Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Muslimin Muis

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 0441187608

Kode/Nama Mata Kuliah :MKWU4108/Bahasa Indonesia

Kode/Nama UPBJJ : 80/ MAKASSAR

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS 2

1. Problematika Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19

Belajar dari rumah ditetapkan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui SE nomor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan pendidikan masa darurat penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). Dari
kebijakan tersebutlah kemudian berdampak proses pembelajaran yang ada di sekolah, terutama
buat peserta didik, guru, maupun orang tua atau keluarga peserta didik.
Proses pembelajaran sebagai sesuatu yang dilami siswa di sekolah sendiri merupakan alat
kebijakan publik terbaik sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan skill. (Persel, C.H.: 1979)
hal yang kemudian juga telah tertanam dalam diri sebagian besar peserta didik adalah sekolah
menjadi tempat yang menyenangkan sebagai wahana bermain, berinteraksi dan membangun
hubungan serta kesadaran sosial. Sekolah pula menjadi pusat interaksi antara guru dengan
peserta didik dalam meningkatkan, pengetahuan, keterampilan serta penanaman sikap dan
karakter, maka hal tersebutlah yang kemudian tiba-tiba berhenti saat sekolah pun tiba-tiba
ditutup.
Kebijakan yang dikeluarkan tersebut sebagai upaya untuk menyelamatkan peserta didik
dari bahaya virus tetapi justru pula akan menimbulkan beberapa dampak khususnya pada peserta
didik, guru, dan orang tua. Peserta didik sendiri akan merasa terpaksa belajar dari rumah yang
sebenarnya tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk hal tersebut, dengan begitu maka proses
pembelajaran akan terhambat yang seharusnya sebelum dimulainya pembelajaran tersebut
fasilitas pendukung harus tersedia lebih dahulu. Kemudian selanjutnya terletak pada proses
adaptasi pembelajaran, peserta didik yang tadinya cenderung berinteraksi langsung dalam
pembelajaran akan memerlukan berbagai macam adaptasi belajar serta memahami pembelajaran
yang di modelkan dalam jaringan, sehingga kebijakan yang diberikan bisa saja menimbulkan
mandeknya pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran. Mengigat bahwa perubahan ke
pembelajaran online secara `tidak langsung berpengaruh terhadap daya serap peserta didik. Oleh
karenanya, bahwa peserta didik harus didasari oleh berbagai
pengalaman belajar agar pembelajaran secara online menjadi lebih fleksibel
Pokok permasalahan bagi peserta didik tersebut bermuara pada perubahan lingkungan
pembelajaran dari offline ke online sehingga dibutuhkan hal-hal yang harus menarik minat
belajar online peserta didik melalui penciptaan lingkungan belajar yang positif; membangun
komunitas belajar; memberikan umpan balik yang konsisten secara tepat waktu; dan
menggunakan teknologi yang tepat untuk mengirimkan konten yang tepat.
Dampak selanjutnya tentu terletak pada tenaga pengajar atau guru.sebagai seorang
pendidik tentunya memiliki tanggung jawab terhadap proses pembelajaran peserta didiknya,
namun akibat dari pandemic covid-19 dan berlakunya kebijakan WFH maka proses
pembelajaran ikut terdampak dikarenakan beberapa hal yang menjadi hambatan bagi guru untuk
melakukan proses pembelajaran secara online.
a. Keterbatasan Pengetahuan Tekhnologi
Keterbatasan penggunaan tekhnologi menjadi hambatan yang signifikan bagi proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, hal tersebut dikarenakan masih banyaknya guru-guru
senior atau yang sudah berumur namun tidak melek terhadap penggunaan tekhnologi
pembelajaran berbasis online tersebut. Sehingga seharusnya terlebih dahulu diperlukan proses
pelatihan untuk para guru-guru dalam peningkatan kapasitas mengajar berbasis media online
tersebut.
b. Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Fasilitas sebagai penunjang dalam proses pembelajaran tidak boleh terhambat.
Keterbatasan sarana dan prasarana tentunya akan berdampak pula terhadap proses transfer
pengetahuan. Dampak dari kebijakan bekerja dari rumah membuat banyaknya tenaga pendidik
yang sedari awal bertatap muka langsung menyebabkan ketersediaan perangkat online tidak
memadai. Sehingga seharusnya persiapan perangkat seperti laptop, jaringan, handphone harus
dipersiapkan agar proses pemberian materi menjadi lebih baik.
c. Keterbatasan Pengalaman Pembelajaran Online
Proses pembalajaran yang selama ini dilakukan sebelum pandemi tentunya membuat guru
sangat minim dalam pembelajaran secara online. Hal tersebut akan berdampak pada proses
penyampaian materi juga penyampaian pemahaman kepada peserta didik, yang berakibat pada
tidak efektifnya pembelajaran. Guru yang dari awal melakukan proses tatap muka justru
kemudian di paksa untuk memberikan pelajaran melalui perangkat internet. Sehingga bisa saja
berdampak pada kejenuhan ataupun kebosanan guru sehingga malas untuk memberikan
pembelajaran kepada peserta didiknya.Itulah yang menjadi hambatan pada guru terkait
pembelajaran yang diinstruksikan oleh
kebijakan menteri pendidikan tersebut. Bisa saja, seiring dengan proses adaptasi hambatan
hambatan tersebut bisa di minimalisir, namun dampak-dampak yang telah ditimbulkan akibat
pandemic dengan kebijakan seperti itu disisi lain telah berpengaruh besar terhadap proses
pembelajaran siswa. Sekian dan terimakasih

