Anda di halaman 1dari 6

KEEFEKTIFAN E-LEARNING DALAM PROSES

PERKULIAHAN DI STIE YAPIS MERAUKE PADA MASA


PANDEMIC COVID 19

TUGAS

Dibuat untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Ujian Akhir


Semester Delapan (8) Mata Kuliah Metode Penelitan Strata Satu
Ekonomi Pembangunan.

Merauke, 5 Juni 2020

DISUSUN OLEH

NAMA : TATANG MUKHTAR

NPM : 14303320116038

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) YAPIS


MERAUKE
2020
BAB I

A. Latar Belakang

Penyebaran virus corona (Covid-19) yang sangat cepat menjadi kepanikan

tersendiri bagi seluruh masyarakat di Indonesia, bahkan dunia. Berdasarkan data

update yang diumumkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 pada

Jumat sore, 5 Juni 2020, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi positif Corona

dalam sehari terakhir mencapai 703 Pasien. Angka kasus baru tersebut merupakan

yang tertinggi dalam 13 hari terakhir. Penambahan itu menyebabkan total jumlah

kasus positif corona di Indonesia, pada hari ini sudah mencapai 29.521 pasien.

Data tersebut menunjukan bahwa kemungkinan besar total kasus di tanah air

menembus angka 30 ribu pada akhir pekan ini.

Berbagai upaya dari pemerintah juga sudah dilakukan untuk menekan

kenaikan jumlah kasus. Salah satunya yaitu dengan cara menerapkan PSBB

(Pembatasan Sosial Berskala Besar) di ibu kota dan beberapa kota besar lainnya,

hingga cara-cara lainnya seperti lockdown di beberapa kabupaten, kota dan jalur-

jalur masuk perkampungan warga sebagai upaya untuk mencegah dan memutus

rantai penyebaran virus corona dari orang-orang asing (yang berasal dari luar

daerah/kota) masuk ke wilayah mereka. Pandemi ini juga berdampak bagi

beberapa aspek, terutama aspek ekonomi bagi seluruh lapisan elemen masyarakat,

dari pedagang, pekerja pabrik, buruh dan lain-lain.

Kalau kita menelisik lebih dalam, dampak ekonomi ini juga dirasakan oleh

para mahasiswa yang orang tuanya mengalami penurunan penghasilan bahkan


kerugian yang tidak sedikit dikarenakan kondisi saat ini. Selama kebijakan

Pembelajaran Jarak Jauh, sebagian mahasiswa terpaksa bertahan untuk tidak

mudik dengan berdiam diri di kosnya untuk menghemat biaya karena keuangan

juga sudah menipis untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan, mereka sampai menjual

barang-barang yang ada di kosnya seperti tv, kipas angin, bahkan kendaraan

pribadi berupa motor. Hal ini dilakukan demi menyambung hidup, belum lagi

tagihan kos dan segala tetek–bengeknya yang sudah harus dilunasi awal bulan ini.

Masa ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik, baik guru

maupun dosen, dengan adanya Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI Nomor 4 Tahun 2020 tentang sistem pembelajaran di tengah virus

corona. Sistem pembelajaran jarak jauh yang sudah berjalan hampir dua bulan ini

pun pastinya banyak dirasakan kurang maksimal, dikarenakan terbatasnya

interaksi langsung antara mahasiswa dan dosen yang biasanya kuliah berlangsung

secara tatap muka di kelas maupun praktikum di laboratorium terpaksa dilakukan

secara online, yang tentunya juga mengubah metode pembelajaran secara

keseluruhan. Bukan perkara mudah untuk melakukan sistem pembelajaran online

ini, karena tidak semua materi yang bisa disampaikan begitu saja cukup hanya

dengan penjelasan, karena setiap materi memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-

beda. Ditambah lagi kendala sistem jaringan yang belum merata di seluruh

pelosok negeri. Kendala lainnya yaitu, terkadang mahasiswa mengeluh dengan

banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen mereka hampir di setiap mata kuliah,

sehingga membuat mereka kewalahan untuk menyelesaikan tugas dengan tenggat

waktu yang cukup singkat. Hal ini menimbulkan efek jenuh serta bosan dalam
melakukan kegiatan pembelajaran online, sehingga semakin hari semakin

berkurang antusias mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran.\

Tentunya ini merupakan PR bagi para dosen untuk bisa memberikan materi

maupun tugas secara proposional kepada mahasiswanya, agar proses

pembelajaran online tidak menjadi suatu hal yang monoton dan membosankan.

