Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2(2022.1)

Nama Mahasiswa : Muslimin Muis

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044187608

Tanggal Lahir : 22/01/1999

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205/KRIMINOLOGI

Kode/Nama Program Studi : 311/Imu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 80/ UPBJJ MAKASSAR

Hari/Tanggal UAS THE : SABTU/18 JUNI 2022


Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
HKUM4205

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran


Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muslimin Muis


NIM : 044187608
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205/KRIMINOLOGI
Fakultas : FHISIP
Program Studi : ILMU HUKUM S1
UPBJJ-UT : UPBJJ MAKASSAR

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas
Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan
soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia
bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

SABTU, 18 JUNI 2022

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa

MUSLIMIN MUIS

1 dari 3
HKUM4205

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)

Kriminologi
HKUM4205

No. Soal Skor


1 Kriminologi (criminology) atau ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau non - 25
nomative discipline yang mempelajari kejahatan dari segi sosial. Kriminologi disebut
sebagai ilmu yang mempelajari manusia dalam pertentangannya dengan norma-norma
sosial tertentu, sehingga kriminologi juga disebut sebagai sosiologi penjahat.
Kriminologi mempelajari kejahatan sebagai fenomena sosial sehingga sebagai perilaku
kejahatan tidak terlepas dalam interaksi sosial. Dalam perkembangannya dewasa ini
ilmu kriminologi dipengaruhi oleh berbagai disiplin bidang ilmu bahkan ada keterkaitan
antara keduanya.

Pertanyaan:
1. Dalam kaitannya kriminologi dengan berbagai dispilin bidang ilmu lainnya adalah
bahwa kriminologi itu sebagai kumpulan berbagai ilmu pengetahuan dan
kesemuanya itu saling melengkapi sehingga dapat diketahui sampai seberapa jauh
hubungannya. Buatlah identifikas terhadap ilmu lainnya yang berkaitan dengan
kriminologi! kemudian analisislah!
2. Identifikasikanlah keterkaitan kriminologi dengan bidang studi lainya dan mengapa
hal ini terjadi?
3. kriminologi teoritis atau kriminologi murni (pure criminology Bagaimana analisis
saudara terhadap pernyataan ini dan sertakan dasar teorinya untuk mendukung
analisis yang saudara buat!
4. Kriminologi itu ruang lingkupnya sangat luas sehingga keberadaannya itu
memerlukan dukungan dari disiplin ilmu lainnya. Untuk itu identifikasikanlah
disiplin ilmu di luar kriminologi dan berikanlah analisis saudara terhadap hal ini?
2 Para peneliti mengkaji bagaimana masyarakat melakukan penilaian risiko kejahatan 25
yang menghasilkan fear of crime. Individu melakukan risiko kejahatan dengan cara
mengumpulkan informasi yang di dapat dari pengalamannya sendiri dan informasi yang
di dapat dari jaringan sosialnya atau media massa. Penilaian terhadap risiko dan
perilaku yang akan diambil selanjutnya dipengaruhi oleh kedua jenis informasi yang
didapat oleh individu. Namun dalam kenyataannya, peran dari pengaruh pengalaman
tidak langsung tentang kejahatan juga sangat menonjol dalam pembentukan fear of
crime.

Pertanyaan:
1. Dikatakan bahwasannya analisis risiko viktimisai itu penting. Jelaskan analisis
saudara mengapa hal tersebut penting?
2. Berikanlah analisis saudara mengapa individu melakukan risiko kejahatan dengan

2 dari 3
HKUM4205

cara mengumpulkan informasi yang di dapat dari pengalamannya sendiri dan


informasi yang di dapat dari jaringan sosialnya atau media massa?
3. Berikanlah analisis saudara tentang penilaian terhadap risiko dan perilaku yang
akan diambil selanjutnya yang mana dipengaruhi oleh kedua jenis informasi
tersebut!
4. Bagaimanakah analisis saudara terhadap peran dari pengaruh pengalaman tidak
langsung tentang kejahatan juga sangat menonjol dalam pembentukan fear of
crime?

