Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Hendriyanto Wibowo

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044047053

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4308/Hukum Perbankan dan Tindak Pidana


Pencucian Uang

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ-UT BENGKULU

Masa Ujian : 2023/24.1(2024.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Kata ‘Bank’ berasal dari bahasa Italia banque atau banca yang berarti bangku. Para bankir
di Florence pada masa Renessains melakukan transaksi mereka dengan duduk di meja
penukaran uang, berbeda dengan pekerjaan kebanyakan orang yang tidak memungkinkan
mereka untuk duduk sambil bekerja. Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman
Babylonia kemudian dilanjutkan ke zaman Yunani kuno dan Romawi. Namun, pada saat itu
tugas utama bank hanyalah sebagai tempat menukar uang.

Pertanyaan :

A. Perkembangan Bank di Eropa sangat baik dari mulai sebelum Masehi sampai sekarang.
Swiss menjadi salah satu negara di Eropa yang terkenal dengan keamanan industri Bank nya
sampai sekarang. Berikan Analisa Anda terkait pernyataan tersebut!

Jawab :
Sistem Bank Sentral Eropa (ESCB) dan Bank Sentral Eropa (ECB) didirikan pada Mei 1998
berdasarkan Pasal 4a (Pasal 8 baru), dimasukkan dalam Perjanjian pembentukan
Komunitas Eropa (EC) oleh Perjanjian Uni Eropa (UE). Mereka sepenuhnya menjalankan
kekuasaan dan tanggung jawabnya sejak hari pertama Persatuan Ekonomi dan Moneter
(EMU) tahap ketiga, dengan kata lain, mulai 1 Januari 1999.
ECB menggantikan Institut Moneter Eropa (EMI). Didirikan pada awal EMU tahap kedua (1
Januari 1994–31 Desember 1998), lembaga ini menggantikan Dana Kerja Sama Moneter
Eropa (EMCF), yang kemudian dibubarkan. EMI dibentuk sebagai badan transisi untuk
mempersiapkan pembentukan ESCB.
ESCB merupakan bagian terakhir dalam struktur kelembagaan EMU yang didirikan secara
bertahap, seperti yang digambarkan oleh Pierre Werner dan Jacques Delors dalam laporan
mereka (masing-masing tertanggal Oktober 1970 dan Juni 1989), dan yang menghasilkan
penerapan satu EMU. Mata uang Eropa, euro.
ESCB terdiri dari ECB dan bank sentral nasional (NCB) dari 15 Negara Anggota UE, baik
mereka telah mengadopsi euro atau belum (Pasal 107, Perjanjian EC). Sebelas Negara
Anggota yang telah memenuhi persyaratan untuk berpartisipasi dalam tahap ketiga EMU
mengadopsi mata uang tunggal pada tanggal 1 Januari 1999. Negara-negara tersebut
adalah Austria, Belgia, Finlandia, Perancis, Jerman, Irlandia, Italia, Luksemburg, Belanda,
Portugal dan Spanyol . Dengan bergabungnya Yunani pada tahap ketiga EMU pada tanggal
1 Januari 2001, Slovenia pada tanggal 1 Januari 2007, dan Malta dan Siprus pada tanggal 1
Januari 2008, 15 dari 27 Negara Anggota UE kini menjadi anggota zona euro. Istilah
'Eurosystem' diciptakan untuk merujuk pada ECB dan NCB dari Negara-negara Anggota
yang berpartisipasi.
ESCB tidak memiliki kepribadian hukum. Hal ini diatur oleh badan pengambil keputusan
ECB, yang memiliki badan hukum, dan tugasnya dilakukan oleh ECB dan NCB. Oleh karena
itu, NCB memainkan peran integral dalam ESCB dan bertindak sesuai dengan pedoman dan
instruksi ECB.
Tujuan utama ESCB adalah menjaga stabilitas harga. Ia juga memberikan dukungannya
terhadap kebijakan ekonomi umum di Komunitas dengan tujuan untuk berkontribusi pada
pembentukan EMU.
Selain ketentuan mengenai kebijakan ekonomi dan moneter yang tercantum dalam
Perjanjian Komisi Eropa (Pasal 98 hingga 124), Protokol No. 18, yang dilampirkan pada
Perjanjian Komisi Eropa oleh Perjanjian Maastricht, menetapkan Statuta ESCB dan ECB.