Kerjasama antara dosen dan mahasiswa selama pembelajaran online berlangsung

juga dirasa perlu, tidak hanya sekedar pemberi dan penerima materi saja, akan

tetapi dosen juga perlu “merangkul” mahasiswanya dengan inovasi pembelajaran

yang kreatif, menyenangkan dan fleksibel namun tetap tepat sasaran sehingga bisa

mengatasi rasa bosan dan malas selama belajar dari rumah. Sebagaimana ada

suatu ungkapan yang mengatakan “Al-Thariqah ahammu min al-maddah wa al-

mudarris ahammu min al-thariqoh wa ruhu al-mudarris ahammu min al-

mudarris” yang artinya: “cara atau metode itu lebih penting daripada materi, dan

guru itu lebih penting daripada metode, dan ruh (jiwa) guru itu lebih penting lagi

dari gurunya sendiri”. Ungkapan ini memiliki maksud bahwa suatu profesi akan

berhasil jika dijalani sesuai dengan bakat, jiwa dan hobi seseorang, karena banyak

sarjana yang dikukuhkan untuk menjadi seorang guru namun ketika di lapangan ia

merasa tidak nyaman untuk bertemu dengan banyak murid. Apalagi bertemu

dengan murid yang bodoh dan nakal, perasaannya menjadi kesal dan ingin marah.

Maka dari sini bisa dikatakan mengapa jiwa seorang guru itu sangat penting untuk

membentuk kepribadian seorang guru seutuhnya. Ungkapan ini lahir dan terkenal

ketika disampaikan oleh salah satu pimpinan Pondok Modern Gontor K.H. Hasan

Abdullah Sahal kepada santri-santrinya yang sampai saat ini menjadi kata-kata
yang paling terkenal di dunia pendidikan Gontor). Menurut penulis, ungkapan ini

juga bisa dikatakan relevan bagi dunia pendidikan secara umum, karena bisa

menjadikan motivasi bagi para pendidik di dunia akademik dalam mendidik dan

mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berkualitas. Oleh karena

itu, selama situasi ini belum berakhir diharapkan kegiatan pembelajaran tetap

berlangsung dengan sebaik mungkin agar mencapai tujuan yang diinginkan. Pesan

untuk para mahasiswa, janganlah lengah dan bermalas-malasan karena ini bukan

liburan, ini hanya kegiatan belajar dengan cara yang berbeda tetapi tetap untuk

mencapai maksud tujuan yang sama. Percayalah bahwa semua dosen ingin

memberikan yang terbaik dengan caranya masing-masing, yang perlu dilakukan

hanya belajar dari rumah, mengerjakan tugas bila diberikan dan melaksanakan

kewajiban lainnya sebagai mahasiswa dengan baik. Kita semua berharap dan juga

berdoa agar pandemi ini segera berakhir, sehingga situasi dan kondisi kembali

normal seperti sedia kala. Patuhi instruksi dari pemerintah dengan stay di rumah

saja untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ini agar tidak semakin merajalela

di negara kita tercinta.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah E-Learning Efektif untuk proses perkuliahan di tengah pandemic

corona saat ini ?

2. Apakah ada kebijakan lain yang dikeluarkan oleh STIE Yapis Merauke

untuk melakukan proses pembelajaran selain E-Learning ?

C. Hipotesis
Diduga bahwa pada masa pandemic covid 19 ini, Sistem Pembelajaran

Elektronic (E-Learning) kurang efektif dilakukan karena masih banyak mahasiswa

yang tidak memiliki alat elektronik seperti Handphone ataupun leptop. Kemudian

sinyal di Kabupaten Merauke masih belum menyeluruh yang membuat mahasiswa

STIE Yapis Merauke kesulitan untuk mengikuti perkuliahan secara totalitas. Hal

ini menyebabkan kerugian untuk mahasiswa yang mengalami hal tersebut.

Pada saat ini kebijakan yang dikeluarkan oleh STIE Yapis Merauke

merupakan kebijkan yang mengharuskan mahasiswanya untuk melakukan

pembelajaran dirumah masing-masing. Kebijkan lain hanya merupakan

keringanan untuk masalah biaya semester.

Anda mungkin juga menyukai