3 dari 3
HKUM4205

3 Mazhab klasik selalu dihubungkan dengan tokoh utamanya yaitu beccaria. Untuk dapat lebih 25
mengerti mazhab ini, maka perlu kia ketahui dahulu intelectual background pada masa itu yaitu
jaman pertengahan dimana pemikiran-pemikiran yang berkembang waktu itu adalah
pertentangan antara pihak gereja dan kekuasaan raja dengan intelectualisme dan rationalism dari
the social contract writers yang dictuskan oleh (Thomas Hobbes, John Locke, Montesquieu,
Voltaire dan Rousseau). Pandangan beccaria ini besar pengaruhnya terhadap pembentukan
Undang-Undang Perancis (French Code) tahun 1791. Oleh karena itu sifat dari mazhab klasik ini
sering pula identik dengan “administrative and legal criminologi”. Perlu diketahui bersama
bahwasannya mazhab kritis dikenal dengan istilah critical criminology atau kriminologi baru.
Mazhab kritis pada dasarnya meragukan eksistensi atau keberadaan hukum pidan. Dalam
perkembangan pemikiran tentang kejahatan, maka muncullah upaya yang mencari sebab-
musabab kejahatan dalam hubungannya dengan eksistensi hukum. Hal ini muncul karena adanya
pemikiran bahwa hukumlah yang menentukan keberadaan kejahatan. Aliran pemikiran yang
demikian dikenal sebagai mazhab kritis.

Pertanyaan:
1. Mazhab klasik selalu dihubungkan dengan tokoh utamanya yaitu beccaria. Mengapa
demikian?. Bagimana analisis saudara tentang hal ini jika dihubungkan dengan ilmu
kriminologi?
2. Pada saat mazhab klasik, terjadi pertentangan antara pihak gereja dan kekuasaan raja dengan
intelectualisme dan rationalism dari the social contract writers yang dictuskan oleh (Thomas
Hobbes, John Locke, Montesquieu, Voltaire dan Rousseau). Mengapa hal ini terjadi? dan
bagaimana saudara menganalisis tentang peristiwa ini?
3. Pandangan beccaria ini besar pengaruhnya terhadap pembentukan Undang-Undang Perancis
(French Code) tahun 1791. Oleh karena itu sifat dari mazhab klasik ini sering pula identik
dengan “administrative and legal criminologi”. Mengapa dikatakan demikian?. Bagaimana
analisis saudara akan hal ini?
4. Dalam perkembangan pemikiran tentang kejahatan, maka muncullah upaya yang mencari
sebab-musabab kejahatan dalam hubungannya dengan eksistensi hukum. Hal ini muncul
karena adanya pemikiran bahwa hukumlah yang menentukan keberadaan kejahatan. Aliran
pemikiran yang demikian dikenal sebagai mazhab kritis. Mengapa hukum yang menentukan
keberadaan kejahatan dalam hal ini?. Bagaimana analisis saudara?

4 dari 3
HKUM4205
4 Struktur sosial dalam masyarakat dapat menyebabkan munculnya beberapa kejahatan tertentu, 25
dimana kejahatan tersebut didukung oleh perbedaan struktur sosial itu sendiri. Jika berbicara
tentang kejahatan, pada umumnya selalu menunjuk pada jenis kejahatan yang biasa disebut
sebagai kejahatan konvensional, seperti kejahatan terhadap harta benda, misalnya pencurian,
perampokan, atau pembunuhan, perkosaan serta jenis kejahatan yang dapat digolongkan
sebagai kejahatan kekerasan. Dil luar kovensional, dalam kriminologi kejahatan dimaksud
disebut sebagai white collar crime. Penjahat berdasi adalah orang terbaik, mereka adalah orang
terhornat, jarang ada yang miskin dan umumnya kaya raya. Dalam banyak hal, mereka tergolong
orang yang paling berkuasa dan bergengsi dalam masyarakat. Tetapi mereka berbohong,
mencuri dan menipu (Adams, 1987). White collar crime dapat dikelompokkan dalam dua macam
perilaku, yaitu occupational criminal behavior dan corporate criminal behavior. Domestic
violence atau kekerasan dalam rumah tangga merupakan kekerasan yang terjadi dalam lingkup
rumah tangga. Rumah tangga, dapat diartikan sebagai tempat semua orang yang tinggal
bersama di satu tempat kediaman.

Pertanyaan:
1. Struktur sosial dalam masyarakat dapat menyebabkan munculnya beberapa kejahatan
tertentu, dimana kejahatan tersebut didukung oleh perbedaan struktur sosial itu sendiri.
Mengapa hal ini terjadi?. Bagaimana analisis saudara terhadap ini?

2. Jika berbicara tentang kejahatan, pada umumnya selalu menunjuk pada jenis kejahatan yang
biasa disebut sebagai kejahatan konvensional, seperti kejahatan terhadap harta benda,
misalnya pencurian, perampokan, atau pembunuhan, perkosaan serta jenis kejahatan yang
dapat digolongkan sebagai kejahatan kekerasan. Mengapa demikian?. Bagaimana menurut
analisis saudara?

