Anda di halaman 1dari 11

HUKUM ACARA PERADILAN

AGAMA
“Cerai Talak dalam Islam”

Anggota kelompok :
 Ella Deviani 2010111007
 Surya Firdaus 2010111031
 Tri Dahlia Putri 2010111035
A. Pengertian Talak
• Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), talak adalah
perceraian antara suami dan istri; lepasnya ikatan perkawinan.

• Talak dapat diartikan sebagai permohonan yang diajukan seorang


suami untuk menceraikan istrinya. Pasal 66 ayat (1) UU 7/1989
menyebutkan, “seorang suami yang beragama islam yang akan
menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan
untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak”.

• Pengertian Talak adalah ikrar suami di hadapan Pengadilan Agama


yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan. Pengertian ini
terdapat di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI). Jadi, talak yang
diakui secara hukum negara adalah yang dilakukan suami di Pengadilan
Agama.
B. Macam-Macam Hukum Talak
1) Nadab atau sunnah; yaitu dalam keadaan rumah tangga sudah
tidak dapat dilanjutkan dan seandainya dipertahankan
kemudaratan yang akan lebih banyak timbul;
2) Mubah atau boleh saja dilakukan bila memang perlu terjadi
perceraian dan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dengan
perceraian itu sedangkan manfaatnya juga akan terlihat;
3) Wajib atau mesti dilakukan. Yaitu perceraian yang harus dilakukan
oleh hakim terhadap seorang yang telah bersumpah untuk tidak
menggauli istrinya sampai masa tertentu, sedangkan ia tidak mau
pula membayar kafarah sumpah agar ia dapat bergaul dengan
istrinya. Tindakanya itu memudaratkan istrinya.
4) Haram talak itu dilakukan tanpa alasan, sedangkan istri dalam
keadaan haid atau suci yang dalam masa itu ia telah digauli.
Dasar Hukum Cerai Talak
1. Surat At-Thalaq ayat 1
Artinya : “ Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteriisterimu Maka hendaklah
kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya
(yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah
Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan
janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan
keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya Dia telah
berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. kamu tidak mengetahui barangkali
Allah Mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.”

2. Surat Al-Baqarah ayat 227


Artinya : “ Dan jika mereka ber'azam (bertetap hati untuk) talak, Maka
Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Dasar Hukum Talak
3. Surat Al-Baqarah ayat 231
Artinya: Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati
akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf, atau
ceraikanlah mereka dengan cara yang ma'ruf(pula). janganlah kamu
rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian
kamu Menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, Maka
sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. janganlah
kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat
Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu Yaitu Al
kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran
kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. dan bertakwalah
kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui
segala sesuatu.
C. Jenis-Jenis Talak
Pertama, raj’i atau ruj’i adalah Kedua, talak bain adalah talak yang
talak yang masih diperbolehkan tidak memperbolehkan suami dan istri
untuk rujuk dalam masa iddah. untuk kembali begitu saja. 
Pasal118 KHI menerangkan
bahwa raj’i adalah talak kesatu Bain terbagi dua :
atau kedua, di mana suami 1. Bainsughra terjadi secara
berhak rujuk dalam masa iddah. otomatis saat suami belum juga
Contoh talak 1, apabila seorang rujuk dengan istrinya hingga
suami memberikan talak 1 karena masa iddahnya selesai.
emosi, suami dan istri dapat rujuk 2. Bain kubra terjadi saat talak 3
kembali saat suasana hatinya dilayangkan. Bain kubra dihitung
sejak talak pertama dan kedua
membaik tanpa perlu melakukan
dinyatakan oleh suami, sekalipun
akad. kali pertama dan keduanya
diselesaikan dengan rujuk.
D. Syarat Sah Jatuhnya Perceraian
Dalam pasal 39 ayat (2) UU No 1 Tahun 1974 memuat 6 alasan yang dapat
diajukan untuk perceraian, yaitu:

a) salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi,
dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b) salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut
tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar
kemampuannya;
c) salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang
lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d) salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak yang lain;
e) salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak
dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri; dan
f) antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
D. Syarat Sah Cerai Talak

1. Syarat yang berkenaan dengan suami :


a. Berakal
b. Baligh
c. Atas kemauan sendiri

2. Syarat yang berhubungan dengan isteri


a. Isteri masih tetap dalam perlindungan suami .
b. Kedudukan isteri yang dicerai harus berdasarkan atas perkawinan yang
sah.