Sumber :

https://www.cvce.eu/en/education/unit-content/-/unit/d5906df5-4f83-4603-85f7-
0cabc24b9fe1/8940d839-ef58-464d-bbe8-72270040d689
B. Bank pertama kali berdiri di bumi Indonesia pada tahun 1746 yaitu dengan didirikannya De
Bank van Leening. Berikan analisa Anda terkait langkah nasionalisasi terhadap Bank-Bank
yang berdiri sebelum Indonesia merdeka!

Jawab :

Pada tahun 1746 berdiri bank pertama di Nusantara dengan nama Bank van Courant en Van
Leening. Bank ini memiliki tugas untuk memberikan pinjaman dengan jaminan emas, perak,
perhiasan, dan barang-barang berharga lainnya. Pada tahun 1752, Bank van Courant
disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening. Bank ini bertugas
memberikan pinjaman kepada pegawai VOC agar mereka dapat menempatkan dan
memutarkan uang mereka pada lembaga ini. Hal ini dilakukan dengan memberikan imbalan
bunga. Namun sayangnya pada tahun 1818 Bank Courant en Bank Van Leening terpaksa
tutup karena krisis keuangan. Setelah Bank Courant en Bank Van Leening tutup, pada tahun
1828 didirikan De Javasche Bank yang menjadi cikal bakal Bank Indonesia. Pemerintah
Kerajaan Belanda memberikan octrooi atau hak-hak istimewa kepada De Javasche Bank
(DJB) untuk bertindak sebagai bank sirkulasi. Sebagai bank sirkulasi, DJB memiliki
kewenangan untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden di wilayah Hindia Belanda.
Octrooi secara periodik diperpanjang setiap 10 tahun sekali. De Javasche Bank merupakan
bank sirkulasi pertama di Asia. Pada tahun 1922 Pemerintah Belanda menerbitkan undang-
undang De Javasche Bank Wet.

Pada 1999, Bank Indonesia ditetapkan sebagai Bank Sentral yang bersifat independen.
Tujuan BI antara lain yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah, dan
menghapuskan tujuan sebagai agen pembangunan. Hingga saat ini BI masih terus
beroperasi dan menjalankan fungsinya untuk memelihara kestabilan nilai rupiah melalui
pengelolaan bidang Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan.

2. Berdasarkan Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Perbankan, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentu-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Cermati ilustrasi berikut: Parni adalah seorang
ibu rumah tangga. Parni memiliki inisiatif membentuk arisan dengan menerima dana
secara rutin tiap minggu dari ibu-ibu di daerah rumahnya.

Pertanyaannya :

A. Jelaskan pendapat Anda atas kegiatan yang dilakukan oleh Parni! Apakah kegiatan yang
dilakukan Parni juga merupakan kegiatan perbankan karena Parni menerima dana dari
masyarakat? Jelaskan dan sertai dasar hukum!

Jawab :

Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bank umum adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah,
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
Sehingga Parni dapat dikatakan melakukan kegiatan perbanka karena sesuai dengan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yaitu menghimpun dana dari
masyarakat.
Sumber :
https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/pages/Bank-Umum.aspx

Pertanyaannya :

B. Selain Bank Konvensional di Indonesia telah diizinkan berdirinya Bank Syariah. Apakah
makna “syariah” disini?

Jawab :

Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bank syariah
merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau prinsip
hukum islam. Prinsip syariah Islam yang dimaksud mencakup dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta
tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram, sebagaimana yang
diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia.

Selain itu, Undang Undang Perbankan Syariah juga memberi amanah kepada bank syariah
untuk selalu menjalankan fungsi sosial sekaligus menjalankan fungsi seperti lembaga baitul
mal. Lembaga baitul mal yaitu sebuah lembaga yang menerima dana berasal dari zakat,
infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada
pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).

Sumber :

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pengertian-tentang-bank-syariah-dan-
istilah-di-
dalamnya#:~:text=Pengertian%20bank%20syariah,syariah%20atau%20prinsip%20hukum%2
0islam

Pertanyaannya :

C. Saat ini banyak komunitas yang melakukan penggalangan dana melalui donasi di
masyarakat. Berikan analisa Anda terkait fenomena ini dalam sudut pandang syariah islam
dan legalitas pengumpulan dana!

