Anda di halaman 1dari 15

GUGATAN

TUN OLEH
MASYARAKAT

SYOFIARTI
Pasal 38 UUPPLH

Izin lingkungan dapat


dibatalkan melalui
keputusan Pengadilan Tata
Usaha Negara.
Pasal 93 UUPPLH
– Setiap orang dapat mengajukan
gugatan terhadap keputusan tata
usaha negara apabila:
badan atau pejabat tata usaha
negara menerbitkan izin
lingkungan kepada usaha
dan/atau kegiatan yang wajib
amdal tetapi tidak dilengkapi
dengan dokumen amdal;
badan atau pejabat tata usaha negara
menerbitkan izin lingkungan kepada
kegiatan yang wajib UKL-UPL, tetapi
tidak dilengkapi dengan dokumen UKL-
UPL; dan/atau
badan atau pejabat tata usaha negara
yang menerbitkan izin usaha dan/atau
kegiatan yang tidak dilengkapi dengan
izin lingkungan.
Contoh Kasus Gugatan
Pembatalan Izin Lingkungan:
– Kasus PT Kiani Kertas; WALHI melawan
Presiden RI, di PTUN Jakarta Perkara
No.037/G.TUN/1997/PTUN-JKT
– Kasus Kapas Transgenik; ICEL dkk melawan
Menteri Pertanian di PTUN Jakarta. Putusan
No.71/G.TUN/2001/PTUN JKT
– Kasus Newmont Nusa Tenggara; WALHI dan
Gerakan Masyarakat Cinta Alam melawan
Menteri Lingkungan Hidup. Putusan
No.145/G/2011/PTUN-JKT
– Kasus PT Semen Gersik (Persero) Tbk; WALHI
melawan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Pati di PTUN Semarang,
Putusan PTUN Semarang
No.04/G/2009/PTUN.SMG; Putusan PT TUN
Surabaya No.138/B/2009/PT.TUN.SBY;
Putusan Mahkamah Agung No.103K/TUN/2010
Arti PTUN pada kasus lingkungan
Banyaknya Gugatan Sengketa
Lingkungan di PTUN menunjukkan
pentingnya fungsi PTUNdalam mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan akibat
penerbitan perizinan lingkungan yang
tidak tepat. PTUN juga diperlukan untuk
menjamin bahwa pengelolaan lingkungan
hidup dilakukan secara berkelanjutan
dan untuk mengurangi resiko buruk
terhadap lingkungan
Gugatan TUN Pasca disahkannya UU
No.11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

 Dengan dihapusnya Izin Lingkungan dan


dihapusnya Pasal 38 UUPPLH, maka
ketentuan Pasal 93 UUPPLH juga dihapus
oleh UU Cipta Kerja.
 Dengan demikian UU Cipta Kerja menghapus
Hak Gugat Masyarakat, yang berdampak
pada hilangnya akses masyarakat terhadap
keadilan, termasuk terhadap proses
peradilan yang dijamin dalam prinsip 10
Deklarasi Rio 1992 tentang Lingkungan
Hidup dan Manusia.
GUGATAN citizen lawsuit

SYOFIARTI
 Terdapat di negara-negara yang
mengandung sistem Common Law
 Merupakan mekanisme bagi warga negara
untuk menggugat tanggung jawab
penyelenggara negara dalam memenuhi
hak-hak warga negara
 Landasan hukum Citizen Law Suit tidak
dikenal di Indonesia. Namun langkah ini
bisa ditempuh oleh warga negara sebagai
metode alternatif untuk menuntut
pemenuhan tanggung jawab pemerintah
atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
 Pasal 28 H UUD 1945, hak atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat
 UU No.39 Tahun 1999 Pasal 9 ayat (3)
 Merupakan bagian dari hak asasi atas
ekonomi, sosial dan budaya.
 Kewajiban negara untuk memberikan
perlindungan hak warga negara
 Secara filosofis setiap warga negara berhak
membela kepentingan umum atau kepentingan
publik
Gugatan yang bisa diajukan :
 Tidak boleh meminta ganti rugi, karena warga
negara yang menggugat bukan merupakan
kelompok yang dirugikan secara materil dan
memiliki kesamaan kerugian dan kesamaan
fakta hukum
 Permohonan kepada negara untuk
mengeluarkan kebijakan pengaturan umum
agar perbuatan melawan hukum berupa
kelalaian dalam pemenuhan hak warga negara
tidak terjadi lagi
Gugatan yang bisa diajukan :
 Tidak boleh berupa pembatalan atas
keputusan penyelenggaran negara (KTUN)
 Tidak boleh berupa pembatalan suatu UU
(merupakan kewenangan MK) dan peraturan
perundang-udangan di bawah UU (Kewenangan
MA)
Prosedurnya :
 Harus ada notifikasi terlebih dahulu dari
penggugat kepada tergugat. Seperti somasi,
dalam bentuk pernyataan yang berisi dasar
pelanggaran dan tuntutan spesifik yang
dimintakan
 Notifikasi ini memuat;
Informasi pelanggar yang dituduh dan lembaga
yang relevan dengan pelanggaran
Jenis pelanggaran yang menimbulkan objek
gugatan
Contoh Kasus :
 Perkara No.55/PDT.G/2013/PN.SMDA tanggal
25 Juni 2013 oleh warga Samarinda, meggugat
Walikota Samarinda c.q Menteri ESDM c.q
Gubernur Provinsi kalimantan Timur c.q
Menteri Lingkungan Hidup c.q DPRD Kota
Samarinda yang lalai melaksanakan kewajiban
untuk menciptakan lingkungan hidup yang
baik dan sehat yang mengakibatkan kerugian
kepentingan umum bagi warga negara
khususnya Samarinda dan merumuskan
kembali kebijakan umum pertambangan
batubara

Anda mungkin juga menyukai