3. Syarat yang berhubungan dengan shigat


a. Shigat yang diucapkan oleh suami terhadap isteri menunjukkan talak, baik
secara jelas maupun sindiran
b. Ucapan talak yang dilakukan oleh suami memang bertujuan untuk talak
bukan maskud lain
.
Rukun Talak
Rukun adalah unsur pokok yang harus ada dalam talak dan terwujudnya talak
bergantung ada dan lengkapnya unsur-unsur dimaksud. Rukun talak ada
empat yaitu:
a.Suami
Suami adalah yang memiliki hak talak dan yang berhak menjatuhkannya,
selain suami tidak berhak menjatuhkanya.
b. Isteri
Masing-masing suami hanya berhak menjatuhkan talak terhadap isteri sendiri.
Tidak dipandang jatuh talak yang dijatuhkan pada isteri orang lain.
c. Shigat talak
Sighat talak adalah kata-kata yang diucapkan oleh suami terhadap isterinya
yang menjatuhkan talak, baik itu sharih (jelas) maupun kinayah(sindiran), baik
berupa ucapan atau lisan, tulisan, isyarat, bagi suami tuna wicara ataupun
dengan suruhan orang lain.
d. Qashdu (sengaja)
Artinya bahwa dengan ucapan talak itu dimaksudkan oleh orang yang
mengucapkannya untuk talak, bukan untuk maksud lain
Cerai Talak Di Pengadilan Agama
Bagi mereka yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam,
prosedur perceraiannya diatur dalam pasal 14 sampai dengan pasal 18
PP No. 9 Tahun 1975, yang pada pokoknya sebagai berikut :
Seorang suami yang bermaksud menceraikan atau menjatuhkan talak
kepada istrinya, dapat mengajukan surat pemberitahuan kepada
Pengadilan Agama di tempat kediamannya, pemberitahuan ini harus
disertai dengan alasanalasan dan memohon agar diadakan sidang
untuk maksud tersebut.
Pengadilan Agama akan meneliti dan mempelajari isi surat
pemberitahuan tersebut dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari
setelah diterimanya pemberitahuan, dilanjutkan dengan memanggil
kedua belah pihak untuk didengar dan dimintai penjelasannya tentang
segala sesuatu yang berkenaan dengan maksud melaksanakan
perceraian.
Cerai Talak Di Pengadilan Agama
Setelah menerima penjelasan dari pasangan suami istri, kemudian Pengadilan
Agama berusaha mendamaikan kedua belah pihak dengan meminta bantuan
Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian (BP4) setempat.
Bila usaha perdamaian ini gagal dan Pengadilan Agama berpendapat cukup
alasan untuk menjatuhkan talak, maka dilanjutkan sidang berikutnya untuk
mendengar dan menyaksikan ikrar talak tersebut.
Setelah mengikrarkan talaknya (yang juga dihadiri oleh istri atau wakilnya),
suami menandatangani surat ikrar talak yang telah disediakan.
Ketua Pengadilan Agama membuat surat keterangan tentang terjadinya talak
tersebut dengan rangkap empat, salinan pertama beserta surat talak
dikirimkan kepada Pegawai Pencatat Nikah dalam wilayah tempat tinggal
suami untuk diadakan pencatatan, salinan kedua dan ketiga masing-masing
diberikan kepada suami istri sedangkan salinan ke empat disimpan oleh
Pengadilan Agama.

Anda mungkin juga menyukai