Anda di halaman 1dari 7

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan,

pembelajaran di perguruan tinggi pada semua zona masih wajib dilaksanakan


secara daring hingga ada kebijakan lebih lanjut. "Karena keselamatan adalah yang
nomor satu, saat ini perguruan tinggi masih melakukan secara online sampai ke
depannya mungkin kebijakan berubah. Tapi, sampai saat ini belum berubah, jadi
masih melakukan secara daring. Itu adalah keputusan dari Kemendikbud saat ini,"
terang Nadiem dalam konferensi video Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19, Senin
(15/6/2020). Lebih lanjut dijelaskan, meski tahun akademik perguruan tinggi
2020/2021 tetap dimulai pada Agustus 2020 dan tahun akademik pendidikan tinggi
keagamaan pada September 2020, pembelajarannya masih harus dilakukan secara
daring untuk semua zona.

"Pembelajaran di perguruan tinggi di semua zona masih dilakukan secara daring,


masih online, belum belajar tatap muka, belum masuk," papar Nadiem. Alasan
mengapa kampus dilarang untuk tatap muka, menurut Nadiem, universitas memiliki
potensi mengadopsi pembelajaran jarak jauh lebih mudah ketimbang pendidikan
menengah dan dasar. Untuk mata kuliah yang tidak dapat dilaksanakan secara
daring, Nadiem menyarankan untuk meletakkannya di bagian akhir semester.
Kecuali untuk sejumlah aktivitas prioritas yang memengaruhi kelulusan mahasiswa,
maka pemimpin perguruan tinggi boleh mengizinkan mahasiswa untuk ke kampus.

"Ada yang namanya aktivitas prioritas. Aktivitas prioritas itu adalah yang
berhubungan dengan kelulusan mahasiswa yang sulit sekali dilakukan secara
daring. Contoh, penelitian di laboratorium untuk skripsi, tesis, dan disertasi," terang
Nadiem. Aktivitas serupa yang tak bisa digantikan dengan pembelajaran daring
antara lain tugas laboratorium, praktikum, studio, bengkel, dan kegiatan akademik
atau vokasi serupa yang butuh peralatan dan mesin. Kendati demikian, lanjut
Nadiem, aktivitas tersebut harus memenuhi protokol kesehatan. "Kenapa kita
memperbolehkan itu, karena kita tidak ingin mengorbankan potensi dari setiap
mahasiswa untuk lulus pada saat ini, karena itu akan menimbulkan masalah lain,"
kata Nadiem.
Namun, untuk perkuliahan teori, Nadiem menegaskan, pembelajaran masih
dilakukan secara online. Demikian juga untuk mata kuliah praktik, sedapat mungkin
dilakukan dengan daring. "Masih tidak diperkenankan kuliah tatap muka, tidak
diperkenankan mahasiswa berbondong-bondong masuk kampus, cuma untuk
proyek individual untuk kelulusan," pungkas Nadiem .
Sumber : https://www.kompas.com/edu/read/2020/06/16/103917571/mendikbud-perguruan-
tinggi-di-semua-zona-dilarang-kuliah-tatap-muka