3. Dalam kriminologi kejahatan di luar kejahatan konvensional disebut sebagai white collar
crime yakni penjahat berdasi dan orang terbaik, mereka adalah orang terhornat, jarang ada
yang miskin dan umumnya kaya raya. Mengapa demikian? Bagaimana analisis saudara
terhadap hal ini?

4. Domestic violence atau kekerasan dalam rumah tangga merupakan kekerasan yang terjadi
dalam lingkup rumah tangga. Mengapa kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi?.
Bagaimana menurut analisis saudara?..
Skor Total 100

5 dari 3
HKUM4205

LEMBAR JAWABAN

1. a. Kriminologi dapat didefinisikan sebagai studi sistematis tentang sifat, jenis, penyebab, dan
pengendalian dari perilaku kejahatan, penyimpangan, kenakalan, serta pelanggaran hukum. Kriminologi
adalah ilmu sosial terapan di mana kriminolog bekerja untuk membangun pengetahuan tentang kejahatan
dan pengendaliannya berdasarkan penelitian empiris. Penelitian ini membentuk dasar untuk pemahaman,
penjelasan, prediksi, pencegahan, dan kebijakan dalam sistem peradilan pidana.
Edwin Sutherland, dalam Principles of Criminology (terbit pertama kali tahun 1934) menjelaskan kriminologi
mempelajari tiga hal, meliputi sebab kejahatan (etiologi kejahatan), pembentukan hukum (sosiologi hukum), serta
pengendalian, pencegahan dan perlakuan terhadap pelanggar hukum (penologi).
Meskipun sangat dipengaruhi oleh sosiologi, kriminologi juga berakar pada sejumlah disiplin ilmu lain, seperti
antropologi, biologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat, ilmu politik, psikiatri, psikologi dan teknologi. Masing-masing
disiplin mengembangkan pemikiran, sudut pandang, serta metode yang berbeda untuk mempelajari dan menganalisis
penyebab kejahatan dengan berbagai implikasi kebijakan.
Kriminologi adalah disiplin ilmu yang sangat elastis, bukan karena corak multidisiplinnya saja, tetapi juga karena
kejahatan dapat terwujud dalam konteks sosial dan hukum yang berbeda, di masing-masing tempat dan waktu yang
berlainan.
b. Kriminologi memberikan pemahaman yang holistik mengenai kejahatan. Dengan mendasari pada metode ilmiah,
pengetahuan tentang kejahatan tidak didasari pada akal sehat belaka (common sense). Sehingga, mempelajari
kriminologi berarti melihat fenomena kejahatan dengan pemahaman yang sebenar-benarnya. Hal ini beralasan karena
sering kali pemahaman mengenai kejahatan masih mengandung sejumlah asumsi yang tidak benar dan tidak berdasar.
Selain itu, mempelajari kriminologi dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan publik (kebijakan kriminal)
atau pengambilan keputusan yang tepat untuk merespons fenomena kejahatan. Bahkan perkembangan kriminologi
kontemporer ditandai dengan kemunculan public criminology, yang bertujuan untuk menghilangkan sekat antara para
akademisi dengan publik secara luas. Rekomendasi ilmiah dari kriminolog digunakan sebagai dasar pembentukan
kebijakan yang mengedepankan keadilan sosial (social justice) dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (human
rights).
c. - Secara etimilogi, istilah kriminologi berasal dari kata "crime" dan "logos". Crime berarti kejahatan,
sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan jadi secara umum kriminologi dapat ditafsirkan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang kejahatan atau lebih tegasnya dapat kita maknai sebagai sarana untuk mengetahui sebab
dan akibat kejahatan (Abdulsyani, 1987:6)

- Antropologi Kriminil, ialah ilmu pengetahuan tentang manusia yang jahat (somatis). Ilmu pengetahuan ini
memberikan jawaban atas pertanyaan tentang orang jahat dalam tubuhnya mempunyai tanda-tanda seperti apa?
Apakah ada hubungan antara suku bangsa dengan kejahatan dan seterusnya.Sosiologi Kriminil, ialah ilmu pengetahuan
tentang kejahatan sebagai suatu gejala masyarakat. Pokok persoalan yang dijawab oleh bidang ilmu ini adalah sampai
dimana letak sebab-sebab kejahatan dalam masyarakat.Psikologi Kriminil, ilmu pengetahuan tentang penjahat yang
dilihat dari sudut jiwanya.Psikopatologi dan Neuropatologi Kriminil, ialah ilmu tentang penjahat yang sakit jiwa atau
urat saraf.Penologi, ialah ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya hukuma.

