NIP : 198708102020121005
Angkatan : IX
Kelompok :2
A. PROFIL INSTANSI
SMK Negeri 9 Kabupaten Tangerang terletak di Desa Pasanggrahan Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. SMK ini berdiri pada tahun 2012. Kepala
sekolah saat ini adalah Resti Yeni Rahamayani, S.Pd. M.Pd. Kompetensi keahlian yang
terdapat di SMKN 9 Kabupaten Tangerang hingga tahun 2021 ini ada 6 kompetensi,
yaitu :
1. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM)
2. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
3. Multimedia (MM)
4. Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP)
5. Asisten Keperawatan (AK)
6. Farmasi Klinis dan Komunitas (FKK)
Setiap kompetensi keahlian terdapat 2 kelas untuk setiap angkatan kelas. Setiap kelas
terdiri dari 36-38 siswa. Visi SMKN 9 Kabupaten Tangerang adalah:
Pada tahun ajaran 2021/2022, saya diamanatkan untuk mengajar kelas 10 OTKP 1, 10
OTKP 2, 11 FKK 1, 11 FKK 2, 12 AK 1, dan 12 AK 2 untuk mata pelajaran
matematika. Selain melaksanakan kegiatan belajar mengajar, saya pun ditugaskan
untuk menjadi wali kelas 11 FKK 2.
B. Identifikasi Isu
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh para siswa. Mereka
merasa matematika adalah pelajaran yang sangat sulit karena selalu melakukan
perhitungan pada setiap materinya dan semakin merasa sulit ketika perhitungan tersebut
tidak menggunakan angka saja tetapi juga menggunakan huruf atau yang biasa disebut
variabel. Agar para siswa tersebut bisa memahami materi matematika, maka guru perlu
menggunakan metode pembelajaran secara tatap muka. Tetapi karena negara kita masih
mengalami pandemic Covid19, sehingga sebagian sekolah terutama di Kabupaten
Tangerang harus memberikan pembelajaran secara daring agar tidak adanya
pengumpulan massa terutama siswa di sekolah yang dikhawatirkan bisa membentuk
cluster covid baru.. Pembelejaran secara daring ini menggunakan berbagai fasilitas
internet untuk media pembelajarannya seperti Google Classroom, Zoom Meeting,
Google Meet. Pada Google Classroom, guru memberikan materi berupa modul
berbentuk PDF untuk dipelajari oleh para siswa kemudian mereka diminta untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan modul yang telah dipelajari. Selain itu, Sebagian
materi juga diberikan bahan ajar berupa video yang diambil dari Youtube. Kesulitan
yang para siswa hadapi adalah tidak adanya guru atau orang yang membimbing mereka
memahami modul atau video youtube dan mengaplikasinnya kepada tugas yang
diberikan.
Karena membutuhkan internet, pembelajaran secara daring ini pun membutuhkan alat
yang digunakan untuk mengakses internet seperti hp atau laptop. Beberapa siswa sulit
mengikuti pembelajaran dikarenakan mereka tidak mempunyai hp atau laptop sehingga
sering terlambat menerima materi atau bahkan tidak pernah ikut pembelajaran sama
sekali. Para siswa yang tidak mempunyai gawai pendukung ini tidak meminta bantuan
temannya yang satu kelas dan lokasi rumahnya padahal masih bisa dijangkau. Siswa
yang mempunyai gawai pun menghadapi beberapa kendala seperti sinyal dan kuota.
Sebagian siswa ini bertempat tinggal yang lumayan jauh dari menara pemancar
provider telekomunikasi sehingga sering tidak mendapat sinyal untuk mengikuti
pembelajaran. Kuota yang mereka miliki pun terbatas. Para siswa biasanya membeli
kuota sebesar beberapa GB saja untuk satu bulan yang tidak cukup digunakan jika
setiap guru melakukan zoom meeting setiap minggu.
Dari permasalahan-permasalahan di atas, saya menyimpulkan tentang isu-isu yang
perlu dicarikan solusinya dengan menggunakan analisis APKL seperti pada tabel di
bawah ini.
KRITERIA (SKOR)
NO ISU JUMLAH PERINGKAT
A P K L
1 Partisipasi siswa dalam 5 4 4 4 17 2
pembelajaran daring masih
rendah. Siswa sering tidak
mengisi presensi kehadiran.
2 Kurangnya pemahaman siswa 5 5 5 5 20 1
terhadap materi matematika
yang diberikan.
3 Siswa terkendala sinyal atau 5 4 3 3 15 3
kuota untuk mengikuti
pembelajaran
4 Rendahnya kemampuan 5 2 4 3 14 4
berefikir analitis siswa dalam
mengerjakan soal
HOTS/olimpiade
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa isu yang paling dominan untuk dicarikan
solusinya adalah Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi matematika yang
diberikan.