OPINI— Pada saat ini, dunia sedang menghadapi masalah besar. Berawal dari
munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu virus corona
yang akrab disebut Covid 19, hampir semua aspek kehidupan mengalami
perubahan-perubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, mendebarkan
seluruh isi dunia.
Dunia perekonomian semakin lemah, hubungan sosial semakin menurun yang
menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian terhadap sesama,
Semuanya telah merasakan dampak dari virus covid 19 ini, terutama pada dunia
pendidikan. Kita harus siap menghadapi perubahan ini, karena cepat atau lambat
pendidikan akan mengalami perubahan drastis akibat pandemi covid 19.
Saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya
meliburkan aktivitas (tatap muka) seluruh lembaga-lembaga pendidikan, hal ini
dilakukan sebagai upaya-upaya pencegahan penularan virus corona atau covid 19
ini. Hal ini tentunya berdampak besar pada perkembangan pendidikan anak, yang
saat ini dituntut untuk belajar mandiri, belajar secara daring (dalam jaringan).
Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka
secara langsung antara dosen dan mahasiswa tetapi pembelajaran dilakukan
melalui jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan besar bagi seorang dosen,
karena dalam kondisi seperti ini dosen pun dituntut untuk bisa mengelolah,
mendesain media pembelajaran (media online) sedemikian rupa guna untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan untuk mencegah atau mengantisipasi
kebosanan mahasiswa dalam pembelajaran model daring tersebut.
Bukan hanya itu saja, dalam penerapan belajar online ini, tidak sedikit mahasiswa
yang mengalami kesulitan belajar, yang dipicu oleh beberapa faktor : Pertama,
mahasiswa yang belum memiliki laptop, siswa yang belum mengetahui banyak
tentang penggunaan teknologi. Selain itu, masalah utama yang dialami mahasiswa
adalah jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi
mahasiswa, realita yang ada juga tidak sedikit mahasiswa yang tidak paham
mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan menghambat keaktifan
mahasiswa atau anak dalam proses belajar daring ini.
Kedua, kurangnya interaksi fisik antara dosen dan mahasiswa karena dalam
pembelajaran online mahasiswa hanya diberikan tugas melaui via online.
Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada
penjelasan-penjelasan awal dari dosen tentang tugas yang dibebankan tersebut.
Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapatkan penjelasan
terlebih dahulu, akibatnya banyak mahasiswa yang mengeluh dan tidak
bersemangat lagi dalam mengerjakan tugas.
Ketiga, tugas yang diberikan dosen banyak, sementara waktu yang diberikan sangat
singkat. Bagaimana anak bisa belajar dengan baik dalam kondisi yang seperti ini.
Keempat, akibat kurangnya interaksi langsung antara dosen dan siswa, otomatis
berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan
seorang dosen ke dalam diri mahasiswa. Ini akan mengakibatkan degradasi moral
pada mahasiswa, karena tugas seorang dosen bukan hanya mengajar,
mentrasferkan ilmu pengetahuan (pelajaran) saja, tetapi seorang dosen juga dituntut
untuk mendidik (pembentukan akhlak dan karakter) mahasiswa. Namun, hal ini tidak
boleh mematahkan semagat dosen dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik,
tidak boleh mematahkan semagat mahasiswa dalam belajar, pandemi covid ini tidak
boleh mematahkan semangat dan harapan kita semua.
Cara agar tidak stres saat belajar sangat dibutuhkan siswa. Jika mereka tidak dapat
menemukannya sendiri, Guru Pintar harus mampu memberikan tips belajar daring
dan juga cara menghilangkan stres belajar. Untuk menemukan cara supaya tidak
stress saat belajar harus dimulai dari empati. Mengapa? Cara mengatasi stres pada
remaja tentu sangat berbeda dengan cara penanganan stress pada orang dewasa.
Guru Pintar perlu memakai "kacamata" mereka untuk mendapatkan solusi masalah
ini. 

Berikut ini adalah 5 cara membuat siswa tidak stres saat belajar online yang dapat
Guru Pintar coba saat belajar daring:

1. Membuat jadwal yang jelas


Salah satu cara mengatasi stres belajar di rumah adalah dengan membuat
jadwal belajar yang jelas. Belajar di rumah otomatis mengubah ritme belajar
mahasiswa. Jadwal yang jelas membuat pembiasaan harian menjadi lebih
mudah dan teratur. Dengan demikian mahasiswa dan juga dosen Pintar tetap
dapat membagi waktu untuk belajar dan beristirahat. 

2. Merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna

Saat belajar offline, mahasiswa dapat dengan mudah bertanya atau meminta
penjelasan kepada dosen Pintar. Pembelajaran daring kadang membuat komunikasi
antara mahasiswa dan dosen Pintar terkendala karena berbagai hal, seperti: sinyal
buruk, respon yang lama, dan lain sebagainya. Oleh karena itu penting bagi dosen
Pintar untuk merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna sehingga
mahasiswa senang dan tidak mengalami kebingungan. Kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan juga menjadi jurus ampuh untuk meminimalisir stres belajar di
rumah.