Jawab :

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), donasi adalah sumbangan (berupa uang)
yang diberikan penderma kepada lembaga, organisasi, atau badan pengumpulan donasi.
Sementara di dalam Islam, donasi merupakan bagian dari sedekah, yaitu pemberian harta
yang bersifat sukarela.

Legalitas pengumpulan dana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 Tentang
Pengumpulan Uang dan Barang. Selain itu diatur pula di dalam Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 1980 Tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan. Kedua peraturan
perundangundangan tersebut tidak menyebutkan secara tegas tentang bentuk badan usaha
atau organisasi yang diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pengumpulan sumbangan
uang atau barang dan hanya menyebutnya sebagai organisasi kemasyarakatan yang
diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pengumpulan sumbangan uang atau barang.Sistem
dalam peraturan-peraturan sebelumnya dianggap belum mencukupi, yaitu semakin
banyaknya penggalangan dana yang kurang berguna dan merugikan banyak orang, baik
yang dilakukan oleh perseoranganan maupun beberapa orang bersama-sama, kadang
disertai tindakan yang bersifat paksaan, penipuan atau pemeransan secara halus.

Platform kegiatan pengumpulan donasi secara daring telah menyiapkan klausula baku untuk
donatur yang melakukan kegiatan pengumpulan donasi tersebut. Dalam hal ini klausula baku
diatur dalam dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Dalam Undang-Undang tersebut Pasal 1 Angka 10 disebutkan bahwa: “Klausula Baku adalah
setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan
terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen
dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen”

Sumber :

https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/donasi-dan-amal/donasi-
online#:~:text=Sementara%20di%20dalam%20Islam%2C%20donasi,batasan%20jumlah%20
maupun%20waktu%20tertentu.

Jurnal Notarius, Pertanggungjawaban Hukum Penggalangan Dana Secara Daring Terhadap


Sistem Donation Based Crowdfunding Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif Indonesia.
Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2022 e-ISSN : 2598-070X ISSN : 2089-1407

3. Bank sebagai lembaga keuangan yang menyimpan dana nasabah tentu wajib mendapatkan
pengawasan. Beberapa waktu yang lalu muncul wacana bahwa pengawasan Bank akan
dikembalikan lagi dari Otoritas Jasa Keuangan ke Bank Indonesia. Dikutip dari
https://finance.detik.com/ Jakarta - Rencana pengalihan kewenangan pengawasan bank dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke Bank Indonesia (BI) ikut menjadi pembahasan dalam Revisi
Undang-Undang (RUU) nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BI). Badan Legislasi
(Baleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memasukkan rencana itu dalam dokumen pembahasan
terbaru RUU BI. Ada beberapa pasal yang dihapus dan diubah dalam draf tersebut. (Sumber:
https://finance.detik.com/moneter/d-5178229/kembali-ke-bi-pengawasan-bank-tak-lagi-di-
ojk akhir-2023 )

Pertanyaan :

A. Berikan analisa Anda jika kewenangan pengaturan dan pengawasan bank kembali dipegang
Bank Indonesia seperti yang diuraikan pada wacana tersebut di atas!

Jawab :

Menurut saya, jika kewenangan pengaturan dan pengawasan bank kembali dipegang Bank
Indonesia, dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, BI
menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan
usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap
bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kembalinya pengawasan bank ke Bank Indonesia dapat memberikan kepastian hukum dan
konsistensi regulasi dalam sektor perbankan. Namun, perlu juga diperhatikan kapasitas Bank
Indonesia untuk melakukan pengawasan yang efektif dan efisien terhadap sektor perbankan
yang semakin kompleks dan berkembang.
Sumber :

https://lps.go.id/uu_23_1999#:~:text=Dalam%20rangka%20melaksanakan%20tugas%20men
gatur,sesuai%20dengan%20peraturan%20perundang%2Dundangan.

Ginting, Jimin 2023, Hukum Perbankan dan Tindak Pidana Pencucian Uang, Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.

Pertanyaan :

B. Berikan analisa Anda sistem pengawasan bank seperti apa yang tepat bagi Indonesia

Jawab :

Menurut saya, sistem pengawasan bank di Inonesia sudah sesuai yang di atur oleh OJK, yaitu

1) Pengawasan Normal

Pengawasan ini dilakukan terhadap Bank yang memenuhi kriteria tidak memiliki potensi atau
tidak membahayakan kelangsungan usahanya. Umumnya, frekuensi pengawasan dan
pemantauan kondisi Bank dilakukan secara normal sedangkan pemeriksaan terhadap jenis
Bank ini dilakukan secara berkala atau sekurang-kurangnya setahun sekali.

