Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Hendriyanto Wibowo

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044047053

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4208/Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ-UT BENGKULU

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Unduhlah dan bacalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Undang-undang
tersebut telah mengubah dan menghapus beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Tugas anda :
1. Bandingkan jaminan asas partisipatif berkaitan dengan penyusunan AMDAL antara pengaturan
dalam UU No 32 Tahun 2009 dengan UU No 11 Tahun 2020 (sertakan dengan Pasalnya) 2
2. Berikan argumentasi saudara mengenai jaminan hak partisipatif publik dalam pengelolaan
lingkungan dalam UU No11 Tahun 2020

Jawab :

1. Bahwa dalam membandingkan jaminan asas partisipatif berkaitan dengan penyusunan AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) antara UU No 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan UU No 11 Tahun 2020tentang Cipta Kerja, berikut adalah
perbandingannya:UU No 32 Tahun 2009:Pasal 21 ayat (2) UU No 32 Tahun 2009 menyatakan
bahwa dalam penyusunan AMDAL, pihak yang terkait dan masyarakat yang mungkin terkena
dampak harusdilibatkan dalam proses konsultasi publik.UU No 11 Tahun 2020:Pasal 22 ayat (1)
UU No 11 Tahun 2020 menyebutkan bahwa dalam penyusunan AMDAL, dilakukan konsultasi
publik dengan pihak yang berkepentingan danmasyarakat yang mungkin terkena dampak

Perbedaan utama antara kedua undang-undang ini adalah penekanan pada pihak
yangberkepentingan dalam UU No 11 Tahun 2020. UU No 11 Tahun 2020 lebihmenekankan
perlunya melibatkan pihak-pihak yang memiliki kepentingan terkait proyekyang sedang diajukan
dalam proses konsultasi publik. Ini dapat memberikan lebihbanyak kesempatan bagi pihak yang
terkena dampak dan masyarakat yang terlibatuntuk menyampaikan pandangan mereka. Adapun
perlu dicatat bahwa UU No 11 Tahun 2020 juga telah menuai kontroversikarena beberapa
menganggap bahwa undang-undang tersebut mengurangiperlindungan lingkungan dan partisipasi
publik yang ada dalam UU No 32 Tahun 2009

Sumber :

https://www.scribd.com/document/651918571/TUGAS-3-HKUM4208-39-LINGGAR-JATI-
043353455

2. Lingkungan hidup berkaitan dengan hajat hidup manusia. Manusia tidak dapat hidup dengan
baik dan berkembang tanpa adanya lingkungan hidup yang sehat dan layak. Hal tersebut
merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling mendasar, sebagaimana juga dijamin
dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. Namun demikian, tidak jarang manusia
pula yang melakukan kerusakan terhadap lingkungan hidup. Seringkali sekelompok manusia
merusak lingkungan hidup demi meraup keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya
terhadap kehidupan manusian secara keseluruhan.

Hukum yang mengatur tentang perlindungan bagi lingkungan hidup sangat dibutuhkan demi
keberlangsungan hidup manusia. Telah terdapat berbagai konvensi internasional yang
mengaturnya. Di Indonesia, norma perlindungan lingkungan hidup tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU
PPLH) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (UU Cipta Kerja).
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam beberapa cara:

1. Partisipasi dalam Dokumen Amdal

Dokumen Amdal adalah dokumen yang merupakan hasil analisis atas dampak suatu
kegiatan terhadap lingkungan, dan sangat penting perannya karena menjadi dasar
penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup (Pasal 24 ayat (1) UU PPLH). Hasil
Amdal yang dilakukan sangat berdampak pada masyarakat luas, sehingga masyarakat
dilibatkan dengan memberikan opini dan masukan dalam pembentukan dokumen Amdal
(Pasal 26 ayat (1) UU PPLH). Penyusunan dokumen Amdal dilakukan dengan melibatkan
masyarakat yang terkena dampak langsung terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan (Pasal
26 ayat (2) UU PPLH).

Partisipasi masyarakat dalam dokumen Amdal ini sebenarnya sudah dikurangi dengan
diterbitkannya UU Cipta Kerja. Sebelumnya, dokumen Amdal melibatkan tidak hanya
masyarakat yang terdampak, tapi juga pemerhati lingkungan hidup, sehingga terdapat lebih
banyak pihak yang turut serta dalam memastikan adanya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Selain itu, sebelumnya ketentuan Pasal 26 ayat (4) UU PPLH
menentukan bahwa masyarakat dapat mengajukan keberatan terhadap dokumen Amdal,
yang mana pasal tersebut telah dihapuskan dengan UU Cipta Kerja. Dengan demikian,
masyarakat hanya dapat berpartisipasi dan memberikan masukan dalam pembuatan
dokumen Amdal.

2. Mengajukan Gugatan Administratif

Masyarakat dapat mengajukan gugatan administratif atas berbagai keputusan terkait


perizinan bagi perlindungan lingkungan hidup. Hal ini sebelumnya diatur dalam Pasal 93
UU PPLH yang telah dihapus dengan UU Cipta Kerja. Meskipun demikian, masyarakat
tetap dapat mengajukan gugatan Tata Usaha Negara atas berbagai Persetujuan Lingkungan
yang merugikan masyarakat, karena sifat Persetujuan Lingkungan itu sendiri yang dapat
digugat di Pengadilan TUN berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara (UU PTUN).

Dengan adanya ruang partisipasi publik di atas, terlepas pendapat apakah ruang yang
diberikan terlalu sempit atau tidak, dapat memberikan setidaknya sedikit kesempatan bagi
masyarakat, khususnya masyarakat yang terdampak, untuk memperjuangkan hak-haknya
dan memastikan adanya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik.

Sumber :

https://www.dhp-lawfirm.com/jaminan-hukum-atas-partisipasi-publik-dalam-perlindungan-
lingkungan-hidup/

Anda mungkin juga menyukai