3. Mengelola waktu seefektif mungkin


Pembelajaran daring membuat segala sesuatu menjadi terbatas
termasuk waktu belajar. Dalam pembelajaran offline mahasiswa dapat
belajar dari pukul 07.00 sampai pukul 12.00 atau bahkan sampai
pukul.15.00 di beberapa kampus. Saat pembelajaran daring waktu
belajar secara sinkron sangat pendek sekali. Dengan menggunakan
aplikasi video konferensi, waktu maksimal yang dianjurkan hanya 2 jam
saja. Karena selain karena alasan kesehatan, setelah 2 jam konsentrasi
mahasiswa sudah sangat menurun. Karena alasan-alasan tersebut,
dosen Pintar wajib mengelola waktu belajar seefektif mungkin. Tentukan
pembelajaran-pembelajaran mana yang dapat dilaksanakan secara
sinkron dan pembelajaran mana yang dapat dilaksanakan secara
asinkron. Gunakan waktu belajar yang terbatas semaksimal mungkin
untuk mencapai target pembelajaran yang telah ditetapkan. Jangan
sampai waktu belajar habis tetapi mahasiswa masih mengalami
kebingungan dan merasa tidak paham materi yang diajarkan. Jika
memang hal ini terjadi, berikan kesempatan mahasiswa bertanya melalui
pesan di waktu-waktu yang telah dosen Pintar tetapkan.

4. Merancang penugasan yang terpadu dan terencana

Salah satu hal yang menjadi pemicu stres pada mahasiswa saat pembelajaran
jarak jauh adalah tugas yang bertubi-tubi. Bayangkan, jika setiap mata
pelajaran memberikan tugas di setiap pertemuan maka ada berapa tugas yang
harus dikerjakan mahasiswa setiap harinya. Jika tugas terlalu banyak dan
menumpuk, maka mahasiswa akan merasa beban pembelajaran sangat berat.
Tidak jarang mahasiswa sudah merasa putus asa melihat deretan daftar
tugasnya. Untuk menyiasati hal ini, dosen Pintar harus merancang bentuk
penugasan yang tidak membuat mahasiswa merasa terbebani baik itu dari segi
jumlah, bentuk tugas, maupun tingkat kesulitan tugas. Bentuk-bentuk
penugasan harus direncanakan secara matang supaya tujuan pembelajaran
tercapai, bukan memberikan tugas sebagai formalitas saja. dosen Pintar dapat
memadukan beberapa pelajaran yang saling terkait ke dalam satu penugasan.
Misalnya tugas Bahasa Inggris digabungkan dengan sains. Caranya
bagaimana? Cari tema yang saling berhubungan antara dua mata pelajaran
tersebut. Misalnya dalam pelajaran sains ada tema mempelajari tentang bagian
tubuh hewan dan fungsinya. Kebetulan di pelajaran Bahasa Inggris ada
pelajaran tentang Animals. dosen Pintar dapat membuat tugas dalam bentuk
presentasi Bahasa Inggris tentang hewan yang dimaksud. Kemudian buat
rubrik penilaian yang jelas apa-apa saja yang akan dinilai dari pelajaran sains
dan juga pelajaran Bahasa Inggris. Jika hal ini dapat dilakukan, maka
mahasiswa tidak akan pusing dibanjiri oleh deretan tugas-tugas saat belajar di
rumah.

5. Memberi kesempatan siswa bercerita 

Cara mengatasi stress belajar online lainnya adalah dengan cara memberi waktu
khusus untuk mahasiswa supaya dapat bercerita. Kurangnya interaksi dan juga
banyak lagi faktor PJJ membuat tingkat stress mahasiswa meningkat. Mahasiswa
sangat memerlukan penyaluran stress tersebut supaya tidak berakibat fatal. Salah
satu caranya adalah dengan memberi kesempatan mahasiswa bercerita. Bagaimana
dengan pelajarannya? Tidak perlu waktu lama. Sisihkan waktu barang sepuluh atau
lima belas menit untuk mahasiswa saling berbagi cerita. Jika mahasiswanya banyak,
berikan mahasiswa giliran yang sama supaya tidak ada yang merasa terabaikan
atau kecewa. Jika tidak dapat meluangkan waktu saat pembelajaran, dosen Pintar
dapat memanfaatkan aplikasi atau sosial media. Tentukan waktu-waktu khusus
kapan mahasiswa dapat berkomunikasi. Dengan demikian dosen Pintar tetap dapat
mengatur waktu bekerja melayani, mendidik, dan mengajar mahasiswa tanpa
mengabaikan kewajiban di rumah sebagai anggota keluarga.

Demikian 5 tips mencegah stress pada mahasiswa saat belajar di rumah. Selamat
mencoba!

Sumber : https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-mengatasi-stres-pada-siswa-
saat-belajar-online

Anda mungkin juga menyukai