C. PENYEBAB ISU
Faktor-faktor penyebab timbulnya isu kurangnya pemahaman siswa terhadap materi
matematika yang diberikan adalah sebagai berikut
1. Siswa kurang mampu menyerap pelajaran hanya dengan membaca modul. Mata
pelajaran matematika perlu diajarkan secara audio visual agar siswa lebih
memahami materi matematika sehingga perlu adanya seseorang baik guru ataupun
orang lain yang membimbing siswa dalam proses pembelajaran.
2. Guru tidak bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka dan mengawasi setiap
siswa. Pada kondisi pandemi covid yang sedang melanda negeri tercinta ini,
sebagian besar sekolah wajib melaksanakan pembelajaran secara daring. Walaupun
guru mengadakan pembelajaran secara synchronous melalui zoom meeting atau
google meet, beberapa siswa terkendala dengan tidak tersedianya gawai pendukung
seperti hp atau laptop, kurangnya jaringan atau sinyal di wilayah tempat tinggal,
serta tidak ada atau tidak cukupnya kuota yang dibutuhkan.
3. Para siswa tidak melakukan diskusi untuk membahas bersama materi dan tugas
yang diberikan oleh guru. Salah satu dampak dari pembelajaran daring yang cukup
lama adalah para siswa tidak terlalu mengenal dan dekat dengan teman sekelasnya
sehingga mereka akan malu dan enggan untuk belajar bersama dengan teman
sekelasnya.
4. Kurangnya motivasi siswa untuk mempelajari matematika. Bagi sebagian siswa
merasa bahwa matematika tidak dibutuhkan di masa depan. Bagi mereka,
perhitungan dasar seperti penjumlahan dan perkalian saja sudah cukup untuk
dipelajari sehingga mengabaikan materi matematika yang lain yang lebih rumit.
D. GAGASAN KEGIATAN
Untuk menyelesaikan isu di atas, maka perlu ada gagasan ide yang mampu mengatasi
isu tersebut. Gagasan-gagasan ide yang bisa dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran tatap muka yang terjadwal. Pembelajaran tatap muka bisa dilakukan
di rumah dengan menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Satu
kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk menghindari kerumunan
kemudian setiap kelompok akan mengikuti pembelajaran tatap muka di rumah
tertentu sesuai jadwal yang sudah direncanakan. Kelebihan dari gagasan ini adalah
setiap siswa mendapatkan ilmunya langsung dari guru dan bisa diawasi langsung
saat pengerjaan tugas. Namun kekurangannya adalah guru harus bersedia untuk
datang ke rumah yang ditentukan setiap minggunya walaupun jaraknya jauh, dan
guru pun hanya menyediakan alat-alat pendukung yang cukup seperti papan tulis di
setiap rumahnya.
2. Pembelajaran synchronous setiap minggu. Pada hari-hari tertentu pada setiap
minggunya diadakan pembelajaran synchronous melalui zoom meeting atau google
meet. Kelebihan dari gagasan ini adalah guru dan siswa tidak perlu menentukan
tempat untuk mengadakan pembelajaran, cukup di rumah masing-masing. Materi
pun bisa tersampaikan dengan baik karena menggunakan media virtual seperti
powerpoint. Namun kekurangannya adalah tidak semua siswa bisa mengikuti
pembelajaran synchronous ini karena tidak mempunyai hp, tidak ada sinyal atau
tidak mempunyai kuota yang cukup.
3. Pembelajaran Tutor Sebaya. Tutor sebaya adalah pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa teman sebayanya. Siswa biasanya lebih mengetahui kekurangan dari teman-
temannya sehingga bisa menggunakan cara tertentu yang lebih dipahami. Seorang
siswa yang akan mengajari teman-temanya sebelumnya mengikuti pembelajaran
terlebih dahulu oleh gurunya. Siswa ini biasanya dipilih berdasarkan kecerdasan,
nilai, atau yang bisa mengikuti pembelajaran synchronous dari guru. Kelebihan dari
gagasan ini adalah guru bisa mengadakan pembelajaran secara synchronous di
rumah saja dan siswa memiliki seseorang yang bisa membimbing dalam memahami
materi. Kekurangannya adalah siswa yang menjadi tutor harus bertanggung jawab
terhadap keberhasilan dari teman-teman yang dibimbingnya.
Dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari 3 gagasan ide di atas, maka solusi
terbaik yang dipilih adalah Pembelajaran Tutor Sebaya.;
TUGAS KE-1 AGENDA 4
Identifikasi Isu : 1. Partisipasi siswa dalam pembelajaran daring masih rendah. Siswa sering tidak mengisi presensi kehadiran.
Isu yang diangkat : Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi matematika yang diberikan.