d. Hubungan hukum pidana dengan kriminologi adalah keterkaitan yang saling melengkapi. Di mana kriminologi
mencari suatu alasan, atau faktor yang mendorong timbulnya kejahatan yang lahir akibat hukum, sedangkan hukum
berusaha menghubungkan perbuatan jahat dengan hasil pembuktian. Dalam kejahatan, teori pilihan rasional
digunakan sebagai jalan pintas apabila keinginannya yang paling utama gagal untuk mencapai dan teori pilihan rasional
ini pada dua hal yaitu aktor dan sumber daya. Sebagai aktor Heri Kurniawan memiliki alasan untuk tetap memilih
melakukan kejahatan sebagai tujuan agar bisa melanjutkan kehidupan. Strategi bertahan hidup Heri Kurniawan
6 dari 3
HKUM4205
merupakan sebuah pilihan, yang memilih kejahatan yang dianggap rasional. Kriminologi kejahatan
kejahatan, pengertian kejahatan itu sendiri adalah perilaku menyimpang yang merupakan jenis gejala sosial yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok secara sadar.

2. a. viktimilisasi adalah sebagai suatu permasalahan manusia yang merupakan kenyataan sosial hal ini disebabkan
karena Setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan sesuai dengan
falsafah Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Apapun model dan bentuk kekerasan yang
dilakukan baik itu berupa ancaman kekerasan, penyiksaan atau perlakuan yangmerendahkan derajat dan martabat
kemanusiaan adalahmerupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat
kemanusiaan. Contoh kasus yang dapat kita lihat adalah : - Korban akibat perbuatan manusia, korban akibat perbuatan
manusia dapat menimbulkan perbuatan kriminal misalnya: korban kejahatan perkosaan, korban kejahatan politik. Dan
yang bukan bersifat kriminal (perbuatan perdata) misalnya : korban dalam bidang Administratif,dan lain sebagainya.

b. Diera teknologi seperti saat ini 80% dari tertidur sampai terbangunnya kita tidak jauh dari media sosial, ataupun
internet yang dimana informasi sangat mudah di dapat namun dibalik kemudahan itu kita perlu memfilter beberapa
informasi yang fake, Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa berpartisipasi, berbagi,
dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Positif dari media sosial adalah
memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang, pergaulan, jarak dan waktu Dampak bukan lagi masalah,
lebih mudah dalam mengungkapkan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung cepat, biaya lebih
murah. Sedangkan dampak negatif dari media sosial adalah milik orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya,
interaksi tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet, konflik,
masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain.

c. Secara teoritis, strategi dalam mencegah dan menanggulangi kriminalitas pada umumnya perlu dilandasi beberapa
pertimbangan ; Pertama, sifat, intensitas, frekuensi, dan luas kejahatan dalam masyarakat. Kedua, faktor-faktor sosio
kultural, interaksi, pencetus dan reaksi sosial yang melatarbelakangi pelaku kejahatan baik pelaku kejahatan kali
pertama (first-crime) maupun karier (residivis). Ketiga, pemahaman tipologi kejahatan yang didasarkan pada peranan,
kesinambungan pelaku, identitas dan konsep diri, cara melakukan, pengelompokan pelaku, dan karier pelakunya.

Keempat, sifat dan luas reaksi sosial dari masyarakat termasuk sikap dan pandangan masyarakat terhadap derajat
keseriusan kejahatan, citra penegak hukum, serta pola tindakan warga terhadap peristiwa kejahatan.

d. faktor terkait pengalaman langsung menjadi korban bencana, umumnya korban akan merasakanketakutan akan
kejahatan yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak menjadi korban. Adanyakorelasi positif antara
ketakutan akan kejahatan dengan pengalaman menjadi korban, yang menunjukkan bahwakorban kejahatan umumnya
memiliki ketakutan akan kejahatan yang lebih tinggi

3. a. aliran klasik adalah label umum untuk pemikir tentang kejahatan dan hukuman di abad ke-19 dan awal ke-18.
Anggota yang paling menonjol dari para pemikir ini termasuk Cesare Beccaria dan Jeremy Bentham. Kedua pemikir
memiliki ide yang sama, bahwa perilaku kriminal berasal dari sifat manusia sebagai makhluk rasional dan hedonistik.
Hedonis, karena orang cenderung bertindak untuk kepentingan mereka sendiri (administration of justice).

b. Selama ratusan tahun, Eropa berada dalam bayangan ( the dark of age ). Rasionalitas yang bersumber pada akal
pikiran manusia, anugrah Tuhan yang maha penting dan fenomenal, tunduk pada dogma agama (Kristen) yang
menisbikan keberadaan. Dalam bidang politik, narasi Injil (St. Paulus 3-14, Surat kepada Orang Romawi): “Semua

7 dari 3
HKUM4205
kekuasaan berasal dari Tuhan” dan teks-teks sejenis didalam agama dan kepercayaan-kepercayaan lain secara
tekstual dan dengan menutup rapat ruang bagi diskursus yang lebih menghargai akal pikiran.

