersiapkan saksi yang mengetahui detail kejadian perkara: Langkah mengurus surat cerai yang
terakhir adalah mempersiapkan saksi-saksi yang mengetahui detail kejadian perkara. Kehadiran saksi
saat sidang diperlukan untuk memperkuat alasan perceraian.

Pendampingan
1. Konsultasikan dengan Pengacara: Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah berkonsultasi
dengan seorang pengacara perceraian yang berpengalaman. Pengacara akan membantu Anda
memahami hak-hak Anda, memberikan nasihat hukum, dan membimbing Anda melalui proses
perceraian.
2. Persiapan syarat-syarat : Setelah berkonsultasi dengan pengacara, Anda perlu menyiapkan dokumen-
dokumen dan hal-lain yang diperlukan untuk mengajukan perceraian.
3. Negosiasi: Langkah terakhir adalah bernegosiasi dengan pengacara terkait besaran biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengurus perkara perceraian dari awal hingga akhir.

Anda mungkin juga menyukai