2. Dalam menghadapi persaingan global ini, perlu disusun strategi bersaing yang berpijak pada
kompetensi inti (core competence), baik dalam hal harga (harga), kualitas (kualitas), teknologi
(teknologi), maupun fleksibilitas biaya produksi (fexibility cost). Khususnya pada sektor industri kecil
dan menengah (IKM) yang memiliki peran sentral dan strategis dalam pembangunan ekonomi
kerakyatan bahkan sampai mampu bertahan dikala Indonesia dilanda badai krisis dan mampu
membangkitkan perekonomian nasional.

Dalam judul ini ditemukan bahwa peran serta sektor IKM yang memiliki keunggulan komparatif,
tidak disertai dengan penguasaan teknologi sebagai dasar pengembangan wilayah berbasis
teknologi. Analisis berdasarkan kemampuan dayasaing industri kecil dan menengah berdasarkan
konsep pengembangan wilayah berbasis teknologi, yang menyatakan bahwa industri kecil dan
menengah membutuhkan penguatan teknologi. Model konsep pengembangan industri kecil dan
menengah yang mengarah pada kebijakan tentang pengembangan teknologi pada IKM agar
memiliki daya saing di era global, dengan urutan prioritas pada komponen Technoware, Orgaware,
Infoware, serta Humanware. Dengan demikian diharapkan IKM dapat mempertahankan pasar
domestik, menghasilkan produk yang berkualitas dengan sentuhan teknologi.