Kemudian, raja dianggap sebagai manusia pilihan Tuhan yang memperoleh mandat-Nya untuk berkuasa secara
absolut. Dan rakyat, tidak bisa lain kecuali mematuhi tanpa runtuh pada raja-raja despot dan tiranis. Tatanan
kehidupan politik dibangun dengan cara monarkis yang melahirkan kesewenangan dan prestasi, serta sekali lagi,
tidak memberi ruang membuka bagi kebebasan berekspresi umat manusia.

memasuki abad 16 dan 17, tradisi dogmatik gereja yang bersitemali dengan kejahatan feodalisme kaum bangsawan
itu mulai digugat dan dipertanyakan keabsahan moral-etiknya oleh rakyat. Eropa memasuki renaissance, abad
pencerahan ( pencerahan ). Grotius (1583-1645), Pufendorf (1632-1694), Thomas Hobbes (1588-1679), dan John
Locke (1632-1704) hadir di antara pemikir-pemikir besar Eropa pada zamannya menyuarakan keluhan dan
kegelisahan rakyat itu. Puncak gugatan atas dogmatika dan feodalisme itu kemudian disuarakan oleh Jean-Jacques
Rousseau pada abad 17.

Makalah ini merupakan ikhtiar sederhana untuk menelusuri dan menelusuri pemikiran Rousseau, khususnya yang
diuraikan sang maestro itu dalam karya masterpiecenya, Du Contract Social yang sebagian besar naskahnya ditulis
dan diterbitkan tahun 1762 Jenewa Swiss. Uraian dalam makalah ini akan dimulai dengan ikhtisar ringkasan riwayat
hidup Rousseau, kemudian deskripsi pokok-pokok pikiran Rousseau didalam buku tersebut, yang disertai dengan
beberapa catatan kritis terhadap bagian-bagian penting dari gagasan-gagasannya seputar kontrak sosial, yang
mengubah manusia dari keadaan alamiah ( state of nature ) yang non-sosial dan tanpa otoritas politis atas keadaan
masyarakat yang sepenuhnya sosial ( societe civile ).

c. “ suatu hukuman yang pasti untuk perbuatan perbuatan yang sama tanpa memperhatikan sifat dari si pembuat
dan pula tanpa memperhatikan kemungkinannya adanya peristiwa peristiwa tertentu yang memaksa terjadinya
perbuatan tersebut”. Ternyata bahwa pada code 1971 ini tidak mungkin diterapkan di dalam kenyataan yang
sesungguhnya oleh karena ituperlu diadakan perubahan dimana perubahan itu dilakukan oleh neo classical school.
Mahzab ini lebih tepatt digambarkan sebagai pengayaan atau perluasan wawasan kriminologi.

d. Secara umum dalam mashab kritis dikenal adanya dua pendekatan, yaitu sebagai berikut :

Pertama, Pendekatan interaksionism, pada dasarnya melihat kejahatan sebagai suatu perbuatan atau prilaku yang
menyimpang secara sosial. Maka jika kondisi sosial berbuabh maka defini atau pengertian kejahatan akan
berubah.dalam konteks ini pendekatan interaksionis memiliki 3 konsep dasar, yaitu : Manusia bertindak dan
berprilaku berdasarkan makna dari sesuatu yang melekat pada tindakan atau perilaku tersebut. (misalnya, baik buruk,
jahat tidak jahat, benar salah)

- Arti atau makna dari sesuatu itu timbul atau ditafsirkan berdasarkan interaksi sosial.

- Pemberian arti terhadap sesuatu tersebut berlangsung secara terus menerus.

Kedua, pendekatan konflik. Pendekatan konflik beranggapan bahwa hukum sebenarnya berisi nilai nilai yang tidak
mencerminkan keinginan seluruh masyarakat tetapi hanya mencerminkan keinginan dari sekemlompok warga
masyarakat yang pada waktu itu memiliki kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial. Jadi dengan kata lain,
hukum dibuat dan ditegakkan bukan untuk melindungi masyarakat tetapi untuk melindungi nilai dan kepentingan
kelompok yang berkuasa.

8 dari 3
HKUM4205

9 dari 3
HKUM4205

10 dari
3

Anda mungkin juga menyukai