2) Pengawasan Intensif

Pengawasan intensif ini dilakukan Bank yang memenuhi yang memiliki potensi kesulitan yang
dapat membahayakan kelangsungan usahanya. Langkah-langkah yang dilakukan Bank
Indonesia pada Bank dengan status Pengawasan Intensif, antara lain:

- Meminta Bank untuk melaporkan hal-hal tertentu kepada Bank Indonesia.

- Melakukan peningkatan frekuensi pengkinian dan penilaian rencana kerja dengan


penyesuaian terhadap sasaran yang akan dicapai

- Meminta Bank untuk menyusun rencana tindakan sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi.

- Menempatkan pengawas dan atau pemeriksa Bank Indonesia pada Bank, apabila
diperlukan.

Bagi Bank dalam Pengawasan Intensif yang tidak menghasilkan perbaikan kondisi keuangan
dan manajerial dan berdasarkan analisis Bank Indonesia diketahui bahwa Bank tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai Bank yang memiliki kesulitan yang dapat membahayakan
kelangsungan usahanya, maka Bank tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Bank dengan
status Pengawasan Khusus. Disamping itu, apabila diperlukan, intensitas pemeriksaan
langsung pada Bank pada umumnya meningkat terutama dalam rangka memantau
perkembangan kinerja berdasarkan komitmen dan rencana perbaikan yang disampaikan
manajemen Bank kepada Bank Indonesia.

3) Pengawasan Khusus

Pengawasan terhadap bank yang dinilai mengalami kesulitan yang membahayakan


kelangsungan usahanya. Terhadap Bank dengan status Pengawasan Khusus ini maka
beberapa tindakan Bank Indonesia yang diambil, antara lain:
- Memerintahkan Bank dan atau pemegang saham Bank untuk mengajukan rencana
perbaikan permodalan (capital restoration plan) secara tertulis kepada Bank Indonesia.

- Memerintahkan Bank untuk memenuhi kewajiban melaksanakan tindakan perbaikan


(mandatory supervisory actions).

- Memerintahkan Bank dan atau pemegang saham Bank untuk melakukan tindakan antara
lain:

- mengganti dewan komisaris dan atau direksi Bank;

- menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang tergolong


macet dan memperhitungkan kerugian Bank dengan modal Bank;

- melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain;

- menjual Bank kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban Bank;

- menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan Bank kepada pihak lain;

- menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban Bank kepada bank atau pihak
lain; dan atau

- membekukan kegiatan usaha tertentu Bank.

Adapun larangan dan pembatasan bagi Bank dalam Pengawasan Khusus, antara lain:

 Bank dilarang melakukan pembayaran distribusi modal (pembagian deviden atau


pemberian bonus);

 Bank dilarang melakukan transaksi dengan pihak terkait atau pihak lain yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia

 Bank dikenakan pembatasan pertumbuhan aset;

 Bank dilarang melakukan pembayaran terhadap pinjaman subordinasi;

 Bank dikenakan pembatasan kompensasi kepada pihak terkait;

Selain tindakan perbaikan Bank yang diwajibkan tersebut, Bank Indonesia juga Bank yang telah
ditetapkan dengan status Bank dalam Pengawasan Khusus pada homepage Bank Indonesia.
Sebaliknya, dalam rangka keseimbangan informasi kepada publik, maka apabila kondisi Bank
membaik dan tidak terkategori sebagai Bank dalam Pengawasan Khusus, maka Bank Indonesia
juga akan mengumumkannya.

Jangka waktu Bank dengan status Pengawasan Khusus adalah paling lama tiga bulan bagi Bank
yang tidak terdaftar pada Pasar Modal atau enam bulan bagi Bank yang terdaftar pada Pasar
Modal (listed Banks). Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang dan perpanjangan dapat
diberikan maksimal satu kali dan paling lama tiga bulan. Pertimbangan perpanjangan tersebut
terutama yang berkaitan dengan proses hukum yang diperlukan antara lain perubahan anggaran
dasar, pengalihan hak kepemilikan, proses perizinan, dan proses kaji tuntas oleh investor baru
(due diligence).

Sumber :

https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-dalam-pengawasan-khusus.aspx

Anda mungkin juga menyukai