Anda di halaman 1dari 2

NAMA: ALDI FACHREZA

NIM: 043669478
SOAL
HKUM4210/ Hukum Lingkungan
1 Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) secara resmi menggugat Izin Lingkungan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 & 10. Gugatan tersebut dilayangkan karena pembangunan PLTU Jawa 9 &
10 akan memperburuk kualitas lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat di sekitar PLTU Jawa 9 & 10 dan
gagal mematuhi standar emisi terbaru yang telah berlaku sejak 2019.
a. Analisalah apakah WALHI memiliki legal standing untuk melakukan gugatan terhadap izin lingkungan yang
telah dikeluarkan! Berikan dasar hukumnya
b. Apa syarat hak gugat organisasi lingkungan hidup?

2 Bacalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Lalu carilah ketentuan tentang tanggung
jawab mutlak. Tugas anda Bandingkanlah ketentuan mengenai tanggung jawab mutlak dalam UU No 32
Tahun 2009 dengan tanggung jawab mutlak dalam UU No 11 Tahun 2020! Berikan analisis saudara!

JAWABAN!!!

1. A. Legal standing merupakan keadaan dimana seseorang organisasi atau sekelompok orang memenuhi
syaratuntuk mengajukan permohonan menjadi penggugat dalam penyelesaian perselisihan atau
sengketa peradilan di pengadilan (referensi; https://m.hukumonline.com).
Dalam kasus ini WALHI memiliki legal standing untuk melakukan gugatan terhadap izin lingkungan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) jawa 9 &10, karena PLTU tersebut melanggar hukum
lingkungan yang menyebabkan terpuruknya kualitas lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat
disekitar serta pihak PLTU telah gagal mematuhi standar emisi terbaru yang telah ditetapkan sehingga
WALHI mewakili masyarakat sekitar PLTU untuk mengajukan gugatan izin lingkungan PLTU
tersebut.
Dasar hukumnya yaitu UU No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
(UUPPLH)yang mengatur tentang hak gugat organisasi lingkungan hidup.
*referensi : Adji.samekto."Hukum Lingkungan" Tangerang Selatan : Universitas Terbuka 2020.
Hal 4.19

B. syarat-syarat hak gugatan organisasi lingkungan hidup anatara lain sebagaimna dituangkan pada
pasal 92 ayat (3) yang intinya menyatakan bahwa;
• Organisasi tersebut harus berbadan hukum
• Anggaran dasar organisasi tersebut menyatakan bahwa organisasinya tersebut didirikan untuk
kepentingan pelestarian fungsi lingkungan
• Organisasi tersebut secara fakta telah melakukan kegiatan sesuai AD-Nya minimal 2 tahun.
* referensi : Adji.samekto."Hukum Lingkungan" Tangerang Selatan : Universitas Terbuka 2020.
Hal 4.20

2. Ketentuan Tanggung Jawab Mutlak


UU No. 32 tahun 2009 PPLH UU No. 11 tahun 2020 Cipta Kerja
Pasal 88 ; setiap orang yang tindakannya, Pasal 88 ; setiap orang yang tindakannya, usahanya
usahanya dan/atau kegiatannya menggunakan dan/atau kegiatannya menggunakan B3,
B3, menghasilkan dan/atau mengelola limbah menghasilkan dan/atau mengelola limbah B3,
B3, dan/atau yang menimbulkan ancaman dan/atau yang menimbulkan ancaman serius
serius terhadap lingkungan hidup bertanggung terhadap lingkungan hidup bertanggung jawab
jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa mutlak atas kerugian yang terjadi dari usaha dan
perlu pembuktian unsur kesalahan kegiatannya

Perbandingan dari pasal yang mengatur tanggung jawab mutlak dari kedua undang-undang yaitu UU
No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup & UU No. 11 tahun 2020
tentang Cipta Kerja, yaitu jika didalam UU No. 32 tahun 2009 tentang PPLH disebutkan bahwa setiap
orang yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup yang disebabkan limbah B3
harus bertanggung jawab mutlak terhadap kerugian yang terjadi kepada masyarakat tidak perlu adanya
proses pembuktian secara konkrit jika dia bersalah karena sudah terlihat jelas bahwa orang tersebut
yang melakukan tindakan yang dapat mengancam lingkungan sehingga masyarakat dapat langsung
meminta pertanggung jawaban dari orang tersebut dan ganti rugi atas kesalahanya.
Sedangkan dalam UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja tidak dijelaskan secara rinci bahwa
setiap orang yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hdiup yang disebabkan
limbah B3 harus bertanggung jawab mutlak terhadap kerugian yang terjadi kepada masyarakat dengan
kata lain masyarakat harus melakukan beberapa proses pembuktian yang memakan banyak waktu
untuk dapat meminta pertanggung jawaban dan ganti rugi yang ditimbulkan orang tersebut, yang
sudah jelas bahwa orang tersebutlah yang menyebabkan kerusakan lingkungan sehingganya
masyarakat akan sangat sulit dan mendapatkan proses yang panjang untuk meminta pertangung
jawaban dari orang tersebut.
*referensi : UU No. 32 tahun 2009 tentang PPLH Pasal 88 dan UU No. 11 tahun 2020 tentang
Cipta Kerja Pasal 88.

Anda mungkin juga menyukai