3. Pentingnya menjaga lingkungan wajib harus kita tanamkan sejak dini. Penebangan hutan secara
liar/pembalakan hutan, polusi air dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara di daerah
perkotaan, dan masalah mengenai kerusakan lingkungan kita khususnya di Indonesia merupakan
masalah yang baru lagi, yang seharusnya dibenahi mungkin. Bagaimana tidak, masalah ini tidak
luput dari peran pemerintah dan masyarakat yang harus menjaga menjaga lingkungan kita ini.
Lingkungan yang merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup yang ada di muka bumi, termasuk
manusia, hewan, dan tumbuhan harus kita jaga kelestariannya. Lingkungan sangat penting bagi
kehidupan bagi makhluk hidup. Karena apabila lingkungan tidak ada maka manusia, hewan, dan
tumbuhan tidak dapat bertahan hidup. Namun, sekarang lingkungan mengalami kerusakan. Itu
semua akibat ulah dari manusia yang tidak bertanggung jawab. Contohnya saja seperti menebang
pohon secara liar dengan penanaman pohon kembali sehingga hutan tidak dapat menyerap air
bahkan pohon tidak dapat menurunkan suhu diudara, penambangan batu secara terus-menerus
yang dapat menyebabkan tanah yang dikeruk semakin habis dan akan rusak , penggunaan
kendaraan bermotor dan pendirian industri yang menyebabkan asap pabrik pada rumah kaca
sehingga meningkatkan emisi gas buang diudara yang mengakibatkan polusi udara dan suhu di bumi,
serta membuang sampah yang berdampak buruk pada kehidupan makhluk hidup. Ulah manusia
tersebut dapat berakibat fatal, mereka berani mengatasnamakan bisnis dan tanpa lingkungan tanpa
anak cucu mereka kelak. Mungkin melakukan itu sangat mudah tapi mengembalikannya seperti
semula sangat sulit. mereka berani mengatasnamakan bisnis dan lingkungan tanpa anak cucu
mereka kelak. Mungkin melakukan itu sangat mudah tapi mengembalikannya seperti semula sangat
sulit. mereka berani mengatasnamakan bisnis dan lingkungan tanpa anak cucu mereka
kelak. Mungkin melakukan itu sangat mudah tapi mengembalikannya seperti semula sangat sulit.
Oleh sebab itu, agar bencana alam tidak terulang terus-menerus, kita sebagai manusia yang dimuka
bumi yang telah diberikan kekayaan alam yang melimpah, seharusnya kita berterima kasih kepada
cara hidup dan lingkungan ini. Mulai dari sekarang marilah kita membenahi lingkungan kita.

4. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar


dalam struktur sosial, yang melibatkan perubahan besar secara sosial dalam ekonomi. Strategi
pembangunan ekonomi diarahkan untuk meningkatkan output, penggunaan tenaga kerja,
pengurangan ketimpangan, dan perubahan sikap mental masyarakat dan lembaga yang ada. Adapun
sasaran pembangunan yaitu meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau
pemerataan bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup, meningkatkan taraf hidup termasuk
menambah atau mempertinggi pendapatan dan penyadiaan lapangan kerja dan memperluas
jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dan nasional. Indikator yang dapat
menilai suatu keberhasilan dari pembangunan ekonomi yaitu terbukanya kesempatan kerja bagi
masyarakat sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun, kesempatan kerja saat
ini masih sulit hal ini dikarenakan besarnya jumlah penduduk dan para pencari kerja yang tinggi.
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia mendapat perhatian serius
baik dari Pemerintah maupun kalangan masyarakat luas, terutama karena kelompok unit usaha
tersebut menyumbang sangat banyak kesempatan kerja dan oleh karena itu menjadi salah satu
sumber penting bagi penciptaan pendapatan. Usaha Mikro, Kecil dan 2 Menengah (UMKM) banyak
dilakukan di Indonesia karena dapat menyerap tenaga kerja yang dapat mengurangi tingkat
pengangguran hal ini dikarenakan industri kecil bersifat padat karya serta dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) banyak
dilakukan oleh masyarakat di Indonesia mengingat struktur usaha yang berkembang selama ini
bertumpu pada keberadaan industri kecil/menengah, meskipun dengan kondisi yang
memprihatinkan, baik dari segi nilai tambah maupun dari segi keuntungan yang diperoleh.UMKM
yang relevan dengan zaman mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai usaha
untuk mengatasi masalah pengangguran dan pendapatan masyarakat, mengingat bahwa industri
kecil teknologi yang umumnya digunakan dalam proses produksinya adalah teknologi padat karya.

Anda mungkin juga menyukai